Oleh :
Sri Puji Astuti
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
ABSTRACT
Kalimat merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan maksud pembicara atau penulis
kepada pendengar atau pembaca. Untuk menyampaikan informasi digunakan kalimat
deklaratif. Dalam kalimat deklaratif sering ditemui kata apa dan mana serta bentuk
turunannya. Bagaimana kehadiran apa dan mana serta bentuk turunannya dalam kalimat
deklaratif dibahas dalam makalah ini. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori
stuktural. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyimak pemakaian bahasa. Dalam
analisis data digunakan metode distribusional yaitu metode analisis data yang berupa
penghubungan aantarfenomena dalam bahasa tertentu itu sendiri Adapun teknik yang
d.igunakan dalam penelitian ini adalah teknik delisi, substitusi, dan teknik parafrasa. Dari
hasil penelitian disimpilkan bahwa apa dan mana serta bentuk tuturannya jika terdapat
dalam kalimat deklaratif bukan merupakan interogativa. Kehadiran apa dan mana serta
bentuk tuturannya dalam kalimat deklaratif ada yang bersifat wajib ada yang bersifat
opsional. Apa dan mana serta bentuk turunannya bersifat opsional jika dalam kalimat
deklaratif apa dan mana serta bentuk tuturannya diikuti atau didahului oleh kata yang
mempunyai makna yang sama.
I. PENDAHULUAN
Peran bahasa yang utama sebagai berita (Ramlan, 1987:32). Lebih lanjut
alat untuk menyampaikan maksud atau Ramlan memberikan ciri kalimat deklaratif
perasaan kepada orang lain sesuai dengan yaitu tidak terdapat kata tanya seperti
situasi kebahasaan. Untuk menyampaikan siapa, mengapa, di mana, dan kata kata
maksud tersebut digunakan kalimat. ajakan seperti ayo, mari, serta kata-kata
Kalimat yang digunakan pembicara persilahan silakan dan dipersilakan, serta
maupun penulis dapat berupa kalimat kata larangan jangan.
interogatif, kalimat deklaratif, kalimat Alwi et al. (1993:265-266)
imperatif, dan lain-lain. Kalimat interogatif berpendapat bahwa dilihat dari segi
biasanya ditandai oleh adanya kata tanya bentuknya, hanya ada dua unsur yang
apa, mengapa, siapa, dan lain-lain mendasari kata tanya apa dan mana. Kata
Namun kenyataannya, kata apa, apa dapat diturunkan menjadi bentuk lain
mana, dan bentuk turunannya itu selain misalnya siapa, mengapa, kenapa,
dittemukan dalam kalimat interogatif, kata- keberapa dan lain-lain. Sedangkan kata
kata tersebut juga ditemukan pula dalam mana dapat diturunkan menjadi di mana,
kalimat deklaratif. Jika apa dan mana serta ke mana, bagaimana, dari mana, dan lain-
bentuk turunannya terdapat dalam kalimat lain.
deklaratif, bukan merupakan interogativa.
Ramlan memberikan ciri kalimat deklaratif
yaitu kalimat yang mempunyi intonasi
14
HUMANIKA Vol. 23 No. 1 (2016) ISSN 1412-9418
Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif
Sri Puji Astuti
Berdasarkan latar belakang di atas dan dalam bentuk lisan ditandai oleh nada
dalam makalah ini diibahas Bagaimanakah turun. Kalimat deklaratif ini biasanya
kehadiran apa dan mana serta bentuk digunakan pembicara atau penulis untuk
turunannya dalam kalimat deklaratif. membuat pernyataan sehingga isinya
merupakan berita bagi pendengar atau
II. KALIMAT DEKLARATIF pembaca (Alwi, et al. 1993:353). Kalimat
deklaratif adalah kalimat yang dibentuk
Pengertian kalimat menurut Kencono
untuk menyiarkan informasi tanpa
(1982: 5) adalah satuan gramatikal yang
mengharapkan responsi tertentu (Cook
disusun oleh konstituen berupa klausa,
dalam Tarigan, 1985:20). Ramlan
partikel penghubung jika ada dan intonasi
menyebutkan fungsi kalimat deklaratif
final. Sejalan dengan Kencono, Cook
yaitu untuk memberitahukan sesuatu
(dalam Tarigan, 1984:8) berpendapat
kepada orang lain sehingga tanggapan
bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang
yang diberikan hanyalah berupa perhatian
secara relatif dapat berdiri sendiri yang
seperti tercermin pada pandangan mata
mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri
yang menunjukan adanya perhatian
dari klausa. Dari kedua pendapat tersebut
(1983:26).
dapat disimpulkan bahwa kalimat
mempunyai unsur klausa dan intonasi
III. METODE PENELITIAN
final.
Tarigan (1984:19-24) Metode merupakan cara kerja yang
mengklasifikasikan kalimat berdasarkan harus dijabarkan sesuai dengan alat dan
jenis responsi yang diharapkan menjadi sifat alat yang dipakai. Jabaran metode
tiga macam yaitu kalimat pernyataan, yang sesuai dengan alat dan sifat disebut
kalimat pertanyaan dan kalimat perintah. teknik. Pengumpulan data dalam penelitian
Kalimat pernyataan adalah kalimat yang ini terjabar dalam wujud teknik dasar
dibentuk untuk menyiarkan informasi penyadapan. Tahapan ini berakhir dengan
tanpa mengharapkan responsi tertentu. transkripsi ortografis yang berupa
Kalimat pertanyaan adalah kalimat yang pencatatan pada kartu daata secara
dibentuk untuk memancing responsi berpa sistematis. Dalam analisis data digunakan
jawaban. Sedangkan kalimat perintah metode distribusional yaitu metode analisis
adalah kalimat yang dibentuk untuk data yang berupa penghubungan
memancing responsi berupa tindakan atau aantarfenomena dalam bahasa tertentu itu
perbuatan. ssendiri (Sudaryanto, 1982:13). Adapun
Alwi, et al. (1993:352) membedakan teknik yang digunakan dalam penelitian ini
kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya, adalah teknik delisi, ekspansi, substitusi,
kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat permutasi, dan teknik parafrasa.
deklaratif, kalimat interogatif, kalmat
imperatif, dan kalimat ekslamatif. Dalam IV. APA DAN MANA DALAM
penelitian ini hanya dibahas kalimat KALIMAT DEKLARATIF
deklaratif. Kalimat deklaratif disebut juga Perdasrkan hasil penelitian
dengan istilah kaimat berita. Ka;limat ditemukan kehadiran apa dan mana serta
deklaratif merupakan kalimat yang tidak bentuk turunannya dalam kalimat
ada penanda khusus seperti kalimat deklaratiif ada yang bersifat wajib ada
interogatif ditandai oleh adanya kata tanya, yang bersifat manasuka. Perhatikan contoh
kalimat imperatif ditandai oleh adanya kata berikut ini.
ayo, mari, mohon dan sebagainya (Surono, (1a) Saya sering memikir-mikir
2011:110). Kalimat deklaratif ini dalam pekerjaan apa yang kiranya tepat
bentuk tulisnya diakhiri dengan tanda titik untuk Wayne.
15
HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418
Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif
Sri Puji Astuti
(1b) Saya sering memikir-mikir (5c) Dia bertanya saya salah sasaran
pekerjaan yang tepat untuk apa tidak.
Wayne. (5d) Dia bertanya saya salah sasaran
atau tidak
(2a) Siapa yang bersalah harus (5e) Dia bertanya saya tidak salah
dihukum. sasaran.
(2b) Orang yang bersalah harus (6a) Saya tidak yakin apakah saya
dihukum. mencintai sampeyan atau tidak.
(2c) Yang bersalah harus dihukum. (6b) Saya tidak yakin, saya mencintai
sampeyan atau tidak .
Dalam contoh (1a) apa dan dalam (6c) Saya tidak yakin, saya mencintai
contoh (2a) siapa berfungsi untuk sampeyan apa tidak.
menggantikan sesuatu dan seseorang.
Kehadiran apa dan siapa dalam kalimat Pada contoh (5a) kehadiran apakah
tersebut bersifat opsional jika apa dan bersifat wajib karena jika apakah
siapa tersebut diikuti oleh yang. Apa dan dihilangkan, kalimat tersebut menjadi tidak
siapa dalam contoh (1a) dan (2a) jika gramatikal seperti pada contoh (5e).
dihilangkan tidak mengubah Apakah dalam contoh (5a) berfungsi
kegramatikalan kalimat seperti dalam sebagai konjungsi karena dapat disubstitusi
contoh (1b) dan (2b). Dalam contoh (1c) dengan atau. Pada contoh (6a) apakah
yang berfungsi sebagai artikel yaitu kehadirannya berifat opsional karena jika
membedakan kata di belakangnya. apakah dihilangkan tidak mengubah
Dalam contoh berikut ini kehadiran kegramatikalan kalimat seperti pada
apa dan siapa bersifat wajib, contoh : contoh (6b).
(3a) Kami siap melayani permintaan Kehadiran mengapa dan kenapa
apa saja. dalam kalimat deklaratif ada yang bersifat
(3b) Kami siap melayani permintaan wajib ada yang bersifat opsional.
saja. Contoh :
(4a) Wayne bangga. Katanya Steven
pandai, tahu dengan siapa dia harus mengapa
bersahabat. (7a). Banyak sebab air susu
(4b) Wayne bangga. Katanya Steven ibu menjadi
pandai, tahu dengan dia harus berkurang.
bersahabat. kenapa
Apa dan siapa dalam contoh (3a) dan (7b) Banyak sebab air susu ibu menjadi
(4a) dipakai untuk menggantikan sesuatu berkurang.
dan seseorang. Apa dalam contoh (3a) jika
dihilangkan menjadi (3b). Contoh (3b) Dalam contoh (7a) kehadiran
merupakan kalimat yang gramatikal tetapi mengapa dan kenapa bersifat opsional, jika
bukan merupakan parafrase (3a). Jika didahului oleh sebab. Sebab mengapa dan
siapa dalam contoh (4a) dihilangkan akan sebab kenapa dalam contoh (7a) dipakai
menjadi (4b). XQWXN PHPSHUWHJDV PDNQD µVHEDE¶ DWDX
Apakah dalam contoh di bawah ini µDODVDQ¶ Mengapa dan kenapa dalam
berfungsi sebagai konjungsi, contoh : contoh (7a) jika dihilangkan tidak
(5a) Dia bertanya apakah saya tidak mengubah kegramatikalan kalimat seperti
salah sasaran. pada contoh (7b). Dalam contoh (7a) sebab
(5b) Dia bertanya apa saya tidak salah di situ dipakai untuk mempertegas makna
sasaran µ¶VHEDE¶ VHKLQJJD NHKDGLUDQ mengapa dan
16
HUMANIKA Vol. 23 No. 1 (2016) ISSN 1412-9418
Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif
Sri Puji Astuti
17
HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418
Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif
Sri Puji Astuti
18
HUMANIKA Vol. 23 No. 1 (2016) ISSN 1412-9418
Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif
Sri Puji Astuti
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, et al. 1993. Tata Bahasa Surono. 2011. Dasar-Dasar Analisis
Baku Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Frasa, Kalimat, dan Teks. Jurusan
Jakarta: Balai Pustaka. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Diponegoro
Kencono, Djoko (ed.). 1982. Dasar-Dasar
Linguistik Umum. Jakarta:FSUI. Tarigan, Henry Guntur. 1984.Pengajaran
Sintaksis. Bandung:Angkasa
Ramlan, M. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia
sintaksis. Yogyakarta: CV Kaaryono.
19