Anda di halaman 1dari 14

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB V
METODE PELAKSANAAN PONDASI TANGKI

Metode pelaksanaan merupakan suatu kegiatan/cara membangun sarana dan


prasarana yang telah dirancang terlebih dahulu dan mengikuti prosedur maupun
standar yamg telah diujicobakan. Metode pelaksanaan berisi tentang penjabaran
dari tata cara dan teknik-teknik pelaksanaan suatu pekerjaan.
Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana metode pelaksanaan pekerjaan
pondasi tangki untuk tangki pada Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) CPO Bangka Belitung. Secara garis besar pekerjaan pondasi tangki
memiliki beberapa tahap pekerjaan, dapat dilihat pada Gambar V.1.

Mulai Pekerjaan Peletakan Tangki Pekerjaan Pengurugan


pada Pondasi Tanah Kembali

Pekerjaan Persipan:
1. Memahami Gambar Kerja Pengawasan Mutu:
2. Persipan Alat, Material, dan Perawatan Beton 1. Pengawasan Mutu Beton
Pekerja 2. Pengawasan Mutu
Tulangan

Pekerjaan Pembuatan Papan


Pekerjaan Pengecoran Selesai
Bouwplank

Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan Tulangan

Pekerjaan Pengurugan Pasir dan Pekerjaan Bekisting


Pembuatan Lantai Kerja Permanen

Gambar V. 1 Diagram Alir Metode Pelaksanaan Pondasi Tangki

V.1 Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan terdiri dari beberapa pekerjaan. Yaitu memahami gambar


kerja, persiapan kebutuhan alat, persiapan kebutuhan material, dan persiapan
kebutuhan tenaga kerja.
1. Memahami Gambar Kerja
Hal yang sangat mendasar dari sebuah pelaksanaan konstruksi adalah
memahami gambar kerja, karena dapat memberikan gambaran seperti apa
pekerjaan yang nantinya akan dikerjakan. Selain itu memahami gambar

Nadiya Nur Fitriyani, Yogi Nur Rochman, Perancangan dan Metode ….. 52
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

kerja juga dapat memberikan informasi mengenai apa saja yang nantinya
akan dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi.
2. Kebutuhan Alat
Secara umum kebutuhan peralatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
a. Excavator
Alat ini berfungsi untuk menggali tanah dan memindahkan tanah galian
ke tempat lain. Alat ini dapat dilihat pada Gambar V.2.

Gambar V. 2 Excavator
(https://www.aggman.com/komatsus-new-pc160lc-8-hydraulic-excavator-delivers-
maximum-digging-force/)
b. Truck Mixer
Alat ini berfungsi untuk mengangkut beton ready mix dari batching
plant ke lapangan. Alat ini dapat dilihat pada Gambar V.3.

Gambar V. 3 Truck Mixer


(http://www.introinto.com.au/introduction-to-different-types-of-concrete-truck-
mixers/)
c. Concrete Pump
Alat ini berfungsi untuk menyalurkan beton ready mix dari truck
concrete mixer ke tempat pengecoran. Alat ini dapat dilihat pada
Gambar V.4.

Nadiya Nur Fitriyani, Yogi Nur Rochman, Perancangan dan Metode ….. 53
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Gambar V. 4 Cocrete Pump


(http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/concrete-pump-alat-pemompa-adonan-
beton.html)
d. Crawler Crane
Alat ini berfungsi untuk mengangkut beban berupa material atau alat
yang tidak mampu dipikul oleh pekerja. Alat ini dapat dilihat pada
Gambar V.5.

Gambar V. 5 Crawler Crane


(https://www.turbosquid.com/3d-models/3d-crawler-crane/856477)
e. Vibrator
Alat ini berfungsi untuk memadatkan beton ready mix di tempat
pengecoran. Alat ini dapat dilihat pada Gambar V.6.

Gambar V. 6 Vibrator

Nadiya Nur Fitriyani, Yogi Nur Rochman, Perancangan dan Metode ….. 54
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

(https://www.bestmadeinkorea.com/product-3222/Building-construction-machinery-
and-accessories-/Concrete-vibrator.html)
f. Dump Truck
Alat ini berfungsi untuk mengangkut tanah hasil galian. Alat ini dapat
dilihat pada Gambar V.7.

Gambar V. 7 Dump Truck


(http://id.priceprice.com/Mitsubishi-Colt-Diesel-9547/)
g. Alat bantu pekerja
Alat ini berfungsi untuk memudahkan pekerja dalam melakukan
pekerjaan.
3. Kebutuhan Material
Secara umum kebutuhan material yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
a. Beton ready mix
Material ini merupakan salah satu material untuk pondasi. Material ini
dapat dilihat pada Gambar V.8.

Gambar V. 8 Beton Ready Mix


(http://rizkireadymix.com/)
b. Besi tulangan
Material ini merupakan salah satu material untuk pondasi. Material ini
dapat dilihat pada Gambar V.9.

Nadiya Nur Fitriyani, Yogi Nur Rochman, Perancangan dan Metode ….. 55
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Gambar V. 9 Baja Tulangan


(http://www.ilmutekniksipilindonesia.com/2015/04/artikel-baja-tulangan.html)
c. Kawat besi
Material ini merupakan salah satu material untuk pondasi. Material ini
dapat dilihat pada Gambar V.10.

Gambar V. 10 Kawat Besi


(http://www.batraja.com/images/produk/g2.jpg)
d. Batako
Material ini merupakan material untuk bekisting pondasi. Material ini
dapat dilihat pada Gambar V.11.

Gambar V. 11 Batako
(https://www.sementigaroda.com/read/20160815/306/kelebihan-dan-kekurangan-
dari-bata-merah-batako-press-dan-bata-ringan)

Nadiya Nur Fitriyani, Yogi Nur Rochman, Perancangan dan Metode ….. 56
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

e. Semen Portland
Material ini merupakan material untuk perekat antar batako. Material
ini data dilihat pada Gambar V.12.

Gambar V. 12 Semen Portland


(https://2.bp.blogspot.com/-
WNR0RRBhOBQ/VVDKXD8HCRI/AAAAAAAAE48/ub1kWeea0UA/s1600/portland
%2Bcement%2Btype%2BII.jpg)
f. Pasir
Material ini merupakan material untuk perekat antar batako dan
material untuk pekerjaan urugan pasir. Material ini dapat dilihat pada
Gambar V.13.

Gambar V. 13 Pasir
(https://www.indotrading.com/s3/image.indotrading.com/co25084/productimages/p
175201/929f8a48-6c67-4d7d-aa99-3ab7e798fb41w.jpg)
4. Kebutuhan Pekerja
Secara umum kebutuhan pekerja yang dibutuhkan adalah surveyor, operator
alat, mandor, pekerja, dan pembantu pekerja.

Nadiya Nur Fitriyani, Yogi Nur Rochman, Perancangan dan Metode ….. 57
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

V.2 Pekerjaan Pembuatan Papan Bouwplank

Pembuatan papan bouwplank bertujuan untuk menentukan area penggalian.


Pekerjaan ini dilakukan sebelum alat dan material masuk ke area lapangan untuk
memudahkan dalam proses pengukuran. Pembuatan bouwplank dilakukan sesuai
dengan patok yang telah dibuat sebelumnya, dengan catatan patok telah sesuai
dengan koordinat pada gambar kerja. Pembuatan papan bouwplank dapat dilihat
pada Gambar V.14.

Gambar V. 14 Pembuatan Papan Bouwplank


(http://2.bp.blogspot.com/-KodXX-
A0lIA/VB_Md03KxtI/AAAAAAAAABk/X3W3cSuC9Ac/s1600/Pengerjaan%2Bbouwplank%2B.jpg)

V.3 Pekerjaan Galian Tanah

Pondasi tangki akan dibuat pada elevasi -1.8 m, maka perlu dilakukan
pekerjaan penggalian tanah. Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan
excavator. Penggalian tanah dilakukan sesuai dengan kedalaman dan lebar sesuai
dengan gambar kerja. Karena jenis tanah pada lokasi penggalian adalah pasir padat,
maka penggalian pada pinggir area dibuat miring untuk menghindari kelongsoran
tanah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar V.15.

Gambar V. 15 Lubang Galian


Setelah penggalian selesai, tanah hasil galian dipindahkan ke tempat
penimbunan tanah yang tidak jauh dari lokasi penggalian, karena tanah tersebut
akan digunakan untuk pengurugan kembali lubang galian.

Nadiya Nur Fitriyani, Yogi Nur Rochman, Perancangan dan Metode ….. 58
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Berdasarkan hasil penyelidikan tanah didapatkan informasi bahwa muka air


tanah terletak pada kedalaman ± 1 m dibawah permukaan tanah. Untuk
menghindari genangan akibat rembesan air tanah, maka harus dipersipkan mesin
pompa untuk menghisap air genangan akibat rembesan air tanah.

V.4 Pekerjaan Pengurugan Pasir dan Pembuatan Lantai Kerja

Pekerjaan pengurugan pasir dan lantai kerja mulai dikerjakan setelah


pekerjaan galian tanah selesai dikerjakan. Material yang digunakan untuk
pengurugan pasir adalah pasir urug. Pekerjaan ini dilakukan dengan
menghamparkan pasir urug pada dasar tanah galian kemudian pasir urug disiram
dengan menggunakan air agar pasir urug menjadi padat, lalu pemadatan dilakukan
sampai ketinggian pasir urug 10 cm.
Setelah pekerjaan pengurugan selesai, dilanjutkan dengan pembuatan lantai
kerja. Material yang digunakan untuk pembuatan lantai kerja adalah rabat beton
yang terbuat dari campuran semen, pasir, dan kerikil. Perbandingan campuran rabat
beton adalah 1 pc : 3 ps : 5 kr. Lantai kerja ini dibuat di antara pasir urug dan
pondasi. Lantai kerja dibuat untuk bekisting permanen bagian bawah, untuk perata
permukaan, dan untuk mehanan rembesan air. Tahapan pembuatan lantai kerja
dimulai dengan membuat campuran rabat beton, lalu rabat beton dihamparkan di
atas permukaan pasir urug, kemudian dipadatkan hingga mencapai ketinggian 5 cm,
lalu ratakan permukaan lantai kerja dengan menggunakan ruskam. Pekerjaan
pengurugan pasir dan pembuatan lantai kerja dapat dilihat pada Gambar V.16.

Gambar V. 16 Pekerjaan Pengurugan Pasir dan Pembuatan Lantai Kerja


(http://1.bp.blogspot.com/-FStvmrKfZQw/Ukuz-5lyDWI/AAAAAAAABZ4/TpBr4THXywQ/w1200-
h630-p-nu/PASIR+URUG+&+LANTAI+KERJA.JPG)

Nadiya Nur Fitriyani, Yogi Nur Rochman, Perancangan dan Metode ….. 59
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

V.5 Pekerjaan Bekisting Permanen

Material yang digunakan untuk bekisting permanen adalah batako. Sebelum


memulai pekerjaan bekisting, batako yang akan digunakan dibasahi oleh air agar
batako menjadi jenuh dan tidak menyerap air dari pasta semen. Tahap selanjutnya
adalah pembuatan pasta semen dengan menggunakan campuran semen portland
dan pasir. Setelah semua material siap, selanjutnya susun batako dengan pasta
semen sebagai bahan pengisi antar batako. Batako disusun sesuai dengan gambar
kerja. Pastikan batako tegak lurus, kuat, dan siku. Pekerjaan bekisting permanen
dapat dilihat pada Gambar V.17.

Gambar V. 17 Pekerjaan Bekisting Permanen

V.6 Pekerjaan Penulangan

Pekerjaan penulangan pondasi tangki dimulai dengan pabrikasi. Pabrikasi


tulangan dilakukan di tempat khusus pabrikasi. Tahapan pekerjaan pembesian
pondasi tangki adalah sebagai berikut:
1. penyimpanan baja tulangan,
2. mempelajari gambar kerja,
3. pemotongan tulangan,
4. pembengkokan tulangan,
5. pembuatan beton decking.
Pondasi dan tangki dihubungkan denga angkur. Angkur tersebut terdiri dari
baut dan mur yang telah ditentukan oleh pabrik. Agar baut kuat maka baut tersebut
harus tertanam pada pondasi dan baut dipasang dengan cara dilas pada tulangan.
Titik pengelasan baut disesuaikan dengan gambar kerja. Setelah pengelasan baut
selesai, selanjutnya adalah pembuatan beton decking. Beton decking dibuat dengan
campuran pasir beton dan semen yang dicetak dengan tebal 7,5 cm.

Nadiya Nur Fitriyani, Yogi Nur Rochman, Perancangan dan Metode ….. 60
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Setelah pabrikasi tulangan selesai, tulangan diangkat oleh crawler crane ke


lokasi pekerjaan pondasi. Kemudian dilakukan perakitan tulangan dan pemasangan
beton decking sesuai dengan gambar kerja. Pekerjaan perakitan tulangan pondasi
dapat dilihat pada Gambar V.18. Beton decking dipasang pada tulangan setiap 1 m2
agar selimut beton tetap seragam dan sesuai dengan gambar kerja.

Gambar V. 18 Pekerjaan Perakitan Penulangan Pondasi

V.7 Pekerjaan Pengecoran

Sebelum pengecoran dimulai, lakukan persiapan alat yang akan digunakan.


Alat yang akan digunakan adalah concrete pump dan vibrator concrete. Sebelum
concrete mixer truck datang pastikan concrete pump telah selesai disetting. Setelah
semua peralatan yang akan digunakan siap dan concrete mixer truck datang, buka
katup pada belakang concrete mixer truck dan tuangkan beton ready mix ke dalam
bucket yang berada pada concrete pump, kemudian pengecoran dilakukan dengan
menggunakan concrete pump. Pastikan tinggi jatuh beton dari pipa concrete pump
pada saat pengecoran ≤ 50 cm untuk menghindari segregasi. Untuk lebih jelasnya
pengecoran pondasi dapat dilihat pada Gambar V.19.

Gambar V. 19 Pengecoran Pondasi


(http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/06/konstruksi-pembuatan-ground-tank.html?m=1)

Nadiya Nur Fitriyani, Yogi Nur Rochman, Perancangan dan Metode ….. 61
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Beton yang sudah dituangkan, lalu dipadatkan dengan menggunakan vibrator


agar beton ready mix tidak keropos. Setelah bekisting terisi penuh, permukaan
beton langsung diratakan dengan menggunakan ruskam agar permukaan beton rata.
Pemadatan beton dapat dilihat pada Gambar V.20.

Gambar V. 20 Pemadatan Beton


(https:/maddyong.com/17681/)

V.8 Pekerjaan Perawatan Beton

Perawatan pada beton dilakukan untuk menjaga mutu beton agar beton tidak
retak setelah pengecoran. Perawatan beton pada daerah pondasi tangki yaitu
menggunakan sterofoam atau triplek setelah selesai pengecoran.

V.9 Pekerjaan Peletakan Tangki pada Pondasi

Peletakan tangki pada pondasi dilakukan setelah beton mengeras. Sebelum


tangki diletakan di atas pondasi, letakan base plate yang berfungsi sebagai
penghubung antara pondasi dan tangki. Tangki diangkat dari tempat penyimpanan
menggunakan crawler crane ke lapangan. Crawler crane dioperasikan oleh
operator dan di area peletakan tangki telah siap beberapa pekerja untuk
mengarahkan agar posisi tangki sesuai dengan gambar kerja, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar V.21. Setelah posisi tangki sesuai dengan gambar kerja
dilanjutkan dengan pemasangan mur pada baut, lalu mur dikencangkan.

Nadiya Nur Fitriyani, Yogi Nur Rochman, Perancangan dan Metode ….. 62
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Gambar V. 21 Peletakan Tanki Pada Pondasi

V.10 Pekerjaan Pengurugan Tanah Kembali

Pengurugan tanah kembali dilakukan untuk menutupi sisa galian tanah yang
belum terisi. Tanah yang digunakan adalah tanah hasil galian lubang pondasi.
Pekerjaan ini dibantu menggunakan excavator. Tanah yang berada di tempat
timbunan tanah galian diangkut menggunakan excavator, lalu dimasukan ke dalam
lubang dan dipadatkan sampai tanah galian rata dengan permukaan tanah. Jika di
tempat timbunan tanah masih ada tanah sisa galian, tanah tersebut di masukan ke
dalam dump truck dengan menggunakan excavator lalu tanah tersebut dibuang ke
tempat pembuangan. Untuk lebih jelasnya pengurugan tanah kembali dapat dilihat
pada Gambar V.22.

Gambar V. 22 Pengurugan Tanah Kembali


(https://www.deere.com/en_US/media/corporate_images/2015_press_releases/nmb-210GC-2-
large.jpg)

Nadiya Nur Fitriyani, Yogi Nur Rochman, Perancangan dan Metode ….. 63
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

V.11 Pekerjaan Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu dilakukan dengan cara pengujian mutu setiap material


yang digunakan. Pengujian mutu setiap material dapat dilakukan pada saat
pekerjaan berlangsung maupun setelah pekerjaan selesai.

V.11.1 Pengawasan Mutu Beton

1. Slump Test
Slump test dilakukan pada saat truck concrete mixer tiba di proyek
sebelum pengecoran. Setiap satu truck concrete mixer dilakukan satu
kali slump test. Slump test dilakukan langsung di lapangan untuk
mengetahui konsistensi atau workability beton yang akan digunakan
sesuai dengan mutu yang telah direcanakan. Untuk lebih jelasnya slump
test dapat dilihat pada Gambar V.23.

Gambar V. 23 Slump Test


(https://northernconcreteinc.com/wp-content/uploads/2013/12/slumptest1.jpg)
2. Pengujian Kuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan beton dimulai dengan pengambilan sampel uji di
lapangan secara acak pada saat truck mixer pertama kali datang. Sampel
uji biasanya berupa silinder yang memiliki diameter 15 cm dan tinggi
30 cm. Pengambilan sampel uji dapat dilihat pada Gambar V.24.

Nadiya Nur Fitriyani, Yogi Nur Rochman, Perancangan dan Metode ….. 64
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Gambar V. 24 Pengambilan Sampel Uji


(https://proyeksipil.blogspot.com/2013/05/bentuk-ukuran-benda-uji-untuk-
kuat.html)
Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan menggunakan mesin
tekan. Prinsip pengujian kuat tekan beton adalah mengukur besarnya
beban yang dapat dipikul oleh satuan luas beton sampai beton itu rusak
atau hancur. Sampel yang diuji adalah beton pada umur 7 hari dan 28
hari. Sehingga dengan pengujian tersebut dapat diketahui apakah
sampel beton yang digunakan pada saat pengujian tersebut memenuhi
spesifikasi beton yang disyaratkan atau tidak.

V.11.2 Pengawasan Mutu Tulangan


1. Uji Tarik dan Lengkung Statis
Pengawasan mutu tulangan dilakukan untuk mengetahui mutu tulangan
yang dipakai pada saat pelaksanaan pekerjaan. Sampel uji dari tiap jenis
diameter tulangan diambil sepanjang 1 meter. Setiap 1 meter tulangan
dianggap dapat mewakili 100 ton material tulangan. Sampel tersebut
kemudian dibawa ke laboraturium untuk dilakukan pengujian kuat tarik
dan lengkung statis tulangan. Dengan adanya pengujian tersebut maka
dapat diketahui apakah mutu tulangan sesuai dengan spesifikasi yang
ada atau belum.
2. Ceklis Tulangan
Setelah perakitan tulangan dan pemasangan beton decking selesai,
lakukan pengecekan tulangan yang meliputi jarak antar tulangan,
jumlah tulangan, panjang tulangan, dan diameter tulangan sesuai
dengan gambar kerja.

Nadiya Nur Fitriyani, Yogi Nur Rochman, Perancangan dan Metode ….. 65

Anda mungkin juga menyukai