Anda di halaman 1dari 16

Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra

P-ISSN: 1978-8800, E-ISSN: 2614-3127


http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Stilistika/index
Vol. 15 No. 2, Juli 2022, hal 179-194

ANALISIS RESEPTIF
ANGKATAN 2000 DALAM SASTRA INDONESIA

RECEPTIVE ANALYSIS OF
ANGKATAN 2000 DALAM SASTRA INDONESIA

Muhri Muhri1*, Ana Yuliati2


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP PGRI Bangkalan, Indonesia 1,2
muhri@stkippgri-bkl.ac.id1, anayuliati@stkippgri-bkl.ac.id2
*penulis korespondensi

Info Artikel ABSTRAK


Sejarah artikel: Angkatan 2000 sebagai bagian dari sejarah sastra pada mulanya ditolak oleh
Diterima: banyak sastrawan. Melalui perjalanan waktu, Angkatan 2000 tercantum
30 Maret 2022 dalam beberapa tulisan ilmiah. Dengan latar belakang tersebut, tujuan
Direvisi: penelitian ini adalah mendeskripsikan penerimaan Angkatan 2000 dalam
16 Juni 2022 Sastra Indonesia dan usia sastrawan dan karya sebagai indikator klasifikasi
Disetujui: sejarah sastra. Pada dasarnya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif.
27 Juli 2022 Data kuantitatif tersebut dideskripsikan sehingga hanya menjadi data awal
saja. Sumber data utama berupa satu buku usulan Angkatan dan dua buku
Kata kunci: dan dua penelitian yang menanggapi. Metode analisis menggunakan metode
sejarah, sastra, analisis-deskriptif. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa 1)
Angkatan Angkatan 2000 diterima sebagai bagian dari sejarah sastra indonesia dan 2)
inklusi sastrawan dalam angkatan tidak mempertimbangkan usia sastrawan
dan karya.

Article Info ABSTRACT


Article history: Angkatan 2000 as part of literary history was initially rejected by many
Received: writers. After a few year, Angkatan 2000 was listed in several scientific
30 March 2022 writings. With this background, the purpose of this study is to describe the
Revised: acceptance of Angkatan 2000 in Indonesian literature and the age of writers
16 June 2022 and works as a classification indicator of literary history. Basically, this
Accepted: research includes quantitative research. The quantitative data are then
27 July 2022 described. As a result, they are only preliminary data. The main data sources
are one book as proposal and two books and two research articles as
Keyword: responses. The descriptive-analytic is used as primary method. Based on the
history, literature, analysis, it can be concluded that 1) Angkatan 2000 is accepted as part of
generation the history of Indonesian literature and 2) the inclusion of writers in the
batch did not consider the age of the writers and works.

Copyright © 2022, Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra


DOI: http://dx.doi.org/10.30651/st.v15i2.12795

PENDAHULUAN banyak tokoh, seperti H.B. Jassin,


Dalam penulisan sejarah sastra Rosihan Anwar, Ajip Rosidi, dsb.
Indonesia, model atau pendekatan Model ini juga merupakan model yang
angkatan merupakan sistem yang jamak diajarkan di sekolah. Angkatan
paling dominan. Model atau Balai Pustaka, Angkatan Pujangga
pendekatan sastra ini memiliki paling Baru, Angkatan ’45, Angkatan ‘50,

179
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

Angkatan ’66, Angkatan 70, Angkatan sama. H. B. Jassin (dalam Rampan,


’80, dan Angkatan 2000 adalah nama- 2000:xxx) mematok rentang 15 – 25
nama yang populer dalam pembabakan tahun. Maka jamak ditemukan rentang
atau klasifikasi sastra indonesia dengan antar penulis termuda dan tertua dalam
menggunakan model ini. Hal ini sebuah angkatan bisa mencapai 20
disebabkan oleh pengusul model ini tahun, bahkan lebih. Dalam kehidupan
yaitu H. B. Jassin yang memiliki nyata, orang yang usianya terpaut 20
pengaruh paling besar di antara tahun tidak akan bisa disebut satu
kritikus-krikus lain (Mahayana, generasi apalagi seangkatan.
2017:3). Masalah lain dari penetapan
Kata angkatan dibatasi sebagai persoon ini terjadi karena buku-buku
generasi; sekelompok orang yg sejarah sastra memasukkan penulis-
sezaman (sepaham dsb) (Tim Penyusun penulis yang berbeda dalam buku yang
Kamus Pusat Bahasa, 2008:69). mereka susun. Penetapan ini didasarkan
Definisi nomor 4 ini tidak lagi antara lain kedekatan penulis sejarah
ditemukan pada Kamus Besar Bahasa dengan persoon sastrawan tertentu,
Indonesia edisi V. Dalam KBBI V versi referensi yang beragam, dan penafsiran
digital, angkatan ini ada pada definisi yang berbeda tentang penetapan
urutan 8 yaitu sekelompok sastrawan persoon dalam sebuah angkatan.
yang bertindak sebagai kesatuan yang Angkatan 2000 adalah salah satu
berpengaruh pada masa tertentu dan cetusan angkatan sastra yang
secara umum menganut prinsip yang “bermasalah”. Buku Angkatan 2000
sama untuk mendasari karya sastra dalam Sastra Indonesia (2000) sebagai
(Tim Penyusun KBBI Edisi Kelima, pernyataan proklamasi Angkatan 2000
2016). Meskipun berbeda lingkup, dua mendapat penentangan dari berbagai
definisi ini memiliki dua kesamaan, pihak. Penolakan tersebut tidak secara
yaitu ‘sekelompok orang’ dan yang terang dilakukan. Yudiono K.S. tidak
‘sezaman’. Kata lain atau kata yang mencantumkan buku tersebut dalam
bersinonim dengan angkatan adalah bukunya Pengantar Sejarah Sastra
generasi. Indonesia. Padahal buku ini terbit
Dari generalisasi tersebut, setelah tujuh tahun Angkatan 2000
muncul sebuah masalah. Angkatan atau diusulkan. Penolakan sebagian
generasi dalam sastra tidak sama dilakukan oleh beberapa penulis
dengan angkatan atau generasi dalam Mujiyanto & Fuady (2014). Dalam
ranah resmi seperti sekolah, buku Kitab Sejarah Sastra Indonesia,
ketentaraan, dsb. Kelompok orang mereka tetap mencantumkan Angkatan
dalam sekolah dan tentara memiliki 2000, tetapi membahas sastra dekade
awal pengangkatan yang jelas, 1990-an secara terpisah. Mereka juga
memiliki usia yang relatif sama, dan memasukkan sastrawan pasca
memiliki posisi dan tugas yang jelas. reformasi yang oleh rampan tidak
Akan ditemukan misalnya siswa SMA dimasukkan. Hal serupa dilakukan oleh
Angkatan 1990, siswa pelatihan Aveling (2007:8). Penolakan tersebut
keterampilan berbicara angkatan kedua juga ditunjukkan dengan kegagalan
tahun 1990, dsb. Dalam kesusastraan, buku Rampan tersebut dalam
generasi mengarah pada kata sezaman penjualan. Bahkan, buku kedua yang
yang bisa berarti seumuran atau dijanjikan tidak pernah terbit. Selain
berkarya pada rentang waktu yang masalah penolakan, buku Rampan

180
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

tersebut bermasalah dalam penetapan penetapan (inklusi) sastrawan ke dalam


sastrawan. Inklusi sastrawan dilakukan Angkatan 2000.
tanpa mempertimbangkan segi usia
seperti pendapat Jassin di atas. Jassin METODE
secara spesifik menetapkan usia Secara mendasar penelitian ini
sastrawan sekitar 25 tahun saat sebuah lebih menekankan pada kuantitas, yaitu
angkatan dicetuskan (2013:35-6). angka usia sastrawan pada angka
Dalam buku Rampan tersebut tengah awal dan akhir sebuah angkatan.
terdapat sastrawan yang dimasukkan Ditinjau dari hal ini penelitian ini
dalam angkatan 2000 yang usianya 40 termasuk penelitian kuantitatif.
tahun, bahkan lebih. Sastrawan tersebut Analisis kuantitatif tersebut
antara lain Acep Zamzam Noor, Afrizal kemudian dijabarkan dalam bentuk
Malna, Ahmadun Yosi Herfanda, Bre deskripsi. Deskripsi tersebut diperoleh
Redana, Irawan Sandhya Wiraatmaja, dari hal-hal yang berkaitan dengan
Isbedy Stiawan Zs, Jujur Prananto, sastrawan selain usia. Misalnya Joko
Kriapur, Maman S. Mahayana, Rani Pinurbo yang secara usia seusia dengan
Rachmani Moediarta, Rayni N. sastrawan 70/80-an namun ditinjau dari
Massardi, Remmy Novarais D.M., karya berada di lingkup 2000-an.
Seno Gumira Ajidarma, Sirikit Syah, Ditinjau dari hal ini, penelitian ini
dan Wahyu Wibowo. Sastrawan- termasuk penelitian deskriptif. Secara
sastrawan tersebut lebih tepat keseluruhan penelitian ini termasuk
dimasukkan pada generasi sebelumnya. penelitian kuantitatif deskriptif.
Meskipun demikian, melalui perjalanan Pendekatan penelitian
waktu, Angkatan 2000 ternyata menggunakan pendekatan reseptif yaitu
diterima sebagai bagian dari sejarah pendekatan yang menitikberatkan pada
sastra Indonesia. Hal ini terbukti dari resepsi atau tanggapan pembaca.
pencantuman Angkatan 2000 dalam Pembaca dalam penelitian ini adalah
tulisan ilmiah, baik secara eksplisit pembaca-pembaca kritis yang
maupun secara implisit. mempublikasikan hasil kritik dan
Dengan mendasarkan pada latar ulasannya dalam bentuk buku dan
belakang tersebut, diajukan sebuah laporan atau artikel ilmiah hasil
penelitian berjudul “analisis Reseptif penelitian. Pendekatan resepsi ini
Angkatan 2000 dalam Sastra dalam kritik sastra termasuk
Indonesia”. Dengan latar belakang ini, pendekatan yang lebih mengarah pada
penelitian yang mendalam diperlukan pendekatan pragmatik dari pada
untuk memberi kejelasan siapakah mimetik, ekspersif, dan/atau objektif.
yang termasuk dalam sebuah angkatan. Model sejarah sastra yang
Selanjutnya, penelitian ini hendak digunakan adalah model angkatan atau
bermula dari tiga masalah utama yaitu: generasi. Ditinjau dari pendekatan
bagaimana penetapan sastrawan kritik model ini cenderung masuk ke
Angkatan 2000 dalam Angkatan 2000 dalam pendekatan tradisional yang
dalam Sastra Indonesia karya Korrie lebih menitik beratkan pada tokoh
Layun Rampan, bagaimana resepsi sastrawan. Model ini juga cenderung
penulis sejarah sastra terhadap tokoh membagi generasi sastrawan
Angkatan 2000 Dalam Sastra berdasarkan peristiwa-peristiwa politik.
Indonesia karya Korrie Layun rampan, Sesuai dengan pendekatan dan teori,
dan bagaimana faktor usia dalam sumber data penelitian ini adalah

181
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

berupa dokumen. Dokumen tersebut sumber primer yaitu objek penelitian


berupa buku sejarah sastra, hasil berupa buku dan penelitian yang
penelitian, dan artikel pada media tercantum tersebut.
massa, baik cetak maupun elektronik. Sesuai dengan sumber data, data
Dua sumber data pertama adalah dikumpulkan dari objek penelitian di
sumber data primer, sedangkan sumber atas. Analisis data menggunakan
data ketiga adalah sumber data metode analisis-deskriptif. Data yang
sekunder. Penyertaan artikel media terkumpul dianalisis, diberi skor
massa tersebut sebagai pelengkap kemudian dideskripsikan. Langkah
terutama dalam hal biografi penulis atau prosedur penelitian melalui
yang tidak semua buku bisa dijangkau. tahapan. Tahapan tersebut dimulai
Data penelitian berupa nama- dengan mengumpulkan data,
nama sastrawan dalam sumber data. menganalisis data dengan memetakan
Nama tersebut kemudian dicari data sastrawan berdasarkan yang tertulis
biografinya dengan informasi yang dalam buku dan artikel ilmiah dan
paling penting adalah tanggal lahir dan membuat tabel berdasarkan awal karya
awal berkarya. Penetapan sastrawan dan usia. Setelah koleksi dan tabulasi
tersebut berdasarkan inklusi dalam data, langkah selanjutnya adalah
tulisan-tulisan ilmiah. Buku utama mendeskripsikan hasil temuan dan
sebagai usulan atau cetusan Angkatan menyimpulkan berdasarkan temuan.
2000 adalah Angkatan 2000 dalam
Sastra Indonesia yang ditulis oleh HASIL DAN PEMBAHASAN
Korrie Layun Rampan (2000). Selain Hasil Penelitian
buku utama ini ada dua buku sejarah 1. Sastrawan Angkatan 2000 dalam
sastra dan dua penelitian tentang Angkatan 2000 dalam Sastra
Angkatan 2000. Dua buku tersebut Indonesia Oleh Korrie Layun
yaitu Pengantar Sejarah Sastra Rampan
Indonesia yang ditulis oleh Yudiono Sebagai sebuah cetusan, Angkatan
K.S. (2007) dan Kitab Sejarah Sastra 2000 dicetuskan oleh Korrie Layun
Indonesia ditulis oleh Yant Mujiyanto Rampan (KRL) dengan buku antologi
dan Amir Fuady (2014). Dua penelitian Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia
yang dijadikan sumber penelitian yaitu yang terbit tahun 2000. Buku ini tidak
“Potret Eksploitasi Perempuan Oleh sepenuhnya diterima. Hal ini terbukti
Penulis Perempuan Dalam Susastra dari gagalnya penjualan buku ini
Angkatan 2000-An: Kajian Feminisme sehingga buku kedua tidak pernah
Dalam Susastra Indonesia.” Penelitian terbit. Terlepas dari gagalnya buku ini
oleh Nanik Setyawati, Zainal Arifin, menarik minat pembaca, ternyata
Larasati, and Icuk Prayogi (2013) dan Angkatan 2000 tetap menjadi bagian
“Sudut Pandang Feminisme Pengarang dari sejarah sastra Indonesia. Hal ini
Perempuan dan Pengarang Laki-Laki terbukti dari adanya bab atau sub-bab
Terhadap Tokoh Perempuan dalam yang mengulas atau memasukkan
Novel Angkatan 2000.” Penelitian oleh Angkatan 2000 sebagai bagian dari
Sofiatin, Dadang Sunendar, Sumiyadi, pembabakan atau periodisasi sastra
and Andoyo Sastromiharjo (2020) dalam buku sejarah sastra dan
Pengumpulan data menggunakan penelitian sejarah sastra. Korrie Layun
metode dokumentasi. Pengumpulan Rampan mengikuti klasifikasi dengan
data dilakukan dengan membaca sistem angkatan atau generasi seperti

182
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

yang dilakukan oleh H.B. Jassin. Selain itu, buku ini juga terkesan
Bahkan, dalam Apresiasi Cerpen tergesa-gesa diselesaikan. Untuk
Indonesia Mutakhir yang berkelindan angkatan yang bertajuk angka 2000,
dengan buku Angkatan 2000 dalam buku ini terbit pada tahun tersebut dan
Sastra Indonesia, KLR memuat karya sastra tahun 1990-1999
mendedikasikan buku itu terutama (Rampan, 2000:xxiii). Padahal sebuah
“untuk guruku: Dr. H.B. Jassin” angkatan seharusnya memiliki ruang
(Rampan, 2009:vii). Seperti Jassin, sebelum dan sesudah angka tahun.
KLR mengklasifikasi sejarah sastra Angkatan 45 misalnya memasukkan
menjadi angkatan-angkatan yaitu: tokoh sastrawan yang menulis zaman
1) Angkatan Balai Pustaka atau Jepang juga sastrawan sesudah tahun
Angkatan 20-an 45. Angkatan 45 dan Angkatan 66,
2) Angkatan Pujangga Baru atau dengan demikian, beririsan pada masa
Angkatan 33 transisi antara tahun 1945 dan 1966.
3) Angkatan ‘45 Ketergesagesaan tersebut berakibat
4) Angkatan ‘66 pada adanya sejumlah sastrawan yang
5) Angkatan ‘70/‘80 aktif menulis pada tahun 2000-an tidak
6) Angkatan 2000 (Rampan, dicantumkan dalam buku tersebut.
2000:xxix) Djenar Maesa Ayu adalah salah satu
Seperti pada masalah penelitian, tokoh 2000-an yang tidak tercantum
pada sub bagian ini diulas siapa saja dalam Angkatan 2000 usulan Rampan.
yang ditetapkan sebagai sastrawan Jika ditinjau dari karya, karya Djenar
Angkatan 2000 oleh Korrie Layun Maesa Ayu diterbitkan awal 2000-an
Rampan. Seperti diketahui, buku dan memiliki semangat Angkatan 2000
Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia seperti pada karya Ayu Utami yang
(2000) merupakan buku yang pertama ditetapkan sebagai pelopor novel.
kali mencetuskan Angkatan 2000. Nama-nama yang tidak tersebut dalam
Selanjutnya penerimaan oleh penulis buku ini kemudian ditulis oleh penulis
sejarah sastra yang menulis karya sejarah sastra yang meresepsi karya
mereka setelah terbitnya buku Rampan tersebut.
Angkatan 2000 dalam Sastra
Indonesia. Pada buku tersebut 2. Resepsi Penulis dan Peneliti
dicantumkan 76 sastrawan beserta Sejarah Sastra terhadap Angkatan
karyanya dalam bentuk antologi. Daftar 2000 dalam Sastra Indonesia
nama sastrawan tercantum pada karya Korrie Layun Rampan
lampiran. Setelah terbitnya Angkatan 2000
Sebagai sebuah cetusan, buku ini dalam Sastra Indonesia yang ditulis
memiliki kelemahan yang signifikan. oleh Korrie Layun Rampan, terbit
Salah satu kelemahan buku ini adalah beberapa buku dan penelitian terkait
adanya sebagian tokoh yang sudah dengan Angkatan 2000. Penamaan
populer pada generasi sebelumnya angkatan tidak harus sama dengan
namun dimasukkan ke dalam Angkatan cetusan seperti yang dilakukan oleh
2000. Afrizal Malna, Acep Zamzam Korrie Layun Rampan. Berikut
Noor, Abidah El Khalieqy, Isbedy tanggapan buku-buku dan penelitian-
Stiawan Zs, Soni Farid Maulana, dsb. penelitian sejarah sastra Indonesia
adalah beberapa tokoh yang sudah terhadap Angkatan 2000. Buku-buku
dikenal pada 1980-an.

183
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

sejarah sastra Indonesia tersebut diurut masa paling dekat dengan Angkatan
berdasarkan tahun terbit. 2000.
Pendekatan politis terlihat pada
a. Pengantar Sejarah Sastra dasar pembabakan atau klasifikasi.
Indonesia (2007) oleh Yudiono Angka tahun yang digunakan selalu
K.S. berkaitan dengan peristiwa-peristiwa
Berbeda dengan Angkatan 2000 politik nasional. Selain itu latar
dalam Sastra Indonesia, buku ini tidak belakang klasifikasi selalu berkaitan
menggunakan sistem angkatan. dengan peristiwa-peristiwa politik
Pendektatan sejarah sastra yang tertentu. Pendekatan sosiologis, di sisi
digunakan dalam buku ini bukan lain, mengingat uraian dalam buku ini
didasarkan pada pengarang yang berkaitan dengan hal-hal seputar sastra
cenderung ekspresionis seperti pada yang berada di luar sastra misalnya
sistem Angkatan. Buku ini juga tidak penerbitan, lomba-lomba sastra,
menggunakan sistem periode dan kritis penghargaan sastra, komunitas-
seperti pada buku A. Teeuw Modern komunitas sastra, dsb.
Indonesian Literature (1967) yang Dalam buku ini YKS seperti
cenderung berpendekatan objektif. menghindari model angkatan.
Buku ini juga tidak berpendekatan Akibatnya, ada kerancuan tokoh satu
periodis seperti buku Ajip Rosidi periode tertentu dengan tokoh
Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia berikutnya. Dalam masa pembebasan
(1986). Yudiono K.S. (YKS) misalnya dibahas Pramoedya Ananta
mengajukan pembagian perkembangan Toer yang dibahasnya sebagai tokoh
kesusastraan menjadi empat bagian masa pergolakan. Pramoedya juga
yaitu: dibahas pada Masa Pemapanan dan
1) Masa Pertumbuhan 1900-1945 Masa Pembebasan. Karya Pramoedya
2) Masa Pergolangan 1945-1965 masuk dalam bacaan terpilih pada tiga
3) Masa Pemapanan 1965-1998 masa dari empat masa yang ditawarkan
4) Masa Pembebasan 1998-Kini YKS. Hal ini membingungkan
Ditinjau dari rentang waktu dan pembaca yang sudah terbiasa dengan
awal setiap rentang, YKS pola angkatan dan periode.
menggunakan pendekatan sosio-politik Dalam buku ini YKS, secara
sebagai pembabakan dalam sejarah tidak langsung, menolak Angkatan
sastra. Masa pertumbuhan dimulai 2000 yang dicetuskan oleh KLR.
dengan 1900 yang merupakan awal Penolakan ditunjukkan dengan tidak
bangkitnya Budi Utomo; masa dicantumkannya buku Angkatan 2000
pergolakan dimulai pada angka tahun dalam Sastra Indonesia sebagai
1945 yang merupakan tahun referensi pada daftar pustaka. Padahal,
kemerdekaan Indonesia; masa tidak mungkin sebuah buku sejarah
pemapanan berangka tahun 1965 yang sastra yang terbit 2007 tidak mengenal
merupakan tahun keruntuhan Orde buku KLR yang terbit pada tahun 2000.
Lama dan lahirnya Orde Baru; dan Paling tidak buku tersebut bisa
masa pembebasan yang berangka tahun dijadikan rujukan sebagai sebuah
1998 merupakan angka tahun penolakan.
runtuhnya Orde Baru dan lahirnya Orde Selain tidak ada dalam daftar
Reformasi. Pada keempat masa rujukan, YKS mengajukan
tersebut, masa pembebasan adalah pembabakan sejarah sastra Indonesia

184
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

secara berbeda dengan model generasi Noor, Ane Balgis, Anto Narasoma,
atau angkatan yang jamak dikenal. Anwar Putra Bayu, A.S. Laksana, Beni
Penolakan ditunjukkan bahwa 1990- Setia, Diyan Kurniawan, Djenar Maesa
1999 yang diusulkan KLR dimasukkan Ayu, Eka Kurniawan, Fira Basuki,
sebagai masa pemapanan 1965-1998. Helvy Tiana Rosa, Jajang B. Kawentar,
Sepintas rentang waktu KLR masuk Muhammad Syafiq, Nurhayat Arif
dalam masa pemapanan. Namun Permana, Oka Rusmini, Puthut E.A.,
ternyata YKS mengusulkan Masa Putu Fajar Arcana, Putu Vivi Lestari,
Pembebasan yang rentang waktunya Raudal Tanjung Banoa, Shanti Syarif,
ditulis 1998-kini. Dengan ini YKS Taufik Wijaya, dan Wayan Sunarta.
seperti menyatakan bahwa pergantian Tokoh-tokoh ini adalah tokoh-tokoh
generasi dari Orde Baru menuju Orde yang aktif pada tahun 2000-an.
Reformasi dimulai tahun 1998 sebagai
tanda kejatuhan Orde Baru. b. Kitab Sejarah Sastra Indonesia
Karena sifat pendekatan yang (2014) oleh Yant Mujiyanto dan
terlalu sosio-politis ini, buku ini hampir Amir Fuady
tidak memotret unsur kekhususan Berbeda dengan YKS yang
sistem karya sastra dan ketokohan menolak atau menjadi antitesis KLR,
dalam setiap masa. Buku ini hanya dalam buku Kitab Sejarah Sastra
berharga jika pembaca hendak melihat Indonesia, Yant Mujiyanto dan Amir
peristiwa sastra dari sudut pandang Fuady (YM-AF) menjadi sintesis dari
murni di luar sistem sastra. Secara tidak dua buku pertama. Buku yang terbit
langsung, tetap bisa dinyatakan bahwa 2014 ini, menggabungkan kedua buku
buku ini menanggapi Angkatan 2000 di atas dengan menyebut dalam judul
dengan penolakan. Tanggapan atau bab “Sastra Dekade 90-an dan
resepsi tersebut ditunjukkan dengan Angkatan 2000” (Mujiyanto and
penggunaan latar belakang yang sama Fuady, 2014:147). Buku ini juga
antara Angkatan 2000 dengan Sastra mengikuti model penulisan sejarah
Masa Pembebasan yaitu sama-sama sastra dengan sistem angkatan.
didasarkan pada peristiwa sosio-politik Klasifikasi sastra menggunakan pola
keruntuhan Orde Baru dan lahirnya klasifikasi yang sama dengan KLR di
Orde Reformasi. Bedanya, Angkatan atas. Buku ini menyebutkan sebagian
2000 dalam Sastra Indonesia memotret besar nama-nama yang disebutkan
karya menjelang runtuhnya Orde Baru dalam buku KLR dan YKS dan
antara 1990-2000, sedangkan sastra ditambah tokoh-tokoh yang berbeda
masa pembebasan dalam buku YKS dua buku sebelumnya.
memotret pasca runtuhnya Orde Baru
yaitu mulai 1998-sekarang. c. “Potret Eksploitasi Perempuan
Pada buku YKS ini disebutkan oleh Penulis Perempuan dalam
secara terpencar sejumlah penulis yang Susastra Angkatan 2000-An:
baru berkiprah pada masa pembebasan. Kajian Feminisme Dalam Susastra
Berdasarkan kiprah tersebut, di antara Indonesia.” (2013) Penelitian oleh
tokoh yang disebutkan, penulis baru Nanik Setyawati, Zainal Arifin,
inilah yang layak dimasukkan sebagai Larasati, and Icuk Prayogi.
penulis masa pembebasan. YKS Penelitian ini fokus pada
menyebutkan penulis-penulis muda eksploitasi perempuan. Tidak seperti
pada tahun 2000-an antara lain Agus buku sejarah sastra yang menetapkan

185
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

sejumlah tokoh sebagai bagian dari sastrawan juga tidak disertai alasan
sebuah angkatan, penelitian ini yang memadai. Dengan demikian, bisa
memusatkan perhatian pada empat dinyatakan bahwa pemasukan tokoh
penulis perempuan, yaitu Ayu Utami, dalam daftar merupakan ijtihad dari
Dewi Lestari, Djenar Maesa Ayu, dan para peneliti tersebut.
Fira Basuki. Sayangnya, pembatasan
ini tidak disertai dengan daftar penulis 3. Usia sebagai Indikator Penetapan
Angkatan 2000. Sastrawan dalam Angkatan 2000
Dalam hal penamaan, penelitian Seorang ilmuwan sejarah sastra
ini menyebut Angkatan 2000 dengan memasukkan nama sastrawan ke dalam
Angkatan 2000-an. Penamaan terkesan sebuah angkatan tentu melalui
menghindari cara kaku dalam pertimbangan-pertimbangan.
penetapan Angkatan 2000 seperti yang Pertimbangan yang dipakai seharusnya
ditetapkan oleh KLR yang mendaftar pertimbangan objektif dan dilakukan
anggota angkatan. Selain itu dari empat dengan teliti dan tersistem untuk
nama penulis perempuan tersebut, melahirkan sebuah acuan terhadap
hanya Ayu Utami yang terdapat dalam pemahaman generasi sastra yang juga
buku Angkatan 2000 dalam Sastra memudahkan pemahaman terhadap
Indonesia. perkembangan kesusastraan nasional.
Berdasarkan penelitian terhadap
d. “Sudut Pandang Feminisme sumber-sumber ilmiah tentang sejarah
Pengarang Perempuan dan sastra di atas, ternyata penulisan sejarah
Pengarang Laki-Laki Terhadap sastra tidak sepenuhnya dilakukan
Tokoh Perempuan dalam Novel dengan baik dan cermat. Hal ini bisa
Angkatan 2000” (2020) Penelitian disimak pada pencantuman tokoh
oleh Sofiatin, Dadang Sunendar, sastrawan yang dimasukkan dalam
Sumiyadi, and Andoyo Angkatan 2000. Rentang usia dari
Sastromiharjo tokoh sastra tersebut 57 tahun. Dari
Seperti penelitian sebelumnya, daftar tersebut sastrawan tertua
penelitian ini menulis secara eksplisit kelahiran 1925 dengan usia 75 pada
“Angkatan 2000”. Berbeda dengan dua tahun 2000. Sastrawan termuda
buku sebelumnya, penelitian ini hanya kelahiran 1982 dengan usia 18 tahun
memasukkan tokoh-tokoh penulis pada tahun 2000. Tahun 2000
novel. Pembagian penulis, sesuai merupakan titik tengah Angkatan 2000
dengan fokus penelitian, didasarkan memanjang dari 1990 – 2010.
pada jenis kelamin, yaitu penulis atau Pertanyaannya, bisakah seseorang yang
pengarang laki-laki dan perempuan. berjeda 57 tahun dianggap sebagai satu
Dari jumlah tersebut dalam generasi?
penelitian, ada satu kejanggalan dalam Pertanyaan retoris tersebut bisa
penelitian tersebut. Ihsan Abdul dijawab dengan menilik kembali arti
Quddus dengan novel Aku Lupa Bahwa kata angkatan. Kata ini pada tingkatan
Aku Perempuan – setelah ditelusuri – tertentu memiliki kesamaan dengan
merupakan penulis Mesir. Buku novel generasi. Dengan mengganti kata
tersebut ternyata merupakan tersebut dengan sinonimnya, yaitu kata
terjemahan. Selain itu, tidak ada generasi, Angkatan 2000 atau 2000-an
penjelasan asal rujukan tabel sastrawan mengacu pada sastrawan-sastrawan
Angkatan 2000 tersebut. inklusi pada miliu angka 2000, bisa 5 sampai

186
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

10 tahun sebelum dan sesudah angka ditunjukkan bahwa sastrawan-


2000 tersebut. Dengan kata lain sastrawan tersebut telah berkarya pada
generasi sastrawan 2000-an adalah tahun 1980-an atau telah berkarya 20
sastrawan-sastrawan yang berkarya tahunan. Jika menilik kelayakan,
pada miliu tahun 2000. Jassin tokoh-tokoh tersebut seharusnya
menggunakan rentang 15 – 25 tahun. dimasukkan pada Angkatan 80. Nama-
Untuk memudahkan pelacakan, usia nama tersebut antara lain: Ahmadun
sastrawan bisa menjadi indikator Yosi Herfanda, Bre Redana, Dimas
pertama sabelum menentukan karya. Arika Miharja, Faruk H.T., Irawan
Jassin (2013:37) dalam Angkatan 66 Sandhya Wiraatmaja, Isbedy Stiawan
Prosa dan Puisi menyatakan bahwa Zs, Jujur Prananto, Kriapur, Maman S.
yang termasuk dalam Angkatan 66 Mahayana, Rani Rachmani Moediarta,
adalah sastrawan yang pada tahun 1966 Rayni N. Massardi, Remmy Novarais
berusia kira-kira 25 tahun. Ajip Rosidi D.M., Seno Gumira Ajidarma, Sirikit
(2012:58) dengan sudut pandang Syah, Wahyu Wibowo, Yanusa
sastrawan muda yang terlibat dalam Nugroho, dan Zoya Herawati. Penulis-
polemik dan pembaruan rata-ratu penulis tersebut berusia 40 bahkan di
berusia 30-an tahun. atas 40 tahun pada tahun 2000 yang
Berdasarkan angka 25 dan 30 dari merupakan titik tengah Angkatan 2000.
H.B. Jassin dan Ajip Rosidi, bisa Sastrawan tersebut juga sudah berkarya
ditetapkan bahwa Angkatan 2000 pada tahun 1980-an.
adalah sastrawan-sastrawan yang pada
tahun tersebut berusia 20 – 35 tahun. b. Pengantar Sejarah Sastra
Karena bukan indikator satu-satunya, Indonesia oleh Yudiono K.S.
angka tersebut bisa ditoleransi 5 tahun YKS dalam Pengantar Sejarah
sesudah atau sebelum rentang tersebut Sastra Indonesia secara spesifik
dengan pertimbangan tertentu. menyebutkan penulis-penulis baru dari
Toleransi ini misalnya pada kasus jalur penerbitan (K.S., 2007:282). Dari
seorang sastrawan yang sudah menulis semua daftar penulis dalam berbagai
dari kecil sehingga menghasilkan karya kategori, kategori inilah yang lepas dari
yang sudah matang sebelum usia 20 tumpang-tindih daftar nama angkatan.
tahun atau sebaliknya ada sastrawan Meskipun, hampir tidak menemui
yang terlambat dalam berkarya kejanggalan usia, namun beberapa
sehingga menghasilkan karya di usia sastrawan yang terdapat dalam daftar
lebih dari 30 tahun pada tahun 2000-an. tersebut sulit dicari datanya, baik profil
Untuk mendeskripsikan hal tersebut penulis maupun karyanya. Nama-nama
berikut disajikan ulasan tentang yang janggal secara usia, misalnya
sumber-sumber tersebut. Anto Narasoma usia 40 tahun pada
tahun 2000, Anwar Putra Bayu usia 40
a. Angkatan 2000 dalam Sastra tahun, dan Beni Setia usia 46 tahun.
Indonesia yang ditulis oleh Korrie Ditinjau dari karya yang sudah
Layun Rampan. diterbitkan ketiga nama tersebut sudah
Pada buku ini, ada beberapa menerbitkan karya sastra mereka pada
sastrawan yang usianya pada tahun tahun 80-an. Anto Narasoma (AN)
2000 telah mencapai 40 tahun. Sebagai sudah menerbitkan buku sejak 1988
anggota sebuah angkatan usia tersebut (Narasoma, n.d.). Penulis ini bisa
sudah terlalu matang. Hal ini kemudian ditoleransi mengingat karya awalnya

187
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

berangka tahun 1988 sudah agak jauh Kajian Feminisme Dalam Susastra
dari angka tengah 1980. Serupa dengan Indonesia.” Penelitian oleh Nanik
AN, Anwar Putra Bayu (APB) juga Setyawati, Zainal Arifin, Larasati,
sudah menulis tahun 1983 ketika masih and Icuk Prayogi.
sangat muda. Akan tetapi kiprahnya Pada penelitian yang
dalam kesusastraan baru dimulai pada memfokuskan pada sastrawan
awal dan sesudah 1990-an. perempuan ini disebutkan hanya empat
nama. Tokoh sastra tersebut adalah Ayu
c. Kitab Sejarah Sastra Indonesia Utami, Dewi Lestari, Djenar Maesa
ditulis oleh Yant Mujiyanto dan Ayu, Fira Basuki. Tokoh-tokoh sastra
Amir Fuady tersebut berusia 25 sampai 30 tahunan
Pada buku ini, ada beberapa nama pada tahun 2000.
yang dimasukkan dalam Angkatan
2000, tetapi sastrawan tersebut sudah e. “Sudut Pandang Feminisme
berusia di atas 40 tahun pada tahun Pengarang Perempuan dan
2000. Sastrawan tersebut adalah: Pengarang Laki-Laki Terhadap
Achmad Munif, Andrik Purwasita, D. Tokoh Perempuan dalam Novel
Zawawi Imron, F. Rahardi, Mukti Angkatan 2000.” Penelitian oleh
Sutarman, N. Riantiarno, Pandir Sofiatin, Dadang Sunendar,
Kelana, Remy Sylado, dan Yant Sumiyadi, and Andoyo
Mujiyanto. Dari nama-nama, tersebut Sastromiharjo
Pandir Kelana (PK) tertua. PK telah Ada beberapa nama yang ditinjau
berusia 75 tahun pada tahun 2000. dari usia mengandung kejanggalan
Ditinjau dari karya, PK telah menulis dalam karya penelitian ini. Nama-nama
novel pada 1981. Nama ini lebih cocok tersebut, yaitu: Ahmad Tohari, Budi
untuk dimasukkan dalam angkatan Sardjono, Cristine Hakim, Emha Ainun
70/80. Achmad Munif (AM) berusia 55 Nadjib, Mustofa Wahid Hasyim, Nh.
pada tahun 2000. Penulis ini dilahirkan Dini, Pramudya Ananta Toer, Putu
pada tahun 1945. Meskipun termasuk Wijaya, Remy Sylado, dan T.I.
senior pada tahu 2000, AM baru Thamrin. Penulis tersebut, pada tahun
menerbitkan buku pada tahun 2000-an. 2000 telah berusia lebih dari 40 tahun.
Dengan demikian, AM masih layak Bahkan ada beberapa nama yang telah
dimasukkan dalam Angkatan 2000-an. berusia lebih dari 50 tahun. Beberapa
Dengan karakteristik yang sama Andrik nama sudah dikenal pada angkatan
Purwasita, Mukti Sutarman, dan Yant sebelumnya. Nh. Dini dan Pramudya
Mujiyanto. Hal tersebut berbeda Ananta Toer, misalnya, telah dikenal
dengan D. Zawawi Imron, N. pada Angkatan 66. Ahmad Tohari,
Raintiarno dan Remy Sylado (Yapi Emha Ainun Nadjib, Putu Wijaya, dan
Tambayong). Tokoh-tokoh tersebut Remy Sylado telah dikenal sebagai
sudah populer pada tahun 1980-an. tokoh Angkatan 70/80. Berdasarkan
Dengan demikian, tokoh-tokoh tersebut kriteria usia dan usia karya, dua
lebih cocok dimasukkan dalam golongan tersebut tidak layak
Angkatan 70/80. dimasukkan dalam Angkatan 2000.
Budi Sardjono, Mustofa Wahid
d. “Potret Eksploitasi Perempuan Hasyim, dan T.I. Thamrin tidak terlalu
oleh Penulis Perempuan dalam dikenal pada angkatan sebelumnya.
Susastra Angkatan 2000-An: Ketiga tokoh ini produktif di usia tinggi

188
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

sehingga lebih dikenal pada 2000-an. 22) Anwar Putra Bayu


Karena itu, nama-nama tersebut bisa 23) Arie M.P. Tamba
dimasukkan dalam Angkatan 2000. 24) Arif B. Prasetyo
Kasus berbeda pada Andi Eriawan 25) A.S. Laksana
dan Anggi D. Widowati. Kedua nama 26) Aslan A. Abidin
ini tidak bisa ditelusuri tahun lahir 27) Asma Nadia
mereka. Namun, ditinjau dari usia 28) Ayu Utami
karya, mereka menulis setelah tahun 29) Beni R. Budiman
2000. Anggi D. Widowati menulis 30) Beni Setia
novel antara lain Langit merah Jakarta 31) Bre Redana
(2003), Laras (2003), dan Ibuku 32) Budi Sardjono
(Tidak) Gila (2014). Andi Eriawan 33) Cecep Syamsul Hari
menulis novel antara lain Always, Laila 34) Cristine Hakim
(2004), Love For Show (2007), dan 35) Dewi Lestari
Ruang Rindu (2007). Berdasarkan usia 36) Dianing Widya Yudhistira
karya kedua penulis ini dapat 37) Dimas Arika Miharja
dimasukkan ke dalam Angkatan 2000. 38) Diyan Kurniawan
39) Djenar Maesa Ayu
f. Klasifikasi Sastrawan Berdasarkan 40) Doddy Achmad Fawdzy
Usia 41) Dorothea Rosa Herliany
Setelah analisis resepsi dan analisis 42) Edi. A.H. Iyubenu
usia, dikumpulkan nama-nama 43) Eka Kurniawan
sastrawan yang masuk dalam angkatan 44) Endang Susanti Rustamaji
2000. Berikut disajikan nama-nama 45) Faruk H.T.
sastrawan yang dikutip dari sumber 46) Fira Basuki
penelitian tersebut. 47) Gol A Gong
1) Abdul Wachid B.S. 48) Gus TF
2) Abidah El Khalieqy 49) Habiburrahman El Shirazy
3) Acep Iwan Saidi 50) Handri TM
4) Acep Zamzam Noor 51) Helvy Tiana Rosa
5) Achmad Munif 52) Hamdi Salad
6) Adi Wicaksono 53) Intan Paramadhita
7) Afifah Afra Amatullah 54) Herlinatiens
8) Afrizal Malna 55) Herwan F.R.
9) Agus Noor 56) H.U. Mardi Luhung
10) Agus R. Sarjono 57) I Wayan Arthawa
11) Ahmad Fuadi 58) Indra Tranggono
12) Ahmad Nurullah 59) Irawan Sandhya Wiraatmaja
13) Ahmad Syubbanuddin Alwy 60) Isbedy Stiawan Zs
14) Ahmadun Yosi Herfanda 61) Iwan Setyawan
15) Alberthiene Endah 62) Jajang B. Kawentar
16) Andrea Hirata* 63) Jamal D. Rahman
17) Andi Eriawan 64) Jamal T. Suryanata
18) Andrik Purwasita 65) Joko Pinurbo
19) Ane Balgis 66) Joni Ariadinata
20) Anggi D. Widowati 67) Jujur Prananto
21) Anto Narasoma 68) Kriapur

189
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

69) Kris Budiman 115) Tere Liye


70) Kurnia J.R. 116) Tjahjono Widijanto
71) Kusprihyanto Namma 117) Tomy Tamara
72) Lan Fang 118) Triyanto Triwikromo
73) Lea Pamungkas 119) Ulfatin Ch
74) Linda Kristanti (Linda 120) Wahyu Wibowo
Christanty) 121) Wayan Sunarta
75) M. Shoim Anwar 122) Wiji Thukul
76) Maman S. Mahayana 123) Wowok Hesti Prabowo
77) Medy Loekito 124) Yant Mujiyanto
78) Moh. Wan Anwar 125) Yanusa Nugroho
79) Mona Sylviana 126) Yusrizal K.W.
80) Muhammad Syafiq 127) Zhaenal Fanani
81) Muhidin M. Dahlan 128) Zoya Herawati.
82) Mukti Sutarman
83) Mustofa Wahid Hasyim Pembahasan
84) Nenden Lilies A. Setelah menyajikan deskripsi
85) Ninit Yunita berdasarkan masalah penelitian, pada
86) Nurhayat Arif Permana bagian ini didiskusikan gambaran
87) Nur Zain Hae secara umum hasil penelitian di atas.
88) Oka Rusmini Gambaran kondisi kepenulisan sejarah
89) Omi Intan Naomi sastra indonesia memiliki masalah
90) Oyos Saroso HN dalam beberapa aspek.
91) Puthut E.A. 1) Penulis kurang dikenal
92) Putu Fajar Arcana Setelah membaca beberapa karya
93) Putu Vivi Lestari ilmiah sejarah sastra di atas, banyak
94) Radhar Panca Dahana penulis yang sulit ditelusuri latar
95) Rainy M.P. Hutabarat belakangnya. Kesulitan diakibatkan
96) Rani Rachmani Moediarta antara a) kesalahan penulisan nama, b)
97) Ratih Kumala nama yang “kebanyakan” membuat
98) Raudal Tanjung Banoa pencarian data menjadi rancu, c)
99) Rayni N. Massardi sastrawan disebutkan tanpa
100) Remmy Novarais D.M. mencantumkan hasil karya sastra.
101) S. Prasetya Utomo Kesalahan penulisan nama misalnya
102) Seno Gumira Ajidarma pada buku Mujiyanto & Fuady
103) Shanti Syarif (2014:164) Radhar Panca Dahana
104) Sirikit Syah ditulis Radar tanpa <h> setelah <d>,
105) Sitok Srengenge Ahmad Syubbanuddin Alwy ditulis
106) Soni Farid Maulana dengan <i> pada kata Alwy, Cecep
107) Sony Karsono Syamsul Hari ditulis Cecep Samsul
108) Sosiawan Leak Hadi.
109) Suryadi Nama mirip seperti Anggi D.
110) T.I. Thamrin Widowati membuat hasil pencarian
111) Tasaro Gk menjadi rancu. Dalam pencarian di
112) Taty Haryati internet muncul nama-nama yang sama
113) Taufik Ikram Jamil atau mirip. Tidak satu pun dari nama
114) Taufik Wijaya tersebut yang tercatat sebagai

190
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

sastrawan. Untungnya, dalam terjemahan sebagai karya sastra


penelitianan Sofiatin et al. (2020) Indonesia. Hal ini ditunjukkan
tersebut dicantumkan judul karya. penelitian berjudul “Sudut Pandang
Setelah mencari berdasarkan judul Feminisme Pengarang Perempuan dan
karya, ternyata terjadi salah penulisan Pengarang Laki-Laki Terhadap Tokoh
nama. Anggi pada nama tersebut ditulis Perempuan dalam Novel Angkatan
kurang satu huruf. Seharusnya ditulis 2000” yang memasukkan Ihsan Abdul
Anggie, bukan Anggi tanpa <e>. Quddus seorang penulis mesir.
Pencantuman atau inklusi Pemasukan ini didasarkan pada karya
sastrawan tanpa mencantumkan karya terjemahan yang terbit tahun 2000-an
menjadi salah satu masalah pada berjudul Aku Lupa Bahwa Aku Seorang
penulis yang kurang dikenal. Ahmad Perempuan (judul asli ‫)ونسيت اني امرأة‬.
Munif pada buku Mujiyanto & Fuady
(2014:164) misalnya. Nama ini jamak 3) Semua Penulis Sejarah Sastra tidak
ditemukan dalam masyarakat muslim Mempertimbangkan Usia
di Indonesia. Beruntung meski kurang Masalah ini sering muncul pada
dikenal terdapat beberapa publikasi yag tokoh-tokoh yang konsisten produktif
tersimpan di situs jejaring atau blog. berkarya. Penulis sejarah sastra sering
Ternyata masalah ini terjadi karena tidak membaca usia sastrawan dan
penulisan nama. Nama sastrawan ini sejak kapan mereka menulis.
adalah Achmad Munif dengan <ch> Kerancuan seperti ini kadang-kadang
pada Achmad. disebabkan sudut pandang berbeda
pada beberapa tulisan, misalnya pada
2) Kurang Hati-Hati dalam Pengantar Sejarah Sastra Indonesia
Memasukkan Sastrawan dalam karya YKS. Buku ini tidak
Sebuah Generasi. menggunakan model Angkatan. Plot
Kekurang hati-hatian tersebut sejarah sastra dibingkai dalam plot
bisa berbentuk sentimen pribadi atau sosiopolitik dengan mendasarkan pada
golongan, kurang periksa, dan karya dan tahun. Dengan model ini
pengabaian. Sentimen pribadi dan seorang sastrawan akan ditulis pada
golongan ditunjukkan dengan semua rentang waktu jika sastrawan
memasukkan nama-nama yang tidak tersebut menulis pada ketiga rentang
dikenal luas hanya karena kedekatan tersebut. Pramudya Ananta Toer,
personal atau golongan. Kasus seperti misalnya, menulis pada tiga periode
ini tidak hanya terdapat pada Angkatan dari empat periode yang diusulkan
2000 tetapi juga pada angkatan YKS. Pramudya Ananta Toer
sebelumnya. Nama-nama tidak dikenal dimasukkan dalam Masa Pergolakan
ini menjadi masalah serius mengingat (1945-1965), Masa Pemapanan (1965-
sejarah yang ditulis adalah sejarah 1998), dan Masa Pembebasan (1998-
sastra Indonesia atau sejarah sastra Kini [2007 berdasarkan tahun terbit
nasional, bukan sejarah sastra lokal atau buku]).
regional.
Kurang periksa merupakan 4) Pendekatan-Pendekatan dan Lain
masalah yang sering muncul dalam Kemungkinan
penulisan sejarah sastra. Kurang Penelitian ini memiliki
periksa muncul dalam bentuk paling keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan
buruk adalah memasukkan karya tersebut antara lain pada sumber data

191
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

dan pendekatan-pendekatan lain yang 2000 sebagai bagian dari klasifikasi.


tidak dilakukan pada penelitian ini. Selain KLR, buku YM-AF dan
Sumber data merupakan kelemahan penelitian Sofiatin et al. menyebutkan
utama dari peneltian ini mengingat secara langsung Angkatan 2000.
jumlah sumber data utama masih Penelitian Nanik Setyawati et al.
terbatas pada tiga buku dan dua menyebut angkatan ini dengan
penelitian. Penelitian ini akan menjadi Angkatan 2000-an, menambahkan
lebih mendalam dan lebih akurat jika akhiran -an setelah angka 2000. YKS
jumlah sumber data semakin melimpah. meskipun tidak menyebutkan angkatan
Selain keterbatasan sumber data, 2000 menyebut dengan Masa
penelitian ini juga memiliki Pembebasan.
keterbatasan metodis. Penelitian ini Masa pembebasan ini bertahun
hanya mempertimbangkan angka 1998 – sampai kini (2007). Selain itu
dengan sedikit deskripsi tentang angka penulisan sejarah sastra Indonesia tidak
tersebut. Pendekatan yang mungkin mempertimbangkan usia sastrawan dan
bisa dijadikan penyempurna adalah usia karya. Kesimpulan ini dikuatkan
pendekatan objektif. Dengan dengan pemasukan beberapa sastrawan
pendekatan ini, klasifikasi – selain yang telah terkenal pada periode atau
berdasarkan usia – bisa didekati angkatan sebelumnya ke dalam
berdasarkan karekteristik unsur Angkatan 2000. Hal ini bisa diketahui
struktur, baik kesamaan karakteristik dengan penelusuran usia sastrawan dan
bentuk, maupun kesamaan karakteristik tahun awal mereka berkarya. Ada
isi. nama-nama sastrawan yang
Selain itu, pendekatan ekspresif dimasukkan dalam dua atau lebih
juga bisa menjadi alternatif lain. Dalam angkatan.
pendekatan ini, pelaku bisa menjadi Penelitian ini adalah penelitian
salah satu sumber data. Pelaku dalam permulaan. Bisa dipastikan terdapat
sejarah sastra adalah penulis sastra banyak kekurangan dalam penelitian
tersebut, bisa juga seniman lain yang ini. Bagi peneliti yang tertarik untuk
sezaman. Dari saksi sejarah ini, bisa mengembangkan pendekatan ini,
diketahui gerakan-gerakan dan ide-ide disarankan untuk menggunakan data
yang berkembang pada tahun 2000-an. yang relatif lengkap dan melimpah
Penelitian ini membatasi pada untuk menghasilkan hasil penelitian
pendekatan kuantitatif mengingat yang lebih tajam dan akurat.
pendekatan ini masih jarang dilakukan
di Indonesia. Penelitian ini tidak DAFTAR PUSTAKA
menafikan pendekatan-pendekatan lain Aveling, H. (2007). Indonesian
yang mungkin dilakukan. Literature after Reformasi: The
Tongues of Women. Kritika
PENUTUP Kultura, 8, 005–034.
Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa Angkatan Jassin, H. B. (2013). Angkatan 66:
2000 diterima sebagai salah satu Prosa dan Puisi. Bandung: Dunia
pembabakan sejarah. Simpulan ini Pustaka Jaya dan Bakti Budaya
dikuatkan dengan penyebutan Djarum Foundation.
Angkatan 2000 secara langsung dan
K.S., Y. (2007). Pengantar Sejarah
penyebutan rentang tahun dalam miliu
Sastra Indonesia. Jakarta:

192
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

Grasindo. Rosidi, A. (2012). Puisi Indonesia


Modern (1st ed.). Bandung: Dunia
Mahayana, M. S. (2017). Peta Sastra Pustaka Jaya.
Indonesia Mutakhir. Jakarta:
Prodi Indonesia Fakultas Ilmu Setyawati, N., Arifin, Z., Larasati, &
Pengetahuan Budaya Universitas Prayogi, I. (2013). Potret
Indonesia. Retrieved from Eksploitasi Perempuan oleh
http://susastra.fib.ui.ac.id/wp- Penulis Perempuan dalam
content/uploads/81/2017/01/Mam Susastra Angkatan 2000-An:
an-Mahayana.pdf Kajian Feminisme dalam Susastra
Indonesia. Sasindo, 1(2).
Mujiyanto, Y., & Fuady, A. (2014).
Kitab Sejarah Sastra Indonesia. Sofiatin, Sunendar, D., Sumiyadi, &
Yogyakarta: Ombak. Sastromiharjo, A. (2020). Sudut
Pandang Feminisme Pengarang
Narasoma, A. (2008). Mengenai Saya. Perempuan dan Pengarang Laki-
Retrieved May 3, 2020, from anto- Laki Terhadap Tokoh Perempuan
narasoma.blogspot.com website: dalam Novel Angkatan 2000.
http://anto- Diglosia, 4(2).
narasoma.blogspot.com/2008/08/
pesan-terkirim-anwar-putra- Teeuw, A. (1967). Modern Indonesian
bayu.html?m=1 Literature. Berlin, Heidelberg:
Springer Science+Business
Rampan, K. L. (2000). Angkatan 2000 Media.
dalam Sastra Indonesia. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.
(2008). Kamus Bahasa Indonesia.
Rampan, K. L. (2009). Apresiasi Jakarta: Pusat Bahasa.
Cerpen Indonesia Mutakhir.
Jakarta: Buku Pop. Tim Penyusun KBBI Edisi Kelima.
(2016). KBBI V (kamus digital).
Rosidi, A. (1986). Ikhtisar Sejarah Badan Pengembangan dan
Sastra Indonesia. Bandung: Bina Pembinaan Bahasa Kemendikbud
Cipta. RI.

193
Muhri, Yuliati/Analisis Reseptif Angkatan …
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.15 No. 2, Juli 2022 Hal 179-194

194

Anda mungkin juga menyukai