NIM : 18410170
Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu : Muhammad Arif Furqon M.Psi
Pembahasan
Perkembangan fisik dan kognitif pada remaja
Perkembangan Fisik
Menurut Hartinah (2010) Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak
tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan
tersebut adalah:
Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah
panjang dan bertambah besar, otot-otot diperut dan dinding-dinding usus menjadi lebih
tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia 17 tahun. Anak laki-laki
mencapai tingkat kematangan beberapa tahun kemudian setelah anak perempuan.
Sistem Endokrin
Kegiatan gonad yang meningkat pada masa pubertas menyebabkan ketidak seimbangan
sementara dari seluruh sistem endokrin pada masa awal puber hingga puncak masa
remaja (8-18). Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum
mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.
Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun. Jaringan selain tulang,
khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran
yang matang.
Menurut Sarlito (1986) karakteristik perkembangan fisik yang terjadi pada pria dan wanita asalah
sebagai berikut :
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi
keturunan yang dibawa dari orang tuanya. Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada
remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan
dimasa remaja.
Contohnya : seorang anak yang lebih tinggi saat karena bermain basket, karena saat bermain
basket tempat dan gaya bermain, memaksakan dia untuk melompot, berlari dan lainnya, yang
melatih kerja tulang dan otot sehingga lama kelamaan, dia semakin bertumbuh tinggi.
3. Pengaruh Gizi
Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih
cepat mencapai taraf dewasa dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapat gizi cukup.
Contohnya : seorang anak yang lebih suka makan nasi, sayur, daging, buah dan minum susu,
perkembangan fisiknya seperti tinggi badan dan berat akan lebih bagus daripada anak yang
kerdil karena susah makanannya hanya nasi dan telur ayam.
4. Gangguan Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid
adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon
pertumbuhan dikelenjar pituitary.
Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh
yang seharusnya.
Contohnya : seorang yang stress akan mengalami nafsu makan yang buruk, saat pikiran dan
asupan gizi menjadi buru, ia akan sakit dan mengalami penurunan kerja organ sehingga
mengganggu perkembangannya fisik seperti, menjadi kurus.
5. Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan, kecuali pada
usia 12-15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat daripada
anak laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan
permpuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya daripada laki-laki.
Contoh : saat SMP anak perempuan lebih tinggi dari anak laki-laki, saat SMA, anak laki-laki
dengan cepat bertambah tinggi dan anak perempuan tidak bertambah tinggi.
7. Kesehatan
Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja. Remaja yang berbadan
sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat dibanding yang
sering sakit.
Contohnya : anak yang mengalami keterbelakangan mental, mereka mengalami perkembangan
yang sama dengan anak normal, namun perkembangan sekunder tidak sesuai dengan
perkembangan primer. Seperti kerdil, atau payudara yang tidak membesar, dan tinggi badan yang
tidak sesuai dengan anak normal
Perkembangan kognitif adalah perkembangan dari pikiran. Pikiran adalah bagian dari
otak, bagian yang digunakan yaitu untuk pemahaman, penalaran, pengetahuan, dan pengertian.
Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan,
menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan
dengan tingkat kecerdasan (inteligensi)yang menandai seseorang dengan berbagai minat
terutama ditujukan kepada ide-ide dan belajar (Susanto, 2011:47).
Perkembangan Kognitif
Masa remaja adalah suatu periode kehidupan di mana kapasitas untuk memperoleh dan
menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya. Hal ini adalah karena selama
periode remaja ini, proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Sistem saraf yang
berfungsi memperoses informasi berkembang dengan cepat. Di samping itu, pada masa remaja
ini juga terjadi reorganisasi lingkaran saraf prontal lobe - belahan otak bagian depan sampai pada
belahan atau celah sentral.Prontal lobe ini berfungsi dalam aktivitas kognitif tingkat tinggi,
seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuan mengambil keputusan.
Perkembangan prontal lobe tersebut sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif remaja,
sehingga mereka mengembangkan kemampuan penalaran yang memberinya suatu tingkat
pertimbangan moral dan kesadaran sosial yang baru (Desmita, 2010).
Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di
mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif
mereka. Remaja telah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting
dibanding ide lainnya. Remaja juga sudah dapat menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang
remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu
mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru (Jahja, 2011).
Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu
interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk
eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap
perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal. Tahap formal operations adalah suatu
tahap di mana seseorang telah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas
pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi (Jahja, 2011).
Ditinjau dari perspektif teori kognitif Piaget, maka pemikiran masa remaja telah
mencapai tahap pemikiran operasional formal (formal operational thought) yakni suatu tahap
perkembangan kognitif yang dimulai pada usia kira-kira 11 atau 12 tahun dan terus berlanjut
sampai remaja mencapai masa tenang atau dewasa. Pada tahap ini anak sudah dapat berpikir
secara abstrak dan hipotesis. Pada masa ini, anak sudah mampu memikirkan sesuatu yang akan
atau mungkin terjadi. Selain itu, pada tahap ini remaja juga sudah mampu berpikir secara
sistematik untuk memecahkan permasalahan.
Sebagai contoh apabila terdapat mobil yang tiba-tiba mogok misalnya, bagi anak yang
berada pada tahap konkrit operasional segera diambil kesimpulan bahwa bensinnya habis. Ia
hanya menghubungkan sebab-akibat dalam satu rangkaian saja. Lain halnya dengan remaja, ia
bisa memikirkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan mobil tesebut mogok, seperti
mungkin businya mati, mungkin platinanya atau kemungkinan-kemungkinan lain yang
memberikan dasar bagi pemikirannya. Dari teori Piaget tersebut maka dapat dipahami bahwa
pemikiran remaja pada tahap operasional formal ini sudahmeliputi kemampuan untuk berpikir
secara abstrak, dapat menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang
tersedia (Jahja, 2011).
Karakteristik pemikiran remaja yaitu remaja dapat berpikir secara abstrak, idealistis, dan
logis karena ia telah masuk dalam tahap pemikiran operasional.
- berpikir abstrak, yaitu remaja dapat memecahkan persamaan-persamaan aljabar yang abstrak.
- berpikir idealistis, yaitu remaja sering berpikir tentang apa yang mungkin, mereka berpikir
tentang ciri ideal mereka sendiri, orang lain, dan dunia.
- berpikir logis, yaitu remaja mulai berpikir seperti ilmuwan yang menyusun rencana untuk
memecahkan masalah-masalah dan menguji secara sistematis pemecahan-pemecahan masalah.
Akan tetapi, anak tahap formal operasional mulai mampu memecahkan masalah dengan
membuat perencanaan kegiatan terlebih dahulu dan berusaha mengantisipasi berbagai macam
informasi yang akan diperlukannya untuk memecahkan masalah tersebut (Santrock, 2012).
Menurur Samsunuwiyati (2005), Piaget membedakan gaya pemikiran formal operasional
dari gaya pemikiran konkret operasional dalam tiga hal penting, yaitu:
Penekanan pada kemungkinan versus kenyataan.
Penggunaan penalaran ilmiah, kualitas ini terlihat ketika remaja harus memecahkan
remaja harus memecahkan beberapa masalah secara sistematis.
Kecakapan dalam mengkombinasikan ide-ide.
Perkembangan Intelektual
Menurut kamus Webster New World Dictionary of the American Language,
istilah intellect, berarti :
Kecakapan untuk berpikir, mengamati atau mengerti; kecakapan untuk mengamati
hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan, dan sebagainya;
Kecakapan mental yang besar, sangat intelligence;
Pikiran atau intelegensi (Fatimah, 2010)
Terdapat perbedaan antar individu dalam tingkat kemampuan atau prestasi. Hal ini karena
terdapat perbedaan bakat yang dibawa sejak lahir dan hasil dari latihan atau pengalaman. Bakat
adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan melalui
latihan. Jadi, bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau
keterampilan yang relatif bersifat umum atau khusus (talenta) (Fatimah, 2010).
Sedangkan minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari
perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan – kecenderungan lain
yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa bakat
dan minat berbeda tetapi memiliki kesamaan dalam hal pilihannya terhadap suatu hal
tertentu (Mappiare, 1982).
Faktor perbedaan bakat atau minat khusus bergantung pada seks, intelegensi, lingkungan
dimana dia hidup, kesempatan untuk mengembangkan minat, minat teman sebaya, status dalam
kelopok sosial, kemampuan bawaan, minat keluarga, dll. Dalam masa remaja, minat yang
dibawa pada masa kanak-kanak cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang lebih matang.
Selain itu, tanggung jawab yang harus dipikul semakin besar serta berkurangnya waktu yang
dapat digunakan sesuka hati, maka remaja dari waktu ke waktu harus membatasi minatnya,
terutama dbidang rekreasi (Hurlock, 1980).
Semua remaja sedikit banyak memiliki minat-minat khusus tertentu yang terdiri dari
berbagai kategori. Meskipun terdapat berbagai ragam minat, namun terdapat minat tertentu yang
hampir universal yaitu :
Minat Rekreasi
Selama masa remaja, remaja cenderung menghentikan aktivitas rekreasi yang menuntut
banyak pengorbanan tenaga dan berhenti serta akan bertindak sebagai pengamat yang pasif. Pada
awal masa remaja, aktivitas permainan akan diganti dengan bentuk rekreasi yang lebih matang.
Pola rekreasi tersebut hampir sama dengan pola akhir masa remaja dan pada awal masa dewasa.
Beberapa macam minat rekreasi remaja yaitu:
· Permainan dan Olah raga
Remaja mulai menyukai olahraga tontonan daripada olahraga yang terorganisasi. Selain itu,
remaja lebih menyukai permainan yang menuntut keterampilan intelektual seperti permainan
kartu, dll.
· Bersantai
Remaja gemar bersantai dan mengobrol dengan teman-teman. Mereka makan sambil bergurau
atau membicarakan orang lain mauun hal-hal yang lagi populer pada saat itu.
· Hobi
Remaja yang kurang populer lebih berminat pada hobi dibandingkan dengan bentuk rekreasi lain
karena sebagian besar hobi merupakan kegiatan rekreasi seorang diri.
Selain minat rekreasi yang teah disebutkan diatas, masih terdapat berbagai macam minat
rekreasi yang dilakukan remaja. Banyaknya rekreasi yang diikuti remaja sangat dipengaruhi oleh
derajat kepopulerannya. Selain itu, banyaknya tekanan yang berasal dari tugas sekolah, tugas
rumah dan kegiatan lain yang membatasi waktu untuk rekreasi juga menjadi salah satu faktor.
Minat Sosial
Minat yang bersifat sosial bergantung pada kesempatan yang diperoleh remaja untuk
mengembangkan minat tersebut pada kepopulerannya dalam kelompok. Beberapa minat sosial
remaja diantaranya adalah menolong orang lain, peristiwa dunia yang diungkapkan melalui
bacaan dan pembicaraan dengan teman, guru, dan orang lain. Selain itu, minat sosial lainnya
adalah minat remaja untuk mengkritisi orang lain
Minat Pendidikan
Besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka
terhadap pekerjaan. Apabila remaja mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi,
maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan. Biasanya remaja lebih menaruh minat
terhadap pelajaran yang berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya.
Selain itu, terdapat pula remaja yang tidak berminat pada pendidikan dan biasanya
membenci sekolah. Remaja yang tergolong dalam hal tersebut dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Remaja yang orangtuanya memiliki cita-cita tinggi yang tidak realistik terhadap prestasi
akademik, atletik, atau prestasi sosial yang terus menerus mendesak untuk mencapai sasaran
yang dikehendaki.
Remaja yang kurang diterima oleh teman-teman sekelas yang merasa tidak mengalami
kegembiraan sebagaimana yang dialami oleh yang lain.
Remaja yang matang lebih awal, yang merasa fisiknya jauh lebih besar dibandingkan dengan
ang lain sehingga seringkali diharapkan berprestasi lebih baik daripada yang lain.
Para remaja yang kurang berminat pada pendidikan biasanya menunjukkan
ketidaksenangannya dengan cara menjadi orang yang berprestasi rendah – bekerja dibawah
kemampuan dalam setiap mata pelajaran atau dalam mata peajaran yang tidak disukai. Selain itu,
terdapat pula yang membolos baik dalam mata pelajaran yag tidak disukai ataupun semua mata
pelajaran.
Pendengaran (Hearing),
Perempuan lebih baik dalam mendengar pembicaraan, musik, atau suara-suara yang lainnya.
Sebagai tambahan, ingatan perempuan lebih bisa bertahan lama. Mereka belajar berbicara dan
mempelajari bahasa lebih dulu. Kemampuannya dalam memori verbal dan proses bahasa
berlangsung cepat dan lebih akurat.
Penglihatan (Vision),
Lelaki memiliki penglihatan yang lebih baik dalam jangkauan yang luas dan persepsi yang
mendalam terhadap sesuatu. Lelaki melihat cahaya lebih baik, sementara wanita kurang dapat
melihat dengan jelas cahaya di malam hari.Perempuan lebih sensitif pada warna spektrum merah,
pandai dalam menginterpretasikan tanda-tanda fasial dan konteks tertentu, memiliki kemampuan
yang lebih baik untuk mengingat wajah-wajah dan nama.
Peraba (Touch),
Perempuan memiliki indera peraba yang sangat sensitif. Mereka merespon dengan cepat dan
tajam pada luka. Sementara lelaki lebih banyak bereaksi pada temperatur yang ekstrem.
Aktivitas (Activity),
Pria lebih sering bermain dengan berbagai benda daripada para wanita. Sementara wanita lebih
banyak merespon pada teman bermainnya. Pilihan arahan ini disebut ”Perputaran perilaku”
sebagai perlawanan antara pria dan wanita.
Kemampuan Verbal
Oleh karena lelaki mengalokasikan banyak daerah korteks untuk fungsi-fungsi spasial,
otak mereka cenderung cenderung mengalokasikan sedikit daerah korteks untuk produksi dan
penggunaan kata-kata dibandingkan otak perempuan. Belahan otak kanan dan kiri dihubungkan
oleh sekumpulan kecil saraf yang disebut corpus callosum sehingga memungkinkan kedua
belahan otak berhubungan. Corpus callosum laki-laki umumnya 25 % lebih kecil dibanding
milik perempuan. Ketika perasaan atau pikiran akan berpindah dari belahan otak kanan ke kiri,
peluang perpindahan tersebut pada seorang lelaki lebih kecil 25 %. Ini perlu diperhatikan
mengingat lelaki mengolah bahasa hanya di belahan kiri, sedangkan perempuan menggunakan
enam atau tujuh daerah korteks di kedua belahan untuk mengolah bahasa.
Bagi para lelaki, mereka menggunakan sedikit mungkin kata-kata yang diperlukan untuk
menyampaikan pendapat, sementara bagi perempuan, kata-kata digunakan untuk
mengungkapkan perasaan dan juga isi.
Ada empat alasan berbicara, yakni:
1. Berbicara untuk menyatakan sesuatu,
2. Berbicara untuk memberikan dan menerima dukungan,
3. Berbicara untuk meredakan ketegangan,
4. Berbicara untuk menemukan sesuatu yang penting.
Wanita biasanya menggunakan indirect speech alias memberikan isyarat tentang apa
yang sebenarnya dia inginkan. Tujuannya adalah untuk menghindari konflik atau konfrontasi
sehingga bisa terjalin hubungan yang harmonis satu sama lain. Indirect speech biasanya
menggunakan kata-kata seperti ‘kayaknya’, ‘sepertinya’ dan sebagainya. Indirect speech adalah
bagian dari wanita dan untuk membangun hubungan dengan wanita, pria perlu mendengarkan
dengan efektif, sambil mengeluarkan ‘bunyi mendengarkan’ seperti “O…,”, “Ehm”, dan bahasa
tubuh yang tepat. Ketika wanita bicara menggunakan indirect speech ke wanita lain, tidak pernah
ada masalah – wanita lain cukup sensitif untuk mengerti maksud sebenarnya. Tapi, bila dipakai
untuk bicara dengan pria, bisa berakibat fatal. Pria menggunakan bahasa langsung atau direct
speech dan mereka mengambil makna sebenarnya dari apa yang orang lain katakan. Tapi
sebetulnya dengan sedikit kesabaran dan banyak latihan, pria dan wanita bisa belajar untuk
mengerti satu sama lain.
pembawaan
Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. “Batas
kesanggupan kita”, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama-tama ditentukan oleh
pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar dan ada yang bodoh. Meskipun menerima latihan dan
siswaan yang sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.
Arthur Jensen (Hetheringthone, 1999) mengklaim bahwa sebanyak 80% perbedaan IQ
dipengaruhi olah faktor pembawaan (keturunan), dan hanya faktor lingkungan sosial yang
memiliki proporsi yang kecil. Sedangkan pendapat peneliti lain bahwa lingkungan-budaya tidak
memberikan pengasuhan yang optimal terhadap perkembangan inteligensi. Begitu juga dengan
Stephen Ceci memperkirakan bahwa sifat inteligensi yang diturunkan dari orangtua begitu besar.
Dan Richard Herrnstein & Charles Murray pada tahun 1994 menyatakan bahwa inteligensi
didasari oleh faktor genetik.
Faktor lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan
sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas
dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi,
rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang
peranan yang amat penting.
Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ
(fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing. Anak-anak tak dapat memecahkan soal-soal tertentu,
karena soal-soal itu masih terlampau sukar baginya. Organ-organ tubuhnya dan fungsi-fungsi
jiwanya masih belum matang untuk melakukan mengenai soal itu. Kematangan berhubungan erat
dengan umur.
Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan inteligensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan di
sekolah-sekolah, dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas
dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini berarti
bahwa minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan Inteligensi.
Semua faktor tersebut di atas saling terkait satu sama lain. Untuk menentukan Inteligen atau
tidaknya seorang remaja, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut di
atas. Inteligensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan
inteligensi seseorang.
Daftar Pustaka
Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).Bandung: CV. Pustaka
Setia.
Hartinah, Sitti. 2008. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama.
Santrock, John W. 2002. The Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta:Erlangga.