Disusun oleh:
1. Minatus Najihah (2105026008)
2. Fildza Mafazin Nisa (2105026021)
3. Alif Trengginas (2105026027)
4. Oktavia Nur Fadhilla (2105026036)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muahmmad SAW. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada Ibu Fita Nurotul Faizah, ME., selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah dan Pemikiran
Ekonomi Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memnuhi tugas makalah dan presentasi
pada mata kuliah Sejarah dan Pemikiran Ekonomi Islam. Selain itu, makalah yang berjudul “Sejarah dan
Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia” ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
berbagai pemikiran-pemikiran dan perbedaan pendapat dari para ahli Sejarah dan Pemikiran Ekonomi
Islam bagi penulis serta para pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
1 BAB I PENDAHULUAN
2 BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal masuknya ekonomi Islam?
2. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi Islam di Indonesia?
1.2Tujuan
1. Mengetahui awal masuknya ekonomi Islam.
2. Mengetahui perkembangan pemikiran ekonomi Islam di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perekonomian Pra-Islam
Para pemilik ladang atau sawah pada masa pra-Islam menggunakan sistem
dalam megelola pertanian mereka. Pertama adalah sistem sewa-menyewa dengan
emas atau logam mulia lain, dan juga produk-produk pertanian untuk dijadikan
sebagai alat transaksi. Kedua adalah sistem bagi hasil produk, seperti separuh
untuk pemilik modal dan separuh untuk pekerja. Selain bidang pertanian,
perdagangan juga menjadi aspek penting dala sistem ekonomi pada masa pra-
Islam. Sistem perdagangan yang dilakukan yaitu ekspor dan impor oleh pedagang
Arab Selatan dan Yaman. Komoditas ekspor Arab Selatan dan Yaman berupa
dupa, kemenyan, kayu, gaharu, minyak wangi, kulit binatang, buah kismis, anggur,
3
dan lain sebagainya. Komoditas yang diimpor dari Afrika Timur yaitu kayu untuk
bahan bangunan, bulu burung unta, lantakan logam mulia dan badak.
4
memberikan beberapa hartanya kepada saudara Muahjirinnya sampai mereka
mendapatkan mata pencaharian untuk melangsungkan hidupnya.
1. Larangan Najsy
Praktik ini dengan melakukan penurunan harga oleh seorang kedua pihak
yang terlibat tawar menawar yang masih paham negosiasi atau baru menyelesaikan
penetapan harga.
Sistem ekonomi Islam pada masa Nabi Muhammad SAW ini mengeluarkan
beberapa kebijakan yang menyangkut berbagai hal yang berkitan dengan
5
kemasyarakatan yaitu kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal dipengaruhi beberapa
faktor karena fiskal termasuk bagian dari instrmen ekonomi public. Rasulullah
SAW memiliki tantangan yang sangat besar di mana dihadapkan dengan
kehidupan yang tidak menentu di mana kondisi ekonomi masyarakat yang masih
lemah maka sumber daya alam yang dapat diandalkan yaitu sektor pertanian.
Sistem ekonomi yang diterapkan oleh Rasulullah SAW berakar dari prinsip-
prinsip Al-Qur‟an yang merupakan sumber utama atau pedeoman bagi manusia
dalam melakukan berbagai kegiatan di setiap aspek kehidupannya, terutama dalam
bidang ekonomi. Manusia diberi kebebasan untuk mencari nafkah sesuai dengan
hukum dalam Islam dengan adil. Dengan demikian, pada dasarnya Islam mengakui
kepemilikan pribadi. Islam tidak membatasi kepemilikan pribadi, alat-alat
produksi, barang dagangan ataupun perdagangan tetapi melarang perolehan
kekayaan dengan cara yang tidak bermoral seperti melakukan penimbunan
kekayaan atau mengambil keuntungan dari kesulitan orang lain atau
penyalahgunaannya1.
1
Nur Chaimid, Jejak Langkah Sejaarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010), hlm 5-38.
6
yang berasal dari Arab, Persia dan India mulai memasuki kepulauan Indonesia
untuk berdagang sejak abad ke-7 M.
A. Era prasejarah
7
masyarakat membantu para korban perang dalam bentuk santunan dan
sedekah.
2. Kerajaan Islam Sumatera Selatan
Kerajaan Sumatera Selatan menerapkan wakaf, ,zakat. Penerapan wakaf
yaitu berupa tanah (perkebunan dan persawahan) yang hasilnya digunakan
untuk membiayai pengelolaan masjid dan langar serta memberikan makan
orang miskin. Penghulu ditetapkan sebagai lembaga yang menangani
perwakafan pada zamannya. Penerapam zakat, yakni masyarakat yang tidak
mampu berhak meminta zakat fitrah kepada masyarakat yang mampu.
Masyarakat yang ingin menunaikan kewajiban zakat fitrah diperbolehkan
mengeluarkan zakat secara langsung kepada seseorang yang ingin di zakati
maupun melalui lembaga sebaga amil zakat yang telah ditunjuk sebagai
khatib.
3. Kerajaan Islam Riau
Kerajaan Riau menerapkan praktik wakaf, zakat,cukai, impor dan ekspor.
Praktik wakaf yang diterapkan kepada Sultan Syarif Hasyim yang
mewakafkan istana kerajaan kepada rakyat. Praktik zakat yakni kuasa imam
jajahan menerima zakat padi apabila mencapai nisabnya sepanjang agama
Islam di mana batasan yang sudah ditentukan oleh Sripaduka Sultan atau
pemimpin pada masa itu. Praktik cukai yaitu sumber keuangan public pada
Kerajaan Riau Lingga diperoleh dari cukai hasil hutan, laut, tambang,
perkebunan lada dan gambir, serta cukai Pelabuhan yang disinggahi kapal-
kapal yang berlayar di wilayah kerajaan. Praktik impor dan ekspor, Kerajaan
Siak mengimpor kebutuhan rakyat yang terdiri dari pakaian, bahan tenun
dan beras. Sedangkan komoditas ekspornya yaitu hasil produksi perkebunan
dan perikanan ke negara tetangga, seperti Singapura.
4. Kerajaan Islam Sumatra Utara
8
Kerajaan Sumatra Utara menerapkan praktik bagi hasil (mudarabah) antara
pemilik modal dengan pengelola dalam perkebunan lada. Adapun aktivitas
keuangan sosial pada Kerajaan Melayu di Sumatra Timur terlihat wakaf
pada bidang pendidikan dan dakwah, hibah pada bidang Kesehatan,
pendidikan, modal kerja dan padi sebanyak 15 kg bagi rakyat miskin, serta
zakat dan memberikan bantuan lain seperti minyak lampu yang digunakan
sebagai alat penerangan bulan Ramadhan2
Perkembangan ekonomi islam setelah masa kerajaan atau prasejarah masi berlanjut
di era berikutnya yakni era pra kemerdekaan.
2
Ferry Syarifudd (Chaimid, 2010)in dan Ali Sakti, Praktik Ekonomi dan Keuangan Syariah Oleh Kerajaan Islam di
Indonesia, (Rajagrafindo Persada, Depok, 2021), hlm 213-558.
3
Ujang Syahrul Mubarrok, Raditiya Sukama, Badri Munir Sukoco,Perkembangan Ekonomi Islam Di Indonesia,(Jakad
Media Publishing, Surabaya,2020),hlm. 3.
9
tahun 1968 Majlis Tarjih Muhammadiyyah melakukan sebuah kajian mengenai
riba dan bunga bank.dan perekonomian secara islam mulai berjalan pada masa
orde baru.4 Hal tersebut ditandai dengan berdirinya Perkumpulan Pendukung
Ekonomi Islam (PPEI) di Jakarta, 23 November 1955. Adanya organisasi tersebut
dibersamai dengan dibentuknya panitia yag bercabang di beberapa daerah dan kota
lainnya.
Gerakan eonomi islam mulai dijalankan pada periode akhir tahun 1970.
Pada tahun tersebut para tokoh indonesia mulai membuat gagasan mengenai
bank Islam. Gagasan ini dipraktekkan dalam skala kecil. Seperti Bait At-Tmwil
Teknosa pada tahun 1984 di Bandung dan Koperasi Ridho Gusti di Jakarta.5
Setalah itu masih banyak babak dan persidangan serta ketentuan baru mengenai
perbankan islam indonesia dan dengan sampai dengan berdirinya Bank
Muamalat Indonesia yang merupakan sebuah dukungan dari pemerintahan
suharto atas perkembangan perbankan islam di Indonesia. Bank Muamalat
Indonesia dioperasikan pada tanggal 1 Mei 1992. Pada 1997 tepatnya pada awal
tahun tersebut terjadi krisis ekonomi di Indonesia yang mengakibatkan
terjadinya goncangan besar terhadap lembaga perbangkan yang berakhir
liquiditas pada beberapa bank di Indonesia pada masa itu. Akan tetapi lain
halnya dengan bank syariah di Indonesia, bank-bank syariah Indonesia pada
masa itu mengalami perkembangan yang sangat pesat.6 Pada tahun 1988 sistem
perbankan islam dan pergerakan ekonomi islam mengalami kemajuan pesat.
Memasuki tahun 2000-an perkembangan ekonomi Islam mulai berkembang
4
Ibid,hlm.4
5
Ujang Syahrul Mubarrok, loc.cit
6
Ibid.hlm.37
10
pesat yang dapat dilihat dari sisi pertumbuhn asset, omset, dan jaringan kantor
lembaga perbangkan dan keuangan islam7. Seluruh umat Islam didunia dalam
ekonomi Islam berpedoman pada Al-quran yaitu terdapat pada Q.S Al-Baqarah
ayat 282, yang berbunyi:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,
meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau
dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan
dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki
(di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua
orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa
maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang
7
Jahruddin,Bambang Sutrisno, Pengantar Ekonomi Islam, (Salemba Diniyah, Jakarta selatan, 2019), hlm.36-37.
11
itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian
itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali
jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka
tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah
apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu
adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekonomi Islam sudah berjalan sebelum Islam datang dan pada saat adanya
Islam dengan ditandainya Nabi Muhammad SAW diutus menjadi Rasul ekonomi
Islam mulai digencarkan dan dilakukan berdasarkan Al-Qur‟an dan Sunnah
sebagai sumber hukumnya. Kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak boleh
bertentangan dengan Al-Qur‟an dan Sunnah. Seiring berjalannya waktu umat Islam
didunia ingin mencapai kemaslahatan salah satunya dengan menerapkan ekonomi
(muamalah) yang berdasarkan Al-Qur‟an dan Sunnah. Salah satunya di Indonesia
yang mayoritas warga negaranya memeluk agama Islam. Saat ini Indonesia sedang
menerapkan ekonomi syariah sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah swt.
Indonesia sebelum menjadi negara republik pembagian wilayahnya menjadi
kerajaan. Para kerajaan Islam mayoritas menerapkan ekonomi Islam dalam
mengatur perekonomian mereka, contohnya seperti kerajaan Aceh Darussalam,
Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan lain sebagainya. Kemunculan
ekonomi Islam di tandani dengan munculnya syarikat dagang pada awal abad ke-
20.
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Chaimid, N. (2010). Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar .
Karim, m. A. (2001). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: The International Institute of
Islamic Thought.
Parakkasi, I. (2018). Perkembangan Ekonomi Islam Berdasarkan Sejarah, Budaya, Sosial dan
Keagamaan di Indonesia. Tekstual, 16(1).
Prandawa, M. C., Jubba, H., NB, F. R., & Wardani, T. U. (2022). Perkembangan Ekonomi Islam
di Indonesia: Antara Peluang dan Tantangan. Hukum Islam, Ekonomi dan Bisnis, 6(1),
29-47.
Syarifuddin, F., & Sakti , A. (2020). Praktik Ekonomi dan Keuangan Syariah oleh Kerajaan
Islam di Indonesia. Depok: Rajagrafindo Persada.
14