Anda di halaman 1dari 3

Kelompok : 4

Rombel : 2
Anggota : ADELIO BOBY JONATHAN (230513607273)
AHMAD AKBAR (230513602297)
BERNY DIEN ASKARA (230513606241)
FEBRIAWAN ANDREAN (230513609756)
M.LAZUARDI RELIGIA HARIYONO (230511610417)
RAIHAN ALA KHAIRI (230513601583)

Analisis Problematika Perkembangan Emosi dan Perkembangan Moral-Spiritual


pada Peserta Didik
Problem 1
https://metro.tempo.co/read/562088/kasus-ade-sara-remaja-jakarta-kondisinya-kritis

Kasus Ade Sara, Remaja Jakarta Kondisinya Kritis


Reporter MC Nieke Indrietta Baiduri
Jumat, 14 Maret 2014 04:44 WIB
Polisi menunjukkan barang bukti saat gelar perkara pembunuhan Ade Sara di Polres Bekasi, Jawa
Barat (7/3). Polres Bekasi kota berhasil menangkap Hafid dan Assifa Rahmadhani tersangka
pembunuh Ade Sara dan mereka dijerat pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara
seumur hidup. ANTARA/Hafidz Mubarak
TEMPO.CO, Jakarta – Pembunuhan yang melibatkan kalangan remaja kembali terjadi di Jakarta.
Psikolog remaja dari Universitas Negeri Jakarta, Evita Adnan, mengatakan kondisi itu bisa
dikategorikan sebagai keadaan yang kritis bagi para remaja. “Ini sudah darurat, situasi yang kritis
untuk remaja,” katanya saat dihubungi, Kamis, 13 Maret 2014.
Awal Maret 2014, Ade Sara Angelina Suroto, 19 tahun, tewas dibunuh oleh mantan kekasihnya, Imam
Ahmad Al Hafidt dan Assyifa Ramadhani, pacarnya saat ini. Kejadian serupa kembali terjadi di
Cilandak, Jakarta Selatan, dengan korban Mia Nuraini, 16 tahun, yang tewas dibunuh mantan
kekasihnya yang berinisial A, yang dibantu tujuh rekannya. Motifnya pun sama, pelaku cemburu
kepada korban.
Evita mengatakan, situasi yang dihadapi remaja saat ini disebut kritis karena berbagai faktor. Dari segi
usia, kata dia, remaja memang memiliki tingkat emosional yang sangat tinggi. Sebagian besar dari
para remaja itu kerap kehilangan kontrol emosi karena kurangnya pembelajaran sosial dan emosional.
“Jadi, sangat mungkin kalau cemburu lalu emosinya mudah tersulut,” ujarnya.
Faktor lain yang turut berpengaruh, kata dia, adalah tuntutan lingkungan yang cukup tinggi terkait
masalah akademis. Evita mengatakan, sebagian besar orang tua dan guru saat ini hanya sekedar
mementingkan prestasi dan nilai yang diraih remaja di sekolah. Guru dan orang tua disebutnya sudah
puas jika anaknya tersebut berhasil meraih nilai baik dan aktif di lingkungannya.
“Padahal, anak yang nilai baik dan aktif belum tentu kebutuhan emosionalnya tersalurkan dengan
baik,” kata dia. Evita mengatakan, kurikulum pendidikan yang ada saat ini juga masih belum
memberikan porsi kepada penerapan ilmu sosial dan emosional. Akibatnya, yang menjadi perhatian
utama hanyalah aspek kognitif saja.
Situasi ini, kata Evita, harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan para ahli. Dia mengatakan
pesatnya pembangunan di Jakarta membuat remaja kerap terabaikan dan cenderung tidak dianggap
penting kebutuhannya. Padahal, masa-masa remaja adalah titik penting bagi perkembangan emosional
bagi masa depan seseorang.
Dua kasus pembunuhan oleh remaja tadi, kata Evita, sangat mungkin karena para remaja itu diabaikan
dan tidak dianggap penting. Hal itu membuat remaja cenderung tidak bisa mengontrol perilakunya
terutama jika sedang dalam emosi yang tinggi. Permasalahan ini, kata dia, sudah terjadi di berbagai
kelas sosial masyarakat.
“Bukan Cuma anak orang miskin saja, anak orang kaya juga banyak yang diabaikan karena orang
tuanya terlalu sibuk bekerja,” ujar dia. Untuk itu, Evita berharap pemerintah memberikan perhatian
serius kepada persoalan remaja tersebut. Salah satu caranya adalah dengan membuat kelas pelatihan
konseling yang berada di sekitar pemukiman masyarakat.

Kelas konseling di pemukiman itu, kata dia, bukan hanya ditujukan kepada remaja saja. Orang tua
juga bisa mengikuti kelas tersebut agar menjadi lebih perhatian kepada anak dan lingkungan di
sekitarnya. “Jadi, ada faktor kepedulian juga dari tetangga sebagai orang yang tinggal di lingkungan
sekitar remaja,” ujarnya.
Problem 2
Adi merupakan siswa smp 1 kenongo, dia merupakan siswa yang bermasalah. Di kelas Adi suka
berkata-kata kasar terhadap temannya yang membuat teman sekelasnya sakit hati, tak sampai disitu
Adi juga sering menggunakan bahasa yang tidak sopan kepada gurunya, alhasil Adi sering berurusan
dengan guru di ruang BK.
Analisis

Macam
Perilaku
problematika Penyebab Solusi
bermasalah
(Bahasa/Sosial)
Problem 1 Pembunuhan Perkembangan Kecemburuan Memberikan
terhadap pasangan emosi dan kurangnya penerapan ilmu
dalam sosial dan
mengontrol emosi,
emosi memberikan
pemahaman
tentang
mengontrol
emosi.
Problem 2 Berbicara tidak Perkembangan Kurangnya Guru dapat
sopan, sering moral-spiritual pembekalan selalu
terdengar orang tua mengitegrasikan
mengucapkan kata- terhadap anak, perilaku sopan
kata kasar lingkungan yang santun ini dalam
kurang baik setiap mata
Menggunakan pelajaran, orang
bahasa informal tua memberika
kepada orang yang pembelajarn dan
lebih tua perhatian lebih
kepada Adi.

Anda mungkin juga menyukai