Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM DI INDONESIA

Dosen Pengampu:

Diyah Pertiwi M.Pd

Disusun Oleh :

Murtini - 21.01.01.0088

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NIDA EL-ADABI

Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu tercurahkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat meneyelesaikan makalah ini dengan judul “Makalah
Sejarah Peradaban Islam Di Indonesia”. Melalui penugasan ini diharapkan dapat memberi
wawasan yang cukup kepada rekan mahasiswa, sehingga dapat memiliki kompetensi untuk
memahami sejarah penjelasan peradaban islam di Indonesia.

Penulis mengucapkan terimakasih yang tinggi pada semua pihak yang telah membantu
menyiapkan dan menyusun makalah ini. Kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi
kelengkapan dan penyempurnaan tugas makalah ini.

Tangerang, Juli 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5

1.3 Tujuan......................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6

2.1 Sejarah Peradaban Islam Di Indonesia....................................................................6

2.2 Perkembangan Islam Di Beberapa Wilayah Di Indonesia.......................................10

2.3 Manfaat Yang Dapat Diambil Dari Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia.....15

2.4 Hikmah Perkembangan Islam Di Indonesia.............................................................16

BAB III PENUTUP.........................................................................................................17

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................17

3.2 Saran.........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam adalah salah satu agama yang memiliki penganut terbesar di dunia. Selain itu,
penganutnya juga terus-menerus mengalami peningkatan dan perkembangan yang sangat
signifikan setiap tahunnya. Perkembangan tersebut terjadi di seluruh dunia, tanpa terikat oleh
geografis, etnis, kasta dan lain sebagainya. Kemudian kalau kita cermati, agama Islam memiliki
keunikan tersendiri. Keunikan tersebut dapat kita lihat dari aspek sejarah turunnya Islam dan
respon masyarakat terhadapnya. Sekilas, Islam diturunkan oleh Allah SWT kepada Muhammad
Ibnu Abdullah dari golongan kaum Quraisy. Padahal, agama-agama sebelumnya banyak
diturunkan kepada bangsa Israil, bukan kaum Quraisy yang tidak memiliki akar sejarah yang
kuat ketimbang bangsa Israil. Sedangkan keunikan Islam jika dilihat dari respon masyarakat,
sangat menakjubkan sekali. Sebab Islam yang tergolong agama baru dibandingkan agama
lainnya, bisa mendapat respon positif dari masyarakt yang mengitarinya, bahkan memiliki
penganut yang besar hingga saat ini. Dalam hal ini, kita dihadapkan dengan keunikan Islam.
Apabila kita merefleksi sejarah Islam, bukankah Islam pertama kali turun dan berkembang di
Jazirah Arab, bukan di Indonesia. Lantas, mengapa yang memiliki penganut Islam terbesar di
dunia adalah bangsa Indonesia? Tidakkah terlalu jauh antara Arab-Indonesia? Kenapa tidak
Negara tetangganya saja yang memiliki mayoritas penganut agama Islam, misalnya Tajikistan,
Palestina, Turki, Uzbekistan, dll? Dan bagaimana perkembangan Islam pada awal masuknya ke
Nusantara?
Mengenai sejarah asal mula masuknya Islam di nusantara sepertinya sedikit mengalami
kerancuan (ikhtilaf) antara beberapa pakar. Hal itu terjadi karena tidak adanya satu bukti yang
lebih kuat diantara bukti kuat lainnya. Sehingga antara satu sama lain tidak bisa menafikan
sehingga kemudian keluarlah satu-satunya pendapat atau teori yang mutlak kebenarannya dan
diterima oleh para ahli sejarah.
Dengan adanya perkembangan zaman modern yang mempengaruhi kebudayaan yang ada
di Indonesia yang pada akhirnya secara perlahan budaya tersebut akan mulai dilupakan oleh
masyarakat, karena lebih memilih sistem modern. Dari kajian tersebut, maka perlu mempelajari

4
sejarah-sejarah masa lampau yang tersebar di nusantara.Khusus peradaban Islam di Indonesia,

5
sebagian masyarakat Indonesia yang beragamaislam tidak mengetahui tentang peradaban tesebut.
Hal ini dikarenakan kurangnyainformasi yang diperoleh. Untuk mengkaji kembali peradaban
tersebut, maka perlu disusun suatu tulisan yang membahas tentang masalah peradaban islam di
Indonesia. Salah satu bentuk tulisan itu adalah penulisan makalah ini, yang diharapkan
mampumemberikan informasi secara singkat tentang peradaban islam di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana Cara Islam Masuk Ke Indonesia ?
b. Siapa Sajakah Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia ?
c. Apa Saja Manfaat Yang Didapat Dari Kedatangan Islam Di Indonesia ?
d. Apa Saja Hikmah Perkembangan Islam Di Indonesia ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu : Untuk mengingat kembali tentang
bagaimana Islam masuk ke Indonesia, untuk mengetahui bagaimana perkembangan islam pada
awal masuknya di Indonesia, cara-cara sehingga Islam bisa masuk di Indonesia, sejarah
perkembangan peradapan Islam di Indonesia.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Peradaban Islam Di Indonesia

Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ke tujuh/ke delapan
masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang
bernama fatimah binti maimun di leran dekat surabaya yang bertahun 475 H atau 1080 M.
Sedangkan menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu Batutah yang mengunjungi samudra
pasai dalam perjalanannya ke negeri cina pada 1345 M, agama islam yang bermadzhab syafi’i
telah mantap disana selama seabad. Oleh karena itu, abad XIII biasanya dianggap sebagai masa
awal masuknya agama Islam ke Indonesia.

Adapun daerah pertama yang dikunjungi adalah pesisir Utara pulau sumatera. Mereka
membentuk masyarakat Islam pertama di peureulak aceh timur yang kemudian meluas sampai
bisa mendirikan kerajaan Islam pertama di samudera pasai, aceh Utara. Sekitar permulaan abad
XV, Islam telah memperkuat kedudukannya di malaka, pusatrute perdagangan asia tenggara
yang kemudian melebarkan sayapnya ke wilayah-wilayah Indonesia lainnya. Pada permulaan
abad tersebut, Islam sudah bisa menjejakkan kakinya ke maluku, dan yang terpenting ke
beberapa kota perdagangan di pesisir Utara pulau jawa yang selama beberapa abad menjadi pusat
kerajaan Hindu yaitu kerajaan majapahit. Dalam waktu yang tidak terlalu lama yakni permulaan
abad XVII, dengan masuk islamnya penguasa kerajaan mataram yaitu sulthan agung,
kemenangan agama tersebut hampir meliputisebagian besar wilayah Indonesia. Berbeda dengan
masuknya islam ke negara-negara di bagian dunia lainnya yakni dengan kekuatan militer,
masuknya islam ke Indonesia itu dengan cara damai disertai dengan jiwa toleransi dan saling
menghargai antara penyebar dan pemeluk agama baru dengan penganut-penganut agama lama
Hindu-Budha.

Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme,
dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa
wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha.
7
Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan
Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat
diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian,
persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting
juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat
dan tidak ada paksaan.

Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar- pelayar
yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan
perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan asia tenggara.
Wilayah barat nusantara dan sekitar malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi
titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang, dan
menjadi daerah lintasan penting antara cina dan India. Sementara itu, pala dan cengkeh yang
berasal dari maluku dipasarkan di jawa dan sumatera, untuk kemudian dijual kepada para
pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di sumatra dan jawa antara abad ke-1 dan ke7 M
sering disinggahi para pedagang asing seperti lamuri (aceh), barus, dan palembang di Sumatra
dan sunda Kelapa dan gresik di jawa.

Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari timur tengah. Mereka tidak
hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang berupaya menyebarkan
agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia ini bersamaan dengan
kehadiran para pedagang arab tersebut. Meskipun belum tersebar secara intensif ke seluruh
wilayah Indonesia.

Mengenai cara islam masuk ke indonesia yaitu pada abad ke-7 atau ke-8 M yang bertepatan
dengan abad ke-1 atau ke-2 H. Rute yang dilewati adalah jalur Utara dan Selatan.

 Jalur Utara, dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Damaskus – Bagdad –
Gujarat – Srilangka – Indonesia
 Jalur Selatan, dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Yaman – Gujarat –
Srilangka – Indonesia

8
Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan
tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama.
Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256 :

‫ِ َي‬ ‫آلَ ِإ ْك َراهَ ِ في ال ِّدِي ِ ن َ قد تَّبَ َّي ش ِ َ ن‬


‫ِ َي˚ ْ له ِ َ ْ َ ل ْلُ˚ ْر َ ِ ا ْل ˚تََْْ ا َ ل َ ل َ اله‬ ‫َّ ُلت‬ ‫ي ف ْ ُْ˚ ْر‬ِ
ْ ٌ˚
˚ ‫َل‬ ُِ ْ ‫ا‬ ‫س‬
َ َْ ‫ِد ا‬ ‫ِن‬ ‫لل‬ ‫َن‬ ‫ا ْل‬ ‫َن ال ُّر د‬
َ ˚
‫ع‬
‫ِهي‬
‫˚م‬

Artinya : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut
danberimankepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhultali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Al-Baqarah:
256).

Proses penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan cara, yaitu melalui perdagangan,
perkawinan, pendidikan, politik, kesenian, tasawuf, yang kesemuanya mendukung meluasnya
ajaran agama Islam.

1. Perdagangan
Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari Arab, Persia,
dan India. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini
konsekuensi logisnya menimbulkan jalinan hubungan dagang antara masyarakat
Indonesia dan para pedagang Islam. Di samping berdagang, sebagai seorang muslim juga
mempunyai kewaajiban berdakwah maka para pedagang Islam juga menyampaikan dan
mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada orang lain. Dengan cara tersebut,
banyak pedagang Indonesia memeluk agama Islam dan merekapun menyebarkan agama
Islam dan budaya Islam yang baru dianutnya kepada orang lain. Dengan demikian, secara
bertahap agama dan budaya Islam tersebar dari pedagang Arab, Persia, India kepada
bangsa Indonesia. Proses penyebaran Islam melalui perdagangan sangat menguntungkan
dan lebih efektif dibanding cara lainnya.
2. Perkawinan
Kedudukan ekonomi dan sosial para pedagang yang sudah menetap makin membaik.

9
Para pedagang itu menjadi kaya dan terhormat, tetapi keluarganya tidak dibawa serta.
Para pedagang itu kemudian menikahi gadis – gadis setempat dengan syarat mereka harus
masuk Islam. Cara itu pun tidak mengalami kesulitan. Misalnya, perkawinan Raden

10
Rahmat ( Sunan Ampel ) dengan Nyai Gede Manila, putri Tumenggung Wilatikta;
perkawinan antara Raja Brawijaya dengan putri Jeumpa yang beragama Islam kemudian
berputra Raden Patah yang pada akhirnya menjadi Raja Demak.

3. Politik

Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang peranan
penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama Islam, otomatis
rakyatnya akan berbondong-bondong memeluk agama Islam. Karea, masyarakat Indonesia
memiliki kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi panutan rakyatnya. Jika raja dan
rakyat memeluk agama Islam, pastinya demi kepentingan politik maka akan diadakannya
perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama Islam.

4. Pendidikan

Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig yang
menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok – pondok pesantren. Dan
di dalam pesantren itulah tempat pemuda pemudi menuntut ilmu yang berhubungan dengan
agama Islam. Yang jika para pelajar tersebut selesai dalam menuntut ilmu mengenai agama
Islam, mereka mempunyai kewajiban untuk mengajarkan kembali ilmu yang diperolehnya
kepada masyarakat sekitar. Yang akhirnya masyarakat sekitar menjadi pemeluk agama Islam.
Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara lain Pesantren
Sunan Ampel Surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat ( Sunan Ampel ) dan Pesantren
Sunan Giri yang santrinya banyak berasal dari Maluku ( daerah Hitu ), dls.

5. Seni Budaya

Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan (masjid), seni pahat,
seni tari, seni musik, dan seni sastra. Cara seperti ini banyak dijumpai di Jogjakarta, Solo,
Cirebon, dls. Seni budaya Islam dibuat dengan cara mengakrabkan budaya daerah setempat
dengan ajaran Islam yang disusupkan ajaran tauhid yang dibuat sederhana, sehalus dan
sedapat mungkin memanfaatkan tradisi lokal, misalnya:

a. Membumikan ajaran Islam melalui syair – syair. Contohnya : Gending Dharma,


Suluk Sunan Bonang, Hikayat Sunan Kudus, dan lain – lain.

11
b. Mengkultulrasikan wayang yang sarat dokrin. Tokoh – tokoh simbolis dalam
wayang diadopsi atau mencipta nama lainnya yang bisa mendekatkan dengan
ajaran Islam. Mencipta tokoh baru dan narasi baru yang sarat pengajaran.
c. Membunyikan bedug sebagai ajakan sholat lima waktu sekaligus alarm pengingat.
Sebab insting masyarakat telah akrab dengan gema bedug sebai pemanggil untuk
acara keramaian.
d. Menggeser tradisi klenik dengan doa – doa pengusir jin sekalugus doa ngirim
leluhur. Diantaranya yang disebut Tahlil.
6. Tasawuf

Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka selalu menghayati
kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di tengah – tengah masyarakatnya. Para Sufi
biasanya memiliki keahlian yang membantu masyarakat dan menyebarkan agama Islam. Para
Sufi pada masa itu diantaranya Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung Jawa.

Dengan melalui saluran diatas, agama Islam dapat berkembang pesat dan diterima masyarakat
dengan baik pada abad ke-13. Dan adapun faktor – faktor yang menyebabkan Islam cepat
bekembang di Indonesia antara lain :

a. Syarat masuk Islam hanya dilakukan dengan mengucapkan dua kelimat syahadat;
b. Tata cara beribadahnya Islam sangat sederhana;
c. Agama yang menyebar ke Indonesia disesuaikan dengan kebudayaan Indonesia;
d. Penyebaran Islam dilakuakn secara damai.

2.2 Perkembangan Islam Dibeberapa Wilayah Di Indonesia

A. Perkembangan Islam di Sumatera

Daerah Pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah Sumatera bagian
Utara, seperti Pasai dan Perlak. Karena wilayah Pasai dan Perlak letaknya di tepi selat
Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal dari India. Pada abad XIII-XV M berdiri kerajaan
Samudra Pasai dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai
terletak di kampung Samudra di tepi sungai Pasai dan berdiri sejak tahun 1261 M. Raja-raja
yang memerintah Samudra Pasai berturut-turut sebagai berikut :

12
 Sultan Al Malikus Shaleh
 Sultan Al Malikuz Zahir I
 Sultan Al Malikuz Zahir II
 Sultan Zainal Abidin
 Sultan Iskandar

Persia dan Gujarat yang juga para mubalig Islam banyak yang menetap di bandar-bandar
sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya
telah diislamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga Muslim. Para mubalig pada waktu
itu juga ke Cina. Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab berdakwa kepada para Raja-
raja kecil, ketika raja tersebut masuk Islam, rakyatnya pun banyak yang ikut masuk Islam
sehingga berdirilah kerajaan Islam pertama, yaitu Kerajaan Samudera Pasai. Seiring dengan
kemajuan Samudera Pasai yang sangat pesat, perkembangan agama Islam pun mendapat
perhatian dan dukungan penuh dan para ulama serta mubalignya menyebar ke seluruh
nusantara.

B. Perkembangan Islam di Jawa

Masuknya Islam di Pulau Jawa pada awalnya dibawa oleh pedagang muslim setelah
berdirinya kerajaan Malaka yang mencapai punjak kejayaannya pada asa Sultan Mansursah.
Wilayah perdagangannya sangat luas sampai ke Demak, Jepara, Tuban dan Giri. Melalui
hubungan perdagangan tersebut, akhirnya masyarakat Jawa mengenal Islam. Adapun gerakan
dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu:

a) Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik

Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran
Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai perintis
lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura
Wetan Gresik .

b) Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)

Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia
sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal.
Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita,
13
judi dan madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun
1481 M.

Jasa-jasa Sunan Ampel :

1. Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini


lahir para mubalig kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah
(Sultan Demak pertama), Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin
(Sunan Drajat), Maulana Ishak yang pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke
daerah Blambangan.
2. Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada
tahun 1479 M.
3. Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden
Patah sebagai Sultan pertama.
c) Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)

Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu
Falak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan
sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia
menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.

d) Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)

Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama
Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.

e) Sunan Kalijaga (Raden Syahid)

Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat


wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat
menentangnya, karena wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh
yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang
bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih
yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.

14
f) Sunan Drajat

Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah
beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang
berdatangan dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.

g) Syarif Hidayatullah

Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan
Fatahillah, yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang
wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak
selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif
Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang
hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya saja Demak
dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik para wali.

h) Sunan Kudus

Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat
tahun 1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan
sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan
salah satu warisan budaya Nusantara.

i) Sunan Maria

Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau
menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian
daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.

C. Perkembangan Islam di Sulawesi

Masuknya Islam di Sulawesi, tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu
karena sunan Giri melaksanakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar pulau
Jawa, seperti Ternate, dan Situ. Di samping itu, beliau mengirimkan murid-muridnya ke
Madura, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Pada abad ke-16, di Sulawesi Selatan telah
berdiri kerajaan Hindu Gowa dan Tallo. Penduduknya banyak yang memeluk agama Islam
karena hubungannya dengan kesultanan Ternate. Pada tahun 1538, Pada masa Pemerintahan

15
Somba

16
Opu, kerajaan Gowa dan Tallo banyak dikunjungi oleh pedagang Portugis. Selain untuk
berdagang, mereka juga bermaksud untuk mengembangkan agama katolik. Akan tetapi,
Islam telah lebih dahulu berkembang di daerah itu.

D. Perkembangan Islam di Kalimantan

Berdasarkan prasasti-prasasti yang ada disekitar abad V M di Kalimantan Timur telah ada
kerajaan hindu yakni kerajaan Kutai. Sedangkan kerajaan-kerajaan Hindu yang lain adalah
kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat, kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan. Pada abad
XVI Islam memasuki daerah kerajaan Sukadana. Bahkan pada tahun 1590 kerajaan Sukadana
resmi menjadi kerajaan Islam, yang menjadi sultan pertamanya adalah sultan Giri Kusuma.
Setelah itu digantikan oleh putranya Sultan Muhammad Syafiuddin. Beliau banyak berjasa
dalam pengembangan agama Islam karena bantuan seorang muballigh bernama Syekh
Syamsudin.

Di kalimantan Selatan pada abad XVI M masih ada beberapa kerajaan Hindu antara lain
Kerajaan Banjar, Kerajaan Negaradipa, Kerajaan Kahuripan dan Kerajaan Daha. Kerajaan-
kerajaan ini berhubungan erat dengan Majapahit. Ketika Kerajaan demak berdiri, para
pemuka agama di Demak segera mnyebarkan agama Islam ke Kalimantan Selatan. Raja
Banjar Raden Samudra masuk Islam dan ganti nama dengan Suryanullah. Sultan Suryanullah
dengan bantuan Demak dapat mengalahkan Kerajaan Negaradipa. Setelah itu agama Islam
semakin berkembang di Kalimantan.

Diatas telah diutarakan, bahwa Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia dan sebagai
kerajaan Hindu. Dengan pesatnya perkembangan Islam di Gowa, Tallo dan terutama
Sombaopu, maka Islam mulai merembas ke daerah Kutai. Mengingat Kutai terletak di tepi
Sungai Mahakam maka para pedagang yang lalu lalang lewat selat Makasar juga singgah di
Kutai. Sebagai muballigh mereka tidak menyianyiakan waktu untuk berdakwah. Islam
akhirnya dapat memasuki Kutai dan tersebar di Kalimantan Timur mulai abad XVI.

E. Perkembangan Islam di Maluku dan sekitarnya

Penyebaran Islam di Maluku tidak terlepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang berasal
dari Ternate dan Hitu. Islam sudah dikenal di Ternate sejak abad ke-15. Pada saat itu,
hubungan dagang dengan Indonesia barat, khususnya dengan Jawa berjalan dengan lancar.

17
Pada abad XVI perkembangan Islam di Indonesia agak terhambat dan menghadapi tantangan
berat karena kedatangan Portugis pada tahun 1512 dan Spanyol pada tahun 1521 dengan
membawa penyiaran agama Nasrani. Pada permulaan abad XVII Belanda dapat mengalahkan
Portugis, setelah berperang bertahun-tahun di Ambon. Sementara itu kerajaan Ternate dan
Tidore selalu bertentangan sehingga menjadi makin lemah dan tidak mampu membendung
meluasnya VOC ke Maluku Utara. Belanda mulai menjajah Indonesia dimulai dari Maluku
Berangsur-angsur Belanda memperluas wilayahnya ke Barat, dan Makasar pada tahun 1669
dapat ditundukkan. Selanjutnya seluruh Indonesia, kecuali Aceh yang mampu bertahan
sampai akhir abad XIX.

Dalam rangka mempertahankan wilayah dan kelangsungan pengembangan Islam, maka


kerajaan-kerajaan Islam tidak dengan mudah menyerah, bahkan mengadakan perlawanan
terhadap penjajah. Sehingga banyak berjatuhan pahlawan-pahlawan muslim, antara lain :

a. Sultan Iskandar Mahkota Alam dari Aceh


b. Sultan Agung dari Mataram
c. Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten
d. Sultan Hasanudin dari Makasar
e. Sultan Babullah dari Ternate
f. Imam Bonjol dari Sumatra Barat
g. Teuku Umar dari Aceh
h. Pangeran Diponegoro

2.3 Manfaat Yang Dapat Diambil Dari Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia

a. Mengetahui dan memahami sejarah perkembangan Islam di Indonesia


b. Mengetahui dan memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
c. Menjadi cermin untuk memacu kehidupan yang lebih baik
d. Mempelajari sejarah agar dapat melakukan perubahan yang lebih baik
e. Menghargai kerja keras para pahlawan bangsa
f. Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islam
di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas
suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.

18
g. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber
pengetahuan.
h. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut :
 Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
 Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau
arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara.
 Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para
ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
 Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku
yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi
berikutnya.
 Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan
yang tidak sebanding.

2.4 Hikmah Perkembangan Islam Di Indonesia

Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau ciri yang khas
dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat mengambil hikmah,
diantaranya sebagai berikut:

 Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.


 Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan
pekerja keras.
 Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap
memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar
dalam Islam.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam
masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut
sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada
masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab,
Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
 Perkembangan Islam di Indonesia terbagi menjadi beberapa wilayah diantaranya yaitu
Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku
 Para ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia di antaranya yaitu; Hamzah
Fansuri, Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari, Syaikh Abdussamad Al-Palimbani,
Syaikh Muhammad bin Umar n-Nawawi Al-Bantani dan wali songo (Maulana Malik
Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati,
Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan Muria).
 Sedangkan masuknya islam di Indonesia menurut uka tjandrasasmita dilakukan dengan
enam saluran yaitu: Saluran perdagangan, Saluran perkawinan, Saluran tasawuf, Saluran
pendidikan, Saluran kesenian, dan Saluran politik. Dari keenam saluran di ataslah islam
bisa menjangkau hampir ke seluruh pelosok Indonesia yang salah satu pengaruhnya
diakui sebagai kebudayaan Indonesia sendiri sampai sekarang seperti Pengaruh bahasa
dan nama, Pengaruh adat-istiadat, Pengaruh kesenian.

3.2 Saran
Islam adalah agama yang damai. Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun
penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif
berkat kegigihan para ulama. Maka dari itu melalui makalah ini kita di ajarkan untuk dapat
berdamai dengan orang-orang disekitar kita. Hindarilah segala pertengkaran yang dapat merusak
hubungan silaturrahmi kita.

20
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Abu Bakar, I. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Malang: UIN Malang
Press. Al-Usairyi, A. (2003). Sejarah Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Internet
http://kafeilmu.com/tema/hikmah-perkembangan-islam-di-indonesia.html

nurilblog.blogspot.com/.../sejarah-masuknya-islam-di indonesia
sejarah11-jt.blogspot.com/.../proses-awal-penyebaran-islam-di-indonesia

21

Anda mungkin juga menyukai