Anda di halaman 1dari 9

BAB IX

KEBIJAKAN PERTANIAN
DI INDONESIA

A. Deskripsi Bab
Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa
kebijakan yang ada di bidang pertanian. Setelah
mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan dapat
menganalisis kebijakan pertanian di Indonesia. Selain
berdiskusi, mahasiswa juga diwajibkan untuk membuat
rangkuman dari materi. Pada akhir bab terdapat evaluasi
formatif yang dapat dikerjakan oleh mahasiswa agar lebih
memahami materi yang telah dipelajari.

B. Relevansi
Pembangunan pertanian tidak dapat dipisahkan dari
kebijakan pembangunan pertanian yang memfokuskan
pada pencapaian produksi pangan yang berkelanjutan.
Dukungan ketersediaan inovasi teknologi tepat guna,
spesifik lokasi, murah, mudah diterapkan oleh petani,
mengandung muatan bahan baku lokal, dan tidak
menimbulkan gangguan ekosistem, sangat berarti dan
diperlukan dalam mensukseskan pembangunan pertanian.
Dengan alasan inilah mahasiswa geografi harus dibekali
dengan ilmu terkait kebijakan pertanian di Indonesia.

281 282
C. Capaian Pembelajaran yang dapat menguntungkan secara ekonomi dan aman secara
lingkungan. Kepentingan dalam sistem pertanian alternatif ini
Mahasiswa mampu menganalisis kebijakan pertanian di Indonesia terkait sering dimotivasi dengan suatu keinginan untuk menurunkan
pertanian berkelanjutan, penelitian bidang pertanian, orientasi penelitian tingkat kesehatan lingkungan dan kerusakan lingkungan dan
pertanian ke ketahanan pangan
sebuah komitmen terhadap manajemen sumber daya alam
yang berkeadilan. Tetapi kriteria yang paling penting untuk
kebanyakan petani dalam mempertimbangkan suatu
perubahan usaha tani adalah keinginan memperoleh hasil
D. Materi
yang layak secara ekonomi. Adopsi terhadap metode
1. Pertanian Dan Tata Guna Lahan pertanian alternatif yang lebih lebar membutuhkan
Pertanian adalah kegiatan bisnis dengan meningkatkan kualitasnya dalam memperoleh keutungan dengan metode
pera tanaman dan hewan (peningkatan unsur lainnya), konvensional atau memiliki keuntungan-keuntungan non-
sehingga diperoleh output (luaran) yang meningkat dari keuangan yang signifikan sebagai usaha menjaga penurunan
material dan sumber daya/input (masukan) yang ada. Tata kualitas sumber daya air dan tanah secara cepat.
guna lahan dapat di artikan pengarahan penggunaan lahan Riset dan pendidikan bergerak terbatas diantara para
dengan kebijkan dan program taat keruangan untuk peneliti atau mahasiswa. Perlu diberikan pendidikan
memperoleh manfaat total sebaik-baiknya secara pengetahuan praktis pertanian berkelanjutan, lebih memiliki
berkelanjutan dari daya dukung tiap bagian lahan yang minat dan dana akan ditingkatkan untuk mendukung riset
tersedia. Setiap macam penggunaan lahan ditempatkan pada selanjutnya. Jaminan penelitian dan ketersediaan dana
bagian lahan yang sepadan (menyiratkan kemampuan dan penelitian lebih memberikan harapan untuk meningkatkan
kesesuaian yang setara) dalam mendukung secara minat pada pendidikan yang memadu riset selanjutnya.
berkelanjutan macam penggunaan lahan bersangkutan. Pooling pendapatan yang dapat dilakukan mahasiswa di
Berdasarkan kondisi biofisik lahan (fisiografi, bentuk wilayah, sejumlah fakultas seluruh Amerika menunjukkan ketertarikan
lereng, iklim). pada pertanian berkelanjutan. Kebanyakan mereka
mempertanyakan masalah-masalah pertanian berkelanjutan
2. Pertanian Berkelanjutan sebagai sebuah pemikiran yang tidak dapat diadopsi dalam
Dalam usaha mengalihkan konsekuensi negatif program agroekologi. Mereka memberikan komentar bahwa
pertanian konvensional, beberapa format sistem pertanian penurunan dampak lingkungan akibat usaha pertanian
berkelanjutan sebagai sebuah keuntungan yang besar dari
berkelanjutan yang berbeda telah direkomendasikan sebagai
meninggalka usaha pertanian konvensional.
alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian

283 284
Pertanian berkelanjutan meliputi komponen fisik, perambahan jumlah penduduk, kebijakan, permintaan
biologi dan sosioekonomi yang direpresentasikan dengan pasar dll.
sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input
bahan-bahan kimia dibandingkan pada sistem pertanian 3. Perkembangan Penelitian Bioteknologi Pertanian
tradisional. Salah satu pendekatan pertanian berkelanjutan
Perubahan iklim yang tidak menentu membawa
adalah input minimal, membandingkan penggunaan input
dampak besar kepada penurunan produktifitas pertanian.
minimal dan pendekatan berkelanjutan pada pertanian. Ada
Untuk itu, perlu pengembangan teknologi pertanian sehingga
beberapa syarat atau ketentuan tentang suatu pertanian
penelitian-penelitian dapat diaplikasikan. Sejak pertanian
dikatakan sebagai pertanian berkelanjutan antara lain:
dimulai 5.000-10.000 tahun yang lalu, manusia sudah
a. Mantap secara ekologis; Kualitas sumber daya alam
mempunyai naluri untuk memilih dan menggunakan benih
dipertahankan dan kemampuan agroekosidtem secara
yang unggul. Mereka mengetahui bahwa keturunan yang baik
keseluruhan ditingkatkan. Kedua hal ini akan
akan ditentukan oleh induk yang baik, karena sifat dari induk
terpenuhi jika tanah dikelola dan dipertahankan
(tetua) diwariskan kepada anaknya. Kenyataan inilah yang
melalui proses biologis.
mendasari berkembangnya bidang pertanian. Teknologi
b. Berkelanjutan secara ekonomis; Petani mampu
genetika merupakan cabang ilmu pertanian yang berkembang
menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan dan
cepat pada abad ini yang mengubah sistem produksi tanaman,
pendapatan sendiri serta mendapatkan penghasilan
ternak, dan ikan menjadi industri biologi yang lebih baik dan
yang cukup untuk mengembalikan tenaga dan biaya
lebih adaptif terhadap lingkungan tumbuh. Cabang ilmu
yang digunakan.
genetika yang memfokuskan pada genetika level sen dan level
c. Adil; Sumber daya alam dan kekuasaan didistribusikan
DNA membuat terobosan baru pada akhir tahun 1980-an. Ilmu
sedemikian rupa sehingga kebutuhan dasar semua
genetika ini Menerapkan teknik perbaikan sifat spesies melalui
anggota masyarakat terpenuhi dan hak-hak mereka
level DNA dengan cara memasukan gen eksogenus, untuk
dalam penggunaan lahan, modal, serta pemasaran
memperoleh sifat-sifat bermanfaat yang tidak terdapat pada
terjamin.
spesies tersebut.
d. Manusiawi; Semua bentuk kehidupan (tanaman,
Pada akhir abad ke-20 perkembangan teknologi
hewan,manusia) harus dihargai keberadaannya.
genetika atau secara umum disebut bioteknolohi mulai
e. Luwes; Sistem pertanian yang ada harus mampu
berkembang. Menurut moeljopawiro(2000) bioteknologi
dijangkau oleh masyarakat pedesaan. Mereka mampu
berkembang sebagai penggunaan proses biologi dari mikroba,
menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi usaha
tanaman atau hewan untuk menghasilkan produk yang
tani yang berlansung teus menerus, misalnya
bermanfaat bagi manusia. Sedangkan rekayasa genetika

285 286
didefenisiskan secara luas sebagai teknik yang igunakan untuk 5)Petunjuk pada pengembangan sumber daya
merubah atau memindahkan material genetik dari sel hidup. manusia, regulasi dalam impor, penelitian dan
Bioteknologi merupakan bidang ilmu di bidang pertanian pelepasan produk rekayasa ke lingkungan
yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat 6) Melibatkan swasta yang bergerak dalam bidang
diselesaikan dengan cara konvensional. Penggunaan bioteknologi
bioteknologi bukan untuk menggantikan metode konvensional Kegiatan penelitian bioteknologi pertanian mulai
tetapi bersama-sama menghasilkan keuntungan secara terasa meningkat dengan dilaksanakannya Program Riset
ekonomi. Unggulan Terpadu yang dikelola oleh Dewan Riset
Bioteknologi harus diintegrasikan ke dalam Nasional dan Hibah Bersaing yang dilaksanakan di
pendekatan-pendekatan konvensional yang sudah mapan. Perguruan Tinggi, yang memungkinkan kegiatan penelitian
Bioteknologi berkembang dengan cepat diberbagai sektor dan lebih dari satu tahun dengan dana yang berkesinambungan.
meningkatkan keefektifan cara-cara menghasilkan produk dan
jasa. Untuk alih teknologi. Untuk alih teknologi dan Tabel 5. Lembaga Bidang Bioteknologi Pertanian
pengembangan bioteknologi secara layak dan tidak merusak
lingkungan, diperlukan berbagai persyaratan selain undang- Nama Status Bidang
undang yakni : BPPT Pemerintah Tanaman, Ternak,
a. Kelembagaan Penelitian Hutan Industri
Bioteknologi pertanian mulai digalakkan dengan Balitbio Pemerintah Tanaman
pembentukan Panitia Nasional Bioteknologi di bawah P3B LIPI Pemerintah Tanamn, Ternak, Hutan,
mentri Negara Riset dan Teknologi pada Tahun 1985. Ada 6 Industri
tugas yang diberikan pada Panitia Nasional Bioteknologi, Balitnak Pemeritah Ternak
yaitu: Balivet Pemerintah Veteriner
1) Persiapan dan formasi kebijakan program PT. Fotitek Unggul Swasta Tanaman
PT. Foodtech Utama Swasta Tanaman, Industri
pengembangan nasional bioteknologi,
Internasional
2) Koordinasi kegiatan penelitian dan pengembangan
Sumber: Moeljopairo dan Falconi (1998)
3) Promosi aplikasi bioteknologi
4) Mendukung jaringan bioteknologi secara lokal dan
Mengingat besarnya dana yang diperlukan untuk
internasional
penelitian bioteknologi terpusat di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Bioteknologi LIPI, Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pertanian, dan Pusat Antar

287 288
Universitas(PAU) IPB.pada tahun 1997 dana yang DNA(RAPD), dan simple sequence repeats (SSR)
dikeluarkan ketiga organisasi tersebut sekitar 70 % dari telah digunakan untuk karaktersitik plasma nuthfah
total pengeluaran penelitian bioteknologi di Indonesia
(Banowati, 2013) Tabel 6. Kegiatan Penelitian Rekayasa Genetik Tanaman di
Indonesia
b. Kegiatan Penelitian Tanaman Karakteristik Intansi
Kegiatan penelitian dan pengembangan Jagung Tahan Hama Balitbiogen
bioteknologi tanaman saat ini dapat dikelompokkan Padi Tahan Hama, Balitbiogen, LIPI
menjadi tiga, yaitu: Penyakit, dan
1) Penelitian di bidang mikrobiologi terapan, kekeringan
Dengan memanfaatkan isolat mikroba Kacang Tanah Tahan Penyakit Virus Balitbiogen, IPB
terbaik yang tersedia di alam yang berguna untuk Cokelat Tahan Hama BuaH Balitbiogen
meningkatkan pertumbuhan produksi tanaman. Tebu Rendaman Tinggi PTPN XI
Untuk tanaman penggunakaan mikoriza, rhizobium, Kentang Tahan Penyakit Jamur IPB
Kelapa Sawit Rendah Kandungan BPPT
dan aspergilus mampu meningkatkan efesiensi
Asam Lemak Jenuh
pupuk dan menigkatkan hasil padi gogo, kedelai
Pepaya Delayed reapaining Balutbiogen, IPB
dan kacang tanah.
Jeruk Tahan CVPD UNUD
2) Penelitian kultur jaringan tanaman,
Kedelai Tahan Hama dan Balitbiogen, IPB,
Bertujuan untuk memanfaatkan teknik kultur Tinggi Nutrisis UNIBRAW
sel dan jaringan untuk perbaikan bahan genetik. Ubijalar Rahan HAma Balitbiogen
Kegiatan penelitian tersebut terutama untu Sumbar: Bahagiawati et,al, 2003
megembangkan teknik induksi dan regenerasi dare
anter, embrio, dan protoplas, serta identifikasi Seleksi dengan bantuan markah, pemetaan gen yang
varietas yang memiliki efesisensi tinggi dalam dapat dilanjtkan denga isolasi dan kloning gen, serta
proses regerasi merupakan bagian transformasi. diagnosis penyakit. Markah Molekuler telah dilakukan
Yang telah berhasil pada tanaman kelapa sawit, analisis hubungan kekerabatan varietas padi, analisis
kopi, dan teh. genetik penyakit blas, dan hawa daun bakteri, serta seleksi
3) Biologi molekuler tanaman padi tahan bakteri hawa daun. Sehingga teknik
Tekniknya seperti restriction fragmen lenght molekuler dapat dirakit gen untuk ketahanan terhadap
polymophsim (RFLP), Random polymhopich hama dan penyakit tanaman, (Banowati, 2013).

289 290
4. Orientasi Penelitian Pertanian ke Ketahanan Pangan a. Program pengembangan pangan yang bersifat parsial :
Kedaulatan pangan adalah sistem yang menjamin 1) Peningkatan prosuksi tidak selaras dengan
suatu bangsa dalam menetukan kebijakan pangan berbasis pengembangan konsumsi.
kemandirian untuk memenuhi kebutuhan pangan yang 2) Tidak bersifat inter-sektoral dan kuranag
diutamakan dari produksi sendiri melalui pengendalian melibatkan unsur masyarakat.
sistem produsi, konsumsi dan distribusi yang berperikeadilan 3) Kurang memotivasi pengembangan potensi
berdasarkan potensi sumber daya, ekologis, sosial, ekonomi, pangan di daerah akibat otonomisasi.
dan budaya untuk mencapai sebesar-besarnya kesejahteraan b. Kurang mengembangkan potensi sumber daya bahan
masyarakat. panagn lokal.
Kedaulatan pangan menjadi isu yang sangat penting. c. Memfasilitasi berkembangnya pangan berbahan baku
Banyak aspek yang harus diperhatikan dalam mencapai impor
kedaulatan pangan. Sebagai negara agraris, dengan kekayaan d. Sosialisasi ragam pangan lokal lemah dibanding impor.
alam yang luar biasa, Indonesia seharusnya mempunyai e. Ketersediaan bahan baku pangan lokal terbatas
kemampuan untuk mencukupi kebutuhan terhadap pangan. (misalnya jagung, kedelai, dan lainnya).
Kenyataan saat ini Indonesia masih mengimpor banyak f. Pengembangan teknologi pangan belum mampu
produk pangan. Pertanyaan yang kemudian mengemuka mengikuti perkembangan konsumsi yang cenderung
adlah apakah hal ini karena persoalan teknis produksi pangan, lebih praktis (instan).
atau lebih disebabkan oleh faktor-faktor manajemen Kondisi pangan tentu saja tidak akan mudah untuk
pembangunan pertanian. Pertanyaan yang sulit dijawab ekmbali kejenis makanan pokok seperti dahulu misalnya
mengingat produksi pangan adaah kegiatan yang melibatkan beras, jagung, dan lainnya. Tentu saja menuntut
banyak faktor, baik teknis, mnajemen, kebijakan pemerintah, pengembangan teknologi pangan yang menghasilkan
bahkan persoalan sosial dan sumber daya manusia. Sehingga inovasi produksi pangan agar dapat memenuhi tuntutan
memahami petani dengan segala dimensinya juga merupakan masyarakat sebagai konsumen.
bagian terpenting dalam memahami makna pertanian itu Upaya membangun kemandirian pangan untuk
sendiri, (Yuwono, 2016). menuju pada kedaulatan pangan, secara nasional
Ada beberapa faktor penyebab gagalnya dalam upaya diperlukan program pengembangan sistem pangan yaitu
membangun kemandirian sistem pangan di Indonesia, antara antara lain :
lain : a. Program yang bersifat integratif, seperti
1) Peningkatan produksi perlu memperhatikan
perkembangan konsumsi

291 292
2) Program ketahanan pangan bersifat inter- 1) Memenuhi kebutuhan pangan melalui impor,
departemen dengan memperhatikan beberapa hal yakni;
3) Meningkatkan motivasi pengembangan pangan kondisi politik dunia, produksi pangan dunia,
lokal sesuai potensi, misalnya: beras organik di ketersediaan devisa.
Sragen dll 2) Memenuhi kebutuhan pangan melalui
4) Meningkatkan motivasi diversifikasi produksi dan peningkatan produksi dengan mengambil
konsumsi pangan beberapa strategi yaitu; kebijakan investasi yakni
b. Pengembangan potensi pangan lokal bersama dengan perbaikan irigasi, kebijakan regulasi yakni
kabupaten/kota mengkoversi areal tebu menjadi padi, Kebijakan
c. Memfasilitasi berkembangnya pangan berbahan baku harga yakni yang akan mempengaruhi areal yang
lokal akan ditanami dan akhirnya mempengaruhi
d. Peningkatan sosialisasi ragam pangan lokal produksi.
e. Peningkatan ketersediaan bahan baku pangan lokal b. Diversifikasi Pangan Meningkatkan Ketahanan Pangan
misalnya jagung, kedelai dan lainnya Nasional
f. Memfasilitasi pengembangan teknologi pangan sesuai Diversifikasi adalah usaha penganekaragaman
perkembangan tuntutan konsumsi yang lebih praktis usahatani baik secara vertikal maupun horizontal.
Untuk mengantisipasi kondisi kegagalan panen, Secara vertikal merupakan pengembangan produksi
produksi merosot, dan lainnya maka GBHN 1999-2004 setelah panen termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan
mengarahkan agar Indonesia mengembangkan sistem pengolahan hasil dan limbah pertanian sebagai inti dari
ketahanan pangan berbasis pada keragaman sumberdaya industrialisasi pertanian. Diversifikasi horizontal
bahan pangan, kelembagaan dan budaya lokal dalam merupakan imbangan pengembangan antar berbagai
rangka menjamin tersedianya pangan dan nutrisi dalam komuditi dan wilayah. Keuntungan diversifikasi
jumlah dan mutu yang dibutuhkan pada tingkat harga horizontal yaitu; 1) mengurangi resiko dengan
yang terjangkau dengan memperhatikan peningktan menyebarkan resiko tersebut kepada beberapa jenis
pendapatan petani dan nelayan serta peningkatan produksi tanaman, 2) menyediakan beranekaragam gizi yang
yang diatur dengan undang-undang. dihasilkan oleh berbagai jenis tanaman, ternak, atau
a. Memenuhi Kebutuhan Pangan Skala Global; Untuk ikan yang memang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
memenuhi kebutuhan pangan nasional yang terus Sedangkan keuntungan diversifikasi vertikal adalah;
meningkat, kebijakan yang diambil adalah mengimpor tersedianya keanekaragaman berbagai jenis pangan
pangan dari luar negeri sesuai kebutuhan. yang dapat meningkatkan nilai dari bahan pangan

293 294
tersebut dan merubah selera konsumen. Diversifikasi konsumsi sebagai diversifikasi
vertikal yang penting peranannya dalam mengurangi beban
sumberdayabuntuk memproduksi satu atau dua komuditas pangan. Penyebaran
beban ini akan erat kaitannya, baik dengan kapasitas produksi sumberdaya alam dan
kelestariannya, maupun dengan tingkat gizi masyarakat.

E. Rangkuman
Pertanian berkelanjutan meliputi komponen fisik, biologi dan sosioekonomi yang
direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-
bahan kimia dibandingkan pada sistem pertanian tradisional. Kegiatan dan prosedur
penelitian pertanian yang dipraktekkan oleh organisasi atau instansi telah menyumbang pada
keatidakberlanjutan pertanian dunia. Hal tersebut karena penelitian yang dilaksanakan
cendrung memusatkan pada sistem penggunaan input luar secara besar-besaran. Input luar
seperti pemakaian bahan kimia buatan seperti pupuk dan pestisida.
Indonesia mengembangkan sistem ketahanan pangan berbasis pada keragaman
sumberdaya bahan pangan, kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka menjamin
tersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan pada tingkat harga
yang terjangkau dengan memperhatikan peningktan pendapatan petani dan nelayan serta
peningkatan produksi yang diatur dengan undang- undang.

293 294
Pustaka
Banowati, Eva dan Sriyanto. 2013. Geografi Pertanian. Penerbit Ombak. Yogyakarta.
Heddy, Suwasono. 2010. Agroekosistim Permasalahan Lingkungan pertanian Bagian
pertama. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Sastrapradja, S.D dan elizabeth A.W. 2010. Keanekaragaman Hayati Pertanian Menjamin
Kedaulatan Pangan. LIPI Press. Jakarta.
Yuwono, Triwibowo dkk. 2016. Pembangunan Pertanian Membangun Kedaulatan
Pangan. Gadjah Mada University Press. Yokyakarta.
Yudono, Prapto dkk. 2016. Pengantar Ilmu Pertanian. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta

293 294

Anda mungkin juga menyukai