Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

NASAB NABI MUHAMMAD SAW QS. MARYAM AYAT 58 DAN QS. AL-BAQARAH
AYAT 127-128

Makalah ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sirah Nabawiyah

Dosen Pengampu : Dr. H. Mahmudin Bin Bunyamin Lc.MA

Disusun Oleh :

M. Faried Alfithri ( 2031030103 )

Antara Sebastian (2331030050 )

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVESITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2024 M/1445 H


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Nasab Nabi Muhammad SAW Qs. Maryam Ayat 58 dan Qs.
Al-Baqarah ayat 127-128)” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Sirah
Nabawiyah. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.

Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempuraan makah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para
pembaca.

Bandar Lampung, 26 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................................


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................

A. Tafsir Qs. Maryam Ayat 58 ...................................................................................................


B. Tafsir Qs. Al-Baqarah ayat 127-128 ......................................................................................

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam ajaran islam, nasab merupakan suatu hal penting yang harus diketahui oleh
setiap muslim, sebab nasab berkaitan dengan hak waris, perwakilan serta hal-hal penting
yang lainnya. Kata nasab adalah kerabat atau keturunan. Nasab berasal dari kata al-nasb
yang artinya adalah menghubungkan kekerabatan, keturunan maupun menyebutkan
keturunan itu sendiri. Nasab adalah al qorobah atau kerabat. Kerabat dinamakan nasab,
dikarenakan di antara kedua kata tersebut ada suatu hubungan serta keterkaitan.
Jika kata al-nasab dibentuk menjadi sebuah kalimat tanasub, maka artinya adalah
hubungan, ikatan, kesamaan serta kesetaraan. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia
(KBBI) nasab adalah keturunan, terutama keturutan yang berasal dari pihak ayah. Akan
tetapi nasab bukan hanya keturunan saja, kata nasab juga dapat digunakan untuk
mendefinisikan hubungan darah secara horizontal contohnya seperti bibi, saudara
sekandung, paman, dan lainnya.
Surat Maryam merupakan surat ke 19 dalam Al-Qur’an. Dikalangan masyarakat
islam Indonesia, surat maryam sering dibaca oleh muslimah yang lagi hamil. Isi surat ini
menceritakan tentang perjuangan Maryam Binti Imran saat melahirkan Isa Alaihisalam.
Sedangkan surat Al-Baqarah merupaan surat ke 2 dalam Al-Qur’an. Surat ini memiliki arti
sapi betina ini diturunkan di Kota Madinah, sehingga tergolong surat Madaniyah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tafsir dalam surat Maryam ayat 58?
2. Bagaimana Tafsir dalam surat Al-Baqarah ayat 127-128?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tafsir dalam surat Maryam ayat 58
2. Untuk mengetahui tafsir dalam surat Al-Baqarah ayat 127-128
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tafsir Qs. Maryam Ayat 58

ٰٰۤ ُ
‫مِن ذُ ِ ِّريَّ ِة اِب ْٰر ِهي َْم َواِس َْر ٰۤاءِ ْي َل َومِ َّم ْن هَدَ ْينَا‬
ْ ‫مِن ذُ ِ ِّريَّ ِة ٰاد ََم َومِ َّم ْن َح َم ْلنَا َم َع ن ُْوح َّو‬
ْ َ‫علَ ْي ِه ْم ِ ِّمنَ النَّبِ ّٖيِّن‬ ُ ‫ولىِٕكَ الَّ ِذيْنَ اَ ْنعَ َم ه‬
َ ‫ّٰللا‬ ‫ا‬
‫۝‬ ٥٨ ۩ ‫س َّجدًا َّوبُ ِكيًّا‬ ُ ‫الرحْ مٰ ِن خ َُّر ْوا‬ َ ‫َواجْ تَبَ ْين َۗا اِذَا تُتْ ٰلى‬
َّ ُ‫علَ ْي ِه ْم ٰايٰت‬
Artinya:
“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yakni para nabi keturunan
Adam, orang yang Kami bawa (dalam kapal) bersama Nuh, keturunan Ibrahim dan Israil
(Ya‘qub), serta orang yang telah Kami beri petunjuk dan Kami pilih. Apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayat Allah Yang Maha Pengasih, mereka tunduk, sujud, dan
menangis.”

Ada bermacam penjelasan dari banyak mufassir terhadap kandungan surat Maryam ayat
58, di antaranya seperti berikut:
1. Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Orang-orang yang telah Kami beritahukan kisah mereka kepadamu, wahai rasul,
mereka itulah orang-orang yang telah dianugerahi Allah karunia dan taufik. Dia
menjadikan mereka sebagai para nabi dari keturunan Adam dan dari keturunan orang-orang
yang telah kami angkut bersama Nuh di dalam kapal, dan dari keturunan ibrahim, dari
keturunan ya’qub, dan dari orang-orang yang telah Kami beri hidayah bagi mereka untuk
beriman dan Kami pilih untuk mengemban risalah dan kenabian; mereka itu bila dibacakan
kepada mereka ayat-ayat tuhan yang maha pengasih yang memuat ajakan
mentauhidkanNya dan hujjah-hujjahnya, mereka menyungkur bersujud kepada Allah
dengan penuh ketundukan dan kerendahan. dan mereka menangis karena takut kepada
Allah .
2. afsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah
pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Univ Islam Madinah.
Mereka adalah orang-orang yang mendapat derajat yang tinggi dan nasab yang
mulia, yang Allah beri mereka kenikmatan kepada mereka berupa kemuliaan kenabian dari
kalangan keturunan Adam, dan keturunan Nuh dan orang-orang beriman yang menaiki
perahu bersamanya, serta dari keturunan Ibrahim seperti Ismail, Ishaq, dan Ya’qub; dan
dari keturunan Ya’qub seperti Musa, Harun, Zakariya, Yahya, dan Isa; serta dari orang-
orang yang telah Kami beri petunjuk keimanan dan Kami pilih mereka untuk mendapat
kerasulan dan kenabian. Jika mereka mendengar kalamullah, mereka tersungkur sujud dan
menangis karena takut dari Allah.
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

ٰٓ
58. ‫يۦن‬ِِّ ‫( أ ُ ۟ولئِك الَّذِين أ ْنعم للاُ عل ْي ِهم ِ ِّمن النَّ ِب‬Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat
oleh Allah, yaitu para nabi) Yakni para nabi yang telah disebutkan dari awal surat sampai
ayat ini.

‫( ومِ َّم ْن حم ْلنا مع نُوح‬dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh) Yakni dari
keturunan orang-orang yang Kami angkut bersama Nabi Nuh di perahu, daan mereka
adalah para keturunan Nabi Nuh sebab kenabian diberikan kepada keturunannya.

‫(ومِن ذُ ِ ِّريَّ ِة إِبْرهِيم وإِس ْٰٓرءِ يل‬dan dari keturunan Ibrahim dan Israil) Yakni dan dari keturunan
Ismail, yaitu Ya’qub serta Musa, Harun, Zakariya, Yahya, dan Isa.

‫ ( ومِ َّم ْن هديْنا‬dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk)Yakni orang-orang yang
telah Kami beri hidayah kepada Islam.

‫( واجْ تبيْنآ‬dan telah Kami pilih).Yakni hamba-hamba yang Kami pilih sehingga Kami jadikan
mereka para Nabi.

‫س َّجدًا وبُ ِكيًّا‬ ۟ ‫الرحْ م ِن خ ُّر‬


ُ ‫وا‬ َّ ُ‫( ِإذا تُتْلى عل ْي ِه ْم ءايت‬Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha
Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis)
Mereka apabila mendengar ayat-ayat Allah menangis dan bersujud.
Kisah beberapa rasul pada ayat-ayat sebelumnya disusul dengan uraian tentang
sifat-sifat mereka.;Mereka;yang dianugerahi kedudukan yang tinggi itulah orang-orang
yang telah diberi nikmat duniawi dan ukhrawi oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan
Nabi Adam, dan dari keturunan orang-orang yang Kami bawa dan selamatkan dalam kapa
bersama Nabi Nuh ketika terjadi banjir besar,dan dari keturunan Nabi Ibrahim dan
Israil,yaitu Nabi Yakub dan selain mereka ada juga di antaranya yang mendapat anugerah,
yaitu dari orang yang telah Kami beri petunjuk sehingga selalu menaati ajaran Kami dan
telah Kami pilih untuk berdakwah dan mengajak umat pada kebaikan. Mereka memiliki
sifatsifat terpuji. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pengasih;atau
diperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada mereka, maka mereka segera tunduk,
ber-sujud, dan menangis dengan tulus dan khusyuk kepada-Nya.
Di antara dalil yang memperkuat bahwa makna yang dimaksud oleh ayat ini adalah
jenis nabi, ialah bahwa ayat ini semakna dengan firman Allah ‫ ﷻ‬di dalam surat Al-An'am,
yaitu: Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi
kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya
Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. Dan Kami telah menganugerahkan Ishaq
dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk, dan
kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebagian dari
keturunannya (Nuh), yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, dan
Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh, dan Ismail,
Alyasa', Yunus, dan Luth. Masing-masingnya Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di
masanya), dan Kami lebihkan (pula) derajat sebagian dari bapak-bapak mereka, keturunan
mereka, dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi
nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Al-An'am:
83-87) Sampai dengan firman-Nya: Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk
oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. (Al-An'am: 90) Dan firman Allah ‫ ﷻ‬yang
mengatakan: di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka
ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. (Al-Mumin: Di dalam kitab Sahih
Bukhari disebutkan melalui Mujahid, ia pernah bertanya kepada Ibnu Abbas, "Apakah di
dalam surat Shad terdapat ayat Sajdah?" Maka Ibnu Abbas menjawab, "Ya." Kemudian
Ibnu Abbas membacakan firman-Nya: Mereka itulah orang-orang yang telah diberi
petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. (Al-An'am: 90) Ibnu Abbas
selanjutnya mengatakan, "Nabi kalian adalah termasuk orang yang diperintahkan untuk
mengikuti jejak mereka." Ibnu Abbas mengatakan bahwa termasuk di antara mereka ialah
Nabi Daud.

Di dalam ayat surat ini Allah ‫ ﷻ‬berfirman: Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang
Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.
(Maryam: 58) Yakni apabila mereka mendengar Kalamullah yang mengandung hujah-
hujah-Nya, dalil-dalil-Nya, dan bukti-bukti-Nya, maka mereka bersujud kepada Tuhannya
dengan penuh rendah diri dan ketenangan sebagai ungkapan puji syukur mereka atas
nikmat-nikmat yang telah dilimpahkanNya kepada mereka. Bukiyyun adalah bentuk jamak
dari bakin, yakni menangis. Para ulama sepakat menetapkan dianjurkannya melakukan
sujud setelah membaca ayat ini karena mengikuti jejak mereka dan menelusuri pekerti
mereka yang disebutkan dalam ayat ini
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Abu
Ma'mar yang mengatakan bahwa Umar ibnul Khattab r.a. membaca surat Maryam, (dan
ketika sampai pada ayat ini) lalu ia bersujud, dan ia mengatakan, "Inilah sujud, tetapi susah
melakukan tangisannya." Dia bermaksud bahwa sulit melakukan tangisan (barangkali
karena tidak adanya munasabah menangis pada ayat). Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir telah
meriwayatkan asar ini, tetapi dalam riwayat Ibnu Jarir tidak disebutkan Abu Ma'mar
menurut penglihatan kamr (penulis), hanya Allah yang mengetahui kebenarannya."

B. Tafsir Qs. Al-Baqarah Ayat 127-128


Qs. Al Baqarah ayat 127

‫ت َواِسۡ مٰ ع ِۡي ُُؕل َربَّنَا تَقَب َّۡل مِ نَّاُؕ اِنَّكَ اَ ۡنتَ السَّمِ ۡي ُع ۡالعَل ِۡي ُم‬
ِ ‫َوا ِۡذ يَ ۡرفَ ُع ا ِۡب ٰر ّٖه ُم ۡالقَ َوا ِعدَ مِنَ ۡالبَ ۡي‬
Artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya
berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha
Mendengar, Maha Mengetahui.”

Orang-orang Arab diingatkan bahwa yang membangun Baitullah itu adalah nenek
moyang mereka yang bernama Ibrahim dan putranya Ismail. Ibrahim adalah nenek moyang
orang-orang Arab melalui putranya Ismail. Sedangkan orang Israil melalui putranya Ishak.
Seluruh orang Arab mengikuti agama Ibrahim.
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa yang membangun Baitullah ialah Nabi
Ibrahim dan putranya Ismail. Tujuannya adalah untuk beribadah kepada Allah bukan untuk
yang lain, sebagai peringatan bagi dirinya, yang akan diingat-ingat oleh anak cucunya di
kemudian hari. Bahan-bahan untuk membangun Ka'bah itu adalah benda-benda biasa sama
dengan benda-benda yang lain, dan bukan benda yang sengaja diturunkan Allah dari langit.
Semua riwayat yang menerangkan Ka'bah secara berlebih-lebihan, adalah riwayat yang
tidak benar, diduga berasal dari Isra'i1iyat. ) Mengenai al-hajar al-Aswad ) 'Umar bin al-
Khatthab r.a. berkata pada waktu ia telah menciumnya:

"Dari Umar semoga Allah meridainya, bahwa dia telah mencium Hajarul Aswad
dan berkata: "Sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa engkau batu yang tidak dapat
memberi mudarat dan tidak pula memberi manfaat. Kalau aku tidak melihat Rasulullah
saw mencium engkau, tentu aku tidak akan mencium engkau." (Muttafaq 'Alaih)
Menurut riwayat ad-Daraqutni, Rasulullah saw pernah menyatakan sebelum
mencium Hajar Aswad bahwa itu adalah batu biasa. Demikian pula halnya Abu Bakar r.a.,
dan sahabat-sahabat yang lain. Dari riwayat-riwayat di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa Hajar Aswad adalah batu biasa saja. Perintah menciumnya berhubungan dengan
ibadah, seperti perintah salat menghadap ke Ka'bah, perintah melempar jamrah di waktu
melaksanakan ibadah haji dan sebagainya. Semuanya dilaksanakan semata-mata
melaksanakan perintah Allah.

Qs. Al-Baqarah Ayat 128


َ ْ‫مِن ذُ ِ ِّريَّتِنَا أ ُ َّمةً ُم ْس ِل َم ًة لَكَ َوأَ ِرنَا َمنَاسِ َكنَا َوتُب‬
َّ ُ‫ع َل ْينَا ِإنَّكَ أَ ْنتَ التَّ َّواب‬
‫الرحِ ي ُم‬ ْ ‫َربَّنَا َواجْ َع ْلنَا ُم ْس ِل َمي ِْن لَكَ َو‬
Artinya:
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan
tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah
taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.”

Hikmah QS Al-Baqarah ayat 127-128: Doa Agar Keturunan Menjadi Orang yang
Berserah Diri dari redaksi doa Nabi Ibrahim di atas, kita bisa mengambil beberapa catatan,
yaitu:
1. Ada kalimat, "Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah
Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
Ini menunjukan adanya tawassul. Dan salah satu tawassul terbaik dalam berdoa
adalah dengan amal solih. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail melakukan amal solih
berupa menegakkan Ka'bah. Amal tersebut dijadikan tawassul untuk
memanjatkan doa kepada Allah.
2. Nabi Ibrahim, salah satu manusia pilihan yang disayang Allah. Dalam maqom
nya yang tinggi itu, beliau masih ada "kekhawatiran" tentang nasib
keturunannya. Sehingga beliau memohon kepada Allah agar keturunannya
termasuk orang Muslim, yang Berserah Diri dan pandai bertaubat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari surah Al-Baqarah 127-128 adalah bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
dibidik oleh Allah untuk membangun Ka’bah, dan mereka berdoa bersamaan bahwa
Allah menerima amalan ari mereka. Surah ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha
Mendengar dan Maha Mengetahui, Dan ia akan mengembalikan kepada mereka apa yang
mereka dapatkan di dunia dan di akhirat.ayat 58 Surat Maryam mengatakan bahwa
apabila mereka mendengar Kalamullah yang mengandung hujah-hujah-Nya, dalil-dalil-
Nya, dan bukti-bukti-Nya, maka mereka bersujud kepada Tuhannya dengan penuh rendah
diri dan ketenangan sebagai ungkapan puji syukur mereka atas nikmat-Nya.

Ayat ini menunjukkan kepada keturunan Nabi Nuh yang diangkat bersama Nuh,
termasuk Nabi Idris, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Zakaria, Nabi Yahya, dan Nabi
Isa.Para nabi itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi
dari keturunan Adam. Ayat ini juga menunjukkan tentang keadaan umat manusia setelah
Allah mengutus Nabi kepadanya, ada yang mengikuti hawa nafsunya sehingga berpaling
dan tidak shalat, ada juga yang beriman dan bertakwa sehingga diganjar dengan surga-
Nya
DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, Perkembangan Metodologi Penafsiran Al-Qur‟an (Banda Aceh: PeNA, 2012), 22.

Syeikh Muhammad Ghazali, Tafsir Tematik dalam al-Qur‟an (Jakarta: Gaya Media Pratama,

2004), 284.

QS. Maryam (19): 58

QS. Al- Baqarah : 127-128

Anda mungkin juga menyukai