Heath Final (Translation) 160207

EHS STANDARD PROCEDURE

PROSEDUR STANDAR EHS

EHS INSPECTIONS AND AUDITS

INSPEKSI DAN AUDIT EHS
(SP 14)

This EHS Standard Procedure has been approved for use by:

Prosedur Standar EHS ini telah disetujui untuk digunakan

oleh:

Matthew Orr

GM EHS

10 April 2009

EHS Standard Procedure Originator Date Published

Title: Workplace Inspections & Audits Matthew Orr April 2008

Page 1 of 24
Ref: EHS/12/Standard Procedures /SP14 Approved by To be reviewed
EHS Management Version: 2.0 Matthew Orr April 2011
System
 Page 2 of 11

1. PURPOSE / TUJUAN
This procedure describes the way in which standard EHS inspections and audits at PT Inco shall be
conducted.

Prosedur ini menjelaskan cara-cara pelaksanaan standar inspeksi dan audit EHS di PT Inco.

2. SCOPE / RUANG LINGKUP

This Standard Procedure applies to three specific types of EHS inspections and audits conducted at PT
Inco: Advanced Safety Audits (ASA), EHS Inspections, and EHS Audits. Each are designed for a specific
purpose:

Type Purpose

ASA (Advanced Safety Audit) To eliminate unsafe behaviour and promote safe behaviour

EHS Inspections To measure workplace (physical compliance) with a given EHS Standard or
Standards.

EHS Audits To measure compliance with all outcomes of a given EHS Standard or
Standards.

Note that individual hazards requiring immediate attention shall be managed through use of a Workplace
Hazard Report or SiteSafe.

Prosedur Standar ini berlaku pada tiga jenis inspeksi dan audit EHS spesifik yang dilaksanakan di PT Inco,
yaitu: Advanced Safety Audits (ASA/Audit Keselamatan Kerja Tingkat Lanjut), , Inspeksi-inspeksi EHS, dan
Audit terhadap Standar EHS . Masing-masing dirancang untuk tujuan yang spesifik sebagai berikut:

Jenis Tujuan

ASA (Advanced Safety Audit) Untuk menghilangkan perilaku yang tidak aman dan mendorong perilaku yang
aman

Inspeksi-inspeksi EHS Untuk mengukur kepatuhan fisik terhadap Standar MHS atau EHS tertentu di
tempat kerja berdasarkan standar EHS atau standar-standar lainnya.

Audit EHS Untuk mengukur kepatuhan terhadap seluruh target berdasarkan standar EHS
atau standar-standar lainnya.

Harap diperhatikan bahwa bahaya-bahaya individual yang memerlukan perhatian khusus harus ditangani
melalui proses pelaporan bahaya atau SiteSafe.

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
 Page 3 of 11

3. ASA (ADVANCED SAFETY AUDITS / AUDIT KESELAMATAN KERJA TINGKAT LANJUT)

Purpose
Tujuan

The Advanced Safety Audit (ASA) is designed to address unsafe behaviour through positively motivating the
workforce (and not via threat of sanction). It cannot be used to audit unsafe conditions (often beyond the
control of the participating worker).

Advanced Safety Audit (ASA/Audit Keselamatan Kerja Tingkat Lanjut) ini dirancang untuk menangani perilaku
tidak aman melalui pemberian motivasi secara positif kepada tenaga kerja (dan bukan melalui ancaman atau
sanksi). Metode ini tidak dapat digunakan untuk mengaudit kondisi yang tidak aman.

Overview of the process

Tinjauan proses

An ASA requires the auditor to firstly to observe a person at work, and then engage the person in an open
and unthreatening conversation, in which the subject is encouraged to identify the risks and the appropriate
controls. Generally an agreement is sought in which the subject promises to work more safely in the future.
An ASA audit should include if practicable a follow-up visit to confirm if this commitment is met. As
appropriate, an ASA can also be used to reinforce good behaviour.

A critical component of the ASA is the use of open questions to elicit responses and guide the conversation.
A directive approach is not successful in an ASA conversation. The three critical ASA questions (to be used
in some form on every occasion) are:
ƒ What could go wrong?
ƒ What injury could result?
ƒ How could you prevent it?

An additional question that is often useful in guiding the conversation is “What if the unexpected happened?”.

The ASA process is not designed to measure compliance or facilitate sanctions, and therefore documentation
requirements are minimal. So that the ASA process is seen by the workforce as unthreatening:
ƒ Names of the subjects shall not be recorded
ƒ Line supervision should not be party to the conversation.
ƒ The term “audit” should not be used during the conversation, and writing notes should be avoided.

ASA mengharuskan auditor untuk pertama-tama mengamati seseorang bekerja, kemudian melibatkan orang
tersebut dalam perbincangan yang terbuka dan tak menakutkan, sehingga subyek terdorong untuk mau
mengungkapkan risiko kerja dan cara pengendalian yang sesuai. Umumnya kesepakatan yang dicari adalah
subyek berjanji untuk bekerja dengan lebih aman kelak. Jika memungkinkan, audit ASA harus mencakup
kunjungan tindak lanjut untuk memastikan komitmen subyek terpenuhi. Jika cocok, ASA juga dapat
digunakan untuk memperkuat perilaku yang sudah baik.

Sebuah komponen penting dalam ASA adalah penggunaan pertanyaan-pertanyaan terbuka untuk menarik
jawaban dan memandu perbincangan. Pendekatan yang bersifat mengarahkan tidak akan berhasil dalam
perbincangan ASA. Tiga pertanyaan penting dalam ASA (untuk digunakan dalam setiap kesempatan) adalah:
ƒ Apa yang bisa berjalan keliru?
ƒ Cedera apa yang dapat diakibatkannya?
ƒ Bagaimana caranya Anda mencegah kejadian itu sampai terjadi?

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
 Page 4 of 11

Pertanyaan tambahan yang seringkali bermanfaat dalam memandu perbincangan adalah “Bagaimana jika hal
yang tak terduga terjadi?”.

Proses ASA tidak dirancang untuk mengukur kepatuhan atau melaksanakan sanksi, maka persyaratan
dokumentasinya juga minimal. Sehingga, di mata pekerja proses ASA tidaklah menakutkan atau
mengancam,
• Nama subyek tidak akan dicatat, dan
• Barisan atasan juga tidak menjadi bagian dalam perbincangan.
• Istilah “audit” tidak boleh digunakan selama perbincangan, dan hindari penulisan catatan.

The audit team and audit quotas

Tim audit dan kuota audit

The ASA is normally conducted by a team of two. Optimally, this team comprises a person from the
Department being audited and another from a different Department (occasionally an ASA audit may done by
one person only, however the use of a partner allows coaching and review of technique).

Only people whom have been trained the technique should participate in the ASA program. However, an
untrained person can assist the audit team if required (e.g. to translate). The ASA process relies on
demonstrated interest and leadership in safety by the management team, and for this reason, only Managers
and above are trained to be ASA auditors.

ASA Auditors are required to meet minimum average monthly audit quotas – generally 4 per month for staff
from operational departments, and 2 per month for others. In the case of an ASA done by a team of two, both
auditors can claim an audit against their quota if they actively participate in the process.

ASA umumnya dilaksanakan oleh dua orang. Idealnya, tim ini terdiri dari satu orang dari Departemen yang
sedang diaudit dan satu lagi dari Departemen yang berbeda (terkadang audit ASA dapat dilaksanakan oleh
satu orang saja, namun penggunaan partner memungkinkan pembimbingan dan peninjauan teknik
pelaksanaannya).

Hanya orang yang telah terlatih dalam teknik ini diizinkan untuk berpartisipasi dalam program ASA.
Bagaimanapun juga seseorang yang belum mendapatkan pelatihan dapat mendampingi tim audit bila
diperlukan. Proses ASA mengandalkan minat yang tampak nyata dan kepemimpinan dalam keselamatan
kerja oleh tim manajemen, dan untuk alasan ini, hanya Manajer ke atas yang akan dilatih untuk menjadi
auditor ASA.

Para Auditor ASA diwajibkan memenuhi kuota audit bulanan rata-rata minima, umumnya 4 per bulan untuk
staf dari departemen operasional, dan 2 per bulan untuk bagian lannya. Jika ASA dilakukan oleh dua orang,
kedua auditor dapat mengklaim audit tersebut untuk kuota masing-masing jika mereka secara aktif
berpartisipasi dalam proses tersebut.

Forms
Formulir

After the ASA has been conducted, a simple form is used to record the outcome, downloadable from EHS
MS. The main function of this form is to track progress in meeting quotas, and distribution of ASAs by
Department and work area to ensure adequate coverage.

Setelah ASA dilaksanakan, digunakan sebuah formulir sederhana untuk mencatat hasilnya, dan formulir ini
dapat di-download dari EHS MS. Fungsi utama formulir ini adalah untuk melacak perkembangan dalam
memenuhi kuota, dan penyebaran ASA oleh Departemen dan area kerja untuk memastikan cakupan yang
memadai.

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
 Page 5 of 11

Data collation & Reporting

Pengumpulan Data & Pelaporan

Completed ASA forms are required to be submitted to the EHS Department, where a database is maintained.
The EHS Department shall release every month a report that details ASA tally by auditor and by location (the
ASA Report).

Formulir ASA yang telah diisi harus dikirim ke Departemen EHS, yang mengelola basis datanya. Setiap
bulan, Departemen EHS akan mengeluarkan sebuah laporan yang memerinci penghitungan ASA
berdasarkan auditor dan lokasi (Laporan ASA).

4. EHS INSPECTION / INSPEKSI-INSPEKSI EHS

Purpose
Tujuan

An EHS Inspection is designed to measure, in a consistent and repeatable manner, compliance with the
physical outcomes prescribed in the EHS Standards. The inspection is not designed to measure behaviour
(although all conditions are ultimately the result of behaviour).

An EHS Inspection deliberately ignores the system elements, with the intent of providing a protocol that is
easier to use by line management and focused on those outcomes that are directly under control of area
supervisors.

Sebuah Inspeksi EHS dirancang untuk mengukur dengan cara yang konsisten dan dapat diulang, kepatuhan
terhadap hasil fisik seperti yang tertera dalam Standar-Standar EHS. Inspeksi tersebut tidak dirancang untuk
mengukur perilaku (meskipun semua kondisi pada akhirnya adalah hasil dari perilaku).

Inspeksi EHS secara sengaja mengabaikan elemen-elemen sistem, dengan tujuan menyediakan sebuah
protokol yang mudah digunakan oleh manajemen lini dan berfokus pada target hasil yang secara langsung
berada di bawah kendali supervisor area.

Overview of the process

Tinjauan proses

The EHS inspection is conducted by completing a standard inspection form. Each form contains a range of
questions that conform very closely to the physical requirements of the relevant Standard. Inspection forms
are designed to measure physical compliance in a consistent manner, so that differences in levels of
compliance between Sections or Departments can be measured. This also allows for consistent and accurate
measurement of compliance (improvement or otherwise) over time within Sections and/or Departments. For
this reason, only three responses are available for each question – Yes, No or Not Applicable.

The inspection forms measure overall compliance in the workplace and are not designed for the reporting of
individual hazards. As such, they do not require attachments such as photographs (although this may be
done). The form should be completed in the presence of the person accountable for the area, so that there is
no need for supporting information.

Inspeksi EHS dilaksanakan dengan mengisi sebuah formulir inspeksi standar. Masing-masing formulir
Inspeksi EHS memuat serangkaian pertanyaan yang sesuai dengan persyaratan fisik dari Standar yang
terkait. Formulir-formulir inspeksi EHS ini dirancang untuk mengukur kepatuhan fisik dengan cara yang
konsisten, sehingga perbedaan dalam tingkat kepatuhan antar Bagian atau Departemen dapat diukur. Ini juga
memungkinkan pengukuran yang konsisten dan akurat terhadap kepatuhan (baik peningkatan atau
sebaliknya) seiring waktu di dalam Bagian dan/atau Departemen. Untuk alasan ini, hanya tiga jawaban yang
tersedia untuk setiap pertanyaan, yaitu Ya, Tidak atau Tidak Berlaku.
UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED
DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
 Page 6 of 11

Formulir Inspeksi EHS ini mengukur kepatuhan keseluruhan di tempat kerja, dan tidak dirancang untuk
pelaporan bahaya secara individual. Dengan demikian, Inspeksi EHS ini tidak memerlukan lampiran seperti
foto. SLA harus diselesaikan dengan kehadiran orang yang bertanggung jawab atas area tersebut, sehingga
tidak diperlukan adanya informasi pendukung.

The audit team and audit quotas

Tim audit dan kuota audit

An EHS inspection is conducted by one lead auditor. Others may support the auditor, but there is room on
the inspection form for only one name (unlike the ASA, which is designed to promote visible leadership, and is
best done by a team of two). In the case of the EHS inspection, the outcome being sought is the audit score
itself.

Supervisors and Superintendents are assigned EHS Inspection targets by the Department General Manager.
Typically, an individual target is four per month. Managers and above are encouraged to conduct inspections
because this increases knowledge of the Standards, however in this case no targets are assigned.

Use of the inspection form requires some technical understanding of the relevant Standard, however unlike
the ASA program there is no mandatory training.

Inspeksi EHS dilaksanakan oleh satu orang pemimpin auditor. Diperbolehkan ada orang lain untuk
mendukung auditor tersebut, tapi dalam formulir Inspeksi EHS hanya ada satu kolom nama (tidak seperti
ASA, yang dirancang untuk mendukung kepemimpinan yang tampak nyata, dan paling baik jika dilakukan
berdua). Dalam Inspeksi EHS, hasil yang dicari adalah nilai auditnya.

Supervisor dan Superintendent adalah target Inspeksi EHS yang ditugaskan oleh Department General
Manager. Umumnya, target individual adalah empat kali per bulan. Manajer ke atas disarankan untuk
melaksanakan Inspeksi EHS karena ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang Standar, namun dalam hal
ini tidak ada target yang ditetapkan.

Penggunaan formulir Inspeksi EHS memerlukan pemahaman teknis tentang Standar yang terkait, namun
tidak seperti program ASA di sini tidak ada pelatihan wajib untuk para pelaksana Inspeksi EHS.

Forms
Formulir

EHS Inspection forms are warehouse stock and also are available from the EHS Department. They are
printed in the form of duplicate pads which allow a copy of the completed inspection to be handed to the area
supervisor at completion of the audit. The duplicate copy is retained by the auditor to be delivered to the EHS
Department.

Formulir Inspeksi EHS tersedia di gudang dan juga dapat diperoleh dari Departemen EHS. Formulir ini
dicetak dalam bentuk kertas duplikat sehingga salinan dari Inspeksi EHS yang telah diisi dapat diberikan
kepada supervisor area setelah audit selesai. Salinan duplikatnya akan disimpan oleh auditor untuk diberikan
kepada Departemen EHS.

Data collation & Reporting

Pengumpulan Data & Pelaporan

Completed EHS Inspection forms are required to be submitted to the EHS Department, where a database is
maintained. The EHS Department shall release a monthly report that details SLA results by auditor and by
location.

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
 Page 7 of 11

Formulir Inspeksi EHS yang telah diisi harus dikirim ke Departemen EHS, yang menyimpan basis datanya.
Setiap bulan, Departemen EHS akan mengeluarkan sebuah laporan yang memerinci hasil SLA berdasarkan
auditor dan lokasi.

5. MHS AND EHS STANDARD AUDITS / AUDIT TERHADAP STANDAR MHS DAN EHS

Purpose
Tujuan

The purpose of EHS Standard audits is to measure compliance against all outcomes prescribed by specific
EHS Standards. Examples include the MHS audits, and hydrocarbon and waste management audits.

Tujuan dari audit terhadap Standar EHS adalah untuk mengukur kepatuhan terhadap semua target hasil yang
dijabarkan oleh suatu Standar EHS yang spesifik. Contohnya antara lain audit terhadap MHS, dan audit
terhadap pengelolaan limbah dan hidrokarbon.

Overview of the process

Tinjauan proses

An EHS Standard audit is conducted by completing an audit protocol. Each protocol contains a range of
questions that conform very closely to the complete set of requirements of the relevant Standard. These
audits require assessment of both physical condition, and system elements (generally by viewing
documentation and interviews).

The protocols are designed to measure compliance in a consistent manner, so that differences in levels of
compliance between Departments can be measured. This also allows for consistent and accurate
measurement of compliance over time within Departments.

For this reason, only four possible scores for each requirement are allowed:
0 – No compliance to the intent of the requirement
1 – Systems in place for compliance but require improvement
2 – Compliance to the intent of the requirement
N/A – Not Applicable at the time of the audit

In the case of MHS audits there are two distinct types of audits:
ƒ Baseline audits – these are the initial audits in a Department against up to 4 MHS. These audits
establish a baseline score for the Departments.
ƒ Re-Audits – These are conducted somewhere between 6-12 months after the baseline audits. These
audits establish the current score for the Departments (at the time of the audit) for use in the KPIs
and provide a measure of improvement over time.

Sebuah audit terhadap Standar EHS dilaksanakan dengan mengisi sebuah protokol audit. Masing-masing
protokol memuat serangkaian pertanyaan yang sesuai dengan persyaratan lengkap dari Standar terkait. Audit
ini memerlukan penilaian kondisi fisik dan elemen sistemnya (umumnya dengan melihat dokumentasi dan
wawancara).

Protokol-protokol ini dirancang untuk mengukur kepatuhan dengan cara yang konsisten, sehingga perbedaan
dalam tingkat kepatuhan antar Departemen dapat diukur. Ini juga memungkinkan pengukuran yang konsisten
dan akurat terhadap kepatuhan seiring waktu di dalam Departemen.

Atas alasan ini, untuk masing-masing persyaratan hanya ada empat kemungkinan nilai yang diperkenankan:
0 – Tidak ada kepatuhan terhadap isi persyaratan
UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED
DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
 Page 8 of 11

1 – Telah tersedia sistem untuk mematuhi persyaratan, tapi masih memerlukan peningkatan
2 – Telah mematuhi isi persyaratan
N/A – Tidak berlaku atau tidak relevan pada saat audit dilaksanakan

Dalam hal audit terhadap MHS, ada dua jenis audit yang berbeda:
ƒ Baseline audit (Audit patokan dasar) – merupakan audit awal dalam sebuah Departemen, yang
dibandingkan sampai dengan 4 MHS. Audit-audit ini akan membuat nilai patokan dasar untuk
Departemen yang bersangkutan.
ƒ Audit Ulang (re-audit) - ini dilaksanakan sekitar 6-12 bulan setelah Baseline Audit. Audit ini
menghasilkan nilai Departemen pada saat itu (pada saat audit), untuk digunakan dalam KPI dan
memberikan cara mengukur peningkatan seiring waktu.

The audit team and audit quotas

Tim audit dan kuota audit

EHS Standards audits are typically conducted by a third-party auditor with support from site personnel.
However the audits can also be implemented by Departments using internal auditors, to self-measure
performance as required. Training in conducting EHS Standard audits is provided by the EHS Department.

Audit terhadap Standar-Standar EHS biasanya dilaksanakan oleh auditor pihak ketiga, dengan dukungan
personil dari site. Namun, audit ini juga dapat dilaksanakan oleh Departemen dengan menggunakan auditor
internal, untuk mengukur sendiri kinerja yang diperlukan. Pelatihan dalam pelaksanaan audit terhadap
Standar EHS ini disediakan oleh Departemen EHS.

Forms
Formulir

The EHS audit protocols are available as Excel spreadsheets in the EHS MS.
Protokol audit terhadap EHS tersedia dalam bentuk spreadsheets Excel dalam EHS MS.

Data collation & Reporting

Pengumpulan Data & Pelaporan

Generally, the results of an EHS Standard audit are presented in an audit report.

Targets have been established for the Departments MHS Audits, and performance against these targets is
used in the employees KPI’s.

Secara umum, hasil audit terhadap Standar EHS diberikan dalam sebuah laporan audit.

Dalam audit terhadap MHS Departemen, akan ditetapkan target-target yang harus dicapai, dan kinerja
pencapaian target-target ini akan digunakan dalam KPI karyawan.

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT

6. SITE VISIT PROTOCOLS / PROTOKOL KEDATANGAN DI TEMPAT KERJA
Type Notification of Area
Management
ASA Not required by SP14 (note
that some areas may
require this of all visitors
irrespective of purpose of
visit).
General interaction with
Area Management should
be minimised during the
ASA process.
EHS Verbal notification to Area
Inspection Supervisor (or above)
required on arrival to site.
EHS Audit Should be done by issuing
an audit scope and
schedule to General
Manager at least one week
prior to the site visit.
Verbal notification required
on arrival to site.
UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED
DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
Protocol
No form should used on-site.
The auditors should not
conduct an EHS Inspection
while conducting ASAs.
Standard EHS Inspection
Form
Standard MHS or EHS Audit
protocol
Page 9 of 11
Follow-up with Area
Management
None required except when
system issues such as lack
of PPE need to be
addressed. This follow-up
with management is
separate to the ASA
process.
On exit from site critical
findings should be verbally
conveyed to Area
Management.
A duplicate of the
completed inspection form
shall be handed to Area
Management.
Audit close-out meeting as
scheduled (to include Area
Management and related
EHS staff). Anny critical
issues should be
presented.
An audit report shall be
provided following the site
visit. Area Management
shall have an opportunity to
review and comment on a
draft before distribution.
 Page 10 of 11

Tipe Pemberitahuan ke Protokol Tindak lanjut dari

Manajemen Area Manajemen Area
Audit Tidak diperlukan oleh SP14 Tidak deperlukan formulir Tidak diperlukan kecuali
Keselamatan (Catatan: beberapa area selama di tempat ini. ketika permasalahan
Kerja mungkin membutuhkan mengenai tidak dipakainya
Tingkat pemberitahuan ini untuk Auditor tidak diperbolehkan Alat Pelindung Diri (APD)
Lanjut keperluan kedatangan. melakukan inspeksi EHS memerlukan proses tindak
saat melakukan Audit lanjut. Tindak lanjut ini oleh
Interaksi umum dengan Tingkat Lanjut ini manajemen adalah
Manajemen Area sebaiknya merupakan bagian terpisah
diminimalisir selama Audit dari Audit Keselamatan
Keselamatan Kerja Tingkat Kerja Tingkat Lanjut.
Lanjut ini.

Inspeksi Pemberitahuan verbal Formulir Inspeksi EHS Ketika meninggalkan area,

EHS kepada supervisor area Standar temuan penting harus
(atau di atasnya) yang disampaikan secara verbal
diperlukan dalam ke Manajemen Area.
kedatangan di area
Duplikat dari formulir
inspeksi yang telah diisi ini
harus diserahkan ke
manajemen area.

Audit EHS Harus dilakukan dengan Standar MHS atau Protokol Meeting penutupan Audit
menjelaskan scope dari Audit EHS sesuai schedule (yang
audit dan schedule kepada mengundang juga
General manajer paling Manajemen Area dan staff
lambat satu minggu EHS) Isu penting harus
sebelum kedatangan di dikemukakan.
area.
Laporan Audit harus dibuat
Pemberitahuan verbal setelah kunjunga ke area.
diperlukan pada saat Manajemen area harus
kedatangan di area. mempunyai kesempatan
untuk memeriksa dan
memberi komentar pada
draf laporan sebelum
didistribusikan.

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
 Page 11 of 11

7. DOCUMENT CONTROL / PENGENDALIAN DOKUMEN

Version Date Reason for change

Versi Tanggal Alasan perubahan
2.0 19 May 2009 Section 6 added. “SLA” changed to “EHS Inspection”.

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT