Disusun oleh :
NIM : 2381111002
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah pada tugas mata kuliah Agribisnis berbasis Tri Hita
Karana. Adapun judul dari makalah ini adalah “Agribisnis Berbasis Tri Hita Karana Studi Di Lphd
(Lembaga Pengelolaan Hutan Desa) Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli”.
Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu
Mata Kuliah Agribisnis berbasis Tri Hita Karana yang telah membimbing penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman
maupun pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun diharapkan dapat membuat paper ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Tri Hita Karana secara etimologi berasal dari Bahasa Sanskerta dimana berasal dari kata “Tri,
Hita dan Karana”. Tri artinya tiga, Hita artinya Bahagia dan Karana artinya penyebab. Tri Hita
Karana dapat diartikan sebagai “tiga penyebab kebahagiaan”. Tri Hita Karana mengajarkan
manusia agar mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan Tuhan, dengan sesama
manusia dan dengan alam lingkungannya. Tri Hita Karana lebih populer dengan sebutan
Parhyangan, Pawongan dan Palemahan (Wiana, 2007:5). Sikap hidup yang benar menurut
ajaran Agama Hindu adalah bersikap seimbang antara percaya dan menyayangi pada Tuhan
dengan mengabdi pada sesama manusia dan menyayangi alam semesta. Terbangunnya hubungan
harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan
lingkungan. Konsep Tri Hita Karana menurut Donder dikelompokkan menjadi tiga nilai yaitu:
(1) Nilai akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Parhyangan), (2) Nilai akhlak terhadap
manusia (Pawongan), dan (3) Nilai akhlak terhadap lingkungan (Palemahan). Dalam
menghadapi kehidupan yang pundamentalis, konsep ajaran Tri Hita Karana memperkenalkan
nilai-nilai realitas hidup bersama dalam hal penanaman nilai religious, pembudayaan nilai sosial,
penghargaan gender, penanaman nilai keadilan, pengembangan sikap demokratis, penanaman
sikap jujur, menunjukkan sikap kejujuran, peningkatan sikap dan daya juang, pengembangan
tanggung jawab, dan penghargaan lingkungan alam (Parmajaya, 2007:402-405). Penerapan
ajaran Tri Hita Karana jika dilaksanakan dengan secara mantap, kreatif dan dinamis maka akan
terwujudlah kehidupan harmonis yang meliputi pembangunan manusia seutuhnya yang astiti
bakti terhadap Sanghyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, cinta kepada kelestarian
lingkungan dan alam semesta serta tercipta kerukunan dan kedamaian dengan sesamanya.
Konsep dan filosofi Tri Hita Karana sudah sangat lama dikenal oleh masyarakat Bali. Sutjipta.
(2010 : 31) mengemukakan bahwa folisofi Tri Hita Karana merupakan filosofi yang paling
mendasar dari kehidupan komunal masyarakat Bali, dengan demikian Tri Hita Karana sangat
perlu dihayati dan dikembangkan.
Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) adalah lembaga kemasyarakatan yang ditetapkan
dengan Peraturan Desa (PERDES) yang bertugas untuk mengelola Hutan Desa yang secara fungsional
berada dalam organisasi desa dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa. LPHD didirikan dan
ditetapkan pada tanggal 30 Oktober 2017 beranggotakan 19 orang dengan ketuanya bernama I Ketut
Sandra. Profil kegiatannya adalah agroforestry tanaman kehutanan seperti alpukat, nangka , ampupu,
bamboo, dll, kegiatan bersih sampah, pengamanan hutan, pemberdayaan masyarakat sekitar dengan
pemberian bibit ayam dan bibit pohon.
BAB III. PEMBAHASAN
Berbisnis secara etika tentunya akan mempertimbangkan keadaan lingkungan sekitar yang
ada dengan selalu memperhatikan, menjaga dan melestarikan keasrian lingkungan sekitar. Lokasi
pendirian sebuah perusahaan harus memperhatikan tata aturan yang berlaku sesuai dengan
RTRW(rencana tata ruang wilayah) setempat, pengaturan dan pengolahan limbah agar tidak
mencemari lingkungan dan menyebabkan polusi. Dalam regulasi yang dikeluarkan oleh Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 8 Tahun 2022 tentang Perintisan Pengembangan
Generasi Lingkungan ditekankan pentingnya terbangun sebuah generasi lingkungan, generasi
yang lahir dengan internalisasi nilai-nilai cinta lingkungan. Dengan demikian akan memunculkan
budaya cinta lingkungan sejak dini, menjadi trend gaya hidup hijau, bersih dan sehat,
melestarikan bumi kita dari kerusakan yang akan menjadi penentu keberlangsungan hidup umat
manusia kedepan. Alam sekitar kita adalah lingkungan bagi segala spesies kehidupan, termasuk
manusia itu sendiri. Alam sekitar kita terbentuk dari lima unsur utama yaitu : Udara (bayu), Air
(apah), Api (teja. agni), Tanah (pertivi) dan Ruang (akasa). Kelimanya disebut dengan Panca
Maha Bhuta (Gorda, 1997 : 95). Pelemahan adalah konsep yang menginginkan adanya harmoni
antara manusia dengan lingkungan sekitarnya. Jika terjadi disharmoni, misalnya eksploitasi
lingkungan alam secara berlebihan (tidak proporsional) maka akan terjadi ancaman terhadap
kegiatan ekowisata maupun agrobisnis yang ada di LPHD Batur Selatan.
BAB IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Aspek Parhyangan berpengaruh baik terhadap kawasan ekowisata LPHD
Batur Selatan dengan terjaganya kawasan hutan berlandaskan dengan
spirit etika berwirausaha yang tentunya menjadi modal penting dalam
kelestarian usaha dan lingkungan.
2. Apsek Pawongan dapat terlihat dari pelaksanaan kegiatan yang
mengedepannkan prinsip gotong royong dan kebersamaan dalam rangka
mewujudkan hutan lestari masyarakat sejahtera.
3. Aspek Palemahan terlihat dari asrinya kawasan hutan di LPHD Batur
Selatan dimana dahulu menjadi tempat pembuangan sampah illegal
namun berkat usaha keras dan sunguh-sungguh maka areal hutan tersebut
kini menjadi kawasan wisata yang indah
4.2. Saran
Perlu ditekannkan prinsip pengelolaan hutan berlandasakan Tri Hita
Karana agar tujuan LPHD Batur Selatan dapat tercapai sesuai dengan harapan
seluh anggota dan masyarakat sekitar.
DAFTAR PUSTAKA