Anda di halaman 1dari 9

Laporan Individu Hari : Senin

MK. Konseling Gizi Tanggal : 25 Maret


2024

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

Penyusun :
Tria Latifah Hani
P032213411119
2C Gizi

Dosen Pengajar:
Dewi Rahayu, SP.,M.Si.

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES RIAU
JURUSAN GIZI
2024
A. Evaluasi Kemajuan Konselor
Konselor sebagai tenaga pendidik profesional sebagai pengampu layanan ahli dalam
bidang konseling harus selalu mengarahkan diri dan pelayanannya menjadi lebih baik dan
profesional. Pelayanan konseling yang profesional adalah pelayanan konselor yang mampu
membawa perubahan yang lebih baik pada diri konseling. Hal ini sejalan dengan pendapat
Mohamad Surya (2003) yang menegaskan bahwa,konseling merupakan suatu hubungan yang
bersifat membantu, yaitu interaksi antara konselor dan konseling merupakan suatu kondisi
yang membuat konseli terbantu dalam mencapai perubahan yang lebih baik untuk
menjadikan pelayanan konseling lebih baik dan lebih berkembang ke arah yang efektif dan
berdaya guna salah satunya dapat dilakukan melalui riset dalam konseling, karena riset
merupakan urat nadi pengembangan suatu profesi, termasuk profesi dalam bidang
pendidikan dan konseling.
Evaluasi kemajuan konselor dalam konseling gizi merupakan salah satu langkah
penting untuk memastikan bahwa konseling berjalan dengan baik dan efektif. Evaluasi ini
dilakukan melalui tiga tahap: evaluasi proses, evaluasi dampak, dan evaluasi hasil.
a) Evaluasi proses bertujuan untuk melihat tingkat partisipasi pasien, kesesuaian isi
materi, metode yang dipilih, waktu yang digunakan, dan tujuan konseling tercapai.
b) Evaluasi dampak, kedua tahap evaluasi, dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan
konseling dalam meningkatkan pengetahuan dan membantu proses penyembuhan
penyakit melalui perbaikan gizi klien.
c) Evaluasi hasil adalah tahap terakhir yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
program konseling gizi.

Evaluasi kemajuan konselor adalah proses penting untuk memastikan bahwa


konselor mengembangkan keterampilan dan kompetensi yang diperlukan dalam profesi
konseling. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil dalam melakukan evaluasi
kemajuan konselor:

a) Penetapan Tujuan:Awalnya, tujuan yang jelas harus ditetapkan bersama dengan


konselor. Tujuan ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas
waktu yang jelas.
b) Pemantauan Kinerja: Kinerja konselor harus dipantau secara teratur. Ini bisa meliputi
evaluasi langsung dari sesi konseling, peninjauan catatan konseling, atau
pengamatan dari rekan kerja atau supervisior.
c) Feedback dari Klien: Mendapatkan umpan balik dari klien adalah aspek penting
dalam mengevaluasi kemajuan konselor. Klien dapat memberikan wawasan berharga
tentang bagaimana konselor berinteraksi dengan mereka dan seberapa efektif teknik
yang digunakan.
d) Evaluasi Mandiri:Konselor juga harus melakukan evaluasi diri secara teratur. Mereka
dapat mengevaluasi kekuatan dan kelemahan mereka sendiri, serta membuat
rencana tindak lanjut untuk meningkatkan keterampilan mereka.
e) Supervisi:Proses supervisi oleh sesama konselor atau supervisor adalah komponen
penting dari evaluasi kemajuan konselor. Dalam sesi supervisi, konselor dapat
menerima umpan balik konstruktif dan saran untuk pengembangan lebih lanjut.
f) Evaluasi Secara Formal:Selain evaluasi informal, evaluasi formal juga dapat dilakukan
melalui formulir evaluasi yang dirancang secara khusus atau menggunakan alat
evaluasi yang sudah ada.
g) Pengembangan Profesional:Konselor harus berpartisipasi dalam kegiatan
pengembangan profesional seperti pelatihan, seminar, atau workshop untuk terus
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
h) Kolaborasi dengan Rekan Kerja:Melibatkan rekan kerja dalam proses evaluasi juga
dapat memberikan perspektif yang berbeda tentang kemajuan konselor.
i) Evaluasi kemajuan konselor juga harus memperhatikan kepatuhan terhadap kode
etik profesi konseling dan praktik-praktik terbaik dalam bidang tersebut.

B. Evaluasi Kemajuan Klien


Evaluasi kemajuan klien dalam konseling gizi melibatkan beberapa langkah yang
diperlukan untuk menilai kesesuaian, kesempurnaan, dan efektivitas konseling. Berikut
adalah beberapa langkah yang diperlukan dalam evaluasi konseling gizi:
1) Evaluasi proses: Melihat tingkat partisipasi pasien, kesesuaian isi materi, metode
yang dipilih, dan waktu yang digunakan sehingga tujuan konseling tercapai.
2) Evaluasi dampak: Menilai kesesuaian intervensi dengan rencana diet, status gizi, dan
hasil lain yang diharapkan.
3) Mengukur hasil: Mengukur hasil intervensi sesuai dengan apa yang diukur
berdasarkan tanda dan gejala dari diagnosis gizi.
4) Evaluasi hasil: Evaluasi hasil konseling gizi terbagi menjadi dua tahap: evaluasi proses
dan evaluasi dampak.
5) Dokumentasi monitoring dan evaluasi: Pendokumentasian data konseling seharusnya
tertata dengan baik untuk melihat perubahan yang terjadi pada proses konseling.
6) Media konseling: Dokumentasi media konseling seperti leaflet, buku foto makanan,
dan form konseling yang digunakan dalam proses konseling.

Evaluasi kemajuan klien dalam konseling gizi bertujuan untuk mengevaluasi


kesesuaian, kesempurnaan, dan efektivitas konseling gizi terhadap klien. Hal ini penting
untuk meningkatkan kualitas konseling gizi dan memastikan klien mendapatkan hasil
yang diinginkan.

Nilai yang digunakan dalam evaluasi kemajuan klien dalam konseling gizi antara lain:

a) Perubahan status gizi: Berbagai kondisi gizi seperti berat badan, massa tubuh, indeks
massa tubuh (BMI), dan tekanan darah.
b) Perubahan nilai biokimia: Tingkat gula darah, kolesterol, garam, dan kadar protein
dalam darah.
c) Perubahan fisik: Berat badan, tinggi badan, dan kesehatan fisik.
d) Perubahan pola makan: Penggunaan diet yang sesuai, konsumsi vitamin dan mineral,
dan pengurangan konsumsi makanan yang tidak sehat. Ada atau tidaknya perubahan
gejala atau tanda-tanda sesuai dengan diagnosis gizi sebelumnya.

Evaluasi kemajuan klien dalam konseling gizi berhubungan dengan keberhasilan


program konseling, yang dapat dilakukan melalui evaluasi proses dan evaluasi dampak.
Evaluasi proses bertujuan menilai jalannya proses konseling, seperti pola interaksi antara
konselor dan klien, waktu, tempat, metode, dan partisipasi klien. Evaluasi dampak bertujuan
mengetahui keberhasilan program konseling.

C. Strategi untuk mempertahankan Kepatuhan Diet


Mematuhi diet setelah konseling gizi adalah langkah penting untuk mencapai tujuan
kesehatan Anda. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu Anda
mempertahankan kepatuhan diet setelah sesi konseling gizi:
a) Pahami Rencana Makanan Anda: Pastikan Anda sepenuhnya memahami rencana
makanan yang disusun oleh ahli gizi Anda. Jika ada hal yang tidak jelas, jangan ragu
untuk bertanya.
b) Buat Rencana Makanan yang Realistis: Berdasarkan rekomendasi dari ahli gizi Anda,
buatlah rencana makanan yang realistis dan sesuai dengan gaya hidup Anda.
Rencanakan makanan yang memenuhi kebutuhan nutrisi Anda tetapi juga
memperhitungkan preferensi dan batasan pribadi Anda.
c) Perhatikan Aspek Kuantitas dan Kualitas: Selain memperhatikan jenis makanan yang
Anda konsumsi, penting juga untuk memperhatikan jumlahnya. Pastikan untuk
mematuhi porsi yang direkomendasikan oleh ahli gizi Anda.
d) Jadwalkan Waktu untuk Memasak: Sisihkan waktu dalam jadwal Anda untuk
memasak makanan sehat. Persiapkan makanan di awal minggu atau pertengahan
minggu jika memungkinkan, sehingga Anda memiliki makanan yang siap dikonsumsi
saat Anda sibuk.
e) Perencanaan Belanja yang Bijaksana: Buat daftar belanjaan berdasarkan rencana
makanan Anda dan pastikan untuk membeli semua bahan yang diperlukan. Hindari
berbelanja saat lapar, karena hal ini dapat menyebabkan Anda membeli makanan
tidak sehat secara impulsif.
f) Menerapkan Pemantauan dan Evaluasi: Terus pantau apa yang Anda makan dan
minum setiap hari. Tinjau kemajuan Anda secara teratur dan lihat apakah ada
perubahan yang perlu dilakukan untuk memastikan kepatuhan terhadap rencana
makanan Anda.
g) Cari Dukungan Tambahan: Jika Anda merasa kesulitan mempertahankan kepatuhan,
pertimbangkan untuk mencari dukungan tambahan. Ini bisa berupa bergabung
dengan kelompok dukungan online, bekerja dengan pelatih kebugaran atau konselor
gizi, atau melibatkan anggota keluarga atau teman sebagai pendukung.
h) Berikan Diri Anda Hadiah: Berikan hadiah kepada diri Anda sendiri setiap kali Anda
mencapai target kepatuhan diet Anda. Ini bisa berupa hadiah kecil atau penghargaan
yang Anda nikmati, seperti waktu luang tambahan untuk diri sendiri atau membeli
barang yang Anda inginkan.
i) Fokus pada Manfaat Jangka Panjang: Ingatlah manfaat jangka panjang dari
mematuhi diet yang sehat. Fokus pada kesehatan Anda, peningkatan energi, dan
perasaan baik yang Anda dapatkan sebagai hasil dari makan dengan benar.
j) Bersikap Sabar dan Fleksibel: Perubahan makanan yang sehat memerlukan waktu
dan kesabaran. Jangan terlalu keras pada diri sendiri jika Anda melanggar rencana
makanan sesekali. Yang penting adalah kembali ke jalur yang benar secepat mungkin.

Dengan mengikuti strategi ini dan memanfaatkan dukungan dari ahli gizi Anda dan sumber
daya lainnya, Anda dapat mempertahankan kepatuhan diet Anda dan mencapai
tujuan kesehatan Anda.
D. Pengembalian Intervensi atau Pengobatan
Pengembalian intervensi atau pengobatan dalam konseling gizi merupakan langkah
yang penting untuk memastikan bahwa klien mendapatkan kesehatan yang optimal.
Intervensi gizi dalam konseling merupakan serangkaian tindakan terencana yang secara
khusus dengan tujuan untuk mengatasi masalah gizi melalui perubahan perilaku makan,
Untuk mengatur kembali kesehatan gizi, konselor dan klien bekerja bersama untuk memilih
rencana diet, menetapkan tujuan diet, dan menyusun menu yang sesuai dengan kebutuhan
gizi klien.
Pengobatan dalam konseling gizi dapat berupa pemberian nutrisi, pelaksanaan
program pendidikan gizi, atau tindakan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan individu
atau populasi. Setelah intervensi gizi dilakukan, konselor dan klien harus melakukan
monitoring dan evaluasi gizi untuk mengetahui respon klien terhadap intervensi dan tingkat
keberhasilannya.
Pengembalian intervensi gizi dapat dilakukan ketika klien telah mencapai tujuan
intervensi atau jika terdapat perubahan yang mengakibatkan perluasan intervensi gizi. Tahap
ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas gizi individu atau populasi dan mengubah aspek
gizi yang diperlukan.
Cara mengintegrasikan intervensi gizi dan pengobatan dalam konseling gizi dapat
dilakukan melalui berbagai langkah, termasuk:
a) Identifikasi kebutuhan: Pertama, konselor gizi harus mengidentifikasi kebutuhan gizi
individu atau populasi yang akan dilakukan intervensi gizi. Ini dapat dilakukan melalui
penilaian kesehatan gizi, seperti penilaian nutrisi, perilaku makan, dan kondisi
Kesehatan.
b) Pengembangan rencana intervensi: Setelah kebutuhan gizi teridentifikasi, konselor
gizi harus mengembangkan rencana intervensi yang sesuai dengan kebutuhan
individu atau populasi. Rencana intervensi dapat berupa pemberian nutrisi,
pelaksanaan program pendidikan gizi, atau tindakan lain yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu atau populasi.
c) Pengimplementasian intervensi: Konselor gizi harus mengimplementasikan rencana
intervensi yang telah dibuat. Ini dapat dilakukan melalui pemberian makanan
tambahan, pelaksanaan program pendidikan gizi, atau tindakan lain yang disesuaikan
dengan kebutuhan individu atau populasi.
d) Monitoring dan evaluasi: Setelah intervensi gizi dilakukan, konselor gizi dan klien
harus melakukan monitoring dan evaluasi gizi untuk mengetahui respon klien
terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. Monitoring dan evaluasi dapat
dilakukan melalui pemantauan perkembangan klien, cek pemahaman dan kepatuhan
klien terhadap intervensi gizi, dan identifikasi hasil asuhan gizi yang positif maupun
negative.
e) Pengembalian intervensi: Jika klien telah mencapai tujuan intervensi atau jika
terdapat perubahan yang mengakibatkan perluasan intervensi gizi, konselor gizi
dapat melakukan pengembalian intervensi. Pengembalian intervensi dapat dilakukan
untuk meningkatkan kualitas gizi individu atau populasi dan mengubah aspek gizi
yang diperlukan.
f) Pengobatan dalam konseling gizi: Pengobatan dalam konseling gizi dapat berupa
pemberian nutrisi, pelaksanaan program pendidikan gizi, atau tindakan lain yang
disesuaikan dengan kebutuhan individu atau populasi. Pengobatan dalam konseling
gizi dapat dilakukan ketika klien membutuhkan perlindungan kesehatan gizi karena
kondisi kesehatan yang tidak stabil atau kondisi kesehatan yang tidak baik.
g) Integrasi intervensi gizi dan pengobatan: Untuk mengintegrasikan intervensi gizi dan
pengobatan dalam konseling gizi, konselor gizi harus mengidentifikasi kebutuhan gizi
individu atau populasi, mengembangkan rencana intervensi yang sesuai dengan
kebutuhan, mengimplementasikan rencana intervensi, melakukan monitoring dan
evaluasi, dan melakukan pengembalian intervensi sesuai dengan kebutuhan individu
atau populasi. Jika terdapat perlindungan kesehatan gizi, konselor gizi dapat
mengintegrasikan pengobatan dalam konseling gizi.

E. Proses Pengakhiran
Proses pengakhiran dalam konseling gizi merupakan langkah yang penting untuk
mendiagnosis permasalahan dan harapan klien pada akhir konseling ini. Dalam proses
konseling gizi, konselor memberikan bantuan kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman fakta-fakta, harapan,
kebutuhan, dan perasaan klien.
Konseling gizi adalah suatu praktek yang berujuan untuk membantu klien dalam
proses perbaikan perilaku buruk menjadi baik terkait gizi, dengan tujuan akhir memperoleh
status gizi yang lebih baik. Dalam proses pengakhiran konseling gizi, konselor akan memilih
satu isu penting yang penting menurut klien untuk didiskusikan, dan nantinya akan
mendefinisikan masalah yang penting pada diri klien ini.
Konseling gizi menggunakan teknik-teknik seperti attending, memfokuskan
pembicaraan, dan membantu kliennya agar memusatkan perhatiannya pada pokok
pembicaraan, untuk mencapai keberhasilan konseling, keluarga atau pendamping juga
memiliki peranan penting dalam membantu klien dalam proses konseling. Konseling dapat
dilakukan dimana saja, seperti di rumah sakit, di posyandu, poliklinik, dan atau puskesmas,
dan harus memenuhi syarat seperti aman, nyaman, tenang, dan ruangan yang baik untuk
melakukan kegiatan konseling.
Proses pengakhiran dalam konseling gizi melibatkan beberapa langkah yang penting,
antara lain:
a) Mendiagnosis Permasalahan dan Harapan Klien: Konselor mengumpulkan informasi
tentang masalah gizi yang dihadapi oleh klien, serta harapan dan kebutuhan klien
dalam mencapai keberhasilan di proses asuhan gizi terstandar.
b) Mengatur Tindakan dan Pendukungan: Konselor memberikan tindakan dan
pendukungan yang sesuai bagi klien dalam memecahkan masalah gizi dan memenuhi
kebutuhan gizi.
c) Menegakan Diagnosis Gizi: Konselor memeriksa dan memverifikasi data yang
diperoleh sebelumnya, serta mengidentifikasi penyebab masalah gizi.
d) Mengatur Rencana Pemulaan: Konselor membantu klien mengatur rencana
pemulaan yang sesuai dengan kebutuhan gizi, pola pengaturan makan, dan jenis
makanan yang diperlukan.
e) Mengurus Evaluasi dan Masukan: Konselor melakukan evaluasi dan masukan
terhadap proses konseling gizi, serta menganalisis hasil pengamatan dan
pemantauan klien.
f) Mengatur Tempat dan Waktu Konseling: Konselor memilih tempat dan waktu yang
sesuai untuk melakukan konseling, serta memastikan lingkungan yang aman,
nyaman, tenang, dan mudah dijangkau oleh klien.
g) Mengatur Peran Keluarga atau Pendamping: Konselor membantu klien mengatur
peran keluarga atau pendamping dalam proses konseling gizi.

Proses pengakhiran dalam konseling gizi bertujuan untuk membantu klien mencapai
keberhasilan di proses asuhan gizi terstandar, serta memastikan klien memiliki ilmu
pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tindakan pencegahan
penyakit serta meningkatkan status gizinya ke arah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Chaerunnisa, R. et all. (2016). Pendidikan Konseling Gizi Lanjut (Pelaksanaan dan Evaluasi Konseling
Gizi).

Dieny, F. F. et all. (2020). BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KONSELING GIZI (F. F. Jauharani (ed.)).
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai