Anda di halaman 1dari 6

Aqidah

Akhlak
Kelompok 7 Kiai Khol
il Bangkala
1.INA AULIA RAHMAN n
2.DEVI MULYANI
3.RIZKI RAMADANI
4.NAUFAL HAZMI
Biografi
Syaikh Kholil lahir pada hari Selasa tanggal 11
Jumadil Akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 M. Ia
berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH. Abdul
Lathif, anak dari Kyai Abdul Karim. Sedangkan
ibunya bernama Syarifah Khodijah. Dia putri dari
Kiai Abdullah bin Ali Akbar bin Sayyid Sulaiman.

Oleh ayahnya, ia dididik dengan sangat ketat.


Mbah Kholil kecil memang menunjukkan bakat
yang istimewa. Kehausannya akan ilmu,
terutama ilmu fiqh dan nahwu. Orang tua Mbah
Kholil mengirimnya ke berbagai pesantren untuk
menimba ilmu.
Riwayat Pendidikan
Mengawali pengembaraannya, sekitar tahun 1850-an, ketika usianya
menjelang tiga puluh tahun, Mbah Kholil muda belajar kepada Kyai
Muhammad Nur di Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Dari
Langitan beliau pindah ke Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan.

Kemudian beliau pindah ke Pondok Pesantren Keboncandi. Selama


belajar di Pondok Pesantren ini beliau belajar pula kepada Kyai Nur
Hasan yang menetap di Sidogiri, 7 kilometer dari Keboncandi. Kyai Nur
Hasan ini, sesungguhnya, masih mempunyai pertalian keluarga
dengannya.

Jarak antara Keboncandi dan Sidogiri sekitar 7 Kilometer. Tetapi, untuk


mendapatkan ilmu, Mbah Kholil muda rela melakoni perjalanan yang
terbilang lumayan jauh itu setiap harinya. Di setiap perjalanannya dari
Keboncandi ke Sidogiri, ia tak pernah lupa membaca Surah Yasin. Ini
dilakukannya hingga ia -selama perjalanannya itu- khatam berkali-kali.
Peran
1
Pertama, dalam bidang agama, Syaikh Kholil

3
sebagai rujukan ulama Indonesia bahkan dunia
serta menjadi penghubung ulama Indonesia dan
Haramain. Disebutkan bahwa Syaikh Kholil
berhasil melahirkan ulama sekaligus pemimpin
besar dengan beragam keahlian. Ketiga, peranan Syaikh Kholil dalam
kehidupan negara banyak melahirkan
santri yang menjadi pejuang bahkan
ditetapkan menjadi pahlawan.

2
Kedua, dalam dunia pesantren. Gus Awis menyatakan jaringan
pesantren di Nusantara sebagian besar intisab (ikrar) kepada
pesantren Syaikhona Kholil. Tidak hanya itu, berkat Syaikh
Kholil hingga kini pesantren mampu bertahan di segala zaman
meskipun menghadapi berbagai tantangan.
Keteladanan
Kiai Kholil ialah seorang yang selalu berusaha dan
tidak mudah menyerah pada keadaan. Hal ini terbukti
saat di Jawa, Kholil tak pernah membebani orang tua
atau pengasuhnya, Nyai Maryam. Beliau bekerja
menjadi buruh tani ketika belajar di kota Pasuruan.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai