suatu pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada
seseorang dan dikaitkan dengan adanta stres atau disabilitas (yaitu kerusakan
pada satu atau lebih area yang penting) atau disertai peningkatan risiko kematian
(O’Brien, 2013).
1) Mengurung diri
Penyebab gangguan jiwa selama ini dikenali meliputi area organobiologis, area
2. Faktor psikologik, (psikogenik), yang terkait dengan interaksi ibu dan anak,
kurang baik, maka dapat mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu, dan
macam retardasi mental dengan mata sipit, muka datar, telinga kecil, jari-
jari pendek dan lain-lain) terdapat trisoma pada kromosom No. 21 yang
anak.
normal.
d) Deprivasi dini yaitu deprivasi maternal atau kehilangan asuhan ibu di
mental.
Hubungan orang tua-anak yang salah atau interaksi yang aptogenik dalam
kadang orang tua berbuat terlalu banyak untuk anak dan tidak memberi
kesempatan anak itu berkembang sendiri. Ada kalanya orang tua berbuat
terlalu sedikit dan tidak merangsang anak itu atau tidak memberi
kepribadian sebagai masa “masa dan stress”. Dalam masa ini individu
dan pematangan seksual. Pada waktu yang sama status sosialnya juga
atau orang lain, sekarang ia hanya belajar berdiri sendiri dan bertanggung
Tanda dan gejala gangguan jiwa yang sering dijumpai sebagai berikut :
1. Kesadaran merupakan salah satu dari penilaian fungsi otak untuk mengetahui
Scale (GCS), terdiri dari kompos mentis, apatis, somnolensi, sopor, dan
koma.
berfikit sesuai realita yang ada, dapat dijumpai pada ansietas, depresi
Manifestasi klinis dari gangguan ini dapat diamati oleh tenaga professional
ataupun dapat juga dikeluhkan oleh pasien. Ada 3 jenis gangguan perhatian,
yaitu :
atau malam.
pendek, menengah dan panjang. Selain itu ada pembagian jenis gangguan
kejadian).
memanggil (recall) kembali memori lama yang ada. Ada beberapa jenis
(secara tidak sadar mengisi kekosongan memori yang ada dengan cerita
masa lalu).
melibatkan pikiran, perasaan dan perilaku. Ada 2 hal yang di evaluasi pada
c) Isi merupakan bagian inti dari pikiran seseorang. Tanda dan gejalanya
dipengaruhi oleh keadaan jiwa, dilandasi motif dan tujuan tertentu dan
9. Persepsi merupakan adanya respon dari panca indra baik adanya stimulus
yang berubah bahwa dirinya sudah tidak seperti biasa lagi atau ada yang
Ilusi (adanya persepsi yang keliru terhadap suatu objek yang diawali stimulus
dari luar), Halusinasi (adanya persepsi yang keliru yang tanpa diawali oleh
stimulus dari luar, bisa berupa halusinasi auditorik, visual, taktil, penciuman
dan pengecapan).
10. Tilikan atau disebut juga Insight adalah kemampuan seseorang untuk dapat
menolaknya.
lain atau faktor luar lainnya arau faktor organik sebagai penyebabnya.
mencapai perbaikan.
11. Daya nilai adalah kemampuan seseorang untuk dapat menilai situsi secara
dapat menilai realitas yang ada. Kemampuan ini berkolerasi dengan tanda
(Zulfa, 2020:78)
Salah satu faktor risiko yang paling kuat dalam menyebabkan schizophrenia adalah faktor
keturunan atau genetik. Hal ini terlihat dari kecenderungan lebih banyaknya kasus
schizophrenia dalam silsilah keluarga penderita dibandingkan dengan silsilah keluarga
individu normal. Walaupun begitu, genetik bukanlah satu-satunya faktor yang berperan.
Beberapa faktor lain, meskipun tidak sekuat genetik, juga diduga dapat memainkan peran
sebagai faktor risiko. Antara lain adalah komplikasi saat proses kelahiran, infeksi selama
dalam kandungan, riwayat trauma kepala, infeksi pada masa kecil, pengalaman traumatis dan
tekanan, serta pengaruh dari penyalahgunaan obat-obatan psikotropika atau narkoba.
Skizofrenia diturunkan secara genetik angkanya hingga 10 persen di antara orang yang
memiliki kekerabatan keluarga yang mengalami gangguan, seperti orang tua atau saudara
kandung.
Tanda dan gejala skizofrenia tidak memiliki ciri yang khas. Informasi dari orang lain
(heteroanamnesis) dan riwayat hidup menjadi penting, karena gejala dapat berubah seiring
berjalannya waktu, serta dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan, pendidikan, dan latar belakang
budaya.