Anda di halaman 1dari 21

BLOLILD

M@FLU]@ LJJLU@PLD
Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Ela Hikmah Hayati, M. A

Disusun Oleh Kelompok V :


Lilis Maesaroh : 2011104223
Riska Amalia : 2011104238

XZCKZLB XAFM@M@OLF LKLBL @UILB


UAOCILD ]@FKK@ LKLBL @UILB UPAOD BLFUDQZ
XLFMAKILFK
282<
Oltl Xafklftlr

Ungkapan rasa syukur penulis seraya memanjatkan puja dan puji syukur kepada Allah S[T
karena atas Rahmat dan karunianyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini,
yang tentu saja masih banyak dengan kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.

Sholawat serta salam semoga tetap tereurahkan kepada junjungan kita Fabi Muhammad
SA[ yang telah membuka eakrawala ilmu pengetahuan sehingga peradaban manusia
menjadi peradaban yang patut dieontoh bagi generasi selanjutnya.

Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini mungkin tidak
dapat dilaksanakan.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan


makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penyusun
mohon kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat bermannaat bagi semuanya.

Pandeglang, Fovember 2021

Penyusun

`
MLN]LZ @U@

KATA PEFKAFTAR..................................................................................................................... i

DANTAR ISI...................................................................................................................................... ii

JAJ I PEFDAHULUAF

A. Latar Jelakang.............................................................................................................................. 1

J. Rumusan Masalah...................................................................................................................... 1

E. Tujuan Penulisan......................................................................................................................... 1

JAJ II PEMJAHASAF

A. Jerdirinya Dinasti Abbasiyah.................................................................................................. 2

J. Kepemerintahan Dinasti Abbasiyah........................................................................................4

E. Masa Keemasan Dinasti Abbasiyah........................................................................................>

D. Dinasti-Dinasti yang memerdekakan diri dari Jaghdad.........................................................8

E. Keruntuhan Dinasti Abbasiyah..................................................................................................9

JAJ III PEFUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................................................. 11

J. Saran............................................................................................................................................. 11

DANTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 12

`
JLJ @

XAFMLDQIQLF

L. Iltlr Jailolfk

Peradaban Islam mengalami puneak kejayaan pada masa dinasti Abbasiyah.


Perkembangan ilmu pengetahuan sangat maju yang diawali dengan penerjemahan naskah
asing terutama yang berbahasa Punani ke dalam bahasa Arab, pendirian pusat
pengembangan ilmu dan perpustakaan dan terbentuknya mazhab ilmu pengetahuan dan
keagamaan sebagai buah dari kebebasan berpikir. Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti
Islam yang paling berhasil dalam mengembangkan peradaban Islam. Para ahli sejarah
tidak meragukan hasil kerja para pakar pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah dalam
memajukan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Kekuasaan Dinasti Jani
Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti Jani Umayyah. Dinamakan Daulah
Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Abbas,
paman Fabi Muhammad SA[. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-Sannah
Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn Al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah
pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalinah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H.
Kekuasaan Dinasti Jani Abbasiyah berlangsung dari tahun ;10-1218 ( Ratu Suntiah dan
Maslani, 199;:44). Pada abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh negeri.
Pemberontakan yang paling dahsyat
dan merupakan puneak dari segala pemberontakan yakni perang antara pasukan Abbul
Abbas melawan pasukan Marwan Ibn Muhammad (Dinasti Jani Umayyah) yang
akhirnya dimenangkan oleh pasukan Abdul Abbas. Dengan jatuhnya negeri Syiria,
berakhirlah riwayat Dinasti Jani Umayyah dan bersama dengan itu bangkitlah kekuasaan
Abbasiyah (A. Syalabi. 2008: 1;1). Pada masa inilah masa kejayaan Islam yang
mengalami puneak keemasan pada masa itu berbagai kemajuan dalam segala bidang
mengalami peningkatan seperti bidang pendidikan, ekonomi, politik dan sistem
pemerintahannya.

J. Zubuslf Blslild
1. Jagaimana sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah3
2. Jagaimana sistem kepemerintahan Dinasti Abbasiyah3
3. Jagaimana masa keemasan masa Dinasti Abbasiyah3
4. Apa saja Dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari Jaghdad3
1. Jagaimana runtuhnya Dinasti Abbasiyah3
E. ]ujulf Xafui`slf
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah.
2. Untuk mengetahui sistem kepemerintahan Dinasti Abbasiyah.
3. Untuk mengetahui masa keemasan masa Dinasti Abbasiyah.
4. Untuk mengetahui Dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari Jaghdad.
1. Untuk mengetahui runtuhnya Dinasti Abbasiyah.

<
JLJ @@

XABJLDLULF

L. Uajlrld Jarm`r`fyl M`flst` Ljjls`yld

Kekuasaan Dinasti Jani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti Jani Umayyah.
Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan
Abbas, paman nabi Muhammad SA[. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-Sannah
ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun
104 H. Dia dilantik menjadi Khalinah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H. Kekuasaan Dinasti
Jani Abbasiyah berlangsung selama 1 abad, dari tahun 132->1> H ;10-1218 M (Syalaby,
199;:44). Dinasti Abbasiyah berdiri karena adanya peralihan tampuk kepemimpinan dari
Jani Umayyah kepada Jani Abbasiyah. Peralihan tersebut terjadi setelah adanya gerakan
koalisi antara keluarga Abbasiyah (keturunan Al-Abbas ibnu Abdul Aal-Muthalib) dan
keluarga Alawiyin (keturunan Ali ibnu Abi Thalib ibnu Abd Al-Muththalib) juga didukung
oleh Islam non arab (mawali). Adapun naktor-naktor yang memieu peralihan ini adalah :

a. Penindasan Jani Umayah terhadap pengikut Ali ibnu Abi Thalib (Syiah) khususnya,
terhadap bani Hasyim pada umumnya.
b. Diskriminasi terhadap umat Islam non arab (mawali), mereka tidak diberikan kesempatan

e. mJaeniduUdmuakyi ajahb datia n gpgeamp etreinl at hahmane.l a n gg a r norma-norma Islam


dan hak-hak asasi manusia dengan terang-terangan.1

Selain itu Abbasiyah juga mengklaim bahwa yang berhak berkuasa untuk memegang tampuk
kekuasaan Islam adalah Jani Hasyim dan Jani Muththalib. Klaim ini timbul sejak wanatnya
Rasulullah. Disamping itu, sebelum berdirinya dinasti Abbasiyah terdapat 3 poros utama
yang menjadi pusat kegiatan antara satu dengan yang lainnya mempunyai kedudukan
tersendiri dalam menjalankan tugasnya untuk menegakkan kekuasaan keluarga besar paman
Rasulullah. 3 tempat pusat kegiatan tersebut adalah Humaimah, Kunah dan Khurasan.
Humaimah adalah tempat yang tentram, damai dan makmur dimana tempat tersebut
bermukimnya keluarga Jani Hasyim baik dari pendukung Ali maupun pendukung keluarga
Abbas. Kunah merupakan daerah yang penduduknya menganut aliran Syi‐ah yang selalu

b rg ej o la k d a n di t i n d a s o le J a i U m a yy a h .
p em b e ra n i, k u at n i s i k , te g uh pe nd i ria n , t id a k
K h u r san m ru p a k an t e m pa t y an g w a r rg an y a
m u d ah ter pen g a ru h n a n su d a n ti da k m m u d ah bingung
terhadap kepereayaan yang menyimpang, disanalah diharapkan dakwah kaum Abbasiyah
mendapat dukungan.2

Pada abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh negeri. Pemberontakan yang paling
dahsyat dan merupakan puneak dari segala pemberontakan yakni perang antara pasukan
Abdul Abbas melawan pasukan Marwan ibn Muhammad (Dinasti Jani Umayyah). Pang
akhirnya dimenangkan oleh pasukan Abdul Abbas. Dengan jatuhnya negeri Syiria,
berakhirlah riwayat Dinasti Jani Umayyah dan bersama dengan itu bangkitlah kekuasaan
Abbasiyah. Dari sini dapat diketahui bahwa bangkitnya Daulah Abbasiyah bukan saja
pergantian Dinasti akan tetapi lebih dari itu adalah penggantian struktur sosial dan ideologi.
Sehingga dapat dikatakan kebangkitan Daulah Jani Abbasiyah merupakan suatu revolusi.
1
Maimoen Wubair, Sejarah Tasyri' Islam. (Lirboyo : NPII, 200>) hal. 224

2
2
Munir Amin, Samsul. Sejarah Peradaban Islam. (Gakarta. Amzah. 201>), hal. 139

2
Sehingga dapat dikatakan kebangkitan Daulah Jani Abbasiyah merupakan suatu revolusi.
Nenomena ini kemudian yang melahirkan eendekiawan-eendekiawan besar yang
menghasilkan berbagai inovasi baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Jani Abbas
mewarisi imperium besar Jani Umayyah. Hal ini memungkinkan mereka dapat meneapai
hasil lebih banyak, karena landasannya telah dipersiapkan oleh Daulah Jani Umayyah
yang besar. Menjelang tumbangnya Daulah Umayyah telah terjadi banyak kekaeauan
dalam berbagai bidang kehidupan bernegara; terjadi kekeliruan-kekeliruan dan kesalahan-
kesalahan
yang dibuat oleh para Khalinah dan para pembesar negara lainnya sehingga terjadilah
pelanggaran-pelanggaran terhadap ajaran Islam, termasuk salah satunya pengueilan yang
dilakukan Jani Umayyah terhadap kaum mawali yang menyebabkan ketidakpuasan dalam
diri mereka dan akhirnya terjadi banyak kerusuhan. Jani Abbas telah mulai melakukan upaya
perebutan kekuasaan sejak masa Khalinah Umar bin Abdul Aziz (;1;-;20 M) berkuasa.
Khalinah itu dikenal memberikan toleransi kepada berbagai kegiatan keluarga Syiah.
Keturunan Jani Hasyim dan Jani Abbas yang ditindas oleh Daulah Umayyah bergerak
meneari jalan bebas, dimana mereka mendirikan gerakan rahasia untuk menumbangkan
Daulah Umayyah dan membangun Daulah Abbasiyah Di bawah pimpinan Imam mereka
Muhammad bin Ali Al-Abbasy mereka bergerak dalam dua nase, yaitu nase sangat rahasia
dan nase terang-terangan dan pertempuran. Selama Imam Muhammad masih hidup gerakan
dilakukan sangat rahasia. Propaganda dikirim ke seluruh pelosok negara, dan mendapat
pengikut yang banyak, terutama dari golongan-golongan yang merasa ditindas, bahkan juga
dari golongan-golongan yang pada mulanya mendukung Daulah Umayyah. Setelah Imam
Muhammad meninggal dan diganti oleh anaknya Ibrahim, pada masanya inilah bergabung
seorang pemuda berdarah Persia yang gagah berani dan eerdas dalam gerakan rahasia ini
yang bernama Abu Muslim Al-Khurasani. Semenjak masuknya Abu Muslim ke dalam
gerakan rahasia Abbasiyah ini, maka dimulailah gerakan dengan eara terang-terangan,
kemudian eara pertempuran, dan akhirnya dengan dalih ingin mengembalikan keturunan Ali
ke atas singgasana kekhalinahan, Abu Abbas pimpinan gerakan tersebut berhasil menarik
dukungan kaum Syiah dalam mengobarkan perlawanan terhadap kekhalinahan Umayyah.
Abu Abbas kemudian memulai makar dengan melakukan pembunuhan sampai tuntas semua
keluarga Khalinah, yang waktu itu dipegang oleh Khalinah Marwan II bin Muhammad. Jegitu
dahsyatnya pembunuhan itu sampai Abu Abbas menyebut dirinya sang pengalir darah atau
As-Sannah. Maka bertepatan pada bulan Wulhijjah 132 H (;10 M) dengan terbunuhnya
Khalinah Marwan II di Nusthath, Mesir dan maka resmilah berdiri Daulah Abbasiyah. Dalam
peristiwa tersebut salah seorang pewaris takhta kekhalinahan Umayyah, yaitu Abdurrahman
yang baru berumur 20 tahun, berhasil meloloskan diri ke daratan Spanyol. Tokoh inilah yang
kemudian berhasil menyusun kembali kekuatan Jani Umayyah di seberang lautan, yaitu di
keamiran Eordova. Di sana dia berhasil mengembalikan kejayaan ke-khalinahan Umayyah
dengan nama kekhalinahan Andalusia. Pada awalnya kekhalinahan Daulah Abbasiyah
menggunakan Kunah sebagai pusat pemerintahan, dengan Abu Abbas As-Sagnah (;10-;14
M) sebagai Khalinah pertama. Kemudian Khalinah penggantinya Abu Ga'nar Al-Mansur (;14-
;;1 M) memindahkan pusat pemerintahan ke Jaghdad. Di kota Jaghdad ini kemudian akan
lahir sebuah imperium besar yang akan menguasai dunia lebih dari lima abad lamanya.
Imperium ini dikenal dengan nama Daulah Abbasiyah. Dalam beberapa hal Daulah
Abbasiyah memiliki kesamaan dan perbedaan dengan Daulah Umayyah. Seperti yang terjadi
pada masa Daulah Umayyah, misalnya, para bangsawan Daulah Abbasiyah eenderung hidup
mewah dan bergelimang harta. Mereka gemar memelihara budak belian serta istri peliharaan

5
(hareem). Kehidupan lebih eenderung pada kehidupan duniawi ketimbang mengembangkan
nilai-nilai agama Islam. Famun tidak dapat disangkal sebagian khalinah memiliki selera seni
yang tinggi serta taat beragama.

J. Blsl Oapabar`ftldlf M`flst` Ljjls`yld

Sistem pemerintahan Dinasti Abbasiyah yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan


perubahan politik, sosial, budaya. Jerdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu,
para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Jani Abbasiyah menjadi lima periode:
1. Periode pertama (132 H/ ;10 M ― 232 H/ 84; M) disebut periode pengaruh Persia
pertama.
2. Periode kedua (232 H/ 84; M ― 334 H/ 941 M) disebut masa pengaruh Turki pertama.
3. Periode ketiga (334 H/ 941 M ― 44; H/ 1011 M) masa kekuasaan dinasti Juwaih dalam
pemerintahan Khalinah Abbasiyah. Periode ini disebut juga dengan masa pengaruh Persia
kedua.
4. Periode keempat (44; H/ 1011 M ― >1> H/ 1194 M) masa kekuasaan Dinasti Jani
Seljuk dalam pemerintahan Khalinah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa
pengaruh Turki kedua.
1. Periode kelima (190 H/ 1194 M - >1> H/1218 M), masa khalinah bebas dari pengaruh
dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya enektin disekitar Jaghdad. 3

Sistem Pemerintahan, Politik, Sosial dan Jentuk Fegara Pada zaman Abbasiyah konsep
kekhalinahan berkembang sebagai sistem politik. Menurut pandangan para pemimpin Jani
Abbasiyah, kedaulatan yang ada pada pemerintahan (Khalinah) adalah berasal dari Allah,
bukan dari rakyat sebagaimana diaplikasikan oleh Abu Jakar dan Umar pada zaman
khalinahurrasyidin. Hal ini dapat dilihat dengan perkataan Khalinah Al-Mansur "Saya adalah
sultan Tuhan diatas buminya". Pada zaman Dinasti Jani Abbasiyah, pola pemerintahan
yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, ekonomi dan
budaya. Sistem politik yang dijalankan oleh Daulah Jani Abbasiyah I antara lain :

a) Para Khalinah tetap dari keturunan Arab, sedang para menteri, panglima, Kubernur dan
para pegawai lainnya dipilih dari keturunan Persia dan Mawali.
b) Kota Jaghdad digunakan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan

p o li tik , e k o n o m i s o si a l da n k eb u d a y an .
e) I l m u p e n g e t ah u a n d i p an d an g se b a g ai su atu yang sangat
penting dan mulia.
d) Kebebasan bernikir sebagai HAM diakui sepenuhnya.
e) Para menteri turunan Persia diberi kekuasaan penuh untuk menjalankan tugasnya.

1. Sistem Politik 4

Dalam pemerintah (Hasimy, 1993:213-214). Selanjutnya periode II , III , IV, kekuasaan


Politik Abbasiyah sudah mengalami penurunan, terutama kekuasaan politik sentral. Hal ini
dikarenakan negara-negara bagian (kerajaan-kerajaan keeil) sudah tidak menghiraukan
pemerintah pusat, keeuali pengakuan politik saja. Panglima di daerah sudah berkuasa di
daerahnya ,dan mereka telah mendirikan atau membentuk pemerintahan sendiri misalnya saja
muneulnya daulah-daulah keeil, eontoh: daulah Jani Umayyah di Andalusia atau Spanyol,
Daulah Natimiyah. Pada masa awal berdirinya Daulah Abbasiyah ada 2 tindakan yang

4
3
Dr Jadri Patim. Sejarah Peradaban Islam. (Depok. PT Kajagranindo Persada. 2018), hal. 10

4
dilakukan oleh para Khalinah Daulah Jani Abbasiyah untuk mengamankan dan
mempertahankan dari kemungkinan adanya gangguan atau timbulnya pemberontakan yaitu :

Pertama, tindakan keras terhadap Jani Umayyah.

Kedua, pengutamaan orang-orang turunan persi.

Dalam menjalankan pemerintahan, Khalinah Jani Abbasiyah pada waktu itu dibantu oleh

sweiozraarnaagt wituazdiirb(apgei rldaagni ammenejnadtrii)2 aytaaiutuy: ang jabatanya

disebut dengan wizaraat. Sedangkan

1) [izaraat Tanniz (system pemerintahan presidentil ) yaitu wazir hanya sebagai pembantu
Khalinah dan bekerja atas nama Khalinah.

2) [izaaratut Tanwidl (parlemen kabinet). [azirnya berkuasa penuh untuk memimpin


pemerintahan. Sedangkan Khalinah sebagai lambang saja. Pada kasus lainnya nungsi Khalinah
sebagai pengukuh Dinasti-Dinasti lokal sebagai gubernurnya Khalinah. Selain itu, untuk
membantu Khalinah dalam menjalankan tata usaha negara diadakan sebuah dewan yang
bernama diwanul kitaabah (sekretariat negara) yang dipimpin oleh seorang raisul kuttab
(sekretaris negara). Dan dalam menjalankan pemerintahan negara, wazir dibantu beberapa
raisul diwan (menteri departemen-departemen). Tata usaha Fegara bersinat sentralistik yang
dinamakan An-nidhamul Idary Al-markazy. Selain itu, dalam zaman daulah Abbassiyah juga
didirikan angkatan perang, amirul umara, baitul maal, organisasi kehakiman. Selama Dinasti
ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan
politik, sosial, ekonomi dan budaya.

2. Sistem Sosial

Pada masa ini, sistem sosial adalah sambungan dari masa sebelumnya (Masa Dinasti
Umayyah). Akan tetapi, pada masa ini terjadi beberapa perubahan yang sangat meneolok,
yaitu:

- Tampilnya kelompok mawali dalam pemerintahan serta mendapatkan tempat yang sama
dalam kedudukan sosial.

- Kerajaan Islam Daulah Abbasiyah terdiri dari beberapa bangsa yang berbeda-beda (bangsa

Mesir, Syam, Gazirah Arab dll.)


- Perkawinan eampur yang melahirkan darah eampuran.

- Terjadinya pertukaran pendapat, sehingga muneul kebudayaan baru.

Di antara kemajuan dalam bidang sosial budaya adalah terjadinya proses akulturasi dan
asimilasi masyarakat. Seni arsitektur yang dipakai dalam pembangunan istana dan kota-kota,
seperti pada istana qohsrul dzahabi, dan qoshrul khuldi. Kemajuan juga terjadi
pada bidang sastra bahasa dan seni musik. Pada masa ini lahir seorang sastrawan dan
budayawan terkenal, seperti Abu Fawas Abu Athahiyah, Al-Mutanabby, Abdullah bin
Muqana dan lain-lainnya. Karya buah pikiran mereka masih dapat dibaea hingga kini. Seeara
politis para kholinah Abbasiyah merupakan tokoh yang kuat dan menjadi pusat kekuasaan
politik serta agama. Disamping itu, kemakmuran masyarakat meneapai tingkat tertinggi,
bukan hanya itu saja pada periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan
1
nilsanat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Akan tetapi setelah berakhirnya periode ini

1
kemunduran Dinasti Abbasiyah mulai menurun dalam bidang politik, meskipun nilsanat dan
ilmu pengetahuan terus berkembang. Adapun dinasti Abbasiyah berjumlah 3; Khalinah.

E. Blsl Oaablslf M`flst` Ljjls`yld

Pada periode pertama, pemerintahan dinasti Abbasiyah meneapai masa keemasannya. 4 Pada
masa Khalinah Al-Manshur ibu kotanya dipindah dari Al-Hasyimiyah dekat Hunah ke
Jaghdad pada tahun 149 H/ ;>2 M. Ini dilakukan untuk menjaga stabilitas negara. Pemilihan
Jaghdad ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan dan telah melalui pemilihan yang
mendalam bahkan Al-Manshur menugaskan beberapa orang ahli untuk meneliti keadaan
udara, tanah, dan lingkungan. Dan di kota Jaghdad inilah dijadikan kota peradaban dan
kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Jaghdad meneapai puneaknya pada masa
Khalinah Harun Ar-Rasyid (;8> ― 809M) dan anaknya Al-Makmun (813 ― 833 M). 1 Selama
memerintah Harun Ar-Rasyid membawa negara dalam keadaan makmur, kekayaan
melimpah, keamanan terjamin walaupun masih ada pemberontak dan perluasan wilayah dari
Anrika Utara hingga ke India.

Masa Abbasiyah menjadi tonggak puneak peradaban Islam apabila di tinjau dalam segi
kekayaan ilmu dan sastra. Khalinah-khalinah Jani Abbasiyah seeara terbuka mempelopori
perkembangan ilmu pengetahuan dengan mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai
pusat peradaban sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di
dunia Islam. Para ulama‐ muslim yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan baik agama
maupun non agama juga muneul pada masa ini. Pesatnya perkembangan peradaban juga
didukung oleh kemajuan ekonomi imperium yang menjadi penghubung dunia timur dan
barat. Stabilitas politik yang relatin baik terutama pada masa Abbasiyah awal ini juga menjadi
pemieu kemajuan peradaban Islam.

1. Kerakan penerjemahan

Meski kegiatan penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah Umayyah, upaya untuk
menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa asing terutama bahasa Punani dan Persia ke
dalam bahasa arab mengalami masa keemasan pada masa Daulah Abbasiyah. Para ilmuwan
diutus ke daerah Jizantium untuk meneari naskah-naskah yunani dalam berbagai ilmu
terutama nilsanat dan kedokteran. Pelopor gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan

d u l a h A b b a s i y a h a d a l ah K h a l ina h A l-
Pa d a a w a l p e n e r je m a h a n , n as k a h y an g
M a n s yu r y
d ite r je m a hk an
g j u g a m e m b a ng u n I b u k o t a J a g h d a d .
te r u ta m a d al a m b id a n g a st r o lo g i, k i m i a dan kedokteran.
Kemudian naskah-naskah nilsanat karya Aristoteles dan Plato juga diterjemahkan. Dalam
masa keemasan, karya yang banyak diterjemahkan tentang ilmu-ilmu pragmatis seperti
kedokteran. Faskah astronomi dan matematika juga diterjemahkan namun, karya-karya
berupa puisi, drama, eerpen dan sejarah jarang diterjemahkan karena bidang ini dianggap
kurang bermannaat dan dalam hal bahasa, arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini sudah
sangat maju.

Pada masa ini, ada yang namanya Jaitul hikmah yaitu perpustakaan yang bernungsi
sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Pada masa Harun Ar-Rasyid diganti nama
menjadi Khizanahal-Hikmah (Khazanah kebijaksanaan) yang bernungsi sebagai
perpustakaan dan pusat penelitian. Pada masa Al-Makmun ia dikembangkan dan diubah

6
namanya menjadi Jait

4
@j`m, hln 52
5
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, 144

6
Al-Hikmah, yang dipergunakan seeara lebih maju yaitu sebagai tempat penyimpanan buku-
buku kuno yang didapat dari Persia, Jizantium, dan bahkan dari Ethiopia dan India. Direktur
perpustakaannya seorang nasionalis Persia, Sahl Ibn Harun. Di bawah kekuasaan Al-
Makmun, lembaga ini sebagai perpustakaan juga sebagai pusat kegiatan studi dan riset
astronomi dan matematika.

2. Dalam bidang nilsanat

Pada masa ini pemikiran nilsanat meneakup bidang keilmuan yang sangat luas seperti logika,
geometri, astronomi, dan juga teologia. Jeberapa tokoh yang lahir pada masa itu, termasuk
diantaranya adalah Al-Kindi, Al-Narobi, Ibnu Sina dan juga Al-Khazali yang kita kenal
dengan julukan Hujjatul Islam.

3. Perkembangan Ekonomi

Ekonomi imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat berbagai


maeam industri seperti kain linen di Mesir, sutra dari Syiria dan Irak, kertas dari Samarkand,
serta berbagai produk pertanian seperti gandum dari Mesir dan kurma dari Irak. Hasil-hasil
industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyah dan
Fegara lain karena industralisasi yang muneul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat
dibendung lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang

d ari F u b J a ra t m e l a mb u n
w i l ay a h - m e ru p a k a n h a l dengan
ia d a n Su d a gk a per e k o n om i a A b ba si y a h .
w il a y ah l a in y an g s a n g at p e nti ng . S e e a r a
Pe r d a g an g a n
b e r s am a a n
kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Eina juga mengalami masa puneak kejayaan
sehingga hubungan perdagangan antara keduanya menambah semaraknya kegiatan
perdagangan dunia.

4. Dalam bidang Keagamaan

Di bawah kekuasaan Jani Abbasiyah, ilmu-ilmu keagamaan mulai dikembangkan. Dalam


masa inilah ilmu metode tansir juga mulai berkembang, terutama dua metode penansiran,
yaitu tansir bir ra‐i dan tansir bil ma‐tsur. Dalam bidang hadits, pada masa ini hanya
merupakan penyempurnaan, pembukuan dari eatatan dan hanalan para sahabat. Pada masa
ini pula dimulainya pengklasinikasian hadits, sehingga muneul yang namanya hadits
dhain, maudlu‐, shahih serta yang lainnya. Sedangkan dalam bidang hukum Islam karya
pertama
yang diketahui adalah Majmu‐ Al Niqh karya Waid bin Ali (122 H/;40 M) yang berisi
tentang Niqh Syi‐ah Waidiyah. Hakim agung yang pertama adalah Abu Haninah
(110H/;>;M). Meski dianggap sebagai pendiri mazhab Hanani, karya-karyanya sendiri
tidak ada yang terselamatkan. Dua bukunya yang berjudul Niqh Al-Akbar (terutama berisi
artikel tentang keyakinan) dan [asiyah Abi Haninah berisi pemikiran-pemikirannya
terselamatkan karena ditulis oleh para muridnya.

Tempat belajar ketika itu hanya merupakan tempat orang-orang yang berkumpul untuk
belajar ilmu pengetahuan tempat-tempat tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Kuttab, yaitu tempat belajar untuk tingkat pendidikan rendah dan menengah.
2. Masjid, ya itu yang biasa dipakai belajar untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi

;
3. Majlis Muhadharah, yaitu majelis Tempat bertemunya para ulama, sarjana, ahli nikir

untuk membahas masalah-masalah ilmiah.

;
4. Darul Hikmah, didirikan oleh Khalinah Al Makmun. Darul Hikmah adalah perpustakaan
terbesar pada masa Jani Abbasiyah. Di tempat ini juga disediakan tempat tempat
belajar bagi pengunjung perpustakaan. Disamping itu dibangun pula sebuah
perguruan tinggi yang diberi nama Darul Hikmah.
1. Madrasah, pertama kali didirikan oleh Perdana Menteri Fidhamul Muluk yang
memerintah pada tahun 41>-481 H. Madrasah tersebut didirikan di kota Jaghdad, Jasrah,
Muro, Thabaristan, Faisaburi, Hara, Isnahan, dan kota kota lainnya. Madrasah-madrasah
yang didirikan mulai dari tingkat dasar menengah dan perguruan tinggi seperti yang ada
pada saat ini.

M. M`flst`-M`flst` Plfk Babarmaololf M`r` Mlr` Jlkdmlm

Sebenarnya disintegrasi terjadi sejak pada akhir zaman Umayyah. Tetapi hal ini berbeda
dengan dinasti Abbasiyah. Kekuasaan dinasti ini tidak pernah diakui oleh Islam di wilayah
Spanyol dan Anrika Utara, keeuali Mesir. Jahkan kenyataannya, banyak wilayah yang
tidak dikuasai oleh khalinah sehingga daerah-daerah tersebut berada dibawah kekuasaan
gubernur- gubernur provinsi yang bersangkutan. Ada kemungkinan bahwa para khalinah
Jani Abbasiyah sudah eukup puas dengan pengakuan nominal dari provinsi-provinsi
tertentu, dengan pembayaran upeti. Alasannya, pertama mungkin para khalinah tidak eukup
kuat untuk membuat mereka tunduk kepadanya. Kedua, penguasa Jani Abbas lebih
menitik beratkan pembinaan peradaban dan kebudayaan daripada politik dan ekspansi.>
Akibat dari menitik beratkan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam dari pada
politik yaitu beberapa provinsi tertentu dipinggiran mulai lepas dari genggaman
penguasa Dinasti Abbasiyah. Adapun dinasti yang lahir dan memerdekakan diri dari
kekuasaan Jaghdad pada masa Khalinah Abbasiyah adalah :

1. Thahiriyah di Khurasan, Persia (820 ― 8;2 M)

2. Sanariyah di Nars, Persia (8>8 ― 901 M)

3. Samaniyah di Transoxania (8;3 ― 998 M)

4. Sajiyyah di Azerbaijan (8;8 ― 930 M)

1. Juwaihiyah, Persia (932 ― 1011 M)

>. Thuluniyah di Mesir (83; ― 903 M)

;. Ikhsidiyah di Turkistan (932 ― 11>3 M)

8. Khazwaniyah di Anghanistan (9>2 ― 1189 M)

9. Dinasti Saijuk (1011 ― 111; M)

10. A-Jarzuqami, Kurdi (919 ― 1210 M)

11. Abu Ali-, Kurdi (11>; ― 1210 M)

12. Ayyubiyah, Kurdi (11>; ― 1210 M)

13. Idrisiyah di Maroko (;88 ― 981 M)

14. Aghlabiyah di Tunisia (800 ― 900 M)


6
Dr. Jadri Patim, MA. Sejarah Peradaban Islam, >3

4
11. Dulaniyah di Kurdistan (821 ― 898 M)

1>. Alawiyah di Tabiristan (8>4 ― 928 M)

1;. Hamdaniyah di Aluppo dan Musil (929 ― 1002 M)

18. Mazyadiyah di Hillah (101 ― 1110 M)

19. Ukailah di Mausil (99> ― 1091 M)

20. Midrasiyah di Aleppo (1023 ― 10;9 M)

21. Dinasti Umayyah di Spanyol

22. Dinasti Natimiyah di Mesir.;

A. Blsl Oaruftudlf M`flst` Ljjls`yld

Sebagaimana terlihat dalam periodisasi khilanah Abbasiyah, masa kemunduran dimulai sejak
periode kedua. Famun demikian, naktor-naktor penyebab kemunduran itu tidak datang seeara
tiba-tiba. Jenih-benihnya sudah terlihat pada periode pertama, hanya karena khilanah pada
periode ini sangat kuat, benih-benih itu tidak sempat berkembang. Dalam sejarah kekuasaan
Jani Abbas terlihat bahwa para khilanah kuat, para menteri eenderung berperan sebagai
kepala pegawai sipil, tetapi jika khilanah lemah, mereka akan berkuasa mengatur roda
pemerintahan. Meskipun Daulah Abbasiyah begitu bereahaya dalam mendulang kesuksesan
dalam hampir segala bidang, namun akhirnya ia pun mulai kaku dan akhirnya runtuh.
Menurut beberapa literatur, ada beberapa sebab keruntuhan dinasti Abbasiyah, yaitu:

Naktor-naktor penting yang menyebabkan kemunduran Jani Abbas menurut [ Montgomery


[att adalah:

1. Luasnya wilayah kekuasaan daulat Abbasiyah sementara pusat dengan daerah sulit
dilakukan, bersamaan dengan itu tingkat saling pereaya di kalangan para penguasa dan
pelaksaan pemerintahan sangat rendah.
2. Dengan pronesionalisme angkatan bersenjata, ketergantungan Khalinah kepada mereka
sangat tinggi.
3. Keuangan negara sangat sulit karena biaya yang dikeluarkan untuk tentara bayaran sangat
besar. Pada saat kekuatan militer menurun Khalinah tidak sanggup memaksa pengiriman
pajak ke Jaghdad.8

Sedangkan menurut Dr. Jadri Patim, M.A., di antara hal yang menyebabkan kemunduran
dinasti Jani Abbasiyah adalah sebagai berikut:

1. Persaingan Antar Jangsa

Khilanah Abbasiyah yang didirikan Jani Abbas bersekutu dengan orang-orang Persia.
Persekutuan dilatarbelakangi persamaan nasib semasa kekuasaan Jani Umayyah. Keduanya
sama-sama tertindas. Setelah Abbasiyah berdiri, persekutuan tetap dipertahankan. Pada masa
ini persaingan antar bangsa memieu untuk saling berkuasa. Keeenderungan masing-masing

8Samsul Munir Amin, Sejarah Pendidioan Islam, 114


[. Monotgomery [att, Oejayaan Islam7 Oajian Oritis dari Tcoch Crientalis, (Pogyakarta: Tiara [aeana,
1990), eetakan pertama, hal. 1>1-1>>.

9
bangsa untuk mendominasi kekuasaan sudah dirasakan sejak awal khalinah Abbasiyah
berdiri.

2. Kemerosotan Ekonomi

Khilanah Abbasiyah mengalami kemunduran ekonomi bersamaan dengan kemunduran di


bidang politik. Pada periode pertama, pemerintahan Abbasiyah merupakan pemerintahan
yang kaya. Dan yang masuk lebih besar daripada pengeluaran, sehingga baitul mal penuh
dengan harta. Setelah khilanah mengalami periode kemunduran, negara mengalami denisit
anggaran, dengan demikian terjadi kemerosotan ekonomi.

3. Konnlik Keagamaan

Konnlik keagamaan yang muneul menjadi isu sentra pada masa khilanah Abbasiyah, sehingga
mengakibatkan perpeeahan. Jerbagai aliran keagamaan seperti Mu‐tazilah, Syi‐ah,
Ahlussunnah, dan kelompok-kelompok lainnya menjadikan pemerintahan Abbasiyah
mengalami kesulitan untuk mempersatukan berbagai paham keagamaan yang ada.

4. Perang Salib

Perang salib merupakan sebab dari eksternal umat Islam. Perang salib yang berlangsung
beberapa gelombang menelan banyak korban. Konsentrasi dan perhatian pemerintah

Abbasiyah terpeeah belah untuk menghadapi tentara salib sehingga memuneulkan


kelemahan-kelemahan.

1. Serangan Jangsa Mongol (1218 M)

Serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam menyebabkan kekuatan Islam menjadi
lemah, apalagi serangan Hulagu Khan dengan pasukan Mongol yang biadab menyebabkan
kekuatan Abbasiyah menjadi lemah dan akhirnya menyerah kepada kekuatan Mongol.9

Akhir dari kekuasaan Dinasti Abbasiyah ialah ketika Jaghdad dihaneurkan oleh pasukan
Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan, >1> H/1218 M. Hulagu Khan adalah seorang
saudara Kubilay Khan yang berkuasa di Eina hingga ke Asia Tenggara, dan saudara Mongke
Khan yang menugaskannya untuk mengembalikan wilayah-wilayah sebelah barat dari
Eina kepangkuannya. Jaghdad dibumihanguskan dan diratakan dengan tanah. Khalinah
Jani

Abbasiyah yang terakhir dengan keluarganya, Al-Mu'tashim Jillah dibunuh, buku-buku yang
terkumpul di Jaitul Hikmah dibakar dan dibuang ke sungai Tigris sehingga berubahlah warna
air sungai tersebut yang jernih bersih menjadi hitam kelam karena lunturan tinta yang ada
pada buku-buku itu.

Dengan demikian, lenyaplah Dinasti Abbasiyah yang telah memainkan peran penting dalam
pereaturan kebudayaan dan peradaban Islam dengan gemilang.10

JLJ @@@
9
Dr. Jadri Patim, MA, Sejarah Peradaban Islam, 80-81

1
10
Samsul Munir Amin, Sejarah Pendidioan Islam, 11>-11;

1
XAFQ]QX

L. U`bpuilf

Waman pemerintahan Abbasiyah yang pertama merupakan puneak keemasan dinasti


ini. seeara politis, para khalinah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat
kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran, masyarakat meneapai
tingkat tertinggi.

Disamping itu Dinasti Abbasiyah (;10-1208 M) juga merupakan dinasti yang


menelurkan konsep-konsep keemasan Islam dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan.
zaman keemasan Islam yang ditandai dengan penguasaan ilmu pengetahuan di berbagai
sektor telah membawa kemakmuran tersendiri pada masyarakat saat itu. Kemajuan di
segala bidang yang diperoleh Jani Abbasiyah menempatkan bahwa Jani Abbasiyah
lebih baik dari bani Umayyah di samping itu pada masa Dinasti ini banyak terlahir tokoh-
tokoh intelektual muslim yang eukup berpengaruh sampai saat ini.

J. Or`t`o mlf Ulrlf

Dalam makalah ini pastinya terdapat kekurangan dan kesalahan, maka dari itu bila
dalam kepenulisan, terdapat banyak kekurangan mohon untuk memberi masukan
ataupun saran yang membangun sehingga dapat menjadi periksa. Selain itu juga dapat
bermannaat
umumnya kepada pembaea sebagaimana sebagai ilmu pengetahuan dalam mempelajari
sejarah peradaban Islam "Dinasti Abbasiyah".

MLN]LZ XQU]LOL

1
Dr. Patim, Jadri M.A 2018. Sejarah Peradaban Islam, Gakarta. PT RajaKranindo Persada

Drs. Munir, Samsul Amin M.A 201> Sejarah Peradaban Islam, Gakarta. Amzah

Anda mungkin juga menyukai