Anda di halaman 1dari 15

PENGADAAN TANAH UNTUK PENGEMBANGAN BANDARA

ADISUCIPTO MENJADI BANDARA INTERNASIONAL*

Hery Listyawati**

Abstract Abstrak
Despite the fact that it has been running for Walaupun telah berjalan selama lima tahun,
¿YH \HDUV WKH SURFHVV RI ODQG DFTXLVLWLRQ IRU proses pengadaan tanah untuk pengembang-
the extension of Adisucipto Airport is still far an Bandara Adisucipto masih jauh dari sele-
from being completed. It happens because sai. Hal ini terjadi karena pelbagai masalah
YDULRXV SUREOHPV DULVH VSHFL¿FDOO\ UHJDUG- yang muncul, terutama masalah mengenai
ing land titles and the sum of compensation hak atas tanah dan jumlah ganti rugi bagi
for the owner of the acquired land. para pemilik tanah yang diakuisisi.

Kata Kunci: pengadaan tanah, hak atas tanah, kepentingan umum, ganti kerugian.

A. Latar Belakang Masalah Adisucipto. Pesatnya perkembangan jumlah


Bandara Adisucipto adalah bandara penumpang ini diantaranya disebabkan
yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta, karena berkembangnya sektor pariwisata
tepatnya di desa Maguwoharjo, Sleman. serta adanya persaingan harga tiket pesawat
Di Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan harga tiket transportasi lainnya.
(DIY) merupakan tujuan wisata nomor Perluasan bandara ini juga diperlukan guna
dua setelah Bali. Sejalan dengan semakin memenuhi persyaratan Standar Operasional
berkembangnya jumlah penumpang dan Bandara (SOB) yang telah ditetapkan.
kargo dari waktu ke waktu, terutama dalam Lonjakan penumpang dan kargo terjadi
kurun waktu lima tahun terakhir ini, dan mulai awal tahun 2003 hingga sekarang.
untuk mendongkrak sektor pariwisata di Tahun 2002 yang mula-mula sebanyak
DIY, maka sangat perlu untuk meningkatkan 862.037 penumpang dan kargo sebanyak
fasilitas pelayanan angkutan udara di bandara 2.544 kg melonjak menjadi 1.480.962

*
Laporan Penelitian Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Tahun 2006.
**
Dosen Hukum Agraria Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (e-mail: liliso12@yahoo.com).
508 MIMBAR HUKUM Volume 21, Nomor 3, Oktober 2009, Halaman 409 - 628

penumpang dengan kargo 3.518 kg. cukup luas yang harus ditempuh melalui
Tahun 2004 jumlah penumpang mencapai pengadaan tanah untuk kepentingan umum
1.519.039 dengan kargo 4.865 kg yang sesuai dengan Perpres Nomor 65 Tahun 2006
diangkut dengan pesawat sebanyak 18.685. tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Demikian seterusnya lonjakan itu terjadi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
hingga 4 tahun terakhir ini.1 Meskipun demikian pelaksanaan pe-
Maguwoharjo ini terletak di pinggiran ngadaan tanah yang sudah berjalan lebih
kota Sleman dengan batas wilayah, sebelah dari dua tahun ini baru selesai kurang dari
utara: Desa Wedomartani; sebelah selatan: separo, karena kebutuhan lahan seluas
Landasan Udara Akademi Angkatan Udara sepuluh hektar hingga sekarang baru selesai
Adisucipto; Sebelah barat: Desa Catur sekitar empat hektar, sehingga pembangunan
Tunggal dan Condong Catur; sebelah SUDVDUDQD ¿VLN PHQJDODPL NHODPEDWDQ GDQ
timur: Desa Purwomartani. Dengan kondisi menimbulkan ketidaknyamanan pengguna
JHRJUD¿V P GL DWDV SHUPXNDDQ ODXW bandara terutama masalah perparkiran dan
GDQ WRSRJUD¿ GDWDUDQ UHQGDK ORNDVL LQL apron.
sangat strategis untuk sebuah bandara.
Dengan peruntukan tanah yang sebagian B. Rumusan Permasalahan
besar digunakan untuk sawah dan ladang Berdasar latar belakang tersebut, ru-
dengan status tanah sebagian besar adalah musan permasalahan yang diteliti adalah:
tanah Sultan Grond (tanah kesultanan) 1. Bagaimanakah status penguasaan hak
memberi peluang untuk memudahkan atas tanah lahan yang diperlukan un-
dilaksanakannya perluasan bandara. tuk pengembangan bandara Adisucipto
Dengan demikian peningkatan status menjadi bandara internasional?
dari bandara nasional menjadi bandara 2. Bagaimanakah proses pelaksanaan
internasional merupakan kebijakan yang pengadaan tanah yang meliputi:
sangat tepat guna meningkatkan pelayanan a. Prosedur pelaksanaannya;
mobilitas penumpang dan barang baik di b. Pemberian ganti kerugian kepada
dalam negeri maupun dari/ke luar negeri. pemegang hak atas tanah.
Kebijakan ini telah sesuai dengan 3. Adakah hambatan-hambatan dalam pe-
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pola ngadaan tanahnya?
Dasar Pembangunan Propinsi DIY, Program 4. Jika ada, apa saja alternatif penyelesaian
Pembangunan Daerah Propinsi DIY, permasalahan yang ada?
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Propinsi DIY serta Agenda Pembangunan C. Metode Penelitian
Propinsi DIY. Sebagai konsekuensi dari Penelitian ini bersifat deskriptif kua-
kebijakan tersebut, pemerintah c.q. Dinas litatif, yaitu penelitian ini dilakukan untuk
perhubungan memerlukan lahan yang mengungkapkan data seteliti mungkin

1
Wawancara dengan Kepala Divisi Operasional Penerbangan, Kantor Cabang PT. Angkasa Pura I (Persero),
Bandar Udara Adisucipto, Yogyakarta, tanggal 20 Oktober 2006.
Listyawati, Pengadaan Tanah untuk Pengembangan Bandara Adisucipto 509

mengenai keadaan-keadaan atau gejala- proyek pengembangan bandara Adisu-


gejala yang mungkin timbul di lapangan cipto menjadi bandara internasional. 4
atau di dalam praktik. Kemudian data responden yang tidak berhasil dikum-
tersebut dianalisis dengan pendekatan pulkan disebabkan karena alamat tidak
yuridis normatif yang didukung dengan jelas sehingga tidak ditemukan tempat
data empiris. tinggalnya, sulit ditemui, dan tidak
Penelitian ini dilakukan di Desa Ma- bersedia menjadi responden. Semua
guwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten responden sudah bertempat tinggal
Sleman. Pengumpulan data primer dilaku- jauh dan tersebar dari lokasi penelitian.
kan dengan: Pengambilan responden dilakukan de-
1. Wawancara yang ditujukan kepada ngan bantuan perangkat desa setempat.
para sumber yang terdiri atas: Pengumpulan data sekunder diperoleh
a. Kepala Kantor Pertanahan Kabu- dari studi kepustakaan dengan mempelajari
paten Sleman c.q. Panitia Peng- buku-buku perpustakaan, diktat, makalah,
adaan Tanah; peraturan-peraturan perundangan, arsip-
b. Kepala Dinas Perhubungan Dae- arsip atau catatan-catatan yang ada kait-
rah Istimewa Yogyakarta; annya dengan materi penelitiannya. Bahan
c. Camat Depok c.q. Kasi Pemerin- atau materi penelitian ini adalah laporan,
tahan; dokumen-dokumen dan buku-buku referensi,
d. Kepala Cabang PT Angkasa Pura I, peraturan-peraturan perundangan, makalah-
Bandara Adisucipto Yogyakarta; makalah seminar yang berkaitan dengan
e. Lurah Maguwaharjo; topik penelitian ini yang didukung dengan
f. Dukuh Sambilegi Kidul; data lapangan.
g. Ketua RT O7/58 Tlukan;
h. Kepala BAPPEDA Kabupaten D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sleman c.q. Kabid Tata Pemerin- 6HWLDS NHJLDWDQ SHPEDQJXQDQ ¿VLN
tahan; pasti memerlukan tanah yang cukup, de-
i. Kepala BAPPEDA DIY c.q. Kabid mikian pula kegiatan pengadaan tanah untuk
Tata Pemerintahan. kepentingan umum seperti pengembangan
2. Dengan menggunakan angket yang bandara Adisucipto. Istilah “pengadaan”
ditujukan kepada responden, dan res- atau “penyediaan” tanah dimaksudkan un-
ponden diminta untuk memilih salah tuk kepentingan pemerintah maupun swasta
satu dari sekian pilihan jawaban yang dalam rangka pembangunan proyek atau
telah disediakan. Dengan menggunakan pembangunan sesuai dengan program yang
metode sensus, terkumpul 22 responden telah ditetapkan.2
dari semua populasi sebanyak 26 orang Dalam rangka pembangunan untuk
yaitu warga masyarakat yang terkena kepentingan umum ini tak jarang mengguna-

2
John Salindeho, 1987, Masalah Tanah Dalam Pembangunan 6LQDU *UD¿ND -DNDUWD KOP
510 MIMBAR HUKUM Volume 21, Nomor 3, Oktober 2009, Halaman 409 - 628

kan tanah hak baik tanah hak yang dikuasai an adalah realisasi pembayaran/pemberian
oleh badan hukum, perorangan, masyarakat ganti kerugian yang memakan waktu
hukum adat, maupun tanah negara. Tanah- lama atau tidak sesuai dengan kesepakatan
tanah tersebut dapat diperoleh dengan cara semula.4. Masalah ini timbul karena begitu
pelepasan atau penyerahan hak atas tanah pentingnya tanah dalam kehidupan manusia,
oleh bekas pemegang hak atas tanah dengan di sisi lain keberadaannya tidak bertambah
cara memberikan ganti kerugian kepada sehingga menjadikannya sangat berharga.5
yang melepaskan atau menyerahkan tanah, Kesenjangan antara persediaan dan kebutuh-
bangunan, tanaman, dan benda-benda yang an akan tanah menimbulkan ekses usaha ma-
ada di atasnya dengan bantuan panitia peng- nipulasi dan spekulasi yang akhirnya meng-
adaan tanah apabila tanah yang diperlukan hambat pelaksanaan pembangunan untuk
lebih dari satu hektar. Apabila kurang dari kepentingan umum.6
satu hektar, meskipun untuk kepentingan Menurut Sumardjono seperti dikutip
umum, pengadaan tanahnya menggunakan oleh Makmuri7 di Indonesia, pada umumnya
jalan seperti bukan untuk kepentingan umum yang menjadi permasalahan utama adalah
yaitu dengan prosedur jual-beli biasa tanpa mengenai substansi musyawarah untuk
melibatkan Panitia Pengadaan Tanah.3 mencapai mufakat tentang ganti kerugian
Masalah yang biasa muncul dalam dan bentuk serta besarnya ganti kerugian.
pelepasan hak baik melalui pembelian lang- Ada kecenderungan bahwa yang dianggap
sung maupun melalui Panitia Pengadaan musyawarah lebih menitikberatkan pada
Tanah yaitu mengenai penetapan bentuk segi formalitas belaka, misalnya ada undan-
dan besarnya ganti kerugian yang diberi- gan musyawarah, frekuensi diadakannya
kan kepada pemilik tanah yang sangat ter- musyawarah, jumlah yang menghadiri, bu-
gantung dari proses musyawarah antara pi- kan masalah substansialnya. Suatu musya-
hak-pihak yang terlibat. Akibat dari proses warah harus dilandasi dengan kesejajaran
musyawarah yang berjalan tidak semesti- antara para pihak yang bermusyawarah se-
nya kadang kala mengakibatkan pemberian hingga tanpa tekanan berupa apapun baik
ganti kerugiannya tidak sesuai dengan yang verbal maupun non verbal baik yang terjadi
dikehendaki. Disamping itu masalah yang di dalam maupun di luar ruangan. Apabila
sering timbul setelah terjadi permufakat- ini dilanggar, maka tidak dapat dikatakan

3
Lihat Permenag/Ka. BPN Nomor 1 Tahun 1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Keppres Nomor 55 Tahun
1993.
4
Hery Listyawati, 1995, Tinjauan Yuridis Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Perumahan Sangat Seder-
hana di DIY, Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hlm. 5.
5
Abdurrahman, 1983, Masalah Pencabutan Hak-hak atas Tanah dan Pembebasan Tanah di Indonesia, Seri
Hukum Agraria I, Alumni, Bandung, hlm. 1-2.
6
'HSXWL %LGDQJ 3HQJNDMLDQ GDQ +XNXP 3HUWDQDKDQ %DGDQ 3HUWDQDKDQ 1DVLRQDO ³(IHNWL¿WDV 3HUSUHV 1RPRU
Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Ditinjau
'DUL 6HJL )LORVR¿V <XULGLV GDQ 6RVLRORJLV´, Bahan Diskusi Panel “Quo Vadis Perpres Nomor 36 Tahun
2005”, Program Magister Hukum Bisnis dan Kenegaraan UGM, Yogyakarta, 21 Mei 2005, hlm. 1.
7
Hisyam Makmuri, 1998, Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Pengadaan Tanah Untuk Perluasan Bandara Adi
Sumarmo Surakarta, Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hlm. 9.
Listyawati, Pengadaan Tanah untuk Pengembangan Bandara Adisucipto 511

telah terjadi musyawarah karena tekanan dan tanah milik yang dikuasai oleh satu orang.
merupakan perwujudan dari pemaksaan Rencananya masih akan diadakan sekitar 6 Ha
kehendak satu pihak untuk menekan pihak lagi pada tahapan berikutnya. Setelah selesai
lain. Disamping itu, kehadiran/ keterlibatan dilakukan pengadaan tanah, tanah dikuasai
orang-orang di luar kepanitiaan yang resmi oleh negara, kemudian diberikan kepada
justru akan mengaburkan arti musyawarah Departeman Perhubungan dengan status
secara substansial. hak pakai dengan jangka waktu tak terbatas
Pasal 1 angka 5 Keppres Nomor 55 selama tanah tersebut masih digunakan
Tahun 1993 memberikan pengertian musya- sesuai peruntukannya.9
warah sebagai proses saling mendengar
dengan sikap saling menerima pendapat 2. Kriteria Kepentingan Umum
dan keinginan yang didasarkan atas kesu- Kriteria kepentingan umum dari masa
karelaan antara pihak pemegang hak atas ta- ke masa selalu berubah-ubah diberbagai
nah dengan pihak yang memerlukan tanah, peraturan perundangan. dan yang terakhir
untuk memperoleh kesepakatan mengenai diatur dalam Perpres Nomor 65 Tahun 2006..
bentuk dan besarnya ganti kerugian8. Hal Menurut Perpres tersebut, kepentingan
ini dapat tercapai apabila subyek pemegang umum adalah kepentingan sebagian besar
hak atas tanah mendukung sepenuhnya ren- masyarakat, kegiatannya dimiliki atau akan
cana program yang akan dilaksanakan. Un- dimiliki oleh pemerintah atau pemerintah
tuk itu sosialisasi program dan penyuluhan daerah yang meliputi:
hukum adalah mutlak dilaksanakan dengan a. Jalan umum dan jalan tol, rel kereta api,
seksama. saluran air saluran air minum/air bersih,
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam saluran pembuangan air dan sanitasi;
pengadaan tanah untuk pengembangan ban- b. Waduk, bendungan, bendung, irigasi,
dara Adisucipto menjadi bandara internasi- dan bangunan pengairan lainnya;
onal: c. Pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta
api dan termunal;
1. Status Penguasaan Hak Atas Tanah d. Fasilitas keselamatan umum;
(HAT) Lahan yang Diperlukan untuk e. Tempat pembuangan sampah;
Pengembangan Bandara Adisucipto f. Cagar alam dan cagar budaya;
menjadi Bandara Internasional g. Pembangkit, transmisi, distribusi tenaga
Dari total sekitar 4 Ha yang sudah listrik
dilepaskan sebagian besar adalah tanah kas Menurut Sudikno Mertokusumo, kri-
desa dengan jenis tanah pertanian. Disamping teria kepentingan umum yang diatur di
itu tanah PJKA sudah dikuasai oleh 25 warga berbagai peraturan perundangan tersebut
yang statusnya tanah SG (Sultan Grond), belum tepat karena makna dari kepentingan

8
Boedi Harsono, 2006, Hukum Agraria Indonesia, Himpunan Peraturan-peraturan Hukum Tanah, Djam-
batan, Jakarta, hlm. 408.
9
Wawancara dengan Camat Depok Tanggal 17 Oktober 2006.
512 MIMBAR HUKUM Volume 21, Nomor 3, Oktober 2009, Halaman 409 - 628

umum sangat luas, dan berkembang seiring Organization) menerbitkan Amendment 4


dengan perkembangan kepentingan manu- of Annex-14 dan Document 97774/AN/969
sia dan zaman. .Pada dasarnya kepentingan yang pada intinya mewajibkan agar seluruh
umum merupakan kepentingan yang harus bandara Internasional telah memiliki aero
didahulukan dari kepentingan-kepentingan GRPH FHUWL¿FDWH VHUWL¿NDVL RSHUDVL EDQGDUD
lain. Secara ¿ORVR¿V, pengertian kepenting- terhitung mulai tanggal 27 November 2003.
an umum tersirat dalam Pembukaan UUD, Di Indonesia, pemerintah menerbitkan Kepu-
secara teoretis kepentingan umum meru- tusan Menteri Perhubungan Nomor KM 47
pakan resultante hasil menimbang-nimbang tahun 2002 yang mewajibkan agar seluruh
banyak kepentingan di dalam masyarakat bandara internasional dan bandara domestik
kemudian menetapkan kepentingan yang GHQJDQ NODVL¿NDVL WHUWHQWX GDSDW PHPLOLNL
utama menjadi kepentingan umum. Secara SOB paling lambat tanggal 5 Agustus 2005.
praktis pengertian kepentingan umum akhir- 62% 6HUWL¿NDVL 2SHUDVL %DQGDUD
nya diserahkan kepada hakim dengan tetap adalah tanda bukti terpenuhinya persyaratan
menghormati semua kepentingan dan me- pengoperasian suatu bandara yang hanya di-
ngacu pada rumusan umum dalam undang- berikan kepada penyelenggara bandara yang
undang.10 bandaranya melayani penerbangan dari dan
Dari keterangan diatas, pengadaan ta- keluar negeri, atau bandara yang mampu
nah guna perluasan bandara Adisucipto sudah menampung pengoperasian pesawat udara
memenuhi kriteria persyaratan “pembangunan dengan kapasitas lebih dari 30 tempat duduk
untuk kepentingan umum” dalam berbagai per- atau kapasitas beban angkut lebih dari 5.700
aturan perundangan yang ada. kg. SOB dimaksudkan sebagai upaya untuk
memastikan bahwa segala fasilitas bandara
3. Kriteria Bandara Internasional yang dioperasionalkan telah memenuhi
Bandara Internasional adalah bandara standar yang ditetapkan sesuai standar in-
yang digunakan untuk lalu lintas penumpang ternasional, sehingga dapat dipastikan ban-
baik domestik maupun luar negeri. Dengan dara tersebut aman. SOB diterbitkan oleh
demikian sebuah bandara internasional ha- Dirjen Perhubungan Udara yang berlaku
rus memiliki fasilitas pelayanan imigrasi, selama lima tahun dan dapat diperpanjang.
bea cukai, landasan pacu yang memadai, SOB berisi data mengenai nama bandara;
apron, dan sebagainya, disamping harus me- nama pemilik; nama penyelenggara/penge-
menuhi persyaratan lain seperti SOB (Serti- OROD NODVL¿NDVL NHPDPSXDQ VWDWXV EDQGD-
¿NDVL 2SHUDVL %DQGDUD OXDVDQ P2 yang ra; masa berlaku SOB; tempat dan tanggal
dibutuhkan satu orang penumpang pada jam penerbitan; nama dan tanda tangan pejabat
puncak (Nasional adalah 1:10, Internasional yang menerbitkan.
adalah1:17). Sebagai tindak lanjut, maka Pemberlakuan dan proses penerbitan
ICAO (International Commerce Aviation SOB mengacu pada ICAO Annex-14

10
Sudikno Mertokusumo, 2003, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, hlm. 46-48.
Listyawati, Pengadaan Tanah untuk Pengembangan Bandara Adisucipto 513

tentang Aero dome; ICAO Document-9774/ rus transit melalui Jakarta. Sedangkan aero
AN 1969 tentang 0DQXDO &HUWL¿FDWLRQ RI dome adalah kubah udara yang mengelilingi
Aero dome; Civil Aviation Safety Regulation bandara dengan radius tertentu. Selanjutnya
(CASR) Part 139 tentang Aero dome; secara rinci bukan merupakan bagian dari
Undang-Undang Nomor 15 tahun 1992 penelitian ini, karena sangat teknis.12
tentang Penerbangan; Peraturan Pemerintah
Nomor 03 tahun 2001 tentang Keamanan dan 4. Prosedur Pelaksanaan Pengadaan
Keselamatan Penerbangan dan Keputusan Tanah bagi Pelaksanaan Perluasan
Menteri Perhubungan Nomor KM 47 Tahun Bandara Adisucipto menjadi bandara
WHQWDQJ 6HUWL¿NDVL 2SHUDVL %DQGDUD 11 Internasional.
Perluasan bandara Adisucipto meru- Pengadaan tanah bagi pelaksanaan
pakan tindak lanjut dari pelaksanaan catatan- pembangunan untuk kepentingan umum
catatan yang ada dalam SOB misalnya, per- diatur dalam Keppres Nomor 55 Tahun 1993,
syaratan luasan/m2, bandara Adisucipto baru Perpres Nomor 36 Tahun 2005, dan Perpres
1: 7, seharusnya 1: 17 (artinya setiap orang Nomor 65 Tahun 2006. Semua peraturan
harus dapat akses seluas 17 M2 ), pemenuh- tersebut menegaskan bahwa pengadaan tanah
an standar apron, dan fasilitas lainnya. adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan
Untuk landasan pacu, bandara Adisucipto tanah dengan cara memberikan ganti
sudah tidak memungkinkan untuk diper- kerugian kepada pihak yang menyerahkan
panjang, karena apabila diperpanjang maka atau melepaskan tanah, bangunan, tanaman
persyaratan free obstacle limitation tidak dan benda-benda yang berkaitan dengan
terpenuhi, karena ke Timur akan terhalang tanah. Dalam pelaksanaannya harus dila-
candi/ situs Ratu Boko, sedang ke Barat kukan dengan sebaik-baiknya dengan mem-
terhalang À\ RYHU (jembatan layang) Janti. perhatikan peran tanah dalam kehidupan
Free obstacle limitation adalah jarak bebas manusia dan prinsip penghormatan terhadap
hambatan bagi pesawat untuk melakukan hak-hak yang sah atas tanah. Pelepasan atau
penerbangan dengan aman yang diukur pada penyerahan hak atas tanah adalah kegiatan
jarak tertentu dari landasan pacu. Jaraknya melepaskan hubungan hukum antara peme-
tergantung dari jenis pesawatnya. Meskipun gang hak atas tanah dengan tanah yang
demikian, landasan pacu bandara Adisucipto dikuasainya dengan memberikan ganti ke-
masih memenuhi standar internasional un- rugian atas dasar musyawarah.
tuk pesawat-pesawat tertentu dengan daya Berdasarkan penelitian lapangan,
jangkau penerbangan tertentu. Untuk saat pengadaan tanah untuk perluasan bandara
ini, penerbangan internasional yang dapat Adisucipto sudah sesuai prosedur yang
dijangkau baru Singapura, Malaysia, dan ditetapkan dalam perundang-undangan yang
paling jauh Thailand, itu pun masih ha- meliputi: perencanaan, telaah peraturan,

11
http: //www.angkasapura2.co.id, diakses tanggal 17 Oktober 2006.
12
Pustral UGM dan Dinas Perhubungan Propinsi DIY, 2004, Perencanaan Pengembangan Bandara Udara Adis-
ucipto Tahap I (Master Plan), Pustral UGM, Yogyakarta, hlm. 187.
514 MIMBAR HUKUM Volume 21, Nomor 3, Oktober 2009, Halaman 409 - 628

survey, pembentukan panitia pengadaan 5. Dukungan Masyarakat Terhadap


tanah yang terdiri dari Dinas Perhubungan Kegiatan Tersebut
dan panitia 9 Kantor Pertanahan, pelak- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sanaan yang terdiri dari sosialisasi/ sebagian besar responden mendukung ke-
penyuluhan, musyawarah untuk menetapkan giatan tersebut (77,3%). Hanya sebagian
ganti kerugian, realisasi ganti kerugian, kecil yang tidak mendukung. Yang tidak
pelepasan hak atas tanah, permohonan mendukung ini ternyata bukannya tidak
hak baru. Di samping itu kegiatan ini telah setuju dengan perluasan bandara Adisucipto,
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah tetapi terkait dengan besar ganti kerugian
(RTRW) serta Rencana Detail Tata Ruang yang menurut mereka tidak layak. Respon-
Kawasan (RDTRK) Daerah Kabupaten den yang mendukung kegiatan tersebut
Sleman, sehingga dapat dikatakan secara menyadari akan arti pentingnya kegiatan
yuridis formal sudah tidak ada masalah/ tersebut bagi masyarakat pada umumnya.
penyimpangan. Dengan dijadikannya sebagai bandara in-
Secara rinci: tahap ke-1 dimulai tahun ternasional, maka wisatawan mancanegara
2
2004, dilepaskan tanah seluas 77200m dapat langsung ke Jogja dan produk dae-
senilai kurang lebih Rp 6.000.000.000,00 rah menjadi mudah untuk dipasarkan. Pada
(enam miliar rupiah) guna pembangunan akhirnya pendapatan ekonomi masyarakat
area parkir. Tahap ke-2 tahun 2005 seluas dapat meningkat.
2
25.189m senilai Rp23.250.806.243,00.
Tahun 2006 sudah dilepaskan seluas kurang 6. Esensi Musyawarah
2
lebih 11 000 m di utara rel untuk perluasan Pasal 1 angka 10 Perpres Nomor 36
2
area parkir, dan 6000 m lagi sudah masuk Tahun 2005 menentukan bahwa musya-
dalam rencana tapi masih belum terealisir.13 warah adalah kegiatan yang mengandung
2
Tanah seluas 6000m lagi ini adalah tanah proses saling mendengar, saling memberi
yang dikuasai dengan hak milik yang hingga dan saling menerima pendapat serta keingin-
kini belum tercapai kesepakatan ganti an untuk mencapai kesepakatan mengenai
kerugiannya, sehingga belum terlaksana bentuk dan besarnya ganti kerugian dan ma-
Setelah tanah tersebut dilepaskan oleh salah lain yang berkaitan dengan pihak yang
pemiliknya, maka statusnya menjadi tanah memerlukan tanah. Musyawarah dilakukan
negara. Dinas Perhubungan kemudian secara langsung antara Panitia Pengadaan
memohon hak atas tanah kepada pemerintah Tanah, Instansi Pemerintah yang memerlu-
c.q. kantor pertanahan setempat. Oleh kan tanah dengan yang pemilik HAT atau
pemerintah permohonan tersebut dikabulkan wakilnya atau kuasa mereka. Panitia meru-
dengan status Hak Pakai dengan jangka pakan partisipan dalam musyawarah.
waktu tak terbatas selama tanah tersebut Dalam kasus ini, didahului dengan so-
digunakan sesuai tujuan peruntukannya. sialisasi program. Selanjutnya musyawarah

13
Hasil wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan DIY, tanggal 20 Oktober 2006.
Listyawati, Pengadaan Tanah untuk Pengembangan Bandara Adisucipto 515

dilakukan empat kali di Kantor Pertanahan KUH Perdata adalah perbuatan yang menim-
Kabupaten Sleman yang dihadiri oleh Panitia bulkan ketakutan bagi orang yang berpikiran
Pengadaan Tanah, Dinas Perhubungan DIY, sehat. Mengapa kita lari ke KUH Perdata?
para warga yang tanahnya terkena proyek Karena menurut teori yang dikemukakan
atau kuasanya. Dalam pelaksanaannya, se- oleh Paul Scholten bahwa Hukum Perdata
bagian besar responden (91%) menyatakan harus dipandang sebagai hukum umum yang
musyawarah berjalan tanpa intimidasi, 9 % meliputi segalanya kecuali Hukum Publik
responden menyebut ada intimidasi, namun telah menentukan lain. Di samping itu dalam
tidak menyebutkan intimidasi itu berupa apa. teori yang dikemukakan oleh Starke dalam
Ditinjau dari kelancarannya, musyawarah bukunya mengenai Dasar-dasar Hukum Ad-
berjalan lancar dan tidak ada hambatan atau ministrasi Negara bahwa dalam keadaan ter-
kendala (55%). Dipihak lain, responden me- tentu pemerintah sebagai organ negara dapat
nyatakan bahwa musyawarah kurang lancar melakukan perbuatan-perbuatan yang sifat-
dan pelaksanaan musyawarah berjalan ditem- nya keperdataan sehingga kedudukan antara
pat atau tidak ada perkembangan yang ber- negara sama atau seimbang dengan civil
arti (45%). Perbedaan pandangan/penilaian society/pihak yang terlibat dalam perbuatan
ini terkait dengan besarnya ganti kerugian keperdataan itu. Dalam hal ini berlaku juga
yang mereka terima. Ditinjau dari kehadir- dalam melakukan permufakatan untuk me-
annya, sebagian besar hadir sendiri (64%), nentukan besarnya ganti kerugian atau
diwakilkan oleh kuasanya (36%). Kuasanya membeli tanah untuk pengadaan tanah bagi
ini adalah orang-orang yang menguasai ta- pembangunan untuk kepentingan umum. Se-
nah tersebut, sedang pemiliknya berada di hingga seharusnya badan pemerintah yang
tempat lain. Karena musyawarah merupakan sedang melakukan perbuatan yang sifat-
unsur kunci dalam proses pengadaan tanah, nya keperdataan harus mampu melepaskan
maka pelaksanaannya sangat perlu diperha- atribut-atribut kenegaraannya untuk semen-
tikan. Di sini musyawarah bertujuan untuk tara guna menghindari terjadinya penyalah-
mencapai mufakat (persetujuan/konsensus), gunaan kekuasaan (de tournement de pou-
persetujuan merupakan dasar dari perikat- voir), sehingga kasus-kasus seperti “Kedung
an. Untuk itu, para pihak harus didudukkan Ombo”, “Tapos”, “Cimacan”, dan lain lain,
pada posisi yang sama, tidak boleh ada pak- tidak terjadi lagi.
saan, intimidasi, penipuan dll. Dalam hal ini
kita dapat mengacu pada KUH Perdata Pasal 7. Penentuan Besarnya Ganti Kerugian
1321 yang menyatakan bahwa adanya kata Ganti kerugian adalah upaya per-
sepakat jika tidak ada paksaan, kekhilafan, wujudan dari penghormatan kepada hak
penipuan. Dengan adanya yurisprudensi atas tanah (Pasal 3 Perpres Nomor 65
maka ditambah dengan unsur tidak ada pe- Tahun 2006) dan kepentingan perseorangan
nyalahgunaan keadaan. Ini yang dikenal yang telah dikorbankan untuk kepentingan
dengan teori “residu”. Selanjutnya, makna umum. Menurut Pasal 17 UDHR (Universal
“paksaan” itu sendiri, menurut Pasal 1324 Declaration of Human Rights), HAT dan
516 MIMBAR HUKUM Volume 21, Nomor 3, Oktober 2009, Halaman 409 - 628

sumber daya alam menjadi bagian dari hak c. Pemukiman kembali ; dan/atau
kepemilikan, maka tidak boleh dirampas d. Gabungan dari dua atau lebih bentuk
secara sewenang-wenang.14 Hal ini dapat ganti kerugian yang dimaksud diatas
disebut adil apabila ganti kerugian tersebut e. Bentuk lain yang disetujui oleh pihak-
tidak membuat seseorang menjadi lebih pihak yang bersangkutan.
kaya, atau sebaliknya, menjadi lebih miskin Dasar perhitungan besarnya ganti ke-
dari pada keadaan semula. Agar terasa adil, rugian didasarkan atas:
sebaiknya berbagai kriteria dan faktor-faktor a. Nilai Jual Obyek Pajak atau Nilai Nya-
yang mempengaruhi besarnya ganti kerugian ta/sebenarnya dengan memperhatikan
harus diterapkan secara obyektif, dengan NJOP tahun berjalan berdasarkan pene-
standar yang telah ditentukan terlebih tapan lembaga/Tim Penilai Harga Ta-
dahulu. Dengan demikian ganti kerugian nah yang ditunjuk oleh panitia;
harus memperhitungkan: (1) hilangnya b. Nilai jual bangunan yang ditaksir oleh
HAT, bangunan, tanaman, dan benda- perangkat daerah yang bertanggung
benda lain yang berkaitan dengannya; (2) jawab dibidang bangunan;
hilangnya pekerjaan, (3) bantuan relokasi c. Nilai jual tanaman yang ditaksir oleh
yang dilengkapi dengan fasilitas yang layak; perangkat daerah yang bertanggung
(4) bantuan pemulihan pendapatan agar jawab dibidang pertanian. (Pasal 15
kondisinya tidak lebih buruk dari sebelumnya. ayat 1)
Besarnya ganti kerugian bila diperlukan Bentuk ganti kerugian menurut per-
dapat diminta jasa penilai independen untuk aturan diatas menurut Maria Sumardjono
melakukan taksiran.15. Menurut Pasal 1 angka tidak berhasil menjabarkan bentuk ganti
11 Perpres Nomor 36 Tahun 2005, ganti kerugian NHUXJLDQ \DQJ EHUVLIDW QRQ ¿VLN 16 Sedangkan
adalah penggantian terhadap kerugian baik idealnya pihak yang diperhitungkan sebagai
EHUVLIDW ¿VLN GDQ DWDX QRQ ¿VLN VHEDJDL DNLEDW penerimanya mencakup: (1) pemegang
pengadaan tanah kepada yang mempunyai HAT; (2) mereka yang menguasai tanah;
tanah, bangunan, tanaman, dan/atau benda- (3) penyewa bangunan, (4) penyewa/ petani
benda lain yang berkaitan dengan tanah yang penggarap; (5) buruh tani atau tuna wisma
dapat memberikan kelangsungan hidup yang yang kehilangan rumahnya; (6) pemakai
lebih baik dan tingkat kehidupan sosial ekonomi tanah tanpa hak yang akan kehilangan
sebelum terkena pengadaan tanah. Menurut pekerjaan atau penghasilan; (7) masyarakat
Perpres Nomor 65 Tahun 2006 Pasal 13 huruf hukum adat yang kehilangan tanah sebagai
(e), bentuk ganti kerugian dapat berupa: sumber kehidupannya.17
a. Uang, dan/atau Apabila pihak yang tanahnya diperlu-
b. Tanah pengganti, dan/atau kan tidak bersedia melepaskan hak atas ta-

14
Rafael Edy Bosko, 2006, Hak-hak Masyarakat Adat Dalam Konteks Pengelolaan Sumber Daya Alam, Elsam,
Jakarta, hlm. 118-119.
15
Maria S.W. Sumardjono, 2005, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan Implementasi, Kompas, Jakarta,
hlm. 90.
16
Maria S.W Sumardjono, “Perpres Nomor 85 Tahun 2006, Apa yang Berubah?”, Kompas, 21 Juni 2006.
17
Maria S.W. Sumardjono, 2005, op. cit., hlm. 90-91.
Listyawati, Pengadaan Tanah untuk Pengembangan Bandara Adisucipto 517

nahnya, sedang proyek yang bersangkutan berikan terhadap tanah dan bangunan ber-
tidak dapat dipindahkan dilokasi lain, maka dasarkan pada NJOP dan harga pasar. Bentuk
hak tanah yang bersangkutan dapat dicabut ganti kerugian berupa uang. Setelah meneri-
berdasarkan Pasal 18 UUPA jo. UU Nomor ma ganti kerugian, warga diberi waktu teng-
20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak gang untuk mencari pemukiman baru.
atas Tanah dan Benda-benda yang ada di atas- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nya. Apabila yang bersangkutan tidak berse- 50 % menyatakan besar ganti kerugian cu-
dia menerima ganti kerugian sebagaimana kup layak, di lain pihak 50% menyatakan
ditetapkan dalam keputusan presiden karena bahwa besar ganti kerugian tidak layak
dianggap tidak layak, maka yang bersangkut- (rendah sekali dan jauh dari memadai).
an dapat minta banding kepada Pengadilan Disini terlihat bahwa pemberian ganti keru-
Tinggi. (Pasal 18A Perpres Nomor 65 Ta- gian hanya diberikan kepada kerugian yang
hun 2006) Selanjutnya berdasarkan Pasal 16 EHUVLIDW ¿VLN GDVDU NHUXJLDQ QRQ ¿VLN WLGDN
ayat (1)huruf (a) Peraturan Menteri Negara diperhitungkan sehingga responden yang
Agraria/Kepala BPN Nomor 1 Tahun 1994 menyatakan tidak layak adalah mereka yang
ada 9 faktor yang mempengaruhi harga ta- kehilangan pekerjaan akibat kegiatan terse-
nah yaitu: but. Disamping itu pemberian ganti kerugian
1. Lokasi tanah terasa rendah sekali karena mereka hanya
2. Jenis hak atas tanah menempati tanah PJKA dengan status hak
3. Status penguasaan tanah pakai atau sewa untuk bangunan.
4. Peruntukan tanah Pada akhirnya ditetapkan bahwa un-
5. Kesesuaian penggunaan tanah dengan tuk tanah milik yang sekarang sudah di-
RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) gunakan untuk lapangan parkir sebesar Rp
6. Prasarana yang tersedia 1.500.000,00/m2. Sedangkan untuk tanah-
7. Fasilitas dan utilitas tanah PJKA sebesar Rp 200.000,00/m2 un-
8. Lingkungan tuk tanah dan ditambah Rp 1,5 juta per meter
9. Lain-lain yang mempengaruhi harga untuk bangunan. Penentuan harga tersebut
tanah. sudah ditetapkan berdasarkan kesepakatan
Penyerahan ganti kerugian dilaksa- (95%). Hanya satu responden yang belum
nakan secara langsung kepada pemegang menerima pembayaran karena belum sepak-
hak atas tanah atau ahli warisnya yang sah at dengan hasil musyawarah.
dan kepada nadzir untuk tanah wakaf (Pasal Pelaksanaan pembayaran singkat, lan-
17 Keppres Nomor 55 Tahun 1993). car dan tidak terjadi penyimpangan namun
Penelitian ini mengungkapkan bahwa ada sepuluh responden yang merasa bahwa
pemberian ganti kerugian berdasarkan kese- telah terjadi pemotongan uang pembayaran
pakatan pada musyawarah yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu (responden
sebanyak empat kali masing-masing sekitar tidak berani menyebutkan secara pasti siapa
2-3 jam di Kantor Pertanahan Kabupaten mereka). Hal ini diakibatkan oleh campur
Sleman. Hasilnya bahwa ganti kerugian di- tangan pihak yang tidak bertanggung jawab
518 MIMBAR HUKUM Volume 21, Nomor 3, Oktober 2009, Halaman 409 - 628

yang ingin mengambil keuntungan. dan Bangunan) yang dibayarkan melalui


Meskipun 50% responden menyatakan Bank BRI dan kuitansi pembelian tanah an-
bahwa ganti kerugian tidak layak, namun tara responden dengan pemilik sebelumnya.
berdasar penelitian empiris menunjukkan Responden pernah mengusahakan untuk
telah terjadi peningkatan kesejahteraan PHQVHUWL¿NDWNDQ WDQDK WHUVHEXW WHWDSL GLWR-
mereka terutama bekas penguasa tanah PJKA. lak oleh kecamatan setempat karena pihak
Dengan ganti kerugian tersebut, mereka kecamatan sendiri pada waktu itu sudah
dapat membangun rumah yang lebih luas dan mengetahui bahwa diatas tanah-tanah terse-
bagus dari sebelumnya. Kesimpulannya: (a) but nantinya akan dibangun perluasan ban-
mereka belum dapat membedakan jenis hak dara.
atas tanah dan nilainya; (b) pertimbangan Mendengar pernyataan tersebut, res-
dalam menetapkan ganti kerugian belum ponden menjadi resah, khawatir jika tidak
sesuai dengan peraturan yang berlaku. mendapat ganti kerugian. Mengingat tanah-
tanah tersebut sebelumnya adalah bekas
8. Hambatan yang Ada Dalam Peng- tanah PJKA, sedangkan PJKA sendiri se-
adaan Tanah Beserta Penyelesaian- benarnya dulunya hanya meminjam tanah
nya tersebut dari Kraton (Sultan Grond) yang
Secara prosedural tidak ada hambatan, seharusnya sudah habis waktunya sejak
namun secara material ada hambatan yaitu sekitar tahun 1977 tetapi hingga sekarang
mengenai besar ganti kerugian tanah-tanah belum dikembalikan. Tanah-tanah tersebut
bekas PJKA. Mulanya pemilik tanah tidak kemudian ditempati oleh pegawai PJKA dan
diberi ganti kerugian tetapi istilahnya uang akhirnya dijual kepada responden.
pesangon karena mereka bukan pemilik Keresahan responden terutama di-
yang sesungguhnya. Demikian pula untuk karenakan oleh pernyataan pihak Kantor
tanah kas desa, mula-mula sulit terjadi titik Pertanahan Kabupaten Sleman yang tidak
temu. Desa minta Rp 2 juta per meter tetapi merekomendasikan Dinas Perhubungan
dinilai terlalu tinggi oleh panitia penilai. untuk membayar ganti kerugian. Terhadap
Menurut sebagian besar responden pernyataan ini, responden menyatakan ke-
(95%) pihak yang paling sulit diajak musya- beratannya dan memperjuangkan penggan-
warah adalah pihak Kantor Pertanahan Ka- tian hak atas tanahnya dengan mengadukan
bupaten Sleman. Pihak Kantor Pertanahan nasib mereka kepada komisi X DPRD DIY
Kabupaten Sleman mula-mula mengusulkan dan kepada Kraton dan langsung dapat ber-
agar Dinas Perhubungan tidak perlu mem- temu dan berdialog dengan Sultan HB X.
bayar ganti kerugian kepada pemilik tanah Keberatan responden diterima oleh Komisi
dan bangunan, dengan alasan bahwa pemi- X DPRD. Setelah berdialog dengan Sultan,
lik tidak memiliki alat bukti kepemilikan responden berhasil mendapat persetujuan
\DQJ VDK WLGDN DGD VHUWL¿NDW $ODW EXNWL dari Sultan yang isinya memberikan reko-
yang dimiliki oleh kebanyakan responden mendasi kepada pihak Kantor Pertanah-
hanya bukti pembayaran PBB (Pajak Bumi an dan Dinas Perhubungan untuk segera
Listyawati, Pengadaan Tanah untuk Pengembangan Bandara Adisucipto 519

melakukan pengukuran dan pembayaran, yang dilakukan jauh hari sebelumnya


begitu pula dengan komisi X DPRD yang memungkinkan responden mempersiapkan
turut memberikan rekomendasi setelah acc diri untuk pindah ke tempat yang baru untuk
dikeluarkan oleh Sultan. kemudian melunasi harga tanah tersebut
Akhirnya turun memo dari Sultan HB dan pembangunan dilakukan setelah men-
XI yang menetapkan ganti kerugian yang dapatkan uang ganti kerugian.
layak adalah Rp 800.000,00/m2 untuk ta-
nah kas Desa. Demikian juga untuk tanah E. Kesimpulan
bekas PJKA dengan memo Sultan ditetap- 1. Status tanah
kan Rp 200.000,00/m2 untuk tanah dan Rp Status tanah yang digunakan untuk
1.500.000,00/m2 untuk bangunan. Harga ta- perluasan bandara Adisucipto terdiri
nah yang ditawarkan ini disepakati dan dini- atas: tanah hak milik, tanah kas desa,
lai oleh responden sebagai harga yang cukup tanah Perusahaan Jawatan Kereta
baik/layak karena pada dasarnya tanah-tanah Api (PJKA), dan tanah Sultan Grond
tersebut adalah tanah Sultan Grond (milik (SG). Kemudian diberikan kepada
Kraton). Responden yang menilai pembe- Departemen Perhubungan dengan sta-
rian ganti kerugian tidak layak karena seba- tus hak pakai dengan jangka waktu tak
gian dari mereka harus nombok lagi untuk terbatas selama tanah tersebut masih
membeli tanah dilokasi yang baru. Respon- digunakan sesuai peruntukannya.
den yang pindah ke Krikilan membeli ta- 2. Proses pelaksanaan pengadaan tanah
nah seharga Rp 300.000,00/m2, sedangkan meliputi:
responden yang pindah ke Sambilegi Lor a) Prosedur pelaksanaannya: sesuai
membeli tanah seharga Rp 285.000,00/m2. ketentuan yang berlaku, tidak ada
Dinas Perhubungan sendiri menilai harga hambatan.
yang dibayarkan sudah sesuai ketentuan. b) Pemberian ganti-rugi kepada pe-
Setelah kesepakatan harga tersebut tercapai, megang hak atas tanah: ada keti-
tidak ada lagi gejolak/protes dari masyara- dakpuasan masyarakat tentang
kat/responden. besarnya ganti kerugian. Hal ini
Realisasi pembayaran dilaksanakan karena ketidakpahaman mereka
secara langsung seminggu setelah tercapai tentang status dan nilai tanahnya,
kesepakatan harga melalui kas Bank BPD terutama mereka yang menguasai
DIY dengan cara setiap responden diberikan tanah Sultan Grond. Di samping
buku rekening yang di dalamnya sudah terisi itu faktor yang diperhatikan dalam
nominal uang hasil ganti kerugian tanah, penentuan ganti kerugian hanya
bangunan dan tanaman. \DQJ EHUVLIDW ¿VLN VDMD IDNWRU QRQ-
Secara garis besar keadaan responden ¿VLN WLGDN PHQMDGL EDKDQ SHUWLP-
setelah pembayaran ganti kerugian tidak bangan.
mengalami penurunan, karena hunian me- 3. Hambatan yang ada dalam pengadaan
reka yang baru adalah rumah-rumah baru tanah adalah;
dengan design yang up to date. Sosialisasi
520 MIMBAR HUKUM Volume 21, Nomor 3, Oktober 2009, Halaman 409 - 628

a) Kesepakatan harga yang belum mengeluarkan SK Gubernur


tercapai terutama untuk tanah mengenai besarnya ganti kerugian
dengan status Hak Milik, sehingga yang layak.
sebagian besar belum bisa b) Untuk tanah milik, perlu persamaan
dilaksanakan. nilai dan persepsi mengenai arti
b) Keterbatasan dana pemerintah. pentingnya bandara, di pihak lain,
4. Alternatif penyelesaian: perlu penghormatan terhadap
a) Untuk tanah Sultan Grond perlu hak atas tanah masyarakat yang
turun tangan Sultan yaitu dengan diujudkan dalam bentuk ganti
memberikan nasihat kepada para kerugian yang layak dengan
pemilik tanah agar turut serta PHPSHUWLPEDQJNDQ IDNWRU ¿VLN
berperan dalam pembangunan dan PDXSXQ QRQ ¿VLN
memberi pengertian tentang hak- c) Untuk masalah dana, disesuaikan
hak atas tanah yang mereka miliki dengan kemampuan pemerintah
beserta hak dan kewajibannya dengan cara melaksanakan proyek
sebagai pemegang hak dan warga secara bertahap.
negara yang baik untuk kemudian

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku Salindeho, John, 1987, Masalah Tanah


Abdurrahman, 1983, Masalah Pencabutan Dalam Pembangunan 6LQDU *UD¿ND
Hak-hak atas Tanah dan Pembebasan Jakarta.
Tanah di Indonesia, Seri Hukum Sumardjono, Maria S.W., 2005, Kebijakan
Agraria I, Alumni, Bandung. Pertanahan Antara Regulasi dan
Bosko, Rafael Edy, 2006, Hak-hak Implementasi, Kompas, Jakarta.
Masyarakat Adat Dalam Konteks
Pengelolaan Sumber Daya Alam, B. Peraturan Perundangan
Elsam, Jakarta. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM
Harsono, Boedi, 2006, Hukum Agraria WDKXQ WHQWDQJ 6HUWL¿NDVL 2SHUDVL
Indonesia, Himpunan Peraturan- Bandara.
peraturan Hukum Tanah, Djambatan, Keppres Nomor 55 Tahun 1993 tentang
Jakarta. Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Mertokusumo, Sudikno, 2003, Mengenal Pembangunan untuk Kepentingan
Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Umum.
Yogyakarta. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala
BPN Nomor 1 Tahun 1994 tentang
Listyawati, Pengadaan Tanah untuk Pengembangan Bandara Adisucipto 521

Ketentuan Pelaksanaan Keppres Nomor Perluasan Bandara Adi Sumarmo


55 Tahun 1993. Surakarta, Lembaga Penelitian
Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2001 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
tentang Keamanan dan Keselamatan Pustral UGM dan Dinas Perhubungan
Penerbangan. Propinsi DIY, 2004, Perencanaan
Perpres Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengembangan Bandara Udara
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Adisucipto Tahap I (Master Plan),
Pembangunan untuk Kepentingan Pustral UGM, Yogyakarta.
Umum.
Perpres Nomor 65 Tahun 2006 tentang D. Makalah
Perubahan atas Perpres Nomor 36 Deputi Bidang Pengkajian dan Hukum
Tahun 2005. Pertanahan Badan Pertanahan Nasional,
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 ³(IHNWL¿WDV 3HUSUHV 1RPRU 7DKXQ
tentang Peraturan Dasar Pokok- 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi
Pokok Agraria. Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Undang-Undang Nomor 15 tahun 1992 tentang Kepentingan Umum Ditinjau Dari Segi
Penerbangan. )LORVR¿V <XULGLV GDQ 6RVLRORJLV´
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1960 Bahan Diskusi Panel “Quo Vadis
tentang Pencabutan Hak-Hak atas Perpres Nomor 36 Tahun 2005”,
Tanah dan Benda-Benda yang Ada di Program Magister Hukum Bisnis dan
Atasnya. Kenegaraan UGM, Yogyakarta, 21 Mei
2005.
C. Laporan Penelitian/Master Plan Sumardjono, Maria. S.W., “Perpres Nomor
Listyawati, Hery, 1995, Tinjauan Yuridis 85 Tahun 2006, Apa yang Berubah?”,
Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kompas, 21 Juni 2006.
Perumahan Sangat Sederhana di DIY,
Lembaga Penelitian Universitas Gadjah E. Internet
Mada, Yogyakarta. http://www.angkasapura2.co.id, diakses
Makmuri, Hisyam, 1998, Evaluasi Terhadap tanggal 17 Oktober 2006.
Pelaksanaan Pengadaan Tanah Untuk

Anda mungkin juga menyukai