Anda di halaman 1dari 13

RUKUN

DALAM
NIKAH
‫وال يصح عقد النكاح إال بولي وشاهدي عدل‪ ،‬ويفتقر الولي والشاهدان‬
‫إلى ستة شرائط اإلسالم والبلوغ والعقل والحرية والذكورة والعدالة إال‬
‫أنه ال يفتقر نكاح الذمية إلى إسالم الولي وال نكاح األمة إلى عدالة‬
‫السيد‪ .‬وأولى الوالة األب ثم الجد أبو األب ثم األخ لألب واألم ثم األخ‬
‫لألب ثم ابن األخ لألب واألم ثم ابن األخ لألب ثم العم ثم ابنه على هذا‬
‫الترتيب‪ .‬فإذا عدمت العصبات فالمولى المعتق ثم عصابته ثم الحاكم‪،‬‬
‫وال يجوز أن يصرح بخطبة معتدة ويجوز أن يعرض لها وينكحها بعد‬
‫انقضاء عدتها والنساء على ضربين ثيبات وأبكار فالبكر يجوز لألب‬
‫والجد إجبارها على النكاح‪ ،‬والثيب اليجوز تزويجها إال بعد بلوغها‬
‫وإذنها‪.‬‬
Akad pernikahan tidak sah kecuali jika ada wali dan
dua orang saksi yang adil, Wali dan dua orang saksi
membutuhkan enam syarat, yaitu:
Islam.
Baligh.
Berakal.
Merdeka.
Laki-laki.
Adil.
Namun demikian, pernikahan yang dilakukan oleh wanita kafir dzimmi
tidak membutuhkan keislaman walinya. Pernikahan budak wanita juga
tidak membutuhkan adilnya seorang majikan. Wali paling utama adalah
ayah, kemudian kakek dari jalur ayah, kemudian saudara laki-laki seayah
dan seibu, kemudian saudara laki-laki seayah, kemudian anak laki-laki
dari saudara laki-laki seayah dan seibu, kemudian anak laki-laki dari
saudara laki-laki seayah, kemudian paman, kemudian anak laki-laki
paman berdasarkan urutan ini. Jika keluarga yang menjadi 'ashabah
dalam hal waris tidak ada, maka yang menjadi wali adalah orang yang
memerdekakan budak, kemudian 'ashabah orang tersebut, kemudian
penguasa. Tidak boleh melamar secara terang-terangan wanita yang
masih berada dalam 'iddah. Akan tetapi, boleh menyindirnya dan
menikahinya setelah wanita itu menyelesaikan 'iddahnya.
Wanita itu ada dua: janda dan gadis.
Ayah dan kakeknya boleh memaksa
seorang gadis untuk menikah.
Adapun janda, walinya tidak boleh
menikahkannya kecuali setelah
mencapai usia baligh dan dengan
izinnya.
PENJELASAN
1. Akad pernikahan tidak sah kecuali jika ada wali dan dua
orang saksi yang adil. Dasarnya adalah sabda Rasulullah,
ِ َ‫ فَ ُه َو ب‬، ‫ذلك‬
.‫اطل‬ َ ‫علَى‬
َ ‫غي ِْر‬ َ ٍّ‫ان ِم ْن ِن َكاح‬ َ ‫ال ِن َكا َح ِإ اال ِب َو ِلي ٍّ َوشَا ِه َدى‬
َ ‫ َو َما َك‬،‫ع ْد ٍّل‬

Tidak sah pernikahan kecuali dengan wali dan dua orang saksi
yang adil. Pernikahan apa saja yang tidak disertai hal ini, maka
batil. (HR. Ibnu Hibban 1247).
Dia berkata, "Tidak sah nikah dengan dua orang saksi
yang tidak adil.“
Abu Dawud (2085) dan Tirmidzi (1101) meriwayatkan
dari Abu Musa Al-Asy'ari, dia berkata, "Rasulullah
bersabda, 'Tidak sah pernikahan kecuali dengan wali.
"Daruquthni meriwayatkan dari Abu Hurairah as
bahwa Nabi bersabda, "Seorang wanita tidak sah
menikahkan wanita lainnya. Seorang wanita juga tidak
sah menikahkan dirinya sendiri."
Islam merupakan salah satu syarat wali dan saksi
dalam pernikahan. Dasarnya adalah firman Allah:
‫ض‬ٍّ ‫ض ُه ْم أ َ ْو ِليَا ُء بَ ْع‬ ُ ‫ون َو ْال ُمؤْ ِمن‬
ُ ‫َات بَ ْع‬ َ ُ‫َو ْال ُمؤْ ِمن‬
Orang-orang yang beriman, lelaki dan wanita, sebagian
mereka (adalah) menjadi wali bagi sebagian yang lain.
(At-Taubah [9]: 71)
Persaksian adalah perwalian. Dengan demikian,
persaksian non-muslim kepada seorang muslim tidak
diterima.
3. Adil merupakan salah satu syarat wali dan saksi
dalam pernikahan. Dasarnya adalah sabda Rasulullah,

.‫ع ْد ٍّل‬ ‫ى‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫َا‬


‫ش‬ ‫و‬ ٍّ
‫د‬ ‫ش‬‫ر‬‫م‬ ‫ي‬‫ل‬ ‫و‬ ‫ب‬ ‫ا‬
َ َ ِ َ ِ ْ ُ ٍّ ِ َ ِ ‫ال ِن َكا َح ِإ‬
‫ال‬
Tidak sah pernikahan kecuali dengan wali yang
berakal dan dua orang saksi yang adil. (HR. Imam
Syafi'i dalam Musnadnya). Imam Ahmad mengatakan,
"Hadits ini adalah hadits paling shahih dalam bab ini."
(Mughnî Al-Muhtâj 3/155)
4. Penguasa boleh menjadi wali dalam
pernikahan jika pihak keluarga yang menjadi
'ashabah dalam hal waris tidak ada. Dasarnya
sabda Rasulullah,
َ
.ُ‫ي له‬ ‫ل‬
ِ
‫َ ا‬ ‫و‬ َ
‫ال‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
َ ‫ي‬ ‫ل‬
ِ ‫و‬
َ ُ
‫ان‬ َ
‫ط‬ ْ
‫ل‬ ‫س‬
ُّ ‫ال‬َ ‫ف‬
Penguasa adalah wali bagi orang yang tidak
mempunyai wali. (HR. Abu Dawud 2083,
Tirmidzi 1102, dan selain keduanya dari Aisyah).
5. Tidak boleh melamar secara terang-terangan wanita yang masih berada dalam 'iddah.
Akan tetapi, boleh menyindirnya dan menikahinya setelah wanita itu menyelesaikan
'iddahnya. Dasarnya adalah firman Allah:

ُ‫ّللا‬
‫ع ِل َم ا‬َ ‫سنت ُ ْم ِفي أَنفُ ِس ُك ْم‬ َ ‫اء أ َ ْو أ َ ْك‬
ِ ‫س‬ ْ ‫ضتُم بِ ِه ِم ْن ِخ‬
َ ِ‫طبَ ِة الن‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم فِي َما‬
ْ ‫ع ار‬ َ ‫َو َال ُجنَا َح‬
‫ست َ ْذ ُك ُرونَ ُه ان َولَ ِكن اال ت ُ َوا ِعدُو ُه ان ِسرا إِ اال أَن تَقُولُوا قَ ْوالا َم ْع ُروفاا َو َال ت َ ْع ِر ُموا‬َ ‫أَنا ُك ْم‬
ُ‫اب أ َ َجلَه‬ُ َ ‫ع ْق َدة َ النِ َكاحِ َحتاى يَ ْبلُ َغ ْال ِكت‬ُ
Tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu
menyembunyikan (keinginan menikahı mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa
kamu akan menyebut-nyebut mereka. Akan tetapi, janganlah kamu mengadakan janji
nikah dengan mereka secara rahasia, kecuali sekadar mengucapkan (kepada mereka)
perkataan yang ma'ruf. Janganlah kamu berazam (bertetap hati) untuk melangsungkan
akad nikah sebelum habis 'iddahnya. (Al-Baqarah [2]: 235)
Maksud "meminang" adalah mengisyaratkan keinginan kalian
untuk menikah. Maksud "secara rahasia" adalah janganlah
kalian berjanji menikahi mereka dengan sembunyi-sembunyi.
Maksud "berazam untuk melangsungkan akad nikah" adalah
mewujudkan keinginan untuk melaksanakan akad nikah.
'Iddah adalah masa yang ditetapkan oleh Allah dalam Kitab-
Nya. Muslim (1480) meriwayatkan bahwa Fathimah binti Qais
ditalak tiga oleh suaminya. Nabi lalu bersabda kepada
Fathimah, "Jika engkau telah selesai menjalani 'iddah, maka
beritahulah aku."
6. Ayah dan kakeknya boleh memaksa seorang gadis untuk menikah.
Adapun janda, walinya tidak boleh menikahkannya kecuali setelah
mencapai usia baligh dan dengan izinnya.
Muslim (1421) meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi ‫ﷺ‬
bersabda,
.‫س ُكوت ُ َها‬ ‫ا‬‫ه‬ُ ‫ن‬ ْ
‫ذ‬ ‫إ‬ ‫و‬ ‫ر‬‫م‬ْ
ُ َ ِ َ ُ َ ‫ب أ َ َح ُّق ِبنَ ْف ِس َها ِم ْن َو ِل ِي َها َو ْال ِب ْك ُر ت ُ ْستَأ‬
ُ ‫الث ا ِي‬
Janda lebih berhak terhadap dirinya daripada walinya, sedangkan
gadis diminta pendapatnya. Izin seorang gadis adalah diamnya.
Maksud "lebih berhak terhadap dirinya" adalah lebih utama untuk
memperlihatkan keinginan dan penolakannya. Maksud "diminta
pendapatnya" adalah ditanya. Bermusyawarah dengan seorang gadis
untuk menikahkannya bukanlah perkara yang wajib.

Anda mungkin juga menyukai