Artikel Hemofilia Pada Anjing Dan Pilihan Untuk Perawatan
Artikel Hemofilia Pada Anjing Dan Pilihan Untuk Perawatan
https://journal.bengkuluinstitute.com/index.php/IJoTES
Article Review
Abstract
Hemophilia is an inherited bleeding disorder, and is a hereditary disorder linked to the X chromosome so
that clinical symptoms occur in male animals, while females act as carriers. This article aims to increase
understanding of hemophilia in dogs and efforts to appropriate diagnosis and treatment strategies for
dogs with hemophilia. The method used is a literature study in the form of journals. The results of this
article discuss the symptoms and appropriate treatment efforts for dogs with hemophilia. Through a
better understanding of hemophilia, we can find out the symptoms, diagnosis, and manage hemophilia
in dogs more efficiently, and provide appropriate treatment or treatment.
Abstrak
Hemofilia adalah gangguan perdarahan yang diwariskan, dan merupakan kelainan turunan yang
berkaitan dengan kromosom X sehingga gejala klinis timbul pada hewan jantan, sedangkan hewan
betina berperan sebagai carrier. Artikel ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang
hemofilia pada anjing dan upaya strategi diagnosis serta pengobatan yang tepat untuk anjing penderita
hemofilia. Metode yang digunakan yaitu studi literatur berupa jurnal. Hasil dari artikel ini membahas
tentang gejala dan upaya pengobatan yang tepat terhadap anjing yang mengalami hemofilia. Melalui
pemahaman tentang hemofilia yang lebih baik, kita dapat mengetahui gejala, diagnosis, serta mengelola
hemofilia pada anjing secara lebih efisien, dan memberikan penangganan atau pengobatan yang tepat.
PENDAHULUAN
Hemofilia adalah gangguan perdarahan yang jarang terjadi pada manusia,
namun juga dapat memengaruhi hewan, termasuk anjing. Hemofilia merupakan
salah satu gangguan koagulopati pada anjing yang bersifat inheritance atau turunan
sebagai hasil dari adanya defisiensi faktor VIII bagi hemofilia A dan faktor IX pada
penderita hemofilia B. Kedua kelainan tersebut sangat berkaitan dengan kromosom
X, sehingga gejala klinis akan timbul pada hewan jantan, jarang terjadi pada hewan
betina dan biasanya betina akan berperan sebagai carrier (Nielssen 2007). Gejala
klinis yang timbul berupa pendarahan yang bersifat spontan dan akan bervariasi
pada setiap individu. Gangguan hemofilia telah beberapa kali dilaporkan terjadi
pada beberapa ras anjing murni dan juga mongrel. Ras anjing yang paling sering
dilaporkan mengalami gangguan hemofilia A diantaranya German shepherd,
German shorthaired pointer, dan Siberian husky. Penyakit ini ditandai oleh
gangguan dalam pembekuan darah akibat defisiensi faktor-faktor pembekuan
tertentu. Hemofilia pada manusia telah menjadi subjek penelitian yang luas, tetapi
sedikit informasi yang tersedia mengenai kasus serupa pada anjing.
Dalam beberapa dekade terakhir, telah ditemukan serta dilaporkan beberapa
kasus hemofilia pada anjing, dan pemahaman terhadap kondisi ini masih terbatas.
Pemahaman mengenai hemofilia pada anjing menjadi penting, terutama karena
anjing sering dijadikan hewan peliharaan dan bahkan sebagai donor darah untuk
hewan lain. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi ini, kita dapat
meningkatkan perawatan dan manajemen kesehatan anjing yang menderita
hemofilia serta mengetahui gejala atau ciri-ciri anjing yang mengidap hemofilia.
Belakangan ini, sejumlah penelitian yang dipublikasikan menyoroti kasus
hemofilia pada anjing sebagai faktor kunci dalam memahami fenomena hemofilia
pada anjing. Hasil ini memberikan landasan penting untuk penelitian lebih lanjut dan
menunjukkan pentingnya memahami genetika hemofilia pada anjing. Melalui
pendekatan komprehensif terhadap literatur yang relevan, kami telah
mengidentifikasi tren dan temuan utama dari banyak penelitian sebelumnya yang
menjadi dasar tinjauan kasus hemofilia pada anjing. Penelitian yang sama
dipublikasikan dalam jurnal berjudul “Hemofilia pada anjing siberian husky.”
Dalam konteks ini, ulasan ini bertujuan untuk menyajikan kasus hemofilia
pada anjing. Melalui analisis mendalam terhadap kasus ini dan tinjauan literatur,
kami berupaya memperkaya pemahaman tentang hemfolia pada anjing, gejala dan
pengobatan yang tepat untuk anjing penderita hemofilia. Artikel ini juga membahas
pilihan pengobatan potensial bagi pemilik anjing yang terkena dampak. Pengetahuan
yang didapat dari kasus-kasus tersebut diharapkan dapat memperluas wawasan
mengenai hemofilia pada hewan pelihararaan dan memberikan kontribusi yang
berharga bagi kesehatan anjing yang terkena penyakit tersebut.
METODE PELAKSANAAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan studi
literatur dari berbagai sumber yang telah terpublikasi diantaranya beberapa judul
jurnal hemofilia pada anjing siberian husky dan kemajuan iptek untuk kemaslahatan
umat yang terpublikasi pada Google Scholar. Dalam penilitain diperoleh hasil
hemofilia merupakan penyakit yang dapat diturunkan. Sehingga anjing yang
diketahui telah terkena hemofilia atau yang berperan sebagai carrier sebaiknya tidak
digunakan untuk indukan maupun pejantan. Tingkat keparahan pada kasus
hemofilia dapat dipengaruhi atau berkaitan dengan tingkat aktivitas dan ukuran dari
suatu hewan. Hewan yang memilki ukuran besar dan melakukan aktivitas yang
tinggi memiliki kemungkinan untuk memunculkan gejala klinis yang lebih parah
dibandingkan dengan hewan yang memiliki ukuran yang lebih kecil dengan aktivitas
yang rendah (Tunjungsari, 2019).
KESIMPULAN
Hemofilia merupakan gangguan hemostasis yang terjadi pada hewan. Kasus
hemofilia sangat berkaitan dengan tingkat keparahan faktor pembekuan darah yang
rendah. Hemofilia A dan B disebabkan oleh defisiensi atau disfungsi faktor VIII dan
IX, sedangkan hemofilia C terjadi karena defisiensi faktor pembekuan XI. Penyakit
Von Willebrand juga merupakan gangguan yang melibatkan faktor pembekuan
darah. Hemofilia dapat diklasifikasikan menjadi ringan, sedang, atau berat
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, I. N. F., Prananda, H. W. A., & Putra, A. S. 2017. COAGULATION
PROFILE IN VON WILLEBRAND’S DISEASE IN DOG.
Ambarwati dan Novalia Susanti.2006. "KEMAJUAN IPTEK UNTUK
KEMASLAHANTAN UMAT." SUHUF XVIII.(2) , 156-165 melalui
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/891
Arsal, A. F., Fauzi, A. Z., Permana, A. A., Noris, M., Rasmani, R., AS, A. P., ...
& Perdana, A. T. (2023). Bioteknologi. Global Eksekutif Teknologi.
Ettinger SJ, Feldman EC, Cote E. 2017. Textbook of Veterinary Internal
Medicine 8thEdition. USA : Elsevier.
Jonkisz P, Kurosad A, Sikorska-Kopylowicz A. 2016. Severe Haemo-philia
A in Mixed-Breed Dog –A Case Report. Research & Reviews: Journal of
Veterinary Sciences. 2(1): 44-46.
Nielssen A. 2007. Coagulopathies. Didalam: Rubin S, Carr A, editor. 2007.
Canine Internal Medicine Secrets. USA : Mosby Elsevier.
Rahmadona, D. (2022). Hemofilia. Jurnal Kedokteran, 11(3), 1125-1139.