Anda di halaman 1dari 7

Analisa kasus bunuh diri akibat depresi akibat penyakit yang diderita

Terdapat kejadian yang menyedihkan di sebuah rumah di Tambaksari, Surabaya,


dimana pasangan suami istri terlibat dalam aksi bunuh diri dengan membakar diri. Kompol
Ari Bayuaji menyatakan bahwa api pertama kali diketahui oleh warga yang sedang berjalan
di sekitar rumah tersebut, lalu warga berusaha memadamkan api dan mengevakuasi penghuni
rumah, termasuk dengan menjebol pintu kamar mandi yang terkunci dari dalam untuk
menyelamatkan korban. Saat ditemukan, kedua korban sudah dalam kondisi luka bakar
hingga 80 persen. Polisi juga menemukan cairan Pertalite di sekitar kamar mandi dan di baju
yang dikenakan pasangan tersebut, yang menunjukkan bahwa pasangan tersebut mungkin
telah mengambil tindakan-tindakan untuk melakukan bunuh diri. Pasangan tersebut diduga
mengalami depresi akibat penyakit yang tidak kunjung sembuh, yang membuat mereka
merasa tidak mampu menghadapi masalah tersebut dan memutuskan untuk melakukan aksi
bunuh diri.

Saat proses evakuasi, warga kesulitan karena api terlanjur membesar dan sumbernya
berasal dari handuk yang terus mengobarkan api. Polisi menduga bahwa handuk tersebut
sebelumnya direndam minyak tanah oleh pasangan tersebut sebagai tindakan untuk
membakar diri. Berita tersebut menunjukkan bahwa bunuh diri merupakan tindakan yang
sangat berbahaya dan merugikan bagi individu yang melakukannya, serta orang-orang di
sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa individu yang mengalami depresi atau masalah
mental lainnya membutuhkan bantuan dan dukungan dari keluarga, teman, atau profesional
kesehatan mental untuk menangani masalah yang dihadapi, sehingga tidak tergoda untuk
melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri.

Dinamika Permasalahan dalam perspektif Perspektif Psikologi Perkembangan

Terdapat beberapa dinamika permasalahan yang terjadi dari berita tersebut:

1. Ada kemungkinan bahwa pasangan suami istri tersebut mengalami depresi akibat
penyakit yang tidak kunjung sembuh, yang membuat mereka merasa tidak mampu
menghadapi masalah tersebut dan memutuskan untuk melakukan aksi bunuh diri
dengan membakar diri.

2. Pasangan tersebut mungkin telah mengambil tindakan-tindakan untuk melakukan


bunuh diri, seperti merendam handuk dengan minyak tanah dan menguncinya di
dalam kamar mandi sebelum membakar diri.
3. Warga yang melihat api tersebut langsung berusaha memadamkan dan mengevakuasi
barang dan penghuni rumah tersebut, serta menjebol pintu kamar mandi untuk
menyelamatkan korban. Namun, api terlanjur membesar dan warga kesulitan
menyelamatkan korban karena sumber api yang berasal dari handuk yang terus
mengobarkan api.

4. Korban terluka dengan luka bakar hingga 80 persen saat ditemukan oleh warga dan
petugas.

5. Polisi menduga bahwa pasangan tersebut sengaja melakukan aksi bunuh diri dengan
cara membakar diri, dan menemukan cairan Pertalite di sekitar kamar mandi dan di
baju yang dikenakan korban.

Berita tersebut menunjukkan bahwa pasangan suami istri yang terlibat dalam kejadian
tersebut mungkin sedang mengalami depresi akibat penyakit yang tidak kunjung sembuh,
yang membuat mereka merasa tidak mampu menghadapi masalah tersebut dan memutuskan
untuk melakukan aksi bunuh diri dengan membakar diri. Hal ini tentu sangat memprihatinkan
dan menyedihkan, karena bakar diri merupakan tindakan yang sangat berbahaya dan
merugikan bagi individu yang melakukannya, serta orang-orang di sekitarnya.

Analisa dinamika Perspektif Psikologi Islam

Dari perspektif psikologi Islam, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
dalam menganalisis dinamika permasalahan di atas. Pertama, aksi bunuh diri merupakan
tindakan yang dilarang dalam Islam. Dalam Al-Quran, Allah Swt mengatakan bahwa
seseorang tidak boleh mengambil nyawa mereka sendiri (QS. An-Nisa: 29). Selain itu, aksi
bunuh diri juga dapat merugikan orang lain, terutama keluarga dan orang-orang yang dicintai
oleh individu yang melakukan bunuh diri. Kedua, depresi merupakan salah satu masalah
mental yang sering dialami oleh individu. Depresi dapat mempengaruhi cara individu
berpikir, merasa, dan bertindak. Namun, meskipun merasa sedih dan putus asa merupakan hal
yang wajar terjadi dalam kehidupan, individu masih harus bisa mencari jalan keluar dan tidak
menyerah pada masalah yang dihadapi. Individu juga perlu mencari solusi atas masalah yang
dihadapi, baik melalui dukungan keluarga maupun layanan profesional seperti terapi. Ketiga,
individu yang mengalami depresi atau masalah mental lainnya perlu diberikan dukungan dan
bantuan agar tidak merasa tertekan dan putus asa. Keluarga, teman, dan masyarakat sekitar
perlu memberikan dukungan emosional kepada individu tersebut, serta membantu mereka
mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Sebaliknya, individu yang mengalami masalah
mental juga perlu bertanggung jawab atas tindakannya dan tidak menyalahkan orang lain atas
masalah yang dihadapi. Keempat, penting untuk menumbuhkan budaya mencari bantuan
profesional saat mengalami masalah emosional atau mental. Hal ini penting agar individu
tidak merasa tertekan atau putus asa dan tidak tergoda untuk melakukan tindakan yang
merugikan diri sendiri. Individu juga perlu memahami bahwa mencari bantuan profesional
bukanlah tanda kelemahan, tetapi merupakan tindakan yang bijak dan positif. Kelima,
penting untuk menyiapkan strategi dan tindakan kebijakan yang tepat untuk mencegah dan
mengurangi risiko bunuh diri. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan program-
program kesehatan mental yang terjangkau bagi masyarakat.

Solusi Permasalahan

Untuk menyelesaikan masalah ini, diperlukan tindakan-tindakan preventif dan solusi yang
tepat agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa mendatang. Berikut adalah beberapa
solusi yang dapat diterapkan:

1. Menyediakan layanan bantuan krisis dan dukungan emosional bagi individu yang
mengalami masalah emosional atau mental, seperti depresi.

Layanan seperti ini dapat diakses melalui hotlines atau klinik-klinik kesehatan mental
yang tersedia di masing-masing kota. Menyediakan layanan bantuan krisis dan dukungan
emosional bagi individu yang mengalami masalah emosional atau mental merupakan hal
yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan masalah emosional atau mental
dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan, termasuk meningkatkan
risiko terjadinya tindakan merugikan diri sendiri seperti bunuh diri. Dengan menyediakan
layanan bantuan krisis dan dukungan emosional, individu yang mengalami masalah
emosional atau mental akan memiliki tempat untuk mencari bantuan dan dukungan saat
menghadapi masalah yang dihadapinya. Layanan ini dapat diakses melalui hotlines atau
klinik-klinik kesehatan mental yang tersedia di masing-masing kota, sehingga individu yang
membutuhkan bantuan dapat dengan mudah mengakses layanan tersebut. Layanan bantuan
krisis dan dukungan emosional juga dapat membantu individu mengelola emosi dan
menemukan solusi atas masalah yang dihadapinya, sehingga individu tersebut tidak merasa
tertekan atau putus asa dan tidak tergoda untuk melakukan tindakan merugikan diri sendiri.
(WHO, 2019)
2. Menyediakan terapi atau perawatan yang tepat bagi individu yang mengalami depresi
atau masalah mental lainnya.

Terapi dapat dilakukan dengan bantuan psikolog atau psikiater, yang dapat membantu
individu mengelola emosi dan menemukan solusi atas masalah yang dihadapi. Menyediakan
terapi atau perawatan yang tepat bagi individu yang mengalami depresi atau masalah mental
lainnya merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan depresi dan
masalah mental lainnya dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan,
termasuk meningkatkan risiko terjadinya tindakan merugikan diri sendiri seperti bunuh diri.
Dengan menyediakan terapi atau perawatan yang tepat, individu yang mengalami depresi
atau masalah mental lainnya akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan bantuan dan
dukungan yang diperlukan untuk menangani masalah yang dihadapinya. Terapi dapat
dilakukan dengan bantuan psikolog atau psikiater, yang akan membantu individu mengelola
emosi dan menemukan solusi atas masalah yang dihadapi.

Terapi atau perawatan yang tepat juga dapat membantu individu mengembangkan
kemampuan untuk mengelola emosi dan menemukan cara-cara yang lebih efektif untuk
mengatasi masalah yang dihadapi. Selain itu, terapi atau perawatan yang tepat juga dapat
membantu individu memahami penyebab masalah yang dihadapi dan menemukan cara-cara
yang lebih efektif untuk menghadapinya. Dengan demikian, menyediakan terapi atau
perawatan yang tepat bagi individu yang mengalami depresi atau masalah mental lainnya
merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini akan membantu individu
mengelola emosi dan menemukan solusi atas masalah yang dihadapi, sehingga individu
tersebut tidak merasa tertekan atau putus asa dan tidak tergoda untuk melakukan tindakan
merugikan diri sendiri. (Haugen, McCrillis, Smid, & Nijdam, 2017)

3. Memberikan dukungan dan bantuan kepada individu yang mengalami depresi atau
masalah mental lainnya, seperti mendengarkan masalah mereka dan membantu
mereka menemukan solusi atas masalah yang dihadapi.

Memberikan dukungan dan bantuan kepada individu yang mengalami depresi atau masalah
mental lainnya merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan
depresi dan masalah mental lainnya dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara
signifikan, termasuk meningkatkan risiko terjadinya tindakan merugikan diri sendiri seperti
bunuh diri. Dengan memberikan dukungan dan bantuan kepada individu yang mengalami
depresi atau masalah mental lainnya, kita dapat membantu individu tersebut menemukan
solusi atas masalah yang dihadapi dan merasa tidak sendirian dalam menghadapi masalah
tersebut. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk memberikan dukungan dan bantuan tersebut
antara lain:

 Mendengarkan masalah yang dialami individu dengan penuh empati dan tidak
menghakimi. Ini akan membantu individu merasa dihargai dan tidak merasa tertekan.
 Membantu individu menemukan solusi atas masalah yang dihadapi. Kita dapat
membantu individu tersebut mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan mencari
cara-cara yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
 Memberikan dukungan emosional kepada individu. Ini bisa melalui cara-cara seperti
mengekspresikan kepedulian dan memberikan semangat kepada individu yang
mengalami masalah.

Dengan demikian, memberikan dukungan dan bantuan kepada individu yang mengalami
depresi atau masalah mental lainnya merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal
ini akan membantu individu merasa tidak sendirian dalam menghadapi masalah yang
dihadapi dan menemukan solusi atas masalah tersebut, sehingga individu tersebut tidak
merasa tertekan atau putus asa dan tidak tergoda untuk melakukan tindakan merugikan diri
sendiri. ( Clement, Schauman, & Graham, 2015)

4. Menumbuhkan budaya mencari bantuan profesional saat mengalami masalah


emosional atau mental, sehingga individu tidak merasa tertekan atau putus asa dan
tidak tergoda untuk melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri.

Menumbuhkan budaya mencari bantuan profesional saat mengalami masalah emosional


atau mental merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan
masalah emosional atau mental dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara
signifikan, termasuk meningkatkan risiko terjadinya tindakan merugikan diri sendiri seperti
bunuh diri. Dengan menumbuhkan budaya mencari bantuan profesional, individu yang
mengalami masalah emosional atau mental akan lebih cepat mendapatkan bantuan dan
dukungan yang diperlukan untuk menangani masalah yang dihadapinya. Hal ini akan
membantu individu tersebut tidak merasa tertekan atau putus asa dan tidak tergoda untuk
melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri. Untuk menumbuhkan budaya mencari
bantuan profesional, diperlukan komitmen dan kerjasama dari semua pihak, mulai dari
individu, keluarga, masyarakat, hingga pemerintah. Individu harus memahami bahwa mencari
bantuan profesional adalah hal yang normal dan bermanfaat bagi kesehatan mental mereka.
Keluarga dan Keluarga dan masyarakat harus memberikan dukungan dan menerima individu
yang mencari bantuan profesional, serta menghargai keputusan individu tersebut untuk
mencari bantuan. Pemerintah juga harus menyediakan layanan bantuan krisis dan dukungan
emosional serta terapi atau perawatan yang tepat bagi individu yang mengalami masalah
emosional atau mental, serta memberikan akses yang mudah bagi individu untuk mengakses
layanan tersebut.

Dengan demikian, menumbuhkan budaya mencari bantuan profesional saat mengalami


masalah emosional atau mental merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini
akan membantu individu tidak merasa tertekan atau putus asa dan tidak tergoda untuk
melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri, serta membantu individu mengelola emosi
dan menemukan solusi atas masalah yang dihadapi. ( Pausata, Emanuel, & Chiacchio, 2017)

5. Menyiapkan strategi dan tindakan kebijakan yang tepat untuk mencegah dan
mengurangi risiko bunuh diri, seperti dengan menyediakan program-program
kesehatan mental yang terjangkau bagi masyarakat.

Menyiapkan strategi dan tindakan kebijakan yang tepat untuk mencegah dan mengurangi
risiko bunuh diri merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan
bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, dan merupakan
ancaman serius bagi kesehatan dan keberlangsungan hidup individu. Untuk mencegah dan
mengurangi risiko bunuh diri, diperlukan tindakan kebijakan yang tepat. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan menyediakan program-program kesehatan mental yang
terjangkau bagi masyarakat. Program-program tersebut dapat berupa layanan bantuan krisis
dan dukungan emosional, terapi atau perawatan yang tepat, serta penyediaan informasi dan
edukasi tentang kesehatan mental yang terjangkau bagi masyarakat. Tindakan kebijakan lain
yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi risiko bunuh diri adalah dengan
meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan mental, termasuk dengan meningkatkan
ketersediaan dan kualitas layanan kesehatan mental di masing-masing daerah. Selain itu,
tindakan kebijakan lain yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental, serta mempromosikan stigma negatif
terhadap individu yang mengalami masalah emosional atau mental.

menyiapkan strategi dan tindakan kebijakan yang tepat untuk mencegah dan
mengurangi risiko bunuh diri merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini
akan membantu mencegah kehilangan nyawa akibat bunuh diri, serta membantu individu
yang mengalami masalah emosional atau mental untuk mengelola emosi dan menemukan
solusi atas masalah yang dihadapi. Selain itu, dengan meningkatkan akses terhadap layanan
kesehatan mental dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan
mental, kita dapat membantu mengurangi stigma yang terkait dengan masalah emosional atau
mental, sehingga individu yang mengalami masalah tersebut tidak merasa tertekan atau putus
asa dan tidak tergoda untuk melakukan tindakan merugikan diri sendiri. (Zalsman, Hawton,
& Wasserman, 2016)

Dengan melakukan tindakan-tindakan preventif dan solusi tersebut, diharapkan dapat


membantu mencegah terjadinya kejadian bunuh diri di masa mendatang, serta mengurangi
risiko individu yang mengalami masalah emosional atau mental untuk melakukan tindakan
merugikan diri sendiri. Selain itu, dengan memberikan dukungan dan bantuan kepada
individu yang mengalami masalah, diharapkan dapat membantu mereka menemukan solusi
atas masalah yang dihadapi dan merasa lebih nyaman dan terlindungi dari tekanan atau stres
yang mungkin dihadapi. Tindakan preventif dan solusi tersebut tidak hanya bermanfaat bagi
individu yang mengalami masalah, tetapi juga akan membantu mencegah dampak buruk bagi
keluarga, teman, dan masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu, diperlukan komitmen dan
kerjasama dari semua pihak, mulai dari individu, keluarga, masyarakat, hingga pemerintah,
untuk mengambil tindakan yang tepat dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi
individu yang mengalami masalah emosional atau mental.

References
Clement, S., Schauman, O., & Graham, T. (2015). What is the impact of mental health-related stigma
on help-seeking? A systematic review of quantitative and qualitative studies.
Pausata, F. R., Emanuel, K., & Chiacchio, M. (2017). Tropical cyclone activity enhanced by Sahara
greening and reduced dust emissions during the African Humid Period.
Haugen, P., McCrillis, A., Smid, G., & Nijdam, M. (2017). Mental health stigma and barriers to
mental health care for first responders: A systematic review and meta-analysis.
WHO. (2019). Suicide in the world: global health estimates.
Zalsman, G., Hawton, K., & Wasserman, D. (2016). Suicide prevention strategies revisited: 10-year
systematic review.

Anda mungkin juga menyukai