Pert 12 Kongiz
Pert 12 Kongiz
Penyusun :
Tria Latifah Hani
P032213411119
2C Gizi
Dosen Pengajar:
Dewi Rahayu, SP.,M.Si.
Nilai yang digunakan dalam evaluasi kemajuan klien dalam konseling gizi antara lain:
a) Perubahan status gizi: Berbagai kondisi gizi seperti berat badan, massa tubuh, indeks
massa tubuh (BMI), dan tekanan darah.
b) Perubahan nilai biokimia: Tingkat gula darah, kolesterol, garam, dan kadar protein
dalam darah.
c) Perubahan fisik: Berat badan, tinggi badan, dan kesehatan fisik.
d) Perubahan pola makan: Penggunaan diet yang sesuai, konsumsi vitamin dan mineral,
dan pengurangan konsumsi makanan yang tidak sehat. Ada atau tidaknya perubahan
gejala atau tanda-tanda sesuai dengan diagnosis gizi sebelumnya.
Dengan mengikuti strategi ini dan memanfaatkan dukungan dari ahli gizi Anda dan sumber
daya lainnya, Anda dapat mempertahankan kepatuhan diet Anda dan mencapai
tujuan kesehatan Anda.
D. Pengembalian Intervensi atau Pengobatan
Pengembalian intervensi atau pengobatan dalam konseling gizi merupakan langkah
yang penting untuk memastikan bahwa klien mendapatkan kesehatan yang optimal.
Intervensi gizi dalam konseling merupakan serangkaian tindakan terencana yang secara
khusus dengan tujuan untuk mengatasi masalah gizi melalui perubahan perilaku makan,
Untuk mengatur kembali kesehatan gizi, konselor dan klien bekerja bersama untuk memilih
rencana diet, menetapkan tujuan diet, dan menyusun menu yang sesuai dengan kebutuhan
gizi klien.
Pengobatan dalam konseling gizi dapat berupa pemberian nutrisi, pelaksanaan
program pendidikan gizi, atau tindakan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan individu
atau populasi. Setelah intervensi gizi dilakukan, konselor dan klien harus melakukan
monitoring dan evaluasi gizi untuk mengetahui respon klien terhadap intervensi dan tingkat
keberhasilannya.
Pengembalian intervensi gizi dapat dilakukan ketika klien telah mencapai tujuan
intervensi atau jika terdapat perubahan yang mengakibatkan perluasan intervensi gizi. Tahap
ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas gizi individu atau populasi dan mengubah aspek
gizi yang diperlukan.
Cara mengintegrasikan intervensi gizi dan pengobatan dalam konseling gizi dapat
dilakukan melalui berbagai langkah, termasuk:
a) Identifikasi kebutuhan: Pertama, konselor gizi harus mengidentifikasi kebutuhan gizi
individu atau populasi yang akan dilakukan intervensi gizi. Ini dapat dilakukan melalui
penilaian kesehatan gizi, seperti penilaian nutrisi, perilaku makan, dan kondisi
Kesehatan.
b) Pengembangan rencana intervensi: Setelah kebutuhan gizi teridentifikasi, konselor
gizi harus mengembangkan rencana intervensi yang sesuai dengan kebutuhan
individu atau populasi. Rencana intervensi dapat berupa pemberian nutrisi,
pelaksanaan program pendidikan gizi, atau tindakan lain yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu atau populasi.
c) Pengimplementasian intervensi: Konselor gizi harus mengimplementasikan rencana
intervensi yang telah dibuat. Ini dapat dilakukan melalui pemberian makanan
tambahan, pelaksanaan program pendidikan gizi, atau tindakan lain yang disesuaikan
dengan kebutuhan individu atau populasi.
d) Monitoring dan evaluasi: Setelah intervensi gizi dilakukan, konselor gizi dan klien
harus melakukan monitoring dan evaluasi gizi untuk mengetahui respon klien
terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. Monitoring dan evaluasi dapat
dilakukan melalui pemantauan perkembangan klien, cek pemahaman dan kepatuhan
klien terhadap intervensi gizi, dan identifikasi hasil asuhan gizi yang positif maupun
negative.
e) Pengembalian intervensi: Jika klien telah mencapai tujuan intervensi atau jika
terdapat perubahan yang mengakibatkan perluasan intervensi gizi, konselor gizi
dapat melakukan pengembalian intervensi. Pengembalian intervensi dapat dilakukan
untuk meningkatkan kualitas gizi individu atau populasi dan mengubah aspek gizi
yang diperlukan.
f) Pengobatan dalam konseling gizi: Pengobatan dalam konseling gizi dapat berupa
pemberian nutrisi, pelaksanaan program pendidikan gizi, atau tindakan lain yang
disesuaikan dengan kebutuhan individu atau populasi. Pengobatan dalam konseling
gizi dapat dilakukan ketika klien membutuhkan perlindungan kesehatan gizi karena
kondisi kesehatan yang tidak stabil atau kondisi kesehatan yang tidak baik.
g) Integrasi intervensi gizi dan pengobatan: Untuk mengintegrasikan intervensi gizi dan
pengobatan dalam konseling gizi, konselor gizi harus mengidentifikasi kebutuhan gizi
individu atau populasi, mengembangkan rencana intervensi yang sesuai dengan
kebutuhan, mengimplementasikan rencana intervensi, melakukan monitoring dan
evaluasi, dan melakukan pengembalian intervensi sesuai dengan kebutuhan individu
atau populasi. Jika terdapat perlindungan kesehatan gizi, konselor gizi dapat
mengintegrasikan pengobatan dalam konseling gizi.
E. Proses Pengakhiran
Proses pengakhiran dalam konseling gizi merupakan langkah yang penting untuk
mendiagnosis permasalahan dan harapan klien pada akhir konseling ini. Dalam proses
konseling gizi, konselor memberikan bantuan kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman fakta-fakta, harapan,
kebutuhan, dan perasaan klien.
Konseling gizi adalah suatu praktek yang berujuan untuk membantu klien dalam
proses perbaikan perilaku buruk menjadi baik terkait gizi, dengan tujuan akhir memperoleh
status gizi yang lebih baik. Dalam proses pengakhiran konseling gizi, konselor akan memilih
satu isu penting yang penting menurut klien untuk didiskusikan, dan nantinya akan
mendefinisikan masalah yang penting pada diri klien ini.
Konseling gizi menggunakan teknik-teknik seperti attending, memfokuskan
pembicaraan, dan membantu kliennya agar memusatkan perhatiannya pada pokok
pembicaraan, untuk mencapai keberhasilan konseling, keluarga atau pendamping juga
memiliki peranan penting dalam membantu klien dalam proses konseling. Konseling dapat
dilakukan dimana saja, seperti di rumah sakit, di posyandu, poliklinik, dan atau puskesmas,
dan harus memenuhi syarat seperti aman, nyaman, tenang, dan ruangan yang baik untuk
melakukan kegiatan konseling.
Proses pengakhiran dalam konseling gizi melibatkan beberapa langkah yang penting,
antara lain:
a) Mendiagnosis Permasalahan dan Harapan Klien: Konselor mengumpulkan informasi
tentang masalah gizi yang dihadapi oleh klien, serta harapan dan kebutuhan klien
dalam mencapai keberhasilan di proses asuhan gizi terstandar.
b) Mengatur Tindakan dan Pendukungan: Konselor memberikan tindakan dan
pendukungan yang sesuai bagi klien dalam memecahkan masalah gizi dan memenuhi
kebutuhan gizi.
c) Menegakan Diagnosis Gizi: Konselor memeriksa dan memverifikasi data yang
diperoleh sebelumnya, serta mengidentifikasi penyebab masalah gizi.
d) Mengatur Rencana Pemulaan: Konselor membantu klien mengatur rencana
pemulaan yang sesuai dengan kebutuhan gizi, pola pengaturan makan, dan jenis
makanan yang diperlukan.
e) Mengurus Evaluasi dan Masukan: Konselor melakukan evaluasi dan masukan
terhadap proses konseling gizi, serta menganalisis hasil pengamatan dan
pemantauan klien.
f) Mengatur Tempat dan Waktu Konseling: Konselor memilih tempat dan waktu yang
sesuai untuk melakukan konseling, serta memastikan lingkungan yang aman,
nyaman, tenang, dan mudah dijangkau oleh klien.
g) Mengatur Peran Keluarga atau Pendamping: Konselor membantu klien mengatur
peran keluarga atau pendamping dalam proses konseling gizi.
Proses pengakhiran dalam konseling gizi bertujuan untuk membantu klien mencapai
keberhasilan di proses asuhan gizi terstandar, serta memastikan klien memiliki ilmu
pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tindakan pencegahan
penyakit serta meningkatkan status gizinya ke arah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Chaerunnisa, R. et all. (2016). Pendidikan Konseling Gizi Lanjut (Pelaksanaan dan Evaluasi Konseling
Gizi).
Dieny, F. F. et all. (2020). BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KONSELING GIZI (F. F. Jauharani (ed.)).
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.