Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

BAGAIMANA AGAMA MENJAMIN KEBAHAGIAAN?

DISUSUN OLEH:
Muhammad Ariviansyah Maharjan
F1C118089

Fakultas MIPA
Jurusan Kimia
Kelas A
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah
menganugrahkan keimanan, keislaman, kesehatan dan kesempatan sehingga saya
dapat menyusun makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “Bagaimana
Agama Menjamin Kebahagiaan?” ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah agama islam.

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam meyelesaikan makalah ini.

Meski demikian,saya menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga saya secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif
dari pembaca.

Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk pembaca dan masyrakat umum.

Kendari, 28 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB I TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 4
A. Menelusuri Konsep dan karakteristik Agama
sebagai Jalan Menuju Tuhan dan Kebahagiaan ....................................... 4
B. Menanyakan Alasan Mengapa Manusia Harus
Beragama dan Bagaimana Agama Dapat
Membahagiakan Umat Manusia? ............................................................. 6
C. Menggali Sumber Historis, Filosofis, Psikologis,
Sosiologis, dan Pedagogis tentang Pemikiran
Agama sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan ............................................. 7
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 10
A. Kesimpulan ............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahagia sering dihubungkan dengan sukses-sukses duniawi. Orang yang
meraih kekayaan, kedudukan tinggi, dan popularitas sering disebut sebagai orang
yang berbahagia. Banyak orang yang berbahagia secara semu. Tidak sedikit
diantara mereka yang sukses duniawi, ternyata hidup menderita, bahkan hingga
bunuh diri. Rasa bahagia berhubungan dengan suasana hati, yakni hati yang sehat
(qalbun saffm), sedangkan suasana hati hanya bisa diciptakan melalui iman dan
megikuti petunjuk Al-Quran.
Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan
tumbuh dari nilai-nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba
yang mampu menunjukkan sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi diri)
untuk selalu berpegang pada nilai-nilai kebenaran, mensyukuri karunia Allah
SWT. berupa nikmat iman, Islam, dan kehidupan, serta menjunjung tinggi
kejujuran, kebenaran, dan keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial, dan
profesional. Pada sisi lain, kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika tidak
mewujud dalam kehidupan konkret dengan jalan membahagiakan orang l ain.
Tak ada orang yang ingin hidupnya tidak bahagia. Semua orang ingin
bahagia. Namun hanya sedikit orang yang mengerti arti kebahagiaan yang
sesungguhnya. Hidup bahagia merupakan idaman setiap orang, bahkan menjadi
simbol keberhasilan sebuah kehidupan. Tidak sedikit manusia yang
mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya. Menggantungkan cita-cita
menjulang setinggi langit dengan puncak tujuan tersebut, yaitu bagaimana meraih
kebahagiaan hidup. Dan ini menjadi cita-cita tertinggi setiap orang baik yang
mukmin atau yang kafir kepada Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep dan karakteristik agama sebagai jalan menuju Tuhan dan
kebahagiaan?
2. Mengapa manusia harus beragama dan bagaimana agama dapat
membahagiakan umat manusia?
3. Jelaskan sumber historis, filosofis, psikologis, sosiologis dan pedagosis tentang
pemikiran agama sebagai jalan menuju kebahagiaan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dan karakteristik agama sebagai jalan menuju Tuhan
dan kebahagiaan
2. Untuk mengetahui mengapa manusia harus beragama dan bagaimana agama
dapat membahagiakan umat manusia
3. Untuk mengetahui sumber historis, filsofis, psiklogis, sosiologis dan pedagosis
tentang pemikiran agama sebagai jalan menuju kebahagiaan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan hidup manusia adalah sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat.
Dengan kata lain, dapat disebutkan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
Kebahagiaan yang diimpikan adalah kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Untuk
menggapai kebahagiaan termaksud mustahil tanpa landasan agama. Agama
dimaksud adalah agama tauḫīdullāh. Mengapa kebahagiaan tidak mungkin
digapai tanpa tauḫīdullāh? Sebab kebahagiaan hakiki itu milik Allah, kita tak
dapat meraihnya kalau tidak diberikan Allah. Untuk meraih kebahagiaan itu, maka
ikutilah cara-cara yang telah ditetapkan Allah dalam agamanya. Jalan mencapai
kebahagiaan selain yang telah digariskan Allah adalah kesesatan dan
penyimpangan. Jalan sesat itu tidak dapat mengantar Anda ke tujuan akhir yaitu
kebahagiaan. Mengapa jalan selain yang telah ditetapkan Allah sebagai jalan
sesat? Karena di dalamnya ada unsur syirik dan syirik adalah landasan teologis
yang sangat keliru dan tidak diampuni. Jika landasannya salah, maka bangunan
yang ada di atasnya juga salah dan tidak mempunyai kekuatan alias rapuh. Oleh
karena itu, hindarilah kemusyrikan supaya pondasi kehidupan kita kokoh dan
kuat! Landasan itu akan kokoh dan kuat kalau berdiri dia atas tauḫīdullāh.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Qadir, al-Jilani Syaikh. Tanpa tahun. Sirr al-Asraar wa Muzhir al-Anwaar
fima Yahtaju ilaihi al-Abraar. Kairo: Maktabah Um al-Qur‟an.

Al-Gazali. Tanpa tahun. Ihya Ulum ad-Diin. Kairo: Daar an-Nahdah.


. Tanpa tahun. Miizaan al-Amal. Kairo: Daar al-Nahdah.

Al-Jauzi, Ibn al-Qayyim. 1999. Thib al-Qulub. Mesir: Daar an-Nasaih.

As-Samarqandi, Ibrahim. 1998. Tanbih al-Gafiliin. Kairo: Daar al-Manaar

As-Sya‟rani, Abdul Wahhab. Tanpa tahun. Al-Anwaar al-Qudsiyyah fi Ma‟rifat


Qawa‟id as-Suufiyyah. Kairo: Daar Jawaami al-Kalim.

Madjid, Nurcholis. 2008. Islam Kemoderenan dan Keindonesiaan.


Bandung: PT Mizan Pustaka.

Muhammad, Nawawi al-Bantani. 2009. Maraaqi al‟Ubudiyyah. Kairo: Daar


an-Nasaih.

Qardhawi, Yusuf. 2009. al-„Ibadah fi al -Islam. Kairo: Maktabah

Wahbah. 2009. Kaifa Nat‟amalu ma‟a as-Sunnah an-Nabawiyyah. Kairo:


Maktabah

Daar-As-Syuruq. 2010. Kaifa Nata‟amalu ma‟a al -Quran. Kairo: Daar as-


Syuruq.

Said Sarqawi Usman. 1996. Makaanat az-Zikr baina al-„Ibaadaat. Mesir:Qaih al-
Misriyyah.

Anda mungkin juga menyukai