Anda di halaman 1dari 2

Nama: Dewi Qurrotul Aini

NIM: 1224050034

Kelas: Jurnalistik 4A

Analisis Framing dan Sudut Pandang Flim Dokumenter “Sexy Killers”


Flim yang bedurasi 1 jam 28 menit ini telah di tonton 37 juta kali saat saya menontonnya
di tahun 2024. Menariknya Flim dokumenter Sexy Killers ini di tanyangkan pada masa
kampanye Capres tahun 2019. Dalam flim ini, seorang jurnalis yang menyajikan pandangan
mengenai dampak dari penambangan baru bara terhadap penduduk sekitar industri tersebut.
Yang mana Penambangan tersebut ditujukan guna pengembangan sumbar energi PLTU, yang
sebagian saham PT industri penambangan dipegang oleh tokoh elit politik Capres dan Cawapres
saat itu.

Kerap kali kita protes ketika PLN melakukan pemadaman listrik di kota-kota, dan disisi
lain pemerintah berusaha terus mengembangkan teknologi pembangkit listrik supaya masyarakat
dapat menikmatinya, salah satunya dengan mendirikan PLTU. Untuk itu diperlukan bahan bakar
batu bara yang merupakan bahan bakar paling murah biaya produksi di banding yang lain. Tidak
sedikit lahan yang diperlukan untuk penambangan tersebut, sehingga lahan persawahan dan
kebun milik warga di paksa untuk di jual, dan adapun warga yang tidak mau menjual lahannya
ditangkap dengan alasan telah melakukan kekerasan. Dalam flim ini kita bisa tahu dan ikut
merasakan apa yang dialami oleh masyarakat sekitar pemamabangan tersebut. Beberapa
keluhannya adalah lingkungan yang tercemar, tidak ditemukannya air bersih dan banyak
masyarakat sekitar PLTU yang terjangkit asma akibat asap industri tersebut.

Diperkirakan Ada 3.500 Lubang Bekas Tambang di tahun 2019. Menurut Aturan
Lubang-lubang Tersebut Harusnya diuruk Kembali atau direklamasi. Biarpun di tidak di
reklamasi sendiri oleh PT Indudtri pertambangan, maka akan harus memberikan biaya reklamasi.
Tapi dari pemerintah pun banyak lubang bekas penambangan yang tidak segera direklamasi dan
hanya di biarkan begitu saja. Secara Nasional lubang bekas penambangan antara tahun 2014-
2018 berakibat menelan korban tenggelam hingga ratusan jiwa.

Saat debat capres tahun itu, kedua capres saling setuju bahwa pemerintah selalu berusaha
menangani permasalahan dari dampak industri penambangan yang ada, serta sepakat bahwa itu
adalah 1 atau 2 yang belum ditangani pada masalah penambangan dan perlunya waktu untuk
menyelesaikannya. Namun pada nyatanya itu ratusan masalah yang belum di atasi. Pada debat
itu juga capres juga sepakat bahwa masalah pemanbangan itu di kembalikan kepada pemeritah
daerah. Sedangkan saat di wawancarai pemerintah daerah Samarinda, Kalimantan Utara
menyampaikan bahwa itu sudah menjadi takdir matinya di lubang bekas penambangan karena
pemerintan sudah mengingat kan dan menghimbau.

Anda mungkin juga menyukai