Resume Pembelajaran Tajwid Juan Anshari Pasaribu PAI 3
Resume Pembelajaran Tajwid Juan Anshari Pasaribu PAI 3
𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻𝘂𝗹 𝗞𝗮𝗿𝗶𝗺.
𝗥𝗮𝘀𝘂𝗹𝘂𝗹𝗹𝗮𝗵 𝗦𝗔𝗪.
𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗿𝘁𝗶𝗻𝘆𝗮 : “ 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗶𝘁𝘂, 𝗱𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗶𝘁𝘂 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻
𝗽𝗲𝗿𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻-𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻”. 𝗗𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘁𝗮𝗿𝘁𝗶𝗹 “.
𝗠𝗮𝗸𝗵𝗿𝗼𝗷 𝗛𝘂𝗿𝘂𝗳
𝗠𝗮𝗸𝗵𝗿𝗼𝗷 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳 𝗶𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝘂𝗮𝘁𝘂 𝘁𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝘁𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁 𝗶𝘁𝘂 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳
𝗵𝗶𝗷𝗮𝗶𝘆𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗹𝗮𝗳𝗮𝗹𝗸𝗮𝗻. 𝗦𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳 𝗵𝗶𝗷𝗮𝗶𝘆𝗮𝗵 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 𝗱𝗶𝗹𝗮𝗳𝗮𝗹𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗲𝘀𝘂𝗮𝗶
𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗮𝗸𝗵𝗿𝗼𝗷𝗻𝘆𝗮 𝗺𝘂𝗹𝗮𝗶 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗮𝗹𝗶𝗳 𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘆𝗮.
𝗔𝗸𝗵𝗺𝗮𝗸𝘂𝗹 𝗛𝘂𝗿𝘂𝗳 𝗤𝗼𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵, 𝗵𝘂𝗸𝘂𝗺 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗿𝗯𝗮𝗴𝗶 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗱𝘂𝗮 𝘆𝗮𝗶𝘁𝘂 𝗾𝗼𝗹𝗾𝗼𝗹𝗮𝗵
𝘀𝘂𝗴𝗿𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗸𝘂𝗯𝗿𝗮.
𝗮. 𝗠𝗮𝗱 𝗠𝘂𝘁𝘁𝗮𝘀𝗶𝗹
𝗥𝗮𝗺𝘀 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗱𝗶𝗮𝗿𝘁𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗮𝘁𝘀𝗮𝗿 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗯𝗲𝗸𝗮𝘀 / 𝗸𝗵𝗮𝘁 / 𝗽𝗲𝗻𝘂𝗹𝗶𝘀𝗮𝗻 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗺𝗲𝘁𝗼𝗱𝗲
𝗽𝗲𝗻𝘂𝗹𝗶𝘀𝗮𝗻. 𝗥𝗮𝗺𝘀 𝗨𝘀𝘁𝗺𝗮𝗻𝗶 𝗱𝗶𝘀𝗲𝗯𝘂𝘁 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗥𝗮𝘀𝗺𝘂𝗹 𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗶𝘁𝘂 𝘁𝗮𝘁𝗮 𝗰𝗮𝘁𝗮
𝗽𝗲𝗻𝘂𝗹𝗶𝘀𝗮𝗻 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗱𝗮𝘀𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗮𝗶𝗱𝗮𝗵 𝘁𝗲𝗿𝘁𝗲𝗻𝘁𝘂 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻 𝗽𝗮𝗱𝗮
𝘇𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗸𝗵𝗮𝗹𝗶𝗳𝗮𝗵 𝗨𝘀𝘁𝗮𝗺𝗶 𝗯𝗶𝗻 𝗔𝗳𝗳𝗮𝗻.𝟯
𝗗𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗶𝗹𝗺𝘂 𝘁𝗮𝗷𝘄𝗶𝗱, 𝗸𝗲𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗮𝗱𝗮 𝟮 𝘆𝗮𝗶𝘁𝘂 𝘆𝗮𝗻𝗴
𝗱𝗶𝘀𝗲𝗯𝘂𝘁 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 ‘𝗟𝗮𝗵𝗻 𝗝𝗮𝗹𝗶𝘆𝘆’ 𝗱𝗮𝗻 ‘𝗟𝗮𝗵𝗻 𝗞𝗵𝗮𝗳𝗶𝘆𝘆’. 𝗟𝗮𝗵𝗻 𝗝𝗮𝗹𝗶𝘆𝘆 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵
𝗸𝗲𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝗴𝗼𝗹𝗼𝗻𝗴 𝗳𝗮𝘁𝗮𝗹 𝗷𝗶𝗸𝗮 𝗱𝗶𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗽𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗔𝗹𝗤𝘂𝗿𝗮𝗻
𝗯𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗲𝘀𝗲𝗻𝗴𝗮𝗷𝗮𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗲𝗿𝘂𝗺𝘂𝘀𝗸𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗮𝗺𝗮𝗹𝗶𝗮𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗵𝗮𝗿𝗮𝗺
𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁𝗶 𝘁𝗲𝗿𝘁𝘂𝗸𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳-𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗯𝗮𝗰𝗮, 𝗯𝗮𝗿𝗶𝘀 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗵𝗮𝗿𝗮𝗸𝗮𝘁 𝘆𝗮𝗻𝗴
𝗯𝗲𝗿𝘂𝗯𝗮𝗵 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗸𝘂𝗿𝗮𝗻𝗴𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗶𝗸𝗮𝗽 𝗸𝗲𝗵𝗮𝘁𝗶-𝗵𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮𝗻𝘆𝗮.
𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝟮
Orang yang melakukan niat merupakan salah satu rukun dari padanya karena wujudnya suatu niat
dan suatu amal merupakan produk dari seseorang yangmelakukan niat itu.
Iman orang munafik akan selalu berubah-ubah sesuai dengan kehendaknya, sehingga perilaku orang
munafik ada kecenderungan tidak sesuai dengan niatnya karena dipengaruhi motif tujuannya.Amal
yang diniatkan merupakan realisasi daripada isi atau materi niat, apabila amal perbuatan sudah
dilakukan maka buah amal itu akan membawa akibat yang dapat menyinari terhadap hati orang yang
beramal itu.
Tetapi apabila arahan niat seseorang diarahkan pada suatu perilaku buruk, maka ia akan membawa
hasil dan akibat yang buruk pula.Membaca Al-Qurān merupakan pengamalan yang dapat diniati
ibadah kepadaAllah.
Membaca Al-Qurān bagi orang yang masih menanggung hadas, maka dilarang oleh Allah, sebab Allah
berfirman, artinya: “Tidak menyentuhkan kecuali orang-orang yang suci.” Ayat tersebut terdapat
lafad “lā yamassuhu”.
Seseorang yang berdoa diqiyaskan orang yang melakukan salat (salat = doa), sehingga menghadap
qiblat merupakan keutamaan bagi orang yang membaca Al-Qurān.Membaca Al-Qurān diqiyaskan
dengan doa.
Membaca Al-Qurān dengan menghadap qiblat adalah bentuk sikap tawadu (rendah hati) dan
penghormatan terhadap kitab suci Al-Qurān yang diturunkan di tanah suci yaitu Makkah dan
Madinah.
d) Menutup aurat Membaca Al-Qurān disyaratkan menutup aurat bagi orang yang
membacanya.Menutup aurat merupakan sikap wirangi seseorang yang walaupun belum ditemukan
nas Al-Qurān atau al-hadis yang memerintahkannya.
Hal ini dijelaskan oleh Syeh Zainuddin Al-Mulaibari, artinya: “Syarat sahnya salat yang ketiga adalah
menutup aurat, orang laki-laki, hamba, mukatab menutup di antara pusar dan lutut, dan wanita
merdeka menutup seluruh tubuh, kecuali diwajah dan kedua telapak tangannya.”4 Membaca Al-
Qurān dan salat merupakan pekerjaan yang berhubungan dalam mencapai tujuan, yaitu ibadah
kepada Allah sebagai Sang Pencipta.
Sedangkan ibadah gairu mahdhah dalam membaca Al-Qurān yaitu suatu perbuatan ibadah membaca
Al-Qurān yang tidak diatur tata cara yang berhubungan dengan adab ketika membacanya.
Pakaian yang bersih artinya pakaian yang tidak terdapat halangan yang melekat padanya.Sedangkan
pakaian yang suci adalah pakaian yang tidak mengandung sesuatu yang dinilai najis oleh hukum
syara.
Pakaian bersih dan suci berguna bagi seseorang yang membaca AlQurān.Karenanya seorang
membaca Al-Qurān dapat konsentrasi melalui membacanya,karena tidak terhambat adanya bau
pakaian atau warna pakaian kotor yang tidak bersahabat, yang mengakibatkan gangguan bagi
pembacanya.
f) Tempat yang tidak najis Membaca Al-Qurān yang disyaratkan menempati pada tempat yang tidak
najis(suci) artinya tempat yang suci dari kotoran-kotoran.
Karenanya tempat yang kotor dapat mengganggu konsentrasi bagi pembacanya.Membaca Al-Qurān
disyaratkan menempati pada posisi yang tidak najis karenaAl-Qurān merupakan kalam Allah yang
suci, agar terjaga kesuciannya di syaratkan menempati posisi yang suci ketika membacanya.Membaca
Al-Qurān diqiyaskan dengan ibadah salat karena membaca AlQurān merupakan salah satu rukun
yang menjadikan keabsahan salat seseorang.
Karena ta’awuz merupakan lafad yang berisi doa memohon perlindungan kepada Allah dari godaan
syaitan dan jin bagi orang yang akan melakukan suatu pekerjaan.Firman Allah, artinya: “Apabila
engkau membaca Al-Qurān, mohonlah pertolongan kepada Allah.”Membaca ta’awuz merupakan
bentuk permohonan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan dan jin.
Dengan perlindungan Allah dari godaan, hati seorang pembaca Al-Qurān dapat tenang dan dapat
konsentrasi ketika membacanya, dan akan memperoleh hasil bacaan yang maksimal.Membaca
ta’awuz dapat mendatangkan manfaat bagi pembaca Al-Qurān.
Disunahkan membaca ditempat yang bersih lebih utamanya dimasjid, dan ada sekelompok ulama
yang memakruhkan membaca al-qur’an dikamar mandi dan dijalanan 3.
Seperti firman Allah yang artinya “jika kamu membaca al-Qur’an mintalah perlindungan dari Allah
dari godaan syetan yang terkutuk”.
Imam Nawawi berkata bacaan atau sifatnya ta’awud yang terpilih adalah العليم السميعdan beberapa
ulama salaf menambahi dengan 2 الرجيم الشيطان من هلال با اعوذ الغادر الشيطان من در القا هلال با اعوذ. menurut
Humaid bin Qois 3 الرجيم الشيطان من العظيم باهلال اعوذ. dari beberapa kaum 4 الغوي الشطان من القوي باهلال اعوذ.
menururt Abi Salman 5 الشيطان من باهلل اعوذ العليم السميع هو هلال ان الجيم. dari yang lainnya 6. disunahkan
tartil dalam membaca al-qur’an seperti firman Allah ( ورتل القران ترتيلdan bacalah al-Qur’an dengan
tartil)
6. Dan ini adalah tujuan yang paling utama dan perintah yang paling penting dengan demikian hati
akan menjadi lapang dan bersinar.
Disunahkan untuk menangis ketika membaca al-qur’an dan berusaha untuk menangis bagi orang
yang tidak mampu menangis, bersedih dan khusuk. Disunahkan untuk menghiasi al-Qur’an dengan
suara yang bagus, karena hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan yang liannya “hiasilah al-
Qur’an itu dengan suara-suara kalian”.
Dan didalam lafadz ad-Daromi “perbaikilah al-Qur’an dengan suara-suara kalian sesungguhnya suara
yang baik itu akan menambah al-Qur’an itu menjadi baik” al-Bazar dan yang lainnya meriwayatkan
sebuah hadis “bagusnya suara itu adalah hiasan al-Qur’an”.
Tentang hal ini ada banyak hadis yang shahih jika suaranya tidak bagus maka dia berusaha untuk
memperbaikinya semampunya dengan menjaga agar tidak keluar dari batas(berlebih-lebihan)
Adapun membaca dengan menyanyi-nyanyikan maka IamamSyafi’I menegaskan dalam al-
Mukhtashor bahwa itu tidak apa-apa dan dari riwayat Rabi’ al-Jaizi bahwa Itu makruh.
Disunahkan untuk segera membaca doa setelah khatam al-Qur’an, karena ada hadis yang
diriwayatkan oleh Thabrani dan yang lainnya dari Irbadl bin Sariah secara marfu’ : barang siapa yang
menghatamkan al-Qur’an maka baginya ada doa yang akan dikabulkan.
Disunahkan ketika selesai mengkhatamkan al-Qur’an untuk segara mengulangi membaca dari awal,
karena ada hadis yang diriwayatkan oleh Turmidzi dan yang lainnya: sebaik-baik amal disisi Allah
adalah yang sampai dan yang berangkat yaitu, yang membaca al-Qur’an dari awalnya setelah hatam
maka dia berangkat dari awal.
C. Adab-adab Yang Berhubungan Dengan Al-Qur’an
a. Keadaan Suci Seseorang yang ingin menyentuh al-qur’an maka harus suci dari hadas baik itu suci
dari hadas besar dan kecil kecuali dalam keadaan darurat.
Karena al-qur’an adalah kitab suci maka semua yang berkaitan ketika akan membaca al-qur’an juga
dalam keadaan suci dan bersih.
Tempat yang tinggi Sebelum ataupun sesudah membaca al-qur’an sebaiknya meletakkan nya di
tempat yang tinggi atau di tempat yang khusus seperti lemari atau rak khusus untuk tempat al-
qur’an.
Pertemuan 3
Makhorijul huruf
A.
Makharijul huruf adalah tempat keluarnya huruf, yakni terdengarnya huruf dengan jelas yang ditentukan
oleh bunyi pengucapannya. Perbedaan makhraj menjadi pembeda bunyi satu huruf dari huruf yang lain.1
Tujuan makharijul huruf ada dua yaitu
Pertama, dengan menguasai makharijul huruf, kita terhindar kesalahan pengucapan huruf. Kedua, dengan
menguasai makharijul huruf, kita bisa membedakan bunyi huruf yang satu dengan huruf yang lain.2
Jadi secara sederhana Makhorijul huruf adalah tempat dimana keluarnya bunyi huruf hijaiyah yang harus
diperhatikan sebelum membaca al-Qur’an.
Tapi tahukan kamu bahwa tempat keluarnya huruf hijaiyah itu beragam? Dalam ilmu tajwid memang
terdapat perbedaan tempat keluarnya kuruf. Tempat keluarnya huruf hijaiyah itu ada 17 tempat, dan bila
diringkas ada 5 tempat, yaitu: a. Al-Jauf b. Al-Halqu c.
Wasthul halqiy , yaitu huruf ha‟ dan Qof Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit mulut bagian
tengah, yaitu huruf Kaf . Maksudnya bunyi huruf kaf ini keluar dari pangkal lidah di depan makhraj huruf
qof, yang dihimpitkan ke langit langit bagian mulut bagian tengah. «Dua huruf tersebut dan Tengah-tengah
lidah, yaitu huruf Jim , Syin dan Ya‟ Pangkat tepi lidah, yaitu huruf Dlod . Maksudnya bunyi huruf Dlod
keluar dari tepi lidah hingga sambung dengan makhrojnya huruf lam, serta menepati graham. «Huruf Dlod
Ujung tepi lidah, yaitu huruf Lam . Maksudnya bunyi huruf Lam keluar dari tepi lidah Ujung lidah, yaitu
huruf Nun . Maksudnya bunyi huruf Nun keluar dari ujung lidah setelah makhrojnya Lam , lebih masuk
sedikit ke dasar lidah dari pada Lam , serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
Pertemuan 4
Sifatul huruf
Shifat menurut bahasa adalah suatu keadaan yang menetap pada sesuatu yang lain.
Menurut istilah shifatul huruf adalah keadaan yang baru datang yang berlaku bagi suatu yang dibaca tepat
keluar dari makhrajnya1.Setiap huruf hijaiyah memiliki sifat huruf yang berbeda-beda. Saat mengucapkan
huruf hijaiyah, kita harus memperhatikan sifat yang dimilii huruf tersebur.
Huruf. Kelompok pertama berpendapat Shifatul Huruf berjumlah empat belas, dengan mengurangi sifat
idzlaq, lin, dan menambahkan sifat ghunnah. Sedangkan, kelompok kedua berpendapat enam belas sifat
yang mana diikuti oleh As-Syathibi. Kelompok ketiga berpandangan Shifatul Huruf menjadi tujuh belas
sifat, pendapat ini diikuti oleh al-Jazari.
Pendapat selanjutnya menganggap jumlah Shifatul Huruf hingga dua puluh empat sifat.
Yang dimaksud dengan Sifat-sifat Huruf Hijaiyah yaitu kedaan yang berlaku pada tiap_tiap huruf ketika
dilafalkan atau diucapkan tepat pada makhroj huruf tersebut.
Shifatul Huruf Hams merupakan sifat huruf yang ketika dibaca mengalirkan udara.
Berkebalikan dengan sifat Jahr yang menahan udara keluar ketika membacanya. hurufhuruf yang bersifat
Jahr adalah huruf hijaiyah selain huruf dibawah ini. Huruf hijaiyah yang bersifat hams terdapat sepuluh
huruf yang biasa disingkat dengan bacaan «Fahatssahu
Fahatssahu
Jahr secara bahasa artinya jelas, yaitu jelas dalam pendengaran dikarenakan dua pita suara tertutup,
bergetar, aliran nafas yang tertahan.
Syiddah secara bahasa berarti kuat, yaitu kuat menahan sejenak suara ditempat keluarnya huruf. Keluarnya
huruf yang memiliki sifat syiddah secara alami menahan aliran nafas yang akan keluar.
Rakhowah merupakan lawan dari syiddah. Rakhwah secara bahasa artinya lembut atau lunak.
Ithbaq secara bahasa artinya menutup Miring ke permukaan lidah yaitu huruf lam Miring ke punggung
lidah yaitu ra’
Takrir menurut bahasa mengulangi. Sedamgkan menurut istilah, takrir adalah pengucapan huruf disertai
bergetarnya ujung lidah. Huruf yang memiliki sifat ini hanya ra’.
Masing-masing huruf hijaiyah itu ada yang mempunyai sifat sifat yang sama ada pula yang berbeda.
𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝟱
Hukum nun mati dan tanwin adalah suatu pertemuan antara nun mati dan tanwin baik
bertemu dalam satu kalimat ataupun berbeda kalimat akan menciptakan 4 hukum bacaan
Telah kami singgung dalam pengertian hukum nun mati dan tanwin diatas bahwa
hukum nun mati dan tanwin ada 4 hukum bacaan yang terdiri dari Izhar,Idghom,Ikhfa dan
Iqlab.2
Secara bahasa (etimologi) izhar artinya jelas atau tampak/terang/tegas tanpa disertai
mendengung(bighunnah) apabila nun mati dan tanwin bertemu dgn huruf-huruf izhar. Izhar
sering disebut juga izhar halqi karena huruf-huruf tersebut adalah huruf halqi (huruf yang
keluar dari tenggorokan). Huruf izhar halqi ada 6 yaitu:
ء هـ ع ح ؽ خ
Jika ada nun mati atau tanwin yang bertemu dengan salah satu dari huruf halqi yang 6
tersebut,maka harus dibaca dengan jelas atau terang berbunyi “n” namun tidak mengharapkan
sebuah tekanan atau sentakan,Baik bertemunya dalam satu kalimat ataupun di lain kalimat .
ََْؼ
ّْا َث-ََ َء ا-ٍِْ َس ُسْىٌهٌٍُِِْأ-ُه-ٌٍِْْْ ُِْاُه َى- ََُِْس ٌغ َػ ٌٌُِْي- ِحُح َُْى-ََْْ ِػ ٌٍْي-ٍِْ َح ٌٌُِْي ٍَََِغ ُفْىٌس- َخ اَف-ٍَِْ َػ َز ا ٌبَأٍِْى: Contoh disatu kalimat dan di lain kalimat
2. Idghom
Idgom menurut bahasa adalah melebur atau memasukan sesuatu pada sesuatu. dan
idghom menurut istilah adalah melebur dan memasukan bunyi nun mati atau tanwin kedalam suatu
huruf idghom apabila mereka bertemu sehingga cara membacanya serupa dengan huruf
a. Idghom bighunnah
Yaitu idghom yang memakai ghunnah (dengung kehidung) apaila ada nun mati atau
Huruf pertama yang berupa nun mati dan tanwin dimasukan ke huruf yang kedua berupa
Pengecualian idghom bighunnah yang termasuk izhar wajib “Apabila ada nun mati ٍِْ , ُه ذًٍِِْيَّس ِّبٌِْه, َّو َس اِء ٌِْه
ِح َّط ٌَّّة ْغ ِفْش ىٌُْن: Contoh idghom
bertemu dengan huruf wawu atau iya dalam satu kalimat , Maka yang demikian itu harus
dibaca “N” dengan terang atau jelas . dikarenakan jika di Idghomkan khawatir menyerupai
b. Idghom bilaghunnah
Idghom bilagunnah adalah idghom yang tidak disertai dengan dengung hidung
(ghunnah) apabila nun mati dan tanwin bertemu dengan idghom bilaghunnah yaitu : هdan س
huruf pertama yang berupa nun mati atau tanwin dimasukan ke salah satu dari dua huruf
ٍِِْ ََُُِِّْب َى ٌُْن, ُهذًيِّى َُْي َّح َُِِْق, َغ ُفْىٌسَّسٌٌُِْح, َّس ّبٌِْه:Contoh
3. Iqlab
Arti menurut bahasa yaitu merubah atau membalik/menukar. Sedangkan menurut
istilah adalah merubah bunyi tanwin atau nun mati menjadi “Mim” apabila nun mati atau
Bunyi nun mati atau tanwin diganti atau ditukar menjadi suara mim disertai dengan
Adalah membunyikan atau menyamarkan bunyi nun mat atau tanwin dibaca antara “N”
dengan bunyi huruf yang ada dihadapanya tetapi pada umumnya atau biasanya berbuyi “NG”
Huruf pertama yang berupa nun mati atau tanwin dibaca dengan suara samar karena
bertemunya dengan salah satu huruf lima belas tersebut.Huruf ikhfa yang dikumpulkan pada
َش ْخ ٌص َقْذ َََس ا َاٌَْم َِثِص ْف َر ا ًُْد َُِّط بٌاِص ْد ًِفُج ًًقَض ْغ َظ ا َى ًاَج اَد: huruf-huruf pertama dari kata-kata
1. Aqrob ( )بشقاadalah yang lebih dekat dengan izhar yaitu membacanya seperti izhar
tetapi disertai dengung sehingga menjadi samar. Adapun hurufnya ada tiga yaitu
.,ط,ت,د
ََُُْى
,ٍْْ ِط ُق,ََْْ َح ُهَُْى: Contoh
2. Ab’ad ( )ابؼذadalah yang lebih jauh dari izhar yaitu ketika membaca sangat nampak
dengungnya atau samarnya sehingga suara nun mati atau tanwin menjadi hilang sama
Contoh : 3 قبٍِْو, ٍْْل. Ausath ( )اوسظadalah pertengahan antara ikhfa’ aqrob dan ikhfa’ ab’ad dalam hal
Contoh :َِ هلال ْو َض ٍِْفSedangkan selain dari huruf Ikfa’ Aqrob, Ab’ad dan Ausath boleh dibaca dengan dua
𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝟲
A. IKHFA SYAFAWI
Ikhfa Syafawi yaitu suatu hukum tajwid yang terjadi ketika ada huruf hijaiyah Mim
Sukun ( ( مketemu dengan huruf hijaiyah Ba ( ) بkata Ikhfa’ berarti menyembunyikan atau
menyamarkan dan Syafawi berarti bibir. Dengan demikian Ikhfa Syafawi sebab makhraj dari
huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba adalah pertemuan antara bibir bawah dan bibir
atas. Kita mengetahui bahwa huruf ikhfa syafawi hanya ada satu yaitu ba’ ( )بCara membaca
ikhfa syafawi ialah dengan suara yang samar antara mim dan ba’ pada bibir, kemudian
ditahan kira-kira dua ketukan seraya mengeluarkan suar ikhfa dari pangkah hidung, bukan
Terjemah:
yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, B. IDGHAM MIMI
(MUTAMASILAIN)
Idgham mimi disebut juga idgham mutamatsilain. Dinamakan idgham mim karena
proses idghamnya huruf mim dimasukkan kepada huruf mim pula. Dan disebut mutamatsilain
karena huruf yang berhadapan sama, baik makhrajnya maupun sifatnya. Huruf idgham mim
sama halnya dengan ikhfa syafawi hanya ada satu yaitu ( )مmim . Cara membaca idgham
mimi ialah dengan memasukkan suara mim yang bersukun kepada mim berharakat yang ada
dihadapannya. Selanjutnya suara digunnahkan secara sempurna tiga harakat dengan suara
ghunnah yang keluar dari pangkal hidung. Contoh idgham mim dalam Al-Qur’an:
ال ِذ ْْٓي َاْط َع َم ُهْم ِّم ْن ُجْو ٍع ۙە و ٰا َم َن ُهْمِّم ْن َخ ْو ٍفSurat Al-Quraisy ayat 4
Terjemah:
yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan
C. IZHAR SYAFAWI
Izhar Syafawi adalah salah satu hukum tajwid mim mati ( )مjika bertemu dengan salah
satu huruf Hijaiyah kecuali huruf mim dan ba. Hukum mim mati atau mim sukun lainnya
adalah ikhfa Syafawi dan idgham mimi atau idgham mutamatsilain. Pendapat lain Izhar
Syafawi adalah ketika mim sukun bertemu dengan semua huruf hijaiyah kecuali mim ( )مdan
ba ( )ب. Bagi sebagian orang mungkin belum mengetahui secara pasti cara membaca izhar
syafawi. Cara membaca hukum bacaan Izhar Syafawi adalah dengan menyuarakan mim mati
alif ( ) ا, ta ( ) ت, tsa ( ) ث, jim ( ) ج, ha ( ) ج, kho ( ) خ, dal ( ) د, dzal ( ) ذ, ro ( ) ر, za ( ) ز, sin (
qof ,( ) فfa ,( ) غghoin ,( ) عain ,( ) ظzho ,( ) طtho ,( ) ضdhod ,( ) صshod ,( ) شsyin ,( س
Seluruh huruf hijaiyah adalah bagian dari Izhar Syafawi kecuali mim ( ) مdan ba ( )ب.
𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝟳
𝗛𝘂𝗸𝘂𝗺 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵
𝗣𝗲𝗻𝗴𝗲𝗿𝘁𝗶𝗮𝗻 𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵
𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗞𝘂𝗯𝗿𝗮 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗿𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳- 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗮𝗿𝗮𝗸𝗮𝘁
𝘀𝘂𝗸𝘂𝗻/ 𝗺𝗮𝘁𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗮𝘀𝗹𝗶 𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗱𝗶𝘄𝗮𝗾𝗮𝗳𝗸𝗮𝗻
𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗮𝗱𝗮 𝗱𝘂𝗮 𝗺𝗮𝗰𝗮𝗺, 𝘆𝗮𝗶𝘁𝘂 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗵𝘂𝗴𝗵𝗿𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗸𝘂𝗯𝗿𝗮.
𝗞𝗲𝗱𝘂𝗮 𝗺𝗮𝗰𝗮𝗺 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗶𝗻𝗶 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗶𝘂𝗿𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗶 𝗯𝗮𝘄𝗮𝗵 𝗶𝗻𝗶:
𝟭) 𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗵𝘂𝗴𝗵𝗿𝗮
1) Bersukun ashli
Cara pengucapan qalqalah ialah dengan menekan kuat makhraj huruf dari huruf qalqalah
yang bersukun tersebut sehingga suaranya memantul dengan pantulan yang kuat dan jelas. Untuk
huruf Qaf dan tha’ pantulannya mendekati suara “o” karena kedua huruf ini tersifati oleh isti’la,
sedangkan untuk huruf lainnya akan terdengar mendekati suara “e”. Bahkan, suara ini pun
cenderung berubah-ubah tergantung pada harokat dari huruf sebelum dan sesudahnya.
2) Qalqalah kubra
Kubra berarti besar. Dengan demikian, qalqalah kubra berarti qalqalah besar, artinya
qalqalah yang pantulannya terlihat dengan jelas, karena berada di akhir bacaan (diwaqafkan).
Qalqalah kubra ini terjadi pada huruf-huruf qalqalah yang berharakat sukun/mati yang tidak asli
tetapi karena diwaqafkan. Cara membacanya harus benar-benar dipantulkan suara huruf-huruf
qalqalahnya.
1. Bersukun Aridhi karena diwaqofkan. Dengan kata lain, huruf tersebut asalnya berharokat tetapi
1. Qalqalah Kubra Kabir (besar), yakni bila huruf Qalqalah disukunkan diakhir kalimat dan
(ADZAAB) عداب
2. Qalqalah Kubra Akbar ( paling besar ), yakni bila huruf qalqalah dalam keadaan bertasydid di
Pengucapan Qalalah Kubra sama dengan cara pengucapan Qalqalah secara umum, namun
harus lebih berkumandang dan lebih jelas dibandingkan dengan pegucapan Qalqalah Shugra. Bahkan
pengucapan Qalqalah Kubra harus lebih kuat lagi tatkala huruf Qalqalah yang diwaqofkan tersebut
𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝟴
𝗚𝗵𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵
Pengertian Ghunnah
Ghunnah yang dinamakan dengan hukum bacaan ghunnah adalah apailater dapat huruf mim atau nun yang
bertasdid. Cara membacanya dengan mendengung sepanjang atau selama 2 harkat atau 2 ketukan . Hal ini
sesuai dengan arti ghunnah itu sendiri.1
Ghunnah secara bahasa adalah Shautun fi al-Khaysyum, yang artinya suara dipangkal hidung. Sedangkan
menurut al-Shadiq Qamhawi dalam Burhan fi Tajwid al-Qur’an adalah suara dengung yang tersusun dalam
bentuk huruf Nun dan Mim yang mana terletak pada kedua hurufnya. Qamhawi menjelaskan bahwa
terdapat tingkatan kesempurnaan cara membaca
Ghunnah. Yang paling sempurna adalah membacanya dengan cara mendengung di pangkal hidung.
Mim Tasydid
Mim tasydid berasal dari 2 huruf mim, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.
Nun Tasydid
Nun Tasydid berasal dari 2 huruf nun, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.
Nun yang pertama dimasukan / perpadu kedalam nun yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang
bertasydid.
Hukum bacaan ghunnah berlaku ketika ada harakat fathah, kasrah, atau dammah bertemu dengan nun atau
mim yang bertasydid. Cara membacanya adalah dengan dengung selama kurang lebih tiga ketukan.
Ghunnah disebut dengan bunyi oronasal. Karena suara ghunnah bias terjadi jika sebagian udara keluar dar
imulut dan sebagian mulut lagi keluar dari hidung.
Akmalu Maatakuun , yaitu tingkat cara membaca ghunnah dengan sangat sempurna .
Kaamilah , yaitu tingkat cara membaca ghunnah dengan sempurna .
Naaqishoh , yaitu tingkat cara membaca ghunnah dengan kurang sempurna .
Surat Al Jatsiyahayat 31
Pada lafadzَّ َم َاوcara bacanya adalah dengan mendengungkan mim tasydid sebanyak dua harakat.
4 َوَم ْنَاْظ َلُمِمَّم ْنَّم َنَع َم ٰس ِج َد.
Lafadzَ َع َّنمhukumnya adalah ghunnah musyaddadah.
𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝟵
𝗛𝘂𝗸𝘂𝗺 𝗺𝗮𝗱
𝗛𝘂𝗸𝘂𝗺 𝘄𝗮𝗾𝗼𝗳
Pengertian Waqof
Waqof secara bahasa berarti mencegah . Sedang menurut isltilah hukum tajwid, waqof adalah memutus
suara ketika berada di akhir kalimat sekiranya berhenti untuk bernafas. Jika berhentinya tanpa disertai
nafas, maka dinamakan
‘saktah’.
Jenis Waqof
Terdapat empat jenis waqaf yaitu: a. waqaf sempurna, yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu
bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak
memengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang
sebelumnya maupun yang sesudahnya.
b. waqaf memadai yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak
memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari
ayat sesudahnya.
c. waqaf baik yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi makna atau arti, namun bacaan
tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya.
d. Qabiih
B Cara berwaqof
Apabila huruf terakhir berharakat sukun, maka cara melafazhkannya tetap tanpa ada perubahan.
Jika huruf terakhir merupakan huruf hidup, atau tidak berharakat sukun, maka membacanya dengan
menyukunkan huruf tersebut.
Apabila katanya berakhiran ta marbutan , maka ketika disukunkan berubah lafazhnya menjadi Hha .
Jika katanya berakhiran dengan huruf hidup dan huruf sebelumnya berharkat sukun maka huruf
terakhirnya disukunkan dengan melafazhkan sebagian hurufnya saja.
Apabila huruf terakhir berharkat tanwin fathah, maka tanwin berubah menjadi fathah dan dibaca dua
harkat.
Jika huruf terakhir bertasydid, maka huruf tersebut disukunkan dengan tidak menghilangkan lafazh
tasydidnya .
Apabila huruf terakhir berupa alif ta’nis maqshuran atau fi’il madlhi bina’ naqish yang diakhiri huruf ya’
maka di baca fathah dengan panjang dua harkat.
C. Tanda Mim
Disebut juga waqaf Lazim atau waqaf Tam yang berhenti di akhir kalimat sempurna yang tidak ada
kaitannya lagi dengan lafaz setelahnya. Pada tanda waqaf satu ini maka pembaca Al-Qur'an diharuskan
untuk berhenti. Adapun jika diteruskan maka makna ayatnya menjadi tidak jelas. Contoh: QS An-Nazi'at
ayat
Apabila muncul di ujung ayat, maka pembaca boleh berhenti atau tidak pada tanda waqaf ini.
ُقَاْلُع ْو ُذ ِّبَر ِّب الَّنا ِّسberhenti.
Tanda Sad-Lam-Ya
Singkatan dari 'al-wasl awla' yang berarti meneruskan bacaan lebih baik.
ِّم ن َش ِّر ٱْلَو ْس َو اِّسٱْلَخ َّناِّسtidak diwaqafkan.
Yakni waqaf jaiz, yang mana lebih baik berhenti seketika di sini meski diperbolehkan juga untuk
diteruskan.
Tanda Qaf-Lam-Ya
Yaitu waqaf Aula, di mana boleh menghentikan bacaan pada tanda waqaf ini, َتَّبْتَيَدٓاَاِّبْيَلَه ب َّو َت َّبatau
meneruskannya. Tetapi melanjutkan bacaan lebih utama. Contoh: QS AlLahab ayat 1
𝗕𝗶𝗹𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁𝗶 𝘁𝗮𝗻𝗱𝗮 𝘄𝗮𝗾𝗮𝗳 𝗶𝗻𝗶, 𝗯𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗲𝗻𝘁𝗶 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗮𝘁𝘂 𝘁𝗮𝗻𝗱𝗮𝗻𝘆𝗮.
𝗱𝗶𝗽𝗲𝗿𝗸𝗲𝗻𝗮𝗻𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗲𝗻𝘁𝗶 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗸𝗲𝗱𝘂𝗮𝗻𝘆𝗮.
𝟳. Waqaf Mu'anaqah