Anda di halaman 1dari 3

Dewan ini menyesalkan glorifikasi anak muda yang terlibat aktif sebagai kandidat dalam pemilihan

umum

Framing:

Kualifikasi juga bakal tetap sama dari regulasi hokum yang sudah ada semisal berpendidikan, sehat
tubuh dan mental

 SQ
- Glorifikasi muncul sebagai bentuk tandingan dari anak muda yang merasa dirinya tidak
direpresentasikan oleh golongan tua dalam politik
- Glorfikasi memunculkan motivasi
- Paradigm yang muncul di sq bahwa generasi muda itu juga dapat menjadi kandidat

Pemenuhan hak warga negara:

- Anak muda berhak berpolitik


- Sq yang Cuma buat yang tua tua aja
- Kalau mereka bilang ini ga adil sama golongan tua? Ya glorifikasi itu muncul sebagai bentuk
challenge sq, artinya golongan tua ga perlu lagi buat di glorifikasi, yang perlu itu actor yang
lemah
- Golongan tua juga ttp ada Karena sesuai pragmatis politik kita ttp butuh pandangan politik
ahli
 Karakteristik
- Anak muda: punya pendidikan yang lebih bagus karena ada progresifitas ilmu pengetahuan
dan nilai yang dianut. Generasi muda yang jauh dari kondisi perang jadi pemenuhan edukasi
lebih baik dari golongan tua.
Pembentukan identitas politik generasi muda cenderung dilandasi atas nilai perdamaian dan
kemanusiaan Karena mereka tumbuh di masa perdamaian sehingga tendensi polarisasi
politik dan sara udh dikit. That’s why wapres kita ga makai peci kemana-mana atas
pencitraan agama semisal.
Mereka terpapar dengan isu sosial terbaru dari sosial media, sirkel pertemanan, media
massa missal dekat dengan kalangan minoritas, dan mayoritas secara langsung, tidak
tumbuh di lingkungan agama yang sama sja.
- Golongan tua: dalam pembentukan identitas politiknya adalah dari zaman perjuangan.
Kondisinya belum stabil mereka tumbuh dari konflik masa lalu semisal perang saudara.
Perang negara, perang agama, dll sehingga muncul kecenderungan defensive pada identitas
politik tertentu. Contoh wong cilik, islam, Kristen, dll
- Ini dalam politik ga relevan karena:
1. Masyarakat internasional sudah sepakat pada pembentukan nilai-nilai toleransi dan
perdamaian, sehingga implikasi politik atas dasar akibat kekelaman masa lalu cenderung
ditolak
2. Polarisasi masyarakat yag semakin massif atas akibat dari penyebaran informasi yang
semakin cepat sehingga memunculkan kombinasi value masyarakat sosial baru semisal
islam liberal, lgbt, feminism dan gerakan sosial lainnya
3. Komparasi golongan tua tidak akan bisa untuk menerima permasalahan ini karena
mereka masih cenderung pada masyarakat yang konservatif karena dia voter base nya
adalah golongan tua juga. POIN INI LEBIH RELEVAN DARI OO YANG BILANG ANAK MUDA
LEBIH BANYAK IDE
4. Kenapa harus dengan glorifikasi?
- Akan mendorong generasi muda untuk ikut serta karena:
a. Legitimasi atas kesuksesan diri
b. Kemudahan akses menjadi calon : ada dua scenario, golongan tua setuju, regulasi aman
di opp. Golongan tua ga setuju, bakal ada demonstrasi besar-besaran dari golongan
muda. Kenapa demonstrasi bisa? Buktinya di 98
c. Kenapa ini inklusif? Dorongan ini akan memunculkan normalisasi, kayak ga harus jadi
anak presiden dulu kamu bisa maju, karena orang sudah m
d. – walaupun gov bilang kalau mereka bisa sj ikut ke parpol tanpa jadi kandidat ini ga
efektif karena: kompas partai politik adalah kandidatnya. Generasi muda yang sedari
awal sulit buat dapat posisi ujuk-ujuk hanya sebagai penambah suara
- Pun ada yang mau, ini ga signifikan karena parafigma yang muncul adalah anak muda hanya
aktor sampingan yang dijual nilai anak mudanya saja
- Pun dia bilang ga perlu glorifikasi karena G udah bisa naik. Jsutru ecochambernya ini
berdasarkan kelas sosial, ga semua orang bisa akses dulu, yang jadi kandidat minimal anak
presiden. – inilah kasus melangkahi konstitusi itu muncul karna ga ada glorify pada hal ini.
- Kenapa itu buruk? Ini bakal jadi mentalitas buruk pada partisipan politik muda karena di
akan tetap kekurangan pengalaman
-

 Mekanimse/counter narasi:
- Generasi muda sebagai yang ikut terlibat aktif dalam pemilihan kandidat umum kayak dpr,
dpd, presiden, dll

ISU:

a. Sustainabilitas negara
- Umur politisi itu ga abadi, negara bisa sukses kalau generasi mudanya punya andil dalam
politik, Indonesia merdeka karena generasi mudanya punya kuasa nyulik soekarno dan aktif
dalam nyampaikan gagasan
- SQ generasi muda saat ini cenderung untuk ga ma
- Representasi ke anak muda
- Motivasi ke anak muda – capaian generasi emas – orang maunya kalau ada kedekatan
- Ini jadi poin ekslusif kami walau anak muda tadi gagal jadi kandidat setidaknya
meningkatnya kepedulian politik dari generasi muda
Kenapa ini penting? Edukasi kepada generaasi muda agar ga gagap di forum internasional
- Kenapa buruk di mereka? Anak muda Cuma fomo pemilu dapat diskon, foto pakai tinta
pemilu dll. Ga mendorong aspirasi anak muda dalam politik itu sendiri
Di kita glorifikasi itu akan memaksa anak muda untuk memenuhi standar sosial, sehingga
mereka bakal terpacu buat cari pengalaman dan cara buat jadi kandidat politik yang baik

RESPON:

OG

 Pengalaman politik kandidat muda dikit


- Sudah ada edukasi di perkuliahan dan sekolah, ada organisasi yang menjadi tiruan negara.
Makanya bem konsepnya sama dengan negara
- Akses pengenalan masyarakat juga sudah mudah missal studi pada etnik, kelompok sosial di
masa kuliahmu buat mengenal, pun ngenal ga harus hidup lama, kamu bisa akses
informasinya di jurnal kredibell ttg politik.
- Akses informasi terhadap kebijakan mudah, kamu tinggal nanya ke ahli politik
- Kenapa pengalaman gol tua itu buruk ada di arg
 Popularitas jelek: kita ga debatin calon yang punya polaritas, kalau gitu saya juga bisa lempar
komeng yang jadi dpd karna spontan uhuy

OO

 Ga jelasin kenapa pencapaian hak gol muda seburuk itu?


 Ga jelasin kenapa golongan tua itu buruk, dan representasi akan lebih bagus di anak muda
 Ga jelasin kenapa harus aktif jd kandidat
 Ga jelasin proses glorifikasi ini

CO

 Politik itu dinamis, ga bisa survive kalau ga punya pengalaman—ga jelasin gimana pengalaman
anak muda itu bisa muncul kalau ga bisa maju jadi kandidat –

Anda mungkin juga menyukai