Disusun Oleh :
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
Pimpinan Pembimbing
Posko PLN Kenali Posko PLN Kenali
ii
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG BARAT
MENGESAHKAN
Guru Pembimbing
SMK Negeri 1 Way Tenong
Kepala Kompetensi Keahlian
Cholillur rahman
NIP.
Sutrisno S.T
NIP.
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1 Way Tenong
Ketua Pelaksana
Drs. T u k i m i n, M.Pd.
K h o t i m a h, S.Pd
NIP. 19680705 200012 1 007
NIP. 19710101 200501 2 019
iii
MOTTO
demi sesuatu.”
~Dimas Aryatama~
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Posko PLN ini disusun untuk
memenuhi syarat mengikuti Uji Kompetensi (UKOM), Ujian Sekolah (US), dan
Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2020/2021. Laporan ini saya persembahkan
untuk :
terimakasih yang tiada terhingga ku persembahkan karya kecil ini kepada ibu
dan bapak yang telah memberikan kasih sayang ,segala dukungannya,dan cinta
kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas dengan selembar
Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan bapak bahagia karna
saya untuk menuntut ilmu, serta selalu mensupport baik berupa moral,
3. Pimpinan Posko PLN yaitu bapak Sopian Hadi yang telah mengizinkan saya
dukungan.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat
Barat. Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan mengikuti Ujan Sekolah
(US) dan Ujian Nasional (UN) di SMK Negeri 1 Way Tenong Tahun Pelajaran
2020/2021.
memasuki jenjang dunia usaha atau industri dan untuk memupuk sikap mental
Sehubungan dengan terlaksananya PKL ini tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan dari semua pihak secara moril maupun materiel, oleh karena itu
a. Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga berupa
c. Bapak Drs. Tukimin, M.Pd. selaku kepala SMK Negeri 1 Way Tenong
vi
e. Bapak Sopian Hadi selaku pimpinan di Posko PLN yang telah memberi
memberikan pengarahan
laporan ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................ 1
DAFTAR ISI............................................................................. 2
KATA PENGANTAR................................................................ 3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..........................................................................
1.2 tujuan praktek kerja lapangan..................................................................
1.3 tujuan pembuatan laporan.......................................................................
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 mcb...............................................................................
3.2 kwh meter....................................................................
BAB 4 PENUTUP
4.1 kesimpulan..........................................................................
4.2 saran...................................................................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah Singkat
Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan di Indonesia
mulai di tingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang
pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan
sendiri
xi
Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan
Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara
Jepang di awal Perang Dunia II
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi diakhir Perang Dunia II pada Agustus 1945,
saat Jepang menyerah kepada Sekutu.Kesempatan ini di manfaatkan oleh para
pemuda dan buruh listrik melalui delagasi buruh/pegawai listrik dan Gas yang
bersama-sama dengan pemimpin KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno
untuk menyerahkan
perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27
Oktober 1945, Presiden Soekarna membentuk Jawatan Listrik dan Gas dibawah
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik
sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Bada
Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan
kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua)
perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga
listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas
diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status Perusahaan
Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai
Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga
listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan pada sektor
swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status
OLN beralih dari perusahaan umum menjadi perusahaan perseroan (persero) dan juga
sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.
xii
2.3Disiplin Pengendalian
Disiplin Kerja harus di perhatikan dan ditekuni di dalam dunia Usaha dan dunia
Industri. Baik disiplin waktu maupun disiplin kerja. Selama penulis melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan(PKL).Penulis bisa masuk jam 08.00 WIB dan telah memakai
seragam dan melakukan briving, istirahat jam 12.00 WIB, dan pulang tergantung
kerja setiap harinya, paling cepat jam16.30 WIB. Peraturan yang berlaku di dalam
Perusahaan diantaranya menjaga alat-alat bengkel, membersihkan kantor/mes yang
berada di industry. Melaporkan hal-hal yang penting kepada petugas sebelum
petugas belum mengetahuinya, menyiapkan bahan-bahan dan alat-alat yang akan
digunakan saat bekerja, membereskan alat-alat setelah bekerja.
xiii
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 MCB
3.1.1 Pengertian
MCB (Miniature Circuit Breaker) atau Miniatur Pemutus Sirkuit adalah sebuah
perangkat elektromekanikal yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian listrik dari arus
xiv
yang berlebihan. Dengan kata lain, MCB dapat memutuskan arus listrik secara otomatis
ketika arus listrik yang melewati MCB tesebut melebihi nilai yang ditentukan. Namun
saat arus dalam kondisi normal, MCB dapat berfungsi sebagai saklar yang bisa
menghubungkan atau memutuskan arus listrik secara manual.
MCB pada dasarnya memiliki fungsi yang hampir sama dengan Sekering (FUSE) yaitu
memutuskan aliran arus listrik rangkaian ketika terjadi gangguan kelebihan arus.
Terjadinya kelebihan arus listrik ini dapat dikarenakan adanya hubung singkat (Short
Circuit) ataupun adanya beban lebih (Overload). Namun MCB dapat di-ON-kan kembali
ketika rangkaian listrik sudah normal, sedangkan Fuse/Sekering yang terputus akibat
gangguan kelebihan arus tersebut tidak dapat digunakan lagi.
Pada kondisi Normal, MCB berfungsi sebagai sakelar manual yang dapat
menghubungkan (ON) dan memutuskan (OFF) arus listrik. Pada saat terjadi Kelebihan
Beban (Overload) ataupun Hubung Singkat Rangkaian (Short Circuit), MCB akan
beroperasi secara otomatis dengan memutuskan arus listrik yang melewatinya. Secara
visual, kita dapat melihat perpindahan Knob atau tombol dari kondisi ON menjadi
kondisi OFF. Pengoperasian otomatis ini dilakukan dengan dua cara seperti yang terlihat
pada gambar dibawah ini yaitu dengan cara Magnetic Tripping (Pemutusan hubungan
arus listrik secara Magnetik) dan Thermal Tripping (Pemutusan hubungan arus listrik
secara Thermal/Suhu).
Pada saat kondisi Overload (Kelebihan Beban), Arus yang mengalir melalui Bimetal
menyebabkan suhu Bimetal itu sendiri menjadi tinggi. Suhu panas tersebut
mengakibatkan Bimetal melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (Trip).
xv
Ketika terjadi Hubung Singkat Rangkaian (Short Circuit) secara mendadak ataupun
Kelebihan Beban yang sangat tinggi (Heavy Overload), Magnetic Trippping atau
pemutusan hubungan arus listrik secara Magnetik akan diberlakukan. Pada saat terjadi
hubungan singkat ataupun kelebihan beban berat, Medan magnet pada Solenoid MCB
akan menarik Latch (palang) sehingga memutuskan kontak MCB (Trip).
Sebagian besar MCB (Miniature Circuit Breaker) yang digunakan saat ini menggunakan dua
mekanisme pemutusan hubungan arus listrik ini (Thermal Tripping dan Magneting
Tripping).
MCB atau Miniatur Pemutus Sirkuit ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama
berdasarkan karakteristik pemutusan sirkuitnya. Tiga jenis utama tersebut adalah MCB
Tipe B, MCB Tipe C dan MCB Tipe D.
1. MCB Tipe B
MCB Tipe B adalah tipe MCB yang akan trip jika arus beban lebih besar 3 sampai 5 kali
dari arus maksimum yang tertulis pada MCB (arus nominal MCB). MCB Tipe B ini
umumnya digunakan pada instalasi listrik di perumahan ataupun di industri ringan.
2. MCB Tipe C
MCB Tipe C adalah tipe MCB yang akan trip jika arus beban lebih besar 5 sampai 10 kali
dari arus maksimum yang tertulis pada MCB (arus nominal MCB). MCB Tipe C ini
biasanya digunakan pada Industri yang memerlukan arus yang lebih tinggi seperti pada
lampu penerangan gedung dan motor-motor kecil.
xvi
3. MCB Tipe D
MCB Tipe C adalah tipe MCB yang akan trip jika arus beban lebih besar dari 10 hingga
25 kali dari arus maksimum yang tertulis pada MCB (arus nominal MCB). MCB Tipe C ini
biasanya digunakan pada peralatan listrik yang menghasilkan lonjakan arus tinggi
seperti Mesin Sinar X (X-Ray), Mesin Las, Motor-motor Besar dan Mesin-mesin produksi
lainnya.
Arus Nominal MCB yang umum adalah 6A, 10A, 13A, 16A, 20A, 25A, 32A, 40A, 50A,
63A, 80A, 100A dan 125A.
KWH Meter - Salah satu jenis biaya yang dikeluarkan secara rutin tiap
bulan adalah biaya tagihan listrik, setiap bulann kita menerima biaya tagihan
listrik dari peralatan yang kita gunakan. Ketika tagihan listrik tiba-tiba naik
dibanding bulan sebelumnya, tentunya Anda berpikir "Kenapa tagihan listrik
saya bisa naik ? padahal peralatan listrik yang dipakai dirumah tidak
bertambah.
KWH Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur total energi listrik
(atau listrik) yang dikonsumsi oleh peralatan yang diambil dari energi listrik
dari catu daya utama di rumah.
Tentunya kamu sudah tidak asing melihat meteran listrik ditiap rumah
bukan? apa yang biasanya kamu lihat? jika dilihat secara dekat dibagian
KWH meter terdapat deretan angka/digit.
xvii
Cara Memasang KWH Prabayar
1. Pasang dudukan kwh
Gambar 3.2.1
Gambar 3.2.2
xvii
i
1. Masukkan kabel pada kaki kwh. Berurut dari kiri ke kanan:
kabel setrum masuk dari tiang, kabel ke mcb, kabel ground, kabel masa dari
tiang, kabel masa ke instalasi atau sikring, dari mcb sambungkan ke kabel
setrum instalasi atau sikring.
Gambar 3.2.3
xix
Gambar 3.2.4
3. Setelah tutup kwh dipasang dan disekrup akan muncul tulisan periksa pada
layar, masukkan kode yang sudah disiapkan.
Gambar 3.2.5
Jadi meskipun anda bisa memasang kwh prabayar, kalau gak pake kode dari
pln gak akan nyala, kecuali dijumperkan langsung kabel setrum dari tiang
disatukan ke kabel setrum instalasi dan kabel masa dari tiang disatukan ke
kabel masa instalasi, tapi tentu saja resikonya kena sanksi dari PLN
xx
SecaraumumKwh meter adaduajenisyaituKwh meter 1 Phase dan Kwh meter
3 Phase.Penggunaandisesuaikandengansumbernyaapakahitusatu phase
atautigaphase.sekrangjenisteknologinyaada 2 yaitu PRABAYAR atau yang
disebut Listrik Pintar dan ANALOG.
a. Kwh Analog
KWH meter analog atau KWH meter elektromekanis adalah jenis kwh meter
yang paling banyak digunakan di Indonesia beberapa tahun yang lalu, umumnya
penggunaan KWH meter masih dapat ditemukan di daerah pedesaan.
Gambar 3.2.6
Cara kerja KWH meter sebenarnya cukup sederhana. Ada piringan logam non-
magnetik yang terpasang di dalam KWH meter yang akan berputar tergantung pada
daya yang melewatinya.
Jadi, jika daya yang melewatinya tinggi, maka cakram akan berputar lebih cepat
dan apabila daya yang melewatinya rendah, cakram akan berputar lebih lambat.
Laju rotasi pada nantinya akan menentukan pembacaan pada KWH meter,
semakin tinggi jumlah rotasi, maka semakin tinggi pula pembacaan meterannya dan
sebaliknya.
Untuk membuat cakram berputar maka membutuhkan energi listrik tersendiri
yang tidak terbaca di KWH meter, dibutuhkan daya sekitar 2 Watt untuk membuat
cakram berputar.
xxi
b. KWH Meter Digital
KWH meter digital saat ini bisa dikatakan sebagai pengganti KWH meter analog.
KWH meter digital mempunyai layar LED / LCD yang berguna untuk membaca
konsumsi listrik dari peralatan yang terhubung, pembacaan digital pada KWH meter
digital berbeda dengan KWH meter analog.
Gambar 3.2.7
Dimana KWH meter digital jauh lebih efisien daripada KWH meter analog karena
pada KWH meter digital akan membaca setiap unit listrik yang dikonsumsi.
xxii
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
MCB (Miniature Circuit Breaker) atau Miniatur Pemutus Sirkuit adalah sebuah
perangkat elektromekanikal yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian listrik dari arus
yang berlebihan. Dengan kata lain, MCB dapat memutuskan arus listrik secara otomatis
ketika arus listrik yang melewati MCB tesebut melebihi nilai yang ditentukan
KWH Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur total energi listrik
(atau listrik) yang dikonsumsi oleh peralatan yang diambil dari energi listrik
dari catu daya utama di rumah.
4.2 Saran
1. Mengingat bahwa perkembangan pada sistem distribusi ini dari waktu ke waktu
terus meningkat, dimana dalam hal ini dapat menyebabkan perpanjangan
saluran yang menyebabkan peningkatan nilai rugi tegangan. Untuk itu penulis
menyarankan agar rugi tegangan ini dapat mendapat perhatian.
2. Mendapatkan pemeliharaan yang teratur dan terkontrol terhadap
peralatanperalatan yang terdapat pada gardu Induk di Kuta Besi
3. PT.PLN agar dapat mengurangi jarak penyaluran energi listrik dari penyulang ke
pemakaian atau konsumen sehingga rugi tegangan dapat dikurangi sekecil
mungkin.keberlangsungan/kontinuitas dan kualitas penyaluran tenaga listrik.
xxii
i
DAFTAR PUSTAKA
Buku Petunjuk
Pelaksanaan Praktik Kerja Industri
Smk Negeri 1 Way Tenong Tahun Pelajaran 2021/2022
xxi
v
DAFTAR GAMBAR
xxv