Anda di halaman 1dari 5

Wednesday, September 6, 2023 10:16 AM

● Pajak itu pungutan oleh negara yang wajib dibayar oleh masyarakat. Wajib karena apabila
tidak dilaksanakan, maka ada sanksinya.

● Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
undang-undang.
***) Pasal 23A UUD 1945

● Pajak itu bisa dibagi berdasarkan sudut pandang. (bisa hukum, ekonomi, etc)

● Dari ekonomi mikro: pajak adalah pungutan yang mengurangi daya beli seseorang. Contoh
sederhananya, apabila mendapatkan uang sebesar 100.000 bisa beli rokok 1 bungkus.

● Dari ekonomi makro, pajak bisa dijadikan sebagai penghambat inflasi, hasil pajak bisa
digunakan sebagai kesejahteraan masyarakat umum, pajak bisa dijadikan insentif agar orang
mau beraktivitas di bidang ekonomi.

● Dari aspek keuangan negara, kalau saudara baca UU Keuangan Negara, uu ini sangat luas
termasuk di dalamnya ada pajak. Melihat pengertian keuangan negara yang diatur pada UU
17/2003, Pajak adalah salah satu unsur dari keuangan negara.

● Dari aspek agama, zakat dalam agama Islam dan sepersepuluhan dalam agama kristen.
- Penerimaan zakat dan sepersepuluhan tidak mencapai 200 Triliun, masih banyak umat
muslim dan kristen yang tidak membayar, tetapi tidak ada sanksi karena itu urusan umat
dengan Tuhannya.

● timbul pertanyaan, apakah pajak wajib dipungut?

● apabila melihat dari APBN, penerimaan pajak dari pajak mencapai 2.000 Triliun, maka tidak
mungkin pajak diganti dengan zakat dan sepersepuluhan.

● Zakat tidak sama dengan pajak. Pajak hubungan manusia dengan negara, sedangkan zakat
adalah hubungan umat dengan Tuhan, begitu juga sepersepuluhan.

● Cara penghargaan bagi orang-orang yang membayar zakat dan sepersepuluhan:


- Zakat dan sepersepuluhan yang dibayar dengan objek pajak yang dikenakan PPh (Pajak
Penghasilan).
- Misalnya orang punya penghasilan kotor 100 juta, lalu dikenakan PPh (tapi tidak
seutuhnya 100 juta kena PPh, namun boleh dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena
Pajak, misal 54 juta).
- Lalu kena bayar zakat sebanyak 2,5% → 100 juta x 2,5% = 2.500.000
- Lalu, 54 juta dikurang 2.500.000 = 43,5 juta. Kemudian, dikurangi penghasilan kotor 100
juta - 43,5 juta = maka hal itu yang akan dikenakan PPh.
- Apabila tidak membayar zakat, maka yang diperhitungkan 100 juta - 54 juta = 46 juta
yang dikenakan PPh.

Pertemuan II Page 1
● Pungutan yang wajib dibayarkan oleh masyarakat tidak hanya pajak (ada bea, cukai,
retribusi)

● Definisi ahli hukum Leroy Beaulieu


Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung yang dipaksakan oleh
kekuasaan publik dari penduduk atau barang, untuk menutup belanja pemerintah.
- Kalau kita perhatikan terminologi dalam bahasa Indonesia, bantuan itu sifatnya tidak
wajib atau sukarela. Tapi dalam definisi ini, ternyata bantuan juga dapat dipaksakan
oleh kekuasaan publik yang dalam konteksnya di sini adalah negara.
- Salah satu karateristik dari negara yang berdaulat dari Jelinek, yaitu hak istimewa yang
melekat pada negara yang tidak dipunyai oleh organisasi negara. Apa itu? Antara lain
adalah memungut pajak.
- Dalam artian ini, juga ada negara yang dapat mewajibkan untuk wajib militer, maka
termasuk ke dalam hak istimewa/mutlak.
- Pajak adalah monopoli negara.
- Jika hal ini dipaksakan, maka ada sanksi, yaitu pidana, administratif, dll.
- Secara langsung atau tidak, bantuan tersebut dapat dikategorikan dalam penggolongan
pajak
- "menutup pembelajaan pemerintah" → belanja untuk kepentingan umum yang masuk
ke dalam APBN.
- Fungsi pajak: memasukkan uang ke kas negara untuk pembelanjaan pemerintah.
Istilahnya, fungsi budgeter.
- Fungsi pajak yang lain: fungsi mengatur (regulerend). Pajak bukan semata-mata
memasukkan uang sebanyak-banyaknya dalam Kas Negara, melainkan juga dapat
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
○ Tujuan:
▪ alat untuk menarik modal luar negeri dan modal dalam negeri untuk
diinvestasikan dalam proyek-proyek pembangunan di bidang swasta yang
diprioritaskan oleh Pemerintah sesuai dengan pelaksanaan program
pembangunan dalam rangka pembangunan lima tahun (UU 1/1967 tentang
Penanaman Modal Asing dan UU 6/1968 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri → sekarang berlaku UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal)
▪ Alat untuk mendorong digunakannya bentuk koperasi sebagai bentuk usaha
▪ Alat untuk Memberikan proteksi terhadap barang-barang industri produksi
dalam negeri, dengan mengenakan barang-barang impor dengan pajak yang
tinggi.
- Selain alat untuk mencapai tujuan, pajak dapat digunakan untuk menanggulangi inflasi.

● Penggolongan pajak
- Pajak langsung dan tidak langsung
○ Pajak langsung: saudara punya penghasilan yang langsung dipotong oleh
negarawan, atau bayar sendiri pajaknya. Pajak yang dikenakan secara periodik
○ Pajak tidak langsung: kita beli kacamata dan kena PPn yang harusnya dikenakan
kepada produsen, namun dibebankan kepada konsumen. Secara tidak langsung
kita bayar pajak. Lalu, beli rokok juga kena pajak, yaitu pajak PPn yang harusnya
dikenakan kepada produsen, tetapi dibebankan kepada konsumen.
- Pajak subjektif dan pajak objektif

Pertemuan II Page 2
- Pajak subjektif dan pajak objektif
○ Pajak subjektif: pajak yg bersifat pribadi
○ Pajak objektif: pajak yg bersifat kebendaan
- Pajak pusat dan pajak daerah

● Sejarah Pajak
- Fungsi pajak: fungsi budgeter → memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara
untuk belanja pemerintah.

● Inventarisasi pajak apa saja yang ada di Indonesia (sebagai bahan baca)

● Definisi Pajak RAO (Reicha Abgaben Ordnung)


Pajak adalah bantuan uang secara insidential atau secara periodik. Dengan tidak ada
kontraprestasi, yang dipungut oleh badan yang bersifat umum (negara), untuk memperoleh
pendapatan dimana terjadi suatu tatbestand/sasaran pajak, yang karena undang-undang
telah menimbulkan hutang pajak. Pajak bertujuan untuk memperoleh pendapatan.
- Terminologi bantuan sama dengan yang tadi, tapi ini lebih tegas, yaitu berupa uang.
Bantuan bisa barang, tapi di sini pajak harus dalam bentuk uang.
- Pada masa kolonialisme, ada disebut upeti bisa berupa hasil panen, dll
- Pada masa kerajaan, ada bentuk hasil pengabdian kepada raja, bisa berupa barang dll
- Insidential >< periodik
- Insidential artinya pajak dibayarkan ketika ada momen harus dibayarkan pajaknya.
Misalnya ketika A menjual mobil pada B, B harus bayar BBN (Bea Balik Nama). Lalu, C
mau beli mobil dari B, berarti C harus bayar BBN juga.
- Periodik, artinya pajak dibayarkan secara kontiniu. Contoh: PBB (pajak bumi dan
bangunan) yang dibayarkan 1 tahun sekali.
- "Tidak ada kontraprestasi" = tidak ada imbalan dari negara atas pembayaran pajak.
- "Dimana terjadi suatu tatbestand/sasaran pajak" → Perbuatan:
 pembelian sepatu/barang,
konsumen akan dibebankan PPn
→ Keadaan:
 tidak semua pekerjaan kena PPh,
hanya untuk pekerjaan yang kena
PKP (Penghasilan Kena Pajak),
nanti penghasilan kotor dikurang
PTKP (Penghasilan Tidak Kena
Pajak)
 Lalu, ada juga pajak kekayaan.
Tidak semua kekayaan, hanya
kekayaan bersih. Misal orang
punya kekayaan di atas 14 juta
(sebagai batas minimal kekayaan),
berarti ia harus membayar pajak
kekayaan.
→ Peristiwa
 Kematian
 Misal ada A yang mati
meninggalkan harta berupa
tanah dan bangunan.
Nilainya adalah 5 M. Dengan
Pertemuan II Page 3
Nilainya adalah 5 M. Dengan
warisan tersebut, hak beralih
kepada B sebagai ahli waris.
Oleh karena itu, B harus
membayar Bea Perolehan
Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB), sebesar
5%.
 Misal ada A yang mati
meninggalkan harta berupa
tanah dan bangunan kepada
B sebesar 5 M, dan
meninggalkan deposito
kepada C sebesar 5 M. B
wajib bayar BPHTB. C tidak
wajib bayar BPHTB, namun
ada bunga yang keluar dari
deposito dan dikenakan PPh.
 Pak izin bertanya mengenai
pengenaan PPh pada bunga yang
keluar dari deposito dari warisan
tadi. Teknis pembayaran Pphnya
bagaimana ya pak
- "Yang karena undang-undang menimbulkan utang" → kapan utang itu terjadi? Itu
karena ada undang-undangnya. Pajak diartikan sebagai utang dalam undang-undang.
Pajak juga bisa diartikan sebagai peralihan kekayaan. Kalau dari perspektif hukum,
pajak adalah perikatan yang timbul karena undang-undang.
- Pajak adalah perikatan yang timbul karena undang-undang yang mewajibkan
seseorang atau badan yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-undang
untuk membayar sejumlah uang ke kas negara yang dapat dipaksakan dengan tidak
mendapat kontraprestasi atau jasa imbal yang langsung dapat dituntut, yang dapat
dipungut secara sekaligus atau berulang-ulang, dan yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran negara serta dapat juga digunakan sebagai alat pendorong,
penghambat, atau pencegat, dalam mencapai tujuan tertentu di luar bidang
keuangan.
- Perikatan dalam pembayaran pajak hanya dibebankan kewajiban membayar pajak dari
wajib pajak dan di hadapannya ada hak negara untuk memungut pajak. Namun, wajib
pajak tidak mendapatkan hak secara langsung (tidak ada imbalan).
- "Mewajibkan seseorang atau badan hukum/bukan badan hukum" → cakap hukum
→ Tidak cakap hukum
○ Namun harus memenuhi syarat subjektif (orang atau badan itu oleh UU ditentukan
sebagai subjek pajak) dan objektif (orang atau badan itu telah mempunyai sasaran
pajak/objek pajak).
▪ Pengecualian untuk duta besar negara lain, tidak perlu bayar pajak.
▪ Contoh subjek syarat subjektif dan syarat objektif
□ Subjektif: apakah saya adalah orang atau badan? Kalau iya, berarti
memenuhi syarat subjektif
□ Objektif: apakah saya sudah memiliki penghasilan? Kalau belum, ya
berarti belum bisa bayar pajak. Tapi kalau sudah punya, berarti harus
bayar.
Pertemuan II Page 4
bayar.
- "dapat juga digunakan sebagai alat pendorong, penghambat, atau pencegat, dalam
mencapai tujuan tertentu di luar bidang keuangan" misalnya untuk mendorong
pertumbuhan koperasi.

● Hal ini berbeda dengan retribusi yang dibayarkan sesuai dengan kebutuhan pribadi
Contoh: Jadi kalau kita ke mall, yang bayar retribusi itu mallnya. Kita hanya membayar biaya
sewa tempat atau penitipan. (untuk parkir).

Intinya retribusi itu adalah pembayaran atas penggunaan fasilitas yang disediakan negara,
misalnya jalan.

● Pajak lahir karena undang-undang, yang dalam UU sendiri saja → ajaran materiil. UU karena
perbuatan manusia, maksudnya adalah tindakan keputusan khusus, yaitu terbitnya surat
ketetapan pajak. (beschikking) → ajaran formiil.

● SPPT: SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG


● PPKB

Pertemuan II Page 5

Anda mungkin juga menyukai