Anda di halaman 1dari 8

MATERI MAKALAH

D. Respon terhadap Eksternalitas


Setelah mengetahui konsep eksternalitas dan hak pemilikan, bagian ini akan
membahas respons terhadap eksternalitas. Oleh karena eksternalitas terkait dengan hak
pemilikan, maka solusi terhadap eksternalitas juga terkait dengan pengukuhan hak pemilikan.
Secara umum ada beberapa tindakan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya
eksternalitas, yakni memberikan hak pemilikan (assigning property rights), internalisasi, dan
pemberlakuan pajak (Pigouvian tax).
Pengendalian eksternalitas dengan pemberian hak pemilikan akan sangat tergantung
pada biaya transaksi. Sebagaimana dijelaskan oleh teori Coase, jika biaya transaksi positif
maka:
a. Pemberian hak pemilikan akan mengurangi masalah eksternalitas namun tidak akan
menghilangkannya.
b. Pemberian hak pemilikan untuk mengurangi eksternalitas akan efektif apabila pihak-
pihak yang terlibat saling mengetahui benar satu sama lain.
c. Pemberian hak pemilikan akan meningkatkan kesejahteraan pemilik sehingga
mengurangi kemungkinan terjadinya elisternalitas.
Jadi perlu diperhatikan bahwa pemberian hak pemilikan tidak sepenuhnya
menghilangkan eksternalitas, hanya meningkatkan manfaat dari pertukaran (gains from
trade) atas eksternalitas. Pemberian hak pemilikan merupakan salah satu langkah efektif
untuk mengurangi eksternalitas jika kita tahu persis siapa yang melakukan eksternalitas.
Dengan demikian, kerusakan bisa dihitung dan tawar-menawar (bargaining) bisa dilakukan
sehingga eksternalitas bisa dikurangi, karena pemberian hak akan meningkatkan gains
(manfaat ekonomi) dari salah satu pihak dengan menurunkan gains dari pihak lain.
Seperti yang diuraikan sebelumnya, salah satu tipologi ekternalitas yang sering
menjadi perhatian dalam ilmu ekonomi adalah eksternalitas teknologi yang melibatkan
konsumsi dan produksi. Meski kedua jenis eksternalitas ini bisa menimbulkan eksternalitas
positif maupun negatif, namun demikian dalam pembahasan ekonomi sumber daya sering
kali yang menjadi perhatian serius adalah eksternalitas negatif. Untuk mengetahui bagaimana
respons terhadap eksternalitas negatif ini, berikut adalah contohnya.
Misalkan ada dua kegiatan, yang satu adalah perusahaan penambangan emas
tradisional yang berbasis di hulu dan yang lain adalah perikanan (misalnya karamba) yang
berbasis di hilir. Keduanya menggunakan satu sumber daya alam (sungai) sebagai faktor
yang menghubungkan kedua kegiatan ekonomi tersebut. Perusahaan penambang emas
tradisional, kita sebut saja G memproduksi emas (g) dan bahan pencemar mercuri (x) yang
dibuang ke sungai. Usaha perikanan F menghasilkan ikan (f), namun dalam produksinya
tergantung dari adanya polutan yang dibuang oleh industri G. Dengan demikian dapat kita
asumsikan bahwa fungsi biaya dari usaha perikanan sebagai C F (f, x), artinya biaya produksi
dari usaha perikanan akan tergantung dari banyaknya ikan dan banyaknya bahan pencemar.
Kita asumsikan bahwa ∂ CF / ∂ x > 0 (makin banyak bahan pencemar maka makin tinggi biaya
2 F
∂x C
memanen ikan), dan 2
<0(percepatan peningkatan biaya terhadap pencemaran akan
∂x
menurun dalam jangka panjang). Diasumsikan pula bahwa kedua kegiatan tersebut bertujuan
memaksimumkan keuntungan, sehingga fungsi keuntungan dari kedua industri tersebut
masing-masing dapat ditulis sebagai berikut:

di mana Pg harga emas, Pf adalah harga ikan dan Px adalah harga dari polutan.
Pencemaran adalah barang yang tidak diinginkan sehingga pada tahap awal analisis ini kita
bisa asumsikan harga x = 0 maka P x =0 . Karena ada tiga variabel yang tidak diketahui, maka
maksimisasi keuntungan dari kedua industri tersebut dapat dilakukan dengan menentukan
turunan pertama dari fungsi keuntungan untuk setiap industri terhadap variabel g, f, dan x
sebagai berikut:

Persarnaan (2.2) dan (2.4) adalah syarat keharusan untuk keseim- bangan pasar
kompetitif di mana harga sama dengan biaya marjinal. Persamaan (2.3) mengandung arti
bahwa kegiatan penambangan emas tradisional akan memproduksi bahan pencemar merkuri
sampai biaya marjinalnya sama dengan nol. Dari sini bisa dilihat adanya eksternalitas yang
harus ditanggung oleh kegiatan perikanan yang ditunjukkan dengan biaya marjinal perikanan
terhadap pencemaran yang positif (∂ CF / ∂ x > 0), namun sektor usaha ini tidak mampu
mengendalikannya. Sementara itu kegiatan penambangan emas hanya melihat biaya produksi
emas tanpa melihat efek biaya bahan pencemar terhadap sektor lain. Meningkatnya biaya
usaha akibat meningkatnya bahan pencemar merupakan biaya sosial yang diabaikan oleh
usaha pertambangan emas. Selanjutnya, apa yang bisa dilakukan untuk mengefisienkan
alokasi sumber daya dan meminimisasi eksternalitas? Paling tidak ada tiga cara yang bisa
kita lakukan, yakni dengan proses internalisasi (merging), dengan mengenakan pajak, dan
dengan memfungsikan pasar.

Internalisasi
Salah satu instrumen ekonomi yang digunakan untuk menghilangkan eksternalitas
adalah melalui internalisasi. Pada intinya, internalisasi merupakan upaya untuk
menginternalkan dampak yang ditimbulkan dengan cara menyatukan proses pengambilan
keputusan dalam satu unit usaha. Jadi misalnya, kalau kedua kegiatan di atas kita gabungkan
jadi satu (merge), maka fungsi keuntungan usaha akan menjadi:
Maksimisasi persamaan di atas akan menghasilkan syarat keharusan (necessary
condition) sebagai berikut:

Persamaan yang terakhir menunjukkan bahwa biaya sosial harus ditanggung oleh unit
usaha yang kini bergabung, sehingga dampak pencernaran kini bukan hanya menjadi biaya
sosial yang harus ditang gung oleh industri perikanan saja. Melalui proses
internalisasi ini jumlah pencemar akan diproduksi sampai pasca taraf di mana jumlah biaya
marjinal dari penambangan dan perikanan sama dengan nol atau MCG+MCF = 0.
Oleh karena kita asumsikan bahwa ∂ C F (f , x) / ∂ x >0, maka persamaan (2.8) akan
menghasilkan kondisi sebagai berikut:

Persamaan (2.9) menggambarkan situasi yang optimal pada saat eksternalitas harus
dihadapi. Komponen di sebelah kiri persamaan (2.9) menggambarkan situasi produksi emas
di mana semakin banyak ernas dihasilkan, semakin banyak pencemar dibuang Biaya marjinal
terhadap pencemaran ditunjukkan dengan tanda negatif karena banyaknya pencemar
menunjukkan murahnya biaya produksi karena proses produksi, misalnya, tidak harus
selektif. Kondisi ini secara grafik dapat digambarkan pada Tampilan 2.3.
Grafik: Korelasi eksternalitas dengan internalisasi
Dari Tampilan 2.3 terlihat bahwa jika tidak dilakukan internalisasi, pencemaran (x)
akan ditentukan oleh persamaan (2.3) di mana biaya marjinal MC G = 0 dan dihasilkan
pencemaran sebesar x0. Jika dilakukan internalisasi, jumlah pencemaran akan ditentukan oleh
persamaan (2.9) dengan jumlah pencemaran sebesar x° , sehingga terbukti bahwa internalisasi
dapat mengurangi eksternalitas sebesar x0-x° .

Koreksi dengan Pajak


Pada kasus di atas, sebetulnya ada harga yang harus dibayar oleh kegiatan
pertambangan emas karena mengeluarkan bahan pencemar. Namun harga ini diabaikan,
sehingga seolah-olah dari segi biaya sosial tidak ada biaya sama sekali untuk mencemari.
Untuk mengoreksi keadaan ini, instrumen pajak bisa digunakan sehingga pencemar harus
membayar akibat kegiatannya yang mencemari lingkungan. Secara matematis, kondisi ini
bisa dituliskan sebagai berikut:

Sehingga dari turunan pertama akan diperoleh:

Kalau digabungkan dengan kondisis (2.9), akan diperoleh pajak yang optimal sebesar:

Jika diperhatikan secara lebih teliti, hal ini sama dengan kondisi efisien pada saat kedua
kegiatan tersebut bergabung.

Memfungsikan Pasar
Pada model di atas, eksternalitas digambarkan dengan tidak berfungsinya pasar untuk
pencemaran di mana kita asumsikan harga pencemaran (P x) = 0. Sekarang, jika kita
asumsikan bahwa masyarakat mau membayar sejumlah harga untuk mengurangi jumlah
bahan pencemar, maka secara tidak langsung kita menggunakan instrumen pasar untuk
mengurangi eksternalitas pada kasus di atas. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan hak
kepada salah satu pihak yang terkena eksternalitas.
Kita asumsikan bahwa usaha perikanan mempunyai hak untuk membersihkan bahan
pencemar, namun hak tersebut "dijual" kepada usaha tambang emas (usaha tambang emas
"membeli") sehingga maksimisasi keuntungan dari usaha tambang ernas akan menjadi:
Tanda negatif di depan Px, untuk π G menunjukkan bahwa usaha tersebut "membeli"
hak pencemaran, sementara tanda positif untuk P x pada π F menunjukkan bahwa usaha
perikanan "menjual" hak pencemaran kepada industri tambang.
Syarat keharusan dari masalah di atas kemudian menjadi:

Kondisi ini identik dengan pemecahan eksternalitas dengan internalisasi sebagaimana


telah diturunkan pada persamaan (2.9), sehingga interpretasi persamaan pun sama dengan
interpretasi persamaan (2.9).1

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Akhmad. 2017. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.

MATERI PPT
1
Akhmad Fauzi, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2004), hlm. 26—33
Respon terhadap Eksternalitas
Secara umum ada beberapa tindakan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya eksternalitas,
antara lain yaitu:
1. Memberikan hak pemilikan (assigning property rights)
Pengendalian eksternalitas dengan pemberian hak pemilikan akan sangat tergantung pada
biaya transaksi. Sebagaimana dijelaskan oleh teori Coase, jika biaya transaksi positif maka:
a. Pemberian hak pemilikan akan mengurangi masalah eksternalitas namun tidak akan
menghilangkannya.
b. Pemberian hak pemilikan untuk mengurangi eksternalitas akan efektif apabila pihak-
pihak yang terlibat saling mengetahui benar satu sama lain.
c. Pemberian hak pemilikan akan meningkatkan kesejahteraan pemilik sehingga
mengurangi kemungkinan terjadinya elisternalitas.

Untuk mengetahui bagaimana respons terhadap eksternalitas negatif ini, berikut adalah
contohnya:
Misalkan ada dua kegiatan, yang satu adalah perusahaan penambangan emas tradisional
yang berbasis di hulu dan yang lain adalah perikanan (misalnya karamba) yang berbasis di
hilir. Keduanya menggunakan satu sumber daya alam (sungai) sebagai faktor yang
menghubungkan kedua kegiatan ekonomi tersebut. Lalu kita asumsikan pula bahwa kedua
kegiatan tersebut bertujuan memaksimumkan keuntungan, sehingga fungsi keuntungan dari
kedua industri tersebut masing-masing dapat ditulis sebagai berikut:

2. Internalisasi
Internalisasi merupakan upaya untuk menginternalkan dampak yang ditimbulkan dengan cara
menyatukan proses pengambilan keputusan dalam satu unit usaha. Jadi misalnya, kalau
kedua kegiatan di atas kita gabungkan jadi satu (merge), maka fungsi keuntungan usaha akan
menjadi:
Maksimisasi persamaan di atas akan menghasilkan syarat keharusan (necessary condition)
sebagai berikut:

Grafik Korelasi eksternalitas dengan internalisasi

3. Pemberlakuan pajak (Pigouvian tax)


Untuk mengoreksi keadaan ini, instrumen pajak bisa digunakan sehingga pencemar harus
membayar akibat kegiatannya yang mencemari lingkungan. Secara matematis, kondisi ini
bisa dituliskan sebagai berikut:

Sehingga dari turunan pertama akan diperoleh:


Kalau digabungkan dengan kondisis (2.9), akan diperoleh pajak yang optimal sebesar:

4. Memfungsikan Pasar
Disini kita asumsikan bahwa masyarakat mau membayar sejumlah harga untuk mengurangi
jumlah bahan pencemar, maka secara tidak langsung kita menggunakan instrumen pasar
untuk mengurangi eksternalitas pada kasus di atas. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan hak kepada salah satu pihak yang terkena eksternalitas.

Anda mungkin juga menyukai