Anda di halaman 1dari 29

OBSERVASI

ETIKA BISNIS DI KEDAI LOKA SENTOSA (LOKSA)

Oleh:
Elsa Sugandy (2042620073)
Kartika Chandra Devi W (2042620156)
Nadia Yales Khilma (2042620066)
Niswah Rosa Amelia (2042620029)
Salsabila Ramadani (2042620201)

UJIAN AKHIR SEMESTER

PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN PEMASARAN


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2023
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang Praktek Lapangan Mata Kuliah Etika Bisnis .......................................... 3
1.2 Alasan Pemilihan Lokasi Praktek Lapangan Mata kuliah Etika Bisnis ........................... 4
1.3 Manfaat Praktek Lapangan Mata kuliah Etika Bisnis ...................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 6
SEJARAH PERUSAHAAN ...................................................................................................... 6
2.1 Sejarah Perusahaan ........................................................................................................... 6
2.2 Visi Misi Perusahaan ........................................................................................................ 7
BAB III ...................................................................................................................................... 8
TEORI DAN PEMBAHASAN.................................................................................................. 8
3.1 Dasar Teori ....................................................................................................................... 8
3.1.1 Etika Bisnis ................................................................................................................ 8
3.1.2 Lingkungan Bisnis ................................................................................................... 10
3.1.4 Kompetitor ............................................................................................................... 12
3.1.5 Perilaku Konsumen.................................................................................................. 13
3.1.6 Kualitas Layanan ..................................................................................................... 15
3.1.7 Transparansi Usaha.................................................................................................. 15
3.1.8 Perlindungan Konsumen.......................................................................................... 16
3.1.9 Promosi .................................................................................................................... 16
3.1.10 Teknologi Digital dalam Bisnis ............................................................................. 18
3.1.11 Hukum Bisnis ........................................................................................................ 18
3.2 Pembahasan Interview.................................................................................................... 19
BAB IV .................................................................................................................................... 24
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................ 24
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 24
4.2 Saran ............................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 26
LAMPIRAN

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Lapangan Mata Kuliah Etika Bisnis


Praktek lapangan dalam mata kuliah Etika Bisnis mencerminkan pentingnya
pengalaman langsung dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip etika bisnis di dunia nyata.
Dengan mengintegrasikan praktek lapangan ke dalam kurikulum, mata kuliah Etika
Bisnis bertujuan untuk memberikan mahasiswa pemahaman yang lebih mendalam
tentang kompleksitas dan tantangan yang dihadapi dalam mengambil keputusan etis
dalam lingkungan bisnis. Praktek lapangan memberikan kesempatan bagi mahasiswa
untuk mengalami secara langsung bagaimana prinsip-prinsip etika bisnis diterapkan
dalam situasi dunia nyata. Hal ini membantu mereka memperdalam pemahaman mereka
terhadap konsep-konsep teoritis yang dipelajari di dalam kelas. Melalui interaksi dengan
lingkungan bisnis, mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menghadapi dilema etika yang
kompleks. Ini mencakup situasi-situasi di mana nilai-nilai bisnis bertentangan dengan
nilai-nilai individu atau masyarakat, memungkinkan mahasiswa untuk belajar menangani
konflik etika yang mungkin timbul.
Praktek lapangan tidak hanya membantu mahasiswa mengembangkan
keterampilan etika, tetapi juga membentuk karakter dan integritas profesional mereka.
Pengalaman ini dapat menjadi landasan bagi perkembangan sikap etis yang kuat, yang
esensial dalam membangun kepercayaan dan reputasi dalam dunia bisnis. Mahasiswa
akan dapat berinteraksi langsung dengan praktisi bisnis yang berada di garis depan
implementasi prinsip-prinsip etika dalam konteks bisnis. Ini memungkinkan mereka
untuk mendengar pengalaman langsung, mengeksplorasi tantangan nyata, dan belajar
dari keputusan etis yang diambil oleh para profesional berpengalaman. Dengan
menghadapi situasi bisnis nyata, mahasiswa dapat mengasah keterampilan pengambilan
keputusan etis mereka. Mereka dapat mempraktekkan penilaian risiko, pertimbangan
dampak, dan analisis kritis yang diperlukan untuk membuat keputusan yang sejalan
dengan nilai dan norma-norma etika.
Praktek lapangan mempersiapkan mahasiswa untuk memasuki dunia profesional
dengan landasan etis yang kokoh. Ini membantu menciptakan pemimpin bisnis masa
depan yang tidak hanya kompeten secara fungsional tetapi juga memiliki pemahaman
mendalam tentang tanggung jawab etis mereka dalam membentuk masyarakat dan
lingkungan bisnis yang berkelanjutan.

3
1.2 Alasan Pemilihan Lokasi Praktek Lapangan Mata kuliah Etika Bisnis
Pada praktek lapangan mata kuliah Etika Bisnis ini kami memilih Cafe Kedai
Loksa. Kami memilih Cafe Kedai Loksa ini karena Cafe ini merupakan bisnis yang baru
saja berdiri di tengah pemukiman warga serta cafe adalah bisnis yang sedang ramai di
kalangan anak muda sekarang, dengan begitu kami ingin lebih tau mengenai etika bisnis
yang terjadi di dalam bisnis tersebut, etika bisnis yang terjalin dengan lingkungan sekitar
dan juga etika bisnis kepada konsumennya.

1.3 Manfaat Praktek Lapangan Mata kuliah Etika Bisnis


Berikut adalah beberapa manfaat utama dari pengalaman praktek lapangan dalam
konteks etika bisnis:
1. Penerapan Teori ke dalam Praktik
Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori-teori etika bisnis yang dipelajari di
dalam kelas ke dalam konteks nyata bisnis. Ini membantu mereka melihat
bagaimana konsep-konsep etika bisnis sebenarnya diimplementasikan dan
dihadapi dalam kehidupan bisnis sehari-hari.
2. Pengalaman Langsung dengan Dilema Etika
Praktek lapangan memberikan mahasiswa pengalaman langsung dalam
menghadapi dilema etika yang mungkin muncul dalam kegiatan bisnis. Hal ini
memungkinkan mereka untuk memahami kompleksitas pengambilan keputusan
etis dan mengembangkan keterampilan dalam menyelesaikan konflik nilai.
3. Pengembangan Keterampilan Analisis dan Pemecahan Masalah
Mahasiswa belajar menganalisis situasi etika secara kritis dan
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah untuk menemukan solusi
yang sesuai dengan norma-norma etika dan nilai-nilai bisnis.
4. Pengenalan Terhadap Budaya Perusahaan
Praktek lapangan memberikan wawasan tentang budaya perusahaan dan
norma-norma etika yang diterapkan di dalamnya. Mahasiswa dapat mengamati
bagaimana nilai-nilai tersebut tercermin dalam keputusan dan tindakan sehari-
hari para profesional di perusahaan tersebut.
5. Interaksi dengan Profesional Bisnis

4
Mahasiswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para
profesional bisnis, termasuk pemimpin perusahaan dan manajer. Hal ini dapat
membantu mereka memahami perspektif praktisi bisnis dan mendapatkan
wawasan dari pengalaman langsung.
6. Penguatan Kesadaran Etika dan Integritas
Melalui praktek lapangan, mahasiswa dapat memperkuat kesadaran etika
mereka dan mengembangkan integritas profesional. Mereka belajar untuk
membuat keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai etika pribadi dan perusahaan,
yang penting untuk membangun reputasi profesional yang baik.
7. Persiapan Karir yang Lebih Baik
Pengalaman praktek lapangan dapat meningkatkan profil karir mahasiswa,
karena memberikan wawasan praktis dan pengalaman kerja yang nyata. Ini
dapat menjadi nilai tambah dalam mencari pekerjaan dan mempersiapkan
mahasiswa untuk menghadapi tantangan etika di lingkungan profesional.
8. Peningkatan Keterampilan Soft Skills
Mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan soft skills seperti
komunikasi, kerjasama tim, dan kepemimpinan melalui pengalaman praktek
lapangan. Kemampuan ini sangat berharga dalam dunia bisnis dan dapat
meningkatkan kesiapan mahasiswa untuk beralih ke dunia profesional.
9. Pemahaman Praktik Bisnis yang Berkelanjutan
Melalui praktek lapangan, mahasiswa dapat memahami bagaimana praktik
bisnis yang etis berkontribusi terhadap keberlanjutan perusahaan. Mereka dapat
melihat bagaimana keputusan bisnis dapat mempengaruhi berbagai pihak,
termasuk lingkungan dan masyarakat.

5
BAB II
SEJARAH PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
Kedai Loka Sentosa (Loksa), yang berdiri megah di Jalan Bromo No 47, Malang,
dan didirikan pada tanggal 10 November 2023, memiliki kisah inspiratif di balik
pendiriannya. Gamas Cahya Ramadhan, sosok pria yang menjadi otak di balik
kesuksesan kedai kopi ini, memiliki latar belakang pengalaman yang panjang dalam
industri food and beverage. Awalnya berupa rumah biasa, bangunan tersebut telah diubah
menjadi sebuah kedai kopi yang menarik perhatian banyak orang.
Gamas, bersama rekan-rekannya, melihat potensi bisnis makanan di masa depan
dan dengan tajamnya insting bisnis, mereka memutuskan untuk menjadikan rumah
tersebut sebagai panggung untuk merintis usaha kuliner. Gamas sendiri telah memiliki
pengalaman sebelumnya di industri ini, termasuk bekerja di sebuah warung kopi di
Malang. Keberanian untuk mengambil langkah ini bukan tanpa alasan, karena Gamas
dan rekan-rekannya memiliki keyakinan yang kuat terhadap prospek bisnis makanan.
Tentu saja, perjalanan membangun Kedai Loksa tidaklah mudah. Gamas, seorang
sarjana manajemen lulusan Universitas Ma Chung tahun 2022, bersama rekan-rekannya,
menghadapi berbagai kendala yang muncul seiring berjalannya waktu. Namun, dengan
komitmen bersama, mereka mampu mengatasi semua hambatan yang ada. Gamas aktif
terlibat dalam seluruh tahapan, mulai dari konsep kedai, pembangunan fisik kedai, hingga
aspek dekorasi dan pemasaran.
Meskipun bisnis ini masih berusia muda, Gamas dan rekan-rekannya tetap optimis
terhadap potensi kesuksesan Kedai Loksa. Keyakinan ini tidak hanya didasarkan pada
kualitas makanan dan minuman yang disajikan, tetapi juga lokasi strategis di pusat kota
Malang yang mudah diakses dari berbagai daerah. Kelebihan lainnya adalah atmosfer
yang diciptakan di dalam kedai, memberikan pengalaman yang menarik, terutama bagi
para penggemar swafoto yang mencari spot indah untuk berbagi di media sosial.
Dengan semangat dan keyakinan yang tinggi, Gamas dan timnya berharap Kedai
Loksa dapat menjadi salah satu tempat nongkrong favorit di Kota Malang, menciptakan
kenangan indah bagi pengunjungnya sambil menikmati sajian kopi dan suasana yang
unik.

6
2.2 Visi Misi Perusahaan
Kedai Loksa sebagai salah satu cafe di Malang yang memiliki visi misi yaitu:
Visi:
Menjadi kedai/cafe yang terkemuka dalam hal kualitas produk dan pelayanan
kepada pelanggan.
Misi:
1. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
2. Memberikan produk dengan mutu terbaik kepada pelanggan.
3. Mensejahterakan banyak orang.
4. Menjadi wadah kreatifitas dalam perkembangan kuliner di Indonesia

7
BAB III
TEORI DAN PEMBAHASAN
3.1 Dasar Teori
3.1.1 Etika Bisnis
Etika dalam berbisnis adalah sebuah konsep yang sangat penting untuk diterapkan
oleh setiap individu ataupun perusahaan dalam menjalankan bisnis. Etika dalam berbisnis
adalah sebuah nilai-nilai moral yang harus dipegang teguh dalam menjalankan bisnis,
seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab sosial. Menurut sumber dari Harvard
Business Review, seorang ahli dalam bidang etika bisnis, Joseph L. Badaracco Jr.,
mengatakan bahwa etika bisnis bukan hanya tentang menjadi baik, tetapi juga tentang
menjadi bijaksana. Ia mengajarkan bahwa dalam bisnis, kita harus mampu mengambil
keputusan yang tepat dan tidak hanya berdasarkan pada kepentingan diri sendiri, tetapi
juga harus mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain dan lingkungan sekitar.
Ia mengatakan, “Being ethical is not the same as being good; it is about being wise.”
Berikut adalah beberapa prinsip etika dalam berbisnis yang dapat membantu
perusahaan dan individu untuk menjalankan bisnis dengan cara yang lebih bertanggung
jawab dan beretika:
1) Kejujuran dan Integritas
Prinsip ini menekankan pentingnya kejujuran dan integritas dalam melakukan
bisnis. Pelaku bisnis harus selalu berbicara dan bertindak jujur dan menghindari
segala bentuk kecurangan atau manipulasi. Kejujuran dalam berbisnis dapat
membantu meningkatkan kepercayaan pelanggan dan karyawan, serta memperkuat
reputasi perusahaan.
2) Tanggung Jawab Sosial
Prinsip ini menekankan pentingnya tanggung jawab sosial dalam menjalankan
bisnis. Pelaku bisnis harus mempertimbangkan dampak bisnis terhadap masyarakat
dan lingkungan sekitar. Dengan mempertimbangkan tanggung jawab sosial,
perusahaan dapat membangun hubungan yang baik dengan masyarakat dan
lingkungan sekitar serta membantu menyelesaikan masalah sosial dan lingkungan
yang dihadapi oleh masyarakat.
3) Keadilan dan Kesetaraan
Prinsip ini menekankan pentingnya keadilan dan kesetaraan dalam berbisnis.
Pelaku bisnis harus memperlakukan semua pihak dengan adil dan tidak

8
diskriminatif. Dalam bisnis, kesetaraan dapat membantu menciptakan lingkungan
kerja yang inklusif dan menumbuhkan keragaman, sehingga menghasilkan inovasi
dan kreativitas.
4) Menghormati Hak Cipta dan Hak Kekayaan Intelektual
Prinsip ini menekankan pentingnya menghormati hak cipta dan hak kekayaan
intelektual orang lain, termasuk produk, merek, dan paten. Dalam bisnis,
melanggar hak cipta atau hak kekayaan intelektual dapat merugikan pihak lain dan
merusak citra perusahaan.
5) Menghargai Privasi dan Kerahasiaan
Prinsip ini menekankan pentingnya menghargai privasi dan kerahasiaan
informasi pribadi atau bisnis orang lain. Dalam bisnis, informasi pribadi atau bisnis
orang lain harus dijaga kerahasiaannya dan tidak digunakan untuk kepentingan
pribadi atau bisnis.
6) Menghindari Konflik Kepentingan
Prinsip ini menekankan pentingnya menghindari konflik kepentingan dalam
bisnis. Pelaku bisnis harus menghindari situasi di mana kepentingan pribadi kita
bertentangan dengan kepentingan bisnis atau orang lain. Konflik kepentingan dapat
merusak citra perusahaan dan merugikan pihak lain.
7) Tidak Melakukan Korupsi atau Suap
Prinsip ini menekankan pentingnya tidak melakukan korupsi atau suap dalam
bisnis. Pelaku bisnis harus menghindari segala bentuk suap atau korupsi dalam
menjalankan bisnis. Tidak hanya itu, korupsi atau suap juga dapat merusak reputasi
perusahaan dan melanggar aturan hukum yang berlaku.
8) Menjaga Lingkungan Hidup
Prinsip ini menekankan pentingnya menjaga lingkungan hidup dalam
menjalankan bisnis. Pelaku bisnis harus mempertimbangkan dampak bisnis
terhadap lingkungan dan melakukan tindakan untuk menjaga lingkungan hidup.
Dalam bisnis, perusahaan harus bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan
yang dihasilkan oleh kegiatan bisnisnya dan berusaha untuk mengurangi dampak
tersebut.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip etika dalam berbisnis, perusahaan dan
individu dapat membangun hubungan yang baik dengan pelanggan, karyawan, dan
masyarakat sekitar serta meningkatkan reputasi perusahaan. Etika bisnis yang baik juga

9
dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang yang berkelanjutan
dan memperkuat posisi perusahaan di pasar.

3.1.2 Lingkungan Bisnis


Lingkungan bisnis merujuk pada sejumlah faktor dan kondisi yang ada di luar suatu
organisasi dan dapat mempengaruhi operasional dan pengambilan keputusan bisnis. Ini
mencakup berbagai elemen dari luar perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja dan
kelangsungan bisnis. Lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua kategori utama:
lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
a. Lingkungan Eksternal
1. Lingkungan Industri, merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan
industri dimana perusahaan beroperasi, termasuk pesaing, pelanggan,
pemasok, dan produk pengganti.
2. Lingkungan Makroekonomi, melibatkan faktor-faktor ekonomi yang luas
seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, dan
kebijakan pemerintah.
3. Lingkungan Sosial dan Budaya, mencakup norma-norma sosial, nilai-nilai
budaya, tren demografis, dan perubahan dalam perilaku konsumen.
4. Lingkungan Teknolog, melibatkan perkembangan teknologi yang dapat
mempengaruhi cara perusahaan beroperasi, berinovasi, dan bersaing di
pasar.
5. Lingkungan Hukum dan Regulasi, termasuk semua peraturan, hukum, dan
regulasi yang mengatur operasional bisnis.
b. Lingkungan Internal
1. Struktur Organisasi, merujuk pada cara perusahaan diorganisasi, termasuk
pembagian tugas, hierarki, dan hubungan antar bagian.
2. Budaya Organisasi, mencakup nilai-nilai, norma, dan perilaku yang
terdapat di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan dan
tindakan karyawan.
3. Sumber Daya Manusia, terkait dengan faktor-faktor manusia dalam
perusahaan, seperti keterampilan karyawan, kepemimpinan, dan kebijakan
sumber daya manusia.
4. Sistem dan Teknologi, merujuk pada infrastruktur teknologi, sistem
informasi, dan prosedur yang mendukung operasional perusahaan.

10
5. Keuangan dan Aset, termasuk sumber daya finansial perusahaan, keuangan,
dan aset yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
berinvestasi atau berkembang.
Lingkungan bisnis ini bersifat dinamis dan terus berubah, sehingga perusahaan
perlu memantau, memahami, dan menyesuaikan strategi mereka sesuai dengan
perubahan dalam lingkungan tersebut. Pengelolaan lingkungan bisnis merupakan bagian
integral dari manajemen strategis, yang melibatkan adaptasi dan inovasi untuk menjawab
tantangan dan peluang yang muncul dari faktor-faktor lingkungan.

3.1.3 Etika Perilaku Pemasok atau Supplier


Supplier adalah pemasok berupa barang atau jasa yang familiar disebut “agen” atau
penjual dengan skala besar alias grosir. Supplier semacam agen biasanya memiliki
barang-barang dengan skala besar dan harga yang dipasang berupa harga grosir yang
kebanyakan lebih murah jika diakumulasikan secara harga lebih murah dari harga eceran.
Tentunya Dalam pemenuhannya sendiri seorang supplier harus mampu untuk memenuhi
kebutuhan pelanggannya yang notabene yang membutuhkan pemenuhan kebutuhan
secara besar. Supplier juga mampu fleksibilitas dalam memenuhi dan memberikan
pelayanan terhadap pelanggannya.
Dalam mengelola aliran barang, informasi dari seluruh aktivitas perusahaan
diperlukan suatu konsep yang disebut Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain
Management). SCM merupakan rangkaian pendekatan yang digunakan untuk
mengintegrasikan pemasok, produsen, gudang dan toko secara efektif agar persediaan
barang dapat diproduksi dan didistribusikan pada jumlah yang tepat, ke lokasi yang tepat,
dan pada waktu yang tepat sehingga biaya keseluruhan sistem dapat diminimalisasi selagi
berusaha memuaskan kebutuhan dan layanan.
Hukum dan Standar Etika Supplier akan mematuhi seluruh undang- undang yang
berlaku dalam bisnisnya. Supplier harus mendukung prinsip- prinsip dari Perjanjian
Sedunia Persatuan Bangsa-Bangsa (United Nations Global Compact), Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia PBB (UN Universal Declaration of Human Rights) dan
Deklarasi Organisasi Buruh Internasional mengenai Prinsip dan Hak Fundamental dalam
Pekerjaan tahun 1998 (ILO Declaration on Fundamental Principles and Rights at Work
1998), sesuai dengan hukum dan praktik negara masing-masing.

11
3.1.4 Kompetitor
Kompetitor bisnis atau pesaing bisnis adalah perusahaan atau organisasi lain yang
beroperasi dalam industri atau sektor yang sama dan bersaing untuk mendapatkan pangsa
pasar yang serupa. Pesaing ini memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
yang serupa, menawarkan produk atau layanan yang sebanding, dan mencapai
keunggulan kompetitif. Menurut John Priadi, dkk, dalam buku Kewirausahaan Berbasis
Produk, jenis kompetitor ada dua, yaitu langsung dan tidak langsung. Kompetitor
langsung adalah kompetitor yang menawarkan produk atau jasa yang bentuknya sama
dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Sementara kompetitor tidak langsung adalah
kompetitor yang menawarkan produk berbeda, tetapi memiliki fungsi yang sama dengan
produk yang ditawarkan kepada pelanggan. Manfaat utama dari kehadiran kompetitor
adalah untuk memberikan motivasi. Dengan begitu, pelaku bisnis akan memikirkan
berbagai cara untuk melakukan inovasi supaya memenangkan persaingan dalam
mendapatkan pelanggan.
Kompetitor dalam etika bisnis mencakup pemahaman tentang bagaimana
perusahaan berinteraksi dan bersaing dengan pesaingnya dengan mematuhi norma-
norma moral dan prinsip-prinsip etika. Berikut adalah beberapa aspek yang dapat
dijelaskan terkait dengan kompetitor dalam etika bisnis:
a. Fair Competition (Pertandingan yang Adil)
Etika bisnis mengharuskan perusahaan untuk bersaing secara adil dan
transparan. Ini mencakup tindakan yang mendukung keberlanjutan industri dan
tidak melibatkan praktik-praktik yang merugikan pesaing atau pelanggan.
b. Kerahasiaan Informasi (Confidentiality)
Bisnis seringkali memiliki akses ke informasi rahasia atau strategis. Etika
bisnis memerlukan perlindungan terhadap pengungkapan tidak sah atau
penggunaan informasi tersebut untuk keuntungan kompetitif.
c. Kerjasama Industri
Etika bisnis menghargai kolaborasi dan kerjasama di antara perusahaan
dalam industri yang sama. Ini menciptakan lingkungan di mana inovasi dapat
dibagikan untuk keuntungan bersama.
d. Praktik Penghargaan Karyawan
Bisnis sering bersaing untuk menarik dan mempertahankan bakat terbaik.
Etika bisnis melibatkan perlakuan yang adil terhadap karyawan, termasuk
dalam hal gaji, keamanan kerja, dan keadilan dalam promosi.

12
e. Kepatuhan Terhadap Hukum dan Regulasi
Perusahaan diharapkan untuk mematuhi hukum dan regulasi yang berlaku.
Etika bisnis melibatkan kepatuhan penuh terhadap norma-norma ini.
f. Pemberdayaan Masyarakat Lokal
Etika bisnis dapat dilihat dalam bagaimana perusahaan berkontribusi pada
pemberdayaan masyarakat tempat mereka beroperasi, sehingga menciptakan
dampak positif di sekitarnya.
g. Tanggung Jawab Lingkungan
Perusahaan perlu bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan yang
dihasilkan oleh operasional mereka. Ini mencakup keberlanjutan, pengelolaan
limbah, dan keterlibatan dalam upaya pelestarian lingkungan
Penting untuk diingat bahwa etika bisnis adalah aspek kritis dalam membangun
reputasi perusahaan dan mempertahankan kepercayaan pelanggan serta pemangku
kepentingan lainnya. Etika bisnis yang kuat dapat memberikan keuntungan jangka
panjang bagi perusahaan

3.1.5 Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen atau consumer behavior adalah perilaku individu, organisasi,
serta bagaimana mereka memilih dan menggunakan produk. Berikut ini beberapa definisi
dari kualitas layanan menurut beberapa ahli:
Definisi perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2008:214) adalah sebagai
berikut:
Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi
memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau
pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.
Definisi perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6) adalah
sebagai berikut:
Perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk
memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna
membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.
Berdasarkan definisi yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong
tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan,

13
menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan
mengevaluasi.
Perilaku konsumen dalam konteks etika bisnis mencakup cara konsumen
berinteraksi dengan produk, layanan, dan merek dengan mempertimbangkan
pertimbangan etika. Ini mencakup pilihan pembelian mereka, ekspektasi terhadap bisnis,
dan tanggapan terhadap praktik bisnis yang mungkin mempengaruhi mereka secara
moral atau sosial. Berikut adalah beberapa aspek yang dapat dijelaskan terkait perilaku
konsumen dalam etika bisnis:
a. Kejujuran dan Transparansi
Konsumen dapat memilih bisnis yang menjalankan operasionalnya
dengan kejujuran dan transparansi. Mereka dapat memilih untuk mendukung
perusahaan yang memberikan informasi yang jelas dan jujur mengenai produk
atau layanan mereka.
b. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Konsumen semakin sadar akan tanggung jawab sosial perusahaan dan
mungkin memilih produk atau layanan dari perusahaan yang berkomitmen pada
praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Contoh: Mendukung perusahaan yang terlibat dalam kegiatan sosial atau
lingkungan, atau memiliki kebijakan CSR yang kuat.
c. Praktik Keadilan dan Hak Asasi Manusia
Konsumen dapat mempertimbangkan praktik bisnis yang adil dan
menghormati hak asasi manusia. Mereka mungkin menghindari produk dari
perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia atau kondisi
kerja yang buruk.
d. Perlindungan Lingkungan
Konsumen yang peduli lingkungan dapat memilih produk atau layanan
dari perusahaan yang mengadopsi praktik bisnis yang ramah lingkungan dan
berkomitmen pada keberlanjutan.
e. Diversitas dan Inklusivitas
Konsumen dapat memilih untuk mendukung perusahaan yang mendorong
keberagaman dan inklusivitas dalam praktik bisnis mereka.
f. Tanggapan terhadap Praktik Penjualan dan Pemasaran
Konsumen dapat menghargai praktik penjualan dan pemasaran yang etis,
termasuk menghindari manipulasi informasi atau iklan yang menyesatkan.

14
g. Pilihan Produk Berkelanjutan
Konsumen dapat memilih produk yang dibuat dengan bahan-bahan
berkelanjutan, dapat didaur ulang, atau memiliki umur pakai yang lebih lama.
Perilaku konsumen dalam etika bisnis mencerminkan kepedulian mereka terhadap
nilai-nilai etis dan moral dalam memilih produk atau layanan. Bisnis yang memahami
dan merespons kebutuhan etika konsumen dapat membangun kepercayaan dan
mendapatkan dukungan pelanggan yang lebih kuat.

3.1.6 Kualitas Layanan


Pengertian kualitas layanan atau kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk
mengimbangi harapan pelanggan. Berikut ini beberapa definisi dari kualitas layanan
menurut beberapa ahli:
Definisi kualitas layanan atau kualitas jasa menurut Wyckof (Tjiptono, 2002:59)
adalah sebagai berikut :
Kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Definisi kualitas layanan atau kualitas jasa menurut Parasuraman (1988:23) adalah
sebagai berikut :
Kualitas layanan merupakan refleksi persepsi evaluatif konsumen terhadap
pelayanan yang diterima pada suatu waktu tertentu. Kualitas pelayanan ditentukan
berdasarkan tingkat pentingnya pada dimensi - dimensi pelayanan.

Berdasarkan dua definisi kualitas layanan di atas dapat diketahui bahwa terdapat
dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas layanan, yaitu layanan yang diharapkan
(expected service) konsumen dan layanan yang diterima atau dirasakan (perceived
service) oleh konsumen atau hasil yang dirasakan.

3.1.7 Transparansi Usaha


Kata transparansi dalam Bahasa Indonesia berarti sifat tembus cahaya, nyata, dan
jelas. Definisi lain diartikan sebagai mudah dimengerti, secara jelas sehingga kebenaran
dibaliknya mudah kelihatan, sesuatu yang tidak mengandung kesalahan dan keraguan
atau keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan
dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.

15
Basel comitte mendefinisikan transparansi sebagai suatu kegiatan untuk
menyampaikan informasi yang dapat dipercaya dan tepat waktu kepada publik, sehingga
memungkinkan bagi para pengguna informasi untuk memanfaatkannya sesuai dengan
kebutuhan. Proses penyampaian informasi tersebut bukanlah hasil dari transparansi,
transparansi dapat diraih jika pihak bank mampu menyediakan informasi yang relevan,
akurat, tepat waktu dan sesuai dengan definisi sebagaimana yang telah disebutkan.

3.1.8 Perlindungan Konsumen


Perlindungan konsumen di bidang pangan merujuk pada upaya yang dilakukan
oleh pemerintah, lembaga, atau organisasi terkait, untuk melindungi hak dan kepentingan
konsumen terkait produk pangan yang mereka konsumsi. Hal ini melibatkan langkah-
langkah untuk memastikan bahwa produk pangan yang dijual di pasaran aman,
berkualitas, dan sesuai dengan standar keamanan pangan yang ditetapkan (Masri et al.,
2023). Perlindungan konsumen di bidang pangan bertujuan untuk mengurangi risiko
konsumen terhadap makanan yang tidak aman atau berkualitas buruk sehingga dapat
menimbulkan keracunan pangan hingga mengancam kesehatan konsumen.
Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Perlindungan konsumen
merupakan prasyarat mutlak dalam mewujudkan perekonomian yang seat melalui
keseimbangan antara perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku usaha (Ramdani,
2023). Informasi pada desain kemasan produk pangan harus mengacu pada ketentuan
peraturan atau perundang-undangan yang berlaku. Lebih dari itu, informasi yang
disampaikan dalam kemasan produk pangan sudah melalui proses pengujian produk
pangan yang dilakukan oleh lembaga terkait (Masri et al., 2023).

3.1.9 Promosi
Promosi merupakan salah satu kegiatan bauran marketing yang sangat penting
dalam keberhasilan suatu produk atau barang atau jasa atau bisnis apa pun. Promosi
merupakan ujung tombak kegiatan bisnis suatu produk dalam rangka menjangkau pasar
sasaran dan menjual produk tersebut (Sunyoto, 2014). Promosi merupakan salah satu
kunci kesuksesan produk di pasaran, promosi harus baik dan benar serta sesuai dengan
strategi pemasaran yang telah diterapkan, baik dari segi segmentasi, targeting, dan
positioning nya. Menurut William (1991) promosi adalah unsur dalam bauran pemasaran

16
perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan
tentang produk perusahaan.
Menurut Sistaningrum (2002) dalam (Firmansyah M, 2019) menjelaskan tujuan
promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan
membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan
yang bersangkutan. Adapun tujuan utama promosi yaitu untuk menggaet target
konsumen yang sesuai dengan segmentasi pasar yang telah ditetapkan. Selain itu, tujuan
promosi adalah agar semua konsumen mengetahui tentang produk yang kita tawarkan,
baik secara langsung maupun tidak langsung (Wijayanti, 2021).
Menurut Ardhi dalam (Fauzan, et al., 2023) macam-macam media promosi,
sebagai berikut:
1. Media Cetak Konvensional
Media ini adalah media yang paling banyak kita temui dimana - mana dan
kapanpun. Media ini disebut konvensional karena dibandingkan dengan media
lain, media ini termasuk media yang paling tua. Sejak zaman dahulu sampai
sekarang media ini masih banyak dipakai dan mempunyai daya tarik yang tinggi
terhadap audiens. Media konvensional ini dapat bertahan dalam jangka waktu
yang relatif lama. Media ini terdiri dari desain kemasan, flyer, pamflet dan
leaflet, brosur, booklet, dan company profile, kartu nama, kop surat, sticker,
kartu pos, kupon undian, katalog, dan daftar harga (price list).
2. Iklan Media Cetak
Iklan media cetak ini sering ditemui dalam surat kabar, tabloid, dan majalah.
Biasanya media cetak seperti surat kabar, tabloid, dan majalah dipakai karena
mempunyai segmentasi pembaca yang sama dengan target audiens yang ingin
dicapai. Iklan ini biasanya ditempatkan di halaman tertentu yang dilewati
pembaca, misalnya pada halaman pertama atau bisa juga maupun halaman
terakhir.
3. Media Luar Ruangan
Media luar ruangan atau sering disebut media outdoor, merupakan media
yang sering kali digunakan ditempat umum dan terbuka. Media luar ruangan in
sendiri meliputi poster, spanduk, billboard dan baliho, papan nama, media tablet
info, media acrylic, mobil, mural, shop sign branding, banner, balon udara, dan
umbul-umbul.
4. Media Online

17
Seiring dalam perkembangan zaman, internet semakin memegang peranan
penting didalam kehidupan manusia. Salah satunya dengan adanya media online
yang berbasis pada internet. Media ini sering ditemui ketika menggunakan
internet. Dengan internet, kita dimungkinkan melakukan promosi tanpa tatap
muka dengan cakupan audiens yang luas.

3.1.10 Teknologi Digital dalam Bisnis


Digital business atau disebut juga bisnis digital adalah bisnis tercanggih saat ini
yang diperkirakan terus berkembang setiap tahun dan semakin lama akan meningkat
tajam. Bisnis digital di sini adalah bisnis online. Bisnis digital atau bisnis online adalah
bisnis riil yang menggunakan media internet. Bisnis digital adalah bisnis yang
menggunakan teknologi sebagai keunggulan dalam operasi internal dan eksternal.
Teknologi informasi telah mengubah infrastruktur dan operasi bisnis sejak Internet
menjadi tersedia secara luas untuk bisnis dan individu. Transformasi ini telah sangat
mengubah cara bisnis melakukan operasi sehari-hari mereka. Ini telah memaksimalkan
manfaat dari aset data dan inisiatif yang berfokus pada teknologi. Transformasi digital
telah berdampak besar pada bisnis; mempercepat kegiatan dan proses bisnis untuk
memanfaatkan peluang sepenuhnya dengan cara yang strategis. Bisnis digital
memanfaatkan ini sepenuhnya agar tidak terganggu dan berkembang di era ini. Pola pikir
teknologi ini telah menjadi standar bahkan dalam industri yang paling tradisional,
membuat strategi bisnis digital sangat penting untuk menyimpan dan menganalisis data
untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dalam persaingan.

3.1.11 Hukum Bisnis


Hukum bisnis adalah perangkat hukum yang mengatur suatu tatacara dan
pelaksanaan suatu urusan atau suatu kegiatan perdagangan, industri, ataupun tentang
kegiatan keuangan yang berhubungan dengan kegiatan pertukaran barang dan jasa,
kegiatan produksi maupun suatu kegiatan menempatkan uang yang dilakukan oleh para
pengusaha bisnis dengan usaha dan usaha yang lainnya, dimana entrepreneur sudah
mempertimbangkan suatu segala resiko yang mungkin terjadi.
Terdapat cukup banyak pengertian hukum bisnis menurut para ahli .Berikut ini
adalah beberapa pengertian hukum bisnis menurut para ahli, antara lain:
1. Menurut Munir Fuady Pengertian hukum bisnis adalah suatu perangkat atau
kaidah hukum termasuk upaya penegakannya yang mengatur mengenai tata cara

18
pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri atau keuangan yang
dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan
menempatkan uang dari para entrepreneur dalam risiko tertentu dengan usaha
tertentu dengan motif untuk mendapatkan keuntungan.
2. Menurut Dr. Johannes Ibrahim, S.H., M.Hum. Dalam persepsi manusia modern,
pengertian hukum bisnis adalah seperangkat kaidah hukum yang diadakan
untuk mengatur serta menyelesaikan berbagai persoalan yang timbul dalam
aktivitas antar manusia, khususnya dalam bidang perdagangan.
Tujuan Hukum Bisnis
1. Untuk menjamin berfungsinya keamanan mekanisme pasar secara efisien dan
lancar.
2. Untuk melindungi berbagai suatu jenis usaha, khususnya untuk jenis Usaha
Kecil Menengah (UKM).
3. Untuk membantu memperbaiki suatu sistem keuangan dan system perbankan.
4. Memberikan perlindungan terhadap suatu pelaku ekonomi atau pelaku bisnis.
Fungsi Hukum Bisnis
1. Sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis,
2. Untuk memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis, dan
3. Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas di bidang bisnis yang berkeadilan,
wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum).

3.2 Pembahasan Interview


Berdasarkan teori dan dan hasil interview yang dilakukan maka didapatkan
pembahasan dan hasil sebagai berikut:
1. Lingkungan tempat usaha
Kedai Loksa dengan tekun menjalankan usahanya diharapkan dapat berinteraksi
secara positif dengan lingkungan sekitar. Langkah awal yang diambil adalah
memastikan mendapatkan perizinan yang sesuai dari RT/RW dan melibatkan
tetangga-tetangga dalam proses ini. Selain itu, Kedai Loksa berusaha menjalin
hubungan baik dengan warga sekitar, termasuk penjual pangsit yang berada di
depan serta melibatkan satpam sebagai bagian dari keamanan lingkungan.
Dengan demikian, Kedai Loksa tidak hanya berfungsi sebagai tempat usaha,
tetapi juga sebagai anggota yang berkontribusi positif dalam membangun dan
menjaga harmoni lingkungan tempat beroperasinya.

19
2. Pemasok bahan baku
Dalam hal pemasokan bahan baku, Kedai Loksa mengambil pendekatan
mandiri dengan melakukan pembelian langsung tanpa menyetok dari
perusahaan lain. Bahan baku yang digunakan termasuk jenis yang umum,
sehingga pencariannya relatif tidak sulit. Proses pembelian dapat dilakukan
melalui online shop dan toko di sekitar. Meskipun bahan yang dibeli memiliki
kepastian tertentu, namun pencariannya tetap diakui sebagai proses umum
dalam memenuhi kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk menjalankan
usaha dengan lancar.
3. Pesaing bisnis
Kedai Loksa mengakui adanya pesaing sebagai hal yang umum dalam dunia
usaha. Namun, pendekatan yang diambil bukanlah melihat pesaing sebagai
ancaman, melainkan sebagai peluang untuk kolaborasi dan pencarian yang lebih
luas. Kedai Loksa membuka kemungkinan untuk melakukan kolaborasi dan
kerjasama dengan pesaing, memandangnya sebagai ladang potensial untuk
saling mendukung dan mengoptimalkan keuntungan bersama. Selain itu, Kedai
Loksa dalam hal ini menonjolkan ciri khas yang dimiliki dibandingkan
pesaingnya. Dengan mengadopsi sikap terbuka terhadap pesaing, Kedai Loksa
berusaha membangun hubungan yang saling menguntungkan dalam industri
coffee shop.
4. Bisnis dengan pemerintah setempat
Dalam menjalankan usahanya, Kedai Loksa memastikan kepatuhan terhadap
regulasi pemerintah dengan mengurus izin-izin kepemimpinan yang diperlukan.
Selain itu, hubungan yang baik dengan pemerintah juga terjalin melalui proses
perolehan izin usaha yang telah diselesaikan. Kedai Laksa telah memperoleh
Nomor Induk Berusaha (NIB), menunjukkan keseriusan dan keterlibatan dalam
mendukung langkah-langkah pemerintah terkait dengan kegiatan usaha.
Dengan demikian, Kedai Laksa beroperasi dengan dasar hukum yang kuat dan
memastikan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku.
5. Perilaku konsumen
Kedai Loksa menjalankan usahanya dengan memperhatikan ragam perilaku
konsumen. Sebelumnya, Kedai Loksa telah melakukan survei untuk memahami
minat dan kebiasaan konsumen. Survei ini melibatkan penelusuran terhadap
aktivitas yang sering dilakukan oleh konsumen di bidang makanan. Khususnya,

20
fokusnya adalah menilai selera makanan dan minuman serta menargetkan pasar
yang sesuai. Metode survei yang diterapkan tidak hanya berupa kuesioner,
melainkan juga kunjungan langsung ke kafe-kafe lain untuk melihat apa yang
sering dipesan oleh konsumen. Dengan pendekatan ini, Kedai Loksa dapat lebih
baik memahami preferensi konsumen dan menyusun strategi yang sesuai untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
6. Kualitas produk
Kedai Loksa dengan tegas menjunjung tinggi tanggung jawab penjual dalam
menjaga kualitas produknya. Untuk memastikan standar kualitas yang tinggi,
Kedai Loksa melaksanakan quality control. Pemilihan bahan-bahan utama
dilakukan dengan sangat selektif, memastikan kesesuaian dengan standar yang
telah ditetapkan oleh Kedai Loksa. Proses ini juga mencakup penggunaan
takaran yang telah disesuaikan dengan teliti untuk makanan dan minuman Kedai
Loksa. Dengan komitmen pada quality control, Kedai Loksa meyakinkan
pelanggan bahwa setiap produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang
konsisten dan memenuhi standar mutu yang tinggi.
7. Transparansi dalam Bisnis
Transparansi sehubungan dengan usaha yang dijalankan, Kedai Loksa memiliki
beberapa kebijakan mengenai apa dan siapa yang berhak mengetahui informasi
dalam bisnisnya, yaitu:
a. Transparansi dalam hal SDM, Kedai Loksa secara gamblang
memberikan pemahaman mengenai SOP yang berlaku dalam bisnis
yang dijalankan, kewajiban dan tanggung jawab dari masing-masing
staf sesuai dengan jobdesknya, guna mendukung jalanya operasional
usaha.
b. Dalam hal keuangan, transparansi diberlakukan pada pemegang saham
dan investor yang bersangkutan, untuk menjaga informasi dan
keberlanjutan bisnis.
c. Transparansi dalam hal stok barang dan bahan untuk berjalannya
operasional dibagikan pada seluruh staff hingga pemilik usaha.
8. Perlindungan konsumen
Kebijakan yang diberlakukan oleh Kedai Loksa terkait dengan perlindungan
konsumen adalah, bahwa konsumen berhak mendapatkan pelayanan sesuai
dengan apa yang telah konsumen minati dan bayar, Kedai Loksa semaksimal

21
mungkin memberikan pelayanan sesuai dengan hak yang harus didapatkan oleh
konsumen.
9. Iklan atau promosi
Kedai Loksa menggunakan iklan atau promosi untuk mempromosikan
usahanya, dengan ketentuan atau kebijakan bahwa iklan dan promosi yang
digunakan, yaitu:
a. Tidak mengandung SARA
b. Tidak menjatuhkan salah satu pihak atau pihak lain
c. Menunjukan higienitas
d. Menjaga Privasi dan Perlindungan Data
e. Cybersecurity dan Keamanan Digital
10. Penggunaan teknologi dalam jalanya bisnis
Kedai Loksa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menunjang jalanya
usaha terutama dalam hal menunjang promosi bagi usaha, penggunaan
teknologi juga dilakukan untuk mempermudah proses transaksi seperti
penggunaan Software as a Service (SaaS) aplikasi kasir digital yang
mempermudah dalam hal laporan transaksi penjualan baik di tempat maupun
online secara real-time. Selain itu penggunaan teknologi juga dimanfaatkan
dalam hal menjaga keamanan dan ketertiban di lokasi usaha seperti penggunaan
CCTV untuk menunjang kenyaman pengunjung maupun jalanya usaha.
11. Model bisnis digital
Kedai Loksa memanfaatkan media sosial sebagai salah satu platform promosi
secara digital, yaitu pemanfaatkan aplikasi Instagram dan TikTok untuk
menyebarluaskan informasi dan promo-promo menarik yang dimiliki Kedai
Loksa.
12. Komunikasi digital
Kedai Loksa sangat memperhatikan etika dalam melakukan promosinya,
terutama promosi digital, karna jejak digital yang sangat berpengaruh dalam
citra perusahaan. Kedai Loksa selalu mempertimbangkan untuk
memperhatikann beberapa hal atau persoal sensitif yang boleh dan tidak boleh
digunakan dalam komunikasi digitalnya, yaitu:
a. Tidak mengandung SARA
b. Tidak menjatuhkan salah satu pihak atau pihak lain
c. Menunjukan higienitas

22
d. Menjaga Privasi dan Perlindungan Data
e. Hak Cipta dan Konten Digital
13. Pemahaman terhadap payung hukum dalam komunikasi digital
Payung hukum merujuk pada seperangkat regulasi atau hukum yang mengatur
dan memandu perilaku dan praktik dalam ruang digital. Payung hukum
mencakup berbagai peraturan yang mengatur keamanan, privasi, hak cipta, dan
aspek-aspek hukum lainnya yang berkaitan dengan aktivitas di dunia digital.
Seluruh staf dan pengelola di Kedai Loksa sangat berhati-hati serta memahami
payung hukum dalam komunikasi digital untuk memastikan kepatuhan dan
melindungi hak dan kewajiban mereka.

23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat
diambil kesimpulan bahwa Kedai Loksa secara keseluruhan telah menerapkan prinsip-
prinsip etika bisnis dengan sangat baik. Ini tercermin dalam implementasi perintah,
larangan, dan anjuran yang diikuti dalam menjalankan bisnis mereka. Penerapan konsep
etika bisnis ini menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan oleh Kedai Loksa memilih
bahan-bahan yang berkualitas sesuai dengan keyakinan mereka.
Dengan memberikan perhatian pada kualitas bahan, pengusaha di Kedai Loksa
menunjukkan keyakinan bahwa tindakan baik dalam bisnis mereka akan menghasilkan
dampak positif. Dengan kata lain, pengusaha percaya bahwa memberikan kualitas bahan
yang baik akan menarik pelanggan, yang pada gilirannya akan menguntungkan mereka
secara ekonomis. Dalam konteks ini, etika bisnis diimplementasikan sebagai suatu
bentuk investasi jangka panjang dalam kualitas produk.
Pentingnya etika bisnis ini juga mencakup aspek motivasi pemilik Kedai Loksa.
Penelitian menunjukkan bahwa motivasi tersebut tidak hanya terbatas pada aspek
keuntungan finansial semata, tetapi juga mencakup keinginan untuk memberikan
manfaat bagi masyarakat sekitarnya. Dengan kata lain, Kedai Loksa tidak hanya dilihat
sebagai entitas bisnis yang menghasilkan keuntungan semata, tetapi juga sebagai agen
perubahan yang berkontribusi positif pada lingkungannya.
Dalam konteks ini, etika bisnis bukan hanya sebagai suatu kewajiban yang harus
dipatuhi, tetapi juga sebagai strategi yang mendukung keberlanjutan usaha dan
memberikan dampak positif lebih luas. Keseluruhan, Kedai Loksa memperlihatkan
bahwa penerapan etika bisnis bukan hanya sebagai suatu formalitas, melainkan sebagai
inti dari nilai-nilai dan tujuan bisnis mereka.
4.2 Saran
Dalam menghadapi perkembangan bisnis Kedai Loksa, sejumlah saran dapat
diajukan. Pertama, perlu ditingkatkan strategi pemasaran melalui pemanfaatan media
sosial, kerja sama dengan influencer lokal, dan promosi khusus guna meningkatkan
visibilitas kedai di tengah-tengah masyarakat. Kedua, kualitas produk harus tetap
menjadi fokus utama, baik dari segi rasa maupun presentasi, guna mempertahankan dan
meningkatkan kepuasan pelanggan. Selanjutnya, penting untuk menyesuaikan menu
dengan tren terkini dan selera pelanggan, dengan menambah variasi menu atau

24
merespons permintaan pelanggan untuk menciptakan pengalaman kuliner yang lebih
beragam. Pembangunan program loyalitas pelanggan seperti kartu stamp atau diskon
khusus juga akan membantu meningkatkan retensi pelanggan dan memberikan apresiasi
kepada pelanggan setia. Dalam menjaga daya tarik, perlu diperhatikan suasana unik di
dalam kedai, terutama spot swafoto yang menarik, sebagai keunggulan kompetitif yang
perlu dipertahankan. Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan Kedai Loksa dapat
terus berkembang dan menjadi tempat nongkrong favorit di Kota Malang.

25
DAFTAR PUSTAKA

Desthian, R. (2022, Oktober 15). Kompetitor Adalah: Pengertian, Cara Menganalisis,


dan Menghadapinya. Retrieved from detikfinance:
https://finance.detik.com/solusiukm/d-6330901/

Moedasir, A. (2022, Juni 14). Persaingan Bisnis: Teori, Contoh, dan Jenisnya.
Retrieved from majoo.id: https://majoo.id/solusi/detail/persaingan-bisnis

Nugraha, G. (2022, Februari 15). Pengertian Lingkungan Bisnis dan Manfaatnya.


Retrieved from mekari jurnal: https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-
lingkungan-bisnis/

Pahlephi. (2021). Mengenal Pengertian Etika Bisnis, Teori, Prinsip, dan Contoh.
Retrieved from populix: https://info.populix.co/articles/etika-bisnis/

Seftin, A. (2023, Maret 16). Perilaku Konsumen: Definisi, Faktor, Jenis, dan
Manfaatnya bagi Bisnis. Retrieved from glints.com:
https://glints.com/id/lowongan/perilaku-konsumen/

26
LAMPIRAN
I. Dokumentasi Suasana Kedai

Gambar 1. Bagian Outdoor Kedai

Gambar 2. Bagian Indoor Kedai


Gambar 3. Kasir

Gambar 4. Kedai Loksa


Gambar 5. Store Atmosphere

II. Dokumentasi Bersama Pemilik Usaha

Anda mungkin juga menyukai