Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEPERAWTAN PADA KLIEN

DENGAN GANGGUAN KESEIMBANGAN


CAIRAN & ELEKTROLIT

Ns. Ratna Sari Dewi, M.Kep

1
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

KOMPARTEMEN CAIRAN

 Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara


dua kompartemen utama, yaitu :
1. Cairan intraselular (CIS)
2. Cairan ekstra selular (CES)
 Pada orang dewasa 60% dari berat badan
adalah air (cairan dan elektrolit).

2
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

3
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

4
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT


DIPERTAHANKAN MELALUI INTEGRASI DARI FUNGSI :

 GINJAL
 HORMONAL
 SARAF

5
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

PENGATURAN KESEIMBANGAN
CAIRAN & ELEKTROLIT
1. Pengaturan volume cairan ekstrasel
* Asupan cairan
* Peranan Ginjal
* Pengontrolan tekanan darah
- Hormon Atriopeptin (Atrial Natriuretic peptide)
* Pengontrolan keseimbangan garam
- Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
2. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel
* Perubahan osmolaritas di nefron
* Peranan Vasopresin

6
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

PENGATURAN VOLUME CAIRAN


EKSTRASEL

7
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

8
PERANAN GINJAL

9
FILTRASI, REABSORPSI, SEKRESI &
EKSKRESI DI NEFRON

10
RESPONS THD PENINGKATAN TEKANAN DARAH

11
RESPONS THD PENURUNAN TEKANAN DARAH

12
PERANAN ATRIOPEPTIN

13
PERANAN RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERON

14
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

RESPONS THD ASUPAN GARAM

15
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

PENGATURAN OSMOLARITAS CAIRAN


EKSTRASEL

16
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

PERUBAHAN OSMOLARITAS DI NEFRON

17
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

PERANAN VASOPRESIN

18
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

PENGATURAN NEUROENDOKRIN DALAM


KESEIMBANGAN CAIRAN
1. Sistem saraf
Reseptor
- Baroreseptor di arkus aorta & sinus karotis
- Reseptor regang tekanan rendah di thorak
Sistem saraf simpatis
2. Sistem endokrin
- Angiotensin II   reabsorpsi Na
- Aldosteron   reabsorpsi Na
- Antidiuretic hormone (ADH)   reabsorpsi air
- Atrial natriuretic peptide (ANP/atriopeptin)   ekskresi
Na & air
19
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KESEIMBANGAN CAIRAN & ELEKTROLIT

 Umur
 Suhu lingkungan

 Diet

 Stres

 Penyakit

20
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

KESEIMBANGAN ASAM & BASA

 Keseimbangan asam-basa  pengaturan


konsentrasi ion H+ dalam cairan tubuh
 Ion H+ sbg hasil dari metabolisme:
C6H12O6 + O2  CO2 + H2O  H2CO3  H+ + HCO3-

 [H+] dlm plasma  pH plasma darah = 7,4


 Sistem dapar (buffer) menghambat perubahan
pH yang besar jika ada penambahan asam
atau basa

21
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

SISTEM DAPAR
1. Asam karbonat:Bikarbonat
 sistem dapar di CES untuk asam non-karbonat
2. Protein
 sistem dapar di CIS & CES
3. Hemoglobin
 sistem dapar di eritrosit untuk asam karbonat
4. Phosphat
 sistem dapar di ginjal dan CIS

22
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

KESEIMBANGAN ION H+

23
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

MEKANISME REGULASI KESEIMBANGAN


ASAM-BASA

 Sistem dapar hanya mengatasi ketidakseimbangan


asam-basa sementara
 Ginjal: meregulasi keseimbangan ion H+  dengan
menghilangkan ketidakseimbangan kadar H+ secara
lambat; terdapat sistem dapar fosfat & amonia
 Paru-paru: berespons scr cepat thd perubahan kadar
H+ dalam darah & mempertahankan kadarnya
sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan
tersebut

24
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

REGULASI PERNAPASAN DLM


KESEIMBANGAN ASAM-BASA
 Kadar CO2 meningkat  pH menurun
 Kadar CO2 menurun  pH meningkat
 Kadar CO2 & pH merangsang kemoreseptor yg
kemudian akan mempengaruhi pusat
pernapasan
 hipoventilasi meningkatkan kadar CO2
dlm darah
 hiperventilasi menurunkan kadar CO2
dlm darah

25
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

REGULASI PERNAPASAN DLM


KESEIMBANGAN ASAM-BASA

26
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

REGULASI GINJAL DLM


KESEIMBANGAN ASAM-BASA
 Sekresi H+ ke dalam filtrat & reabsorpsi HCO3-
ke CES menyebabkan pH ekstrasel meningkat
 HCO3- di dlm filtrat diabsorbsi

 Laju sekresi H+ meningkat akibat penurunan


pH cairan tubuh atau peningkatan kadar
aldosteron
 Sekresi H+ dihambat jika pH urin < 4,5

27
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM-BASA
1. Asidosis respiratori
hipoventilasi  retensi CO2 H2CO3H+
2. Alkalosis respiratori
hiperventilasi CO2 banyak yg hilang H2CO3  
H+ 
3. Asidosis metabolik
Diare, DM HCO3-  PCO2   H+
4. Alkalosis metabolik
muntah  H+  HCO3- PCO2 

28
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

29
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006

30
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

CARA PENGELUARAN CAIRAN

a. Ginjal
b. Kulit
c. Paru –paru
d. Gastrointestinal

31
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

MASALAH KESEIMBANGAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT
Gangguan keseimbangan cairan
 Defisit volume cairan

 Overhidrasi

Gangguan keseimbangan elektrolit


 Sodium

 Chlorida

 Potasium

 Calcium

 Magnesium

 Phospate 32
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Cara Pengumpulan data :


 Mengkaji riwayat keperawatan

 Mendapatkan hasil pengukuran klinis

 Mengkaji turgor kulit dan neuromuskuler

 Mengkaji penampilan fisik

 Mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium

33
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

RIWAYAT KEPERAWATAN

Data yang harus diperoleh antara lain :


 Intake cairan dan makanan klien

 Out put cairan

 Hilangnya cairan

 Tanda - tanda kekurangan/kelebihan cairan

 Tanda - tanda gangguan elektrolit

 Proses penyakit sekarang/lalu

 Pengobatan/terapi yang sedang dijalani

34
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

PENGUKURAN KLINIS

Tiga komponen pengukuran klinis sederhana


1. Berat badan harian

2. Tanda tanda vital

3. Intake dan out put cairan

35
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

Berat badan harian


 Setiap kilogram berat badan = 1 liter cairan

Cara pengukuran berat badan yang tepat


 Waktu yang sama

 Pakaian yang sama

 Alat ukur yang sama

TTV
 Peningkatan suhu : dehidrasi

 Takikardia : tanda awal hipovolemia

 Nadi lemah pada kekurangan cairan

 Perubahan pada RR : gangguan asam basa

 Tekanan darah turun pada kondisi hipovolemia

36
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

 Intake dan output = I & O


 Dilakukan dalam 24 jam

37
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

 Normal urine output = jumlah intake cairan,


1500-2000ml/24 jam atau 40-80ml/jam
 Resiko kekurangan volume cairan :

output >intake
 Resiko kelebihan volume cairan :

intake > output


 Intake dan output yang tidak adekuat harus
dilaporkan, mis : urine out put 500ml/24 jam
38
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan berfokus pada : turgor kulit, rongga


oral, mata, vena jugularis, sistem neurologis
 Turgor kulit

Menurun pada kondisi kekurangan cairan


 Neuromuskuler

Terjadi ketika keseimbangan kalsium dan


megnesium terganggu

39
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

DATA PENUNJANG

 Pemeriksaan elektrolit

40
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

Nilai Haemoglobin & Hematokrit


 Peningkatan Ht : Hipovolemia

 Penurunan Ht : overhidrasi

 Normal Ht dan Hb

41
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Kekurangan volume cairan


 Kelebihan volume cairan

 Resiko tinggi kekurangan volume cairan

42
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

INTERVENSI KEPERAWATAN

 Kriteria hasil utama : mempertahankan


keseimbangan cairan dan elektrolit

43
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Cairan dan elektrolit oral


 Cairan :
 Pemberiancairan
 Pembatasan cairan

Terapi pemberian cairan intravena

44
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

EVALUASI KEPERAWATAN

 Kumpulkan data data selama fase


implementasi seperti : turgor kulit, intake dan
output, TTV, berat badan dll
 Tentukan apakah kriteria hasil yang telah
ditetapkan telah tercapai atau belum ?

45
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

MASALAH KESEIMBANGAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT
1. Hipovolemia
 Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan
volume cairan ekstraseluler (CES).
 Hipovolemia adalah penipisan volume cairan
ekstraseluler (CES)
 Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam
bagian-bagian ekstraseluler (CES).

46
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

PENYEBAB

(1) Penurunan masukan


(2) Kehilangan cairan yang abnormal
melalui : kulit, gastrointestinal,
ginjal abnormal, dll.
(3) Perdarahan

47
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

TANDA-GEJALA KLINIS

 Pusing, kelemahan, Keletihan


 Sinkope
 anoreksia,mual, muntah, haus,
 kekacauan mental
 Konstipasi dan oliguria.
 HR meningkat, suhu meningkat, turgor
kulit menurun, lidah kering, mukosa mulut
kering, mata cekung.

48
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

PENGKAJIAN FISIK

 Penurunan tekanan darah (TD), khususnya bila


berdiri (hipotensi ortostatik); peningkatan
frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk; lidah
kering dan kasar; mata cekung; vena leher
kempes; peningkatan suhu dan penurunan
berat badan akut. Bayi dan anak-anak :
penurunan air mata, depresi fontanel anterior.
 Pada pasien syok akan tampak pucat dan
diaforetik dengan nadi cepat dan halus;
hipotensi terlentang dan oliguria.

49
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

INDIKATOR PENURUNAN BERAT BADAN

No Penurunan Keparahan Defisit


Berat Badan Akut
1 2– 5% Ringan
2 5 – 10 % Sedang
3 10 – 15 % Berat
4 15 – 20 % Fatal

50
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

PERUBAHAN PADA HIPOVOLEMIA


Hipovolemia Hipovolemia Hipovolemia Berat
Ringan Sedang

Anoreksia Hipotensi Hipotensi


Keletihan ortostatik berbaring
Kelemahan Takikardia Nadi cepat dan
Penurunan CVP lemah
Penurunan
haluaran urine Dingin, kulit
kusam
Oliguria
Kacau mental,
stupor, koma

51
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

TINDAKAN

 Pemulihan volume cairan normal dan


koreksi gangguan penyerta asam-basa
dan elektrolit
Perbaikan perfusi jaringan pada syok
hipovolemik
Rehidrasi oral pada diare pediatrik

Tindakan terhadap penyebab dasar

52
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

RIWAYAT DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO

 Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare,


drainase intestinal
 Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan sekunder
terhadap demam atau latihan, luka bakar, fibrosis sistik
 Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes insipidus,
diuresis osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis
osmotik (DM takterkontrol, pasca penggunaan zat kontras
 Perpindahan cairan plasma ke interstisial : peritonitis, obtruksi
usus, luka bakar, acites
 Hemorragia
 Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan.

53
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

PEDOMAN PENYULUHAN PASIEN-KELUARGA

 Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan


tertulis tentang hal berikut :
(1) Tanda dan gejala hipovolemia
(2) Pentingnya mempertahankan
Masukan adekuat, khususnya pada anak kecil
dan lansia, yang lebih mungkin untuk terjadi
Dehidrasi
(3) Obat-obatan : nama, dosis, frekwensi,
kewaspadaan dan potensial efek samping

54
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1

2. HIPERVOLEMIA Keperawatan STIKes Jayakarta

q Hipervolemia adalah penambahan /


kelebihan volume (CES)
q Hipervolemia adalah kelebihan cairan di dalam
bagian-bagian ekstraseluler (CES).
Penyebab :
1. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan
natrium dan air
2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi
natrium & air
3. Kelebihan pemberian cairan intra vena
4. Perpindahan cairan interstisial ke plasma

55
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

TANDA-GEJALA KLINIS
Sesak nafas, ortopnea, odema

Penyebab edema extraselular


1. Peningkatan tekanan kapiler
 kelebihan retensi ginjal
 tekanan vena yang tinggi
 penurunan resistensi arteriol
2. Penurunan protein plasma
 hilangnya protein melalui hidung
 hilangnya protein melalui kulit yang lepas
 kagagalan roduksi protein

56
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

3. Peningkatan permiabilitas kapiler


 reaksi imun
 toksin
 infeksi bakteri
4. Blockage of lymph return
 Cancer
 Pembuluh limphatik yang abnormal atau
kelainan konginital

57
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

PENGKAJIAN FISIK

 Oedema, peningkatan berat badan,


peningkatan TD (penurunan TD saat
jantung gagal) nadi kuat, asites, krekles
(rales). Ronkhi, mengi, distensi vena leher,
kulit lembab, takikardia, irama galop

58
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1

ODEMA PITTING
Keperawatan STIKes Jayakarta

 +1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari


telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 2 mm
 +2: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 4 mm
 +3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 6 mm
 +4: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 8 mm
59
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

TINDAKAN

 Pembatasan natrium dan air


 Diuretik
 Dialisis atau hemofiltrasi arteriovena
kontinue : pada gagal ginjal atau kelebihan
beban cairan yang mengancam hidup

60
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

TANGGUNG JAWAB KEPERAWATAN


 Memantau haluaran urine dengan cermat
 Mempertahankan pembatasan pemberian
cairan
 Mempertahankan masukan dan haluaran
cairan akurat
 Memantau tanda-tanda gagal jantung kongestif
(GJK) dan oedema pulmoner

61
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

RIWAYAT DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO


 Retensi natrium dan air : gagal jantung, sirosis,
sindrom nefrotik, kelebihan pemberian
glukokortikosteroid
 Fungsi ginjal abnormal : gagal ginjal akut atau kronis
dengan oliguria
 Kelebihan pemberian cairan intravena (IV)
 Perpindahan cairan intertisial ke plasma : remobilisasi
cairan setelah pengobatan luka bakar, kelebihan
pemberian larutan hipertonik (mis; manitol, salin
hipertonik) atau larutan onkotik kolid (mis; albumin)

62
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1

PEDOMAN PENYULUHAN PASIEN-KELUARGA


Keperawatan STIKes Jayakarta

 Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan


tertulis tentang hal berikut:
 Tanda dan gejala hipervolemia
 Gejala-gejala yang memerlukan pemberitahuan
dokter setelah pulang dari rumah sakit; sesak nafas,
nyeri dada, ketidakteraturan nadi baru.
 Diet rendah garam, bila diprogramkan; gunakan
pengganti garam; dan hindari makanan yang
mengandung natrium tinggi
 Obat-obatan : termasuk nama, tujuan, dosis,
frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek samping;
tanda dan gejala hipokalemia bila pasien
mnggunakan diuretik.
 Pentingnya pembatasan cairan bila hipervolemia
berlanjut
 Pentingnya penimbangan berat badan setiap hari

63
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

Sekian dan selamat Belajar

64
Diberikan pada MA IKD III Prodi S1
Keperawatan STIKes Jayakarta

KASUS
 Pasien Tn. R umur 41 tahun, jenis kelamin laki-laki, Diagnosa medis Diare,
dirawat sejak 3 hari yang lalu. Klien di bawa ke IGD RS dengan keluhan
utama mual muntah, badan lemas, diare cair 4-5 kali perhari, konsistensi
cair, warna kekuningan sejak 3 hari sebelum masuk RS. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan kesadaran Composmentis, keadaan umum lemas, untuk
tanda-tanda vital, nadi 80 kali per menit, TD 130/80 mmHg, suhu 37
derajad celcius, respirasi 22 kali per menit, konjungtiva anemis, sklera
ikteris, ekspresi wajah tampak pucat,persitaltik usus terdengar 26 x/menit,
palpasi, Ekstremitas atas kiri gerakan terbatas karena terpasang infus 0,7
% sodium chlorida 20 tpm. Kulit : warna kulit sawo matang, turgor jelek,
kulit kering. Selama sakit pasien hanya habis 2-3 sendok dari porsi RS
karena pasien bila makan merasa mual dan nafsu makan menurun. Pola
minum sebelum sakit pasien minum habis + 8 gelas ( + 2000 cc ), selama
sakit pasien minum air putih habis + 4 gelas ( + 1000 cc )/ hari. Pola
eliminasi selama sakit pasien BAB 4-5 x/hari dengan konsistensi cair, bau
khas feces,BAK 5-6 X perhari dengan bau urine seperti obat. BB sebelum
sakit 55 kg, selama sakit 53 kg.
65

Anda mungkin juga menyukai