Materi Ajar - Unsur, Jenis Dan Teknik Tari-RetnoW
Materi Ajar - Unsur, Jenis Dan Teknik Tari-RetnoW
Oleh
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Materi
Ajar Berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk Modul 3 Pendalaman Materi Seni Budaya
Kegiatan Belajar 1 Unsur, Jenis dan Teknik Tari. Modul ini merupakan salah satu tugas mandiri
PPG dalam jabatan 2021 angkatan 4 LPTK Universitas Negeri Manado.
Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning (PBL) merupakan materi tentang
kompetensi profesional yang berbasis masalah, khususnya materi Unsur, Jenis dan Teknik Tari.
Materi ajar ini dikembangkan dengan mengedepankan pendekatan Higher Order Thinking Skill
(HOTS).
Melalui kesempatan yang baik ini, penyusun ingin memberikan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan baik itu dari segi
material maupun spiritual demi terwujudnya Materi Ajar ini. Untuk itu perkenankan penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada Universitas Manado yang merupakan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan sebagai penyelenggara Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Angkatan IV Tahun 2021. Penghargaan berikan kepada Dosen Pembimbing Universitas
Manado Pendidikan Profesi Guru (PPG) Angkatan IV Tahun 2021 yang telah banyak
memberikan bimbingan dan mengarahkan serta pematangan dalam karya seni. Apresiasi juga
penyusun berikan kepada teman-teman Peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) Angkatan IV
Tahun 2021 yang sudah bersama-sama memberikan dukungan/motivasi dalam penyusunan
Materi Ajar ini. Sekali lagi, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu.
Akhirnya, disampaikan permohonan maaf kepada semua pihak apabila ada hal yang
kurang berkenan. Semoga materi ajar ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar Program
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Seni Budaya.
ii
DAFTAR GAMBAR
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Materi ajar ini merupakan buku pegangan untuk mencapai tingkat penguasaan
dalam pembelajaran seni tari yaitu tentang Unsur, Jenis dan Teknik Tari.
Penyusunan materi ajar ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dasar
bagi guru-guru seni budaya,k kkhususnya seni tari tentang unsur, jenis dan teknik tari.
Setelah mempelajari materi ini guru diharapkan dapat memahami, menganalisis, dan
menjelaskan unsur, jenis dan teknik tari.
.
2. Relevansi
Mempelajari unsur, jenis dan teknik tari, tidak hanya berfungsi untuk
menambah pengetahuan serta wawasan yang tepat di bidang pendidikan dan
pembelajaran dalam berkarya seni tari. Materi terkait tema dan nilai estetis dalam karya
seni tari, diharapkan dapat memberikan pemahaman tema-tema serta nilai-nilai estetis
yang terdapat dalam karya seni tari yang dihasilkan, sehingga dapat
mengimplementasikannya dalam pembelajaran estetika seni tari.
ii
3. Petunjuk Belajar
Untuk membantu memahami materi ajar ini perhatikan petunjuk belajar berikut:
a) Bacalah uraian dan sumber belajar lainnya yang sesuai dengan topik.
b) Kerjakan soal yang terdapat pada materi ajar untuk penguasaan materi.
4. Peta kompetensi
Adapun susunan materi ajar yang dituangkan dalam peta kompetensi Kegiatan Belajar
(KB) adalah :
a. Menganalisis unsur- unsur tari
b. Menganalisis Jenis-jenis tari
c. Menganalisis teknik tari
d. Mengeksplorasi gerak berdasarkan unsur dan teknik tari
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Setelah menyelesaikan materi ajar ini akan mampu menganalisis :
a) Unsur, jenis dan teknik tari
b) Bentuk dan struktur, tema, dan nilai estetis dalam karya musik
3. Pokok-pokok materi
a. Unsur utama dan pendukung tari dan pembelajarannya
b. Jenis tari dan pembelajarannya
c. Teknik tari dan pembelajarannya
3. Uraian Materi
A. UNSUR TARI
Terdapat 2 unsur penting di dalam tari, yaitu unsur utama dan unsur pendukung. Unsur utama
tari adalah gerak, dan unsur pendukung tari adalah iringan tari, rias dan busana tari, tata pentas, tata
cahaya dan tata suara, serta tema dalam tari.
1. Unsur Utama Tari
Unsur tari terdiri dari unsur utama dan unsur pendukung. Elemen dasar atau unsur utama
dalam tari adalah gerak. Di dalam gerak mencakup ruang, waktu, dan tenaga.:
a. Ruang, yang dapat dimaknai sebagai ruang untuk menari ataupun ruang yang dapat
dibentuk oleh tubuh penari. Aspek ruang terbagi lagi menjadi:
1) Volume gerak, yang terbentuk dari luas, sedang, dan sempitnya ruang yang dibentuk
oleh tubuh penari.
2) Level adalah tingkat jangkauan gerak yang dilakukan oleh penari. Level dalam
gerak tari dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu level tinggi, sedang, dan rendah.
Perhatikan gambar berikut :
Dari gambar di atas manakah yang menunjukkan level tinggi, sedang dan rendah ? Jelaskan
menurut pendapat kalian tentang level dalam gerak tari tersebut ?.
b. Tenaga, yakni intensitas tenaga yang disalurkan melalui gerak tertentu (kuat, sedang, dan
lemah).
Setiap kita melakukan gerak, tentu memerlukan tenaga. Penggunaan tenaga dalam gerak tari
meliputi; (a) intensitas, yang berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang
menghasilkan tingkat ketegangan gerak; (b) aksen/tekanan muncul ketika gerakan dilakukan
secara tiba-tiba dan kontras; (c) kualitas berkaitan dengan cara penggunaan atau penyaluran
tenaga.
Jika gerak yang dilakukan memiliki intensitas tinggi tentu saja memerlukan tenaga yang
kuat dan sebaliknya, gerak dengan intensitas rendah memerlukan tenaga yang lemah atau
sedikit. Perhatikan pada gambar 4 yaitu Gerak tari yang bersumber pada tari tradisi Papua
kekuatan tenaga banyak pada kaki. Gerak kaki yang cepat dan ritmis merupakan salah satu
ciri dari tarian Papua. Gerak tari yang tertumpu pada kaki di Papua dipengaruhi oleh kondisi
geografis alam yang berbentuk pegunungan. Kehidupan masyarakat di daerah pegunungan
memerlukan kaki kuat untuk dapat mendaki dan menuruni bukit. Kehidupan sosial budaya
seperti inilah yang mempengaruhi juga terhadap karya seni tari.
Coba kalian bandingkan dengan pose gerak pada gambar 5 yang menunjukkan kaki tertahan
di lantai dengan sedikit jinjit tentu tenaga yang dikeluarkan tidak sebesar dan sekuat pada
gambar 4.
Gambar 4 Gambar 5
tarian papua banyak menggunakan energi dalam menunjukkan gerak berdiri dengan gerakan
melakukan gerak (sumber: dok. eko, 2012) tertahan di lantai memberi kesan ringan
sehingga tenaga yang digunakan lebih ringan
juga
gambar 6 Gambar 7
penari dengan gerak melayang gerak melayang bersama-sama
memerlukan waktu saat tumpuan dan memerlukan ketepatan waktu secara
melayang sampai turun ke lantai kembali bersamaan (sumber: Ballet Booklat)
(sumber: Ballet Book Buklet)
• Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari diatas panggung, karena tampilan
penari tampak datar ketika tertimpa cahaya lampu.
• Memperjelas garis-garis wajah penari untuk mengekspresikan gerak-gerak tari. Fungsi garis
tidak sekedar menegaskan, tetapi juga menambahkan sehingga terbentuk tampilan yang
berbeda dengan wajah asli pemain.
• Memberi nilai tambah keindahan karya tari. Dengan tata rias yang baik tentunya akan
menambah keindahan karya tari yang ditampilkan.
• Membantu ekspresi penari dalam melakukan gerak tari. Artinya penari harus dapat
membawakan tari tanpa terganggu oleh busananya.
• Memberikan nilai tambah pada segi estetika dan etika. Tarian yang dibawakan dengan
tata busana yang baik tentunya akan lebih indah dan menarik untuk disaksikan .
c. Tata Pentas
Ruangan tempat pertunjukan dengan sebutan pentas, dapat berupa lapangan,
pendapa, halaman pura atau gedung pertunjukan yang sering disebut dengan stage, yang
disebut dengan pentas tertutup.
Pertunjukan tari tradisional di lingkungan rakyat biasanya dipentaskan di lapangan
terbuka, seperti bentuk pertunjukan reog Ponorogo, Jathilan, tari-tarian di daerah
pedalaman Kalimantan, Sulawesi, Papua dan sebagainya. Sedangkan di kalangan istana di
jawa biasanya tari dipertunjukkan di pendapa yaitu suatu bangunan yang berbentuk joglo
yang mempunyai 4 tiang penyangga atau saka guru. Pada tempat pertunjukan seperti ini
biasanya penonton dapat menyaksikan pertunjukan dari berbagai arah.
d. Tata Cahaya dan Tata Suara
Tata cahaya dapat berupa cahaya yang berasal dari alam, misalnya siang hari
dengan memanfaatkan cahaya matahari seperti yang sering kita lihat pada tari-tari
kerakyatan yang ditarikan di siang hari, pertunjukkan Sendratari Ramayana di Prambanan
yang memanfatkan cahaya bulan purnama sebagai pendukung suasana pertunjukan. Tata
cahaya juga dapat dihasilkan dari alat baik yang tradisional seperti obor, api unggun dan
sebagainya, maupun modern yaitu dari cahaya lampu listrik. Sedangkan tata suara adalah
pendukung pertunjukan yang berfungsi untuk membantu memperbesar suara music iringan
tari.
e. Tema dalam Tari
Suatu tarian yang bertema jika gerak-gerak yang ditata mempunyai keterkaitan
dengan tema yang ingin disampaikan oleh penari pada penonton. Sumber tema yang dapat
dijadikan karya tari, antara lain: pengalaman hidup, kehidupan binatang, kejadian sehari-
hari, cerita rakyat, legenda, sejarah, upacara tradisional, karya sastra, permainan, dan
sebagainya. Suatu tarian dikategorikan tidak bertema jika gerak yang ditata semata-mata
hanya merupakan ungkapan emosional pribadi dan tidak memiliki tema, bahkan cenderung
pada gerak-gerak yang eksploratif.
B. JENIS TARI
Tari di Indonesia sangat banyak, para ahli tari mengklasifikasikan tari berbagai jenis tari dari
sudut pandang yang berbeda-beda. Secara umum jenis tari dibagi dalam dua kategori yaitu tari
tradisional dan tari non tradisional.
1. Tari tradisional
Jenis tari tradisional adalah tari yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat yang
memiliki alam pemikiran tradisional cirinya percaya kepada kekuatan supranatural, percaya
kepadamitologi, kekuatan binatang totem dan roh leluhur. Masyarakat tradisional taat
mempertahankan pola hidup yang tergantung kepada alam dan meneruskan kebiasaan hidupnya
secara turun temurun. Jenis tari di Indonesia yang termasuk dalam kategori jenis tari tradisonal
adalah tari primitif, tari rakyat dan tari klasik.
a) Tari primitif
Tari primitif adalah tari yang memiliki ciri bentuk gerak, iringan, rias dan busana yang
bersahaja. Tari primitif ada di seluruh dunia pada waktu masyarakat masih hidup dalam
jaman pra- sejarah, atau sekarang pada suku-suku pedalaman yang masih melanjutkan
tata kehidupan budaya pra-sejarah.
b) Tari rakyat
Tari rakyat adalah tari hasil garapan rakyat yang memiliki ciri penyajian sederhana dan
masih berpijak pada unsur budaya tradisional. Tari rakyat umumnya berbentuk tarian
bergembira atau tari pergaulan (Soedarsono,1992: 97-99). Contoh tari rakyat
diantaranya tari Tayub dari Jawa Tengah, tari Lenso dari Ambon, tari Ketuk Tilu dari
Jawa Barat, tari Joget dari Bali, tari Gandrung dari Banyuwangi Jawa Timur, tari Kuda
Lumping dari Jawa Barat dan tari Kuda Kepang dari Jawa Tengah.
c) Tari Klasik
Tari klasik adalah tari yang semula tumbuh dan berkembang di istana dalam kalangan
raja dan bangsawan, mencapai kristalisasi artistik yang tinggi dan telah pula
menempuh perjalanan sejarah yang cukup panjang, sehingga memiliki nilai tradisi.
Contohnya: tari Bedhaya dan tari Srimpi dari istana Surakarta maupun istana
Yogyakarta, tari Legong Kraton dari Bali (Soedarsono, 1992: 101-107).
C. TEKNIK TARI
1. Pengertian teknik tari
Teknik tari merupakan cara melakukan gerakan, teknik diperlukan sehingga sebuah tarian
dapat terlaksana dengan indah dan dan luwes dalam penampilannya. Dalam tari tradisi
merupakan teknik gerak dasar tari adalah dasar untuk mengeksplorasi keanekaragaman gerak
yang dapat dirangkai menjadi sebuah tarian. Seorang penari harus menemukan teknik yang
benar dalam mengekspresikan gerak sehingga menghasikan tampilan gerak yang tidak hanya
indah tapi juga khas.
Indonesia terdiri dari banyak suku sehingga melatar belakangi beragam jenis tari dan
kekhasan teknik dari berbagai gerak tari yang ditampilkan, seperti teknik keterampilan dalam
pengolahan gerak tangan, kaki, kepala, bahu, torso, ataupun yang lainnya. Dan setiap tarian
daerah memiliki perbedaan teknik dan tampilan geraknya. Hal tersebut yang menjadikan
teknik gerak dan prosesnya sama tetapi memiliki perbedaan. Berikut ini beberapa tarian
nusantara yang memiliki teknik gerak yang dimaksud.
1. Teknik tari Tradisional
1) Tari Saman
Tari Saman merupakan sebuah tarian suku Gayo, berasal dari Aceh dan biasa ditampilkan
untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman
mempergunakan Bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk
merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari
saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal
dari Gayo di Aceh Tenggara.
Gerakan Tarian saman menitikberatkan pada keterampilan gerak tangan. Ada dua unsur gerak
yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman:
(a) Tepuk tangan
Tari Randai tercipta dan dimainkan oleh anak-anak muda di sebuah pada awalnya di
perguruan silat. Pada mulanya, anak laki-laki di Minangkabau harus mampu membeladiri
dengan mempelajari ilmu beladiri yang disebut silat. Gerak-gerak silat, yang disebut juga
pancak inilah yang menjadi teknik dasar gerak Tari Randai dan bila dilakukan pengulangan
akan terasa cukup ritmis dan dinamis, sehingga jika distilir akan nampak lebih indah,
bahkan menyerupai sebuah tari. Gerak-gerak tersebut dilakukan secara melingkar, dan
membentuk rantai pertanda kekompakan. Semua pemain mengenakan celana latihan silat
yang disebut galembong, sehingga ketika celana galembong tersebut ditepuk secara
serentak akan menimbulkan bunyi yang khas, bagaikan deburan ombak di pantai.
Tari Topeng Betawi merupakan sebuah tarian adat oleh masyarakat Betawi yang selain
difungsikan sebagai hiburan, dahulu juga dipercaya dapat menjauhkan dari malapetaka.
Tari Topeng Betawi adalah salah satu sajian dari rangkaian pertunjukan Topeng Betawi
yang didalamnya menggabungkan beberapa unsur seni, yakni musik, tari, lawak dan
lakon. Di masa-masa awal, kesenian ini dipertunjukkan dengan cara berkeliling “ngamen”
dengan lebih menitik-beratkan pada unsur tari. Teknik gerak Tari Topeng Betawi yang
merupakan sikap dalam melakukan gerak-gerak Tari Topeng adalah Adeg-adeg yang
merupakan posisi siap dalam menari, dari posisi adeg-adeg penari akan melaukan gerakan
lainnya. Sikap Adeg-adeg pada Tari Topeng : Tumit bertemu, berjarak 1 kepal
(membentuk garis lurus), lutut di tekuk, rendah/terbuka, Badan condong kedepan.
Tari Topeng Tunggal mempunyai keunikan karena dikatakan Topeng Tunggal tetapi
dalam pelaksanaan penampilannya menggunakan tiga karakter kedok atau topeng yang
berbeda dengan cara bergantian. Tari Topeng Tunggal memakai tiga karakter kedok atau
topeng yang ditarikan oleh seorang penari Topeng Betawi dengan membawakan tiga
karakter yang berbeda yaitu Panji, Samba, dan Jingga.
• Shuffle Yaitu gerakan pengembangan dari Running Man dengan berpindah ke kanan kiri
atau depan belakang di ikuti dengan hentakan kaki.
• GlideSpin Yaitu gerakan seperti Running Man dan Shuffle dengan penambahan gerakan
seperti meluncur dan memutar tubuh.
Gambar 14 Teknik Gerak Shuffle pada shuffle Dance.
(Sumber : https://internasional.kompas.com/read/2019/01/20/20355601/kepala-sekolah-di-china-ajak-
para-murid-menari-shuffle-dance?page=all)
2) Break Dance
Break Dance adalah gaya tari jalanan yang muncul sebagai bagian dari gerakan hip hop
diantara African American yang dilakukan di bagian selatan New York City pada tahun
1970-an. Pada Umumnya tarian ini diiringi lagu hip hop, rap, atau lagu remix (lagu yang
sudah di aransemen ulang). Break Dance memiliki macam-macam gerakan dasar/basic
seperti top rock/up rock, footwork, freeze dan power moves. Penari Break Dance harus bisa
menguasai seluruh element gerakan dalam Break Dance.
Salah satu gerak dasar dalam Break Dance adalah Freeze, freeze adalah menahan gerakan
dengan pose yang bagus. Freeze, membutuhkan kekuatan tubuh penari untuk menahan
dirinya, dengan pose seperti Handstand.
Gambar 15 Teknik Gerak freeze pada Break Dance.
(Sumber : http://lazerseven.blogspot.com/2014/07/teknik-melakukan-baby-freeze-
dalam.html)
Materi pada kegiatan belajar 1 dalam modul 3 ini membantu Anda dalam memahami Unsur, Jenis
dan teknik tari.
Selamat. Anda telah membaca seluruh materi dan rangkuman, untuk mengetahui tingkat
pemahaman Anda terhadap materi, silahkan kerjakan tugas berikut ini !
2. Tugas
1. Secara berkelompok ataupun individu menyaksikan video tarian tradisional dan non
tradisional untuk menganalisis unsur, jenis dan teknik tari yang ditampilkan.
2. Menyimpulkan perbedaan unsur, jenis dan teknik tari yang yang ditampilkan pada
tarian terkait tata rias dan busana/properti tari.
3. Mengeksplorasi beragam gerak dengan teknik yang berbeda, misalnya gerak kepala
dengan berbagai teknik gerak yang berbeda.
Penilaian
1) Instrumen pengamatan
Nama :
Kelas :
Tanggal :
Kesimpulan : ................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jumlah
c. Merupakan bentuk tari yang tidak taat kepada kaidah tari tradisional
d. pola dan unsur-unsur tari tradisional masih jelas terlihat, namun dibagian-bagian tertentu
diberi bentuk baru.
4. Semua tarian yang mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama dan terikat oleh pola tradisi
yang telah ada, tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat adalah jenis tari:
a. Tradisional
b. Rakyat
c. Klasik
d. Tontonan
5. Fungsi Tata Rias sebagai unsur pendukung tari adalah...... kecuali...:
a. Menyempurnakan penampilan wajah. Tata Rias bisa menyempurnakan kekurangan pada
tampilan penari.
b. Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari. Tata rias berfungsi melukiskan
watak tarian dengan mengubah tampilan wajah penari menyangkut aspek usia, ras, bentuk
wajah.
c. Memberi nilai pada penonton. Dengan tata rias yang baik tentunya akan menambah
keindahan karya tari yang ditampilkan.
d. Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari diatas panggung, karena tampilan
penari tampak datar ketika tertimpa cahaya lampu. Oleh karena itu dibutuhkan tata rias
untuk menampilkan dimensi wajah penari.
6. Yang merupakan fungsi dari busana dalam tari adalah ....
a. membedakan peilaku tokoh satu dengan tokoh lain
b. memberikan efek suasana
c. memperkuat karakter tokoh
d. memberikan efek gerak pemain
7. Manakah yang merupakan dasar dari setiap gerakan dalam tarian adalah ....
a. iringan dalam tari
b. penjiwaan tari
c. keluwesan tari
d. pola lantai
8. Musik merupakan salah satu unsur pendukung dalam tari, karena....., kecuali
a. Melalui musik sebagai iringan tari ini pula pesan atau makna gerak yang ingin disampaikan
akan lebih komunikatif, sehingga tari tersebut mempunyai jiwa atau roh dalam
pengungkapannya.
b. Menjadi iringan dalam tari dapat dilihat dari tujuan atau pesan yang ingin disampaikan dalam
tari
c. Sebagai pendukung suasana, apabila tari tersebut memiliki tema tetentu, misalnya tema
percintaan, kematian, yang iringannya harus dibuat sedemikian rupa agar penonton memiliki
perasaan yang mendukung terhadap tema tersebut.
d. Musik dan tari memiliki pesan atau makna masing masing yang ingin disampaikan akan lebih
komunikatif, sehingga tari tersebut mempunyai jiwa atau roh dalam pengungkapannya.
9. Penggunaan tenaga secara tidak rata yaitu ada yang menggunakan tenaga sedikit ada pula yang
besar, disebut ....
a. aksen
b. intensitas
c. kualitas
d. kuantitas
10. Pengamatan terhadap suatu objek yang akan dijadikan sumber ide gerak dalam tari disebut ....
a. komposisi
b. improvisasi
c. intonasi
d. eksplorasi
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
1. D
2. B
3. B
4. A
5. C
6. C
7. B
8. D
9. A
10. D
DAFTAR PUSATAKA
Devi Triana, Dinny, dkk. (2009). Modul PPG Pendidikan Seni Tari. Jakarta: UNJ Press.
Dibia I Wayan. 2003. Bergerak Menurut Kata Hati Metode Baru dalam Mencipta Tari. Jakarta:
Masyarakat Seni Pertunjukan.
Jajuli, M. (2008), Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni, Semarang: Unesa University Press.
Langer, Susanne K. (1957), Problem of Art, New York: Harvard Unversity Press.
Lansing, Kenneth Melvin, (1981). The Elementary teachers’s art Handbook, CBS College
Publishing, New York.
La Meri. (1965). Dance Composition : The Basic Elements. Massachusetta: Jacob’s Pillow Dance
Festival, Inc.
Murgiyanto, Sal. (1983). Koreografi : Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soedarsono, dkk. 1996. Indonesia Indah: Tari Tradisional Indonesia. Jakarta: Harapan Kita
MII/BP.