Dasar dalam Menyusun visi dan misinya setiap pasangan capres merujuk atau mengacu pada Undang-
undang No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengatur bahwa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Presiden (siapapun pemenang pemilu)
Menyusun visi misi dan programnya berpedoman pada RPJP Nasional (RPJMN), untuk lima tahun
kedepan.
Undang- undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengatur
bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) merupakan penjabaran dari visi,
misi, dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional (RPJPN). RPJM
Nasional merupakan dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. Dengan demikian, visi, misi
dan program calon presiden yang nantinya akan dijabarkan dalam RPJM Nasional (bagi presiden
terpilih) harus berpedoman pada RPJP Nasional dan dibuat untuk dapat dicapai dalam kurun waktu 5
tahun.
Pemilihan Umum tahun 2024 bertepatan dengan berakhirnya periode RPJPN 2005-2025, sehingga
rujukan RPJPN hanya berdasar pada rancangan akhir yang disiapkan teknokrat dan belum disahkan
oleh DPR menjadi UU sebagaimana yang dimandatkan dalam UU No 25 Tahun 2004.
Dalam rancangan akhir RPJPN 2025-2045 bulan Agustus 2023, visi Indonesia Emas 2024 adalah negara
nusantara berdaulat, maju dan berkelanjutan. Visi Indonesia Emas 2024 diterangkan sebagai berikut :
Negara Nusantara: negara kepulauan yang memiliki ketangguhan politik, ekonomi, keamanan nasional,
dan budaya/peradaban bahari sebagai poros maritim dunia
Berdaulat: Indonesia yang berdaulat adalah Indonesia sebagai negara kesatuan yang memiliki
kemandirian dan kewenangan penuh untuk mengatur sendiri seluruh aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara di wilayahnya.
Maju: Indonesia sebagai negara maju, ekonominya mencapai posisi nomor lima terbesar didunia
berbasiskan pengetahuan dan inovasi yang berakar pada budaya nusantara, Indonesia menjadi negara
berdaya, modern, tanggung, inovatif dan adil.
Berkelanjutan: sebagai negara yang berkomitmen untuk terus menerapkan prinsip pembangunan
berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi seimbang dengan pembangunan sosial,
keberlanjutan sumber daya alam dan kualitas lingkungan hidup, serta tata kelola yang baik.
Visi ini kemudian dijalankan dalam lima sasaran utama visi Indonesia sebagai berikut:
Lima sasaran visi Indonesia 2045 yang terkait dengan lingkungan hidup adalah sasaran kelima yaitu
intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menurun menuju net zero emission. Dalam mewujudkan
Indonesia menjadi negara yang maju, Indonesia berkomitmen kuat untuk melaksanakan pembangunan
secara berkelanjutan sekaligus ramah lingkungan dalam kerangka ekonomi hijau yang utamanya
ditunjukkan oleh menurunnya Intensitas Emisi GRK menjadi 93,5 persen pada tahun 2045
dibandingkan intensitas Emisi GRK di tahun 2010, dan menuju net zero emission pada 2060.
Lima sasaran visi Indonesia 2045 diwujudkan melalui 17 arah (tujuan), 8 misi (agenda) dan 45 indikator
utama pembangunan. RPJP nasional juga memuat pentahapan pembangunan yang terbagi dalam 4 tahap
yaitu :
Dalam tahap pertama Pembangunan, tahun 2025 – 2029, tahapan pembangunan yang terkait dengan
lingkungan hidup adalah sebagai berikut :
a. Transformasi ekonomi.
Transformasi ekonomi difokuskan pada upaya lanjutan proses hilirisasi sumber daya alam unggulan,
peningkatan kapasitas riset inovasi dan produktivitas tenaga kerja, penerapan ekonomi hijau,
pemenuhan akses digital diseluruh wilayah Indonesia, pembangunan perkotaan dan pusat-pusat
pertumbuhan utamanya diluar pulau Jawa. Transisi energi difokuskan pada penerapan CCS/CCUS
dan pembatasan pembangunan PLTU Batubara, pemanfaatan Energy Storage System,
pengembangan PTL ET ( PLTA, PLTS, PLTP, PLTB dan PTL Biomassa), penyiapan regulasi dan
kelembagaan PLTN, hidrogen dan amonia rendah karbon, implementasi carbon credit secara
luas, pengalihan subsidi fosil ke subsidi ET secara bertahap, peningkatan penggunaan gas bumi disektor
industri, peningkatan penggunaan kendaraan listrik dan peralatan listrik rumah tangga dan
1
infrastruktur pendukungnya, da pengembangan sistem jaringan kelistrikan melalui interkoneksi
dan smart grid .
... penguatan riset, inovasi, dan teknologi dalam meningkatkan daya dukung sumber daya alam
dan daya tampung lingkungan hidup, pengembangan kapasitas kelembagaan dan instrumen
kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup termasuk energi baru dan
terbarukan, penguatan standarisasi dan regulasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup, akselerasi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dan penurunan
emisi GRK.
III Perbandingan Visi, Misi dan Program Capres 2024 Bidang Lingkungan Hidup
Capres 1 punya 8 misi disebut 8 jalan perubahan, Capres 2 punya 8 misi, disebut 8 misi Asita, dan
Capres 3 punya 8 misi. Ketiga Capres memasukkan bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam
dalam misi mereka. Berikut perbandingannya
Dari Misi tersebut, para capres ini menurunkan program kerja, dan WWF-Indonesia menjelaskan dari
konteks yang berhubungan dengan lingkungan, yaitu:
1. Pangan
Pangan erat kaitannya dengan lingkungan, ketersediaan pangan cenderung menjadi alasan untuk
ekstensifikasi untuk menanam tanaman holtikultura, artinya pembukaan hutan yang masif atas nama
pangan.
Pasangan Capres No 1 memiliki sekurangnya 3 program pangan dengan 13 sub program dan 9 sub sub
program. Pasangan Capres no 2 memiliki sekurangnya 18 program pangan. Dan Pasangan Capres no 3
memiliki sekurangnya memiliki 5 program terkait isu pangan.
2
Sebagai perbandingan, beberapa hal terkait program pangan dari tiga capres adalah sebagai berikut
Hal Anies-Muhaimin Prabowo- Gibran Ganjar- Mahfud
Penambahan luas Tidak ada target luas Minimal 4 juta hektar tercapai Tidak ada target luas
panen tanaman pada tahun 2029
pangan
Pencetakan lahan Melaksanakan kebijakan afirmasi Pengembangan program food Menghentikan alih guna lahan
pertanian baru bagi petani untuk memperoleh akses estate. untuk memastikan lahan subur
terhadap lahan dan lahan produktif diberikan
Merevitalisasi dan membangun kepada petani kecil dan buruh
sebagian besar hutan rusak dan tani, serta diperkuat dengan
tidak termanfaatkan menjadi lahan pengelolaan tata ruang yang adil
pertanian dengan sistem dan berkelanjutan
tumpangsari.
Merevitalisasi jutaan hektar lahan
yang rusak menjadi lahan
produktif bagi peningkatan
produksi pangan untuk
mendukung kemandirian dan
ketahanan pangan nasional
mencetak dan meningkatkan
produktivitas lahan pertanian
dengan lumbung pangan desa,
daerah dan nasional
Guna mencapai swasembada
pangan dibutuhkan peningkatan
produktivitas lahan pertanian
melalui berbagai program
intensifikasi dan ekstensifikasi
lahan. Kedua program tersebut
dilakukan di level desa,
kecamatan, kabupaten/kota, dan
nasional secara lebih efektif,
terintegrasi dan berkelanjutan
dengan komoditas padi, tebu, sagu
dan sukun.
Pupuk, Bibit. Memastikan ketersediaan dan Pemerintah berkewajiban untuk Mendukung petani, peternak dan
Pestisida keterjangkauan harga pupuk, bibit, menjamin ketersediaan termasuk nelayan dengan alat modern,
pestisida, pakan ternak dan obat- akses langsung pupuk, benih dan benih unggul, pupuk berkualitas,
obatan pertanian
pestisida kepada petani murah dan tepat waktu.
Riset Memperkuat riset dan inovasi bibit, memperkuat program program di Membangun industri pangan
benih dan pupuk serta memfasilitasi BUMN, universitas dan Lembaga berdaya saing dengan
penerapan hasil riset nasional di penelitian di bidang pemuliaan megutamakan sumber pangan
lapangan tanaman dan teknologi benih
local untuk mengolah hasil
pertanian menjadi produk
bernilai tambah melalui fasiltasi
penelitian dan teknologi pangan
ramah lingkungan
3
Jaminan pasar Melaksanakan Revolusi Menjamin ketersediaan pangan Menjamin ketersediaan pangan
Agromaritim dimana untuk produk pokok yang berkelanjutan melalui dalam negeri, aman, berkualitas,
tertentu pertanian, petani tidak perlu BUMN holding pangan ID murah dan terdiversifikasi
memikirkan pasar dan haga jual, FOOD, menjamin harga pangan
berbasis kearifan local serta
sehingga petani dapat fokus pada yang menguntungkan petani,
peningkatan produktivitas. Pasar peternak dan nelayan, sekaligus mendukung Desa Mandiri
dan harga jual akan difasilitasi oleh terjangkau bagi konsumen. Pangan. Memastikan pangan
pemerintah melalui tata niaga yang murah melalui stabilisasi harga
transparan dan akuntabel demi pangan
tercapainya kesejahteraan petani.
Modernisasi /industri Melaksanakan industrialisasi sektor Meningkatkan produktivitas Membangun industri pangan
pertanian pertanian untuk menghasilkan pertanian melalui peningkatan berdaya saing dengan
produk bernilai tinggi sarana dan prasarana pendukung
4
pertanian rakyat, teknologi megutamakan sumber pangan
pangan terpadu, mekanisme lokal untuk mengolah hasil
pertanian, inovasi digital (digital pertanian menjadi produk
farming) dan memperbaiki tata
bernilai tambah melalui fasiltasi
kelola rantai nilai hasil pertanian.
Memordenisasi model bisnis penelitian dan teknologi pangan
pertanian, tata niaga agribisnis, ramah lingkungan
dan sistem pemasaran sektor
pertanian melalui inovasi
teknologi
Tata kelola Membangun dan merevitalisasi mempercepat Pembangunan Mendukung petani, peternak dan
jaringan irigasi dan logistik untuk infrastruktur pertanian nelayan dengan alat modern,
menaikan produktivitas dan benih unggul, pupuk berkualitas,
menurunkan biaya produksi
murah dan tepat waktu.
Memperbanyak sistem pengairan
(waduk, bendungan, embung,
irigasi), jalan usaha tani yang
memadai, fasilitas cold storage,
serta pengolahan dan pemasaran
hasil tani, ikan maupun ternak
terintegrasi
Menyediakan penyuluh pertanian di memperpendek rantai distribusi Meningkatkan nilai tukar petani,
setiap desa untuk membantu petani hasil hasil pertanian nilai tukar nelayan dan
mempraktikan teknik pertanian kesejahteraan peternak, disertai
terkini dan terbaik melalui program
dengan kebijakan perdagangan
BAHU DESA ( bantuan hukum dan
usaha) yang pro produksi dalam negeri
2. Air
Pasangan Capres No 1 memiliki sekuranganya 8 program terkait isu ketahanan air. Pasangan Capres no
2 memiliki sekurangnya 8 program terkait swasembada air. Dan Pasangan Capres no 3 tidak memiliki
program terkait isu ketahanan maupun swasembada air
Sebagai perbandingan, beberapa hal terkait program terkait isu air dari para capres adalah sebagai
berikut:
Hal Anies-Muhaimin Prabowo- Gibran Ganjar- Mahfud
Jaminan ketersediaan Menjamin setiap rumah di Indonesia, Kecukupan air akan dijamin
air termasuk di kawasan pesisir, melalui manajemen air yang baik
5
kepulauan dan pedalaman dapat sehingga tersedia pada saat
menikmati air dengan kualitas yang kemarau dan tidak menyebabkan
baik dengan biaya terjangkau bencana saat musim hujan
Pengelolaan sumber Menjamin kelangsungan sumber menjaga pengelolaan dan
daya air daya air melalui penegakkan, pengembangan sumber daya air
pengendalian dan pembangunan tetap di tangan pemerintah dengan
berdasarkan tata ruang yang memperkuat kapabilitas BUMN
mempertimbangkan konservasi dan BUMD dalam pengelolaannya
sumber daya air
Mewujudkan keberlanjutan sektor meningkatkan program resapan air
air melalui penyediaan infrastruktur dan membangun embung embung
daur ulang air, pengolahan air limbah air sebagai bagian dari
untuk biogas dan peningkatan pengelolaan air sehingga tidak
pengetahuan dan kemampuan menjadi bencana pada saat musim
pengolahan air di tingkat keluarga hujan dan kekurangan pada saat
musim kemarau
Memastikan konservasi cadangan air melakukan pembersihan Sungai-
tanah melalui pengendalian sungai
eksploitasi air tanah secara masif,
serta mendorong kota-kota
menerapkan prinsip sponge city
3. Energi
Pasangan Capres No 1 memiliki sekuranganya 14 Program terkait isu energi. Pasangan Capres no 2
memiliki sekurangnya 7 program terkait isu energi. Dan Pasangan Capres no 3 memiliki sekuranganya
2 program terkait isu energi yang masuk dalam Ekonomi hijau
Sebagai perbandingan, beberapa hal terkait program terkait isu energi dari para capres adalah sebagai
berikut:
Hal Anies-Muhaimin Prabowo- Gibran Ganjar- Mahfud
Bauran energi Melaksanakan program Indonesia Untuk energi Indonesia Pemanfaatan EBT sebegai
Menuju EBT melalui diversifikasi berpeluang bisa menjadi raja generator pembaharuan yang
energi termasuk bioenergi, panas energi hijau dunia melalui potensinya sekitar 3.700 GW
bumi, air terjun, angin, hydrogen dan pengembangan produk bio diesel secara bertahap untuk kebutuhan
tenaga surya, dengan dukungan dan bio avtur dari sawit, bio energi dalam negeri, sehingga
pemerintah dari sisi pembiayaan ethanol dari tebu dan singkong, porsi EBT didalam bauran energi
maupun pemetaan potensi, serta serta energi hijau lainnya dari menjadi 25- 30% hingga tahun
dengan memaksimalkan transfer angin, matahari dan panas bumi. 2029
teknologi Pada tahun 2029 dengan sumber
daya alam yang ada, sangat
optimis dengan program biodiesel
B50 dan campuran ethanol E10
akan dapat tercapai
Memaksimalkan peran panas bumi merevisi semua tata aturan yang Desa mampu mendayagunakan
dimana Indonesia memiliki sekitar menghambat untuk meningkatkan sumber energi lokal berbasis
40% cadangan dunia, sebagai investasi baru di sektor energi baru energi terbarukan untuk
sumber energi penting dengan dan terbarukan ( EBT) memasok energinya, sehingga
mendorong penemuan cadangan menjadi bagian dari gugus
terbukti oleh pemerintah, untuk penghijauan ekonomi Indonesia
menurunkan resiko dan
meningkatkan daya tarik investasi
Membuka peluang bagi Masyarakat memperluas konversi BBM
dan komunitas untuk memproduksi kepada gas dan listrik untuk
EBT dan memasarkannya ke kendaraan bermotor. Menigkatkan
6
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan menambah porsi EBT dalam
guna mendorong pertumbuhan EBT bauran listrik PLN
Mendorong inovasi pembiayaan EBT mengurangi ketergantungan
melalui berbagai pendekatan, terhadap energi fosil sekaligus
termasuk projectdevelopment funding, menjadikan Indoesia sebagai raja
viability gap financing, dan credit energi hijau dunia (super power)
enhancement funding; dalam bidang energi baru dan
terbarukan (renewables) dan
energi berbasis bahan baku nabati
(bioenergy)
Memanfaatkan green financing
dengan bunga yang kompetitif, dan
merealisasikan peluang carbon
trading dan bursa karbon guna
mendapatkan sumber pendanaan
murah dari luar negeri;
Membentuk Dana Abadi
(Resource Endowment Fund)
berasal dari pendapatan sumber
daya alam (SDA), yang dialokasikan
untuk riset EBT, peningkatan
kualitas manusia, dan untuk
memberikan insentif bagi
penerapan EBT;
4. Lingkungan hidup
7
Pasangan Capres No 1 memiliki sekuranganya 9 Program terkait isu lingkungan hidup. Pasangan
Capres no 2 memiliki sekurangnya 2 program terkait isu lingkungan hidup. Dan Pasangan Capres no 3
memiliki sekuranganya 5 program terkait isu lingkungan hidup
Sebagai perbandingan, beberapa hal terkait program yang mengatur isu lingkungan hidup dari para
capres adalah sebagai berikut:
Hal Anies-Muhaimin Prabowo- Gibran Ganjar- Mahfud
Lingkungan hidup Mewujudkan pengelolaan SDA yang Percepatan pencapaian komitmen Pemeliharaan hutan,
berkelanjutan berorientasi pada kepentingan terhadap target pembangunan pemangkasan polusi udara dari
nasional dan keadilan bagi daerah berkelanjutan termasuk emisi kendaraan dan
pencapaian target Net Zero emisi
termasuk dengan memastikan industri,pembatasan penggunaan
GRK akan dialaksanakan.
peningkatan kesejahteraan Diantaranya juga dengan plastik serta transisi energi
Masyarakat lokal secara mengupayakan penurunan jejak menuju net zero emission
berkelanjutan karbon ( carbon footprint) dan
jejak water ( water footprint)
untuk berbagai produk. Selain itu
pemanfaatan bioplastic dalam
kehidupan sehari- hari perlu
diupayakan sesegera mungkin
8
partisipasi rakyat termasuk
masyarakat yang terkena dampak,
Masyarakat adat, perempuan dan
kelompok rentan lainnya.
Perlindungan dan pemulihan
lingkungan hidup perlu didukung
kelembagaan yang kuat serta dapat
memenuhi hak akses atas informasi
dan partisipasi masyarakat serta tata
kelola kolaboratif
Memperkuat penegakkan hukum
lingkungan hidup dan sumber daya
alam dengan mengedepankan aspek
tanggung jawab pemulihan melalui
peningkatan kapasitas, kapabilitas
dan integritas aparat penegakan
hukum
Pasangan Capres No 1 memiliki sekuranganya 8 Program ekonomi hijau dan 10 Program ekonomi
maritim dan kelautan. Pasangan Capres no 2 memiliki sekurangnya 15 program ekonomi hijau dan 15
Program Ekonomi Biru. Dan Pasangan Capres no 3 memiliki sekuranganya 4 program ekonomi hijau
dan 8 Program Ekonomi Biru
Sebagai perbandingan, beberapa hal terkait program ekonomi hijau dan ekonomi biru dari para capres
adalah sebagai berikut:
Hal Anies-Muhaimin Prabowo- Gibran Ganjar- Mahfud
Ekonomi Hijau Mencapai target emisi tahunan (2030) mencegah dan menindak tegas Transisi Energi
demi menyukseskan target Net Zero pelaku pencemaran, perusakan Pemanfaatan EBT sebegai
Emission (NZE) tahun 2060 dan lingkungan dan pembakaran hutan generator pembaharuan yang
mendukung champion projects potensinya sekitar 3.700 GW
berkolaborasi dengan beberapa secara bertahap untuk kebutuhan
Pemda untuk mengupayakan NZE di energi dalam negeri, sehingga
tahun 2050 porsi EBT didalam bauran energi
menjadi 25- 30% hingga tahun
2029
Menetapkan indeks ekonomi hijau melindungi keanekaragaman Desa Mandiri Energi
sebagai indikator yang relevan untuk hayati flora dan fauna berdasarkan Desa mampu mendayagunakan
mengukur pembangunan kearifan lokal sebagai bagian dari sumber energi lokal berbasis
berkelanjutan asset bangsa energi terbarukan untuk
memasok energinya, sehingga
menjadi bagian dari gugus
penghijauan ekonomi Indonesia
Mewujudkan keberpihakan pada menindak tegas praktik Limbah jadi Berkah
ekonomi hijau dengan mendorong pertambangan yang merusak Pengelolaan sampah dan limbah
pengintegrasian indeks ekonomi lingkungan dan mendorong Upaya yang terintegrasi dan ramah
hijau dalam persyaratanperizinan dan restorasi, rehabilitasi dan lingkungan agar berkah ekologi
dijadikan basis evaluasi risiko di pemulihan lingkungan dapat terwujud. Mengubah
sektor keuangan terdegradasi untuk sampah menjadi peluang
mengembalikan fungsi ekologis tambahan pengehasilan alternatif
lahan produktif bagi rakyat alias berkah ekonomi
(waste to cash)
Mendorong transisi berkeadilan yang memberikan hukuman seberat- Ekonomi Sirkuler
memperhatikan aspek ekonomi, beratnya kepada pemilik Meminimalkan kerusakan sosial
lingkungan, dan sosial, terutama perusahaan yang terlibat dalam dan lingkungan dengan ganyang
9
kepastian lapangan kerja dan pembalakan liar, kebarakaran plastik dan gebrak polusi melalui
perlindungan sosial bagi masyarakat hutan, dan pembunuhan hewan pendekatan reduce, reuse,
lokal, termasuk memperhatikan langka yang dilindungi recycle, repair and refabricate
kepentingan masyarakat adat dan (5Rs)
kelompok rentan terdampak
Memberikan insentif pembiayaan mengkampanyekan budaya ramah
dan kemudahan berusaha bagi sektor lingkungan seperti mengganti
hijau untuk peningkatan penciptaan penggunaan kantong plastik
pekerjaan hijau/green jobs dengan dengan bahan yang ramah
kesempatan setara bagi tiap lapisan lingkungan dan bisa didaur ulang
masyarakat
Memberikan insentif kepada pelaku meningkatkan perlindungan satwa
ekonomi untuk mendorong produksi dan tumbuhan langka, endemik
dan pembelian barang dan jasa dan terancam punah melalui
rendah emisi, serta untuk mendorong penghentian perdagangan satwa
investasi hijau liar dan tumbuhan langka, Upaya
konservasi dan perlindungan
genetic, habitat serta ekosistemnya
Mendukung implementasi meningkatkan anggaran untuk
ekonomi sirkular dengan memperkuat riset dan kompetensi
menerapkan prinsip “9R” yaitu peneliti di bidang pelestarian
Refuse, Rethink, Reduce untuk tahap satwa/tumbuhan liar, langka dan
desain produk; Reuse, Repair, terancam punah
Refurbish untuk tahap distribusi dan
konsumsi; serta Remanufacture,
Repurpose, Recycle untuk tahap
produksi
Mengimplementasikan nilai ekonomi mencegah deforestasi melalui
karbon melalui penerapan pajak pemanfaatan areal kurang
karbon, penerapan sistem produktif/ lahan terdegradasi dan
perdagangan karbon yang inklusif meningkatkan peran serta multi
dengan standar dan kriteria yang jelas, pihak
serta instrumen lainnya memastikan
penurunan bersih emisi gas rumah
kaca
menerapkan standar pengelolaan
sumber daya alam yang
berkelanjutan melalui sistem
sertifikasi produk yang dihasilkan
dari praktik pengelolaan sumber
daya ramah lingkungan
akselerasi rencana dekarbonasi
untuk tercapai target net zero
emission
mengembangkan ekosistem yang
terus mengaselarasi pemanfaatan
dan pengembangan sumber daya
alam yang berkaitan dengan
carbon sink dan carbon offset
untuk mengakselerasi target net
zero emission dan memanfaatkan
kesempatan dan ekonomi hijau
melanjutkan program
mempesiunkan pembangkit listrik
tenaga uap dengan berdasarkan
pada asas keadilan dan
keberimbangan
10
melanjutkan program biodiesel
dan bio avtur dari kelapa sawit
mengembangkan bioethanol dari
singkong dan tebu, sekaligus
menuju kemandirian komoditas
gula
mengembangkan sumber energi
hijau alternatif terutama energi air,
angin, matahari dan panas bumi
Ekonomi Biru/ Melaksanakan revolusi agromaritim Memastikan kedaulatan pangan tata kelola laut yang inklusif dan
ekonomi maritim dan dimana untuk produk laut tertentu berbasis protein hasil laut melalui berkelanjutan
kelautan nelayan tidak perlu memikirkan program perikanan budidaya laut ( Mengoptimalkan pemanfaatan
pasar dan harga jual, sehingga dapat sektor keluatan dengan potensi
marine aquaculture) dan perikanan
fokus pada peningkatan US $ 1,4 trilliun pertahun secara
produktivitas. Pasar dan harga jual budidaya pantai (coastal
aquaculture) serta perikanan laut inklusif untuk sebesar besarnya
akan difasilitasi oleh pemerintah
melalui tata niaga hasil laut yang dalam (deep sea fishing) kemakmuran rakyat dengan
transparan dan akuntabel demi mempertimbangkan kelestarian
tercapaianya kesejahteraan nelayan lingkungan laut
dan pelaku usaha perikanan antara
lain melalui:
• Penyediaan pendanaan
murah dan mudah untuk
membantu meningkatkan
hasil produksi laut dan
harkat kehidupan nelayan
• Meningkatkan kemudahan
mengurus izin melaut bagi
nelayan
• Meninjau ulang
perhitungan dan
implementasi pungutan
hasil tangkap yang adil
bagi nelayan
Mewujudkan kepastian untuk meningkatkan nilai tambah setiap Akselerasi 11 potensi maritim
mendapatkan subsidi BBM dan potensi sumber daya pesisir seperti (1) Perikanan Tangkap, (2)
bantuan peralatan melaut termasuk perikanan tangkat, budidaya Perikanan Budidaya, (3) Industri
alat penangkapan ikan bagi nelayan udang, budidaya garam, budidaya pengolahan hasil perikanan, (4)
rumput laut dan budidaya lobster Industri Bioteknologi kelautan,
untuk sebesar besarnya (5) Pertambangan dan Energi
kemakmuran rakyat melalui (ESDM), (6) Pariwisata Bahari,
proses industrialisasi yang (7) Hutan Bakau, (8)
berkelanjutan Perhubungan laut, (9) Sumber
daya wilayah pulau pulau kecil,
(10) Industri dan Jasa maritim
dan (11) SDA Nonkonvensional
Memanfaatkan posisi strategis meningkatkan produktivitas hasil Penangkapan ikan terukur
Indonesia diantara dua Samudra dan perikanan dan kemaritiman berbasis kuota dan zonasi
dua pusat ekonomi dunia, dengan melalui penyediaan infrastruktur Penangkapan ikan terkendali
mengembangkan pusat perdagangan pendukung , kelembagaan berbasis untuk menjga kelestarian sumber
di selat Malaka dan industry komunitas, peningkatan daya ikan dan lingkungannya
pendukungnya melalui simpul (hub) kompetensi dan kapabilitas, alat serta meratakan distribusi
maritim, Pelabuhan kontainer, tangkap dan sarana prasarana pertumbuhan ekonomi nasional.
industri dan jasa berbasis maritim, lainnya Penangkapan ikan terukur dibagi
pasar komoditas, pusat perdagangan, dalam beberapa zonasi dimana
manufaktur dan properti seluruh kegiatan penangkapan
ikan dilaut melalui satelit
didukung penggunaan aplikasi
digital
Mereformasi tata kelola wilayah laut membangun armada perikanan perikanan Budidaya
secara terpadu untuk mewujudkan untuk melayani laut dalam zona berkelanjutan
keunggulan “ekonomi biru” yang
11
ditopang oleh keamanan dan ekonomi eksklusif (ZEE) dengan Meningkatkan produktivitas
keselamatan pelayaran di seluruh skema PPPP (Public private people budidaya melalui penetapan dan
perairan Indonesia, termasuk partnership) sehingga nelayan bisa penataan kawasan budidaya,
penjagaan perairan dari penyusup
mendapatkan modal dan kapal bahan pakan lokal berkualitas
asing;
lebih besar dan peningkatan nilai tambah
produk dan pasar yang berfokus
pada 5 produk budidaya
unggulan yaitu udang, kepiting,
lobster, tilapia dan rumput laut
Meningkatkan kualitas dan nilai memperkuat kelembagaan dan Wisata maritm Mendunia
ekonomis aneka hasil laut baik regulasi pengelolaan pelabuhan Pengembangan kawasan wisata
diproduksi secara budidaya maupun dan logistik Bahari, kawasan ekonomi khusus
tangkapan dengan pendekatan wiata Bahari, serta meningkatkan
teknologi dan industri untuk daya tarik investasi wisata
konsumsi domestik maupun ekspor; maritim
12
Anak Buah Kapal (ABK);
Pasangan Capres No 1 memiliki sekuranganya 6 Program adaptasi dan mitigasi dampak krisis iklim.
Pasangan Capres no 2 tidak memiliki program khusus adaptasi dan mitigasi krisis iklim. Dan Pasangan
Capres no 3 memiliki sekuranganya 1 program adaptasi dan mitigasi krisis iklim
13
Sebagai perbandingan, beberapa hal terkait program adaptasi dan mitigasi krisis iklim dari para capres
adalah sebagai berikut:
Hal Anies-Muhaimin Prabowo- Gibran Ganjar- Mahfud
Adaptasi dan mitigasi Memprioritaskan kebijakan dan Adaptasi dan Mitigasi Krisis
program yang mendukung Iklim
pemenuhan komitmen Indonesia Penghijauan wilayah pesisir,
dalam ikut mengerem lajupemanasan ruang terbuka hijau memadai,
global mitigasi bencana, serta
transportasi umum yang nyaman,
aman dan ramah lingkungan
diikuti penerapan teknologi
digital bagi petani dan nelayan
Menekan laju kerusakan hutan,
konservasi intake forest, dan
reforestasi/rehabilitasi untuk
memaksimalkan peran hutan sebagai
carbon sink
Mengoptimalkan restorasi lahan
gambut untuk mencegah kebakaran,
memperlambat perubahan iklim dan
mendatangkan manfaat ekonomi bagi
rakyat
Meningkatkan upaya untuk menjaga
ekosistem laut dan pesisir, termasuk
hutanmangrove dan terumbu karang
untuk memaksimalkan potensi blue
carbon dan meningkatkan
kemampuan adaptasi masyarakat
pesisir;
Menetapkan batas atas emisi gas
rumah kaca dari tiap sektor dan
tujuan, kemudian mengintegrasikan
target-targetpenurunannya ke dalam
perencanaan dan program setiap
kementerian dan lembaga
pemerintah terkait, serta aktor non-
pemerintah;
Membangun kapasitas masyarakat
rentan dalam upaya adaptasi dampak
perubahan iklim, seperti petani dan
masyarakat pesisir
Beberapa isu lingkungan hidup seperti hutan dan keanekaragaman hayati, hanya 1 capres yang memiliki
program khusus, capres lainnya memasukkan isu ini dalam kerangka besar seperti lingkungan hidup
atau ekonomi hijau.
D. Penutup
WWF-Indonesia hanya menyajikan perbandingan visi, misi dan program Capres 2024, tidak membuat
analisa apapun terkait hal ini. Namun dalam bagian A dan B tulisan ini, kami sudah menuliskan
kedudukan visi, misi dan program presiden dalam perencanaan Pembangunan dan tahapan
Pembangunan dalam rancangan terakhir (rancangan teknokrat) RPJP Nasional.
14
Target dan arahan yang jelas untuk RPJM Nasional agar dapat tercapai dalam waktu 5 tahun (atau
kurang) dan kesesuaian dengan RPJP Nasional seharusnya menjadi pertimbangan dalam penyusunan
visi, misi dan program capres.
15
16