BAB 2
KONSEP DASAR GEOGRAFI
Geografi merupakan induk dari seluruh ilmu pengetahuan (mother G of all science) karena
banyak studi selalu dimulai dari kajian keadaan muka bumi lalu beralih ke analisis bidang
ilmu lainnya (James E. Preston). Hal ini juga erat kaitannya dengan kajian geografi terkait
ruang (space). Semua gejala alam dan aktivitas manusia terjadi dalam ruang. Gejala geografi
merupakan hasil keseluruhan interelasi keruangan antara faktor fisik dan faktor manusia.
Ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian.
Ruang atau tempat digunakan manusia sebagai tempat tinggal dan tempat melakukan
interaksi antara satu dan yang lainnya. Diferensiasi antarruang baik dari segi kondisi fisik,
potensi sumberdaya alam, maupun potensi sumberdaya manusia mendorong setiap orang atau
kelompok untuk melakukan interaksi. Jadi kajian geografi terkait ruang dan aktivitas
didalamnya ini menciptakan peristiwa baik bernilai sejarah, ekonomi, budaya, politik dan
lainnya.
2.Sabana: wilayah padang rumput yang luas diselingi pohon dan semak belukar serta
rumput-rumputan yang terbentuk karena adanya perbedaan letak geografis dan
astronomis di daerah tropis atau subtropis dengan curah hujan antara 90-150 cm/
tahun.
E.DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, dimana Indonesia memiliki
berbagai macam bahasa, agama, mata pencaharian. Suku bangsa, dan lain-lain. Keadaan
tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor, diantaranya adalah letak wilayah Penduduk
adalah modal penting dalam pembangunan suatu negara. Untuk itu kajian penduduk perlu
mendapatkan perhatian baik dari segi kuantitas maupun kualitas Persebaran penduduk,
1.Kuantitas Penduduk Indonesia
a.Jumlah dan Penduduk Indonesia
Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan data administrasi kependudukan Badan Pusat
Statistik (BPS) per juni 2021 adalah sebanyak 272.248.500 jiwa. Jika dibandingkan dengan
sensus penduduk terdahulu maka dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Indonesia terus
mengalami peningkatan. Jumlah penduduk per juni 2021 bertambah sebanyak 2.048.500 jiwa
dari hasil Sensus Penduduk tahun 2020.
b.Persebaran Penduduk Indonesia
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi,
kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan Akibat dari tidak meratanya penduduk,
yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan
permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara
optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Untuk mengatasi masalah persebaran
penduduk yang tidak merata, pemerintah melaksanankan beberapa program seperti berikut:
1. Transmigrasi ke wilayah yang jarang penduduknya;
2. Pemerataan lapangan kerja dengan mengembangkan industri di luar Pulau Jawa;
3. Pengendalian jumlah penduduk dengan program KB atau penundaan usia menikah.
Persebaran penduduk sangat terkait dengan kepadatan penduduk,
2.Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk kasar atau crude population density (CPD), adalah ukuran yang
menggambarkan jumlah penduduk untuk setiap kilometer persegi luas wilayah. Luas wilayah
yang dimaksud adalah luas seluruh daratan pada suatu wilayah administrasi.
3.Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk merupakan pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu,
misalnya secara geografis, biologis sosial dan ekonomi Komposisi penduduk dalam arti
demografi adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
4.Kualitas Penduduk Indonesia
Kualitas penduduk menggambarkan tingkat kemajuan suatu masyarakat atau bangsa.
Indikator utama kualitas penduduk, yaitu: indeks harapan hidup, indeks pendidikan, dan
indek pendapatan. Pengukuran kualitas penduduk seperti ini cocok untuk memperbandingkan
tingkat kemajuan pendidikan negara yang memiliki latar belakang dalam aspek geografis,
sosial, budaya, dan kepercayaan.
3.Kompenen Peta
Adapun komponen-komponen peta adalah sebagai berikut:
1.Judul Peta
2.Garis Tepi
3.Orientasi
4.Skala Peta
5.Legenda
6.Kordinat
7.Simbol Peta
8.Lattering
9.Insert Peta
10.Warna Peta
4.Proyeksi Peta
Di dalam melakukan kegiatan proyeksi peta, ada beberapa hal yang tidak boleh terabaikan,
yaitu: (1) Peta harus equivalen, yaitu peta harus sesuai dengan luas sebenarnya di permukaan
bumi setelah dikalikan dengan skala. (2) Peta harus equidistance, yaitu peta harus mempunyai
jarak-jarak yang sama dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi setelah dikalikan dengan
skala. (3) Peta harus konform, yaitu bentuk-bentuk atau sudut- sudut pada peta harus
dipertahankan sesuai dengan bentuk sebenarnya di permukaan bumi.
5.Jenis Peta
Banyak faktor yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan peta. Jenis-jenis peta dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1.Berdasarkan skalanya
a. Peta kadaster, yaitu peta yang berskala antara 1: 100 sampai dengan 1: 5.000.
Peta ini digunakan untuk menggambarkan luas tanah dan sertifikat tanah.
b. Peta skala besar, yaitu peta yang berskala antara 1: 5.001 sampai dengan 1:
250.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang sempit,
misalnya peta kelurahan, peta desa, peta kecamatan, dan peta kota.
c. Peta skala sedang, yaitu peta yang berskala antara 1: 250.001 sampai dengan
1: 5.00.000. Peta tersebut digunakan untuk menggambarkan daerah agak luas,
misalnya Peta Provinsi Jawa Barat, Provinsi Sumatra Utara, dan sebagainya.
d. Peta skala kecil, yaitu peta yang berskala antara 1: 500.001 sampai dengan 1:
1.000.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang cukup luas,
misalnya Peta Indonesia dan Peta
2.Berdasarkan Isinya
Ditinjau dari isi peta atau benda-benda yang digambarkannya, pem dibagi
menjadi dua, yaitu peta umum dan peta khusus.
A. Peta umum adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu yan bersifat
umum dari kenampakan yang ada di permukaan bum Kenampakan umum,
seperti gunung, sungai, sawah, jalan raya jalan kereta api, laut, lautan dan
sebagainya. Peta-peta yang termasuk peta umum adalah sebagai berikut.
1) Peta chorografi, yaitu peta yang berisikan kenampakan yang bersifat umum
dan global dari daerah yang luas. Biasanya berskala kecil sampai berskala
sedang, seperti Peta Dunia dalam atlas.
2) Peta topografi, yaitu peta peta yang menggambarkan semua unsur topografi
yang nampak di permukaan bumi, baik unsur alam (seperti sungai, danau,
gunung, hutan, dan lain-lain) maupun unsur buatan manusia (seperti jalan,
pasar, Bandar udara, dan lain-lain),
7.Pemanfaatan Peta
Berikut ini beberapa contoh penggunaan peta pada bidang ilmu lainnya:
1. Ilmu sejarah dapat memanfaatkan peta untuk mengkaji sebaran situs purbakala
2. Ilmu sosiologi menggunakan peta untuk menggambarkan keragaman interaksi sosial
di berbagai daerah
3. Antropologi menggunakan peta untuk mengkaji sebaran budaya berbagai wilayah,
4. Ilmu ekonomi menggunakan peta untuk mengetahui lokasi pemasaran barang,
distribusi tenaga kerja, faktor-faktor produksi, lokasi strategis ekonomi dan
sebagainya.
5. Ilmu kehutanan menggunakan peta untuk menganalisis kondisi, penyebaran,
kerusakan dan inventarisasi hutan