Anda di halaman 1dari 3

PENGAMATAN PROTISTA MIRIP JAMUR

A. Tujuan
1. Mengetahui ciri protista mirip jamur
2. Mengetahui anggota protista mirip jamur
B. Bahan dan Alat
Alat :
a. Mikroskop cahaya
b. Kaca benda dan kaca penutup
c. Pipet tetes
d. Lap dari bahan katun
Bahan:
a. ikan nila yang terinfeksi
b. ikan lele yang terinfeksi
c. ikan hias yang terinfeksi
C. Langkah Kerja
1. Keluarkan sampel yang akan diamati dari wadahnya, Ambillah dengan cara
menggerus pada bagian yang terinfeksi setipis mungkin,
2. kemudian letakkan ke kaca objek.
3. Setelah itu, tutup dengan kaca penutup objek.
4. Amatillah di bawah mikroskop dengan memulai dari perbesaran yang terkecil.
5. Setelah dilihat di bawah mikroskop, apakah yang Anda amati? Adakah organisme
yang bergerak? Jika ada, gambarlah bentuk organisme yang Anda amati tersebut.
D. Dasar Teori
Protista mirip jamur merupakan organisme Protista yang memiliki ciri-ciri
seperti jamur, antara lain bersifat cukariotik tidak memiliki klorofil, dapat
menghasilkan spora, dan heterotrof Terdapat tiga filum Protista mirip jamur, yaitu
jamur lendir yang dibagi menjadi kelompok jamur lendir plasmodial (Myxomycota)
dan jamur lendir seluler (Acrasiomycota), dan jamur air (Oomycota),

1. Jamur Lendir Plasmodial (Plasmodial Slime Mold)

Jamur lendir plasmodial disebut juga Myxomycota (jamur lendir tidak bersekat). Jamur
lendir ini bersifat heterotrof fagosit dan memiliki tahapan (fase) makan berbentuk
massa ameboid (seperti Amoeba) dalam siklus hidupnya. Massa ameboid tersebut
dinamak plasmodium. Namun, perlu diingat bahwa plasmodium yang dimaksud di sini
bukanlah plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria. Plasmodium Myxomycota
merupakan massa tunggal sitoplasma yang tidak terbagi bagi oleh oleh membran (tidak
bersekar) sehingga mengandung banyak nukleus dan dapat tumbuh hingga diameter
beberapa sentimeter. Nukleus pada plasmodium umumnya bersifat diploid (2n) dan
dapat membelah secara mitosis secara bersamaan. Pada umumnya plasmodium
berwarna cerah; kuning atau oranye.

2. Jamur Lendir Seluler (Cellular Slime Mold)

Jamur lendir seluler disebut juga Acrasiomycota (jamur lendir bersekat), Jamur
lendir ini memiliki tahapan (fase) makan berupa sel-sel yang hidüp-soliter, tetapi
setelah makanannya habis, sel-sd tersebut membentuk agregat (koloni) dalam suatu
unit. Pada fase makan, sel ameboid soliter bergerak dengan pseudopodia dan
memakan bakteri. Berbeda dengan jamur lendir plasmodial, jamur lendir seluler
berkromosom haploid (n), hanya zigot yang memiliki kromosom diploid (2n).
Jamur lendir ini bereproduksi secara aseksual dengan membentuk tubuh buah
(fruiting body), dan bereproduksi secara seksual dengan singami sel ameboid.
Tubuh buah berisi spora dan memiliki batang penyokong (stalk). Stalk pada
Acytostelium sp. mengandung selulosa. Terdapat sekitar 65 spesies jamur lendir
seluler, antara lain Dictyostelium discoideum, Polysphondylium sp., Coenonia sp.,
dan Acytotelium sp.

3. Jamur Air (Oomycota)

Oomycota (artinya fungi telur) atau jamur air (warr mold) merupakan jamur
uniseluler atau multiseluler yang memiliki dinding sel dari selulosa. Oomycota
disebut juga sebagai jamur karat putih (white rust) atau jamur berbulu halus (downy
mildew). Oomycota yang multiseluler berbentuk hifa halus bercabang, tidak
bersekat, dan memili banyak inti (senositik). Oomycota bereproduksi secara
aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela dua, dan secara seksual dengan
pembuahan sel telur oleh inti sperma yang menghasilkan zigot resisten (oospora).
Oomycota hidup secara heterotrof dengan cara menguraikan organisme lain yang
sudah mati (saproba). Beberapa jenis ada yang hidup sebagai parasit. Sebagian
besar Oomycota merupakan pengurai organisme air tawar yang sudah mati,
misalnya ikan dan ganggang, sedangkan yang hidup parasit pada umumnya tumbuh
di tubuh ikan, misalnya di bagian insang, sisik, atau jaringan yang terluka.

Anda mungkin juga menyukai