Anda di halaman 1dari 16

𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮

𝗣𝗲𝗻𝗴𝗲𝗿𝘁𝗶𝗮𝗻 𝗧𝗮𝗵𝘀𝗶𝗻𝘂𝗹 𝗤𝗶𝗿𝗮’𝗮𝗵

𝗞𝗮𝘁𝗮 𝗧𝗮𝗵𝘀𝗶𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮𝗹 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗸𝗮𝘁𝗮 “ 𝗵𝗮𝘀𝘀𝗮𝗻𝗮-𝘆𝘂𝗵𝗮𝘀𝘀𝗶𝗻𝘂-𝘁𝗮𝗵𝘀𝗶𝗶𝗻𝗮𝗻 “ 𝘆𝗮𝗻𝗴


𝗺𝗲𝗺𝗶𝗹𝗶𝗸𝗶 𝗽𝗲𝗿𝘀𝗮𝗺𝗮𝗮𝗻 𝗺𝗮𝗸𝗻𝗮 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 “ 𝗷𝗮𝘄𝘄𝗮𝗱𝗮-𝘆𝘂𝗷𝗮𝘄𝘄𝗶𝗱𝘂-𝘁𝗮𝗷𝘄𝗶𝗱𝗮𝗻 “
𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗺𝗮𝗸𝗻𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝗯𝗮𝗴𝘂𝘀 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝗶𝗻𝗱𝗮𝗵.

𝗔𝗹-𝗤𝗶𝗿𝗮’𝗮𝗵 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗯𝗲𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗷𝗮𝗺𝗮𝗸 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗸𝗮𝘁𝗮 “ 𝗾𝗶𝗿𝗮’𝗮𝗵 “, 𝗶𝘀𝘁𝗶𝗹𝗮𝗵


𝗤𝗶𝗿𝗮’𝗮𝘁 𝗺𝗲𝗿𝘂𝗽𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗮𝘁𝗮 𝗯𝗲𝗻𝗱𝗮 𝗯𝗲𝗻𝘁𝘂𝗸𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮𝗹 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗸𝗮𝘁𝗮 𝗸𝗲𝗿𝗷𝗮
“𝗾𝗮𝗿𝗮’𝗮-𝘆𝗮𝗾𝗿𝗮’𝘂-𝗾𝗶𝗿𝗮’𝗮𝘁𝗮𝗻”. 𝗤𝗮𝗿𝗮’𝗮 𝘀𝗲𝗰𝗮𝗿𝗮 𝗲𝘁𝗶𝗺𝗶𝗹𝗼𝗴𝗶𝘀 𝗮𝗿𝘁𝗶𝗻𝘆𝗮 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻.
𝗠𝗲𝗻𝘂𝗿𝘂𝘁 𝗶𝘀𝘁𝗶𝗹𝗮𝗵 𝗾𝗶𝗿𝗮’𝗮𝗵 𝗶𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝘂𝗮𝘁𝘂 𝗮𝗹𝗶𝗿𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗴𝘂𝗰𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻 𝗔𝗹-
𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗽𝗮𝗸𝗮𝗶 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗮𝘁𝘂 𝘀𝗲𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗶𝗺𝗮𝗺 𝗤𝘂𝗿𝗮’ 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗯𝗲𝗱𝗮
𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗹𝗮𝗶𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗵𝗮𝗹 𝘂𝗰𝗮𝗽𝗮𝗻

𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻𝘂𝗹 𝗞𝗮𝗿𝗶𝗺.

𝗥𝗮𝘀𝘂𝗹𝘂𝗹𝗹𝗮𝗵 𝗦𝗔𝗪.

𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗴𝗲𝗻𝗲𝗿𝗮𝘀𝗶 𝘀𝗲𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗮𝗵𝗮𝗯𝗮𝘁 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗮𝗯𝗶’𝗶𝗻.

𝗜𝗺𝗮𝗺 𝗔𝗯𝘂 𝗔𝗺𝗿 𝗔𝗱-𝗗𝗮𝗻𝗶 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗲𝗹𝗮𝘀𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝗻𝗮𝗶 𝗽𝗲𝗿𝗸𝗮𝗿𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗵𝗲𝗻𝗱𝗮𝗸𝗻𝘆𝗮


𝗱𝗶𝗷𝗮𝘂𝗵𝗶 𝗽𝗮𝗿𝗮 𝗮𝗵𝗹𝗶 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗸𝗲𝘁𝗶𝗸𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗷𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻, 𝗯𝗲𝗹𝗶𝗮𝘂 𝗯𝗲𝗿𝗸𝗮𝘁𝗮:
𝗧𝗮𝗷𝘄𝗶𝗱 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻𝗹𝗮𝗵 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝘂𝗻𝘆𝗮𝗵-𝗻𝗴𝘂𝗻𝘆𝗮𝗵 𝗹𝗶𝗱𝗮𝗵, 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺
𝗺𝘂𝗹𝘂𝘁, 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗲𝗻𝗴𝗸𝗼𝗸-𝗯𝗲𝗻𝗴𝗸𝗼𝗸𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗴𝘂, 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗴𝗲𝘁𝗮𝗿-
𝗴𝗲𝘁𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝘀𝘂𝗮𝗿𝗮, 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗺𝗼𝘁𝗼𝗻𝗴-𝗺𝗼𝘁𝗼𝗻𝗴 𝗺𝗮𝗱, 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝗽𝗮𝗻𝗷𝗮𝗻𝗴
𝗴𝗵𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵, 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗴𝗲𝗺𝘂𝗸𝗸𝗮𝗻 𝗿𝗮, 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝘁𝗼𝗹𝗮𝗸 𝘁𝗲𝗹𝗶𝗻𝗴𝗮
𝗱𝗮𝗻 𝗵𝗮𝘁𝗶 𝗻𝘂𝗿𝗮𝗻𝗶.

𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗿𝘁𝗶𝗻𝘆𝗮 : “ 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗶𝘁𝘂, 𝗱𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗶𝘁𝘂 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻
𝗽𝗲𝗿𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻-𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻”. 𝗗𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘁𝗮𝗿𝘁𝗶𝗹 “.

𝗠𝗮𝗸𝗵𝗿𝗼𝗷 𝗛𝘂𝗿𝘂𝗳

𝗠𝗮𝗸𝗵𝗿𝗼𝗷 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳 𝗶𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝘂𝗮𝘁𝘂 𝘁𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝘁𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁 𝗶𝘁𝘂 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳
𝗵𝗶𝗷𝗮𝗶𝘆𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗹𝗮𝗳𝗮𝗹𝗸𝗮𝗻. 𝗦𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳 𝗵𝗶𝗷𝗮𝗶𝘆𝗮𝗵 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 𝗱𝗶𝗹𝗮𝗳𝗮𝗹𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗲𝘀𝘂𝗮𝗶
𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗮𝗸𝗵𝗿𝗼𝗷𝗻𝘆𝗮 𝗺𝘂𝗹𝗮𝗶 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗮𝗹𝗶𝗳 𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘆𝗮.

𝗔𝗸𝗵𝗺𝗮𝗸𝘂𝗹 𝗛𝘂𝗿𝘂𝗳 𝗤𝗼𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵, 𝗵𝘂𝗸𝘂𝗺 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗿𝗯𝗮𝗴𝗶 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗱𝘂𝗮 𝘆𝗮𝗶𝘁𝘂 𝗾𝗼𝗹𝗾𝗼𝗹𝗮𝗵
𝘀𝘂𝗴𝗿𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗸𝘂𝗯𝗿𝗮.

𝗠𝗮𝗱 𝗱𝗮𝗻 𝗤𝗼𝘀𝗵𝗿

𝗠𝗮𝗱 𝗱𝗮𝗻 𝗾𝗼𝘀𝗵𝗿 𝘆𝗮𝗶𝘁𝘂 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗵𝗮𝘀 𝗵𝘂𝗸𝘂𝗺 𝗺𝗲𝗺𝗮𝗻𝗷𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻


𝗺𝗲𝗺𝗲𝗻𝗱𝗲𝗸𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻 𝗸𝗲𝘁𝗶𝗸𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗮𝗱𝗮 𝗸𝗮𝗶𝗱𝗮𝗵 𝗺𝗮𝗱 𝘆𝗮𝗻𝗴
𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 𝗱𝗶𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗽𝗮𝗻𝗷𝗮𝗻𝗴 𝗺𝘂𝗹𝗮𝗶 𝗱𝘂𝗮 𝗵𝗮𝗿𝗮𝗸𝗮𝘁 𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶 𝗲𝗻𝗮𝗺 𝗵𝗮𝗿𝗮𝗸𝗮𝘁.

𝗛𝘂𝗸𝘂𝗺 𝗺𝗮𝗱, 𝗱𝗶𝗮𝗻𝘁𝗮𝗿𝗮𝗻𝘆𝗮:

𝗮. 𝗠𝗮𝗱 𝗠𝘂𝘁𝘁𝗮𝘀𝗶𝗹

𝗯. 𝗪𝗮𝗾𝗮𝗳 𝗱𝗮𝗻 𝗜𝗳𝘁𝗶𝗱𝗮’


𝗪𝗮𝗾𝗮𝗳 𝗱𝗮𝗻 𝗶𝗯𝘁𝗶𝗱𝗮’ 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗿𝘁𝗶 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗵𝗲𝗻𝘁𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗺𝘂𝗹𝗮𝗶 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻. 𝗦𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗮𝘁𝘂
𝗮𝘁𝘂𝗿𝗮𝗻 𝗸𝗲𝘁𝗶𝗸𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗺𝗯𝗶𝗹 𝗻𝗮𝗳𝗮𝘀
𝗱𝗶𝘁𝗲𝗻𝗮𝗴𝗮𝗵 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻. 𝗔𝗽𝗮𝗯𝗶𝗹𝗮 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗵𝗮𝗯𝗶𝘀 𝗻𝗮𝗳𝗮𝘀 𝗺𝗮𝗸𝗮 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗲𝗻𝘁𝗶 𝗽𝘂𝗹𝗮
𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻𝘆𝗮, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗱𝗶𝘀𝗲𝗺𝗯𝗮𝗿𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗸𝗮𝘁𝗮 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗲𝗻𝘁𝗶. 𝗨𝗻𝘁𝘂𝗸
𝗶𝘁𝘂, 𝗸𝗶𝘁𝗮 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝘁𝗮𝗵𝘂𝗶 𝗰𝗮𝗿𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗲𝗻𝘁𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗺𝘂𝗹𝗮𝗶 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻.

𝗣𝗲𝗺𝗯𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝗪𝗮𝗾𝗮𝗳 𝘁𝗲𝗿𝗱𝗶𝗿𝗶 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁 𝗯𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗶𝘁𝘂: 𝗮. 𝗪𝗮𝗾𝗮𝗳 𝗜𝗱𝗶𝘁𝗶𝗿𝗮𝗿𝗶 𝗯.


𝗪𝗮𝗾𝗮𝗳 𝗜𝗻𝘁𝗶𝘇𝗵𝗼𝗿𝗶 𝗰. 𝗪𝗮𝗾𝗮𝗳 𝗜𝗸𝗵𝘁𝗶𝗯𝗮𝗿𝗶 𝗱. 𝗪𝗮𝗾𝗮𝗳 𝗜𝗸𝗵𝘁𝗶𝗮𝗿𝗶, 𝗸𝗲𝗺𝘂𝗱𝗶𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗿𝗿𝗯𝗮𝗴𝗶
𝗹𝗮𝗴𝗶 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝘁𝗶𝗴𝗮 𝗯𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗶𝘁𝘂: 𝗪𝗮𝗾𝗮𝗳

𝗧𝗮𝗺, 𝘄𝗮𝗾𝗮𝗳 𝗞𝗮𝗮𝗳𝗶, 𝘄𝗮𝗾𝗮𝗳 𝗛𝗮𝘀𝗮𝗻. 𝗮. 𝗺𝗲𝗿𝘂𝗽𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗮𝗻𝗱𝗮 𝘄𝗮𝗾𝗮𝗳 𝗹𝗮𝘇𝗶𝗺,


𝗮𝗿𝘁𝗶𝗻𝘆𝗮 𝗺𝗲𝘀𝘁𝗶 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗲𝗻𝘁𝗶.

𝗥𝗮𝗺𝘀 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗱𝗶𝗮𝗿𝘁𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗮𝘁𝘀𝗮𝗿 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗯𝗲𝗸𝗮𝘀 / 𝗸𝗵𝗮𝘁 / 𝗽𝗲𝗻𝘂𝗹𝗶𝘀𝗮𝗻 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗺𝗲𝘁𝗼𝗱𝗲
𝗽𝗲𝗻𝘂𝗹𝗶𝘀𝗮𝗻. 𝗥𝗮𝗺𝘀 𝗨𝘀𝘁𝗺𝗮𝗻𝗶 𝗱𝗶𝘀𝗲𝗯𝘂𝘁 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗥𝗮𝘀𝗺𝘂𝗹 𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗶𝘁𝘂 𝘁𝗮𝘁𝗮 𝗰𝗮𝘁𝗮
𝗽𝗲𝗻𝘂𝗹𝗶𝘀𝗮𝗻 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗱𝗮𝘀𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗮𝗶𝗱𝗮𝗵 𝘁𝗲𝗿𝘁𝗲𝗻𝘁𝘂 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻 𝗽𝗮𝗱𝗮
𝘇𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗸𝗵𝗮𝗹𝗶𝗳𝗮𝗵 𝗨𝘀𝘁𝗮𝗺𝗶 𝗯𝗶𝗻 𝗔𝗳𝗳𝗮𝗻.𝟯

𝗖. 𝗠𝗲𝗻𝗴𝗵𝗶𝗻𝗱𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗞𝗲𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻

𝗗𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗶𝗹𝗺𝘂 𝘁𝗮𝗷𝘄𝗶𝗱, 𝗸𝗲𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗮𝗱𝗮 𝟮 𝘆𝗮𝗶𝘁𝘂 𝘆𝗮𝗻𝗴
𝗱𝗶𝘀𝗲𝗯𝘂𝘁 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 ‘𝗟𝗮𝗵𝗻 𝗝𝗮𝗹𝗶𝘆𝘆’ 𝗱𝗮𝗻 ‘𝗟𝗮𝗵𝗻 𝗞𝗵𝗮𝗳𝗶𝘆𝘆’. 𝗟𝗮𝗵𝗻 𝗝𝗮𝗹𝗶𝘆𝘆 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵
𝗸𝗲𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝗴𝗼𝗹𝗼𝗻𝗴 𝗳𝗮𝘁𝗮𝗹 𝗷𝗶𝗸𝗮 𝗱𝗶𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗽𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗔𝗹𝗤𝘂𝗿𝗮𝗻
𝗯𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗲𝘀𝗲𝗻𝗴𝗮𝗷𝗮𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗲𝗿𝘂𝗺𝘂𝘀𝗸𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗮𝗺𝗮𝗹𝗶𝗮𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗵𝗮𝗿𝗮𝗺
𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁𝗶 𝘁𝗲𝗿𝘁𝘂𝗸𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳-𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗯𝗮𝗰𝗮, 𝗯𝗮𝗿𝗶𝘀 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗵𝗮𝗿𝗮𝗸𝗮𝘁 𝘆𝗮𝗻𝗴
𝗯𝗲𝗿𝘂𝗯𝗮𝗵 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗸𝘂𝗿𝗮𝗻𝗴𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗶𝗸𝗮𝗽 𝗸𝗲𝗵𝗮𝘁𝗶-𝗵𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮𝗻𝘆𝗮.

𝗞𝗲𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗶𝗻𝗶 𝘄𝗮𝗹𝗮𝘂𝗽𝘂𝗻 𝘁𝗲𝗿𝗴𝗼𝗹𝗼𝗻𝗴 𝗿𝗶𝗻𝗴𝗮𝗻, 𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽𝗶 𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗻𝗰𝗲𝗺𝗮𝗿𝗶


𝗸𝗲𝗶𝗻𝗱𝗮𝗵𝗮𝗻

𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝘀𝗲𝗴𝗶 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗷𝗶𝗸𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗱𝗶𝗶𝗻𝗱𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗽𝗮𝗿𝗮


𝗽𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮𝗻𝘆𝗮.

𝗧𝗮𝗵𝘀𝗶𝗻 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗮𝗸𝘁𝗶𝘃𝗶𝘁𝗮𝘀 𝗺𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝗯𝗮𝗶𝗸𝗶 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻𝗱𝘂𝗻𝗴


𝗺𝗮𝗸𝗻𝗮 𝗯𝗮𝗵𝘄𝗮 𝘁𝗲𝗿𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗮𝗸𝘁𝗶𝘃𝗶𝘁𝗮𝘀 𝗺𝗲𝗺𝗽𝗲𝗹𝗮𝗷𝗮𝗿𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗷𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻.
𝗛𝗮𝗹 𝗶𝗻𝗶 𝗯𝗲𝗿𝘀𝗲𝘀𝘂𝗮𝗶𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗵𝗮𝗱𝗶𝘁𝘀 𝗡𝗮𝗯𝗶 𝘀𝗮𝘄: “𝘀𝗲𝗯𝗮𝗶𝗸-𝗯𝗮𝗶𝗸 𝗸𝗮𝗹𝗶𝗮𝗻 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵
𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗺𝗽𝗲𝗹𝗮𝗷𝗮𝗿𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗷𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗮𝗹𝗾𝘂𝗿𝗮𝗻”. 𝗧𝗮𝗵𝘀𝗶𝗻 𝗱𝗶𝗹𝗮𝗸𝘀𝗮𝗻𝗮𝗸𝗮𝗻
𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝗴𝘂𝗿𝘂/𝘂𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇/𝘂𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇𝗮𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗼𝗺𝗽𝗲𝘁𝗲𝗻 𝗱𝗶𝗯𝗶𝗱𝗮𝗻𝗴
𝗶𝗹𝗺𝘂 𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻. 𝗗𝗮𝗻 𝗱𝗶𝗮𝗺𝗮𝗹𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗿𝘁𝗮 𝗱𝗶𝗮𝗷𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗹𝗮𝗶𝗻, 𝘀𝗲𝗯𝗮𝘁𝗮𝘀
𝗺𝗮𝘁𝗲𝗿𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝗯𝗲𝘁𝘂𝗹-𝗯𝗲𝘁𝘂𝗹 𝗱𝗶𝗸𝘂𝗮𝘀𝗮𝗶. 𝗛𝗮𝗹 𝗶𝗻𝗶 𝗱𝗶𝗺𝗮𝗸𝘀𝘂𝗱𝗸𝗮𝗻, 𝗮𝗴𝗮𝗿
𝗽𝗲𝗺𝗯𝗲𝗹𝗮𝗷𝗮𝗿 𝘁𝗮𝗵𝘀𝗶𝗻 𝘁𝗲𝗿𝗺𝗮𝘀𝘂𝗸 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗸𝗮𝘁𝗲𝗴𝗼𝗿𝗶 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗶𝗸-𝗯𝗮𝗶𝗸 𝗺𝗮𝗻𝘂𝘀𝗶𝗮.

𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝟮

𝗔𝗱𝗮𝗯 𝗮𝗱𝗮𝗯 𝘁𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝗮𝗹-𝗾𝘂𝗿'𝗮𝗻

Orang yang melakukan niat merupakan salah satu rukun dari padanya karena wujudnya suatu niat
dan suatu amal merupakan produk dari seseorang yangmelakukan niat itu.
Iman orang munafik akan selalu berubah-ubah sesuai dengan kehendaknya, sehingga perilaku orang
munafik ada kecenderungan tidak sesuai dengan niatnya karena dipengaruhi motif tujuannya.Amal
yang diniatkan merupakan realisasi daripada isi atau materi niat, apabila amal perbuatan sudah
dilakukan maka buah amal itu akan membawa akibat yang dapat menyinari terhadap hati orang yang
beramal itu.

Tetapi apabila arahan niat seseorang diarahkan pada suatu perilaku buruk, maka ia akan membawa
hasil dan akibat yang buruk pula.Membaca Al-Qurān merupakan pengamalan yang dapat diniati
ibadah kepadaAllah.

Membaca Al-Qurān bagi orang yang masih menanggung hadas, maka dilarang oleh Allah, sebab Allah
berfirman, artinya: “Tidak menyentuhkan kecuali orang-orang yang suci.” Ayat tersebut terdapat
lafad “lā yamassuhu”.

Seseorang yang berdoa diqiyaskan orang yang melakukan salat (salat = doa), sehingga menghadap
qiblat merupakan keutamaan bagi orang yang membaca Al-Qurān.Membaca Al-Qurān diqiyaskan
dengan doa.

Membaca Al-Qurān dengan menghadap qiblat adalah bentuk sikap tawadu (rendah hati) dan
penghormatan terhadap kitab suci Al-Qurān yang diturunkan di tanah suci yaitu Makkah dan
Madinah.

d) Menutup aurat Membaca Al-Qurān disyaratkan menutup aurat bagi orang yang
membacanya.Menutup aurat merupakan sikap wirangi seseorang yang walaupun belum ditemukan
nas Al-Qurān atau al-hadis yang memerintahkannya.

Hal ini dijelaskan oleh Syeh Zainuddin Al-Mulaibari, artinya: “Syarat sahnya salat yang ketiga adalah
menutup aurat, orang laki-laki, hamba, mukatab menutup di antara pusar dan lutut, dan wanita
merdeka menutup seluruh tubuh, kecuali diwajah dan kedua telapak tangannya.”4 Membaca Al-
Qurān dan salat merupakan pekerjaan yang berhubungan dalam mencapai tujuan, yaitu ibadah
kepada Allah sebagai Sang Pencipta.

Sedangkan ibadah gairu mahdhah dalam membaca Al-Qurān yaitu suatu perbuatan ibadah membaca
Al-Qurān yang tidak diatur tata cara yang berhubungan dengan adab ketika membacanya.

Pakaian yang bersih artinya pakaian yang tidak terdapat halangan yang melekat padanya.Sedangkan
pakaian yang suci adalah pakaian yang tidak mengandung sesuatu yang dinilai najis oleh hukum
syara.

Pakaian bersih dan suci berguna bagi seseorang yang membaca AlQurān.Karenanya seorang
membaca Al-Qurān dapat konsentrasi melalui membacanya,karena tidak terhambat adanya bau
pakaian atau warna pakaian kotor yang tidak bersahabat, yang mengakibatkan gangguan bagi
pembacanya.

f) Tempat yang tidak najis Membaca Al-Qurān yang disyaratkan menempati pada tempat yang tidak
najis(suci) artinya tempat yang suci dari kotoran-kotoran.

Karenanya tempat yang kotor dapat mengganggu konsentrasi bagi pembacanya.Membaca Al-Qurān
disyaratkan menempati pada posisi yang tidak najis karenaAl-Qurān merupakan kalam Allah yang
suci, agar terjaga kesuciannya di syaratkan menempati posisi yang suci ketika membacanya.Membaca
Al-Qurān diqiyaskan dengan ibadah salat karena membaca AlQurān merupakan salah satu rukun
yang menjadikan keabsahan salat seseorang.

Karena ta’awuz merupakan lafad yang berisi doa memohon perlindungan kepada Allah dari godaan
syaitan dan jin bagi orang yang akan melakukan suatu pekerjaan.Firman Allah, artinya: “Apabila
engkau membaca Al-Qurān, mohonlah pertolongan kepada Allah.”Membaca ta’awuz merupakan
bentuk permohonan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan dan jin.

Dengan perlindungan Allah dari godaan, hati seorang pembaca Al-Qurān dapat tenang dan dapat
konsentrasi ketika membacanya, dan akan memperoleh hasil bacaan yang maksimal.Membaca
ta’awuz dapat mendatangkan manfaat bagi pembaca Al-Qurān.

Disunahkan membaca ditempat yang bersih lebih utamanya dimasjid, dan ada sekelompok ulama
yang memakruhkan membaca al-qur’an dikamar mandi dan dijalanan 3.

Seperti firman Allah yang artinya “jika kamu membaca al-Qur’an mintalah perlindungan dari Allah
dari godaan syetan yang terkutuk”.

Imam Nawawi berkata bacaan atau sifatnya ta’awud yang terpilih adalah ‫العليم السميع‬dan beberapa
ulama salaf menambahi dengan 2 ‫الرجيم الشيطان من هلال با اعوذ الغادر الشيطان من در القا هلال با اعوذ‬. menurut
Humaid bin Qois 3 ‫الرجيم الشيطان من العظيم باهلال اعوذ‬. dari beberapa kaum 4 ‫الغوي الشطان من القوي باهلال اعوذ‬.
menururt Abi Salman 5 ‫الشيطان من باهلل اعوذ العليم السميع هو هلال ان الجيم‬. dari yang lainnya 6. disunahkan
tartil dalam membaca al-qur’an seperti firman Allah ‫( ورتل القران ترتيل‬dan bacalah al-Qur’an dengan
tartil)

6. Dan ini adalah tujuan yang paling utama dan perintah yang paling penting dengan demikian hati
akan menjadi lapang dan bersinar.

Disunahkan untuk menangis ketika membaca al-qur’an dan berusaha untuk menangis bagi orang
yang tidak mampu menangis, bersedih dan khusuk. Disunahkan untuk menghiasi al-Qur’an dengan
suara yang bagus, karena hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan yang liannya “hiasilah al-
Qur’an itu dengan suara-suara kalian”.

Dan didalam lafadz ad-Daromi “perbaikilah al-Qur’an dengan suara-suara kalian sesungguhnya suara
yang baik itu akan menambah al-Qur’an itu menjadi baik” al-Bazar dan yang lainnya meriwayatkan
sebuah hadis “bagusnya suara itu adalah hiasan al-Qur’an”.

Tentang hal ini ada banyak hadis yang shahih jika suaranya tidak bagus maka dia berusaha untuk
memperbaikinya semampunya dengan menjaga agar tidak keluar dari batas(berlebih-lebihan)
Adapun membaca dengan menyanyi-nyanyikan maka IamamSyafi’I menegaskan dalam al-
Mukhtashor bahwa itu tidak apa-apa dan dari riwayat Rabi’ al-Jaizi bahwa Itu makruh.

Disunahkan untuk segera membaca doa setelah khatam al-Qur’an, karena ada hadis yang
diriwayatkan oleh Thabrani dan yang lainnya dari Irbadl bin Sariah secara marfu’ : barang siapa yang
menghatamkan al-Qur’an maka baginya ada doa yang akan dikabulkan.

Disunahkan ketika selesai mengkhatamkan al-Qur’an untuk segara mengulangi membaca dari awal,
karena ada hadis yang diriwayatkan oleh Turmidzi dan yang lainnya: sebaik-baik amal disisi Allah
adalah yang sampai dan yang berangkat yaitu, yang membaca al-Qur’an dari awalnya setelah hatam
maka dia berangkat dari awal.
C. Adab-adab Yang Berhubungan Dengan Al-Qur’an

a. Keadaan Suci Seseorang yang ingin menyentuh al-qur’an maka harus suci dari hadas baik itu suci
dari hadas besar dan kecil kecuali dalam keadaan darurat.

Karena al-qur’an adalah kitab suci maka semua yang berkaitan ketika akan membaca al-qur’an juga
dalam keadaan suci dan bersih.

Tempat yang tinggi Sebelum ataupun sesudah membaca al-qur’an sebaiknya meletakkan nya di
tempat yang tinggi atau di tempat yang khusus seperti lemari atau rak khusus untuk tempat al-
qur’an.

Pertemuan 3

Makhorijul huruf
A.
Makharijul huruf adalah tempat keluarnya huruf, yakni terdengarnya huruf dengan jelas yang ditentukan
oleh bunyi pengucapannya. Perbedaan makhraj menjadi pembeda bunyi satu huruf dari huruf yang lain.1
Tujuan makharijul huruf ada dua yaitu
Pertama, dengan menguasai makharijul huruf, kita terhindar kesalahan pengucapan huruf. Kedua, dengan
menguasai makharijul huruf, kita bisa membedakan bunyi huruf yang satu dengan huruf yang lain.2
Jadi secara sederhana Makhorijul huruf adalah tempat dimana keluarnya bunyi huruf hijaiyah yang harus
diperhatikan sebelum membaca al-Qur’an.
Tapi tahukan kamu bahwa tempat keluarnya huruf hijaiyah itu beragam? Dalam ilmu tajwid memang
terdapat perbedaan tempat keluarnya kuruf. Tempat keluarnya huruf hijaiyah itu ada 17 tempat, dan bila
diringkas ada 5 tempat, yaitu: a. Al-Jauf b. Al-Halqu c.

Wasthul halqiy , yaitu huruf ha‟ dan Qof Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit mulut bagian
tengah, yaitu huruf Kaf . Maksudnya bunyi huruf kaf ini keluar dari pangkal lidah di depan makhraj huruf
qof, yang dihimpitkan ke langit langit bagian mulut bagian tengah. «Dua huruf tersebut dan Tengah-tengah
lidah, yaitu huruf Jim , Syin dan Ya‟ Pangkat tepi lidah, yaitu huruf Dlod . Maksudnya bunyi huruf Dlod
keluar dari tepi lidah hingga sambung dengan makhrojnya huruf lam, serta menepati graham. «Huruf Dlod
Ujung tepi lidah, yaitu huruf Lam . Maksudnya bunyi huruf Lam keluar dari tepi lidah Ujung lidah, yaitu
huruf Nun . Maksudnya bunyi huruf Nun keluar dari ujung lidah setelah makhrojnya Lam , lebih masuk
sedikit ke dasar lidah dari pada Lam , serta menepati dengan langit-langit mulut atas.

Pertemuan 4

Sifatul huruf

Pengertian Sifatul Huruf

Shifat menurut bahasa adalah suatu keadaan yang menetap pada sesuatu yang lain.
Menurut istilah shifatul huruf adalah keadaan yang baru datang yang berlaku bagi suatu yang dibaca tepat
keluar dari makhrajnya1.Setiap huruf hijaiyah memiliki sifat huruf yang berbeda-beda. Saat mengucapkan
huruf hijaiyah, kita harus memperhatikan sifat yang dimilii huruf tersebur.

Adapun Ulama qira’at memiliki perbedaan pandangan perihal jumlah Shifatul

Huruf. Kelompok pertama berpendapat Shifatul Huruf berjumlah empat belas, dengan mengurangi sifat
idzlaq, lin, dan menambahkan sifat ghunnah. Sedangkan, kelompok kedua berpendapat enam belas sifat
yang mana diikuti oleh As-Syathibi. Kelompok ketiga berpandangan Shifatul Huruf menjadi tujuh belas
sifat, pendapat ini diikuti oleh al-Jazari.
Pendapat selanjutnya menganggap jumlah Shifatul Huruf hingga dua puluh empat sifat.
Yang dimaksud dengan Sifat-sifat Huruf Hijaiyah yaitu kedaan yang berlaku pada tiap_tiap huruf ketika
dilafalkan atau diucapkan tepat pada makhroj huruf tersebut.

Macam-macam Sifatul Huruf

Shifatul Huruf Hams merupakan sifat huruf yang ketika dibaca mengalirkan udara.
Berkebalikan dengan sifat Jahr yang menahan udara keluar ketika membacanya. hurufhuruf yang bersifat
Jahr adalah huruf hijaiyah selain huruf dibawah ini. Huruf hijaiyah yang bersifat hams terdapat sepuluh
huruf yang biasa disingkat dengan bacaan «Fahatssahu
Fahatssahu
Jahr secara bahasa artinya jelas, yaitu jelas dalam pendengaran dikarenakan dua pita suara tertutup,
bergetar, aliran nafas yang tertahan.

Syiddah secara bahasa berarti kuat, yaitu kuat menahan sejenak suara ditempat keluarnya huruf. Keluarnya
huruf yang memiliki sifat syiddah secara alami menahan aliran nafas yang akan keluar.

Rakhowah merupakan lawan dari syiddah. Rakhwah secara bahasa artinya lembut atau lunak.

Isti’la menurut bahasa adalah terangkat.

Ithbaq secara bahasa artinya menutup Miring ke permukaan lidah yaitu huruf lam Miring ke punggung
lidah yaitu ra’
Takrir menurut bahasa mengulangi. Sedamgkan menurut istilah, takrir adalah pengucapan huruf disertai
bergetarnya ujung lidah. Huruf yang memiliki sifat ini hanya ra’.
Masing-masing huruf hijaiyah itu ada yang mempunyai sifat sifat yang sama ada pula yang berbeda.

‫ َتَفِش ْي‬. .=Menyebar


‫ َقْلَقَلة‬.
‫ ِاْس ِتَطاَلة‬.

𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝟱

𝗛𝘂𝗸𝘂𝗺 𝗺𝗶𝗺 𝗺𝗮𝘁𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗮𝗻𝘄𝗶𝗻

Hukum nun mati dan tanwin adalah suatu pertemuan antara nun mati dan tanwin baik

bertemu dalam satu kalimat ataupun berbeda kalimat akan menciptakan 4 hukum bacaan

yaitu idzhar,Idghom,ikhfa,dan Iqlab .1

B. Macam-macam (pembagian)hukum nun mati dan tanwin

Telah kami singgung dalam pengertian hukum nun mati dan tanwin diatas bahwa

hukum nun mati dan tanwin ada 4 hukum bacaan yang terdiri dari Izhar,Idghom,Ikhfa dan

Iqlab.2

1. Izhar (izhar halqi)

Secara bahasa (etimologi) izhar artinya jelas atau tampak/terang/tegas tanpa disertai

mendengung(bighunnah) apabila nun mati dan tanwin bertemu dgn huruf-huruf izhar. Izhar

sering disebut juga izhar halqi karena huruf-huruf tersebut adalah huruf halqi (huruf yang
keluar dari tenggorokan). Huruf izhar halqi ada 6 yaitu:

‫ء هـ ع ح ؽ خ‬

Kaidah membaca izhar halqi

Jika ada nun mati atau tanwin yang bertemu dengan salah satu dari huruf halqi yang 6

tersebut,maka harus dibaca dengan jelas atau terang berbunyi “n” namun tidak mengharapkan

sebuah tekanan atau sentakan,Baik bertemunya dalam satu kalimat ataupun di lain kalimat .
‫ََْؼ‬
‫ّْا َث‬-ََ ‫َء ا‬-ٍِْ ‫ َس ُسْىٌهٌٍُِِْأ‬-‫ُه‬-ٌٍِْْْ ‫ ُِْاُه َى‬- ‫ ََُِْس ٌغ َػ ٌٌُِْي‬- ‫ِحُح َُْى‬-ََْْ ‫ِػ ٌٍْي‬-ٍِْ ‫َح ٌٌُِْي ٍَََِغ ُفْىٌس‬- ‫َخ اَف‬-ٍَِْ ‫َػ َز ا ٌبَأٍِْى‬: Contoh disatu kalimat dan di lain kalimat

2. Idghom

Idgom menurut bahasa adalah melebur atau memasukan sesuatu pada sesuatu. dan

idghom menurut istilah adalah melebur dan memasukan bunyi nun mati atau tanwin kedalam suatu
huruf idghom apabila mereka bertemu sehingga cara membacanya serupa dengan huruf

yang bertsdid,Idghom terbagi menjadi dua yaitu :

a. Idghom bighunnah

Yaitu idghom yang memakai ghunnah (dengung kehidung) apaila ada nun mati atau

tanwin yang bertemu dengan salah satu dari 4 huruf yaitu:

‫ و‬, ً , ُ ,ٌ Kaidah Membaca Idghom Bighunnah

Huruf pertama yang berupa nun mati dan tanwin dimasukan ke huruf yang kedua berupa

huruf idghom bighunnah dengan disertai dengungan .

Pengecualian idghom bighunnah yang termasuk izhar wajib “Apabila ada nun mati ٍِْ , ‫ ُه ذًٍِِْيَّس ِّبٌِْه‬, ‫َّو َس اِء ٌِْه‬
‫ ِح َّط ٌَّّة ْغ ِفْش ىٌُْن‬: Contoh idghom

bertemu dengan huruf wawu atau iya dalam satu kalimat , Maka yang demikian itu harus

dibaca “N” dengan terang atau jelas . dikarenakan jika di Idghomkan khawatir menyerupai

dengan mudhoak (huruf dua yang sama)


‫ ِْْق َى ٌُا‬,‫ ِْْص َى ٌُا‬,‫ َُُْْب ٌُا‬, ‫َُُّْد ا‬: Contoh

b. Idghom bilaghunnah

Idghom bilagunnah adalah idghom yang tidak disertai dengan dengung hidung

(ghunnah) apabila nun mati dan tanwin bertemu dengan idghom bilaghunnah yaitu : ‫ ه‬dan ‫س‬

Kaidah Membaca Idghom Bilaghunnah

huruf pertama yang berupa nun mati atau tanwin dimasukan ke salah satu dari dua huruf

itu dengan tidak disertai suara dengung atau bilaghunnah .

ٍِِْ ‫ََُُِِّْب َى ٌُْن‬, ‫ ُهذًيِّى َُْي َّح َُِِْق‬, ‫ َغ ُفْىٌسَّسٌٌُِْح‬, ‫َّس ّبٌِْه‬:Contoh

3. Iqlab
Arti menurut bahasa yaitu merubah atau membalik/menukar. Sedangkan menurut

istilah adalah merubah bunyi tanwin atau nun mati menjadi “Mim” apabila nun mati atau

tanwin bertemu ba’ atau ‫ب‬.

Kaidah Membaca Iqlab

Bunyi nun mati atau tanwin diganti atau ditukar menjadi suara mim disertai dengan

dengungan karena bertemu dengan huruf ba’ atau ‫”ب‬.

4. Ikhfaٍِْ ‫ ََُِْس ٌغ َب ُِْص ٌش‬, ‫ُبُث‬,َْْ ‫بْؼ ِذ‬:Contoh

Adalah membunyikan atau menyamarkan bunyi nun mat atau tanwin dibaca antara “N”

dengan bunyi huruf yang ada dihadapanya tetapi pada umumnya atau biasanya berbuyi “NG”

Kaidah Membaca Ikhfa

Huruf pertama yang berupa nun mati atau tanwin dibaca dengan suara samar karena

bertemunya dengan salah satu huruf lima belas tersebut.Huruf ikhfa yang dikumpulkan pada

‫َش ْخ ٌص َقْذ َََس ا َاٌَْم َِثِص ْف َر ا ًُْد َُِّط بٌاِص ْد ًِفُج ًًقَض ْغ َظ ا َى ًاَج اَد‬: huruf-huruf pertama dari kata-kata

Cara membaca ikhfa dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

1. Aqrob (‫ )بشقا‬adalah yang lebih dekat dengan izhar yaitu membacanya seperti izhar

tetapi disertai dengung sehingga menjadi samar. Adapun hurufnya ada tiga yaitu

.,‫ط‬,‫ت‬,‫د‬
‫ََُُْى‬
,ٍْْ ‫ِط ُق‬,ََْْ ‫َح ُهَُْى‬: Contoh

2. Ab’ad (‫ )ابؼذ‬adalah yang lebih jauh dari izhar yaitu ketika membaca sangat nampak

dengungnya atau samarnya sehingga suara nun mati atau tanwin menjadi hilang sama

sekali. Adapun hurufnya ada dua yaitu ‫ ق‬dan ‫ك‬

Contoh : 3 ‫قبٍِْو‬, ‫ٍْْل‬. Ausath (‫ )اوسظ‬adalah pertengahan antara ikhfa’ aqrob dan ikhfa’ ab’ad dalam hal

kesamaran membacanya. Adapun hurufnya ada satu yaitu ‫ف‬.

Contoh :َِ ‫هلال ْو َض ٍِْف‬Sedangkan selain dari huruf Ikfa’ Aqrob, Ab’ad dan Ausath boleh dibaca dengan dua

wajah yaitu Aqrob atau Ausath


‫ُظ ُشَُْو‬,ََْْ ‫ ُِْإجآَءٌم‬:

𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝟲

HUKUM MIM SUKUN (MATI)

HUKUM-HUKUM YANG TERKANDUNG DI DALAM MIM SUKUN


(MATI)

A. IKHFA SYAFAWI

Ikhfa Syafawi yaitu suatu hukum tajwid yang terjadi ketika ada huruf hijaiyah Mim

Sukun ( ‫ ( م‬ketemu dengan huruf hijaiyah Ba ( ‫ ) ب‬kata Ikhfa’ berarti menyembunyikan atau

menyamarkan dan Syafawi berarti bibir. Dengan demikian Ikhfa Syafawi sebab makhraj dari

huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba adalah pertemuan antara bibir bawah dan bibir

atas. Kita mengetahui bahwa huruf ikhfa syafawi hanya ada satu yaitu ba’ (‫ )ب‬Cara membaca

ikhfa syafawi ialah dengan suara yang samar antara mim dan ba’ pada bibir, kemudian

ditahan kira-kira dua ketukan seraya mengeluarkan suar ikhfa dari pangkah hidung, bukan

dari mulut. Contoh ikhfa syafawi dalam Al-Qur’an:

Surat Al-Alaq ayat 14

‫َاَلۡم َي ۡع َلۡم ِبَان ّٰلالَهَي ٰر ى‬

Terjemah:

Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?

‫َتۡر ِم ۡي ِه ۡم ِبِحَج اَر ٍةِّم ۡن ِس ِّج ۡي ٍل‬Surat Al-Fiil ayat 4


Terjemah

yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, B. IDGHAM MIMI
(MUTAMASILAIN)

Idgham mimi disebut juga idgham mutamatsilain. Dinamakan idgham mim karena

proses idghamnya huruf mim dimasukkan kepada huruf mim pula. Dan disebut mutamatsilain

karena huruf yang berhadapan sama, baik makhrajnya maupun sifatnya. Huruf idgham mim

sama halnya dengan ikhfa syafawi hanya ada satu yaitu ( ‫ )م‬mim . Cara membaca idgham

mimi ialah dengan memasukkan suara mim yang bersukun kepada mim berharakat yang ada

dihadapannya. Selanjutnya suara digunnahkan secara sempurna tiga harakat dengan suara

ghunnah yang keluar dari pangkal hidung. Contoh idgham mim dalam Al-Qur’an:

‫ال ِذ ْْٓي َاْط َع َم ُهْم ِّم ْن ُجْو ٍع ۙە و ٰا َم َن ُهْمِّم ْن َخ ْو ٍف‬Surat Al-Quraisy ayat 4

Terjemah:

yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan

mereka dari rasa ketakutan.2

C. IZHAR SYAFAWI

Izhar Syafawi adalah salah satu hukum tajwid mim mati ( ‫ )م‬jika bertemu dengan salah
satu huruf Hijaiyah kecuali huruf mim dan ba. Hukum mim mati atau mim sukun lainnya

adalah ikhfa Syafawi dan idgham mimi atau idgham mutamatsilain. Pendapat lain Izhar

Syafawi adalah ketika mim sukun bertemu dengan semua huruf hijaiyah kecuali mim ( ‫ )م‬dan

ba ( ‫)ب‬. Bagi sebagian orang mungkin belum mengetahui secara pasti cara membaca izhar

syafawi. Cara membaca hukum bacaan Izhar Syafawi adalah dengan menyuarakan mim mati

( ‫ ) م‬dengan jelas di bibir serta mulut tertu𝘁𝘂𝗽.

Huruf Izhar Syafawi

Huruf-huruf yang termasuk dalam huruf izhar syafawi adalah:

alif ( ‫) ا‬, ta ( ‫) ت‬, tsa ( ‫) ث‬, jim ( ‫) ج‬, ha ( ‫) ج‬, kho ( ‫) خ‬, dal ( ‫) د‬, dzal ( ‫) ذ‬, ro ( ‫) ر‬, za ( ‫) ز‬, sin (

qof ,( ‫ ) ف‬fa ,( ‫ ) غ‬ghoin ,( ‫ ) ع‬ain ,( ‫ ) ظ‬zho ,( ‫ ) ط‬tho ,( ‫ ) ض‬dhod ,( ‫ ) ص‬shod ,( ‫ ) ش‬syin ,( ‫س‬

.( ‫ ) ي‬dan ya ,( ‫ ) و‬wa ,( ‫ ) هـ‬ha ,( ‫ ) ن‬nun ,( ‫ ) ل‬lam ,( ‫ ) ك‬kaf ,( ‫) ق‬

Seluruh huruf hijaiyah adalah bagian dari Izhar Syafawi kecuali mim ( ‫ ) م‬dan ba ( ‫)ب‬.

Contoh Izhar Syafawi

dibaca hum naaaaaimuuna 1. ‫ُه ْن َن اِئُو ْىى‬

Sebab: mim bertemu dengan nun

dibaca qul na’am wa antum 2. ‫ُقْلَن َع ْن َو َاْنُتْن‬

Sebab: Mim bertemu dengan wa

dibaca antum dokhi runna 3. ‫َاْنُتْن َد اِخ ُز ْو َى‬

Sebab: mim bertemu dengan dal

dibaca am lam tundzirhum 4. ‫َاْم َلْنُتْن ِذْر ُهْن‬

Sebab: mim bertemu dengan ta

dibaca yamkuruna 5. ‫َي ْو ُكُز ْو َى‬

Sebab: mim bertemu dengan kaf

dibaca amhil hum suwaidan 6. ‫َاْه َه ْلُهْن ُر َو ْي ًد ا‬

Sebab: mim bertemu dengan roro’.

𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝟳

𝗛𝘂𝗸𝘂𝗺 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵

𝗣𝗲𝗻𝗴𝗲𝗿𝘁𝗶𝗮𝗻 𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵

𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗮𝗿𝘁𝗶𝗻𝘆𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻𝗰𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝗻, 𝘀𝗲𝗱𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗻𝗴𝗲𝗿𝘁𝗶𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵


𝘀𝘂𝗮𝘁𝘂 𝗽𝗮𝗻𝘁𝘂𝗹𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗿𝗶
𝗯𝘂𝗻𝘆𝗶 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳-𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗶𝘁𝘂 𝗸𝗲𝘁𝗶𝗸𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗯𝗮𝗿𝗶𝘀 𝗺𝗮𝘁𝗶 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗸𝗲𝘁𝗶𝗸𝗮
𝗱𝗶𝗺𝗮𝘁𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝘄𝗮𝗾𝗮𝗳.

𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗯𝘂𝗻𝘆𝗶 𝘀𝗲𝗮𝗸𝗮𝗻-𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗱𝗲𝘁𝗶𝗸 𝗮𝘁𝗮𝘂


𝗺𝗲𝗺𝗮𝗻𝘁𝘂𝗹 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳-𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵. 𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗺𝗮𝗸𝘀𝘂𝗱𝗻𝘆𝗮 𝗴𝗲𝘁𝗮𝗿𝗮𝗻
𝗯𝘂𝗻𝘆𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗽𝗮𝗻𝘁𝘂𝗹𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝘁𝗲𝗻𝗴𝗴𝗼𝗿𝗼𝗸𝗮𝗻. 𝗠𝗮𝗸𝘀𝘂𝗱 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗶𝗮𝗹𝗮𝗵
𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗸𝗲𝘁𝗶𝗸𝗮 𝗺𝗮𝘁𝗶 𝘀𝗲𝗰𝗮𝗿𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗮𝗻𝘁𝘂𝗹. 𝗝𝗶𝗸𝗮 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳
𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗱𝗮 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗿𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝗶𝗮𝗻 𝗸𝗮𝗹𝗶𝗺𝗮𝘁 𝗱𝗶𝘀𝗲𝗯𝘂𝘁 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝘂𝗴𝗵𝗿𝗮 (𝗸𝗲𝗰𝗶𝗹),
𝗵𝘂𝗸𝘂𝗺 𝗯𝘂𝗻𝘆𝗶𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗲𝗱𝗲𝗿𝗵𝗮𝗻𝗮. 𝗝𝗶𝗸𝗮 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶 𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿 𝗸𝗮𝗹𝗶𝗺𝗮𝘁
𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗺𝗮𝘁𝗶 𝗱𝗶𝘀𝗲𝗯𝗮𝗯𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝘄𝗮𝗾𝗮𝗳 𝗱𝗶𝘀𝗲𝗯𝘂𝘁 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗸𝘂𝗯𝗿𝗮 (𝗯𝗲𝘀𝗮𝗿). 𝗛𝘂𝗸𝘂𝗺
𝗯𝘂𝗻𝘆𝗶𝗻𝘆𝗮 𝗸𝘂𝗮𝘁 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗯𝘂𝘁𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝘁𝗲𝗯𝗮𝗹. 𝗕𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻 𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘆𝗮𝗸𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗿𝗯𝗮𝗴𝗶
𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗱𝘂𝗮: 𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗦𝗵𝘂𝗴𝗵𝗿𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗿𝘁𝗶 𝗴𝗲𝘁𝗮𝗿𝗮𝗻 𝘀𝘂𝗮𝗿𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵
𝗸𝗲𝗰𝗶𝗹 𝗔𝘁𝗮𝘂 𝗽𝗮𝗻𝘁𝘂𝗹𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗲𝗴𝗶𝘁𝘂 𝗷𝗲𝗹𝗮𝘀, 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶 𝘁𝗲𝗻𝗴𝗮𝗵
𝗸𝗮𝘁𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗴𝗲𝗿𝗮 𝗱𝗶 𝘀𝗮𝗺𝗯𝘂𝗻𝗴𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗶𝗸𝘂𝘁𝗻𝘆𝗮. 𝗗𝗮𝗻
𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗿𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗮𝗿𝗮𝗸𝗮𝘁 𝘀𝘂𝗸𝘂𝗻/ 𝗺𝗮𝘁𝗶
𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗮𝘀𝗹𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶 𝘁𝗲𝗻𝗴𝗮𝗵- 𝘁𝗲𝗻𝗴𝗮𝗵 𝗸𝗮𝘁𝗮, 𝗦𝗲𝗱𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝗻 𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗞𝘂𝗯𝗿𝗮
𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗿𝘁𝗶 𝗴𝗲𝘁𝗮𝗿𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗯𝗲𝘀𝗮𝗿. 𝗔𝘁𝗮𝘂 𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗮𝗻𝘁𝘂𝗹𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮
𝘁𝗲𝗿𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁 𝗷𝗲𝗹𝗮𝘀 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝘁𝗲𝗿𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗿 𝗷𝗲𝗹𝗮𝘀, 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶 𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻 (𝗱𝗶
𝘄𝗮𝗾𝗮𝗳𝗸𝗮𝗻).

𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗞𝘂𝗯𝗿𝗮 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗿𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳- 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗮𝗿𝗮𝗸𝗮𝘁
𝘀𝘂𝗸𝘂𝗻/ 𝗺𝗮𝘁𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗮𝘀𝗹𝗶 𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗱𝗶𝘄𝗮𝗾𝗮𝗳𝗸𝗮𝗻

𝗣𝗲𝗺𝗯𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝗛𝘂𝗸𝘂𝗺 𝗕𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻 𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵

𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗮𝗱𝗮 𝗱𝘂𝗮 𝗺𝗮𝗰𝗮𝗺, 𝘆𝗮𝗶𝘁𝘂 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗵𝘂𝗴𝗵𝗿𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗸𝘂𝗯𝗿𝗮.
𝗞𝗲𝗱𝘂𝗮 𝗺𝗮𝗰𝗮𝗺 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗶𝗻𝗶 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗶𝘂𝗿𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗶 𝗯𝗮𝘄𝗮𝗵 𝗶𝗻𝗶:

𝟭) 𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗵𝘂𝗴𝗵𝗿𝗮

𝗦𝗵𝘂𝗴𝗿𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗿𝘁𝗶 𝗸𝗲𝗰𝗶𝗹. 𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗵𝘂𝗴𝗵𝗿𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗿𝘁𝗶 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗸𝗲𝗰𝗶𝗹, 𝗮𝗿𝘁𝗶𝗻𝘆𝗮


𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴

𝗽𝗮𝗻𝘁𝘂𝗹𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝘁𝗲𝗿𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗲𝗴𝗶𝘁𝘂 𝗷𝗲𝗹𝗮𝘀, 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶 𝘁𝗲𝗻𝗴𝗮𝗵


𝗸𝗮𝘁𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗴𝗲𝗿𝗮

𝗱𝗶𝘀𝗮𝗺𝗯𝘂𝗻𝗴 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻 𝘀𝗲𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵𝗻𝘆𝗮. 𝗤𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗵𝘂𝗴𝗵𝗿𝗮 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗿𝗷𝗮𝗱𝗶


𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳-𝗵𝘂𝗿𝘂𝗳 𝗾𝗮𝗹𝗾𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗮𝗿𝗮𝗸𝗮𝘁 𝘀𝘂𝗸𝘂𝗻/𝗺𝗮𝘁𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗮𝘀𝗹𝗶 𝗱𝗮𝗻
𝗯𝗲𝗿𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶 𝘁𝗲𝗻𝗴𝗮𝗵 𝗸𝗮𝘁𝗮. Qalqalah Shugra terjadi pada dua kondisi, yaitu apabila huruf qalqalah
:

1) Bersukun ashli

2) Bersukun ditengah kalimat.

Cara pengucapan qalqalah ialah dengan menekan kuat makhraj huruf dari huruf qalqalah

yang bersukun tersebut sehingga suaranya memantul dengan pantulan yang kuat dan jelas. Untuk

huruf Qaf dan tha’ pantulannya mendekati suara “o” karena kedua huruf ini tersifati oleh isti’la,

sedangkan untuk huruf lainnya akan terdengar mendekati suara “e”. Bahkan, suara ini pun

cenderung berubah-ubah tergantung pada harokat dari huruf sebelum dan sesudahnya.
2) Qalqalah kubra

Kubra berarti besar. Dengan demikian, qalqalah kubra berarti qalqalah besar, artinya

qalqalah yang pantulannya terlihat dengan jelas, karena berada di akhir bacaan (diwaqafkan).

Qalqalah kubra ini terjadi pada huruf-huruf qalqalah yang berharakat sukun/mati yang tidak asli

tetapi karena diwaqafkan. Cara membacanya harus benar-benar dipantulkan suara huruf-huruf

qalqalahnya.

Qalqalah kubra terjadi apabila huruf Qalqalah :

1. Bersukun Aridhi karena diwaqofkan. Dengan kata lain, huruf tersebut asalnya berharokat tetapi

menjadi bersukun karena dibaca waqof.

2. Bersukun di akhir kalimat.

Qalqalah Kubra terbagi menjadi dua yaitu:

1. Qalqalah Kubra Kabir (besar), yakni bila huruf Qalqalah disukunkan diakhir kalimat dan

bacaannya pun di waqofkan .

Contoh : huruf ‫ب‬

(ADZAAB) ‫عداب‬

2. Qalqalah Kubra Akbar ( paling besar ), yakni bila huruf qalqalah dalam keadaan bertasydid di

akhir bacaan yang di waqofkan. Contoh huruf ‫( ق بالحق‬BILHAQQ).

Pengucapan Qalalah Kubra sama dengan cara pengucapan Qalqalah secara umum, namun

harus lebih berkumandang dan lebih jelas dibandingkan dengan pegucapan Qalqalah Shugra. Bahkan

pengucapan Qalqalah Kubra harus lebih kuat lagi tatkala huruf Qalqalah yang diwaqofkan tersebut

dalam keadaan bertasydid.

𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝟴

𝗚𝗵𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵
Pengertian Ghunnah

Ghunnah yang dinamakan dengan hukum bacaan ghunnah adalah apailater dapat huruf mim atau nun yang
bertasdid. Cara membacanya dengan mendengung sepanjang atau selama 2 harkat atau 2 ketukan . Hal ini
sesuai dengan arti ghunnah itu sendiri.1
Ghunnah secara bahasa adalah Shautun fi al-Khaysyum, yang artinya suara dipangkal hidung. Sedangkan
menurut al-Shadiq Qamhawi dalam Burhan fi Tajwid al-Qur’an adalah suara dengung yang tersusun dalam
bentuk huruf Nun dan Mim yang mana terletak pada kedua hurufnya. Qamhawi menjelaskan bahwa
terdapat tingkatan kesempurnaan cara membaca
Ghunnah. Yang paling sempurna adalah membacanya dengan cara mendengung di pangkal hidung.
Mim Tasydid
Mim tasydid berasal dari 2 huruf mim, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.

Nun Tasydid
Nun Tasydid berasal dari 2 huruf nun, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.
Nun yang pertama dimasukan / perpadu kedalam nun yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang
bertasydid.
Hukum bacaan ghunnah berlaku ketika ada harakat fathah, kasrah, atau dammah bertemu dengan nun atau
mim yang bertasydid. Cara membacanya adalah dengan dengung selama kurang lebih tiga ketukan.
Ghunnah disebut dengan bunyi oronasal. Karena suara ghunnah bias terjadi jika sebagian udara keluar dar
imulut dan sebagian mulut lagi keluar dari hidung.

Akmalu Maatakuun , yaitu tingkat cara membaca ghunnah dengan sangat sempurna .
Kaamilah , yaitu tingkat cara membaca ghunnah dengan sempurna .
Naaqishoh , yaitu tingkat cara membaca ghunnah dengan kurang sempurna .

Surat Al Jatsiyahayat 31

Pada lafadzَّ‫ َم َاو‬cara bacanya adalah dengan mendengungkan mim tasydid sebanyak dua harakat.
4 ‫َوَم ْنَاْظ َلُمِمَّم ْنَّم َنَع َم ٰس ِج َد‬.
Lafadzَ‫ َع َّنم‬hukumnya adalah ghunnah musyaddadah.

𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝟵

𝗛𝘂𝗸𝘂𝗺 𝗺𝗮𝗱

Pengertian Hukum Mad


Di saat membaca Alquran, pastinya kita wajib tajwid. Salah satu dari hukum bacaan tajwid ialah hukum
bacaan mad. Pengertian mad dalam ilmu tajwid menjadi salah satu hukum yang paling penting untuk
dipelajari. Bila pemahaman minim, akan menyebabkan qori‟ jatuh pada kesalahan.
Tajwid yang diterjemahkan oleh Fathul Mannan, dijelaskan bahwa mad menurut istilah qurra merupakan
memanjangkan suara dengan huruf mad. huruf mad yang dimaksud ada tiga di antaranya adalah alif, waw
dan terakhir ya‟ dengan syarat yaitu harus mati dan jatuh setelah harakat munsabah. Ukuran untuk
membaca panjang mad dapat dihitung dengan jari tangan.
Satu gerakan dinamakan satu harakat, satu huruf adalah satu harakat dan satu alif diartikan sebagai dua
harakat atau dua gerakan.
Tidak memiliki sukun asli setelah huruf alif mad dan berbeda dengan huruf kof yang dibaca ‫ قاف‬setelah ada
mad ada sukun di huruf fa‟ yang mana termasuk dalam mad lazim harfi mukhaffaf.
Huruf-huruf harus dibaca dengan dipanjangkan menjadi dua harakat atau satu alif dan tidak dibaca dengan
panjang 6 harakat seperti bacaan mad lazim.
Dari contoh di atas, ada mad thabi‟i yaitu setelah huruf ya sukun yang sebelumnya ada huruf dzal dengan
harakat kasrah.
Dalam hukum bacaan idgham mutamatsilain disebutkan apabila ada dua huruf sama, maka huruf pertama
sukun dan kedua hidup akan dimasukan menjadi idgham pertama dalam huruf kedua.Kaidah dari idgham
mutamatsilain tidak berlaku apabila bersamaan dengan hukum baca mad thabi‟i.
 Mad Far,i Menurut bahasa, kata Mad itu berarti "memanjangkan‟, lebih tepatnya adalah "memanjangkan
suara ketika tengah mengucapkan huruf-huruf mad‟.
Sementara itu, kata "farqi" memiliki arti "pembeda‟. Nama lain dari mad farqi adalah mad istifham alias
mad pertanyaan, sebab dalam bacaannya akan terdapat huruf hamzah yang mana berarti "apakah" sebagai
ungkapan pertanyaan. Keberadaan mad farqi ini termasuk dalam cabang turunan Mad Far‟i yang memiliki
14 cabang.Maksudnya, bacaan mad farqi ini akan digunakan untuk membedakan antara mana kalimat
tanya dan mana yang bukan kalimat tanya.
Keberadaan Mad Far‟i ini merupakan cabang atau turunan dari Mad Thabi‟i dan memiliki
Mad Wajib Muttashil Yakni bacaan mad yang terjadi apabila Mad Thabi‟i bertemu dengan huruf hamzah
dalam satu kata atau satu kalimat.
Mad Layyin Yakni bacaan mad yang terjadi di huruf hijaiyah berharakat atas bertemu dengan huruf ya dan
wau bertanda sukun. Sementara itu, di depannya lagi terdapat satu huruf yang dimatikan karena waqaf
alias berhenti.
Mad Badal Yakni terjadi jika huruf hamzah bertemu dengan huruf-huruf mad.
Biasanya, akan terdapat 2 buah huruf hamzah .
 Huruf Alif , jika hamzah yang pertama memiliki harakat fathah.
 Huruf Wau , jika hamzah yang pertama memiliki harakat kasrah.
Mad Arid Lissukun Yakni terjadi jika terdapat huruf mad bertemu dengan sukun yang disebabkan karena
adanya waqaf terutama pada akhir ayatnya.
Mad Farqi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mad farqi adalah bacaan yang terjadi karena adanya
pertemuan antara Mad Badal dengan huruf yang memiliki tasydid.
Mad Silah Tawilah Yakni terjadi jika ha dhamir bertemu dengan hurufۤ ‫ُا وِ ت كمت بْو ب ي م ي نْو فُاوملِٕىَك‬
hamzah yang berbaris dan huruf sebelum ha dhamir juga berbaris.
6 harakat. Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi Yakni terjadi jika huruf mad bertemu dengan huruf yang berbaris
sukun dalam satu kata.
Mad Lazim Mutsaqqal Harfi Yakni merupakan bacaan mad yang terdapat pada hurufhuruf tertentu saja.
Huruf-huruf tertentu tersebut biasanya berada pada permulaan surah dengan ditandai oleh .
Lazim Mukhaffaf Harfi adalah
Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi Yakni terjadi jika huruf mad bertemu dengan huruf yang berbaris sukun
dalam satu kata.
Itu semua contoh dari hukum mad asli dimana penjelsannya disebabkan mereka mad asli di karenakan alif
kasroh sebelumnya berbairis fatah itu tanda garis bawahi yang berwarna hijau begitu juga dengan syarat
mad lainnya di antara semua contoh di atas di katakan mad karena mereka salah satu sudah memenuhi
kriteria dalam pembacaan hukum mad asli tersebut.
𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝟭𝟬

𝗛𝘂𝗸𝘂𝗺 𝘄𝗮𝗾𝗼𝗳
Pengertian Waqof

Waqof secara bahasa berarti mencegah . Sedang menurut isltilah hukum tajwid, waqof adalah memutus
suara ketika berada di akhir kalimat sekiranya berhenti untuk bernafas. Jika berhentinya tanpa disertai
nafas, maka dinamakan
‘saktah’.

Jenis Waqof

Terdapat empat jenis waqaf yaitu: a. waqaf sempurna, yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu
bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak
memengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang
sebelumnya maupun yang sesudahnya.
b. waqaf memadai yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak
memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari
ayat sesudahnya.
c. waqaf baik yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi makna atau arti, namun bacaan
tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya.
d. Qabiih

B Cara berwaqof
Apabila huruf terakhir berharakat sukun, maka cara melafazhkannya tetap tanpa ada perubahan.
Jika huruf terakhir merupakan huruf hidup, atau tidak berharakat sukun, maka membacanya dengan
menyukunkan huruf tersebut.
Apabila katanya berakhiran ta marbutan , maka ketika disukunkan berubah lafazhnya menjadi Hha .
Jika katanya berakhiran dengan huruf hidup dan huruf sebelumnya berharkat sukun maka huruf
terakhirnya disukunkan dengan melafazhkan sebagian hurufnya saja.
Apabila huruf terakhir berharkat tanwin fathah, maka tanwin berubah menjadi fathah dan dibaca dua
harkat.
Jika huruf terakhir bertasydid, maka huruf tersebut disukunkan dengan tidak menghilangkan lafazh
tasydidnya .
Apabila huruf terakhir berupa alif ta’nis maqshuran atau fi’il madlhi bina’ naqish yang diakhiri huruf ya’
maka di baca fathah dengan panjang dua harkat.

C. Tanda Mim

Disebut juga waqaf Lazim atau waqaf Tam yang berhenti di akhir kalimat sempurna yang tidak ada
kaitannya lagi dengan lafaz setelahnya. Pada tanda waqaf satu ini maka pembaca Al-Qur'an diharuskan
untuk berhenti. Adapun jika diteruskan maka makna ayatnya menjadi tidak jelas. Contoh: QS An-Nazi'at
ayat
Apabila muncul di ujung ayat, maka pembaca boleh berhenti atau tidak pada tanda waqaf ini.
‫ ُقَاْلُع ْو ُذ ِّبَر ِّب الَّنا ِّس‬berhenti.

Tanda Sad-Lam-Ya

Singkatan dari 'al-wasl awla' yang berarti meneruskan bacaan lebih baik.
‫ ِّم ن َش ِّر ٱْلَو ْس َو اِّسٱْلَخ َّناِّس‬tidak diwaqafkan.
Yakni waqaf jaiz, yang mana lebih baik berhenti seketika di sini meski diperbolehkan juga untuk
diteruskan.

Tanda Qaf-Lam-Ya
Yaitu waqaf Aula, di mana boleh menghentikan bacaan pada tanda waqaf ini, ‫ َتَّبْتَيَدٓاَاِّبْيَلَه ب َّو َت َّب‬atau
meneruskannya. Tetapi melanjutkan bacaan lebih utama. Contoh: QS AlLahab ayat 1
𝗕𝗶𝗹𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁𝗶 𝘁𝗮𝗻𝗱𝗮 𝘄𝗮𝗾𝗮𝗳 𝗶𝗻𝗶, 𝗯𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗲𝗻𝘁𝗶 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗮𝘁𝘂 𝘁𝗮𝗻𝗱𝗮𝗻𝘆𝗮.
𝗱𝗶𝗽𝗲𝗿𝗸𝗲𝗻𝗮𝗻𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗲𝗻𝘁𝗶 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗸𝗲𝗱𝘂𝗮𝗻𝘆𝗮.

𝟳. Waqaf Mu'anaqah

𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗺𝗯𝗶𝗹 𝗻𝗮𝗽𝗮𝘀 𝘀𝗲𝗸𝗶𝗿𝗮𝗻𝘆𝗮 𝟭 𝗮𝗹𝗶𝗳 𝟮 𝗵𝗮𝗿𝗼𝗸𝗮𝘁, 𝗯𝗮𝗿𝘂 𝗸𝗲𝗺𝘂𝗱𝗶𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗲𝗿𝘂𝘀𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗰𝗮𝗮𝗻.

Anda mungkin juga menyukai