Terdapat tiga perbedaan penting diantara budaya individulis dan budaya kolektivis.
Perbedaan-perbedaan itu adalah dalam cara mendefinisikan: diri; tujuan-tujuan; dan
kewajiban.
Jakarta - Bentrokan antarwarga terjadi di Desa Pelauw, Kecamatan Haruku, Kabupaten Maluku
Tengah. Bentrokan ini mengakibatkan 300 rumah terbakar dan 5 orang tewas.
\\\"Jumat malam terjadi sekitar pukul 10.00 Wita sampai Sabtu pagi. Konflik ini mengakibatkan 5
orang meninggal dan 300 rumah terbakar,\\\" kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Johanis
Huwae saat dihubungi detikcom, Sabtu (11\/2\/2012).
Johanis mengatakan, bentrokan ini bermula saat dua suku menggelar rapat untuk peresmian rumah
adat. Namun dalam rapat tersebut terjadi perbedaan pendapat. Sehingga terjadilah bentrokan.
\\\"Akibatnya terjadi konflik. Yang satu maunya begini, yang lain maunya begitu,\\\" ujarnya.
Saat bentrokan terjadi, polisi sudah mengirimkan 1 SSK. Hingga kini sudah ada 3 SSK untuk
mengamankan situasi di lokasi. Meski pun salah satu kubu warga sudah dievakuasi di Desa
Rohomoni, tak jauh dari lokasi bentrok.
Menurut Johanis, bentrokan antar warga yang sama sudah pernah terjadi sebelumnya. Bahkan juga
mengakibatkan tewasnya warga dua kubu tersebut.
\\\"Sudah pernah terjadi dan ada juga yang meninggal. Nanti polisi akan memanggil rajanya dan
masyarakat untuk penanganannya biar selesai,\\\" ungkapnya.
Pendapat:
Hal-hal seperti ini akibat dari adanya perbedaan yang terjadi dalam tiap budaya atau
kelompok. Dalam komunikasi yang terjadi, terkadang ada proses penyampaian pesan yang
tidak tersampaikan sehingga menimbulkan miss communication atau salah pengertian di
dalam kelompok tersebut.
B. MUTED GROUP THEORY
Teori kebungkaman (Inggris: Muted Group Theory) fokus pada cara komunikasi
kelompok dominan dalam menekan atau membungkam kata, ide dan wacana dari kelompok
marjinal. Teori ini memandang bahwa bahasa dalam budaya tertentu tidak memungkinkan
bagi semua orang untuk berbicara dengan setara. Dengan kata lain, bahasa tidak diciptakan
setara oleh semua penuturnya. Perempuan (dan kelompok marjinal lainnya) tidak sebebas
laki-laki dalam menyampaikan ucapannya kapanpun dan dimanapun mereka ingin berkata.
Laki-laki membuat kata-kata dan makna budaya sehingga memungkinkan mereka untuk
mengungkapkan ide-ide. Di sisi lain, perempuan tidak bisa mengungkapkan ide-ide mereka.
Hal ini membuat perempuan menjadi kelompok yang bungkam.
Sejarah
Teori kebungkaman berasal dari seorang antropolog sosial, Edwin Ardener dan Shirley
Ardener yang fokus pada hierarki dan struktur sosial. Edwin Ardener menekankan bahwa
kelompok yang berada pada posisi atas hierarki sosial menentukan sistem komunikasi
budayanya. Kelompok dengan kekuasaan yang kecil, seperti perempuan, orang miskin dan
orang dengan kulit berwarna harus mengikuti sistem komunikasi yang kelompok dominan
terapkan. Banyak aplikasi dari teori ini fokus pada perempuan sebagai kelompok bungkam.
Akan tetapi, Mark Orbe dan Michael Hechter mengatakan bahwa teori ini dapat
diaplikasikan dalam kelompok marjinal mana pun. Di Amerika Serikat, kaum Eropa Amerika,
laki-laki, heteroseksual, muda, kelas menengah dan atas serta orang kristen merupakan
kelompok dominan, sedangkan kaum Afrika Amerika, gey, lesbi, tua dan kelas bawah
merupakan kelompok marjinal.
Asumsi
Kritik
Minah mendengar banyak tetangganya yang berhasil mengeruk banyak uang di perantauan. Bahkan,
ayah Minah rela menggadaikan sawah mereka di kampung halaman demi ongkos Minah ke Saudi.
Namun, kenyataan tak seindah harapan Minah. Dia tak diperbolehkan keluar rumah. Gaji tak kunjung
dibayarkan dan paspor ditahan.
Tak hanya itu, Minah diperkosa berkali-kali oleh majikannya. Istri sang majikan, bukan menolong
Minah, malah ikut menyiksa Minah. Hingga suatu ketika, merasa tak kuat dengan tekanan dan
penyiksaan, Minah membunuh majikannya.
Minah pun ditahan. Tak ada pihak yang mampu membantu proses hukum Minah. Di Saudi, utang
nyawa harus dibayar setimpal. Maka, tanpa mendapatkan bantuan hukum dan perlindungan yang
berarti, Minah dijatuhi hukuman pancung.
"Film ini mencerminkan realitas. Faktanya di lapangan memang seperti itu," ungkap Nur Harsono,
Koordinator Divisi Advokasi Kebijakan Migrant CARE, yang menjadi salah satu pembicara diskusi
diskriminasi yang dialami TKW Indonesia di Jakarta, Selasa siang.
Kisah Minah memang terinspirasi dari kisah nyata nan mengenaskan dari Ruyati, 54 tahun, yang
dieksekusi hukuman pancung akibat membunuh majikan perempuannya pada 18 Juni 2011.
Selain terinspirasi dari kisah nyata yang menimpa Ruyati, film ini juga diangkat dari buku puisi esai
Denny JA yang berjudul Atas Nama Cinta. Film yang berdurasi 45 menit ini merupakan hasil kerja
sama Denny JA dengan Hanung Bramantyo.
"Film ini juga menjadi terobosan baru, sebagai cara untuk memberitahu masyarakat agar lebih
berhati-hati jika ingin menjadi pekerja di luar negeri," tambah Nur.
Menurut Nur, realita ini ironis, mengingat TKI selama ini dianggap sebagai pahlawan devisa negara,
dan Nur menganggap hal ini merupakan akibat dari kekeliruan cara pandang pemerintah yang sejak
dulu mengganggap para TKI sebagai komoditas.
"Ini akibat dari kekeliruan paradigma pemerintah yang sudah dimulai sejak Orde Baru, yang
menggalakkan pengiriman TKI sebagai program nasional untuk mengurangi pengangguran dan
kemiskinan melalui legitimasi aturan-aturan," pungkas Nur.
Film Minah Tetap Dipancung merupakan salah satu dari lima film bertema diskriminasi yang diputar
dalam Pekan Indonesia Tanpa Diskriminasi yang diselenggarakan Yayasan Denny JA bersama Panitia
Kelompok Kerja Civil Society untuk Indonesia tanpa Diskriminasi.
Selain Minah Tetap Dipancung, ada empat film lain bertema diskriminasi yang diputar mulai 22
hingga 24 Oktober, yakni Sapu Tangan Fang Yin, Romi dan Juli dari Cikeusik, Minah Tetap
Dipancung, Cinta Terlarang Robin dan Batman, serta Bunga Kering Perpisahan.
Pendapat:
Dapat dilihat bahwa disini sang majikan yang mempunyai dominasi dapat melakukan
tindakan apa saja ke pada kelompok marjinal yang dalam berita ini yakni Almh mina. Pihak
yang ditindas pun tidak dapat melakukan apa-apa karena dia sadar bahwa dia hanya
kelompok marjinal.
Gudykunst menyakini bahwa kecemasan dan ketidakpastian adalah dasar penyebab dari
kegagalan komunikasi pada situasi antar kelompok. Terdapat dua penyebab dari mis-
interpretasi yang berhubungan erat, kemudian melihat itu sebagai perbedaan pada
ketidakpastian yang bersifat kognitif dan kecemasan yang bersifat afeksi- suatu emosi.
Meningkatnya harga diri ketika berinteraksi dengan orang asing akan menghasilkan
peningkatan kemampuan mengelola kecemasan.
Meningkatnya kebutuhan diri untuk masuk di dalam kelompok ketika kita berinteraksi
dengan orang asing akan menghasilkan sebuah peningkatan kecemasan.
Sebuah peningkatan dalam kemampuan kita untuk memproses informasi yang kompleks
tentang orang asing akan menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan kita untuk
memprediksi secara tepat perilaku mereka.Sebuah peningkatan untuk mentoleransi ketika
kita berinteraksi dengan orang asing menghasilkan sebuah peningkatan mengelola
kecemasan kita dan menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan memprediksi secara
akurat perilaku orang asing. Sebuah peningkatan berempati dengan orang asing akan
menghasilkan suatu peningkatan kemampuan memprediksi perilaku orang asing secara
akurat.
Sebuah peningkatan kesamaan personal yang kita persepsi antara diri kita dan orang
asing akan menghasilkan peningkatan kemampuan mengelola kecemasan kita dan
kemampuan memprediksi perilaku mereka secara akurat. Pembatas kondisi: pemahaman
perbedaan-perbedaan kelompok kritis hanya ketika orang orang asing mengidentifikasikan
secara kuat dengan kelompok.
Sebuah peningkatan kesadaran terhadap pelanggaran orang asing dari harapan positif
kita dan atau harapan negatif akan menghasilkan peningkatan kecemasan kita dan akan
menghasilkan penurunan di dalam rasa percaya diri dalam memperkrakan perilaku mereka.
e) Proses situasional
Sebuah peningkatan di dalam rasa ketertarikan kita pada orang asing akan menghasilkan
penurunan kecemasan kita dan peningkatan rasa percaya diri dalam memperkirakan
perilaku mereka.
Sebuah peningkatan dalam jaringan kerja yang kita berbagi dengan orang asing akan
menghasilkan penurunan kecemasan kita dan menghasilkan peningkatan rasa percaya diri
kita untuk memprediksi perilaku orang lain.
Contoh kasus dari teori ini adalah:
Jakarta - Moderator Debat Cawapres 2014, Dwikorita Karnawati, tampak gugup memandu jalannya
debat bertajuk Pengembangan Sumber Daya Manusia dan IPTEK'. Dwikorita salah memberi petunjuk
mengenai kelanjutan segmen debat yang diikuti Hatta Rajasa dengan Jusuf Kalla.
Ini terjadi saat Dwikorita menyampaikan sesi debat akan dilanjutkan dengan closing statement. Dia
sempat berhenti berbicara sejenak. "Iya ke closing statement pernyataan penutup. Saya persilakan
masing-masing calon namun sebelumnya kita akan ikuti jeda berikut," kata Wakil Rektor UGM ini
dalam Debat Cawapres di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (29/6/2014).
Usai jeda iklan, ternyata masih ada sesi debat dengan segmen saling melempar pertanyaan antara
Hatta dengan JK.
Sebelumnya Dwikorita saat jeda debat meminta kejelasan ke panita soal mekanisme pengajuan
pertanyaaan ke panitia. Anehnya, permintaan kejelasan mekanisme debat ini diajukan saat acara
sudah berlangsung, saat jeda kedua.
"Pertanyaaan moderator itu berapa? Oh, jadi tidak sekaligus dibaca?," tanya Dwikorita yang juga
Wakil Rektor UGM kepada salah seorang panitia.
Suara Dwikorita masuk ke mikrofon dengan jelas terdengar keluar ruangan lewat pengeras suara.
Pendapat:
1. Ketidakpastian yang bersifat kognitif ( karena tidak siap materi jadi menimbulkan
ketidakpastian sehingga ketika penyampaian komunikasi sang moderator mengalami
kesalahan
2. Karena adanya kecemasan yang bersifat afeksi
D. Speech Codes Theory.
Setiap musisi internasional yang singgah ke Indonesia punya cara tersendiri untuk menyapa
penggemarnya. Seperti Owl City yang memilih untuk mempelajari bahasa alay. Wow!
Pada pekan lalu tepatnya 14 November 2012, pentolan satu-satunya Owl City Adam Young kembali
konser di Jakarta. Dua bulan sebelumnya, ia melemparkan beberapa tweet di akun @owlcity.
Tentu saja tweet yang dilempar pelantun hits 'Fireflies' itu pun menuai keributan di kalangan ABG
Indonesia. Adam pun memaknai alay sebagai singkatan dari anak layangan.
"Bahasa alay itu hal keren," ujar Adam secara eksklusif kepada detikHOT. "Twitter bisa menjangkau
siapapun dan bicara dengan bahasa asing sangatlah menyenangkan. Semua merespons. Bahasa alay
bikin saya gila," lanjutnya seraya tertawa.
Ternyata Adam memang ketagihan berbahasa alay. Konser Adam yang berlangsung di Tennis Indoor
Senayan, Jakarta Selatan berlangsung sukses. Sekali lagi ia berpamitan pada penggemarnya lewat
Twitter.
"L0lz tH4Nk y0u FOr th3 b35T 5H0W 3veR Jak4rt4!!!!!! #4l4y #N4s1 #9oR3n9," tulisnya sebelum
meninggalkan Jakarta.
"Bahasa alay sangatlah aneh, tapi saya mulai menyukainnya," tutur Adam.
Pendapat:
Era sekarang memang sudah terlihat banyak bahasa-bahasa yang katanya gaul padahal tidak
rasional seperti kejadian di atas. Dan bahasa alay ini biasanya digunakan oleh remaja-remaja
di kota-kota besar. Pemakaian bahasa tersebut mungkin untuk membedakan mereka
dengan remaja-remaja lainnya.
E. Social Exchange
Teori social exchange adalah sebuah teori yang mengemukakan bahwa kontribusi
seseorang dalam suatu hubungan, di mana hubungan tersebut dapat mempengaruhi
kontribusi orang lain. Tokoh dari teori ini adalah Thibault dan Kelley. Mereka
mengemukakan bahwa orang mengevaluasi hubungannya dengan orang lain dengan
mempertimbangkan konsekuensinya, khususnya terhadap ganjaran yang diperoleh dan
upaya yang telah dilakukan, orang akan memutuskan untuk tetap tinggal dalam hubungan
tersebut atau pergi meninggalkannya. Di dalam teori ini terdapat istilah Comparison Levels
yaitu, ukuran bagi keseimbangan pertukaran antara untung dan rugi dalam hubungan
dengan orang lain. Teori ini sama halnya dengan transaksi dalam berdagang, di mana ada
untung dan rugi.
a. Ganjaran
Setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan.
Ganjaran bisa berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai-nilai yang
dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan orang lain, dan
berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lainnya.
b. Biaya
Biaya adalah akibat yang dinilai negative yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya
dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri serta kondisi-
kondisi dapat lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan atau dapat menimbulkan
efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biayapun berubah-ubah sesuai
dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya.
c. Hasil atau Laba
Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Jika seseorang dalam suatu
hubungan tidak mendapatkan keuntungan maka ia akan mencari hubungan lain yang
mendatangkan laba.
Contoh Kasus:
Kapanlagi.com - Urusan harta gono-gini lumrah dibicarakan setiap pasangan yang memutuskan
bercerai. Namun bagi Nassar KDI, yang digugat cerai istrinya, Musdalifah, hal tersebut tidak perlu
dibahas.
Nassar merasa semua harta yang ia miliki selama menikah, sudah diambil seluruhnya oleh
sang istri. Ia pun mengaku sudah tak memerlukan hal tersebut.
"Nggak ada ya, harta gono gini. Nggak ada itu buat aku. Aku nggak minta apa-apa, kan udah
diambil semua. Sekarang juga aku udah punya sendiri apa-apanya. Jadi aku udah nggak
butuh," terang Nassar saat di temui di SCTV Tower, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (2/9) lalu.
Ditanya perihal nafkah bagi anak, Nassar mengaku akan mengurusnya setelah pengadilan
meresmikan perceraiannya bersama Musdalifah. Tak ada masalah yang memberatkan untuk
urusan tersebut.
"Buat aku pas nanti udah ketok palu nanti aku selesaikan nafkah anak. Nafkah anak nggak
ada masalah," ujar Nassar.
Soal hak asuh anak, Nassar juga ikhlas melimpahkannya kepada Musdalifah. "Anak-anak
silahkan sama mamanya mau sampe besar nanti silahkan. Tidak bisa ketemu di dunia tapi di
akhirat juga nggak apa-apa buat aku," pungkasnya.
Pendapat:
Saya memilih artikel ini karena menurut saya artikel ini cocok dengan teori pertukaran
sosial.
Karena dalam hal ini 2 individu mungkin sudah tidak mendapatkan keuntungan lagi dengan
hubungan yang mereka jalin, jadi mereka memutuskan untuk berpisah.
F. Teori Perbandingan Sosial
Teori perbandingan sosial adalah proses saling mempengaruhi dan perilaku saling
bersaing dalam interaksi sosial ditimbulkan oleh adanya kebutuhan untuk menilai diri sendiri
dan kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan membandingkan diri dengan orang lain.
Ada dua hal yang diperbandingkan dalam hubungan ini, yaitu:
a. Pendapat (opinion)
b. Kemampuan (ability)
Perubahan pendapat relatif lebih mudah terjadi daripada perubahan kemampuan.
1. Dorongan untuk menilai pendapat dan kemampuan
Festinger mempunyai hipotesis bahwa setiap orang mempunyai dorongan (drive)
untuk menilai pendapat dan kemampuannya sendiri dengan cara membandingkannya
dengan pendapat dan kemampuan orang lain. Dengan cara itulah orang bisa mengetahui
bahwa pendapatnya benar atau tidak dan seberapa jauh kemampuan yang dimilikinya
(Sarwono, 2004).
Festinger juga memperingatkan bahwa dalam menilai kemampuan, ada dua macam
situasi, yaitu: Pertama, kemampuan orang dinilai berdasarkan ukuran yang obyektif,
misalnya kemampuan mengangkat barbel. Kedua, kemampuan dinilai berdasarkan
pendapat. Misalnya, untuk menilai kemampuan pelukis berdasarkan pendapat orang lain.
2. Sumber-sumber penilaian
Orang akan mengagungkan ukuran-ukuran yang obyektif sebagai dasar penilaian
selama ada kemungkinan melakukan itu. Namun, jika tidak, maka orang akan menggunakan
pendapat atau kemampuan orang lain sebagai ukuran.
3. Memilih orang untuk membandingkan
Dalam membuat perbandingan dengan orang lain, setiap orang mempunyai banyak
pilihan. Namun, setiap orang cenderung memilih orang sebaya atau rekan sendiri untuk
dijadikan perbandingan.
Contoh Kasus:
Massa buruh dari berbagai elemen berorasi di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (20/11). Dalam
aksinya, para buruh menuntut pencabutan Peraturan Presiden (PP) No.78 Tahun 2015 tentang
pengupahan, tolak formula upah minimum. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Liputan6.com, Jakarta - Ribuan buruh yang memadati Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta
Pusat, menetapkan Hari Mogok Nasional yang akan jatuh pada 24 November-27 November.
Menurut Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, penetapan itu
membuat para buruh batal bertolak ke Istana Merdeka sore ini.
"Rencananya hari ini, tapi petisi kita belum 1 juta jumlahnya. Sepanjang jalan, baru
terkumpul sampai 100 sampai 150 ribu. Nanti kita akan sebar lagi pada buruh-buruh lainnya.
Kita sebar lagi pada mereka yang di pabrik-pabrik, hingga berjumlah 1 juta, jadi tidak hari
ini," ucap Said di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2015).
Pada hari mogok nasional yang dibuat mereka, para buruh baru akan beranjak ke istana dan
menebarkan petisi tersebut. "Rencananya, 1 juta petisi ini akan kita berikan pada hari pertama
mogok nasional oleh 5 juta (buruh) dari 22 provinsi dan 200 kabupaten/kota," tukas Said.
Menurut Said, garis besar petisi tersebut adalah menolak adanya Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, yang diminta untuk segera dicabut.
"Tuntutan kita adalah cabut PP Nomor 78 tahun 2015, tolak formula baru kenaikan upah
minimum. Naikkan upah minimal 2016 berkisar Rp 500 ribu dan berlakukan upah minimal
sektoral lebih besar dari 10 persen. Karena ini melanggar konstitusi UUD 1945 tentang setiap
orang berhak hidup layak," tandas Said.
TUGAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
DISUSUN OLEH:
M FAJRIN ALHABSI (07031281419049)
REFERENSI
Detik.com
Liputan6.com
Detikhot.com
Detiknews.com
Kapanlagi.com