Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH LEADERSHIFT

THE 11 ESSENTIAL CHANGE EVERY LEADER MUST EMBRACE

Dosen Pengampu :
Dr.Kustiyono,S,Kom,S.E,M.Kom,Ak,CNRHP,CPHRM,CTLP,CRSP

Disusun Oleh:
Renaldy Irpan Apriansyah ( 141231026 )
Mano Edi Santosa ( 141231009 )
Fathia Fadhilla Trista ( 141231025 )
Irnaeni Nayla Aevtya Ningrum ( 141231005 )
Novalia Batha ( 141231020 )
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan
Rahmat dan Hidayahnya. Shalawat dan salam tak lupa pula kita kirimkan kepada
junjungan Nabiyullah Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita jalan kebenaran
lewat ajaran yang telah dibawahnya.
Penulis makalah ini sangat bersyukur kepada Allah SWT, kerana berkat bimbingan-
Nyalah sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar dan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
dan dapat menambah wawasan keilmuan bagi siapapun yang membacanya.
Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-
teman. Aamiin...

Ungaran, 25 Maret 2024

Penulis
BAB I

PEMBAHASAN

MENGAPA SEORANG PEMIMPIN HARUS MELAKUKAN PERUBAHAN ?

Pemimpin harus melakukan perubahan karena lingkungan bisnis dan organisasi selalu berubah. Dengan

menerapkan perubahan, pemimpin dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan adaptabilitas organisasi

mereka.Selain itu, perubahan juga diperlukan untuk menjawab tuntutan pasar yang berubah, meningkatkan

kepuasan karyawan, dan menjaga relevansi organisasi dalam jangka panjang. Tanpa perubahan, risiko

stagnasi dan kemunduran akan meningkat, yang dapat mengancam kesuksesan dan keberlanjutan

organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus proaktif dalam melakukan perubahan untuk mencapai tujuan

organisasi dan memastikan kesuksesan jangka panjang.

1. Pergeseran Fokus (Solois ke Konduktor)

Seseorang bisa menjadi orang sukses dengan usahanya sendiri, namun seseorang belum tentu bisa menjadi

pemimpin yang sukses. Jalan ke depan sebagai pemimpin sebuah organisasi adalah dengan memanfaatkan

bakat seluruh tim. Pergeseran fokus dari solois ke konduktor dalam kepemimpinan mencerminkan evolusi

peran seorang pemimpin dalam mengelola tim atau organisasi. Berikut adalah penjelasan lebih rinci terkait

pergeseran tersebut:

- Pertumbuhan Organisasi: Ketika organisasi berkembang, peran seorang pemimpin juga

berkembang. Seorang pemimpin yang awalnya mungkin fokus pada tugas-tugas individu (seperti

seorang solois dalam musik) akan mulai membutuhkan kemampuan untuk mengelola dan

mengkoordinasikan tim yang lebih besar (seperti seorang konduktor yang memimpin sebuah

orkestra).
- Kebutuhan akan Koordinasi: Dalam organisasi yang lebih besar, koordinasi antar anggota tim dan

departemen menjadi semakin kompleks. Seorang pemimpin harus mampu menyatukan berbagai

bagian dan fungsi dalam organisasi agar dapat bergerak seiring arah yang diinginkan, mirip dengan

peran seorang konduktor yang mengarahkan berbagai bagian orkestra untuk menciptakan karya

musik yang harmonis


- Pengembangan Bakat Tim: Seorang pemimpin yang efektif akan berusaha untuk mengembangkan

bakat dan kemampuan anggota timnya. Alih-alih melakukan semua pekerjaan sendiri (seperti
seorang solois), pemimpin akan lebih berfokus pada pemberdayaan dan koordinasi tim (seperti

seorang konduktor yang mengarahkan musisi-musisi dalam orkestra).


- Fokus pada Visi dan Strategi: Seiring dengan pertumbuhan organisasi, pemimpin harus lebih

berfokus pada perumusan visi, strategi, dan arah organisasi secara keseluruhan. Peran sebagai

konduktor yang mengkoordinasikan berbagai elemen menjadi lebih penting daripada hanya

melakukan tugas-tugas individu, mirip dengan bagaimana seorang konduktor mengarahkan

orkestra untuk mencapai interpretasi musik yang diinginkan.


- Kepemimpinan Transformasional: Pemimpin yang berorientasi pada perubahan dan transformasi

organisasi cenderung lebih berfokus pada peran sebagai konduktor, yaitu menginspirasi,

memotivasi, dan mengarahkan anggota tim untuk mencapai tujuan bersama, sebagaimana

konduktor mengarahkan musisi-musisi untuk menciptakan karya musik yang memukau.

2. Pergeseran Perkembangan Pribadi (Tujuan Menuju Pertumbuhan)

Sangat penting bagi para pemimpin untuk mengubah pengembangan pribadi dari orientasi tujuan jangka

pendek ke orientasi pertumbuhan jangka panjang. Ada tiga perubahan signifikan yang diperlukan untuk

mencapai perubahan ini: pertumbuhan ke luar menuju pertumbuhan ke dalam; pertumbuhan dalam segala

hal menuju pertumbuhan dalam beberapa hal penting; dan pertumbuhan dengan garis waktu versus

pertumbuhan tanpa garis akhir.

Pergeseran perkembangan pribadi seorang pemimpin (leadership) menuju pertumbuhan dapat mencakup

beberapa aspek penting:

- Kesadaran Diri: Seorang pemimpin yang berkembang akan mengembangkan tingkat kesadaran diri

yang lebih tinggi. Mereka akan memahami kekuatan, kelemahan, nilai-nilai, dan keyakinan mereka

sendiri. Kesadaran diri yang kuat memungkinkan pemimpin untuk mengenali area di mana mereka

perlu tumbuh dan mengembangkan diri.


- Pembelajaran dan Pengembangan: Pemimpin yang berkembang akan terus belajar dan

mengembangkan diri. Mereka akan mencari peluang untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan, dan pemahaman mereka dalam bidang kepemimpinan. Ini dapat melibatkan

membaca buku, mengikuti pelatihan, menghadiri seminar, atau mencari mentor yang dapat

membantu mereka tumbuh sebagai pemimpin.


- Empati dan Keterhubungan: Pemimpin yang berkembang akan mengembangkan kemampuan untuk

memahami dan menghargai perspektif orang lain. Mereka akan belajar untuk mendengarkan

dengan empati, memahami kebutuhan dan keinginan anggota tim, dan membangun hubungan yang

kuat dengan mereka. Kemampuan untuk terhubung secara emosional dengan orang lain

memungkinkan pemimpin untuk mempengaruhi dan memotivasi mereka dengan lebih efektif.
- Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Pemimpin yang berkembang akan menjadi lebih fleksibel dan

adaptif dalam menghadapi perubahan dan tantangan. Mereka akan belajar untuk beradaptasi

dengan lingkungan yang berubah dengan cepat, mengambil keputusan yang tepat, dan mengatasi

hambatan yang muncul. Fleksibilitas dan adaptabilitas memungkinkan pemimpin untuk tetap

relevan dan efektif dalam menghadapi dinamika yang terus berubah.


- Pemberdayaan dan Delegasi: Pemimpin yang berkembang akan belajar untuk memberdayakan

anggota tim dan mendelegasikan tanggung jawab dengan bijaksana. Mereka akan memahami

pentingnya memberikan otonomi dan kepercayaan kepada orang lain, sehingga memungkinkan

mereka untuk tumbuh dan berkembang. Pemimpin yang mampu memberdayakan anggota timnya

akan menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan produktif.


- Pergeseran ini mencerminkan komitmen seorang pemimpin untuk terus tumbuh dan

mengembangkan diri, sehingga dapat menjadi pemimpin yang lebih efektif dan berpengaruh.

3. Pergeseran Biaya (Keuntungan Terhadap Harga)

Ada tiga biaya umum yang perlu diperhitungkan oleh setiap pemimpin untuk melakukan perubahan

biaya: kenyataan, keteladanan, dan konsistensi.

Seorang pemimpin yang efektif akan berusaha untuk meningkatkan efisiensi operasional dalam

organisasi. Ini dapat mencakup pengurangan biaya produksi, penggunaan sumber daya yang lebih

efisien, dan peningkatan produktivitas. Dengan mengurangi biaya produksi, pemimpin dapat

meningkatkan keuntungan per unit produk atau layanan yang dihasilkan. Pemimpin yang sukses akan

mencari cara untuk menghasilkan nilai tambah bagi pelanggan dan membedakan diri dari pesaing.

Dengan mengembangkan produk atau layanan yang inovatif dan unik, pemimpin dapat membenarkan

harga yang lebih tinggi dan meningkatkan keuntungan. Namun, perlu diingat bahwa inovasi juga

memerlukan investasi yang tepat dan pengelolaan risiko yang baik. Seorang leadership yang baik juga

akan berfokus pada peningkatan kualitas produk atau layanan yang ditawarkan. Dengan meningkatkan

kualitas, pemimpin dapat membenarkan harga yang lebih tinggi dan menciptakan kepuasan pelanggan
yang lebih tinggi. Pelanggan yang puas cenderung bersedia membayar lebih untuk produk atau layanan

yang berkualitas, yang pada gilirannya meningkatkan keuntungan. Pemimpin yang efektif akan

mengelola biaya dengan hati-hati. Ini melibatkan identifikasi dan pengendalian biaya yang tidak perlu

atau tidak efisien. Pemimpin juga harus mempertimbangkan strategi pengadaan yang cerdas, negosiasi

harga yang baik dengan pemasok, dan pengelolaan rantai pasok yang efisien untuk mengurangi biaya

dan meningkatkan keuntungan.

4. Pergeseran Relasional (Menyenangkan Orang Menjadi Menantang)

Seseorang tidak akan pernah bisa benar-benar memimpin organisasi, melayani orang- orang, atau mencapai

potensi kepemimpinannya jika orang tersebut selalu berusaha membuat orang lain bahagia. Kenyataannya

adalah seseorang tidak bisa memimpin orang jika orang itu membutuhkan orang.

Para pemimpin hebat menghadapi ketidakpastian dan keraguan, dan mereka berusaha melewatinya untuk

membuka jalan bagi orang lain.

Pergeseran rasional bagi kepemimpinan (leadership) dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain:

- Perubahan teknologi, ekonomi, sosial, politik, dan budaya yang cepat mengharuskan pemimpin

untuk menyesuaikan gaya kepemimpinannya.


- Pemimpin harus lebih adaptif, inovatif, dan visioner untuk menghadapi tantangan yang berubah.
- Tuntutan stakeholder

Semakin beragamnya harapan dan kebutuhan dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholder)

seperti karyawan, pelanggan, investor, dan masyarakat. Pemimpin harus mampu memenuhi

tuntutan yang semakin kompleks dan beragam.


- Pergeseran nilai-nilai:

Perubahan nilai-nilai di masyarakat, seperti tuntutan transparansi, akuntabilitas, dan etika

kepemimpinan. Pemimpin harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan nilai-nilai

yang dianut oleh organisasi dan masyarakat.


- Kebutuhan akan kepemimpinan yang lebih partisipatif

Karyawan dan anggota organisasi menginginkan keterlibatan yang lebih besar dalam pengambilan

keputusan. Pemimpin harus lebih memberdayakan dan melibatkan orang-orang di dalam

organisasi.

5. Pergeseran Kelimpahan (Mempertahankan menjadi Menciptakan)


Jika anda ingin beralih dari mempertahankan ke mencipta dalam kehidupan dan kepemimpinan anda, maka

anda perlu belajar dan menjalani

beberapa prinsip kreatif termasuk membangun budaya kreatif, menjadikan segalanya lebih baik, membuat

rencana tetapi mencari pilihan, dan banyak lagi.

"Jika Anda memimpin mereka dengan benar, mereka mungkin tidak menyukai Anda hari ini atau besok,

namun mereka akan mencintai Anda dalam dua puluh tahun.".

- Perubahan mindset

Dari mindset "mempertahankan" menjadi "menciptakan" peluang dan nilai baru. Berfokus pada

inovasi, kreativitas, dan pengembangan daripada hanya mempertahankan status quo.


- Pengembangan kompetensi

Meningkatkan kemampuan dalam berpikir strategis, melihat peluang, dan mengambil risiko yang

terukur. Mengembangkan keterampilan dalam memimpin perubahan, mengelola kompleksitas, dan

mendorong tim untuk berinovasi.


- Pergeseran fokus

Dari hanya mempertahankan posisi dan sumber daya yang ada menjadi menciptakan nilai baru bagi

organisasi. Berorientasi pada pengembangan produk/layanan, pasar, dan model bisnis yang

inovatif.
- Pemberdayaan tim

Mendorong anggota tim untuk berinovasi, mengambil inisiatif, dan mengembangkan ide-ide baru.

Menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas, eksperimentasi, dan pembelajaran.


- Manajemen risiko yang efektif

Memahami dan mengelola risiko dengan baik, sehingga dapat mengambil peluang yang lebih

berisiko namun berpotensi memberikan dampak yang besar. Menciptakan budaya organisasi yang

berani mengambil risiko yang terukur demi mencapai tujuan yang lebih besar.

6. Pergeseran Reproduksi (Menaiki Tangga ke Membangun Tangga)

Pergeseran kepemimpinan ini adalah tentang perubahan dari seorang produser pribadi menjadi seorang yang

memperlengkapi orang lain. Dalam hal berinvestasi dan membantu seseorang dengan mempertahankan,

memperluas, dan membangun jenjangnya, penting siapa yang Anda pilih untuk dibimbing.
Pertanyaan baru yang harus diadaptasi oleh para pemimpin sebagai sebuah tujuan adalah: “Dapatkah saya

membantu mereka membangun tangga mereka sendiri?”

Menaiki tangga (Climbing the Ladder):

- Pada tahap ini, fokus seorang pemimpin adalah pada pengembangan diri dan karir pribadi.
- Tujuan utamanya adalah untuk mencapai posisi dan status yang lebih tinggi dalam organisasi.
- Pemimpin cenderung berfokus pada prestasi individu, kompetensi, dan kemampuan untuk naik ke

posisi yang lebih tinggi.


- Gaya kepemimpinan biasanya lebih bersifat kompetitif dan berorientasi pada hasil.

Membangun tangga (Building the Ladder):

- Pada tahap ini, fokus seorang pemimpin bergeser dari pengembangan diri ke pengembangan orang

lain.
- Tujuan utamanya adalah untuk membangun dan mengembangkan kepemimpinan di seluruh

organisasi.
- Pemimpin berfokus pada memberdayakan, melatih, dan mengembangkan orang-orang di

bawahnya.
- Gaya kepemimpinan cenderung lebih kolaboratif, pemberdayaan, dan berorientasi pada

pengembangan tim.
- Pemimpin menjadi mentor dan fasilitator bagi orang-orang di organisasi.
- Fokus tidak hanya pada hasil, tetapi juga pada proses dan pengembangan kapasitas kepemimpinan

di seluruh organisasi.

Pergeseran dari menaiki tangga ke membangun tangga menunjukkan bahwa seorang pemimpin yang efektif

tidak hanya berfokus pada pencapaian pribadi, tetapi juga pada pengembangan dan pemberdayaan orang-

orang di sekitarnya. Hal ini memungkinkan organisasi untuk memiliki kepemimpinan yang kuat dan

berkelanjutan, di mana kepemimpinan tidak hanya terpusat pada satu individu, tetapi tersebar di seluruh

organisasi.

7. Pergeseran Komunikasi (Mengarahkan Keterhubungan)

Berubah dari mengarahkan menjadi menghubungkan adalah salah satu perubahan paling berharga yang

pernah anda lakukan sebagai seorang pemimpin. Kalau diarahkan, ibarat membangun jembatan keorang
lain, tapi lalu lintas hanya berjalan satu arah. Saat anda terhubung, ini adalah jalan dua arah. Dan karena itu,

segalanya menjadi lebih baik. Berhentilah memerintah orang lain dan terhubunglah dengan mereka.

Pergeseran komunikasi dalam kepemimpinan (leadership) dapat diarahkan untuk meningkatkan

keterhubungan (connectivity) antara pemimpin dan pengikut (followers).

- Komunikasi dua arah: Mendorong komunikasi yang interaktif dan dialogis, di mana pemimpin

tidak hanya menyampaikan instruksi, tetapi juga mendengarkan dan mempertimbangkan masukan

dari pengikut.

- Transparansi dan keterbukaan: Membangun budaya keterbukaan dengan berbagi informasi secara

terbuka, menjelaskan alasan di balik keputusan, dan mendorong umpan balik dari pengikut.
- Personalisasi: Mengembangkan hubungan yang lebih personal dengan pengikut, misalnya dengan

mengenal mereka secara individual, menunjukkan empati, dan memahami kebutuhan serta aspirasi

mereka.
- Kolaborasi dan pemberdayaan: Mendorong kolaborasi dan pemberdayuan pengikut, memberikan

mereka otonomi dan kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan.


- Komunikasi yang inspiratif: Menggunakan komunikasi yang inspiratif, memotivasi, dan

membangun visi bersama, sehingga pengikut merasa terhubung dengan tujuan organisasi.
- Teknologi dan media digital: Memanfaatkan teknologi dan media digital untuk meningkatkan

keterhubungan, seperti komunikasi melalui video, media sosial, dan platform kolaboratif.

Dengan menerapkan pergeseran komunikasi yang mengarah pada peningkatan keterhubungan, pemimpin

dapat membangun rasa kepercayaan, komitmen, dan keterlibatan yang lebih tinggi dari pengikut, sehingga

dapat mendorong kinerja dan pencapaian tujuan organisasi secara lebih efektif.

8. Pergeseran Peningkatan (Keseragaman Tim hingga Keberagaman Tim)

Ketika dipimpin, dimotivasi, dan dilepaskan dengan benar, beragam kelompok profesional dapat

memberikan tim kepemimpinan dengan keunggulan yang luar biasa dibandingkan para pesaing anda.

Pergeseran dari keseragaman tim ke keberagaman tim dalam kepemimpinan dapat membawa beberapa

perubahan dan tantangan bagi seorang pemimpin, antara lain:

A. Komunikasi dan koordinasi:


- Dengan tim yang lebih beragam, pemimpin harus mengembangkan keterampilan komunikasi

yang lebih efektif untuk menjembatani perbedaan latar belakang, perspektif, dan gaya kerja.
- Koordinasi tim yang lebih kompleks membutuhkan kemampuan manajemen yang lebih baik.

B. Pengelolaan konflik:

- Keberagaman dapat meningkatkan potensi terjadinya konflik di dalam tim.

- Pemimpin harus terampil dalam mengelola dan menyelesaikan konflik secara konstruktif.

C. Pengembangan sinergi:

- Pemimpin harus dapat memanfaatkan keberagaman tim untuk menciptakan sinergi dan kolaborasi

yang efektif.
- Menghargai perbedaan dan menemukan titik temu dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi.

D. Fleksibilitas dan adaptasi:

- Pemimpin harus lebih fleksibel dan adaptif dalam gaya kepemimpinannya untuk menyesuaikan

dengan kebutuhan tim yang beragam.


- Pendekatan yang seragam mungkin tidak lagi efektif.

E. Pengembangan bakat:

- Dengan keberagaman, pemimpin harus dapat mengidentifikasi dan mengembangkan bakat yang

berbeda-beda dalam tim.


- Memberikan kesempatan yang adil dan mendorong pertumbuhan individu menjadi penting.

Secara keseluruhan, pergeseran dari keseragaman ke keberagaman tim menuntut pemimpin untuk memiliki

keterampilan manajemen yang lebih kompleks, kemampuan komunikasi yang lebih baik, dan fleksibel.

9. Pergeseran Pengaruh (Otoritas Posisi ke Otoritas Moral)


Otoritas moral mungkin terdengar mistis dan di luar jangkauan. Namun berpijak pada empat hal:

kompetensi, keberanian, konsistensi, dan karakter. Seseorang menjadi pemimpin bukan karena posisi, tapi

karena karakter.

Berikut beberapa hal yang dapat diperhatikan bagi seorang leadership:

A. Membangun kredibilitas dan integritas:

- Seorang pemimpin harus membangun kredibilitas melalui tindakan dan perilaku yang konsisten

dengan nilai-nilai yang dianut.


- Integritas, kejujuran, dan keteladanan menjadi kunci untuk memperoleh otoritas moral.

B. Fokus pada pengembangan orang:

- Pemimpin yang efektif tidak hanya mementingkan hasil, tetapi juga memperhatikan pengembangan

dan pemberdayaan orang-orang di sekitarnya.


- Memberikan bimbingan, dukungan, dan kesempatan bagi orang-orang untuk tumbuh dan

berkembang.

C. Komunikasi yang efektif:

- Pemimpin harus mampu berkomunikasi dengan jelas, transparan, dan dapat dipercaya.
- Mendengarkan dengan aktif dan memahami perspektif orang lain.

D. Pengambilan keputusan yang bijaksana:

- Pemimpin harus mampu membuat keputusan yang adil, etis, dan mempertimbangkan dampaknya

bagi orang-orang.
- Melibatkan orang-orang dalam proses pengambilan keputusan.

E. Membangun budaya organisasi yang positif:

- Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, kolaboratif, dan berorientasi pada nilai-nilai.
- Mempromosikan budaya saling menghargai, kepercayaan, dan tanggung jawab Bersama.

10. Pergeseran Dampak (Pemimpin Terlatih Menjadi Pemimpin Transformasional)


Sebagai pemimpin kita harus merubah pola pikir untuk membawa perubahan. Jangan puas dengan

menjadi pemimpin yang terlatih, jadilah pemimpin transformasional yang menginspirasi dan

mendorong orang lain untuk menjadi lebih dari mereka.

Pergeseran dari pemimpin terlatih menjadi pemimpin transformasional dapat memberikan dampak yang

signifikan bagi kepemimpinan seseorang.

A. Fokus kepemimpinan:

 Pemimpin terlatih cenderung berfokus pada tugas, prosedur, dan pencapaian target. Pemimpin

transformasional berfokus pada pengembangan dan pemberdayaan pengikut, serta menciptakan

visi dan tujuan bersama.

B. Gaya kepemimpinan:

 Pemimpin terlatih biasanya menerapkan gaya kepemimpinan yang lebih direktif dan

transaksional. Pemimpin transformasional menerapkan gaya kepemimpinan yang lebih

inspiratif, motivasional, dan kolaboratif.

C. Hubungan dengan pengikut:

 Pemimpin terlatih cenderung memiliki hubungan yang lebih formal dan berjarak dengan

pengikut. Pemimpin transformasional membangun hubungan yang lebih personal, saling

percaya, dan saling menginspirasi dengan pengikut.

D. Dampak pada pengikut:

 Pengikut pemimpin terlatih cenderung patuh dan melaksanakan tugas sesuai arahan. Pengikut

pemimpin transformasional merasa termotivasi, diberdayakan, dan berkomitmen untuk

mencapai tujuan bersama.

E. Dampak pada organisasi:

 Kepemimpinan terlatih dapat menghasilkan kinerja yang stabil dan efisien, tetapi kurang

inovatif.

Kepemimpinan transformasional dapat mendorong perubahan, inovasi, dan pertumbuhan

organisasi yang berkelanjutan.


11. Pergeseran Gairah (Karir Menuju Panggilan)

Menjadi seorang pemimpin tidak boleh menjadi sebuah langkah karier, tetapi pemimpin hebat adalah

mereka yang memiliki panggilan untuk menjadi pemimpin tersebut. Hal ini sangat berguna untuk

mengidentifikasi karakteristik suatu pemanggilan agar dapat menerima panggilan.

- Kesadaran akan tujuan yang lebih besar: Seorang pemimpin mulai menyadari bahwa karir semata-

mata tidak cukup untuk memberikan kepuasan dan makna yang lebih dalam. Ia mulai mencari

tujuan yang lebih besar, seperti memberikan dampak positif bagi orang lain atau organisasi.
- Pengembangan diri dan refleksi: Pemimpin mulai melakukan introspeksi diri, mengevaluasi nilai-

nilai dan tujuan hidupnya. Ia berusaha mengembangkan keterampilan dan kepribadian yang lebih

selaras dengan gairah dan tujuan yang lebih besar.


- Pergeseran fokus: Pemimpin mulai mengalihkan fokus dari pencapaian karir semata ke arah

memberikan kontribusi yang lebih bermakna. Ia mulai memprioritaskan pengembangan orang lain,

pemberdayaan tim, dan pencapaian tujuan organisasi yang lebih luas.


- Kepemimpinan yang berpusat pada pelayanan: Pemimpin mulai menerapkan gaya kepemimpinan

yang lebih berfokus pada melayani dan memberdayakan orang lain. Ia menjadi lebih berorientasi

pada pengembangan potensi orang lain dan menciptakan dampak positif yang lebih luas.
- Kepuasan yang lebih dalam: Pemimpin menemukan kepuasan yang lebih dalam dalam perannya,

tidak lagi semata-mata terfokus pada pencapaian karir. Ia merasa lebih bermakna dan terinspirasi

untuk terus mengembangkan diri dan memberikan kontribusi yang lebih besar.

BAB II
PENUTUP

Kesimpulan
Pemimpin harus proaktif dalam mengidentifikasi dan mengimplementasikan perubahan yang diperlukan untuk menjaga relevansi dan efektivitas dalam

menghadapi dinamika lingkungan.

Untuk menghadapi dinamika lingkungan, pemimpin perlu mengadopsi beberapa strategi, antara lain:

Keterbukaan terhadap Perubahan: Pemimpin harus terbuka terhadap perubahan dan berani mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi atau

menanggapi perubahan tersebut.


- Pembelajaran Berkelanjutan: Terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan diri serta tim dengan belajar dari pengalaman, mengikuti pelatihan,

dan menjalin kemitraan dengan individu atau organisasi yang memiliki keahlian tambahan.
- Inovasi: Mendorong budaya inovasi di dalam organisasi untuk menciptakan solusi baru dan lebih efisien dalam menghadapi tantangan yang muncul.
- Fleksibilitas: Bersedia untuk menyesuaikan rencana dan strategi jika situasi berubah, dan memiliki kemampuan untuk mengatasi hambatan atau

rintangan yang mungkin muncul.


- Memimpin dengan Contoh: Menunjukkan sikap yang positif dan proaktif dalam menghadapi perubahan, sehingga memotivasi anggota tim untuk

mengikuti dan berkontribusi dalam proses adaptasi.


- Komunikasi yang Efektif: Memastikan bahwa komunikasi tentang perubahan dan alasan di baliknya jelas dan transparan kepada semua pihak terkait,

sehingga meminimalkan ketidakpastian dan kekhawatiran yang mungkin timbul.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, pemimpin dapat lebih siap dan efektif dalam menghadapi dinamika lingkungan yang terus berubah.

DAFTAR PUSTAKA

LEADERSHIFT: THE 11 ESSENTIAL CHANGES EVERY LEADER MUST

EMBRACE (By J. C. Maxwell, Nashville, TN: HarperCollins Leadership (2019) 278

pages)

https://books.google.co.id/books?

id=t3tgDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=buku+Leadershift+:The+11+essential+c

hange+every+leader+must+embrace&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_

mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjA-tTf1f-

EAxWbzDgGHTEoDeEQ6AF6BAgHEAM#v=onepage&q&f=false

Anda mungkin juga menyukai