Anda di halaman 1dari 31

MATERI AJAR

Disusun untuk memenuhi tugas PPG Dalam Jabatan


Pengembangan Materi Ajar Berbasis Problem Best Learning (PBL)
Untuk Modul 3 Pendalaman Materi Seni Budaya
KB 1 Unsur, Jenis dan Teknik Tari

Oleh

Nama : Retno Wulandari, S. Sn.


Kelas : Seni Budaya 01
No. UKG : 201502980347

PPG Dalam Jabatan 2021 Angkatan IV


LPTK Universitas Negeri Manado
Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Materi
Ajar Berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk Modul 3 Pendalaman Materi Seni Budaya
Kegiatan Belajar 1 Unsur, Jenis dan Teknik Tari. Modul ini merupakan salah satu tugas mandiri
PPG dalam jabatan 2021 angkatan 4 LPTK Universitas Negeri Manado.
Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning (PBL) merupakan materi tentang
kompetensi profesional yang berbasis masalah, khususnya materi Unsur, Jenis dan Teknik Tari.
Materi ajar ini dikembangkan dengan mengedepankan pendekatan Higher Order Thinking Skill
(HOTS).
Melalui kesempatan yang baik ini, penyusun ingin memberikan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan baik itu dari segi
material maupun spiritual demi terwujudnya Materi Ajar ini. Untuk itu perkenankan penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada Universitas Manado yang merupakan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan sebagai penyelenggara Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Angkatan IV Tahun 2021. Penghargaan berikan kepada Dosen Pembimbing Universitas
Manado Pendidikan Profesi Guru (PPG) Angkatan IV Tahun 2021 yang telah banyak
memberikan bimbingan dan mengarahkan serta pematangan dalam karya seni. Apresiasi juga
penyusun berikan kepada teman-teman Peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) Angkatan IV
Tahun 2021 yang sudah bersama-sama memberikan dukungan/motivasi dalam penyusunan
Materi Ajar ini. Sekali lagi, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu.
Akhirnya, disampaikan permohonan maaf kepada semua pihak apabila ada hal yang
kurang berkenan. Semoga materi ajar ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar Program
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Seni Budaya.

Grobogan, 23 September 2021


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iii
MATERI AJAR UNSUR, JENIS DAN TEKNIK TARI ........................................................
A. Pendahuluan ................................................................................................................ 1
1. Deskripsi Singkat ..................................................................................................... 1
2. Relevansi ................................................................................................................. 1
3. Petunjuk Belajar ...................................................................................................... 2
4. Peta Kompetensi ...................................................................................................... 2
B. Inti ............................................................................................................................... 2
1. Capaian Pembelajaran ............................................................................................. 2
2. Sub Capaian Pembelajaran ...................................................................................... 2
3. Uraian Materi ........................................................................................................... 3
C. Penutup ...................................................................................................................... 21
1. Rangkuman ............................................................................................................ 21
2. Tes Formatif .......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 26

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gerakan dengan pengolahan level tinggi


Gambar 2. Gerakan dengan pengolahan level sedang
Gambar 3. Gerakan dengan pengolahan level rendah
Gambar 4. Gerak bertenaga kuat
Gambar 5. Gerak bertenaga ringan
Gambar 6. Gerak bertempo/waktu
Gambar 7. Gerak dengan waktu yang bersama-sama
Gambar 8. Tari Bedhaya dari Surakarta
Gambar 9. Tari Kreasi Baru Bajidor Kahot dari Jawa Barat
Gambar 10. Teknik Gerak Tari Saman.
Gambar 11. Teknik Gerak Tari Randai
Gambar 12. Teknik Gerak Tari Topeng.
Gambar 13. Teknik Gerak Tari Legong Lasem.
Gambar 14. Teknik Gerak Shuffle pada shuffle Dance.
Gambar 15. Teknik Gerak freeze pada Break Dance.
MATERI AJAR
UNSUR, JENIS DAN TEKNIK TARI

A. PENDAHULUAN

Program pendidikan profesi guru (PPG) merupakan upaya meningkatkan kompetensi


profesional guru dan tenaga kependidikan dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang
dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan Peraturan menteri Negara dan Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru
dan angka kreditnya yaitu kegiatan pengembangan diri.
Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan secara optimal maka diperlukan materi ajar
yang telah dirancang dengan berasaskan kesesuaian dan kelayakan agar dapat digunakan sebagai
acuan dalam kegiatan pembelajaran melalui pendidikan dan pelatihan yang telah diprogramkan.
Materi ajar ini dirancang dan disusun sebagai pemenuhan penyusunan materi ajar.
Kegiatan belajar pada materi ajar ini tentang Unsur, Jenis dan Teknik Tari.

1. Deskripsi Singkat
Materi ajar ini merupakan buku pegangan untuk mencapai tingkat penguasaan
dalam pembelajaran seni tari yaitu tentang Unsur, Jenis dan Teknik Tari.
Penyusunan materi ajar ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dasar
bagi guru-guru seni budaya,k kkhususnya seni tari tentang unsur, jenis dan teknik tari.
Setelah mempelajari materi ini guru diharapkan dapat memahami, menganalisis, dan
menjelaskan unsur, jenis dan teknik tari.
.
2. Relevansi
Mempelajari unsur, jenis dan teknik tari, tidak hanya berfungsi untuk
menambah pengetahuan serta wawasan yang tepat di bidang pendidikan dan
pembelajaran dalam berkarya seni tari. Materi terkait tema dan nilai estetis dalam karya
seni tari, diharapkan dapat memberikan pemahaman tema-tema serta nilai-nilai estetis
yang terdapat dalam karya seni tari yang dihasilkan, sehingga dapat
mengimplementasikannya dalam pembelajaran estetika seni tari.

ii
3. Petunjuk Belajar
Untuk membantu memahami materi ajar ini perhatikan petunjuk belajar berikut:
a) Bacalah uraian dan sumber belajar lainnya yang sesuai dengan topik.
b) Kerjakan soal yang terdapat pada materi ajar untuk penguasaan materi.

4. Peta kompetensi
Adapun susunan materi ajar yang dituangkan dalam peta kompetensi Kegiatan Belajar
(KB) adalah :
a. Menganalisis unsur- unsur tari
b. Menganalisis Jenis-jenis tari
c. Menganalisis teknik tari
d. Mengeksplorasi gerak berdasarkan unsur dan teknik tari

B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Setelah menyelesaikan materi ajar ini akan mampu menganalisis :
a) Unsur, jenis dan teknik tari
b) Bentuk dan struktur, tema, dan nilai estetis dalam karya musik

2. Sub Capaian Pembelajaran


Sub capaian pembelajaran dalam materi ajar ini adalah mampu :
a. Menganalisis unsur tari
b. Menganalisis jenis tari.
c. Menganalisis teknik tari

3. Pokok-pokok materi
a. Unsur utama dan pendukung tari dan pembelajarannya
b. Jenis tari dan pembelajarannya
c. Teknik tari dan pembelajarannya
3. Uraian Materi

A. UNSUR TARI
Terdapat 2 unsur penting di dalam tari, yaitu unsur utama dan unsur pendukung. Unsur utama
tari adalah gerak, dan unsur pendukung tari adalah iringan tari, rias dan busana tari, tata pentas, tata
cahaya dan tata suara, serta tema dalam tari.
1. Unsur Utama Tari
Unsur tari terdiri dari unsur utama dan unsur pendukung. Elemen dasar atau unsur utama
dalam tari adalah gerak. Di dalam gerak mencakup ruang, waktu, dan tenaga.:
a. Ruang, yang dapat dimaknai sebagai ruang untuk menari ataupun ruang yang dapat
dibentuk oleh tubuh penari. Aspek ruang terbagi lagi menjadi:
1) Volume gerak, yang terbentuk dari luas, sedang, dan sempitnya ruang yang dibentuk
oleh tubuh penari.
2) Level adalah tingkat jangkauan gerak yang dilakukan oleh penari. Level dalam
gerak tari dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu level tinggi, sedang, dan rendah.
Perhatikan gambar berikut :

Gambar 1 Gerakan dengan pengolahan level


Gambar 2 Menunjukkan gerakan dengan pengolahan level

Gambar 3 Menunjukkan gerakan dengan pengolahan level

Dari gambar di atas manakah yang menunjukkan level tinggi, sedang dan rendah ? Jelaskan
menurut pendapat kalian tentang level dalam gerak tari tersebut ?.

b. Tenaga, yakni intensitas tenaga yang disalurkan melalui gerak tertentu (kuat, sedang, dan
lemah).
Setiap kita melakukan gerak, tentu memerlukan tenaga. Penggunaan tenaga dalam gerak tari
meliputi; (a) intensitas, yang berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang
menghasilkan tingkat ketegangan gerak; (b) aksen/tekanan muncul ketika gerakan dilakukan
secara tiba-tiba dan kontras; (c) kualitas berkaitan dengan cara penggunaan atau penyaluran
tenaga.
Jika gerak yang dilakukan memiliki intensitas tinggi tentu saja memerlukan tenaga yang
kuat dan sebaliknya, gerak dengan intensitas rendah memerlukan tenaga yang lemah atau
sedikit. Perhatikan pada gambar 4 yaitu Gerak tari yang bersumber pada tari tradisi Papua
kekuatan tenaga banyak pada kaki. Gerak kaki yang cepat dan ritmis merupakan salah satu
ciri dari tarian Papua. Gerak tari yang tertumpu pada kaki di Papua dipengaruhi oleh kondisi
geografis alam yang berbentuk pegunungan. Kehidupan masyarakat di daerah pegunungan
memerlukan kaki kuat untuk dapat mendaki dan menuruni bukit. Kehidupan sosial budaya
seperti inilah yang mempengaruhi juga terhadap karya seni tari.
Coba kalian bandingkan dengan pose gerak pada gambar 5 yang menunjukkan kaki tertahan
di lantai dengan sedikit jinjit tentu tenaga yang dikeluarkan tidak sebesar dan sekuat pada
gambar 4.

Gambar 4 Gambar 5
tarian papua banyak menggunakan energi dalam menunjukkan gerak berdiri dengan gerakan
melakukan gerak (sumber: dok. eko, 2012) tertahan di lantai memberi kesan ringan
sehingga tenaga yang digunakan lebih ringan
juga

c. Waktu, berhubungan dengan rasa ritmis gerak.


Perbedaan cepat atau lambat gerak berhubungan dengan tempo. Jadi tempo merupakan
cepat atau lambat gerak yang dilakukan. Gerak tari juga memiliki tempo. Fungsi tempo
pada gerak tari untuk memberikan kesan dinamis sehingga tarian enak untuk dinikmati.
Perhatikan gambar berikut :

gambar 6 Gambar 7
penari dengan gerak melayang gerak melayang bersama-sama
memerlukan waktu saat tumpuan dan memerlukan ketepatan waktu secara
melayang sampai turun ke lantai kembali bersamaan (sumber: Ballet Booklat)
(sumber: Ballet Book Buklet)

2. Unsur Pendukung Tari


a. Iringan Tari
Fungsi iringan dalam tari dapat dilihat dari tujuan atau pesan yang ingin disampaikan
dalam tari, sehingga ada iringan tari yang berfungsi sebagai pengiring tari, pendukung
suasana dan pembuat ilustrasi tari. Fungsi iringan tari sebagai pengiring tari dapat dilhat
dari tari-tari tradisi atau kreasi yang sudah berkembang, seperti tari Gambyong, tari Merak,
tari Topeng Blantek, tari Pakarena, tari Yospan, tari Serampang Dua Belas, dan tari
lainnya. Fungsi tari sebagai pendukung suasana, apabila tari tersebut memiliki tema tetentu,
misalnya tema percintaan, kematian, yang iringannya harus dibuat sedemikian rupa agar
penonton memiliki perasaan yang mendukung terhadap tema tersebut. Sedangkan fungsi
iringan tari sebagai ilustrasi, biasanya dapat dilihat pada penari-penari latar, di mana gerak
tarinya terkadang mengikuti iringan tari yang didengar atau dapat bertolak belakang tidak
sesuai dengan iringan tari yang sering disebut dengan off beat.
b. Rias dan Busana Tari
Fungsi Tata Rias :
• Menyempurnakan penampilan wajah.
• Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari. Tata rias berfungsi melukiskan
watak tarian dengan mengubah tampilan wajah penari menyangkut aspek usia, ras, bentuk
wajah.

• Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari diatas panggung, karena tampilan
penari tampak datar ketika tertimpa cahaya lampu.

• Memperjelas garis-garis wajah penari untuk mengekspresikan gerak-gerak tari. Fungsi garis
tidak sekedar menegaskan, tetapi juga menambahkan sehingga terbentuk tampilan yang
berbeda dengan wajah asli pemain.

• Memberi nilai tambah keindahan karya tari. Dengan tata rias yang baik tentunya akan
menambah keindahan karya tari yang ditampilkan.

Fungsi Tata Busana :


• Memperjelas tema tari. Busana tari berfungsi untuk mendukung tema atau isi tari dan
untuk memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari.

• Membantu menghidupkan karakter dan peran penari.

• Membantu ekspresi penari dalam melakukan gerak tari. Artinya penari harus dapat
membawakan tari tanpa terganggu oleh busananya.

• Memberikan nilai tambah pada segi estetika dan etika. Tarian yang dibawakan dengan
tata busana yang baik tentunya akan lebih indah dan menarik untuk disaksikan .

c. Tata Pentas
Ruangan tempat pertunjukan dengan sebutan pentas, dapat berupa lapangan,
pendapa, halaman pura atau gedung pertunjukan yang sering disebut dengan stage, yang
disebut dengan pentas tertutup.
Pertunjukan tari tradisional di lingkungan rakyat biasanya dipentaskan di lapangan
terbuka, seperti bentuk pertunjukan reog Ponorogo, Jathilan, tari-tarian di daerah
pedalaman Kalimantan, Sulawesi, Papua dan sebagainya. Sedangkan di kalangan istana di
jawa biasanya tari dipertunjukkan di pendapa yaitu suatu bangunan yang berbentuk joglo
yang mempunyai 4 tiang penyangga atau saka guru. Pada tempat pertunjukan seperti ini
biasanya penonton dapat menyaksikan pertunjukan dari berbagai arah.
d. Tata Cahaya dan Tata Suara
Tata cahaya dapat berupa cahaya yang berasal dari alam, misalnya siang hari
dengan memanfaatkan cahaya matahari seperti yang sering kita lihat pada tari-tari
kerakyatan yang ditarikan di siang hari, pertunjukkan Sendratari Ramayana di Prambanan
yang memanfatkan cahaya bulan purnama sebagai pendukung suasana pertunjukan. Tata
cahaya juga dapat dihasilkan dari alat baik yang tradisional seperti obor, api unggun dan
sebagainya, maupun modern yaitu dari cahaya lampu listrik. Sedangkan tata suara adalah
pendukung pertunjukan yang berfungsi untuk membantu memperbesar suara music iringan
tari.
e. Tema dalam Tari
Suatu tarian yang bertema jika gerak-gerak yang ditata mempunyai keterkaitan
dengan tema yang ingin disampaikan oleh penari pada penonton. Sumber tema yang dapat
dijadikan karya tari, antara lain: pengalaman hidup, kehidupan binatang, kejadian sehari-
hari, cerita rakyat, legenda, sejarah, upacara tradisional, karya sastra, permainan, dan
sebagainya. Suatu tarian dikategorikan tidak bertema jika gerak yang ditata semata-mata
hanya merupakan ungkapan emosional pribadi dan tidak memiliki tema, bahkan cenderung
pada gerak-gerak yang eksploratif.

B. JENIS TARI
Tari di Indonesia sangat banyak, para ahli tari mengklasifikasikan tari berbagai jenis tari dari
sudut pandang yang berbeda-beda. Secara umum jenis tari dibagi dalam dua kategori yaitu tari
tradisional dan tari non tradisional.

1. Tari tradisional
Jenis tari tradisional adalah tari yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat yang
memiliki alam pemikiran tradisional cirinya percaya kepada kekuatan supranatural, percaya
kepadamitologi, kekuatan binatang totem dan roh leluhur. Masyarakat tradisional taat
mempertahankan pola hidup yang tergantung kepada alam dan meneruskan kebiasaan hidupnya
secara turun temurun. Jenis tari di Indonesia yang termasuk dalam kategori jenis tari tradisonal
adalah tari primitif, tari rakyat dan tari klasik.
a) Tari primitif
Tari primitif adalah tari yang memiliki ciri bentuk gerak, iringan, rias dan busana yang
bersahaja. Tari primitif ada di seluruh dunia pada waktu masyarakat masih hidup dalam
jaman pra- sejarah, atau sekarang pada suku-suku pedalaman yang masih melanjutkan
tata kehidupan budaya pra-sejarah.

b) Tari rakyat
Tari rakyat adalah tari hasil garapan rakyat yang memiliki ciri penyajian sederhana dan
masih berpijak pada unsur budaya tradisional. Tari rakyat umumnya berbentuk tarian
bergembira atau tari pergaulan (Soedarsono,1992: 97-99). Contoh tari rakyat
diantaranya tari Tayub dari Jawa Tengah, tari Lenso dari Ambon, tari Ketuk Tilu dari
Jawa Barat, tari Joget dari Bali, tari Gandrung dari Banyuwangi Jawa Timur, tari Kuda
Lumping dari Jawa Barat dan tari Kuda Kepang dari Jawa Tengah.
c) Tari Klasik
Tari klasik adalah tari yang semula tumbuh dan berkembang di istana dalam kalangan
raja dan bangsawan, mencapai kristalisasi artistik yang tinggi dan telah pula
menempuh perjalanan sejarah yang cukup panjang, sehingga memiliki nilai tradisi.
Contohnya: tari Bedhaya dan tari Srimpi dari istana Surakarta maupun istana
Yogyakarta, tari Legong Kraton dari Bali (Soedarsono, 1992: 101-107).

Gambar 8 Tari Bedhaya dari Surakarta


Sumber : https://gateofjava.wordpress.com/2013/09/25/tari-bedhaya-keraton-yogyakarta
2. Tari Non Tradisonal
Tari non tradisional adalah jenis tari yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat
yang tidak taat kepada pola hidup dan kebiasaan turun-temurun dan memiliki pola hidup berciri
modern. Oleh karena itu, bentuk tari non tradisional tidak taat kepada kaidah tari tradisional.
Jenis tari non tradisional adalah tari kreasi baru, tari modern, tari postmodern dan tari
kontemporer
a) Tari kreasi baru
Tari kreasi baru adalah jenis tari tradisional yang modifikasi menjadi bentuk baru. Ciri tari
kreasi baru adalah pola dan unsur-unsur tari tradisional masih jelas terlihat, namun dibagian-
bagian tertentu diberi bentuk baru. Contoh tari kreasi baru yang masih menggunakan unsur
dan pola seni tari tradisional, diantaranya I Nyoman Mario tahun 1925 menciptakan tari
Kebyar Duduk dan Kebyar Terompong, Tari Yapong dan tari Wira Pertiwi , karya
Bagong kussudiardjo, Tari Bajidor Kahot modifikasi dari tari Jaipongan, dll.
,

Gambar 9 Tari Kreasi Baru Bajidor Kahot dari Jawa Barat.


Sumber : https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/tari-bajidor-kahot-tari-kreasi
b) Tari modern
Tari modern adalah jenis tari yang tumbuh dan berkembang mulai tahun 1890 dan
berlangsung sampai dengan sekitar tahun 1945 an, ciri yang sangat menonjol dari tari
modern adalah (1) tampilan gaya individu yang sangat kuat dalam karya tarinya; dan (2)
adanya inovasi yang baru dalam tari modern.
c) Tari Postmodern
Tari postmodern adalah jenis tari yang lahir pada abad akhir ke 20 atau sekitar tahun
1930 an Tari postmodern merupakan reaksi para koreografer yang mendukung gerakan
posmodernisme yang memberikan koreksi kepada modernisme.Ciri-ciri tari postmodern
adalah tema tari mengarah kepada kritik sosial, bentuk koreografi tidak terikat pola
dalam tari modern.
d) Tari Kontemporer
Tari kontemporer adalah tari yang mencerminkan jiwa jaman saat ini. Jiwa jaman yang
mutakhir. Ciri kekinian yang cenderung musiman karena mengikuti selera atau tren
bentuk dan gaya hidup yang tercermin dalam food, fashion dan film, serta pemikiran-
pemikiran yang sedang mutakhir berkembang di masyarakat pada saat ini.

C. TEKNIK TARI
1. Pengertian teknik tari
Teknik tari merupakan cara melakukan gerakan, teknik diperlukan sehingga sebuah tarian
dapat terlaksana dengan indah dan dan luwes dalam penampilannya. Dalam tari tradisi
merupakan teknik gerak dasar tari adalah dasar untuk mengeksplorasi keanekaragaman gerak
yang dapat dirangkai menjadi sebuah tarian. Seorang penari harus menemukan teknik yang
benar dalam mengekspresikan gerak sehingga menghasikan tampilan gerak yang tidak hanya
indah tapi juga khas.
Indonesia terdiri dari banyak suku sehingga melatar belakangi beragam jenis tari dan
kekhasan teknik dari berbagai gerak tari yang ditampilkan, seperti teknik keterampilan dalam
pengolahan gerak tangan, kaki, kepala, bahu, torso, ataupun yang lainnya. Dan setiap tarian
daerah memiliki perbedaan teknik dan tampilan geraknya. Hal tersebut yang menjadikan
teknik gerak dan prosesnya sama tetapi memiliki perbedaan. Berikut ini beberapa tarian
nusantara yang memiliki teknik gerak yang dimaksud.
1. Teknik tari Tradisional

1) Tari Saman
Tari Saman merupakan sebuah tarian suku Gayo, berasal dari Aceh dan biasa ditampilkan
untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman
mempergunakan Bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk
merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari
saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal
dari Gayo di Aceh Tenggara.
Gerakan Tarian saman menitikberatkan pada keterampilan gerak tangan. Ada dua unsur gerak
yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman:
(a) Tepuk tangan

(b) Tepuk dada


ketika menyebarkan agama Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno, lalu
menghadirkan kembali lewat gerak-gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam demi
memudahkan dakwahnya. Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena
hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti :
• Gerak guncang
• Kirep
• Lingang
• Surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo).

Gambar 10 Teknik Gerak Tari Saman.


(Sumber :http://senangberbagi98.blogspot.com/2017/09/materi-tari-saman-sejarah-gerakan.html
2) Tari Randai

Tari Randai tercipta dan dimainkan oleh anak-anak muda di sebuah pada awalnya di
perguruan silat. Pada mulanya, anak laki-laki di Minangkabau harus mampu membeladiri
dengan mempelajari ilmu beladiri yang disebut silat. Gerak-gerak silat, yang disebut juga
pancak inilah yang menjadi teknik dasar gerak Tari Randai dan bila dilakukan pengulangan
akan terasa cukup ritmis dan dinamis, sehingga jika distilir akan nampak lebih indah,
bahkan menyerupai sebuah tari. Gerak-gerak tersebut dilakukan secara melingkar, dan
membentuk rantai pertanda kekompakan. Semua pemain mengenakan celana latihan silat
yang disebut galembong, sehingga ketika celana galembong tersebut ditepuk secara
serentak akan menimbulkan bunyi yang khas, bagaikan deburan ombak di pantai.

Gambar 11 Teknik Gerak Tari Randai.


(Sumber : https://www.boyyendratamin.com/2013/07/randai-kesenian-tradisi-minangkabau.html)

3) Tari Topeng Tunggal

Tari Topeng Betawi merupakan sebuah tarian adat oleh masyarakat Betawi yang selain
difungsikan sebagai hiburan, dahulu juga dipercaya dapat menjauhkan dari malapetaka.
Tari Topeng Betawi adalah salah satu sajian dari rangkaian pertunjukan Topeng Betawi
yang didalamnya menggabungkan beberapa unsur seni, yakni musik, tari, lawak dan
lakon. Di masa-masa awal, kesenian ini dipertunjukkan dengan cara berkeliling “ngamen”
dengan lebih menitik-beratkan pada unsur tari. Teknik gerak Tari Topeng Betawi yang
merupakan sikap dalam melakukan gerak-gerak Tari Topeng adalah Adeg-adeg yang
merupakan posisi siap dalam menari, dari posisi adeg-adeg penari akan melaukan gerakan
lainnya. Sikap Adeg-adeg pada Tari Topeng : Tumit bertemu, berjarak 1 kepal
(membentuk garis lurus), lutut di tekuk, rendah/terbuka, Badan condong kedepan.
Tari Topeng Tunggal mempunyai keunikan karena dikatakan Topeng Tunggal tetapi
dalam pelaksanaan penampilannya menggunakan tiga karakter kedok atau topeng yang
berbeda dengan cara bergantian. Tari Topeng Tunggal memakai tiga karakter kedok atau
topeng yang ditarikan oleh seorang penari Topeng Betawi dengan membawakan tiga
karakter yang berbeda yaitu Panji, Samba, dan Jingga.

Gambar 12 Teknik Gerak Tari Topeng.


(Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=B82BFXnWdp8)

4) Tari Legong Lasem


Tari Bali khususnya Tari Legong Lasem memiliki teknik-teknik dasar tari Bali yang harus
dikuasai, terdapat sikap anggota tubuh yang khas dalam Legong Lasem contohnya pada
gaya tari Legong Lasem daerah Peliatan yaitu gerak ngelayak (kayang), agem yang
melengkung, sikap tangan yang lebih sempit, dagu yang diangkat, bahu dan belikan yang
terkunci, angsel yang tersendat dan gerakan yang bergetar. Diperlukan sikap kedisiplinan
yang tinggi untuk dapat menguasai Tari Legong Lasem.
Gambar 13 Teknik Gerak Tari Legong Lasem.
(Sumber : https://www.antarafoto.com/mudik/v1498050005/legong-lasem-klasik)
2. Teknik Tari Non Tradisional
1) Shuffle Dance
Shuffle Dance atau yang kita sebut Tari Shuffle merupakan tarian yang berasal dari
Australia. Tari yang termasuk kategori Tari Modern ini sedang digemari anak muda masa
kini. Shuffle Dance lebih mengutamakan gerakan kaki yang unik dan atraktif. Ada beberapa
dasar gerakan kaki yang sering dipakai dalam Shuffle Dance. Gerakan tersebut antara lain :
• RunningMan Gerakan berlari di tempat namun tidak berpindah serupa dengan orang
sedang berlari namun dengan menggunakan kecepatan yang teratur.

• Shuffle Yaitu gerakan pengembangan dari Running Man dengan berpindah ke kanan kiri
atau depan belakang di ikuti dengan hentakan kaki.

• GlideSpin Yaitu gerakan seperti Running Man dan Shuffle dengan penambahan gerakan
seperti meluncur dan memutar tubuh.
Gambar 14 Teknik Gerak Shuffle pada shuffle Dance.
(Sumber : https://internasional.kompas.com/read/2019/01/20/20355601/kepala-sekolah-di-china-ajak-
para-murid-menari-shuffle-dance?page=all)

2) Break Dance
Break Dance adalah gaya tari jalanan yang muncul sebagai bagian dari gerakan hip hop
diantara African American yang dilakukan di bagian selatan New York City pada tahun
1970-an. Pada Umumnya tarian ini diiringi lagu hip hop, rap, atau lagu remix (lagu yang
sudah di aransemen ulang). Break Dance memiliki macam-macam gerakan dasar/basic
seperti top rock/up rock, footwork, freeze dan power moves. Penari Break Dance harus bisa
menguasai seluruh element gerakan dalam Break Dance.
Salah satu gerak dasar dalam Break Dance adalah Freeze, freeze adalah menahan gerakan
dengan pose yang bagus. Freeze, membutuhkan kekuatan tubuh penari untuk menahan
dirinya, dengan pose seperti Handstand.
Gambar 15 Teknik Gerak freeze pada Break Dance.
(Sumber : http://lazerseven.blogspot.com/2014/07/teknik-melakukan-baby-freeze-
dalam.html)

2. Teknik gerak dan pembelajarannya


Pada materi teknik gerak, pembelajaran dapat diarahkan dengan 2 tahap, yakni tahap
kreativitas yakni siswa distimulus untuk mengenali tubuh mereka sebagai alat gerak, kemudian
diminta untuk mengesplorasi beragam gerak dengan teknik yang berbeda, misalnya gerak kepala
dengan berbagai teknik gerak yang berbeda. Secara berkelompok siswa diminta untuk merangkai
gerak yang dibentuk dari teknik gerak. Siswa sampai bisa menyimpulkan perlunya teknik gerak
yang tepat dalam menghasilkan gerak utuh yang tidak hanya indah tapi juga tidak mengganggu.
Pada tahap berikutnya siswa diarahkan pada tahap apresiasi, secara berkelompok ataupun
individual mereka diminta untuk menyaksikan tarian tradisional dan kontemporer untuk
menganalisis perbedaan teknik gerak yang ditampilkan pada tarian dari gerak tangan , sikap tubuh,
gerak kaki. Dari gerak yang dianggap mudah sampai yang paling sulit. Setiap kelompok bisa
semakin mengembangkan perbendaharaan gerak yang mereka tampilkan.
Aspek penilaian dapat dilihat dari kemampuan berkreativitas dalam menemukan ide gerak,
kemampuan bekerjasama untuk mengekspresikan karya, dan keindahan gerak yang ditampilkan.
Dalam hal ini guru memiliki kebebaskan untuk mengembangkan format penilaian yang
komprehensif dan bijak.
3. Teknik berkarya Tari
Prosedur merangkai gerak tari antara lain sebagai berikut :
1. Eksplorasi
Yaitu pengalaman melakukan penjajakan gerak, untuk menghasilkan teknik gerak.
Pada kegiatan ini dipersilahkan untuk berimajinasi dan melakukan penafsiran gerak
terhadap apa yang dilihat dan didengar. Kalian dapat bebas bergerak mengikuti kata
hati, mengikuti imajinasi/daya khayal dan menafsirkan nya kedalam bentuk gerak.
2. Improvisasi
Yaitu pengalaman secara spontan atau mencari kemungkinan teknik gerak yang telah
diperoleh pada waktu eksplorasi. Dari setiap teknik gerak yang dihasilkan pada waktu
eksplorasi/pencarian gerak, selanjutnya dikembangkan dari aspek tenaga, ruang dan
waktu, sehingga menghasilkan teknik gerak yang sangat banyak.
3. Evaluasi
Yaitu pengalaman untuk menilai dan menyeleksi teknik gerak yang telah dihasilkan
pada tahap improvisasi. Dalam kegiatan ini kalian mulai menyeleksi dengan cara
membuat teknik gerak yang tidak sesuai dan memilih gerak yang sesuai dengan
gagasannya. Hasil inilah yang akan digarap pada tahap komposisi.
4. Komposisi
Yaitu tujuan akhir mencari gerak untuk selanjutnya membentuk tari dari gerak yang
kalian temukan.
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Terdapat 2 unsur penting di dalam tari, yaitu unsur utama dan unsur pendukung. Unsur
utama tari adalah gerak, meliputi aspek ruang, waktu dan tenaga. Unsur pendukung tari adalah
iringan tari, rias dan busana tari, tata pentas, tata cahaya dan tata suara, serta tema dalam tari. Jenis
tari bermacam-macam. Keragaman jenis tari karena perbedaan (a) tempat dan tumbuh tari; (b)
pemikiran, kebiasaan dan gaya hidup masyarakat atau orang yang menciptakan dan mendukung
keberadaan tari; dan (c) situasi atau kondisi jaman pada saat tari diciptakan, sehingga lahirlah jenis
tari primitif, tari rakyat, tari klasik, tari kreasi baru, tari modern, tari postmodern dan tari
kontemporer. Di dalam tari terdapat unsur utama dan juga unsur pendukung serta teknik dalam
menarikannya.
Jenis tari primitif, tari rakyat, tari klasik termasuk dalam kelompok tari tradisional karena
tarian ini tumbah dan berkembang di masyarakat yang memiliki ciri pemikiran, kebiasaan dan
gaya hidup tradisional yang menempatkan tari menjadi bagian penting dari kegiatan religi (upacara
keagamaan), upacara kenegaaran, upacara adat dan kegiatan sosial dalam kehidupannya. Berbeda
dengan jenis tari kreasi baru, tari modern, tari postmodern dan tari kontemporer. Tari kreasi baru
di Indonesia secara histori, tumbuh pada masa peralihan pemikiran tradisional menuju pemikiran
modern. Maka, bentuk tari memiliki masih kuat ciri tari tradisionalnya, namun dibagian tertentu
diberi bentuk baru. Ketika masyarakat telah beralih menuju pemikiran kebiasaan dan gaya hidup
modern. Maka, tumbuh dan berkembang jenis tari modern, yang selanjutnya mucul jenis tari
postmodern yang tumbuh karena tanggapan dan koreksi dari pemikiran modernisme. Jenis lainnya
yang tumbuh pada jaman postmodern adalah jenis tari kontemporer.
Setiap tari memiliki teknik dan proses gerak dasar yang berbeda. Tari Tradisional di
Indonesia memiliki gerak-gerak yang berbeda dan keragaman tari yang berbeda-beda setiap
daerahnya. Pemahaman terhadap teknik gerak dasar tari tradisional adalah dasar untuk
mengeksplorasi keanekaragaman gerak yang dapat dirangkai menjadi sebuah tarian.
Contoh keanekaragaman teknik gerak pada Tari Tradisional seperti gerak Tari Saman yang
menitikberatkan pada keterampilan gerak tangan, Tari Randai yang menggunakan gerak-gerak
silat yang disebut juga pencak menjadi teknik dasar gerak, Tari Topeng memiliki sikap dasar yang
menjadi teknik dalam melakukan gerakan-gerakan tarinya yang disebut Adeg-adeg dan Tari
Legong Lasem yang memiliki teknik-teknik dasar tari Bali yang harus dikuasai, yaitu terdapat
sikap anggota tubuh yang khas dalam Legong Lasem contohnya pada gaya tari Legong Lasem
daerah Peliatan yaitu gerak ngelayak (kayang), agem yang melengkung, sikap tangan yang lebih
sempit, dagu yang diangkat, bahu dan belikan yang terkunci, angsel yang tersendat dan gerakan
yang bergetar.
Begitu pula pada Tari Non Tradisional, contohnya pada Tari Modern seperti Shuffle Dance
lebih mengutamakan gerakan kaki yang unik dan atraktif berbeda dengan Salah satu gerak dasar
dalam Break Dance yaitu Freeze, freeze adalah menahan gerakan dengan pose yang bagus. Freeze,
membutuhkan kekuatan tubuh penari untuk menahan dirinya, dengan pose seperti Handstand.
Prosedur merangkai gerak tari antara lain sebagai berikut : tahap eksplorasi, tahap
improvisasi, tahap Evaluasi dan tahap komposisi.

Materi pada kegiatan belajar 1 dalam modul 3 ini membantu Anda dalam memahami Unsur, Jenis
dan teknik tari.
Selamat. Anda telah membaca seluruh materi dan rangkuman, untuk mengetahui tingkat
pemahaman Anda terhadap materi, silahkan kerjakan tugas berikut ini !

2. Tugas
1. Secara berkelompok ataupun individu menyaksikan video tarian tradisional dan non
tradisional untuk menganalisis unsur, jenis dan teknik tari yang ditampilkan.
2. Menyimpulkan perbedaan unsur, jenis dan teknik tari yang yang ditampilkan pada
tarian terkait tata rias dan busana/properti tari.
3. Mengeksplorasi beragam gerak dengan teknik yang berbeda, misalnya gerak kepala
dengan berbagai teknik gerak yang berbeda.
Penilaian
1) Instrumen pengamatan
Nama :
Kelas :
Tanggal :

Aktivitas Peserta didik


1. Mengamati Video yang kalian lihat pada tarian tradisional dan non tradisional.
2. Kemudian isilah kolom pengamatan di bawah ini !

Aspek yang dinilai


Nama tari
NO Asal Daerah Jenis Tari Rias Busana Keunikan tari
1
2
3
4

Kesimpulan : ................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

2) Format Penilaian Kinerja


Nama Siswa : ………………
Kelas : ………………
Tanggal : ………………

NO Aspek yang Dinilai Tingkat Kemampuan


1 2 3 4
1. Ide/gagasan
2 Kejelasan dalam melakukan teknik
gerak tangan, tubuh dan kaki
3. Kesesuaian rias busana /properti
tari
4 Kreativitas

Jumlah

Kriteria Penskoran Kriteria Penilaian


Baik Sekali 4 13 – 16 A
Baik 3 9 – 12 B
Cukup 2 5– 8 C
Kurang 1 ≤ 4 D
3. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang benar pada huruf a, b, c atau d pada soal di bawah ini !.
1. Manakah pernyataan yang salah tentang tari klasik adalah:
a. Tari yang semula tumbuh dan berkembang di istana dalam kalangan raja dan bangsawan
b. Mencapai kristalisasi artistik yang tinggi dan telah pula menempuh perjalanan sejarah yang
cukup panjang, sehingga memiliki nilai tradisi .
c. Bentuk tari klasik mencerminkan masyarakat istana yang mempunyai tata kehidupan teratur,
sehingga ciri koreografinya terpola oleh aturan – aturan yang standar dan sangat baku.
d. Contoh tari klasik tari Bedhaya dan tari merak dari istana Surakarta maupun istana
Yogyakarta, tari Legong Kraton dari Bali.
2. Dibawah ini adalah contoh tari tradisional tema dramatik ....
a. Tari Golek dari Jawa Tengah dan tari Topeng dari Cirebon.
b. Langendriyan dari Mangkunegaran Jawa Tengah
c. Wayang Wong dari Jawa Tengah dan Jogjakarta,
d. Tari Pendet dari Bali, Joged dari Bali, tari Tayub
3. Berikut adalah ciri-ciri tari tradisional klasik ....
a. Memiliki gerak dan rias busana yang sederhana
b. Tari yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat yang taat kepada pola hidup
dan kebiasaan turun-temurun dan memiliki pola hidup berciri modern.

c. Merupakan bentuk tari yang tidak taat kepada kaidah tari tradisional

d. pola dan unsur-unsur tari tradisional masih jelas terlihat, namun dibagian-bagian tertentu
diberi bentuk baru.
4. Semua tarian yang mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama dan terikat oleh pola tradisi
yang telah ada, tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat adalah jenis tari:
a. Tradisional

b. Rakyat

c. Klasik

d. Tontonan
5. Fungsi Tata Rias sebagai unsur pendukung tari adalah...... kecuali...:
a. Menyempurnakan penampilan wajah. Tata Rias bisa menyempurnakan kekurangan pada
tampilan penari.

b. Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari. Tata rias berfungsi melukiskan
watak tarian dengan mengubah tampilan wajah penari menyangkut aspek usia, ras, bentuk
wajah.

c. Memberi nilai pada penonton. Dengan tata rias yang baik tentunya akan menambah
keindahan karya tari yang ditampilkan.

d. Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari diatas panggung, karena tampilan
penari tampak datar ketika tertimpa cahaya lampu. Oleh karena itu dibutuhkan tata rias
untuk menampilkan dimensi wajah penari.
6. Yang merupakan fungsi dari busana dalam tari adalah ....
a. membedakan peilaku tokoh satu dengan tokoh lain
b. memberikan efek suasana
c. memperkuat karakter tokoh
d. memberikan efek gerak pemain
7. Manakah yang merupakan dasar dari setiap gerakan dalam tarian adalah ....
a. iringan dalam tari
b. penjiwaan tari
c. keluwesan tari
d. pola lantai
8. Musik merupakan salah satu unsur pendukung dalam tari, karena....., kecuali
a. Melalui musik sebagai iringan tari ini pula pesan atau makna gerak yang ingin disampaikan
akan lebih komunikatif, sehingga tari tersebut mempunyai jiwa atau roh dalam
pengungkapannya.

b. Menjadi iringan dalam tari dapat dilihat dari tujuan atau pesan yang ingin disampaikan dalam
tari
c. Sebagai pendukung suasana, apabila tari tersebut memiliki tema tetentu, misalnya tema
percintaan, kematian, yang iringannya harus dibuat sedemikian rupa agar penonton memiliki
perasaan yang mendukung terhadap tema tersebut.

d. Musik dan tari memiliki pesan atau makna masing masing yang ingin disampaikan akan lebih
komunikatif, sehingga tari tersebut mempunyai jiwa atau roh dalam pengungkapannya.
9. Penggunaan tenaga secara tidak rata yaitu ada yang menggunakan tenaga sedikit ada pula yang
besar, disebut ....
a. aksen
b. intensitas
c. kualitas
d. kuantitas
10. Pengamatan terhadap suatu objek yang akan dijadikan sumber ide gerak dalam tari disebut ....
a. komposisi
b. improvisasi
c. intonasi
d. eksplorasi
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. D
2. B
3. B
4. A
5. C
6. C
7. B
8. D
9. A
10. D
DAFTAR PUSATAKA

Devi Triana, Dinny, dkk. (2009). Modul PPG Pendidikan Seni Tari. Jakarta: UNJ Press.

Dibia I Wayan. 2003. Bergerak Menurut Kata Hati Metode Baru dalam Mencipta Tari. Jakarta:
Masyarakat Seni Pertunjukan.

Hadi, Sumandiyo Y. 1996. Aspek-Aspek Dasar Koreografi Kelompok. Jogjakarta: Manthili.

Jajuli, M. (2008), Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni, Semarang: Unesa University Press.

Langer, Susanne K. (1957), Problem of Art, New York: Harvard Unversity Press.

Lansing, Kenneth Melvin, (1981). The Elementary teachers’s art Handbook, CBS College
Publishing, New York.

La Meri. (1965). Dance Composition : The Basic Elements. Massachusetta: Jacob’s Pillow Dance
Festival, Inc.

Murgiyanto, Sal. (1983). Koreografi : Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Parani, Yulianti. (1975). Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta : LPKJ.

Soedarsono. Terj.1986. Elemen-elemen Dasar Komposisi Tari. Jogjakarta: Lagaligo Fakultas


Kesenian ISI Jogjakarta.

Soedarsono. 1992. Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta:Balai Pustaka.

Soedarsono, dkk. 1996. Indonesia Indah: Tari Tradisional Indonesia. Jakarta: Harapan Kita
MII/BP.

Anda mungkin juga menyukai