Anda di halaman 1dari 21

A.

FACE NEGOTIATION THEORY

Teori yang dipublikasikan Stella Ting-Toomey ini membantu menjelaskan perbedaan


–perbedaan budaya dalam merespon konflik. Ting-Toomey berasumsi bahwa orang-
orang dalam setiap budaya akan selalu negotiating face. Istilah itu
adalah metaphor citra diri publik kita, cara kita menginginkan orang lain melihat dan
memperlakukan diri kita. Face work merujuk pada pesan verbal dan non verbal yang
membantu menjaga dan menyimpan rasa malu (face loss), dan menegakkan muka
terhormat. Identitas kita dapat selalu dipertanyakan, dan kecemasan dan ketidakpastian
yang digerakkan oleh konflik yang membuat kita tidak berdaya/harus terima. Postulat
teori ini adalah face work orang-orang dari budaya individu akan berbeda dengan
budaya kolektivis. Ketika face work adalah berbeda, gaya penangan konflik juga
beragam.

Terdapat tiga perbedaan penting diantara budaya individulis dan budaya kolektivis.
Perbedaan-perbedaan itu adalah dalam cara mendefinisikan: diri; tujuan-tujuan; dan
kewajiban.

Konsep Budaya individualis Budaya kolektivis


Diri Sebagai dirinya sendiri Sebagai bagian kelompok
Tujuan Tujuan diperuntukan Tujuan diperuntukan
kepada pencapaian kepada pencapaian
kebutuhan diri. kebutuhan kelompok
Kewajiban Melayani diri sendiri Melayani kelompok/orang
lain.

Teori ini menawarkan model pengelolaan konflik sebagai berikut:

o Avoiding (penghindaran) – saya akan menghindari diskusi perbedaan-perbedaan


saya dengan anggota kelompok.
o Obliging (keharusan) – saya akan menyerahkan pada ke kebijakan anggota
kelompok.
o Compromising – saya akan menggunakan memberi dan menerima sedemikian
sehingga suatu kompromi bisa dibuat.
o Dominating – saya akan memastikan penanganan isu sesuai kehendak-ku.
o Integrating – saya akan menukar informasi akurat dengan anggota kelompok untuk
memecahkan masalah bersama-sama.

Face-negotiation theory menyatakan


bahwa avoiding, obliging, compromising, dominating, dan integrating bertukar-tukar
menurut campuran perhatian mereka untuk self-face dan other -face.

Asumsi Teori Face Negotiation


Asumsi dari teori ini adalah, melalui adanya perbedaan yang terjadi dalam tiap
budaya atau kelompok. Dalam komunikasi yang terjadi, terkadang ada proses penyampaian
pesan yang tidak tersampaikan sehingga menimbulkan miss communication atau salah
pengertian di dalam kelompok tersebut. Sebuah budaya akan memiliki adat, kebiasaan,
nilai, norma, dan hal lain yang mengikat yang mengidentifikasi mereka menjadi sebuah
budaya tersebut. Konflik akan muncul saat dua kelompok atau lebih memiliki perbedaan
dan tidak bisa menerima identitas dari kelompok lain.
Dalam Em. Griffin, Ting-Toomey mengasumsikan bahwa setiap orang dalam tiap
budaya akan selalu menegosiasikan atau merundingkan identitas mereka (face). Istilah ini
mengacu pada pencitraan diri, cara kita meminta orang lain agar “melihat” keberadaan kita
dan berprilaku menyenangkan terhadap kita. Maka dari hal ini muncullah istilah facework,
yang berarti penyampaian pesan verbal dan nonverbal yang dikemukakan secara spesifik
yang akan membantu menjaga dan memperbaiki wajah yang kalah atau saat posisi terlihat
lebih rendah dan berusaha untuk memperoleh wajah yang penuh dengan penghargaan (Em.
Griffin, 2004:435) . (facework refers to specific verbal and nonverbal message that help into
maintain and restore face loss, and to uphold and honor face gain)
Dalam teori ini ada dua inti variable yang harus diperhatikan, yaitu individualisme
dan kolektifisme. Beberapa budaya mungkin akan lebih mengutamakan individualism dalam
bermasyarakat dibanding dengan komunitas atau berkelompok. Setiap orang akan memiliki
rasa untuk menjadi seorang yang individualis atau mungkin berkelompok. Akan tetepi, lama
kelamaan hal itu akan dipengaruhi oleh faktor luar seperti kebudayaan yang mengikatnya.
Selain individualism-kelompok, ada hal lain yang akan mempengaruhi facework,
yaitu power distance atau kekuatan jarak. Di beberapa kebudayaan di dunia, pasti akan
terdapat tingkatan hierarki yang memisahkan status seseorang secara kuat. Dengan adanya
status ini akan mempengaruhi kekuatan yang dimiliki oleh individu dan mengikat apa yang
bisa dilakukan oleh mereka. Akan tetapi memang ada pula budaya yang tidak terlalu
mementingkan hierarki di dalamnya. Kekuatan yang dimiliki dalam kelompok tersebut tidak
akan jauh satu sama lain.
Face, biasanya adalah sebuah isu dalam situasi konflik. Saat seseorang berkonflik
dengan orang lain, menghargai dan penghargaan menjadi hal yang akan dipertimbangkan.
Face threats atau ancaman bisa terjadi karena ada sebuah persaingan atau keinginan untuk
menang, sebagai hasil dari sebuah rasa marah  yang tidak bisa diluapkan, atau karena ada
konflik dalam masalah nilai, opini atau bahkan prilaku. Ancaman menjadi awal penyebab
dari konflik, oleh karena itu ancaman menjadi sebuah bagian dari komunikasi konflik. Tiap
kebudayaan memiliki konflik yang berbeda-beda, sesuai dengan identitas yang mereka
miliki.

Contoh Peristiwa dari Teori ini adalah :

Bentrok Antarwarga di Ambon, 300 Rumah


Terbakar & 5 Tewas
- detikNews

Jakarta - Bentrokan antarwarga terjadi di Desa Pelauw, Kecamatan Haruku, Kabupaten Maluku
Tengah. Bentrokan ini mengakibatkan 300 rumah terbakar dan 5 orang tewas.

\\\"Jumat malam terjadi sekitar pukul 10.00 Wita sampai Sabtu pagi. Konflik ini mengakibatkan 5
orang meninggal dan 300 rumah terbakar,\\\" kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Johanis
Huwae saat dihubungi detikcom, Sabtu (11\/2\/2012).

Johanis mengatakan, bentrokan ini bermula saat dua suku menggelar rapat untuk peresmian rumah
adat. Namun dalam rapat tersebut terjadi perbedaan pendapat. Sehingga terjadilah bentrokan.
\\\"Akibatnya terjadi konflik. Yang satu maunya begini, yang lain maunya begitu,\\\" ujarnya.

Saat bentrokan terjadi, polisi sudah mengirimkan 1 SSK. Hingga kini sudah ada 3 SSK untuk
mengamankan situasi di lokasi. Meski pun salah satu kubu warga sudah dievakuasi di Desa
Rohomoni, tak jauh dari lokasi bentrok.

\\\"Kita sudah melakukan penanganan. Situasi sudah terkendali,\\\" jelasnya.

Menurut Johanis, bentrokan antar warga yang sama sudah pernah terjadi sebelumnya. Bahkan juga
mengakibatkan tewasnya warga dua kubu tersebut.

\\\"Sudah pernah terjadi dan ada juga yang meninggal. Nanti polisi akan memanggil rajanya dan
masyarakat untuk penanganannya biar selesai,\\\" ungkapnya.

Pendapat:

Hal-hal seperti ini akibat dari adanya perbedaan yang terjadi dalam tiap budaya atau
kelompok. Dalam komunikasi yang terjadi, terkadang ada proses penyampaian pesan yang
tidak tersampaikan sehingga menimbulkan miss communication atau salah pengertian di
dalam kelompok tersebut.
B. MUTED GROUP THEORY

Teori kebungkaman (Inggris: Muted Group Theory) fokus pada cara komunikasi
kelompok dominan dalam menekan atau membungkam kata, ide dan wacana dari kelompok
marjinal. Teori ini memandang bahwa bahasa dalam budaya tertentu tidak memungkinkan
bagi semua orang untuk berbicara dengan setara. Dengan kata lain, bahasa tidak diciptakan
setara oleh semua penuturnya. Perempuan (dan kelompok marjinal lainnya) tidak sebebas
laki-laki dalam menyampaikan ucapannya kapanpun dan dimanapun mereka ingin berkata.
Laki-laki membuat kata-kata dan makna budaya sehingga memungkinkan mereka untuk
mengungkapkan ide-ide. Di sisi lain, perempuan tidak bisa mengungkapkan ide-ide mereka.
Hal ini membuat perempuan menjadi kelompok yang bungkam.

 Sejarah

Teori kebungkaman berasal dari seorang antropolog sosial, Edwin Ardener dan Shirley
Ardener yang fokus pada hierarki dan struktur sosial. Edwin Ardener menekankan bahwa
kelompok yang berada pada posisi atas hierarki sosial menentukan sistem komunikasi
budayanya. Kelompok dengan kekuasaan yang kecil, seperti perempuan, orang miskin dan
orang dengan kulit berwarna harus mengikuti sistem komunikasi yang kelompok dominan
terapkan. Banyak aplikasi dari teori ini fokus pada perempuan sebagai kelompok bungkam.
Akan tetapi, Mark Orbe dan Michael Hechter mengatakan bahwa teori ini dapat
diaplikasikan dalam kelompok marjinal mana pun. Di Amerika Serikat, kaum Eropa Amerika,
laki-laki, heteroseksual, muda, kelas menengah dan atas serta orang kristen merupakan
kelompok dominan, sedangkan kaum Afrika Amerika, gey, lesbi, tua dan kelas bawah
merupakan kelompok marjinal.

 Asumsi

Terdapat tiga asumsi dari teori kebungkaman.

1. Pertama, perempuan memandang dunia secara berbeda dibandingkan laki-laki


karena perbedaan pengalaman dan aktivitas yang berasal dari pembagian kerja
antara perempuan dan laki-laki. Perempuan bertanggung jawab untuk pekerjaan di
rumah, sedangkan laki-laki bertanggung jawab untuk pekerjaan di luar rumah atau
dengan kata lain perempuan bekerja mengurus rumah tangga, sedangkan laki-laki
bekerja mencari nafkah bagi keluarganya. Setelah revolusi industri, banyak
perempuan yang bekerja di luar rumah atau menjadi wanita karir. Meskipun begitu,
mereka tetap mempunyai tanggung jawab untuk mengurus rumah dan anaknya. Hal
ini disebut Arlie Hochschild sebagai waktu kerja kedua (second shift), yakni saat
perempuan menghabiskan waktu delapan jam untuk karirnya dan pulang ke rumah
untuk mengurus rumah tangga.
2. Kedua, karena dominansi politik mereka, sistem persepsi laki-laki adalah dominan,
menghambat kebebasan perempuan untuk berekspresi. Asumsi ini menekankan
bahwa perempuan sulit untuk mengekspresikan apa yang ingin mereka katakan.
Teori ini mengemukakan bahwa orang akan sulit berbicara jika tidak ada kata yang
dapat menggambarkan apa yang ada dipikirannya.
3. Ketiga, untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat, perempuan harus mengubah
model mereka sendiri berdasarkan ketentuan yang dapat diterima oleh sistem
ekspresi laki-laki. Perempuan harus mengkonseptualisasi apa yang ada dipikirannya,
lalu mencari kalimat yang sesuai dengan pikiran laki-laki. Dengan kata lain,
perempuan melakukan pengkodean terhadap apa yang ia pikirkan.

 Kritik

Beberapa kritikus berpendapat bahwa perempuan seperti Hillary Rodham Clinton,


Christine Todd Whitman, Condoleeza Rice dan Elizabeth Dole dapat berbicara di forum
publik. Mereka bukanlah kelompok yang bungkam. Selain itu, tidak banyak bukti empiris
untuk mendukung teori ini. Hal ini dikarenakan teori kebungkaman berasal dari dua puluh
tahun yang lalu.

Contoh yang berkaitan dengan teori ini :

"Minah tetap dipancung", potret diskriminasi TKW

Selasa, 23 Oktober 2012 19:15 WIB | 5.022 Views


Pewarta: Febriany Dian Aritya Putri
Jakarta (ANTARA News) - Persoalan Tenaga Kerja Wanita (TKW) tak ada habisnya, seperti yang
menimpa Ruyatia di Arab Saudi. Hal inilah yang kemudian menginspirasi Denny JA dan Hanung
Bramantyo membuat film Minah Tetap Dipancung.
Berawal dari keinginan Minah untuk mengubah nasib keluarganya, karena suami telah lama
menganggur, Minah bertekad bekerja di Arab Saudi sebagai TKW.

Minah mendengar banyak tetangganya yang berhasil mengeruk banyak uang di perantauan. Bahkan,
ayah Minah rela menggadaikan sawah mereka di kampung halaman demi ongkos Minah ke Saudi.

Namun, kenyataan tak seindah harapan Minah. Dia tak diperbolehkan keluar rumah. Gaji tak kunjung
dibayarkan dan  paspor ditahan.

Tak hanya itu, Minah diperkosa berkali-kali oleh majikannya. Istri sang majikan, bukan menolong
Minah, malah ikut menyiksa Minah. Hingga suatu ketika, merasa tak kuat dengan tekanan dan
penyiksaan, Minah membunuh majikannya.

Minah pun ditahan. Tak ada pihak yang mampu membantu proses hukum Minah. Di Saudi, utang
nyawa harus dibayar setimpal. Maka, tanpa mendapatkan bantuan hukum dan perlindungan yang
berarti, Minah dijatuhi hukuman pancung.

"Film ini mencerminkan realitas. Faktanya di lapangan memang seperti itu," ungkap Nur Harsono,
Koordinator Divisi Advokasi Kebijakan Migrant CARE, yang menjadi salah satu pembicara diskusi
diskriminasi yang dialami TKW Indonesia di Jakarta, Selasa siang.

Kisah Minah memang terinspirasi dari kisah nyata nan mengenaskan dari Ruyati, 54 tahun, yang
dieksekusi hukuman pancung akibat membunuh majikan perempuannya pada 18 Juni 2011.

Selain terinspirasi dari kisah nyata yang menimpa Ruyati, film ini juga diangkat dari buku puisi esai
Denny JA yang berjudul Atas Nama Cinta. Film yang berdurasi 45 menit ini merupakan hasil kerja
sama Denny JA dengan Hanung Bramantyo.

"Film ini juga menjadi terobosan baru, sebagai cara untuk memberitahu masyarakat agar lebih
berhati-hati jika ingin menjadi pekerja di luar negeri," tambah Nur.

Menurut Nur, realita ini ironis, mengingat TKI selama ini dianggap sebagai pahlawan devisa negara,
dan Nur menganggap hal ini merupakan akibat dari kekeliruan cara pandang pemerintah yang sejak
dulu mengganggap para TKI sebagai komoditas.

"Ini akibat dari kekeliruan paradigma pemerintah yang sudah dimulai sejak Orde Baru, yang
menggalakkan pengiriman TKI sebagai program nasional untuk mengurangi pengangguran dan
kemiskinan melalui legitimasi aturan-aturan," pungkas Nur.

Film Minah Tetap Dipancung merupakan salah satu dari lima film bertema diskriminasi yang diputar
dalam Pekan Indonesia Tanpa Diskriminasi yang diselenggarakan Yayasan Denny JA bersama Panitia
Kelompok Kerja Civil Society untuk Indonesia tanpa Diskriminasi.

Selain Minah Tetap Dipancung, ada empat film lain bertema diskriminasi yang diputar mulai 22
hingga 24 Oktober, yakni Sapu Tangan Fang Yin, Romi dan Juli dari Cikeusik, Minah Tetap
Dipancung, Cinta Terlarang Robin dan Batman, serta Bunga Kering Perpisahan.

Pendapat:

Dapat dilihat bahwa disini sang majikan yang mempunyai dominasi dapat melakukan
tindakan apa saja ke pada kelompok marjinal yang dalam berita ini yakni Almh mina. Pihak
yang ditindas pun tidak dapat melakukan apa-apa karena dia sadar bahwa dia hanya
kelompok marjinal.

C. Anxiety/Uncertainty Management Theory (Teori Pengelolaan


Kecemasan/Ketidakpastian).

Teori yang di publikasikan William Gudykunst ini memfokuskan pada perbedaan budaya


pada kelompok dan orang asing. Ia berniat bahwa teorinya dapat digunakan pada segala
situasi dimana terdapat perbedaan diantara keraguan dan ketakutan.

Ia menggunakan istilah komunikasi efektif kepada proses-proses


meminimalisir ketidakmengertian. Penulis lain menggunakan istilah accuracy, fidelity,
understanding untuk hal yang sama.

Gudykunst menyakini bahwa kecemasan dan ketidakpastian adalah dasar penyebab dari
kegagalan komunikasi pada situasi antar kelompok. Terdapat dua penyebab dari mis-
interpretasi yang berhubungan erat, kemudian melihat itu sebagai perbedaan pada
ketidakpastian yang bersifat kognitif dan kecemasan yang bersifat afeksi- suatu emosi.

Konsep-konsep dasar Anxiety/Uncertainty Management Theory:

a) Konsep diri dan diri

Meningkatnya harga diri ketika berinteraksi dengan orang asing akan menghasilkan
peningkatan kemampuan mengelola kecemasan.

b) Motivasi untuk berinteraksi dengan orang asing

Meningkatnya kebutuhan diri untuk masuk di dalam kelompok ketika kita berinteraksi
dengan orang asing akan menghasilkan sebuah peningkatan kecemasan.

c) Reaksi terhadap orang asing

Sebuah peningkatan dalam kemampuan kita untuk memproses informasi yang kompleks
tentang orang asing akan menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan kita untuk
memprediksi secara tepat perilaku mereka.Sebuah peningkatan untuk mentoleransi ketika
kita berinteraksi dengan orang asing menghasilkan sebuah peningkatan mengelola
kecemasan kita dan menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan memprediksi secara
akurat perilaku orang asing. Sebuah peningkatan berempati dengan orang asing akan
menghasilkan suatu peningkatan kemampuan memprediksi perilaku orang asing secara
akurat.

d) Kategori sosial dari orang asing

Sebuah peningkatan kesamaan personal yang kita persepsi antara diri kita dan orang
asing akan menghasilkan peningkatan kemampuan mengelola kecemasan kita dan
kemampuan memprediksi perilaku mereka secara akurat. Pembatas kondisi: pemahaman
perbedaan-perbedaan kelompok kritis hanya ketika orang orang asing mengidentifikasikan
secara kuat dengan kelompok.

Sebuah peningkatan kesadaran terhadap pelanggaran orang asing dari harapan positif
kita dan atau harapan negatif akan menghasilkan peningkatan kecemasan kita dan akan
menghasilkan penurunan di dalam rasa percaya diri dalam memperkrakan perilaku mereka.

e) Proses situasional

Sebuah peningkatan di dalam situasi informal di mana kita sedang berkomunikasi


dengan orang asing akan menghasilkan sebuah penurunan kecemasan kita dan sebuah
peningkatan rasa percaya diri kita terhadap perilaku mereka.

f) Koneksi dengan orang asing

Sebuah peningkatan di dalam rasa ketertarikan kita pada orang asing akan menghasilkan
penurunan kecemasan kita dan peningkatan rasa percaya diri dalam memperkirakan
perilaku mereka.

Sebuah peningkatan dalam jaringan kerja yang kita berbagi dengan orang asing akan
menghasilkan penurunan kecemasan kita dan menghasilkan peningkatan rasa percaya diri
kita untuk memprediksi perilaku orang lain.
Contoh kasus dari teori ini adalah:

Moderator Debat Cawapres Gugup, Salah


Beri Petunjuk
- detikNews

Jakarta - Moderator Debat Cawapres 2014, Dwikorita Karnawati, tampak gugup memandu jalannya
debat bertajuk Pengembangan Sumber Daya Manusia dan IPTEK'. Dwikorita salah memberi petunjuk
mengenai kelanjutan segmen debat yang diikuti Hatta Rajasa dengan Jusuf Kalla.

Ini terjadi saat Dwikorita menyampaikan sesi debat akan dilanjutkan dengan closing statement. Dia
sempat berhenti berbicara sejenak. "Iya ke closing statement pernyataan penutup. Saya persilakan
masing-masing calon namun sebelumnya kita akan ikuti jeda berikut," kata Wakil Rektor UGM ini
dalam Debat Cawapres di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (29/6/2014).

Usai jeda iklan, ternyata masih ada sesi debat dengan segmen saling melempar pertanyaan antara
Hatta dengan JK.

"Sekarang kesempatan saling debat," ujar Dwikorita.

Setelah itu Hatta mendapat giliran bertanya ke JK mengenai sistem pendidikan.

Sebelumnya Dwikorita saat jeda debat meminta kejelasan ke panita soal mekanisme pengajuan
pertanyaaan ke panitia. Anehnya, permintaan kejelasan mekanisme debat ini diajukan saat acara
sudah berlangsung, saat jeda kedua.

"Pertanyaaan moderator itu berapa? Oh, jadi tidak sekaligus dibaca?," tanya Dwikorita yang juga
Wakil Rektor UGM kepada salah seorang panitia.

Suara Dwikorita masuk ke mikrofon dengan jelas terdengar keluar ruangan lewat pengeras suara.
Pendapat:

Ada 2 penyebab yang membuat hal ini terjadi:

1. Ketidakpastian yang bersifat kognitif ( karena tidak siap materi jadi menimbulkan
ketidakpastian sehingga ketika penyampaian komunikasi sang moderator mengalami
kesalahan
2. Karena adanya kecemasan yang bersifat afeksi
D. Speech Codes  Theory.

Teori yang dipublikaskan Gerry Philipsen ini berusaha menjawab tentang


keberadaan speech code dalam suatu budaya, bagaimana substansi dan kekuatannya dalam
sebuah budaya. Ia menyampaikan proposisi-proposisi sebagai berikut:

 Dimanapun ada sebuah budaya, disitu diketemukan speech code yang khas.


 Sebuah speech code mencakup retorikal, psikologi, dan sosiologi budaya.
 Pembicaraan yang signifikan bergantung speech code yang digunakan pembicara dan
pendengar untuk memkreasi dan menginterpretasi komunikasi mereka.
 Istilah, aturan, dan premis terkait ke dalam pembicaraan itu sendiri.
 Kegunaan suatu speech code bersama adalah menciptakan kondisi memadai untuk
memprediksi, menjelaskan, dan mengontrol formula wacana tentang intelijenitas,
prudens (bijaksana, hati-hati) dan moralitas dari perilaku komunikasi.

Contoh kasusnya adalah:

Owl City: Bahasa Alay Bikin Saya Gila


Yulia Dian Candra Kusuma - detikhot

Rabu, 21/11/2012 11:07 WIB


Jakarta -

Setiap musisi internasional yang singgah ke Indonesia punya cara tersendiri untuk menyapa
penggemarnya. Seperti Owl City yang memilih untuk mempelajari bahasa alay. Wow!

Pada pekan lalu tepatnya 14 November 2012, pentolan satu-satunya Owl City Adam Young kembali
konser di Jakarta. Dua bulan sebelumnya, ia melemparkan beberapa tweet di akun @owlcity.

"How I Became an Alay #wkwkwk"

"kOp1 luW4k! lolz nA5i g0r3ng ('._.')"

h4h4 l33t bR00t4l h4t3rz -.- #alay"

Tentu saja tweet yang dilempar pelantun hits 'Fireflies' itu pun menuai keributan di kalangan ABG
Indonesia. Adam pun memaknai alay sebagai singkatan dari anak layangan.

"4n4k L4y4ng4n lol -_____-" tulisnya di Twitter.

"Bahasa alay itu hal keren," ujar Adam secara eksklusif kepada detikHOT. "Twitter bisa menjangkau
siapapun dan bicara dengan bahasa asing sangatlah menyenangkan. Semua merespons. Bahasa alay
bikin saya gila," lanjutnya seraya tertawa.

Ternyata Adam memang ketagihan berbahasa alay. Konser Adam yang berlangsung di Tennis Indoor
Senayan, Jakarta Selatan berlangsung sukses. Sekali lagi ia berpamitan pada penggemarnya lewat
Twitter.

"L0lz tH4Nk y0u FOr th3 b35T 5H0W 3veR Jak4rt4!!!!!! #4l4y #N4s1 #9oR3n9," tulisnya sebelum
meninggalkan Jakarta.

"Bahasa alay sangatlah aneh, tapi saya mulai menyukainnya," tutur Adam.

Pendapat:

Era sekarang memang sudah terlihat banyak bahasa-bahasa yang katanya gaul padahal tidak
rasional seperti kejadian di atas. Dan bahasa alay ini biasanya digunakan oleh remaja-remaja
di kota-kota besar. Pemakaian bahasa tersebut mungkin untuk membedakan mereka
dengan remaja-remaja lainnya.
E. Social Exchange

Teori social exchange adalah sebuah teori yang mengemukakan bahwa kontribusi
seseorang dalam suatu hubungan, di mana hubungan tersebut dapat mempengaruhi
kontribusi orang lain. Tokoh dari teori ini adalah Thibault dan Kelley. Mereka
mengemukakan bahwa orang mengevaluasi hubungannya dengan orang lain dengan
mempertimbangkan konsekuensinya, khususnya terhadap ganjaran yang diperoleh dan
upaya yang telah dilakukan, orang akan memutuskan untuk tetap tinggal dalam hubungan
tersebut atau pergi meninggalkannya. Di dalam teori ini terdapat istilah Comparison Levels
yaitu, ukuran bagi keseimbangan pertukaran antara untung dan rugi dalam hubungan
dengan orang lain. Teori ini sama halnya dengan transaksi dalam berdagang, di mana ada
untung dan rugi.

2.        Asumsi Dasar Teori Social Exchange


Asumsi dasar teori ini adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal
dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari
segi ganjaran dan biaya. “Ganjaran, biaya, laba, dan tingkat perbandingan merupakan
empat konsep pokok dalam teori ini”.

a.       Ganjaran
Setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan.
Ganjaran bisa berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai-nilai yang
dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan orang lain, dan
berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lainnya.

b.      Biaya
Biaya adalah akibat yang dinilai negative yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya
dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri serta kondisi-
kondisi dapat lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan atau dapat menimbulkan
efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biayapun berubah-ubah sesuai
dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya.
c.       Hasil atau Laba
Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Jika seseorang dalam suatu
hubungan tidak mendapatkan keuntungan maka ia akan mencari hubungan lain yang
mendatangkan laba.

d.      Tingkat Perbandingan


Tingkat perbandingan ini menunjukan ukuran baku yang dipakai sebagai kriteriam
dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang. Ukuran baku ini dapat berupa
pengalaman individu pada masa lalu atau alternatife hubungan lain yang terbuka baginya.
Asumsi tentang perhitungan antara ganjaran dan upaya (untung-rugi) tidak berarti
bahwa orang selalu berusaha untuk saling mengeksploitasi, tetapi bahwa orang lebih
memilih lingkungan dan hubungan yang dapat memberikan hasil sesuai dengan yang
diinginkannya. Tentunya kepentingan masing-masing orang akan dapat dipertemukan untuk
dapat saling memuaskan daripada mengarah kepada hubungan yang eksploitatif. Hubungan
yang ideal akan terjadi bila kedua belah pihak dapat saling memberikan keuntungan
sehingga hubungan tersebut menajdi sumber yang dapat diandalkan bagi kepuasan kedua
belah pihak.

Contoh Kasus:

Cerai Dengan Istri, Nassar KDI Enggan


Bahas Harta Gono-Gini
Senin, 07 September 2015 04:22 | 
Nassar KDI

Kapanlagi.com - Urusan harta gono-gini lumrah dibicarakan setiap pasangan yang memutuskan
bercerai. Namun bagi Nassar KDI, yang digugat cerai istrinya, Musdalifah, hal tersebut tidak perlu
dibahas.

Nassar merasa semua harta yang ia miliki selama menikah, sudah diambil seluruhnya oleh
sang istri. Ia pun mengaku sudah tak memerlukan hal tersebut.

"Nggak ada ya, harta gono gini. Nggak ada itu buat aku. Aku nggak minta apa-apa, kan udah
diambil semua. Sekarang juga aku udah punya sendiri apa-apanya. Jadi aku udah nggak
butuh," terang Nassar saat di temui di SCTV Tower, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (2/9) lalu.

Ditanya perihal nafkah bagi anak, Nassar mengaku akan mengurusnya setelah pengadilan
meresmikan perceraiannya bersama Musdalifah. Tak ada masalah yang memberatkan untuk
urusan tersebut.

"Buat aku pas nanti udah ketok palu nanti aku selesaikan nafkah anak. Nafkah anak nggak
ada masalah," ujar Nassar.

Soal hak asuh anak, Nassar juga ikhlas melimpahkannya kepada Musdalifah. "Anak-anak
silahkan sama mamanya mau sampe besar nanti silahkan. Tidak bisa ketemu di dunia tapi di
akhirat juga nggak apa-apa buat aku," pungkasnya.

Pendapat:
Saya memilih artikel ini karena menurut saya artikel ini cocok dengan teori pertukaran
sosial.
Karena dalam hal ini 2 individu mungkin sudah tidak mendapatkan keuntungan lagi dengan
hubungan yang mereka jalin, jadi mereka memutuskan untuk berpisah.
F. Teori Perbandingan Sosial

Teori perbandingan sosial adalah proses saling mempengaruhi dan perilaku saling
bersaing dalam interaksi sosial ditimbulkan oleh adanya kebutuhan untuk menilai diri sendiri
dan kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan membandingkan diri dengan orang lain. 
 
Ada dua hal yang diperbandingkan dalam hubungan ini, yaitu:
a. Pendapat (opinion)
b. Kemampuan (ability)
Perubahan pendapat relatif lebih mudah terjadi daripada perubahan kemampuan.
1. Dorongan untuk menilai pendapat dan kemampuan
Festinger mempunyai hipotesis bahwa setiap orang mempunyai dorongan (drive)
untuk menilai pendapat dan kemampuannya sendiri dengan cara membandingkannya
dengan pendapat dan kemampuan orang lain. Dengan cara itulah orang bisa mengetahui
bahwa pendapatnya benar atau tidak dan seberapa jauh kemampuan yang dimilikinya
(Sarwono, 2004).
Festinger juga memperingatkan bahwa dalam menilai kemampuan, ada dua macam
situasi, yaitu: Pertama, kemampuan orang dinilai berdasarkan ukuran yang obyektif,
misalnya kemampuan mengangkat barbel. Kedua, kemampuan dinilai berdasarkan
pendapat. Misalnya, untuk menilai kemampuan pelukis berdasarkan pendapat orang lain.
2. Sumber-sumber penilaian
Orang akan mengagungkan ukuran-ukuran yang obyektif sebagai dasar penilaian
selama ada kemungkinan melakukan itu. Namun, jika tidak, maka orang akan menggunakan
pendapat atau kemampuan orang lain sebagai ukuran.
3. Memilih orang untuk membandingkan
Dalam membuat perbandingan dengan orang lain, setiap orang mempunyai banyak
pilihan. Namun, setiap orang cenderung memilih orang sebaya atau rekan sendiri untuk
dijadikan perbandingan.

Contoh Kasus:

Batal ke Istana, Buruh Tetapkan Hari


Mogok Nasional

Massa buruh dari berbagai elemen berorasi di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (20/11). Dalam
aksinya, para buruh menuntut pencabutan Peraturan Presiden (PP) No.78 Tahun 2015 tentang
pengupahan, tolak formula upah minimum. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Liputan6.com, Jakarta - Ribuan buruh yang memadati Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta
Pusat, menetapkan Hari Mogok Nasional yang akan jatuh pada 24 November-27 November.
Menurut Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, penetapan itu
membuat para buruh batal bertolak ke Istana Merdeka sore ini.

"Rencananya hari ini, tapi petisi kita belum 1 juta jumlahnya. Sepanjang jalan, baru
terkumpul sampai 100 sampai 150 ribu. Nanti kita akan sebar lagi pada buruh-buruh lainnya.
Kita sebar lagi pada mereka yang di pabrik-pabrik, hingga berjumlah 1 juta, jadi tidak hari
ini," ucap Said di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2015).

Pada hari mogok nasional yang dibuat mereka, para buruh baru akan beranjak ke istana dan
menebarkan petisi tersebut. "Rencananya, 1 juta petisi ini akan kita berikan pada hari pertama
mogok nasional oleh 5 juta (buruh) dari 22 provinsi dan 200 kabupaten/kota," tukas Said.

Menurut Said, garis besar petisi tersebut adalah menolak adanya Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, yang diminta untuk segera dicabut.

"Tuntutan kita adalah cabut PP Nomor 78 tahun 2015, tolak formula baru kenaikan upah
minimum. Naikkan upah minimal 2016 berkisar Rp 500 ribu dan berlakukan upah minimal
sektoral lebih besar dari 10 persen. Karena ini melanggar konstitusi UUD 1945 tentang setiap
orang berhak hidup layak," tandas Said.
TUGAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

TEORI-TEORI DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

DISUSUN OLEH:
M FAJRIN ALHABSI (07031281419049)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

REFERENSI

 Detik.com
 Liputan6.com
 Detikhot.com
 Detiknews.com
 Kapanlagi.com

Anda mungkin juga menyukai