Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TAFSIR

“TAFSIR SURAT AL-HAJJ : 18”

DOSEN PENGAMPU

M.SULAEMAN NUR, S.Sos.I.,M.Pd

DI SUSUN OLEH

M.IQBAL FAUZI

HUKUM EKONOMI SYAR’IAH (HES/II)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-MASTHURIYAH

SUKABUMI

TAHUN AKADEMIK

2019-2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan semestinya.. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat kelak, juga tak lupa kepada
keluarga dan para sahabatnya.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT akan limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai salah satu tugas mandiri mata kuliah tafsir dengan sebuah
judul “Tafsir surat al hajj aya 18”.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya
memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh.

Sukabumi, Juni 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
..........................................................................................................................................................i
...........................................................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
...........................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................
C. Tujuan .............................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................
A. Tafsir Surat Al-Hajj Ayat : 18..........................................................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................................................................
B. Saran................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Al-Qur’an adalah kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad
melalui perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah Qur’an berarti bacaan. Namun walau
terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Qur’an sendiri lebih
pada kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.

Umat Islam percaya bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini persis sama dengan yang
disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang
kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur’an tersebut. Secara umum para ulama
menyepakati bahwa versi Al-Qur’an yang ada saat ini, pertama kali dikompilasi pada masa
kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 M.
Utsman bin Affan kemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh
penjuru kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu
dimusnahkan untuk keseragaman.
Al-Qur’an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan tergantung cara
menghitung). Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan
Al-Qur’an, mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur’an dikenal sebagai hafiz
(jamak:huffaz).
Muslim juga percaya bahwa Al-Qur’an hanya berbahasa Arab Pencapaian. Hasil terjemahan
dari Al-Qur’an ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Qur’an itu sendiri. Oleh karena itu
terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al-Qur’an ataupun hasil
usaha mencari makna Al-Qur’an, tetapi bukan Al-Qur’an itu sendiri.
Hadits (bahasa Arab: ‫الحديث‬, ejaan KBBI: Hadis) adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi
Muhammad. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua
pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur’an. Hadits secara harfiah berarti perkataan
atau percakapan. Dalam terminologi Islam istilah hadits berarti melaporkan/ mencatat sebuah
pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad. Namun pada saat ini kata hadits
mengalami perluasan makna, sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka bisa berarti segala
perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW
yang dijadikan ketetapan ataupun hukum. Kata hadits itu sendiri adalah bukan kata infinitif,
maka kata tersebut adalah kata benda.

4
B.Rumusan Masalah

Tafsir Surat Al-Hajj, ayat 18. Apakah kamu tidak mengetahui, bahwa kepada Allah
bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-
gunung, pohon-pohon, dan binatang-binatang yang melata dan sebagian besar dari
manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya

C.Tujuan

Tujuan dari mempelajari tafsir, ialah :memahamkan makna –makna Al- Qur’an, hukum-
hukumnya, hikmat-hikmatnya, akhlaq-akhlaqnya, dan petunjuk-petunjuknya yang lain
untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka dengan demikian nyatalah
bahwa, faidah yang kita dapati dalam mempelajari tafsir ialah : “terpelihara dari salah
dalam memahami Al-Qur’an”

BAB II

5
PEMBAHASAN

Quran Surat Al-Hajj Ayat 18

‫َأَلْم َتَر َأَّن ٱَهَّلل َيْسُج ُد َل ۥُه َم ن ِفى ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو َم ن ِفى ٱَأْلْر ِض َو ٱلَّش ْم ُس َو ٱْلَقَم ُر َو ٱلُّنُجوُم َو ٱْلِج َباُل َو ٱلَّش َج ُر‬
‫َو ٱلَّد َو ٓاُّب َو َك ِثيٌر ِّم َن ٱلَّناِسۖ َو َك ِثيٌر َح َّق َع َلْيِه ٱْلَع َذ اُب ۗ َو َم ن ُيِهِن ٱُهَّلل َفَم ا َل ۥُه ِم ن ُّم ْك ِر ٍم ۚ ِإَّن ٱَهَّلل َيْفَع ُل َم ا‬
‫۩ َيَش ٓاُء‬

Terjemah Arti: Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang
ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-
binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara
manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka
tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia
kehendaki.

Tafsir Quran Surat Al-Hajj Ayat 18

Tidakkah engkau tahu -wahai Rasul-, bahwa seluruh makhluk yang ada di langit dari
kalangan Malaikat dan di bumi dari orang-orang mukmin kalangan jin dan manusia
bersujud kepada Allah dengan sujud ketaatan, juga matahari, bulan, bintang-bintang
langit, gunung-gunung, pepohonan, dan binatang melata semuanya bersujud kepada
Allah dengan sujud ketundukan, dan banyak diantara manusia yang bersujud kepadanya
dengan sujud ketaatan, akan tetapi banyak pula diantara manusia yang enggan bersujud
taat kepada-Nya, sehingga mereka berhak mendapatkan azab Allah lantaran kekafiran
mereka, dan barangsiapa yang ditentukan oleh Allah agar hina dan tercela karena
kekufurannya, maka tidak akan ada seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh
Dia berbuat apa saja yang Dia kehendaki, tidak ada yang memaksanya untuk berbuat
sesuatu.

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.


Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
6
Apakah Kamu (wahai Rasul) belum tahu bahwa sesungguhnya Allah, bersujud
kepadaNya dengan tunduk lagi patuh makhluk yang ada di langit dan yang ada di bumi,
juga matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung, pepohonan, dan hewan yang
bergerak (hidup)? Dan banyak manusia yang bersujud kepada Allah dengan penuh
ketaatan dan kemauan sendiri, yaitu orang-orang Mukmin. Dan banyak juga manusia
yang telah pasti azab akan meninpanya, maka dia adalah seorang yang hina. Dan manusia
manapun yang dihinakan oleh Allah, maka tidak akan ada seorang pun yang dapat
memuliakannya. Sesungguhnya Allah pasti melakukan pada makhluk-makhluk
ciptaanNya apa-apa yang Dia kehendaki sejalan dengan kebijaksanaanNya.

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Tidakkah kamu mengetahui bahwa kepada Allah bersujud dan tunduk segala yang ada di
tujuh langit dan bumi, matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung, orang-orang
beriman yang tunduk dengan kerelaan, dan orang-orang kafir yang tunduk dengan
terpaksa? Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak akan ada yang dapat
memuliakannya, tidak ada yang dapat mengelakkan kehinaan darinya. Allah melakukan
apa yang Dia kehendaki terhadap makhluk-Nya sesuai dengan hikmah-Nya.

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah


pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Universitas Islam Madinah

‫( َأَلْم َتَر َأَّن َهللا َيْسُج ُد َل ۥُه َم ن ِفى الَّسٰم ٰو ِت‬Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah
bersujud apa yang ada di langit) Yakni para malaikat. ‫(َو َم ن ِفى اَأْلْر ِض‬dan apa yang ada di
bumi) Yakni orang-orang beriman dari golongan manusia dan jin. Yang dimaksud
dengan sujud di sini adalah sujud ketaatan yang dilakukan oleh makhluk-makhluk yang
berakal. ‫(َو الَّشْم ُس َو اْلَقَم ُر َو الُّنُجوُم َو اْلِج َباُل َو الَّش َج ُر َو الَّد َو آُّب‬matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-
pohonan, binatang-binatang yang melata) Sujud benda-benda ini adalah sujud kepatuhan
sepenuhnya. ‫ (ۖ َو َك ِثيٌر ِّم َن الَّناِس‬dan sebagian besar daripada manusia) Yakni dan banyak
manusia yang bersujud kepada-Nya dengan sujud ketaatan. ‫( َو َك ِثيٌر َح َّق َع َلْيِه اْلَع َذ اُب‬Dan
banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya) Yakni banyak pula yang
enggan untuk bersujud sehingga layak untuk mendapatkan azab. ‫َو َم ن ُيِهِن ُهللا َفَم ا َل ۥُه ِم ن ُّم ْك ِر ٍم‬
ۚ( Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya)
yakni barangsiapa yang dihinakan Allah dengan menjadikannya orang kafir yang

7
sengsara, maka ia tidak akan mendapatkan orang yang dapat memuliakannya sehingga ia
menjadi orang yang bahagia dan terhormat. Yakni orang-orang yang enggan bersujud
kepada Allah adalah karena mereka menganggap itu sebagai kehinaan dan kerendahan,
padahal sebenarnya itu merupakan kemuliaan bagi orang yang diberi petunjuk oleh
Allah. Dan enggan bersujud karena kesombongan merupakan kehinaan yang diberikan
Allah bagi yang Dia kehendaki. ‫( ِإَّن َهللا َيْفَع ُل َم ا َيَش آُء‬Sesungguhnya Allah berbuat apa yang
Dia kehendaki) Termasuk dalam memuliakan dan menghinakan manusia.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

Apakah kamu tidak mengetahui, bahwa apa yang ada di langit yaitu para malaikat, dan
penduduk bumi yaitu para mukmin dari golongan manusia dan para jin. Serta matahari,
bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata, semua makhluk
dan sebagian besar manusia dengan mengharap rahmat bersujud kepada Allah? Banyak
di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya sebab keengganan mereka untuk
sujud dan keengganan mereka melihat kekuasaan Allah. Barangsiapa yang dihinakan
Allah maka dia dijadikan bergelimang dalam kekufuran dan kesengsaraan. Tidak ada
seorangpun yang akan memuliakannya atau menghilangkan kehinaan mereka.
Sesungguhnya Allah Maha berbuat atas apapun yang Dia kehendaki.

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah

Semua tunduk kepada-Nya. Mereka adalah kaum mukmin dengan ditambah ketundukan
mereka dalam sujud ketika shalat. Mereka adalah kaum kafir, karena mereka enggan
sujud disebabkan tidak ada iman dalam diri mereka. Seperti memuliakan dan
menghinakan.

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

8
Apakah kamu tidak memperhatikan semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi
bersujud kepada Allah, tunduk dan patuh kepada hukum alam ciptaan Allah seperti matahari,
bulan, dan bintang yang setia beredar pada porosnya. Dan juga gunung-gunung, pepohonan,
dan hewan-hewan melata, semuanya menjalani kehidupan secara alamiah mematuhi hukum
alam yang berlaku. Dan demikian juga, banyak di antara manusia yang mematuhi hukum
Allah karena kesadarannya, tetapi lebih banyak lagi manusia yang pantas mendapatkan azab
Allah di dunia maupun akhirat, karena sikapnya yang menolak agama Allah. Barang siapa
dihinakan Allah, karena sikap mereka yang lebih hina dari binatang, maka terhadap manusia
yang bersikap demikian, tidak seorang pun yang akan memuliakannya selain Allah. Sungguh,
Allah berbuat apa saja yang dia kehendaki, memuliakan yang layak dimuliakan atau
menghinakan yang menutup diri dari petunjuk Allah. 19. Pada ayat 17 surah al-'ajj disebutkan
enam golongan manusia, orang beriman, yahudi, nasrani, sabiin, majusi, dan orang-orang
musyrik. Mereka sebenarnya terbagi dua. Inilah dua golongan, mukmin dan kafir, yang
bertengkar tentang keyakinan. Mereka bertengkar mengenai tuhan mereka. Maka bagi orang
kafir yang menolak prinsip tauhid dari lima golongan di atas, akan dibuatkan untuk mereka di
akhirat pa-kaian-pakaian dari api neraka yang membalut tubuh mereka. Selain itu, ke atas
kepala mereka di dalam neraka itu akan disiramkan air yang mendidih hingga tubuh mereka
terkelupas.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dialah yang berhak diibadahi, Mahaesa yang tidak ada
sekutu bagi-Nya. Karena segala sesuatu, baik secara taat atau terpaksa, harus sujud kepada
keagungan-Nya. Dan sujudnya segala sesuatu secara taat atau terpaksa tersebut merupakan
kekhususan bagi-Nya.

Alam tara annallaaHa yasjudlu laHuu man fis samaawaati wa man fil ardli (“Apakah kamu
tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit dan di bumi,”) yaitu
dari kalangan Malaikat yang berada di segala penjuru langit dan hewan-hewan di segala
penjuru, yang terdiri dari manusia, jin, binatang-binatang melata dan burung; wa im min syai-
in illaa yusabbihu bihamdiHi (“Dan tak ada satu pun melainkan bertasbih dengan memuji-
Nya.”) (QS. Al Israa’: 44)

Firman-Nya: wasy-syamsu wal qamaru wan nujuum (“Matahari, bulan, bintang,”) hal ini
disebut untuk menjadi dalil, di mana semua itu disembah selain Allah. Maka, Dia
menjelaskan bahwa semua itu sujud kepada Penciptanya dan semuanya diatur dan
dikendalikan oleh-Nya.

Di dalam ash-Shahihain dari Abu Dzar ia berkata: Rasulullah saw. bersabda kepadaku:
“Apakah engkau tahu ke mana perginya matahari ini?” Aku menjawab: “Allah dan Rasul-
Nya lebih mengetahui.” Beliau pun menjawab: “Sesungguhnya dia pergi, lalu sujud di bawah
‘Arsy, kemudian dia meminta perintah dan dikatakan kepadanya: ‘Kembalilah ke tempat
semula kamu datang.’”

Di dalam al-Musnad, Sunan Abi Dawud, Sunan an-Nasa’i dan Sunan Ibni Majah tentang
hadits kusuf (gerhana), dinyatakan: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua makhluk
ciptaan Allah. Keduanya tidak mengalami peristiwa gerhana karena kematian atau kehidupan

9
seseorang. Akan tetapi, jika Allah menampakkan pada makhluk-Nya, maka makhluk tersebut
akan tunduk dan patuh kepada-Nya.”

Sedangkan sujudnya gunung-gunung dan pohon-pohon adalah dengan miringnya bayangan


keduanya ke kanan dan ke kiri. Ibnu `Abbas berkata: Seorang laki-laki datang dan bercerita:
“Ya Rasulallah, sesungguhnya aku semalam bermimpi bahwa seakan-akan aku shalat di
bawah sebuah pohon. Lalu aku sujud, maka pohon itu pun sujud karena sujudku dan aku
mendengar dia berkata: ‘Ya Allah, catatlah untukku dengan amalan ini di sisi-Mu pahala
yang dapat menghapuskan dosaku dan jadikanlah hal itu sebagai simpanan untukku di sisi-
Mu serta terimalah dariku sebagaimana Engkau menerimanya dari hamba-Mu, Dawud.’”
Ibnu `Abbas berkata: “Lalu Rasulullah membaca ayat Sajdah, kemudian beliau pun sujud dan
aku dengar beliau berdo’a seperti do’anya pohon yang diceritakan laki-laki itu.” (HR. At-
Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya)

Firman-Nya: wad dawaabbu (“Dan binatang-binatang yang melata”) yakni seluruh hewan.
Telah tercantum di dalam hadits dari Imam Ahmad, bahwa Rasulullah saw. melarang
membuat mimbar dari punggung binatang. Betapa banyak kendaraan yang ditunggangi lebih
baik atau lebih banyak berdzikir kepada Allah Ta’ala dari pada penunggangnya.

Firman-Nya: wa katsiirum minan naasi (“Dan banyak di antara manusia,”) yaitu sujud kepada
Allah dalam mentaati-Nya dan ikhtiarnya dalam melaksanakan ibadah. Wa katsiirun haqqa
‘alaiHil ‘adzaab (“Yang telah ditetapkan adzab atasnya,”) yaitu di antara orang yang enggan,
sombong dan membangkang. Wa may yuHinillaaHu famaa laHuu mim mukrimin innallaaHa
yaf’alu maa yasyaa-u (“Dan barangsiapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorangpun yang
memuliakannya. Sesungguh-nya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”)

Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: “Jika Bani Adam membaca ayat Sajdah, syaitan
pun menyingkir, menangis dan berkata: ‘Aduhai celakalah! Bani Adam diperintahkan untuk
sujud, maka ia sujud dan ia pun mendapatkan surga. Sedangkan aku diperintahkan untuk
sujud, akan tetapi aku menolak, maka aku pun mendapatkan neraka.’” (HR.Muslim)

BAB III
PENUTUP

10
A.Kesimpulan

Al-Qur’an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan tergantung cara
menghitung). Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan
Al-Qur’an, mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur’an dikenal sebagai hafiz
(jamak:huffaz).
Muslim juga percaya bahwa Al-Qur’an hanya berbahasa Arab Pencapaian. Hasil terjemahan
dari Al-Qur’an ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Qur’an itu sendiri. Oleh karena itu
terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al-Qur’an ataupun hasil
usaha mencari makna Al-Qur’an, tetapi bukan Al-Qur’an itu sendiri.

B.Saran
Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: “Jika Bani Adam membaca ayat Sajdah, syaitan
pun menyingkir, menangis dan berkata: ‘Aduhai celakalah! Bani Adam diperintahkan untuk
sujud, maka ia sujud dan ia pun mendapatkan surga. Sedangkan aku diperintahkan untuk
sujud, akan tetapi aku menolak, maka aku pun mendapatkan neraka.’” (HR.Muslim)

Semua hal-hal yang merusak citra Islam di mata dunia tidak terlepas dari kurangnya
perhatian umat Islam serta kurangnya pemahaman ajaran Islam di kalangan tertentu, yang
pada akhirnya menyalahgunakan setiap hal tentang Islam guna untuk kepentingan sepihak.
Oleh karena itu sebagai sesam umat Islam kita harus tetap mempertahankan persatuan dan
kesatuan di antara kita agar tidak dapat digoyahkan. Selain itu yang paling penting adalah
memperdalam kajian kita tentang Islam agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dan yang
paling utama harus selalu memperkuatkan keyakinan kita tentang Islam sebagai agama yang
diridhoi Allah SWT

DAFTAR PUSTAKA

11
Kitab Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah

Kitab Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir

Kitab Tafsir Al-Wajiz Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili

Kitab Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Kitab Tafsir Ibnu Kasir

12

Anda mungkin juga menyukai