Anda di halaman 1dari 13

Face Negotiation Theory

Dosen Pengampu

Ratu Destiani Eka Putri


Dr. Antar Venus, MA Comm. 210110120003
Meria Octavianti S.SOS, M.SI Mankom A
Pencetus Teori

• Stella Ting-Toomey adalah orang pertama


yang menemukan Face Negoitation Theory
yaitu pada tahun 1985. Ting-Toomey
merupakan salah satu kolega dari
Gudykunst di California State University,
Fulleton.
• Teori ini menjelaskan perbedaan-perbedaan
budaya dalam merespon konflik
Asumsi Teori

• Konflik akan muncul saat dua kelompok atau lebih memiliki


perbedaan dan tidak bisa menerima identitas dari
kelompok lain.
• Dalam Em. Griffin, Ting-Toomey mengasumsikan bahwa
“setiap orang dalam tiap budaya akan selalu
menegosiasikan atau merundingkan identitas mereka (face).
Istilah ini mengacu pada pencitraan diri, cara kita meminta
orang lain agar “melihat” keberadaan kita dan berprilaku
menyenangkan terhadap kita. Maka dari hal ini muncullah
istilah facework, yang berarti penyampaian pesan verbal
dan nonverbal yang dikemukakan secara spesifik yang
akan membantu menjaga dan memperbaiki wajah yang
kalah atau saat posisi terlihat lebih rendah dan berusaha
untuk memperoleh wajah yang penuh dengan penghargaan
(Em. Griffin, 2004:435) . (facework refers to specific verbal and
nonverbal message that help into maintain and restore face
loss, and to uphold and honor face gain)
2 aspek penting dalam Teori ini

 Rasa Individualism-Kolektifisme

 Kekuatan Jarak
Rasa Individualism-Kolektifisme

Pernyataan Harry Triandis (psikolog


lulusan Universitas Illionis) ada tiga
perbedaan penting dalam
kolektifisme dan individualism.
Perbedaannya yaitu mengenai arti
dari diri (self), tujuan (goals) dan
kewajiban (duty).
Perbedaannya mengenai arti dari diri (self),
tujuan (goals) dan kewajiban (duty)

Kolektivis Individualis

• seseorang yang menganggap bahwa • menganggap dirinya sebagai dirinya


dirinya sebagai seorang anak, sendiri, tidak terpengaruh dan
mahasiswa, seorang yang beragama bergantung dengan lingkungan yang ada
muslim dan perempuan di sekitarnya yang dapat
• Seorang kolektifis tidak akan pernah mempengaruhinya.
melawan tujuan, Rules atau hukum yang • seorang individualis akan lebih
telah dibuat dalam kelompok, dia akan menonjolkan kepentingan pribadinya
mematuhi tujuan dan rules tersebut • individualis akan bekerja dengan prinsip
• seorang kolektifis akan bersosialisasi yang minim untuk membedakan mana
untuk menikmati kewajiban mereka yang kesenangan dan mana keuntungan untuk
ada untuk melayani atau membantu diri sendiri.
orang lain
Ting Toomey mengidentifikasi lima respon yang berbeda saat situasi
seseorang tidak meraih kebutuhan, kepentingan atau tujuan mereka.

seseorang akan berusaha menghindari


Avoiding
konflik yang sekiranya akan menyulitkan
(Menghindar)
dirinya

Compromising mengambil pendekatan kedua belah pihak


(kompromi) memberikan sesuatu dalam rangka
menemukan jalan tengah dan mencapai
solusi.

Dominating seseorang yang memiliki dominasi akan


(dominasi) menekan pihak lain dengan kekuatan yang
dimilikinya
Ting Toomey mengidentifikasi lima respon yang berbeda saat situasi
seseorang tidak meraih kebutuhan, kepentingan atau tujuan mereka.

Obliging seseorang menawarkan bantuan kepada


(Menurut/ orang lain karena ada rasa prihatin atau iba.
membantu)

Integrating merupakan win-win solution yang


(mempersatukan) bermanfaat untuk kedua belah pihak dan
menjadi solusi yang baik.
Power Distance
(kekuatan jarak)

• Geeert Hofstede (dalam: Em. Griffin, 2004:442)


mengidentifikasikan power distance sebagai
tingkatan dimana anggota masyarakat yang
memiliki kekuatan atau kekuasaan lebih
sedikit akan menerima kekuatan yang
didistribusikan dengan tidak sama atau tidak
merata. Contoh Negara yang budayanya
memiliki power distance yang tinggi adalah
Meksiko, dan sebaliknya, yang budaya power
distance-nya rendah adalah Amerika Serikat.
Tiga elemen penting untuk komunikasi efektif
dalam komunikasi antarbudaya:

• Knowledge, pengetahuan yang banyak bisa


memberikan banyak pandangan agar kita
bisa lebih membuka mata mengenai budaya.
• Mindfulness, menunjukkan sebuah kesadaran
bahwa sesuatu itu tidak selalu terlihat seperti
yang dilihat.
• Interaction skill, merupakan kemampuan
untuk berkomunikasi secara tepat, efektif dan
cepat beradaptasi dengan lingkungan.
Contoh Aplikasi Teori

Sebagai contoh, pemain favorite saya yang juga


pemain basket kenamaan dunia, Michael Jordan.ia
sudah menjadi superstar sebelum ia memasuki liga. Ia
adalah pusat di dalam timnya yang akhirnya
menjadikan timnya menjadi tim terbesar yang pernah
ada. Ia menggunakan kemampuannya yang unik dan
luar biasa untuk membawa permainan ke tingkat yang
baru. Ia memperoleh kehormatan untuk dirinya sendiri,
dan menciptakan "face" bahwa dia perlu menjadi salah
satu orang paling berharga di dunia. Dengan
pemasaran keterampilan, dan bergabung dengan
perusahaan raksasa seperti Nike dan Gatorade, ia
membuat nama besar untuk dirinya sendiri
Dia kemudian menjadi brand ambassador bagi
perusahaan yang tak terhitung jumlahnya. Wajahnya
muncul di berbagai media. Ketika sampai sekitar dua
pertiga perjalanan kariernya, Bulls meraih gelar NBA
pertama kali, Michael menunjukkan tanda-tanda
inklusi. Dia menginginkan untuk menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Para pemain yang tepat telah
menyesuaikan diri dengan Jordan. Tim ini sudah
memiliki chemistry yang bagus, sehingga dapat
bermain dengan baik. Ketika mereka bermain
bersama-sama dalam satu tim, mereka memiliki
pertahanan yang kuat. Hal ini menunjukkan faktor
inklusi, yaitu bekerja sama, melakukan sesuatu untuk
kepentingan kelompok secara keseluruhan, dan lebih
berkonsentrasi pada orang lain daripada diri sendiri.
Michael Jordan melambangkan budaya konteks
Amerika rendah
Thank You

Anda mungkin juga menyukai