Anda di halaman 1dari 37

OBAT ANTIBIOTIK GOLONGAN

MAKROLIDA, AMINOGLIKOSIDA,
LINCOSAMID DAN
OXAZOLIDINONE
Dosen Pengampu : apt. Ifora, M.farm

Oleh : Kelompok 2
Kelas : 2020 D
NAMA KELOMPOK :
20011004 AHMAD DZAKWAN JASIR
20011012 AMELIA RAMADHANI
20011016 ANDINI EKA PUTRI
20011020 ANGGUN FANESSA RAMADHANI
20011028 AULIA APRIANI
20011032 AYUNDA PUTRI YUSWAN
20011036 BREZDA MUILLANI SAREVA
20011040 CLAUDIA PUTRI BASROL
20011044 DELLA AULIA WITRIANI
OBAT GOLONGAN MAKROLIDA
Makrolida atau makrolid adalah kelompok obat antibiotik untuk mengatasi berbagai
penyakit akibat infeksi bakteri, mulai dari infeksi telinga, pneumonia, hingga radang
panggul. Makrolid bekerja dengan cara menghambat pembentukan protein yang
dibutuhkan bakteri untuk hidup dan berkembang biak. Dengan begitu, pertumbuhan
bakteri penyebab infeksi bisa terhenti dan dapat diberantas dengan lebih mudah oleh
sistem kekebalan tubuh.
Obat-obatan yang tergolong sebagai antibiotik makrolida tersedia dalam berbagai
sediaan, antara lain tablet, kapsul, sirop kering, suntik, sirop, tablet lepas lambat, tablet
kunyah, krim, dan gel.
Bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Aktif secara in vitro terhadap
kuman-kuman Gram positif, Gram negatif, mikoplasma, klamidia, riketsia dan
aktinomisetes. Selain sebagai alternatif penisilin, eritromisin juga merupakan pilihan
utama untuk infeksi pneumonia atipik (disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae) dan
penyakit Legionnaires (disebabkan Legionella pneumophilla) termasuk dalam golongan
makrolida selain eritromisin juga roksitromisin, spiramisin, josamisin, rosaramisin,
oleandomisin dan trioleandomisin.
OBAT GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA

Merupakan golongan antibiotika yang bersifat bakterisid dan terutama aktif untuk kuman Gram negatif.
Beberapa mungkin aktif terhadap Gram positif. Streptomisin dan kanamisin juga aktif terhadap kuman
TBC. Termasuk di sini
adalah amikasin, gentamisin, kanamisin, streptomisin, neomisin, metilmisin dan tobramisin, antibiotika
ini punya sifat khas toksisitas berupa nefrotoksik, ototoksik dan neurotoksik. Aminoglikosida
menghambat sintesis protein dengan mengganggu inisiasi kompleks dalam pembentukan peptida,
kesalahan dalam translasi mRNA, dan memecah polisom menjadi monosom nonfungsional. Spektrum
kerja Aminoglikosida luas meliputi gram negative di antaranya E. coli, H influenzae, Klebsiella,
Enterobacter, Salmonella dan Shigella serta beberapa bakteri gram positif. Absorbsi aminoglikosida
sangat buruk pada saluran gastrointestinal dan hampir semua dosis oral diekskresikan dalam feses
setelah pemberian sehingga aminoglikosida diberikan secara intravena dan intramuskular.
Aminoglikosida diekskresikan melalui ginjal sehingga diperlukan penyesuaian dosis apabila fungsi
ginjal terganggu untuk menghindari tingkat toksik (Tjay and Rahardja, 2015; Katzung, 2018).
Obat golongan linkosamid
Termasuk di sini adalah linkomisin dan klindamisin, aktif terhadap kuman Gram positif
termasuk stafilokokus yang resisten terhadap penisilin. Juga aktif terhadap kuman anaerob,
misalnya bakteroides. Sering dipakai sebagai alternatif penisilin antistafilokokus pada infeksi
tulang dan sendi serta infeksi-infeksi abdominal. Sayangnya, pemakaiannya sering diikuti
dengan superinfeksi C. difficile, dalam bentuk kolitis pseudomembranosa yang fatal.
Sefalosporin generasi satu terdiri dari sefaleksin, sefadroksil, sefadrin, sefalotin, sefazolin;
sefalosporin generasi dua terdiri dari sefaklor, sefuroksim, sefamandol, sefmetazol, sefotetan;
sefalosporin generasi tiga terdiri dari seftibuten, seftizoksim, sefotaksim, sefotiam, sefetamet,
seftriaksin, sefpodoksim, sefiksim, sefdinir, seftazidim, sefprozil, sefsulodin,
moksalaktam/latamoxef, sefoperazon; sefalosporin generasi empat terdiri dari sefepim dan
sefpirom. (Siswandono dan Bambang, 2008).
Obat golongan Oxazolidinones
Oxazolidinone menghambat sintesis protein dengan mencegah pembentukan kompleks
ribosom yang menginisiasi sintesis protein. Situs pengikatannya yang unik yaitu terletak di
RNA ribosom 23S dari subunit 50S yang menghambat sintesis protein pada taraf dini sekali,
menghasilkan tidak ada resistensi silang dengan kelas obat yang lain. Linezolid merupakan
Oxazolidinone yang aktif terhadap bakteri gram positif termasuk staphulococci, streptococci,
enterococci dan Mycobacterium tuberculosis. Penggunaan Linezolid untuk perawatan
pneumonia dan infeksi kulit serta jaringan lunak yang rumit maupun tidak rumit oleh bakteri
gram positif yang rentan. Penggunaan off-label Linezolid pada pengobatan tuberculosis
multidrugresisten dan infeksi Nacordia. Tedizolid merupakan Oxazolidinone generasi baru
memiliki potensi yang tinggi terhadap bakteri gram posited termasuk MRSA. Tedizolid lebih
terikat protein (70-90%) daripada Linezolid (31%) (Katzung, 2018).
Sejarah Obat Golongan Makrolida

Obat antibakteri makrolida telah ada sejak 1950-an dan, sejak saat itu, terbukti sangat
berhasil dalam mengobati infeksi bakteri.

Contoh makrolida yang diresepkan secara populer meliputi:


Eritromisin
Klaritromisin
Azitromisin
Fidaxomicin

Makrolida sebagian besar digunakan untuk mengobati infeksi Gram-positif dan tetap
menjadi alternatif yang populer untuk pasien dengan alergi penisilin. Mereka aktif
melawan organisme Gram-negatif dalam kisaran terbatas (B. pertussis, H. influenzae
dll.).
Sejarah Obat Golongan Aminoglikosida

Aminoglikosida telah ada sejak 1940-an, dengan diperkenalkannya streptomisin – obat yang
efektif dalam pengobatan tuberkulosis. Meskipun resistensi meningkat, obat ini tetap
menjadi golongan obat yang penting dalam pengobatan infeksi bakteri yang serius.
Sejarah Obat Golongan Lincosamid

Klindamisin adalah antibiotik golongan makrolida yang dikembangkan pada tahun 1966. Antibiotik


ini digunakan untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob,
golongan Streptococcus, golongan Staphylococcus.golongan Pneumococcus, serta Protozoa.

Klindamisin bersifat bakteriostatik yang bekerja dengan cara menghambat sintesis protein bakteri


pada tingkat ribosom sehingga perkembangbiakan bakteri berhenti. Namun, Klindamisin juga
dapat bersifat bakterisidal (membunuh bakteri) pada pemberian dengan konsentrasi tertentu,
tergantung organisme penyebab infeksi dan lokasi infeksi. Klindamisin dimetabolisme di hepar
sehingga pemberian pada penderita gangguan hati perlu lebih berhati-hati
Sejarah Obat Golongan Oxazolidinone

Oxazolidinone adalah golongan antibiotik yang mekanisme kerjanya menghambat sintesis


protein dengan mencegah pembentukan kompleks ribosom yang menginisiasi sintesis
protein. 
Situs pengikatan antibiotik golongan Oxazolidinone cukup unik yaitu terletak pada RNA
ribosom 23S yang merupakan bagian dari subunit 50S. Ikatan tersebut akan
menghambat sintesis protein pada taraf dini sekali.
KLASIFIKASI PENGGOLONGAN OBAT
KLASIFIKASI OBAT

MAKROLIDA AMINOGLIKOSIDA LINCOSAMID OXAZOLIDINONE


• Eritromycin • Neomisin • Lincomycin • Linezolid
• Azithromycin • Gentamisin • Clindamycin • Tedizolid
• Claritromycin • Spektinomisin • Pirlimycin
• Spiramycin • Amikasin
• Roxythromycin • Netilmisin
• Oleandomycin • Dibekasin
• Axiromycin • Framisetin Sulfat
• Tobramisin
• Amikasin Sulfat
• Gentamisin Sulfat
• Netilmisin Sulfat
• Kanamisin Sulfat
KLASIFIKASI PENGGOLONGAN OBAT
KLASIFIKASI OBAT GOLONGAN MAKROLIDA
ERITROMYCIN AZITHROMYCIN CLARITROMYCIN SPIRAMYCIN ROXYTHROMYCIN

• Corsatrocin • Sohomac • Abbotic • Provamed • Anbiolid


Dothrocyn • Trozin • Abbotic • Spirasin • Biostatik
• Duramycin • Azivol, Z Granule • Spiranter • Ixor
• Erymed Azomax • Abbotic XL • Rovadin • Rolexit
• Erysanbe • Zarom • Bicrolid • Rovamycine • Rulid
Erythrin 500 • Zibramax • Clacine • Simacron
Erythromycin • Aztercon • Clambiotic,
• Trovilon. • Aztrin • Hecobac
• Zifin • Orixal.
• Azydoz
• Zistic
• Binozyt
• Zistic
• Ethrimax
KLASIFIKASI PENGGOLONGAN OBAT
KLASIFIKASI OBAT GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA
NEOMISIN GENTAMISIN SPEKTINOMISIN TOBRAMISIN NETILMISIN DIBEKASIN

• Bravoder • Gentasolon • Trobicin • Bracidex • Anbiolid • Dibekacin 


m-n • Benoson G • Spectam Dartobcin • Biostatik Meiji
• Neofen • Gentason B • Togamycin Bracin • Ixor
Bufacort • Betagentam • Actinospectacin • Isotic • Rolexit
-N Genticid Tobrizon • Rulid
Neosinol • Bioderm Bralifex • Simacron
• Centabio • Gentiderm Tobroson
• Neosyd • Biogen Bralifex Plus
Cinolon Skagen
N • Garamycin
• Nisagon Ikagen
Conjunct • Cinogenta
o • Isotic
• Nufacort Decamisin
KLASIFIKASI PENGGOLONGAN OBAT
KLASIFIKASI OBAT GOLONGAN LINCOSAMID
LINCOMYCIN CLINDAMYCIN PIRLIMYCIN

• Linco MPL • Tidact • Ismacrol,


• Percocyn • Clindamycin Phosphate • Kalbiotic
• Lincocin  • Calinda • Medirov,
• Pritalinc • Indanox • Provamed
• Lincomycin  • Prolic • Spiranter
• Pritalinc • Esteklin • Rofacin
• Lincophar • Milorin • Rovadin
• Tamcocin • Cindala • Spiradan
• Lincoze • Clinidac • Spiramycin
• Clidacor-t • Spirasin
• Clinacin • Varoc
• Clinjos
• Clinmas
SPEKTRUM ANTIBIOTIK
ERITROMISIN GENTAMISIN KLINDAMISIN LINEZOLID
Antibiotik berspektrum sempit Antibiotik berspektrum sempit Antibiotik berspektrum sempit Agen ini aktif terhadap bakteri
(narrow spectrum) (narrow spectrum) (narrow spectrum) gram positif, antara lain
Staphylococcus,
Bakteri gram + : Gram-positif spektrum antibakteri yang Umumnya aktif terhadap S.
Streptococcus, Enterococcus
yang peka terhadap eritromisin luas, tapi tidak efektif terhadap aureus; S. pneumoniae, . S.
Coccus anaerob gram positif,
ialah C.perfringens, kuman anaerob, serta memiliki pyogenes, S. anaerobic, S.
serta bakteri gram negatif
C.diphtheriae, dan aktifitas yang lemah terhadap viridans dan Actinomyces
seperti Coryne- bacteria dan
L.monocytogenes. Streptococcus hemolyticus dan isrealli. Klindamisin juga aktif
Listeria monocytogenes
pneumokokus. terhadap Bacteroides fragilis
 
dan kuman ooaerob lainnya
Gram – : Eritromisin tidak  
aktif terhadap kebanyakan
kuman Gram-negatif, namun
ada beberapa spesies yang
sangat peka terhadap
eritromisin yaitu
N.gonorrhoeae,
Campylobacter jejuni,
M.pneumoniae, Legionella
pneumophilia, dan
C.trachomatis. H.influenzae
mempunyai kepekaan yang
bervariasi terhadap obat in
Penggunaan terapi

ERITROMISIN GENTAMISIN KLINDAMISIN LINEZOLID


Erythromycin adalah obat Gentamicin adalah obat untuk Indikasi clindamycin Linezolid adalah obat
untuk mengatasi infeksi mengatasi infeksi bakteri adalah sebagai antibiotik untuk mengatasi infeksi
bakteri di berbagai bagian ringan hingga berat pada yang banyak digunakan bakteri, termasuk
tubuh, seperti berbagai bagian tubuh, mulai untuk menangani infeksi pneumonia dan infeksi
1. Kulit. dari telinga luar, mata, kulit, bakteri anaerob, tertentu pada kulit dan
2. saluran pernapasan.  hingga otak. Perlu diketahui sebagian besar bakteri jaringan lunak. Obat ini
3. saluran pencernaan. obat ini tidak bisa digunakan aerob gram positif, dan juga digunakan untuk
4. saluran kemih. untuk mengobati infeksi beberapa protozoa. mengatasi
5. organ genital. akibat virus atau jamur. Clindamycin dapat beberapa infeksi bakteri ya
digunakan pada ng sudah kebal
berbagai keadaan, terhadap antibiotik lain. 
seperti sepsis, infeksi
intra abdomen, dan
pneumonia.
Mekanisme Kerja
Obat Golongan
Makrolida
Mekanisme kerjanya dengan cara mempengaruhi sintesis
protein berikatan dengan sub unit 50S ribosom bakteri,
sehingga menghambat translokasi peptide, aktif
terhadap bakteri gram positif, namun juga dapat
menghambat beberapa Enterococcus dan basil gram
positif.
Mekanisme Kerja Obat
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida berdaya kerja bakterisida. Aminoglikosida terikat pada
sub unit 30 S dari ribosom sehingga sub unit 70 S nya tidak
terbentuk maka terjadi inhibisi sintesis protein karena salah baca
kode genetik, asam amino yang salah yang disambungkan pada
rantai polipeptida sehingga terbentuk protein yang berbeda.o
Disamping itu ada mekanisme lain yaitu merusak membran sel
bakteri sehingga bakteri mati.
Mekanisme Kerja
Obat Golongan
Lincosamid
Mekanisme kerja lincosamid yaitu antibiotik yang
menghambat transkripsi dan replikasi
Mekanisme Kerja Obat
Golongan
Oxazolidinone
Antibiotik oksazolidinon sebagai golongan agen antibakteri sintetik
bekerja dengan menghambat sintesis protein pada subunit ribosom
50S bakteri. Hal ni mencegah pembentukan kompleks inisiasi 70S
yang merupakan prasyarat untuk reproduksi bakteri.
Sebagai bakteriostatik oksazolidinon yang bekerja dengan cara
menghambat sintesis protein ribosom. Ini aktif melawan bakteri gm +
ve termasuk enterococci yang resistan terhadap vankomisin dan
MRSA. Ini telah membatasi aktivitas in vitro melawan bakteri gm-ve
Penggunaan khusus
ERITROMYCIN • ada ibu menyusui, erythromycin dapat digunakan dengan berhati-hati, sebab erythromycin dapat didistribusikan ke
dalam air susu ibu atau ASI dalam jumlah sedikit.
• dosis dewasa 500 mg diberikan per oral, 3–4 kali sehari selama 7–14 hari. Sedangkan, dosis  erythromycin  pada
anak dan neonatus usia >1 bulan adalah 40‒50 mg/kg/hari per oral, diberikan 3-4 kali sehari selama 14 hari. Dosis
maksimum 2 gram/hari
• Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan erythromycin ke dalam Kategori
B:Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil
atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi
dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

GENTAMISIN • Penggunaan gentamicin pada ibu menyusui diperbolehkan karena rendahnya absorpsi gentamicin pada traktus
pencernaan infant yang menyusui.
• Penggunaan gentamicin pada kehamilan dimasukkan FDA dalam Kategori D. Artinya, ada bukti positif risiko
terhadap janin manusia.
pada infeksi mata superfisial untuk penderita anak maupun dewasa sebanyak 1-2 tetes gentamicin 0,3% hingga 6
kali sehari atau 2-3kali sehari pemberian gentamicin 0,3% ointment. Pada obat tetes mata Dewasa: dosis 0,3%,
oleskan sedikit ke mata yang terinfeksi 2-3 kali sehari.Anak: sama dengan dosis dewasa.

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapibelum ada
LINCOSAMID studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Lincomycin dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa
berkonsultasi dengan dokter. lincomycin untuk mengobati infeksi bakteri berat : Dewasa: 500 mg, 3–4 kali
sehari. Anak-anak usia ≥1 bulan: 30–60 mg/kgBB per hari yang dibagi dalam 3–4 dosis.
CLINDAMYCIN • Penggunaan clindamycin pada kehamilan masuk dalam Kategori B oleh Food and Drug Administration (FDA).
Artinya, studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil.
• Penggunaan clindamycin pada kehamilan dinilai aman, baik untuk sediaan topikal maupun sistemik.
Pemberian clindamycin tidak direkomendasikan pada ibu menyusui karena berpotensi menyebabkan
masalah saluran cerna pada bayi seperti diare dan kolitis.
• pada Infeksi anaerobik atau penyakit akibat bakteri gram positif dosisi Dewasa 150–300 mg atau 400–450 mg (jika
infeksi berat) tiap 6 jam. Anak 3–6 mg/kgBB tiap 6 jam
.

MAKROLIDA • pada sediaan injeksi: Dewasa: dosis 100 mg / hari. Diberikan dalam 1 atau 2 dosis terbagi.Anak: dosis 1-2 mg / kg
berat badan. Diberikan dalam 1 atau 2 dosis terbagi. Infus intravena (pembuluh darah)
• pada sediaan tetes mata :teteskan dibekacin 2 tetes pada mata yang sakit, sebanyak 4 kali sehari.
• Pemberian pada wanita hamil dapat menyebabkan gangguan pada bagian pendengaran saraf ke-8 pada neonatus
(bayi) mereka. Injeksi Dibekacin Meiji harus diberikan dengan pengawasan yang cermat.

AZITHROMYCIN • Penggunaan azithromycin pada kehamilan dinyatakan sebagai kategori B oleh  FDA dan kategori B1 oleh TGA.
Azithromycin diekskresikan ke air susu ibu (ASI) sehingga penggunaannya pada ibu menyusui perlu berhati-hati
• 500 mg sekali sehari selama 3 hari. ANAK di atas 6 bulan, 10 mg/kg bb sekali sehari selama 3 hari; berat badan 15-
25kg, 200mg sekali sehari selama 3 hari; berat badan 26-35 kg, 300 mg sekali sehari selama 3 hari; berat badan 36-
45 kg, 400 mg sekali sehari selam 3 hari.
Efek
samping
Makrolida
Efek samping yang umum dengan makrolida meliputi:

• Gangguan gastrointestinal
• Kolitis terkait antibiotic
• ikterus kolestatik dan gangguan jantung (aritmia dan nyeri dada)
• gangguan fungsi hati
Lincosamid
Efek samping yang umum dengan aminoglikosida meliputi:

• Potensinya untuk menimbulkan alergi rendah

• Kulit memerah, eosinophilia, demam, kelainan darah, dermatitis, angioudem, stomatitis dan
syok anafilaksis
Aminoglikosida
Efek samping lain yang mungkin timbul adalah stomatitis, glossitis, urtikaria, bercak kemerahan, 
angioedema, trombositopenia, agranulositosis, nyeri kepala, tinitus, vertigo, dan pusing.

Efek samping yang jarang tetapi dapat berpotensi fatal adalah Clostridium difficile-associated
diarrhea (CDAD) dan kolitis. Kedua kondisi tersebut perlu dipertimbangkan pada pasien yang
mengalami diare pada pemberian terapi antibiotik
Aminoglikosida

C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
tetapibelum ada studi terkontrol pada ibu hamil.

Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin.
Oxymetazoline

Efek samping oxymetazoline di antaranya adalah hidung dan mata terasa kering setelah
penggunaan obat. Interaksi obat di antaranya dengan obat simpatomimetik lainnya, seperti
epinephrine, yang akan menyebabkan peningkatan efek simpatomimetik dan risiko efek
samping serta toksisitasnya.
Oxymetazoline

Kategori C (Oxymatazoline tetes atau semprot hidung): Studi pada binatang percobaan


memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil.Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi
besarnya risiko terhadap janin.

kegori B (Oxymetazoline tetes mata): Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya
risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Belum diketahui
apakah oxymetazoline dapat terserap ke dalam ASI atau tidak.
https://youtu.be/zA0jsR8zzp0

https://youtu.be/dwNO-E6v4gI
INTERAKSI OBAT
Erythromycin Gentamisin Klimdamisin

Interaksi obat antara asiklovir + gentamisin Minor


erythromycin dengan
beberapa obat lain dapat asiklovir dan gentamisin klindamisin, eritromisin
meningkatkan kadar obat keduanya meningkatkan stearat. menurunkan efek
dalam plasma darah, nefrotoksisitas dan/atau yang lain dengan
misalnya dengan lovastatin ototoksisitas. antagonisme
dan kolkisin. farmakodinamik.
jangan gunakan furosemid
Minor +gentamisin Terdapat beberapa obat
yang dapat berinteraksi
klindamisin, eritromisin furosemid dan gentamisin dengan clindamycin,
stearat. menurunkan efek keduanya menurunkan kalium seperti eritromisin, vaksin
yang lain dengan serum. Gunakan seperti vaksin kolera,
antagonisme Perhatian/Monitor siklosporin, kaolin, dan
farmakodinamik. lixisenatide

https://youtu.be/
gclx3iF5KXc
Linezolid

Serius - Gunakan Alternatif

linezolid + buspiron

linezolid dan buspirone keduanya meningkatkan kadar serotonin. Hindari


atau Gunakan Obat Alternatif. Linezolid dapat meningkatkan serotonin
sebagai akibat dari penghambatan MAO-A. Jika linezolid harus diberikan,
segera hentikan obat serotonergik dan monitor toksisitas SSP. Terapi
serotonergik dapat dilanjutkan 24 jam setelah dosis linezolid terakhir atau
setelah 2 minggu pemantauan, mana yang lebih dulu.

meperidin + linezolid

meperidin, linezolid. Entah meningkatkan toksisitas yang lain dengan kadar


serotonin. Hindari atau Gunakan Obat Alternatif.
Azytromycin

azitromisin + pimozid
azitromisin + amiodaron
azithromycin dan pimozide keduanya
meningkatkan interval QTc. azitromisin akan meningkatkan kadar
atau efek amiodaron oleh P-
glikoprotein (MDR1) eflux transporter.
azitromisin + cisapride Gunakan Perhatian/Monitor.

azitromisin meningkatkan toksisitas kuinidin + azitromisin


cisapride dengan interval QTc.
Hindari atau Gunakan Obat Alternatif. quinidine dan azithromycin keduanya
meningkatkan interval QTc.
Dokumentasi Zoom Kelompok 2
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI., 2008, Information Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia, Jakarta.

Cunha, B.A., 2002, Antibiotic Essentials, State University of New York School of Medicine, Physicians
Press, New York.

Depkes RI., 1992, Pedoman Penggunan Antibiotik Nasional, Edisi I, Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI,
Jakarta.

Katzung B G. Basic Clinical Pharmacology. 14th Ed. North America : Mc Graw Education. 2018. P. 2-8,
642-643

Laurence , D.R. & Bennet, P.N. 1987 Clinical Pharmacology 6th ed. Churchill Livingstone, Edinburgh

Siswandono. 2008. Kimia Medisinal Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press

Anda mungkin juga menyukai