Anda di halaman 1dari 38

ANTIBIOTIK

dan
INFEKSI
William Adisurya Prasetyo

by. williamadisuryaprasetyo
outline
Penggolongan Antibiotik Infeksi Parasit
( Malaria – Cacing )
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
( AOM – Faringitis – Sinusitis) Infeksi Saluran Kemih
( Cystitis – Pyelonefritis )
Infeksi Saluran Pernafasan Bawah
(Pneumonia – TBC – TB MDR ) Infeksi Menular Seksual
( Sifilis – Gonorrhea – Chlamydia –
Infeksi Saluran Pencernaan Trichomoniasis – Herpes Genital –
( Peptic Ulcer – H. Pylori – Diare ) Candidiasis )

Infeksi Jamur Superfisial HIV – AIDS


Penggolongan Antibiotik
Luas Aktivitas Mekanisme Kerja
Antibiotik Spektrum Sempit (Narrow Spectrum) Terdiri dari 6 Mekanisme Kerja :
Antibiotik Spektrum Luas (Broad Spectrum) Inhibisi Sintesis Dinding Sel
Inhibisi Sintesis Protein
Inhibisi Sintesis DNA
INHIBISI SINTESIS DINDING SEL Inhibisi Sintesis RNA
1. Antibiotik Beta-Laktam Inhibisi Sintesis Asam Mikolat
2.Antibiotik Non Beta-Laktam Inhibisi Sintesis Asam Folat

Antibiotik Beta-Laktam : Antibiotik NON Beta-Laktam :


1. Penisilin 1. Glikopeptida / Polipeptida
2.Sefalosporin
3. Carbapenem
4.Monobactam
5. Beta-Laktamase Inhibitor
Antibiotik Beta-Laktam
1. Penisilin
• Penisilin G / V • Ampicillin • Ticarcillin
• Methicillin • Amoxycillin • Piperacillin
2.Sefalosporin
Generasi I : Generasi II : Generasi III : Generasi IV : Generasi V :
• Ceftriaxone
• Cefazoline • Cefaclor • Cefixime
• Cefoperazone
• Cefepime • Ceftobiprole
• Cefadroxil • Cefamandol • Ceftazidime • Cefpirome • Ceftaroline
• Cefalothine • Cefuroxime • Cefotaxime
• Cefaloridine • Cefpodoxime
• Cephalexine • Ceftizoxime
3.Carbapenem : 4.Monobactam : 5.Beta-Laktamase Inhibitor :
• Doripenem • Aztreonam • Asam Klavulanat – Amoxycillin
• Imipenem • Sulbactam – Ampicillin
• Meropenem • Tazobactam – Piperacillin
• Ertapenem
Glikopeptida :
• Vancomycin * * Sensitif terhadap bakteri MRSA
Antibiotik NON Beta-Laktam • Bacitracin (Methicilin Resistant Staphylococcus
• Polymixin B Aureus) by. williamadisuryaprasetyo
Inhibisi Sintesis Protein
Inhibisi Sintesis pada Ribosom 30 S Subunit Inhibisi Sintesis pada Ribosom 50 S Subunit
1.Aminoglikosida : 1.Matrolida : 3.Lincosamide :
• Amikasin • Eritromisin • Clindamycin
• Gentamisin • Azitromisin • Lincomycin
• Neomisin • Klaritromisin
• Streptomisin
• Tobramisin 2.Chloramphenicol : 4.Oxazolidonone
2.Tetrasiklin : • Kloramfenikol • Linezolide *
• Doxycycline • Tiamfenikol
• Minocycline
• Tetracycline
• Oxytetracycline

by. williamadisuryaprasetyo
Inhibisi Sintesis DNA
1.Fluoroquinolon : 2.Quinolon 3.Metroimidazole
• Ciprofloxacin • Ofloxacin • Asam Nalidixat • Metronidazole
• Norfloxacin • Moxifloxacin • Asam Pipemidat
• Levofloxacin • Gemifloxacin

Inhibisi Sintesis RNA Inhibisi Sintesis Asam Mikolat Inhibisi Sintesis Asam Folat
Rifampicin Isoniazide Cotrimoxazole
Trimetoprime + Sulfametoxazole
TMP + SMZ
1:5
Single Strength : 80 mg + 400 mg
Double Strength : 160 mg + 800 mg

by. williamadisuryaprasetyo
Apakah yang dimaksud dengan Alergi Tipe 1 ?
Apakah efek samping khas dari antibiotik golongan Aminoglikosida?
Apakah efek samping khas dari antibiotik golongan Tetrasiklin?
Apakah efek samping khas dari antibiotik golongan Kloramfenikol?
Apakah efek samping khas dari antibiotik golongan Fluoroquinolon?
Apakah efek samping khas dari antibiotik golongan Cotrimoxazole?
Dari semua antibiotik yang telah dibahas, manakah antibiotik yang
di-kontraindikasi-kan untuk ibu hamil?

by. williamadisuryaprasetyo
by. williamadisuryaprasetyo
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
3 penyakit yang dibahas, yaitu : Akut Otitis Media, Faringitis, dan Sinusitis
Guideline Terapi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : Terapi untuk Pasien Baru dan Terapi untuk Pasien
Gagal / Kambuh
Terapi untuk Pasien Baru :
Jenis Infeksi First Line Alergi Tipe 1 Alergi Penicillin
AOM
Amoxycilin Makrolida / Clindamycin Sefalosporin :
FARINGITIS Cefixime, Cefdinir,
Anak : Cefuroxime, atau
Amoxy-clav
SINUSITIS Levofloxacin / (Clindamycin + Cefixime) Ceftriaxone
Dws : Doxycyclin
Dws : Doxycyclin / Levofloxacin
Terapi untuk Pasien Gagal / Kambuh :
Jenis Infeksi First Line Alergi Tipe 1 Alergi Penicillin
AOM
Amoxy-clav Makrolida / Clindamycin
FARINGITIS Sefalosporin :
Amoxy-clav DT Cefixime, Cefdinir,
Anak :
Dws : Cefuroxime, atau
Levofloxacin / (Clindamycin + Cefixime)
SINUSITIS Fluoroquinolon / Ceftriaxone
(Clindamycin +
Dws : Doxycyclin / Levofloxacin
Cefixime)
Infeksi Saluran Pernafasan Bawah
COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA
RAWAT JALAN RAWAT INAP
Sebelumnya Sehat (Baru Pertama Kali) NON ICU ICU
Komorbid
Lansia Non Pseudomonas Pseudomonas

• CAP (Community Acquired Pneumonia) Rawat Jalan


– Sebelumnya Sehat : Doxycycline → Makrolida
– Komorbid :
Mono terapi Fluoroquinolon
Kombinasi Makrolida + (Amox DT / Amoxy-clav DT / Sefalosporin)
– Lansia : Monoterapi Sefalosporin atau Kombinasi Piperacillin + Tazobactam
• CAP (Community Acquired Pneumonia) Rawat Inap
– Non ICU : Monoterapi Fluoroquinolon
Kombinasi Makrolida + (Sefalosporin / Ampi – Sulbactam / Ertapenem)
– ICU :
Non Pseudomonas : Kombinasi (Makrolida / Fluoroquinolon) + Sefalosporin
Pseudomonas : Kombinasi Fluoroquinolon + (Sefalosporin / Pipera – Tazobactam / Imipenem /
Meropenem)
by. williamadisuryaprasetyo
TUBERCULOSIS
Ada berapa tes diagnosis yang dapat dilakukan?
1. Sputum / Dahak
Apa yang diperiksa dari dahak pasien? BTA, yaitu Basil Tahan Asam.
Berapa kali pengambilan dahak? Kapan saja pengambilannya?
2 kali pengambilan dahak, yaitu Sewaktu dan Pagi
Apabila diagnosis telah ditegakkan dan pasien menjalani terapi OAT, apakah selama
terapi OAT (6 bulan) perlu pengambilan dahak lagi? Jika ya, kapan saja?
• Akhir bulan ke – 2 Apabila gagal, apa yang perlu dilakukan ?
• Akhir bulan ke – 5 ( – ) (+) Lakukan TCM (Tes Cepat Molekular), yaitu
• Akhir bulan ke – 6 ( – ) (+) sebuah tes untuk menilai apakah Sensitif atau
Sembuh Gagal Resisten terhadap Rifampicin.
Apabila Sensitif terhadap Rifampicin, maka pengobatan dilanjutkan sampai bulan ke-9.
Apabila Resisten terhadap Rifampicin, maka rejimen diubah menjadi TB RR
2. Foto Thorax
3. Mantoux Skin Test
Apa yang disuntikkan untuk melakukan diagnosis ini?
PPD 2 TU, sebanyak 0,1 mL, Intrakutan
4. ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay)
5. IGRA by. williamadisuryaprasetyo
Regimen Umum :
• Kategori 1 – Pasien Baru
2 HRZE (Fase Intensif) dilanjutkan 4 H3R3 (Fase Lanjutan)
• Kategori 2 – Kekambuhan / Pengobatan Kembali setelah Putus
2 HRZE+S dilanjutkan 1 HRZE dilanjutkan 5 H3R3E3
• Kategori Anak
2 HRZ dilanjutkan 4 HR
• TB dan HIV
2 HRZE dilanjutkan 4 HR / 4 HRE
Yang mana lebih dulu diminum? Obat TB atau ARV?
Obat TB diminum lebih dulu, 2 – 8 minggu setelahnya ditambah obat HIV
• Ibu Hamil
Kategori 1 – Semua OAT aman, kecuali Aminoglikosida karena termasuk
kategori D.

by. williamadisuryaprasetyo
Keterangan :
• R (Rifampisin) – 10mg / kgBB
ES : Urine merah, Gang. GI, Flu like Syndrome,
Gang. Fungsi Hati, Anemia Hemolitik
• H (INH / Isoniazid) – 5 sampai 10mg / kgBB
ES : Neuropati Perifer, Gang. Fungsi Hati, Kejang
• Z (PZA / Pyrazinamide) – 20mg sampai 30mg / kgBB
ES : Gang. Fungsi Hati, Gout Arthritis, Gang. GI.
• E (Ethambutol) – 15mg sampai 20mg / kgBB
ES : Gang. Penglihatan (Buta warna Merah dan Hijau).
• S (Streptomycin) – 15mg / kgBB
ES : Ototoksik – Gang. Pendengaran dan Keseimbangan, Nefrotoksik

by. williamadisuryaprasetyo
TB MDR – Multi Drugs Resistance • Gol. 4 (obat Bakteriostatik lini kedua) :
• Gol. 1 (obat lini pertama) : – Etionamid (Eto) – Terizidon (Trd)
– Rifampisin (R) – Ethambutol (E) – Protionamid (Pto) – Para Amino
– Isoniazid (H) – Streptomisin (S) Salisilat (PAS)
– Pyrazinamide (Z) – Sikloserin (Cs)
• Gol. 2 (obat suntik lini kedua) : • Gol. 5 (obat yang belum diketahui
– Kanamisin (Km) – Capreomisin (Cm) efikasinya) :
– Amikasin (Am) – Clofamizin (Cfz) – Clarithromycin (Clr)
• Gol. 3 (Fluoroquinolon) : – Linezolide (Lzd) – Imipenem (Ipm)
– Levofloxacin (Lfx) – Moxifloxacin (Mfx) – Amoxy-clav (Amx/Clv))

Regimen Standar Resisten Rifampicin :


Km + Eto + Lfx + Cs + Z + E + H (Fase Intensif) – dilanjutkan –
Lfx + Eto + Cs + Z + E + H (Fase Lanjutan)
Apabila alergi Kanamisin (Km), Km ganti Capreomisin (Cm).
Apabila alergi Fluoroquinolon, Lfx ganti : Moxiflox(Mfx) + PAS
Lama Pengobatan
Pasien Baru : 8 bulan F. Intensif + 12 bulan F. Lanjutan.
Pasien Ulang : 12 bulan F.Intensif + 12 bulan F. Lanjutan, by. williamadisuryaprasetyo
Pojok Efek Samping :
• Neuropati Perifer : Cs, Km, Eto, Lfx
Dapat ditambahkan Vit. B6 dengan dosis sampai 200mg. Dapat ditambahkan
juga Amitryptiline.
Bila gejala berat, Cs dapat diganti dengan PAS.
• Nyeri Sendi / Artralgia : Z, Lfx
Dapat ditambahkan NSAID juga Allopurinol (↑ Asam Urat)
• Gang. Pendengaran : Km, Cm
• Gang. Tidur : Lfx, Mfx
Dapat diberikan pagi hari atau + Diazepam.
• Depresi : Cs, Lfx, Eto
Dapat ditambahkan Amitryptiline atau SSRI
• Gang. Psikotik (Suicidal Tendency) : Cs
Dapat ditambahkan Haloperidol 5mg
• Tendisitis (Ruptur Tendon) : Lfx DT
Dapat diberikan Aspirin atau Ibuprofen

by. williamadisuryaprasetyo
by. williamadisuryaprasetyo
Terduga TB

TCM

MTB Negatif TB Rifampicin TB Rifampicin Resisten


Sensitif
Penatalaksanaan Uji Kepekaan Obat
yang Sesuai Pengobatan TB
dengan OAT Lini 1 Kriteria Pengobatan TB RO Jangka Pendek :
1. Tidak resistan terhadap fluorokuinolon
2. Tidak ada kontak dengan pasien TB pre/XDR
Panduan Standar Jangka Pendek
3. Tidak pernah mendapat OAT lini kedua selama ≥ 1
bulan
4. Tidak ada resistansi atau dugaan tidak efektif
terhadap OAT paduan jangka pendek (kecuali INH)
Panduan Standar Jangka Panjang 5. Tidak hamil ataupun menyusui
6. Bukan kasus TB paru berat
7. Bukan kasus TB ekstra paru berat
8. ODHA
9. Anak usia >6 tahun
by. williamadisuryaprasetyo
Pengelompokkan Obat TB RO
Grup A : Grup C :
Levofloxacin (Lfx) / Ethambutol (E)
Moxifloxacin (Mfx) Delamanid (Dlm)
Bedaquiline (Bdq) Pyrazinamide (Z)
Linezolide (Lzd) Imipenem-Silastatin (Ipm-Cln)
Meropenem (Mpm)
Grup B :
Amikasin (Amk) /
Clofazimine (Cfz)
Streptomisin (S)
Sikloserin (Cs) /
Etionamid (Eto) /
Terizidone (Tzd)
Protionamid
Para Aminosalicylic Acid (PAS)
Panduan Standar Jangka Pendek

4 / 6 Bdq (6 bulan) + Eto + Lfx + Cfz + Z + E + Hdt 5 Lfx + Cfz + Z + E

Panduan Standar Jangka Panjang

6 Bdq + Lfx/Mfx + Lzd + Cfz + Cs 14 Lfx/Mfx + Lzd + Cfz + Cs


Panduan Standar Jangka Pendek

TB Resisten Rifampicin : BTA (+++)


4 bulan (Fase Intensif) Bdq (6 bulan) + Eto + Lfx + Cfz + Z E Hdt

Setelah 4 bulan, dilakukan Pengambilan Dahak


BTA (+++) → BTA (++-) : Terjadi Konversi
Pasien pindah rejimen ke Fase Lanjutan
5 Lfx + Cfz + Z + E + Bdq (2 bulan)

BTA (+++) → BTA (+++) : Tidak terjadi Konversi


+ 2 bulan (Fase Intensif) Bdq + Eto + Lfx + Cfz + Z E Hdt
Setelah 6 bulan, pasien pindah rejimen ke Fase Lanjutan
5 Lfx + Cfz + Z + E

by. williamadisuryaprasetyo
Infeksi Saluran Kemih
INFEKSI SALURAN KENCING BAWAH (Cystitis Non Komplikata)
Gejala : – Disuria (nyeri berkemih) – Nocturia (berkemih di malam)
– Hematuria (darah dalam urine) – ↑ frekuensi berkemih
– Nyeri Suprapubic – Urgency (sulit menahan kencing)

Regimen :
Wanita : Fosfomycin atau Nitrofurantoin
Kehamilan : Penisilin, Sefalosporin, Fosfomycin, atau Nitrofurantoin
(cat : Nitrofuranoin tidak boleh pada pasien dengan defisiensi G6PD –
Hemolisis)
Pria : TMP – SMZ atau Fluoroquinolon
Anak : TMP – SMZ, Sefalosporin, Amoxycilin, Amoxy-Clav.
Tidak dapat diberikan Sefalosporin gen. 3 – tinggi resistensi.
Jangan berikan Loop Diuretik + Sefaloporin = Nefrotoksik !!
Penyesuaian dosis apabila GFR < 20ml/menit.
by. williamadisuryaprasetyo
INFEKSI SALURAN KENCING ATAS (Pyelonefritis Non Komplikata)
Gejala : – Demam (> 38,3 C) – Mual / Muntah
– Malaise – Nyeri panggul parah
Regimen :
Fluoroquinolon, Cotrimoxazole, atau Sefalosporin (Intravena)
Jangan berikan Nitrofurantoin atau Fosfomycin karena tidak mencapai tingkat
jaringan ginjal !!
Apabila terdapat kasus MDR, berikan (Imipenem + Cilastastin) atau Meropenem.

INFEKSI SALURAN KENCING ATAS (Pyelonefritis Komplikata)


Disertai dengan Diabetes, Imunosupresi, atau kelainan anamoti saluran kemih.
Regimen :
Aminoglikosida (+ Amox atau + Sefalosporin gen. II / III)
Tidak dapat diberikan Amox, Co-Amox, TMP-SMZ, Fluoroquinolon – tinggi
resistensi.

by. williamadisuryaprasetyo
Infeksi Saluran Pencernaan
PEPTIC ULCER
• Peptic Ulcer induced by NSAID
PPI
• GERD
PPI (2 – 8 minggu)
• Helicobacter Pylori
Regimen :
Kombinasi 3 obat
PPI + Clarithromycin + (Amoxycillin / Metronidazole)
Kombinasi 4 obat
PPI + Bismuth Subsalisilat + Metronidazole + Tetrasiklin

by. williamadisuryaprasetyo
DIARE
Mikroorganisme Pilihan Antibiotik
Penyebab Anak Dewasa
1st : Doxycyclin, Cotrimoxazole
Vibrio cholerae Azithromycin, 2nd : Ciprofloxacin, Azithromycin, Ceftriaxone
Erythromycin
Campilobacter Ciprofloxacin , Azithromycin

E. Coli, Shigella Ciprofloxacin, Azithromycin


Azithromycin,
Salmonella Non- Ceftriaxone
Ciprofloxacin, Azithromycin, Cotrimoxazole
typhoidal
Ampicilin,
Salmonella typhii Amoxycilin, 1st : Chloramphenicol, Cotrimoxazole
(Demam Tifoid) Cefixime, 2nd : Sefalosporin, Floroquinolon
Ceftriaxone, Ibu Hamil : Ampicilin, Amoxycilin
Chloramphenicol
Clostridium dificile,
Entamoeba Metronidazole Metronidazole, Vancomycin (gejala parah)
histolitica by. williamadisuryaprasetyo
Infeksi Parasit
MALARIA • Profilaksis
• Penyebab : Berikan Doxycycline 100 mg/hari.
Malaria Tropika : Plasmodium falciparum Diminum selama 1 hari sebelum berangkat,
Malaria Tertiana : Plasmodium vivax selama berada di daerah endemik, dan 4
Malaria Quartana : Plasmodium malariae minggu setelah kembali dari daerah
endemik.
Bagaimana dengan profilaksis untuk Ibu
Hamil? Mefloquine
Jenis Plasmodium First Line Second Line
P. Falciparum Kina + (Doxycycline/Tetracycline) + Primakuin
DHP +
P. Vivax
Primakuin Kina + Primakuin
P. Ovale
P. Malariae DHP 1 kali sehari selama 3 hari
Ket :
DHP merupakan Fixed Dose Combination dari Dihidroartemisin 40mg + Piperaquin 320mg
Terkadang di soal DHP dituliskan ACT.
by. williamadisuryaprasetyo
Kondisi Khusus :
• Ibu Hamil : Tidak diberikan Primakuin
Usia Kandungan TM 1 – 3 : Diberikan DHP (3 hari)
• Malariat Berat : Inj. Artesunat atau Kina Drip I.V
INFEKSI CACING
Jenis Cacing Terapi
Cacing Tambang (Hookworm / Mebendazole / Albendazole (Puskesmas)
Nematoda / Necator) Second : Pyrantel Pamoat
First : Levamisol – Second : Albendazole / Mebendazole
Cacing Gelang (Ascariasis)
Third : Pyrantel Pamoat / Piperazine
Cacing Kremi (Enterobiasis / Albendazole / Mebendazole
Oxyuris) Second : Pyrantel Pamoat / Piperazine
First : Ivermectin
Caing Benang (Strongiloides)
Second : Albendazole, Tiabendazole
First : Niklosamid
Cacing Pita (Taenia)
Second : Prazikuantel
Cacing Hati (Skistosoma) Prazykuantel
Kaki Gajah (Filariasis)
First : Dietilkarbamazin (kat. X) dikombinasi dengan
Loa Loa, Wuchereria bancrofti,
Albendazole
Brugia malayi
by. williamadisuryaprasetyo
SIFILIS (Treponema pallidum) – Primer, Sekunder, Laten
First Line : Benzatin Penicillin G 2,4 juta unit (SD)
Prokain Benzil Penicillin 600.000 unit tiap 24 jam – 10 hari
Penicillin Allergic : Doxycycline 100 mg tiap 12 jam – 14 hari
Tetracyline 500 mg tiap 6 jam – 14 hari
Second Line : Doxycycline 100 mg tiap 12 jam – 30 hari
Erythromycin 500 mg tiap 6 jam – 30 hari
GONORRHEA (Neisseria gonorroeae)
First Line : Cefixime 400 mg (SD) + Doxycycline 100 mg tiap 12 jam – 7 hari
Second Line : Ceftriaxone 250 mg IM + Doxycycline 100 mg tiap 12 jam – 7 hari
Third Line : [Cefixime 400 mg (SD) / Ceftriaxone 250 mg IM] + Azithromycin 1 g (SD)
Anak Newborn : Ceftriaxone / Erythromycin Eye Oint
Ibu Hamil : Ceftriaxone
CHLAMYDIA (Chlamydia tracomatis)
First Line : Azithromycin 1 g (SD) atau Doxycyclin 100 mg tiap 12 jam – 7 hari
Second Line : Erythromycin 500 mg tiap 6 jam – 7 hari
Levofloxacin 500 mg tiap 24 jam – 7 hari
Ofloxacin 300 mg tiap 12 jam – 7 hari
Ibu Hamil : Azithromycin 1 g (SD) atau Amoxycilin 500 mg tiap 8 jam – 7 hari
Newborn : Erythromycin 50 mg / kgBB / hari – terbagi 4 dosis – 14 hari
by. williamadisuryaprasetyo
TRICHOMONIASIS (Trichomonas vaginalis)
First Line : Metronidazole 2 g (SD)
Tinidazole 2 g (SD)
Second Line : Metronidazole 500 mg tiap 12 jam – 7 hari
Persistant / Recurrent : Metronidazole 500 mg tiap 12 jam – 7 hari
Metronidazole 2 g tiap 24 jam – 7 hari
Ibu Hamil : Metronidazole 2 g (SD)
Tinidazole 2 g tiap 24 jam – 7 hari
HERPES GENITAL
First Line : Acyclovir, Valacyclovir, Famciclovir
CANDIDIASIS
First Line : Myconazole, Clotrimazole, Fluconazole, Itraconazole
Second Line : Nystatin

First : Sediaan Topikal


Second : Sediaan Oral – Fluconazole 150 mg (SD)
Third : Sediaan Topikal + Fluconazol 1 x 150 mg selama 3 hari

by. williamadisuryaprasetyo
HIV/AIDS
Regimen Terapi : Kombinasi 2 NRTI + 1 NNRTI
NRTI NRTI NNRTI
Tenofovir (TDF) Lamivudine (3TC) Nevirapine (NVP)
Zidovudine (AZT) Emtricitabine (FTC) Efavirenz (EFV)
Stavudine (d4T) Dolutegravir (DTG)

Tenofovir (TDF) Nevirapin

Lamivudine (3TC)
Zidovudine (AZT) Efavirenz

Dari bagan di samping terdapat 4 kombinasi regimen, yaitu :


1. TDF + 3TC + EFV Pilihan untuk Dewasa dan Anak > 5 tahun
2.TDF + 3TC + NVP
3. AZT + 3TC + NVP Pilihan untuk Ibu Hamil
4.AZT + 3TC + EFV Pilihan untuk TB – HIV dan Anak < 5 tahun
Yang manakah yang menjadi pilihan pertama nya? by. williamadisuryaprasetyo
Penggolongan Obat dan Pojok Efek Samping :

GOLONGAN OBAT EFEK SAMPING


Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
Abacavir Hipersensitivitas
Emtricitabine (FTC) Pigmentasi
Lamivudine (3TC) Sakit kepala, Pankreatitis
Stavudine (d4T) Lipoatrofi, Neuropati
Tenofovir (TDF) Toksisitas ginjal / Nefrotoksik
Zidovudine (AZT) Anemia, Neutropenia, Myopati
Non – Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI)
Delavirdine Ruam, ↑ hasil tes hati
Gang. SSP, Teratogenik (kat. D).
Efavirenz (EFV) Tidak boleh digabung dengan
makanan berlemak
Nevirapine (NVP) Ruam, Hepatotoksik
by. williamadisuryaprasetyo
Protease Inhibitor (PI)
Atazanavir Ruam
Lopinavir (Lpv) Hiperlipidemia
Ritonavir Intoleransi GI

Catatan :
1. Jangan berikan TDF apabila :
Creatinine Clearance < 50 mL/min
Pasien dengan DM lama
HT tidak terkontrol
Gagal Ginjal
2. Jangan berikan AZT apabila nilai Hemoglobin (Hb) < 10 gr/dL
3. Profilaksis bayi lahir dari ibu (+) :
Zidovudine selama 6 minggu.
Pemberian pertama max diberikan 6 jam setelah kelahiran.

by. williamadisuryaprasetyo
Infeksi Jamur Superfisial
Tatalaksana : gunakan antijamur topikal, bila terdapat inflamasi / peradangan kulit dapat
ditambahkan steroid topikal.
Pilihan pertama antijamur adalah sediaan topikal. Apabila infeksi jamur terjadi di kulit
kepala (daerah berambut) atau kuku, maka harus diberikan antijamur oral (sistemik).

Infeksi Tinea : Sediaan topikal dari : Terapi Sistemik : Sediaan oral dari :
Clotrimazole Fluconazole
Ketoconazole Griseofulvine
Myconazole Itraconazole
Nistatin Ketoconazole
Terbinafine Terbinafine

Onychomycosis (Jamur di kuku)


First Line : Itraconazole (oral), Terbinafine (oral)
Second Line : Griseofulvine, Ciclopirox (kutex)

by. williamadisuryaprasetyo
Seorang pasien, laki-laki, usia 53 tahun, dirawat di suatu rumah sakit dengan
diagnosa diare infeksi. Gejala yang dirasakan pasien adalah tidak dapat minum
sendiri dan feses seperi air cucian beras. Hasil uji kultur pada feses ditemukan
bakteri V. cholerae. Dokter dan apoteker berdiskusi untuk menentukan antibiotik
lini pertama yang akan diberikan pada pasien. Apakah antibiotik yang tepat di
rekomendasikan?
Amoxcicillin 500 mg Cefixime 100 mg
Ciprofloksasin 500 mg Azythromicyn 1 g
Doxycyclin 300 mg
Seorang pasien, perempuan, usia 24 tahun, didiagnosa dokter mengalami dysentri
dan selanjutnya dirawat di suatu rumah sakit. Hasil kultur menunjukkan bahwa
penyebab infeksi adalah Shigella Spp. Riwayat pengobatan sebelumnya
menunjukkan bahwa pasien alergi terhadap antibiotik golongan Sulfa dan
fluroquinolon. Dokter berkonsultasi dengan apoteker untuk pemilihan
antibiotiknya. Apakah antibiotik yang tepat direkomendasikan?
Cefadroksil TMP-SMZ
Norfloksasin Siprofloksasin
Azithromisin by. williamadisuryaprasetyo
Seorang pasien, laki-laki, usia 40 tahun didiagnosa dokter di suatu rumah sakit mengalami
diare infeksi. Pasien mengalami diare dengan frekuensi 8 kali sehari, disertai demam sejak
satu hari yang lalu, dan nyeri abdomen. Hasil culture bakteri menyimpulkan bahwa pasien
terinfeksi bakteri Clostridium deficille dan dokter meminta rekomendasi antibiotik yang
tepat untuk pengobatan pasien. Apaka antibiotik yang tepat diberikan untuk pasien
tersebut?
Ciprofloxacine Kotrimoxazole
Metronidazole Tetracycline
Amoxicillin
Seorang pasien, perempuan, usia 30 tahun, penderita diare infeksi, mendapatkan resep
dokter sebagai berikut:
R/ Cotrimoxazole tab no. X – S. 2 d d tab I
R/ Oralit no. X – S. uc
Apoteker menanyakan beberapa informasi kepada pasien untuk menghindari DRP’s pada
pasien. Apakah informasi yang relevan ditanyakan kepada pasien untuk mencegah DRP’s
pada pasien tersebut?
Apakah sedang menggunakan pil KB?
Apakah sedang hamil?
Apakah sedang menyusui?
Apakah sedang menggunakan obat hormonal?
Apakah ada riwayat alergi terhadap obat golongan penisilin? by. williamadisuryaprasetyo
Seorang pasien, perempuan, usia 28 tahun, hamil trimester pertama, dirawat di
suatu rumah sakit karena positif terinfeksi malaria (RDT+). Dokter dan apoteker
berdikusi untuk menetapkan pengobatan untuk pasien tersebut. Apakah obat
yang tepat direkomendasikan untuk mengobati pasien tersebut?
Amodiakuin dan Artesunat Kina dan Clindamycin
Artesunat dan Primakuin Dihidroartemisin + Piperaquin
Primakuin dan Amodiakuin
Seorang pasien, laki-laki, usia 50 tahun, didiagnosa mengalami HIV/AIDS dengan
coinfeksi TBC. Saat ini Hasil laboratorium menunjukan jumlah CD4 250 Sel/mm3.
Dokter meminta saran apoteker terkait dengan pilihan obat untuk pasien. Apakah
anti-HIV yang tepat disarankan kepada dokter untuk pasien tersebut?
AZT + 3TC + NVP AZT + NVP + TDF
AZT + 3TC + EFV TDF + NVP + FTC
TDF + AZT + EFV

by. williamadisuryaprasetyo
Seorang pasien, perempuan, usia 31 tahun, menikah, penderita HIV AIDS selama 2
tahun, berkonsultasi ke dokter di suatu rumah sakit untuk pengobatan
penyakitnya. Saat ini, pasien tengah hamil usia 3 minggu. Dokter meminta
pendapat apoteker mengenai kombinasi ARV yang akan digunakan untuk pasien
ini. Apakah ARV yang tepat untuk rekomendasikan kepada dokter untuk
pengobatan pasien tersebut?
AZT + 3TC + NVP ZDV + NVP + TDF
AZT + 3TC+ EFV TDF + NVP + FTC
TDF + AZT + EFV

Seorang pasien perempuan berusia 45 tahun didiagnosis HIV dengan stadium


klinik 3 dan nilai CD4 150 sel/mm3. Dokter akan pemberian terapi profilaksis
untuk mencegah munculnya infeksi oportunistik dan berdiskusi dengan apoteker
untuk pemilihan antibiotiknya. Apakah antibiotik yang tepat direkomendasikan?
Clindamisin Metronidazol
Siprofloksasin Kotrimoksazol
Ketokonazol by. williamadisuryaprasetyo
Seorang pasien, usia 32 tahun, ibu hamil (usia kehamilan 5 bulan), didiagnosa dokter di suatu
rumah sakit mengalami ISK non komplikata. Dokter akan meresepkan antibiotik untuk
pasien dan meminta rekomendasi pada apoteker mengenai obat yang tepat dan aman untuk
pasien karena pasien memiliki riwayat alergi dengan antibiotik golongan beta laktam.
Apakah antibiotik yang tepat direkomendasikan?
Amoksisilin Kotrimoksazol
Amoksiklav Nitrofurantoin
Cephalexin

Seorang apoteker di suatu rumah sakit melakukan skrining resep untuk seorang pasien
(perempuan, usia 24 tahun, ibu hamil usia 10 minggu, penderita infeksi saluran
kemih/cystitis). Obat yang tertulis dalam resep adalah asam mefenamat 500 mg (3 kali
sehari bila sakit) dan ciproflokasin 500 mg (2 kali sehari selama 3 hari). Apoteker
menemukan adanya permasalahan klinis untuk resep pasien tersebut. Apakah
permasalahan yang dimaksud oleh apoteker tersebut?
Asam mefenamat tidak diperlukan
Frekuensi asam mefenamat terlalu sering
Penggunaan siprofloksasin tidak tepat obat
Dosis siprofloksasin terlalu besar
Durasi pemakaian siproflokasasin terlalu pendek
by. williamadisuryaprasetyo
Seorang laki-laki berumur 57 tahun datang ke poliklinik setelah 2 bulan pasien
mendapatkan terapi TB dengan obat: isoniazid, rifampisin, pirazinamid, etambutol,
dan vitamin B6. Pasien mengalami peningkatan nilai enzim ALT dan AST. Obat
apa yang menyebabkan efek samping tersebut?
Isoniazid
Rifampisin
Pirazinamid
Etambutol
Vitamin B6
Seorang bayi laki-laki berumur 2 bulan, dibawa ke dokter karena demam selama 3
hari (39oC) terutama pada malam hari, tidak ingin menyusu / minum dan rewel.
Hasil diagnosa dari dokter pasien tersebut terkena infeksi Salmonella thypii
didukung kultur positif. Apakah obat yang dikontraindikasikan?
Sefotaksim Ampisilin
Metronidazole Eritromisin
Kloramfenikol

by. williamadisuryaprasetyo
Pasien datang ke apotek menanyakan mengenai obat yang digunakannya yaitu
kirm miikonazol. Pasien menceritakan bahwa obat tersebut ampuh mengobati
infeksi jamur yang ada diselangkangan dan di badannya. Pasien juga mengatakan
bahwa ia hanya menggunakannya beberapa hari saja. Apa yang sebaiknya
dikatakan sebagai apoteker mengenai masalah tersebut:
Menggunakan obat tersebut hingga 3 hari
Menggunakan obat tersebut hingga 10 hari
Mengkombinasikan obat tersebut dengan obat antijamur lainnya
Mengganti obat tersebut dengan obat antijamur lainnya, seperti asambenzoat-
asam salisilat
Mengganti obat tersebut dengan obat antijamur lain seperti tolnaftat

by. williamadisuryaprasetyo
T
H
A
N
K
S'

Anda mungkin juga menyukai