Anda di halaman 1dari 6

Konsep Manajement Spesimen Abses

SWAB
Adalah salah satu bahan habis pakai yang banyak digunakan dilaboratorium. Swab
biasanya digunakan untuk mengambil sempel mikrobiologi untuk laboratorium industri
dan laboratorium klini

PENYIMPANAN & PENGIRIMAN ANAEROB

Spesimen :

Medium transport anaerob  thioglikolat

 kantong anaerob

Sampel penderita dalam spuit  tidak dianjurkan

Jangan dimasukkan dalam lemari es

 Wadah yang kuat (tidak pecah/ tidak bocor / tidak tumpah). Terbaik bila spesimen
langsung dikirim ke laboratorium pada suhu ruang pemeriksaan/penanaman
dilakukan dalam waktu kurang dari 1 jam.

 Transportasi > 1 jam


spesimen tanpa medium transport harus disimpan dalam 40C, KECUALI untuk
pemeriksaan darah, anaerob, cairan tubuh, swab luka atau curiga infeksi oleh
Haemophilus, Meningokokus, dan Gonokokus.
Gunakan medium transport  diperiksa kurang dari 24 jam.
CAIRAN SEREBROSPINAL

A. pengertian serebrospinal
Cairan serebrospinal (cerebrospinal fluid/CSF) adalah cairan yang menggenangi
otak dan akord tulang belakang. Cairan serebrospinal adalah satu dari tiga komponen
utama di dalam tengkorak, dua lainnya adalah pembuluh darah dan otak itu sendiri.
CSF di produksi oleh pleksus koroid, serangkaian pembuluh darah infolded bahwa
proyek ke dalam ventrikel otak , dan itu diserap ke dalam sistem vena.
Jika produksi melebihi penyerapan, tekanan CSF naik, dan hasilnya
adalah hidrosefalus. Ini proteksi untuk melindungi jaringan otak dan medula spinalis
terhadap trauma atau gangguan dari luar. Pada orang dewasa volume intrakranial kurang
lebih 1700 ml, volume otak sekitar 1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml
(rata-rata 104 ml) dan darah sekitar 150 ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan,
baik ekstra sel maupun intra sel. Rata-rata cairan serebrospinal dibentuk sebanyak 0,35
ml/menit atau 500 ml/hari, sedangkan total volume cairan serebrospinal berkisar 75-150
ml dalam sewaktu. Ini merupakan suatu kegiatan dinamis, berupa pembentukan, sirkulasi
dan absorpsi. Untuk mempertahankan jumlah cairan serebrospinal tetap dalam sewaktu,
maka cairan serebrospinal diganti 4-5 kali dalam sehari. Perubahan dalam cairan
serebrospinal dapat merupakan proses dasar patologi suatu kelainan klinik. Pemeriksaan
cairan serebrospinal sangat membantu dalam mendiagnosa penyakit-penyakit neurologi.
Selain itu juga untuk evaluasi pengobatan dan perjalanan penyakit, serta menentukan
prognosa penyakit. Pemeriksaan cairan serebrospinal adalah suatu tindakan yang aman,
tidak mahal dan cepat untuk menetapkan diagnosa, mengidentifikasi organism penyebab
serta dapat untuk melakukan test sensitivitas antibiotika.
B. Komposisi cairan serebrospinal (CSS)
Cairan serebrospinal dibentuk dari kombinasi filtrasi kapiler dan sekresi aktif dari
epitel. CSS hampir meyerupai ultrafiltrat dari plasma darah tapi berisi konsentrasi Na, K,
bikarbonat, Cairan, glukosa yang lebih kecil dan konsentrasi Ph CSS lebih rendah dari
darah.

C. Fungsi CSS
1. CSS menyediakan keseimbangan dalam sistem saraf. Unsur-unsur pokok pada CSS
berada
dalam keseimbangan dengan cairan otak ekstraseluler
2. CSS mengakibatkan otak dikelilingi cairan, mengurangi berat otak dalam tengkorak
dan
menyediakan bantalan mekanik, melindungi otak dari keadaan/trauma yang mengenai
tulang tengkorak
3. CSS mengalirkan bahan-bahan yang tidak diperlukan dari otak, seperti CO2,laktat, dan
ion
Hidrogen. Hal ini penting karena otak hanya mempunyai sedikit sistem limfatik. Dan
untuk
memindahkan produk seperti darah, bakteri, materi purulen dan nekrotik lainnya yang
akan
diirigasi dan dikeluarkan melalui villi arakhnoid.
4. Bertindak sebagai saluran untuk transport intraserebral. Hormon-hormon dari lobus
posterior hipofise, hipothalamus, melatonin dari fineal dapat dikeluarkan ke CSS dan
transportasi ke sisi lain melalui intraserebral.
5. Mempertahankan tekanan intrakranial. Dengan cara pengurangan CSS dengan
mengalirkannya ke luar rongga tengkorak, baik dengan mempercepat pengalirannya
melalui
berbagai foramina, hingga mencapai sinus venosus, atau masuk ke dalam rongga
subarachnoid lumbal yang mempunyai kemampuan mengembang sekitar 30%.

D. Letak Cairan Serebrospinal.

Secara anatomis, cairan serebrospinal ditemukan dalam ruang-ruang otak (ventrikel otak),
yaitu pada:

– Ruang subarakhnoid
– Ventrikel otak
– Kanal sentralis medula spinalis.

Cairan ini dihasilkan oleh pleksus khoroid yang terdapat pada atap ventrikel ketiga dan ke
empat dan pada dinding medial ventrikel lateral. Cairan serebrospinal dihasilkan secara
aktif dan dalam keadaan normal diimbangi oleh absorbsi kembali ke dalam darah.

Zat Dalam Cairan Serebrospinal.

– Protein.
Protein pada cairan serebrospinal normal mengandung 18-58 mg/dL protein. Peningkatan
protein dapat terjadi akibat infeksi, perdarahan, multiple sclerosis, dan keganasan.
Sedangkan protein yang rendah mungkin ditemukan pada bayi atau anak berusia di
bawah 2 tahun dan pada intoksikasi air. Hipoproteinemia atau hipoalbuminemia tidak
menyebabkan protein cairan serebrospinal menurun.

– Glukosa.
Glukosa pada cairan serebrospinal biasanya sama dengan 2/3 kali glukosa darah orang
yang bersangkutan 2-4 jam sebelumnya. Satu-satunya penyebab peningkatan glukosa
pada cairan serebrospinal adalah diabetes melitus. Namun glukosa cairan dalam kasus ini
tidak pernah melebihi 300 mg/dL. Penurunan glukosa cairan serebrospinal biasanya
disebabkan infeksi. Infeksi bakteri menyebabkan glukosa turun sampai sangat rendah,
namun infeksi virus yang hanya menyebabkan glukosa turun sedikit. Pemeriksaan ini
tidak selalu sensitif menyingkirkan infeksi karena 50% pasien meningitis menunjukkan
kadar glukosa cairan serebrospinal normal.

Cara Pengambilan Sampel cairan serebrospinal

 Tempat pengambilan : Antara os. L3-4 (dewasa) dan anatara os L4-5 (anak)
 Alat yg di gunakan :
- desinfektan kulit (alkohol 70%, povidone iodine 10%)
- duk steril berlubang, plester, handscon steril
- spuit dan jarum
- novokain 0.5% (anastesi lokal lain)
- 2 buah jarum pungsi lumak, no 20-22
- 3 buah botol kecil steril tertutup ulir
- manometer air

 Cara mengambiil spesimen


- beri penjelasan dan inform consent
- penderita terfiksasi (tidak bergerak-gerak)
- posisi miring dan membungkuk (kepala hampir menyentuh lutut
- desinfeksi kulit anatara kulit iliaca kanan dan kiri
- tusukkan jarum antara L3-4 atau L4-5
- saat cairan otak menetes
- ukur tekanan CSS (normal 60-200 mmH2O)
- tampung CSS kira-kira 1 ml
- lebih baik “Bed Site” culture
- tidak boleh masuk lemari es dan segera kirim ke laboratorium.

Soal Konsep manejement spesimen Abses

1. Jelaskan pengertian spesimen Abses

 Merupakan suatu prses pengambilan cairan luka pada infeksi yang diderita oleh psien
sebagai bhan penelitian pada laboratorium. Hal ini dilakukan agar mengetahui sejauh
mana infeksi yang dilami oleh pasien.

2. Bagaimana cara pengambilan spesimen Abses?


 Dengan melalukan prosedur pengambilan dasar dari luka dngan aspirasi, swb,
keroan, biopsi.

3. Kriteria spesimen yang baik untuk pemeriksaan kuman anaerob?

 Spesimen yang baik diambil secara tepat (aspirasi atau biopsi jaringan swab)
 Tidak tercemar oleh mikroba yang tidak diinginkan
 Terhindar dari kontak dengan udara.
 Menggunakan media transport anaerob (bila perlu)

4. Apa saja alat yang digunakan dalam pengambilan spesimen CSF?

 Desinfektan kulit
 Duk steril berlubang, plester, handscon steril

5. Dimana tempt pegambilan CSF?

 Antara OS (3-4 (dewasa) dan antara OS 4-5 (anak-anak)

Anda mungkin juga menyukai