Anda di halaman 1dari 9

Makassar Natural Product Journal, 2023; 1(1) 1-9

https://journal.farmasi.umi.ac.id/index.php/mnpj

Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Buah Tanaman Jeruk Purut (Citrus


hystrix DC.) Dengan Menggunakan Metode Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT)

Isti Aprilyanie*, Virsa Handayani, Rezki Amriati Syarif


Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia
Article info Abstract
Kaffir lime peel extract (Citrus hystrix DC.) contains flavonoids and
*
Email: alkaloids still rarely used as medicine; however, its toxicity is lack of the
istiaprilyanierusli96@gmail.com research until now. The research aimed to determine the effects of toxicity
in the extracts by Brine Shrimp Lethality test (BSLT). The extraction used
Keywords:
Toxicity, extract, fruit peel,
maceration and infusion. The former used ethanol of 70% with the thick
Kaffir lime (Citrus hystrix DC.), extract of 3.81 mg and the letter used aquadest with the dried extract of
BSLT. aureus 2.77 mg. The screening-was conducted by observing the color change in
the extract and obtained the toxicity effects at the concentration of 1 ppm,
3 ppm, 5 ppm, 7 ppm, and 9 ppm by obtaining LC 50 values for both the
ethanol extract of 0.98 ppm and water extract of 1.20 ppm. The results
showed that the water and ethanol extracts of kaffir lime peel had toxic
properties.

I. Pendahuluan Berdasarkan uraian di atas, penelitian


Obat tradisional merupakan obat-obatan menggunakan ekstrak kulit buah tanaman jeruk
yang berasal dari alam dan telah dikenal oleh purut (Citrus hystrix DC.) dengan metode Brine
masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Selain Shrimp Lethality Test (BSLT) dimana suatu metode
digunakan secara turun-temurun dimasyarakat, obat uji toksisitas terhadap larva udang Artemia salina
ini lebih mudah didapatkan. Namun butuh Leach yang dianalogikan dengan kemampuan suatu
penelitian pada tanaman yang belum diketahui bahan obat yang memiliki efek antikanker.
toksisitasnya (Purwanto, Rismawati, dan Sadiyah Toksisitas merupakan suatu efek
2015, h. 616). berbahaya dari senyawa kimia atau suatu obat
Tanaman jeruk purut dapat berkhasiat terhadap organ target. Pada umumnya, setiap
untuk menyembuhkan influenza, untuk mengatasi senyawa kimia mempunyai potensi sebagai racun
ketombe, mengatasi kulit bersisik, dan mengatasi jika diberikan pada organisme hidup (Vitalia,
kelelahan. Daun jeruk purut berkhasiat sebagai Najib, & Ahmad 2016, h. 124).
bumbu masakan, stimulant dan penyegar dan untuk Suatu zat dapat dikatakan beracun
mengatasi badan letih dan lemah sehabis sakit berat apabila zat tersebut dapat berpotensi memberikan
(Najib et al.2017, h. 10). efek berbahaya bagi makhluk hidup (Mansuroh
Menurut penelitian yang dilakukan oleh 2013, h. 8).
Nathanael J, Wijayanti N, dan Atmodjo P.K Toksisitas didefinisikan sebagai
(2015) Jeruk purut mengandung flavonoid, kapasitas yang melekat pada suatu bahan kimia
karotenoid, limonoid dan mineral. Flavonoid utama untuk menyebabkan cedera. Oleh sebab itu, semua
dalam jeruk adalah naringin, narirutin, dan bahan kimia termasuk obat-obat memiliki beberapa
hesperidin yang terdapat pada kulit buah, dan bulir- derajat toksisitas (Harvey 2013, h. 631).
bulir daging buah jeruk. Flavonoid berfungsi Menurut Mansuroh 2013, h. 9 Pengujian
sebagai bahan antioksidan yang mampu toksisitas dapat dilakukan secara invitro maupun
menetralisir oksigen reaktif dan berkontribusi invivo. Salah satu pengujian secara invitro yaitu
terhadap pencegahan penyakit kronis seperti dengan menggunakan uji Brine Shrimp Lethality
kanker. Test (BSLT). Metode BSLT memiliki prosedur
Salah satu metode pengujian senyawa yang sederhada, cepat dan tidak membutuhkan
yang berpotensi sebagai anti penyakit kronis adalah biaya yang besar, serta hasilnya akurat (Frengki,
dengan pengujian toksisitas dan yang akan Roslizawati, & Pertiwi 2014, hh. 60-61).
dilakukan yaitu uji toksisitas ekstrak kulit buah LC50 (Lethal Concentration-50) adalah
tanaman jeruk purut dengan menggunakan metode kadar atau konsentrasi suatu zat, yang dinyatakan
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). dalam miligram bahan kimia per meter kubik
media uji (part per million atau ppm), yang bisa
menyebabkan terjadinya 50% kematian pada

Makassar Natural Product Journal, vol. 1 no. 1, 2023 | 1


hewan coba dari suatu kelompok spesies setelah dikenal sebagai ekstraksi sinambung
hewan coba tersebut dipaparkan dalam waktu (Hanani 2015, h. 11).
tertentu (Inayah, Ningsih & Adi 2013, h. 93). b. Refluks
Penentuan potensi bioaktif dilakukan Refluks adalah cara ekstraksi dengan
dengan membandingkan nilai LC50 masing-masing pelarut pada suhu titik didihnya selama
dari ekstrak memiliki ketentuan : (Inayah, Ningsih waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas
& Adi 2013, h. 96). yang relatif konstan dengan adanya
- LC50< 30 ppm ekstrak sampel berpotensi pendingin balik. Agar hasil penyarian
sebagai antikanker (sitotoksik) lebih baik atau sempurna, refluks
- LC50 30-200 ppm ekstrak sampel berpotensi umumnya dilakukan berulang-ulang (3-6
sebagai anti mikroba kali) terhadap residu pertama. Cara ini
- LC50 200-1000 ppm ekstrak sampel berpotensi memungkinkan terjadinya penguraian
sebagai pestisida. senyawa yang tidak tahan panas (Hanani
Ekstrak adalah sediaan padat, kental, atau cair 2015, h. 11).
yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia c. Infusa
menggunakan air, alkohol, atau hidroalkohol, Infus adalah sediaan cair yang dibuat
dengan metode ekstraksi dan pelarut yang dengan menyari simplisai nabati dengan
sesuai dengan monografi masing-masing air pada suhu 90oC selama 15 menit
(Mun’im & Hanani 2011, h. 6). (Ditjen POM, 1979, h.12).
Ekstraksi cara dingin dapat dibedakan d. Dekok
sebagai berikut : Dekok adalah cara ekstraksi yang
a. Maserasi mirip dengan infusa hanya saja waktu
Maserasi adalah cara ekstraksi ekstraksinya lebih lama yaitu 30 menit dan
simplisia dengan cara direndam dalam suhunya mencapai titik didih air (Hanani
pelarut pada suhu kamar sehingga 2015, h. 13).
kerusakan atau degradasi metabolit dapat e. Destilasi (Penyulingan)
diminimalkan. Pada maserasi, terjadi Destilasi merupakan cara
proses keseimbangan konsentrasi antara ekstraksi untuk menarik atau menyari
larutan diluar dan di dalam sel sehingga senyawa yang ikut menguap dengan air
diperlukan penggantian pelarut secara sebagai pelarut. Pada proses pendinginan,
berulang. Kinetik adalah cara ekstraksi, senyawa dan uap air akan terkondensasi
seperti maserasi yang dilakukan dengan dan terpisah menjadi destilasi air dan
pengadukan, sedangkan digesti adalah senyawa yang diekstraksi (Hanani 2015, h.
cara maserasi yang dilakukan pada suhu 13).
yang lebih tinggi dari suhu kamar, yaitu
40-60°C (Hanani 2015, h. 11). II. Metode Penelitian
b. Perkolasi 1. Pengambilan dan pengolahan sampel
Perkolasi adalah cara ekstraksi Pengambilan Sampel penelitian kulit Buah
simplisia menggunakan pelarut yang Tanaman jeruk purut (Citrus hystrix DC.) yang
selalu baru, dengan mengalirkan pelarut di ambil di Sulawesi Selatan (kabupaten
melalui simplisia hingga senyawa tersari Sidrap).
sempurna. Cara ini memerlukan waktu Pengolahan Bahan bahan penelitian
lebih lama dan pelarut yang lebih banyak. berupa kulit Buah Tanaman jeruk purut (Citrus
Untuk meyakinkan perkolasi sudah hystrix DC.) yang telah dikumpulkan,
sempurna, perkolat dapat di uji adanya kemudian disortasi basah dengan melakukan
metabolit dengan pereaksi yang spesifik pencucian untuk menghilangkan pengotor
(Hanani 2015, h. 11). lainnya yang masih menempel pada sampel.
Ekstraksi cara panas dapat dibedakan sebagai Lalu dilakukan sortasi kering dan pengubahan
berikut : bentuk dengan cara sampel dipotong-potong
a. Soxhletasi kecil. Setelah itu sampel dikeringkan di dalam
Soxhletasi adalah cara ekstraksi lemari pengering dengan suhu kurang dari 50
o
menggunakan pelarut organik pada suhu C. Kemudian diserbukkan dan siap untuk di
didih dengan alat soxhlet. Pada soxhletasi, ekstraksi (Indartiyah et al, 2011 h. 38)
simplisia dan ekstrak berada pada labu 2. Pembuatan ekstrak sampel
berbeda. Pemanasan mengakibatkan Ekstraksi ekstrak kulit buah tanaman jeruk
pelarut menguap dan uap masuk ke dalam purut (Citrus hystrix DC.) dilakukan dengan
labu pendingin. Hasil kondensasi jatuh dua metode yaitu ekstraksi maserasi dan
bagian simplisia sehingga ekstraksi infusa.
berlangsung terus-menerus dengan jumlah
pelarut relatif konstan. Ekstraksi ini

2 | Makassar Natural Product Journal, vol. 1 no. 1, 2023


Isti, Virsa, Rezki: Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Buah Tanaman Jeruk Purut

a. Maserasi selama 10 detik, kemudian terbentuk buih


Ekstrak kulit buah tanaman jeruk (Setyowati et al. 2014, h.3).
purut (Citrus hystrix DC.) yang telah d. Uji Tanin
diserbuk di masukkan ke dalam wadah Larutan uji sebanyak 1 mL
maserasi sebanyak 100 gram, kemudian di ditambahkan dengan 3-4 tetes FeCl3, jika
tambahkan etanol 70% 350 mL hingga muncul warna biru kehitaman atau hijau
terendam selama 24 jam, setelah itu kehitaman menunjukkan sampel
dilakukan penyaringan. Proses ekstraksi mengandung positif tanin (Hakim,A,R dan
dilakukan sebanyak 3 kali. Hasil Saputri,R 2017, h.36).
penyaringan kemudian dikumpulkan dan 4. Pengujian Brine Shrimp Lethality Test
di uapkan dengan rotavapor (rotary vacum a. Penyiapan larva
evapatory) hingga di peroleh ekstrak Disiapkan air laut, kemudian
kental etanol (Inayah, Ningsih, & Adi disaring dengan kertas whatman. Bejana
2013, h. 95; Hanani 2015, h. 11) penetas diberi sekat sehingga memiliki
b. Infusa dua sisi ruang, yaitu sisi terbuka dan sisi
Serbuk sampel Ekstrak kulit buah tertutup (gelap). Telur Artemia Salina
tanaman jeruk purut (Citrus hystrix DC.) Leach di masukkan ke dalam bejana yang
100 gram dimasukkan ke dalam panci sudah berisikan air laut kemudian di sinari
infusa, tambahkan air dicukupkan 500 mL. dengan lampu pijar 15 watt. Pada bejana
Bahan-bahan tersebut kemudian diisi dengan ±50-100 mg telur udang
dipanaskan diatas penangas air selama 15 untuk penetasan. Setelah 24 jam, telur
menit terhitung mulai suhu mencapai 90ºC yang telah menetas menjadi nauplii di
sambil sesekali diaduk. Dilakukan pidahkan ke tempat lain, dan 24 jam
penyaringan dan diperoleh ekstrak cair. kemudian nauplii tersebut dapat di
Ekstrak cair yang diperoleh selanjutnya di gunakan sebagai hewan uji (Djamil &
frezee dry untuk memperoleh ekstrak air Anelia 2009, h. 68; Ningdyah, Alimuddin
kulit jeruk purut (Soemiati & Elya 2002, & Jayuska 2015, (1) h. 77).
h. 150; Hanani 2015, h. 13). b. Pembuatan Larutan Uji
3. Uji Skrining Ekstrak etanol 70% dan ekstrak
Skrining fitokimia dilakukan air kulit jeruk purut (Citrus hystrix DC.)
terhadap ekstrak kulit buah tanaman dibuat dengan konsentrasi 1 ppm, 3 ppm,
jeruk purut (Citrus hystrix DC.) yaitu 5 ppm, 7 ppm dan 9 ppm. Larutan stok
sebagai berikut : dibuat dengan menimbang 50 mg ekstrak
a. Uji Flavonoid yang dilarutkan dalam 50 mL air laut. Jika
Larutan uji sebanyak 1 mL sampel tidak larut/ sukar larut,
ditambahkan serbuk seng secukupnya lalu ditambahkan dimetil sulfoksida (DMSO)
ditetesi dengan larutan HCl 2N sebanyak 1% sebanyak 0,1-50,0 µg atau 2 tetes saja
10 tetes. Positif mengandung flavonoid dan ditambahkan aquades hingga
jika terjadi perubahan warna menjadi volumenya mencapai 50 mL sehingga
hitam kemerahan (Hanani, E, Mun’im, & didapatkan konsentrasi larutan stok 1000
Sekarini 2005). ppm (Djamil & Anelia 2009, h. 68;
b. Uji Alkaloid Ningdyah, Alimuddin & Jayuska 2015,
Larutan uji ditambahkan 1 mL asam no.1, h. 77).
klorida 2 N dan 9 mL aquadest, Dari larutan stok ini, selanjutnya
dipanaskan selama 2 menit, didinginkan di buat lagi konsentrasi 1 ppm, 3 ppm, 5
dan disaring. Percobaan dilakukan sebagai ppm, 7 ppm dan 9 ppm dengan cara
berikut: Larutan uji ditambahkan pengenceran. Untuk konsentrasi 1 ppm
Bauchardat LP, positif mengandung larutan stok dipipet 0,01 mL ke dalam vial
alkaloid jika terbentuk endapan coklat kemudian ditambahkan air laut sampai
sampai hitam. Larutan uji ditambahkan batas tanda. Konsentrasi 3 ppm larutan
Mayer LP, positif mengandung alkaloid stok dipipet 0,03 mL ke dalam vial
jika terbentuk endapan putih sampai kemudian ditambahkan air laut sampai
kuning. Larutan uji ditambahkan batas tanda. Konsentrasi 5 ppm larutan
Dragendorff LP, positif mengandung stok dipipet 0,05 mL ke dalam vial
alkaloid jika terbentuk endapan jingga kemudian ditambahkan air laut sampai
coklat (Harbone 1987). batas tanda. Konsentrasi 7 ppm larutan
c. Uji Saponin stok dipipet 2,5 mL ke dalam vial
Identifikasi saponin dilakukan kemudian ditambahkan air laut sampai
dengan melarutkan ekstrak dalam 10 mL batas tanda. Konsentrasi 9 ppm larutan
air panas kemudian dikocok kuat-kuat stok dipipet 0,09 mL ke dalam vial

Makassar Natural Product Journal, vol. 1 no. 1, 2023 | 3


kemudian ditambahkan air laut sampai senyawa organik yang larut dalam pelarut
batas tanda (Oratmangun, Fatimawali & tersebut sesuai dengan polaritasnya (Astuti 2013).
Bodhi 2014, h.318-319).
c. Pengujian Toksisitas Ekstrak Dari hasil rendamen dengan menggunakan
Uji toksisitas pada masing – metode ekstraksi maserasi menghasilkan ekstrak
masing ekstrak sampel. Disiapkan wadah kental yaitu 3,81 mg dan menghasilkan sampel
untuk pengujian, untuk masing – masing kering sebanyak 100 gram dengan persen rendamen
konsentrasi ekstrak sampel membutuhkan 3,81% sedangkan untuk metode ekstraksi infusa
3 wadah dan 1 wadah sebagai kontrol menghasilkan ekstrak kering yaitu 2,77 gram dan
negatif. Selanjutnya pada tiap konsentrasi menghasilkan sampel kering sebanyak 100 gram
larutan dimasukkan ke dalam vial dan 10 dengan persen rendamen 2,77%. Perhitungan
ekor larva udang Artemia salina Leach. persen rendamen bertujuan untuk mengetahui kadar
Untuk kontrol negatif dimasukkan 10 mL metabolit sekunder yang terbawa oleh pelarut,
air laut tanpa larutan uji. Pengamatan namun tidak dapat ditentukan jenis senyawa apa
dilakukan selama 24 jam terhadap yang terbawa (Ukieyanna 2012).
kematian larva udang Artemia salina Pemilihan metode ekstraksi berdasarkan tipe
Leach. Untuk setiap konsentrasi larutan uji bahan yang di ekstrak dan komponen yang di
dan kontrol negatif di lakukan 3 kali inginkan (Sarker, Latif, & Gray 2006). Adapun
pengulangan. Kemudian dihitung jumlah prinsip dari ekstraksi didasarkan pada perpindahan
larva yang mati dan masih hidup dari tiap massa komponen zat yang terlarut ke dalam pelarut
vial kemudian dihitung dengan analisa sehingga terjadi perpindahan pada lapisan antar
probit untuk menentukan LC50 (Djamil & muka dan berdifusi masuk ke pelarut (Harbone
Anelia 2009, h. 68; Ningdyah, Alimuddin 1996).
& Jayuska 2015, h. 77; Oratmangun, Ekstraksi dengan cara infusa digunakan
Fatimawali & Bodhi 2014, h.318-319). pelarut air sesuai cara ekstraksi infusa yaitu cara
d. Pengumpulan dan Analisis Data ekstraksi dengan menggunakan pelarut air (Hanani
Untuk mencari hubungan antara 2015, hh. 11-12). air merupakan salah satu pelarut
konsentrasi larutan ekstrak uji dengan yang dapat menarik senyawa yang memiliki tingkat
respon kematian larva udang Artemia kepolaran yang lebih tinggi yaitu hingga 9,0 (Seidel
salina Leach maka masing-masing ekstrak 2006). Hasil penyaringan ekstrak air dikumpulkan
uji dianalisis menggunakan analisis statik dan dihilangkan pelarutnya dengan menggunakan
probit. Dimana larutan ekstrak yang diuji alat freeze dry. Freeze dry dapat digunakan untuk
dikatakan mempunyai efek toksik apabila mengeringkan ektrak cair maupun kental, lebih
nilai LC50 lebih dari 1000 µg/mL. ditekankan untuk ekstrak dengan penyari air dan
juga lebih aman terhadap resiko terjadinya
degradasi senyawa pada ektrak air (Yulvianti et al.
III. Hasil dan Diskusi 2015, h.103). Prinsip dari metode ini adalah
Hasil yang diperoleh dalam ekstraksi
membekukan sisa pelarut yang masih terdapat pada
sampel kulit buah tanaman jeruk purut (Citrus
ekstrak, lalu divakum pada tekanan rendah dengan
hystrix DC.) menggunakan dua pelarut yaitu etanol
menggunakan suhu -40oC (Hasanah & Mufrod
dan air dengan persen rendamen. Dapat dilihat pada
2013). Hasil freeze drying diperoleh ekstrak kering
tabel 1.
sebanyak 2,77 mg.
Tabel 1. Persen rendamen ekstrak etanol dan
Tabel 2. Data hasil skrining fitokimia ekstrak kulit
ekstrak air kulit buah tanaman jeruk
buah tanaman jeruk purut
purut (Citrus hystrix DC.)
(Citrus hystrix DC.)
Metode Jenis Vol. Berat Berat Persen Hasil
Kesimpulan
ekstraksi pelarut pelarut sampel ekstra rendem pengamatan
(mL) kering k en Uji Pereaksi Ekstr Ekstr
(g) (mg) Ekstr Ekstr
(%) ak ak
ak air ak air
etanol etanol
Maserasi Etanol 350 100 3,81 3,81
70% Seng + HCl Oran Hita
Flavonoid + -
2N ge m
Infusa Aquade 500 100 2,77 2, 77
st Enda
Enda
pan
Alkaloid Mayer pan + +
Kuni
Rendemen ekstrak merupakan faktor yang putih
ng
sangat penting karena menunjukkan banyaknya

4 | Makassar Natural Product Journal, vol. 1 no. 1, 2023


Isti, Virsa, Rezki: Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Buah Tanaman Jeruk Purut

Dragendorf Kuni Kuni dapat dilakukan uji sitotoksik. Uji sitotoksik dapat
Alkaloid - - diketahui dari jumlah kematian larva udang
f ng ng
Kuni Kuni Artemia salina Leach. karena pengaruh ekstrak
Alkaloid Bauchardat - - atau senyawa bahan alam pada konsentrasi yang
ng ng
diberikan (Purwanto, Rismawati & Sadiyah 2015,
Air panas Berbu Berbu h. 617).
Saponin + + Fase pertumbuhan larva udang Artemia
+ HCl ih ih
salina Leach yang digunakan dalam penelitian ini
adalah fase naupliis karena pada saat itu larva
Biru Biru
Air panas udang Artemia salina Leach berada pada fase yang
Tanin Kehita Kehita - -
+ FeCl3 paling aktif membelah secara mitosis (Mardany,
man man
Chrystomo & Karim 2016, no.8, h.20). Telur larva
udang Artemia salina Leach ditetaskan dalam kotak
Keterangan : (+) positif mengandung senyawa uji yang terdiri dari dua bagian yaitu ruangan yang
(-) negatif mengandung senyawa uji pertama ditutup dengan aluminium foil sedangkan
ruangan yang kedua dibiarkan terbuka atau diberi
Skrining fitokimia ekstrak etanol dan lampu pijar untuk menjaga suhu dan menarik
ekstrak air kulit buah tanaman jeruk purut (Citrus udang yang telah menetas melalui lubang sekat,
hystrix DC.). Hasil pengujian yang diperoleh pada sehingga anak udang yang disebut nauplii dapat
ekstrak etanol yang positif mengandung flavonoid, terpisahkan dari bagian telur atau kulit telur. Kotak
alkaloid, dan saponin sedangkan pada ekstrak air penetasan juga dilengkapi dengan aerator sebagai
yang positif mengandung alkaloid, dan saponin. sumber O2 (Chasani, Fitriaji, & Purwati 2013, h.91)
Dapat dilihat pada tabel 2. dan pada umur 48 jam larva Artemia salina Leach
Hasil positif alkaloid pada uji Mayer siap digunakan sebagai hewan uji karena pada
ditandai dengan terbentuknya endapan putih. umur 48 jam anggota tubuh larva sudah lengkap
Diperkirakan endapan tersebut adalah kompleks dibandingkan pada saat larva udang Artemia salina
kalium-alkaloid. Pada pembuatan pereaksi Mayer, Leach itu menetas (Muaja, Koleangan &
larutan merkurium(II) klorida ditambah kalium Runtuwene 2013, h.117) dan pertumbuhannya
iodida akan bereaksi membentuk endapan merah sangat cepat sehingga diasumsikan sebagai
merkurium(II) iodida. Jika kalium iodida yang pertumbuhan sel yang abnormal serta daya tahan
ditambahkan berlebih maka akan terbentuk kalium hidupnya yang baik (Barrung, 2015, h.5)
tetraiodomerkurat(II) (Svehla, 1990). Alkaloid Pengujian ini dilakukan selama 24 jam
mengandung atom nitrogen yang mempunyai pada masing-masing kelompok yaitu kelompok uji
pasangan elektron bebas sehingga dapat digunakan (ekstrak etanol dan ekstrak air) bertujuan untuk
untuk membentuk ikatan kovalen koordinat dengan mengetahui dan membandingkan besarnya
ion logam (McMurry, 2004). Pada uji alkaloid konsentrasi ekstrak yang diberikan mempengaruhi
dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada jumlah kematian larva udang Artemia salina Leach
alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ dari (Setyowati & Cahyanto 2016, h.45) dan kontrol
kalium tetraiodomerkurat(II) membentuk kompleks negatif (air laut) bertujuan untuk meyakinkan
kalium-alkaloid yang mengendap. bahwa kematian larva Artemia salina Leach
Pada uji tanin diperoleh hasil negatif, disebabkan oleh pemaparan komponen - komponen
adanya tanin akan mengendapkan protein pada bioaktif dari ekstrak, serta masing – masing
gelatin. Tanin bereaksi dengan gelatin membentuk kelompok uji dan kontrol negatif diberi 1 tetes ragi
kopolimer mantap yang tidak larut dalam air sebagai sumber nurtrisi. Penelitian ini dilakukan
(Harborne, 1996). Reaksi ini lebih sensitif dengan secara replikasi, bertujuan agar data yang diperoleh
penambahan NaCl untuk mempertinggi lebih akurat dan dapat dipercaya (Chasani, Fitriaji
penggaraman dari tanin-gelatin. Timbulnya busa & Purwati 2013, h. 92,94).
pada uji Forth menunjukkan adanya glikosida yang
mempunyai kemampuan membentuk buih dalam
air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa Tabel 3. Data hasil pengamatan kematian larva
lainnya (Rusdi, 1990). Reaksi pembentukan busa udang Artemia salina leach selama 24
pada uji saponin Selain uji Forth juga dilakukan uji jam dari ekstrak air kulit buah
Lieberman-Burchard yang merupakan uji tanaman jeruk purut
karakteristik untuk sterol tidak jenuh dan triterpen (Citrus hystrix DC.) dengan metode
(Santos et al., 1978). Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
Brine Shrimp Lethality Test adalah salah Jumlah larva udang yang
satu metode skrining untuk menentukan toksisitas Sampel Replika mati tiap konsentrasi
suatu bahan atau merupakan tahap awal untuk uji si 1 3 5 7 9
mengetahui apakah suatu senyawa tersebut
berpotensi sebagai antikanker yang selanjutnya

Makassar Natural Product Journal, vol. 1 no. 1, 2023 | 5


Ekstrak 1 8 7 8 9 10 Tabel 5. Hasil perhitungan rata-rata % kematian
air kulit dari larva udang Artemia salina leach
buah 2 5 7 8 9 10 ekstrak kulit buah tanaman jeruk purut
tanaman (Citrus hystrix DC.)
3 5 8 8 9 10
jeruk Ekstrak Konsentr Toksisita LC50 Ket.
purut asi (ppm) s (%) (ppm)
(Citrus 1 60
hystrix 3 73,3
DC.) Air 5 80 1,20 Sangat
Total kematian 18 22 24 27 30 7 90 toksik
9 100
Persen kematian 60 73,3 80 90 100
1 66,6
% % % % %
3 76,6
Etanol 5 83,3 0,98 Sangat
7 90 toksik
Tabel 4. Data hasil pengamatan kematian larva
udang Artemia salina leach selama 24 9 100
jam dari ekstrak Etanol kulit buah Kontrol 0 0 Tidak
tanaman jeruk purut toksik
(Citrus hystrix DC.) dengan metode
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Analisis data yang digunakan untuk
Jumlah larva udang yang mati menentukan nilai LC50 adalah analisis probit.
Sampel tiap konsentrasi Analisis probit yaitu jenis regresi yang digunakan
Replikasi untuk menganalisis variabel respon binomial.
uji 1 3 5 7 9
Ekstrak Analisis probit umumnya digunakan dalam
Etanol 1 7 8 9 9 10 tosikologi untuk menentukan toksisitas relatif dari
kulit bahan kimia untuk organisme hidup (Vincent
buah 2008). Total kematian diperoleh dengan
2 7 8 8 9 10
tanama menjumlahkan larva yang mati pada setiap
n jeruk konsentrasi. Kemudian dihitung persentase
purut kematian larva dari rata-rata kematian pada tiap
(Citrus 3 6 7 8 9 10 konsentrasi. Data kemudian dianalisis dengan
hystrix menggunakan persamaan regresi linear dengan
DC.) melakukan transformasi data konsentrasi ke bentuk
Total kematian 20 23 25 27 30 logaritma serta mengubah nilai persen kematian
larva kedalam satuan probit. Berdasarkan analisis
66,6 76,6 83,3 90 100
Persen kematian regresi linier antara log konsentrasi dan nilai probit
% % % % %
larva udang akan diketahui nilai LC 50. Dimana
LC50 (Lethal Concentration 50%) adalah tingkat
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
konsentrasi ekstrak yang dibutuhkan untuk
berbagai konsentrasi ekstrak etanol dan ekstrak air
mematikan 50% dari hewan yang diuji. Hasil LC 50
kulit buah tanaman jeruk purut (Citrus hystrix DC.)
yang diperoleh dari ekstrak etanol yaitu sebesar
pada percobaan ini memperlihatkan pengaruh yang
0,98 ppm dan ekstrak air yaitu sebesar 1,20 ppm
berbeda terhadap tingkat kematian larva udang
(dapat dilihat pada tabel 5). Dalam pengamatan
Artemia salina leach. Pada umumnya, semakin
bioaktivitas ini dilakukan berdasarkan nilai Lethal
besar tingkat konsentrasi suatu larutan uji
Concentration 50% (LC50). Apabila LC50 < 30
mengakibatkan naiknya angka kematian larva
ppm maka ekstrak sangat toksik dan berpotensi
udang Artemia salina leach (hewan uji). Jumlah
mengandung senyawa bioaktif antikanker. Meyer
larva udang Artemia salina leach di uji dengan 3
(1982) menyebutkan tingkat toksisitas suatu
kali replikasi yaitu 30 ekor. Jumlah total larva
ekstrak:
udang Artemia salina leach yang digunakan pada
- LC50 ≤ 30 ppm = Sangat toksik
masing-masing ekstrak yaitu 300 ekor larva udang
- 31 ppm ≤ LC50 ≤ 1.000 ppm = Toksik
Artemia salina leach. Total kematian diperoleh
- LC50 > 1.000 ppm = Tidak toksik
dengan menjumlahkan larva udang Artemia salina
Pada penelitian ini didapatkan bahwa
leach yang mati pada setiap konsentrasi
ekstrak kulit buah tanaman jeruk purut (Citrus
(Oratmangun, Fatimawali & Bodhi 2014, h.320-
hystrix DC.) mempunyai potensi toksisitas. Hal
321).
tersebut berkaitan dengan senyawa yang terdapat
dalam kulit buah tanaman jeruk purut (Citrus
hystrix DC.) yaitu flavonoid, alkaloid dan saponin,
dimana pada kadar tertentu memiliki potensi
toksisitas serta dapat menyebabkan kematian dalam

6 | Makassar Natural Product Journal, vol. 1 no. 1, 2023


Isti, Virsa, Rezki: Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Buah Tanaman Jeruk Purut

kulit buah tanaman jeruk purut (Citrus hystrix perut. Oleh karena itu, bila senyawa-senyawa ini
DC.)mekanisme kematian larva udang Artemia masuk kedalam tubuh larva udang Artemia salina
salina leach berhubungan dengan fungsi senyawa leach, alat pencernaannya akan terganggu. Selain
flavonoid, alkaloid dan saponin dalam kulit buah itu, senyawa ini menghambat reseptor perasa pada
tanaman jeruk purut (Citrus hystrix DC.) yang daerah mulut larva udang Artemia salina leach. Hal
dapat menghambat daya makan larva udang ini mengakibatkan larva udang Artemia salina
Artemia salina leach (Muaja, Koleangan & leach gagal mendapatkan stimulus rasa sehingga
Runtuwene 2013, h.118). tidak mampu mengenali makanannya sehingga
larva udang Artemia salina leach mati kelaparan
Cara kerja senyawa flavonoid, alkaloid
(Muaja, Koleangan & Runtuwene 2013, h.118).
dan saponin adalah dengan bertindak sebagai racun

IV. Kesimpulan & Saran


1.Kesimpulan Barrung, E.B., 2015, Isolasi dan Identifikasi Protein
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan dari Makroalga Coklat Padina australis
bahwa; serta Potensinya Sebagai Antikanker,
1. Ekstrak kulit buah tanaman jeruk purut (Citrus Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Kimia,
hystrix DC.) dapat memberikan efek toksisitas Fakultas Matematika dan Ilmu
terhadap larva udang Artemia salina leach Pengetahuan Alam, Universitas
2. Ekstrak kulit buah tanaman jeruk purut (Citrus Hasanuddin, Makassar. p.5
hystrix DC.) mendapatkan nilai LC50 (Lethal
Concentration-50) dari pengujian toksisitas yang Bestari, B,K & Wati D,N,K 2016, ‘Penyakit Kronis
dimiliki oleh ekstrak etanol kulit buah tanaman Lebih dari Satu Menimbulkan Peningkatan
jeruk purut (Citrus hystrix DC.) sebanyak 0,98 Perasaan Cemas Pada Lansia di Kecamatan
ppm sedangkan ekstrak air kulit buah tanaman Cibinong’ Jurnal Keperawatan Indonesia,
jeruk purut (Citrus hystrix DC.) sebanyak 1,20 pp 49-54.
ppm yang dimana bersifat sangat toksik.
Chasani M, Fitriaji RB, Purwati. 2013. Fraksionasi
2.Saran ekstrak metanol kulit batang ketapang
Disarankan untuk dilakukan pengujian (Terminalia catappa Linn.) dan uji
toksisitas akut dengan menggunakan metode yang toksisitasnya dengan metode BLST (Brine
berbeda dan pengujian lanjutan dalam skrining Shrimp Lethality Test). Jurnal Molekul pp.
sebagai obat. 89-100

Ching, L.S. and Mohammed, S., 2001, ‘Alpha-


Daftar Pustaka tocopherol content in 62 edible tropical
Abeysinghe, D.C., Li, X., Sun, C., Zhang, W., Zhou, plants’ J. of agric. And Food Chem, vol 49,
C. and Chen, K., 2007.’ Bioactive no 6, pp 3101-3105.
compounds and antioxidant capacities in
different edible tissues of citrus fruit of Dalimartha, S., 2006, Tanaman Obat di Lingkungan
four species’, Food chem, vol 104, no 4 pp Sekitar, Puspa Swara, Jakarta.
1338-1344.
Dirjen POM 1977, Materia Medika Indonesia Jilid I,
Astarini, N., Perry, B & Yulfi, Z., 2010, ‘Minyak Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Atsiri dari Kulit Jeruk Buah Citrus grandis, Jakarta.
Citrus aurantium (L), dan Citrus
aurantifolia (Rutaceae) Sebagai Senyawa Dirjen POM 1979, Farmakope Indonesia, edisi 3,
Antibakteri dan Insektisida’, S.Si Skripsi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Fakultas Farmasi, Universitas Jakarta.
Muhammadiyah, Surakarta.
Dirjen POM, 1986, Sediaan Galenik, Departemen
Astuti, F 2013, ‘Analisis Fitokimia dan Aktivitas Kesehatan RI, Jakarta.
Antibakteri Semanggi Air Marsilea crenata
Presl.’ S.Pi Skripsi, Fakultas Perikanan dan Djamil, R & Anelia, T 2009, ‘Penapisan Fitokimia,
Ilmu Kelautan, Institus Pertanian Bogor, Uji BSLT, dan Uji Antioksidan Ekstrak
Bogor. Metanol Beberapa Spesies Papilonaceae’,
Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, vol. 7,
Baradja, F. 2008. Rokok Musuh atau Kawan. no. 2, pp. 65-71.
Lembaga Menangggulangi Masalah
Merokok. Jakarta.

Makassar Natural Product Journal, vol. 1 no. 1, 2023 | 7


Frengki, Roslizawati & Pertiwi, D 2014, ‘Uji DC.)’,Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan,
Toksisitas Ekstrak Etanol Sarang Semut pp.48-55.
Lokal Aceh (Mymercodia sp.) dengan
Metode BSLT terhadap Larva Udang Kooltheat, N., Kamuthachand, L., anthapanya, M.,
Artemia salina Leach’, Jurnal Medica Samakchan, N., Sranujit, R.P., Potup, P.,
Veterinaria, vol. 8, no. 1, pp. 60-62. Ferrante, A. and Usuwanthim, K., 2016,
“Kafir lime leaves extract inhibits biofilm
Hanani, E 2015, Analisis Fitokimia, Penerbit Buku formation by Streptococcus mutans’, J.
Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 10-11. Nutrition, vol 32 no 4, pp 486-490.

Harbone, JR 1987, Metode Fitokimia, Penuntun cara Mansuroh, F 2013, ‘Uji Toksisitas Akut Ekstrak
modern mengekstraksi tumbuhan, edk 2, Etanol Kulit Akar Ginseng Kuning
Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung. (Rennellia Erriptica Korth.) Terhadap
Harvey, RA & Champe, PC 2013, Farmakologi Mencit (Mus Musculus)’, S.Farm Skripsi,
Ulasan Bergambar, edk 4, EGC, Jakarta, Fakultas Farmasi, UIN Syarif Hidayatullah,
pp. 631. Jakarta, pp. 8-9.

Hidayat, RS & Napitupulu, RM 2015, Kitab Mardany, M. P., Chrystomo, L.Y., and Karim, A.K.,
Tumbuhan Obat, KDT, Jakarta, pp. 185. 2016. Skrining Fitokimia dan uji aktivitas
sitotoksik dari tumbuhan sarang semut
Inayah, N, Ningsih, R, Adi, T, K 2012, ‘Uji Toksisitas (Myrmecodia beccarii Hook. F.) Asal
dan Identifikasi Awal Golongan Senyawa Kabupaten Marauke, Jurnal Biologi papua,
Aktif Ekstrak Etanol dan n-Heksana 8 (1), pp13-22.
Teripang Pasir (Holothuria scabra)
Kering Pantai Kenjeran Surabaya’, Matheos, H, Runtuwene, MRJ & Sudewi, S 2014,
Alchemy, vol. 2, no. 1, pp. 92-100. ‘Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Daun
Kayu Bulan’, Pharmacon, vol. 3, no. 3, pp.
Indrayani, L, Soetjipto, H & Sihasale, L 2006, 235-246.
‘Skrining Fitokimia dan Uji Toksisitas
Ekstrak Daun Pencut Kuda Meyer, B.N., Ferrigni, N.R, Putnam, J.E, Jacobsen,
(Stachytarpheta jamacencis L. Vahl) L.B, Nichols, D.E, dan McLaughlin, J.L,
Terhadap Larva Udang Artemia salina 1982. Brine Shrimp: A Convenient General
Leach’, J. of Science, vol. 12, pp.57-61. Bioassay for Active Plant Constituents.
Planta Medica 45: 31-34.
Indartiyah, N, Siregar, I, Agustina, Y.D, Wahyono, S,
Djauhari, E, Hartono, B, Fika, W, Maryam, Muaja AD, Koleangan HSJ, Runtuwene MRJ. 2013.
Supriyatna, Y. 2011, ‘Pedoman Teknologi Uji toksisitas dengan metode BSLT dan
Penanganan Pascapanen Tanaman Obat’, analisis kandungan fitokimia ekstrak daun
Direktorat Jenderal Hortikultura. soyogik (Sauria bracteosa DC) dengan
metode soxhletasi. Jurnal MIPA Unsrat
Integrated Taxonomic Information System, 2017, Online. pp.115‒118
Citrus hystrix DC. (online).
http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt. Mudjiman, A. 1995. Makanan Ikan. Jakarta: PT.
Diakses tanggal 25 Desember 2017. Penerbit Swadaya.

Jannata, R.H., Gunadi, A., dan Ermawati, T., 2014. Mun’im, A & Hanani, E 2011, Fitoterapi Dasar, Dian
Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Apel Rakyat, Jakarta, pp. 6.
Manalagi (Malus sylvestris Mill.) terhadap
Pertumbuhan Streptococcus mutans, e- Najib, A., Ahmad, A, R., Malik, A., Amin, A.,
Jurnal Pustaka Kesehatan, pp.23-28. Faradiba, H., Handayani, V., Syarif, R, A.,
Dahlia, A, A., Waris, R., Handayani, S.,
Kanwar, A.S. 2007. Brine shrimp Artemia salina a Hasnaeni, D., Wisdawati 2017, Kumpulan
marine animal for simple and rapid Penelitian Tanaman Obat, edk 1, Tim
biological assays. (Review). Journal of SCM & Ath Production, CV. SYAHADAH
Chinese Clinical Medicine. CREATIVE MEDIA (SCM), Watampone-
Sulawesi Selatan, pp 8-11.
Khasanah L.A, Kawiji, Utami R, dan Aji Y.M, 2014
‘Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Nathanael. J.,Wijayanti. N., dan Atmodjo. K. ‘Uji
Terhadap Karakteristik Mutu Minyak Atsiri Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Kulit Jeruk
Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix

8 | Makassar Natural Product Journal, vol. 1 no. 1, 2023


Isti, Virsa, Rezki: Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Buah Tanaman Jeruk Purut

Purut (Citru hystrix) Pada Sel Hela Menggunakan Metode Bslt (Brine Shrimp
Cervical Cancer Cell Line. Lethality Test) Dari Ekstrak Daun Kersen
(Muntingia calabura), 2016 Jurnal Kimia
Ningdyah, AW, Alimuddin, AH & Jayuska, A 2015, Dan Pendidikan Kimia (Jkpk). p.45
‘Uji Toksisitas dengan Metode BSLT
(Brine Shrimp Lethality Test) Terhadap Soemiati, A & Elya, B 2002, ‘Uji Pendahuluan Efek
Hasil Fraksinasi Ekstrak Kulit Buah Kombinasi Antijamur Infus Daun Sirih
Tampoi (Baccaurea macrocarpa)’, Jurnal (Piper betle L.), Kulit Buah Delima
Kimia Khatulistiwa, vol. 4, no. 1, pp. 75- (Punica granatum L.), & Rimpang Kunyit
83. (Curcuma domestica Val) Terhadap Jamur
Candida Albicans’, Makara, vol. 6, no. 3,
Oratmangun, S.A, Fatimawali & Bodhi, W 2014, ‘Uji pp. 149-154.
Toksisitas Ekstrak Tanaman Patah Tulang
(Euphorbia Tirucalli L.) Terhadap Artemia Suhirman, S, Hernani, & Syukur, C 2006, ‘Uji
salina Dengan Metode Brine Shrimp Toksisitas Ekstrak Lempuyang Gajah
Lethality Test (BSLT) Sebagai Studi (Zingiber zerumbet) Terhadap Lava Udang
Pendahuluan Potensi Anti Kanker’, (Artemia salina Leach)’, Bul. Littro, vol 17,
PHARMACON : J. Ilmiah Farmasi, vol. 3, no. 1, pp. 30-38.
no. 3, pp. 316-324.
Tjay, TH & Rahardja K 2008, Obat-Obat Penting :
Purwanto, N, Rismawati, E & Sadiyah, ER 2015, ‘Uji Khasiat penggunaan dan efek-efek
Ekstrak Biji Salak (Salacca Zalacca sampingnya, edk 6, PT Elex Media
(Gaert) Voss) dengan Menggunakan Komputindo Kelompok Kompas-
Metode Brine Shrimp Lethality Test Gramedia, Jakarta, pp. 4.
(BSLT)’, Prosiding Penelitian SpeSIA
Unisba, Bandung, pp. 616-622 Ukieyanna, E 2012, ‘Aktivitas antioksidan, kadar
fenolik, dan flavonoid total tumbuhan
Rangotwat, A, Paulina, & Widya 2016,’ Formulasi suruhan (Peperomia pellucid L. Kunth),
dan Uji Antibakteri Sediaan Losio Ekstrak Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian,
Metanol Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Institut Pertanian Bogor, Bogor.
batatas Poir) Terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus’, JIF, Vol. 5, No. 4, hal. 94. Vincent. 2008. Analisa Hubungan Komponen Good
Corporate Governance terhadap
Septiana, A.T. dan A. Asnani. 2012. Kajian sifat Manajemen Laba dengan Kinerja
fisikokimia ekstrak rumpu laut coklat Keuangan pada Perusahaan Manufaktur
Sargassum duplicatum menggunakan yang Terdaftar di BEI. Jurnal
berbagai pelarut dan metode ekstraksi. Akuntansi/Tahun XII 3:289-302.
Agrointek. p.27
Vitalia, N, Najib, A, & Ahmad, AR 2016, ‘Uji
Setyowati, WAE, Ariani, SRD, Mulyani, B & Toksisitas Ekstrak Daun Pletekan (Ruellia
Rahmawati, CP 2014, ‘Skrining Fitokimia tuberosa L.) dengan Menggunakan Metode
dan Identifikasi Komponen Utama Ekstrak Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), Jurnal
Metanol Kulit Durian (Durio zibethinus Fitofarmaka Indonesia, vol. 3, no. 1, pp.
Murr.) Varietas Petruk’, pp. 271-280. 124-129
Setyowati, WAE dan Cahyanto, MAS, Kandungan
Kimia Dan Uji Aktivitas Toksik

Makassar Natural Product Journal, vol. 1 no. 1, 2023 | 9

Anda mungkin juga menyukai