Anda di halaman 1dari 28

SKENARIO 4

BISIKAN GAIB

DALLA FAUSTA
1102019237
PBL-B-11
LO.1 Psikopatologi atau simptomatologi pada gangguan psikotik
Psikopatologi adalah fungsi kepribadian yang abnormal. Psikopatologi
merupakan cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari : Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :

-Gejala2 dalam tingkah laku / pikiran / perasaan dan lain-lain fungsi a. Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau
psikis abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus
(perasaan tak percaya dan kebimbangan)
-Variasi dalam kelainan pola reaksi total dari individu ialah dalam b. Peranan ayah
bentuk gangguan kepribadian
c. Persaingan antara saudara kandung
Halusinasi Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-
faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, d. Inteligensi
yaitu :
e. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
Faktor-faktor somatik (somatogenik)
f. Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu
a. Neroanatomi atau rasa salah.
g. Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang
b. Nerofisiologi tidak menentu.
c. Neurokimia h. Keterampilan, bakat dan kreativitas
d. Tingkat kematangan dan perkembangan organik i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
e. Faktor-faktor pre dan peri - natal j. Tingkat perkembangan emosi
B. Emosi: status perasaan yang kompleks termasuuk
Tanda dan Gejala Gangguan Psikiatri didalamnya faktor psikis, somatis, maupun prilaku
yang berhubungan atau dapat mempengaruhi
suasana hati.
A. Kesadaran : Status kesadaran ( istilah
1. Afek
sensorium kadang-kadang digunakan sebagai
2. Suasana hati ( Mood )
suatu sinonim untuk kesadaran).
3. Emosi lainnya:
1. Gangguan kesadaran 4. Gangguan fisiologis berhubungan dengan
suasana hati ( Mood )
2. Gangguan perhatian

3. Gangguan Sugestibilitas
C. Perilaku Motorik : Aspek psikis yang meliputi dorongan hati,
motivasi, berbagai keinginan, rangsangan, naluri, dan hasrat, yang G. Memori
dinyatakan oleh aktivitas motorik atau perilaku seseorang.
D. Pemikiran: merupakan arus gagasan, lambang / simbol, dan asosiasi Berperan melaui informasi dan data yang tersimpan dalam
bertujuan yang diaktifkan oleh suatu masalah atau tugas yang
menghasilkan kesimpulan berdasarkan kenyataan; ketika suatu peristiwa otak yang selanjtnya akan dimunculkan kembali dalam
logis terjadi, maka secara normal kita akan berpikir; parapraksis bentuk ingatan dalam keadaan sadar. Orientasi adalah
( kehilangan motivasi logika tanpa disadari, disebut juga Freudian Slip)
yang dianggap sebagai bagian dari pemikiran yang normal. Pemikiran kondisi / status normal dalam diri seseorang maupun
abstrak adalah kemampuan untuk menggapai hal-hal yang penting secara
utuh, untuk memisahkannya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, dan
lingkungan sekitar seperti waktu, tempat dan orang.
untuk membedakannya dari pandangan umum.
E. Perkataan / Pembicaraan: Gagasan, pemikiran, dan H. Kecerdasan/Inteligensia:
perasaan yang dinyatakan melalui bahasa; komunikasi yang
menggunakan kata-kata dan bahasa.
Kemampuan untuk memahami, mengingat, mengarahkan,
F. Persepsi: Proses pemindahan rangsangan fisik ke dalam dan mengintegrasikan secara konstruktif pelajaran
informasi psikologis; suatu proses mental dimana rangsangan
sensorik dibawa ke alam sadar. sebelumnya saat berada dalam situasi yang baru.
I. Pengertian yang mendalam:

Kemampuan seseorang untuk memahami maksud /


arti dan penyebab yang sesungguhnya dari suatu
peristiwa ( seperti satu set gejala ).

J. Pertimbangan:

Kemampuan untuk menilai suatu situasi dengan


tepat dan mengambil tindakan yang sewajarnya
dalam situasi tersebut.
LO.2 MM Skizofrenia
1.1 Definisi

Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul ketidakseimbangan


pada dopamine, yaitu salah satu sel kimia (neurotransmitter) dalam
otak. Skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikotik dengan
distorsi khas proses pikir, kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa
dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham
yang kadang-kadang aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yang
terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya.
1.2 Etiologi
 Genetik Kelainan Neurokimia
Hasil studi keluarga yang menunjukkan bahwa 8% Amfetamin, yang menyebabkan peningkatan pelepasan
saudara kandung dan 12% anak penderita dopamin, dapat menyebabkan gejala psikotik yang
skizofrenia juga akan mengalami kondisi tersebut. sangat mirip dengan yang terlihat pada skizofrenia akut.
Kembar monozigot menunjukkan tingkat Hubungan Interpersonal
kesesuaian untuk skizofrenia sebesar 50% Gangguan ini dapat berupa hubungan dengan kawan
sedangkan untuk kembar dizigotik angka tersebut dekat yang mengalami konflik, atau konflik dengan
hanya 20%. kekasih, konflik dengan rekan sekerja, antara atasan dan
bawahan dan sebagainya.
 Faktor Lingkungan
Orang dengan skizofrenia lebih mungkin memiliki Pekerjaan
masalah perilaku selama masa kanak-kanak. Gangguan ini misalnya karena kehilangan pekerjaan
(PHK), pensiun (post power syndrome), pekerjaan terlalu
 Kelainan Neurologis banyak, pekerjaan tidak cocok, mutasi jabatan dan
sebagainya, yang bila tidak dapat diatasi akan
Kelainan struktural otak yang jelas ditemukan pada
mengakibatkan sakitnya seseorang
pasien dengan skizofrenia.
1.3 Epidemiologi
Skizofrenia adalah masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi populasi dunia secara
global. Data epidemiologis sejak dua dekade yang lalu menyebutkan perkiraan kejadian
skizofrenia adalah 1-2 permil populasi, namun penelitian WHO sekarang menampilkan bahwa
angka ini sudah meningkat menjadi 1-3% populasi umum. Efek kepadatan penduduk sejalan
dengan pengamatan pravelensi skizofrenia. Kota dengan lebih dari 1 juta orang penduduk
memiliki tingkat kejadian skizofrenia yang lebih tinggi daripada kota dengan penduduk 100.000-
500.000. Pengamatan ini meyatakan bahwa stressor sosial di suasana perkotaan mempengaruhi
timbulnya skizofrenia pada orang yang berisiko.
1.4 klasifikasi
1.Skizofrenia Paranoid c.Waham dapat berupa hampir
Memenuhi kriteria umum diagnosis setiap jenis, tetapi waham
skizofrenia
Sebagai tambahan :
dikendalikan (delusion of
Halusinasi dan/atau waham harus control), dipengaruhi (delusion of
menonjol influence), atau “passivity”
a.Suara-suara halusinasi yang mengancam (delusion of passivity) dan
pasien atau memberi perintah, atau keyakinan dikejar-kejar yang
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal
berupa bunyi pluit (whistling),
beraneka ragam, adalah yang
mendengung (humming), atau bunyi tawa paling khas.
(laughing). Gangguan afektif, dorongan
b.Halusinasi pembauan atau pengecapan kehendak dan pembicaraan,
rasa, atau bersifat seksual, perasaan tubuh serta gejala katatonik secara
lain-lain; halusinasi visual mungkin ada
tetapi jarang menonjol.
relatif tidak nyata/tidak
menonjol.
2.Skizofrenia Hebefrenik b. Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar
● Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. (inappropriate), sering disertai oleh cekikikan (giggling)
● Diagnosis untuk pertama kali hanya ditegakkan atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendiri
pada usia remaja atau dewasa muda (onset (self-absorbed smiling), atau oleh sikap, tinggi hati
biasanya mulai 15-25 tahun). (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces),
● Kepribadian premorbid: pemalu dan senang mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks),
keluhan hipokondriakal, dan ungkapan kata yang
menyendiri (solitary) diulang-ulang (reiterated-phrases).
● Untuk diagnosis yang meyakinkan umumnya c. Proses pikir mengalami disorganisasi dan
diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren.
bulan lamanya, untuk memastikan bahwa ● Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta
gambaran yang khas berikut ini memang benar gangguan proses pikir umumnya menonjol. Dorongan
bertahan : kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination)
a. Perilaku yang tidak bertanggungjawab dan tak hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku
dapat diramalkan,mannerisme,kecenderungan penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku
untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of
menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan. purpose).
3. Skizofrenia Katatonik e. Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang
● Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia. kaku untuk melawan upaya menggerakkan
● Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus dirinya)
mendominasi gambaran klinisnya: f. Fleksibilitas cerea/”waxy flexibility”
a. Stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas
terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas (mempertahankan anggota gerak dan tubuh
spontan) atau mutisme (tidak berbicara). dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar) dan
b.Gaduh-gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang g. Gejala-gejala lain seperti “command
tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli automatism” (kepatuhan secara otomatis
eksternal). terhadap perintah) dan pengulangan kata-kata
c. Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela serta kalimat-kalimat.
mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu ● Pada pasien yang tidak komunikatif dengan
yang tidak wajar atau aneh). manifestasi perilaku dari gangguan katatonik,
d.Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak
bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk
diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda
menggerakkan atau pergerakan ke arah yang sampai diperoleh bukti yang memadai tentang
berlawanan) adanya gejala-gejala lain.
4. Skizofrenia Tak Terinci 5.Depresi Pasca-Skizofrenia
(Undifferentiated) Diagnosis harus ditegakkan hanya bila :
Memenuhi kriteria umum untuk a.Pasien telah menderita skizofrenia (yang
memenuhi kriteria umum skizofrenia) selama
diagnosis skizofrenia 12 bulan terakhir ini
Tidak memenuhi kriteria untuk b.Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada
diagnosis skizofrenia paranoid, (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran
hebefrenik, atau katatonik klinisnya); dan
Tidak memenuhi kriteria untuk c.Gejala-gejala depresif menonjol dan
skizofrenia residual atau depresi mengganggu, memenuhi paling sedikit kriteria
pasca-skizofrenia. untuk episode depresif (F32.-), dan telah ada
dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.
● Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala
skizofrenia, diagnosis menjadi Episode Depresif
(F32.-). Bila gejala skizofrenia masih jelas dan
menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari
subtipe skizofrenia yang sesuai (F20.0-F20.3)
6.Skizofrenia Residual 7.Skizofrenia Simpleks
Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara
ini harus dipenuhi semua:
a. Gejala “negatif” : perlambatan psikomotorik, aktivitas meyakinkan karena tergantung pada pemantapan
menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan perkembangan yang berjalan perlahan dan
inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, progresif dari :
komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi
muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, a. Gejala “negatif” yang khas dari skizofrenia
perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk; residual tanpa didahului riwayat halusinasi,
b.Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas waham, atau manifestasi lain dari episode
di masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis
skizofrenia;
psikotik, dan
c. Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun b.Disertai dengan perubahan-perubahan perilaku
dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti pribadi yang bermakna: kehilangan minat yang
waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa
dan telah timbul sindrom "negatif” dari skizofrenia;
d.Tidak terdapat dementia atau penyakit/gangguan otak tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial
organik lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang ● Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya
dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut. dibandingkan subtipe skizofrenia lainnya.
1.5 Patofisiologi
Ada beberapa teori atau hipotesis mengenai patofisiologi dari Skizofrenia, diantaranya:

A. Hipotesis Dopamin. Rumusan hipotesis dopamin skizofrenia yang paling sederhana


menyatakan bahwa skizofrenia diakibatkan oleh banyaknya aktivitas dopaminergik.

4 Alur penting dopaminergik yang berperan pada Skizofrenia:


1.Jalur mesokortikal, menghubungkan daerah ventral tegmental area ke pre-frontal korteks.
Hipoaktivitas dopaminergik menyebabkan terjadinya gejala negatif dan gangguan kognitif pada
Skizofrenia
2.Jalur mesolimbik membawa dopamin dari daerah tegmental ventral ke nukleus akumbens
melalui amigdala dan hipokampus. Hiperaktivitas pada daerah ini menyebabkan simptom positif
pada Skizofrenia
3. Jalur nigrostriatal berjalan dari subtansia nigra ke neostriatum. Soma dalam substantia
nigra proyek akson ke dalam nukleus kaudatus dan putamen. Jalur ini terlibat dalam loop
motor ganglia basal. Gangguan pada jalur ini menyebabkan gejala ekstrapiramidal
4.Jalur tuberoinfundibular ialah dari hipotalamaus ke daerah infundibular. Obat D2 bloker
dapat mengakibatkan tidak terinhibisinya prolaktin sehingga terjadi prolaktinemia.
Hipotesis Lainnya
B. Hipotesis Serotonin. Kelebihan dari serotonin sebagai penyebab gejala positif dan
negatif Skizofrenia
C. Hipotesis Norepinefrin, gangguannya dapat menyebabkan gejala dalam emosional
D. Hipotesis GABA, hilangnya GABAergik dapat menyebabkan hiperaktivitas neuron
dopaminergik
E. Hipotesis Glutamat, menginduksi hiperaktivitas
F. Hipotesis Asetilkolin dan Nikotin, yang berkaitan dengan penurunan reseptor
muskarinik dan nikotinik pada korteks sehingga terlibat dalam kognisi yang terganggu pada
skizofrenia
Peneliti juga membuat langkah yang signifikan untuk mengungkapkan dasar kelainan
neuropatologis pada skizofrenia seperti pada ventrikel otak (pembesaran ventrikel lateral dan
ketiga, serta penurunan volume kortikal), penurunan wilayah pada sistem limbik seperti amigdala
dan hipokampus, kelainan korteks prefrontal, penyusutan pada volume talamus, dan begitu juga
pada Ganglia Basal dan Cerebellum. Selain terjadi neuropatologi, juga terjadi defisit secara
fungsional. Tetapi hal ini masih butuh penelitian lebih lanjut.
1.6 Manifestasi klinis
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Domininguez et al. (2009), pasien skizofrenia mengalami gejala positif dan
gejala negatif. Gejala positif meliputi halusinasi, delusi, dan bicara dan perilaku yang tidak teratur. Mereka juga mengalami
gejala negatif, misalnya, afek datar, apatis dan penarikan social. Kondisi yang demikian menyebabkan gangguan fungsi di
berbagai segi. Meskipun gejala klinis skizofrenia beraneka ragam, berikut adalah gejala skizofrenia yang dapat ditemukan.

1) Gangguan pikiran, biasanya ditemukan sebagai abnormalitas dalam bahasa, digresi berkelanjutan pada bicara, serta
keterbatasan isi bicara dan ekspresi.
2) Delusi, merupakan keyakinan yang salah berdasarkan pengetahuan yang tidak benar terhadap kenyataan yang tidak sesuai
dengan latar belakang sosial dan kultural pasien.
3) Halusinasi, persepsi sensoris dengan ketiadaan stimulus eksternal. Halusinasi auditorik terutama suara dan sensasi fisik
bizar merupakan halusinasi yang sering ditemukan.
4) Afek abnormal, penurunan intensitas dan variasi emosional sebagai respon yang tidak serasi terhadap komunikasi.
5) Gangguan kepribadian motor, adopsi posisi bizar dalam waktu yang lama, pengulangan, posisi yang tidak berubah, intens
dan aktivitas yang tidak terorganisir atau penurunan pergerakan spontan dengan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar.
1.7 Cara diagnosis dan diagnosis banding
Pedoman Diagnosis (ICD-X/PPDGJ III
a. Pikiran bergema (thought echo), penarikan pikiran atau penyisipan (thought withdrawal atau thought
insertion), dan penyiaran pikiran (thought broadcasting).
b. Waham dikendalikan (delusion of being control), waham dipengaruhi (delusion of being influenced),
atau “passivity”, yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak, atau
pikiran, perbuatan atau perasaan (sensations) khusus; waham persepsi.
c. Halusinasi berupa suara yang berkomentar tentang perilaku pasien atau sekelompok orang yang
sedang mendiskusikan pasien, atau bentuk halusinasi suara lainnya yang datang dari beberapa bagian
tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta sama sekali
mustahil, seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan kemampuan
“manusia super” (tidak sesuai dengan budaya dan sangat tidak mungkin atau tidak masuk akal,
misalnya mampu berkomunikasi dengan makhluk asing yang datang dari planit lain).
e. Halusinasi yang menetap pada berbagai modalitas, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang/melayang maupun yang setengah
Diagnosis banding
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun oleh ide-ide
berlebihan (over valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi
setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus a. Gangguan Kepribadian Skizoid
menerus. b.Penyalahgunaan alkohol dan zat psikoaktif
f. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi)
yang berakibat inkoheren atau pembicaraan tidak relevan atau c. Gangguan Skizoafektif
neologisme. d. Gangguan afektif berat
g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), sikap
tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea, negativism, e. Gangguan Waham
mutisme, dan stupor. f. Gangguan Perkembangan Pervasif
h. Gejala-gejala negatif, seperti sikap masa bodoh (apatis), pembicaraan
yang terhenti, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, g. Gangguan Kepribadian Skizotipal
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut
tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
i. Perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri (self absorbed
attitude) dan penarikan diri secara sosial.
1.8 Tatalaksana
1.Fase Akut 2.Fase Stabilisasi
■ Terapi bertujuan mencegah pasien melukai dirinya atau Tujuan fase : mempertahankan remisi gejala atau
orang lain, mengendalikan perilaku yang merusak, untuk mengontrol, meminimalisasi risiko atau
mengurangi beratnya gejala psikotik dan gejala terkait konsekuensi kekambuhan dan mengoptimalkan
lainnya misalnya agitasi, agresi dan gaduh gelisah.
Langkah Pertama fungsi dan proses kesembuhan (recovery). Setelah
A. Berbicara kepada pasien dan memberinya ketenangan. diperoleh dosis optimal, dosis tersebut
Langkah Kedua dipertahankan selama lebih kurang 8-10 minggu
A. Keputusan untuk memulai pemberian obat. Pengikatan sebelum masuk ke tahap rumatan. Obat
atau isolasi hanya dilakukan bila pasien berbahaya antipsikotika jangka panjang (long acting
terhadap dirinya sendiri dan orang lain serta usaha injectable), setiap 2-4 minggu dapat juga diberikan.
restriksi lainnya tidak berhasil. Pengikatan dilakukan Psikoedukasi
hanya boleh sekitar 2-4 jam dan digunakan untuk memulai Mengajak pasien untuk mengenali gejala-gejala,
pengobatan. Pilihan obat injeksi untuk mendapatkan
awitan kerja yang lebih cepat serta hilangnya gejala
melatih cara mengelola gejala, merawat diri,
dengan segera perlu dipertimbangkan. mengembangkan kepatuhan menjalani pengobatan.
3.Fase Rumatan
Farmakoterapi
Dosis mulai diturunkan secara bertahap sampai
diperoleh dosis minimal yang masih mampu
mencegah kekambuhan. Bila kondisi akut, pertama
kali, terapi diberikan sampai dua tahun, bila sudah
berjalan kronis dengan beberapa kali kekambuhan,
terapi diberikan sampai lima tahun bahkan seumur
hidup.
Psikoedukasi
Modalitas rehabilitasi spesifik, misalnya remediasi
kognitif, pelatihan keterampilan sosial dan terapi
vokasional. Pada fase ini pasien dan keluarga juga
diajarkan mengenali dan mengelola gejala prodromal,
sehingga mereka mampu mencegah kekambuhan
berikutnya.
● Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia
disebut antipsikotik. Antipsikotik bekerja mengontrol ● Newer Atypical Antipsycotic
halusinasi, delusi dan perubahan pola fikir yang terjadi
pada Skizofrenia. Pasien mungkin dapat mencoba Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut
beberapa jenis antipsikotik sebelum mendapatkan obat atipikal karena prinsip kerjanya berbeda, serta sedikit
atau kombinasi obat antipsikotik yang benar-benar cocok menimbulkan efek samping bila dibandingkan
bagi pasien. dengan antipsikotik konvensional. Beberapa contoh
● Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut newer atypical antipsycotic yang tersedia, antara lain
antipsikotik konvensional. Walaupun sangat efektif, :
antipsikotik konvensional sering menimbulkan efek
1. Risperdal (risperidone)
samping yang serius. Contoh obat antipsikotik
konvensional antara lain 2. Seroquel (quetiapine)
1. Haldol (haloperidol) 3. Zyprexa (olanzopine)
2. Mellaril (thioridazine) Para ahli banyak merekomendasikan obat-obat ini
3. Navane (thiothixene) untuk menangani pasien-pasien dengan Skizofrenia
4. Prolixin (fluphenazine)
5. Stelazine ( trifluoperazine)
6. Thorazine ( chlorpromazine)
7. Trilafon (perphenazine)
1.9 Komplikasi
● Jika tidak dilakukan pengobatan yang tepat, emosi, perilaku serta kehidupan sehari-hari pasien bisa sangat
terpengaruh secara negatif. Pasien mungkin menjadi depresi, menyakiti diri sendiri atau bahkan melakukan
upaya bunuh diri.
● Orang dengan skizofrenia memiliki risiko bunuh diri sebesar 5% seumur hidup.
● Faktor lain yang berkontribusi peningkatan kematian termasuk masalah gaya hidup seperti merokok, gizi
buruk, dan kekurangan olahraga, dan mungkin perawatan medis yang lebih buruk dan komplikasi obat-
obatan.
1.10 Pencegahan
Pendekatan yang dilakukan dalam pencegahan skizofrenia dapat bersifat “elektik holistik” yang mencakup tiga pilar yaitu
organobiologis, psikoedukatif, dan sosial budaya, dan dari ketiga pilar tersebut dapat diketahui kepribadian seseorang. Dalam
melengkapi pendekatan holistik tersebut, menambah satu pilar sehingga menjadi empat pilar yaitu organobiologis, psikoedukatif,
social budaya dan psikoreligius. Upaya pencegahan yang dilakukan pada masing-masing pilar dimaksudkan untuk menekan
seminimal mungkin munculnya skizofrenia dan kekambuhannya.

1. Organobiologis

Bila ada silsilah keluarga menderita skizofrenia sebaiknya menikah dengan keluarga yang tidak memiliki silsilah skizofrenia.
Walaupun dalam keluarga tidak ada silsilah menderita skizofrenia sebaiknya tidak menikah dengan yang tidak memiliki silsilah
skizofrenia dan merupakan keluarga jauh. Sebaiknya penderita atau bekas penderita skizofrenia tidak saling menikah.

2. Psikoedukatif

Beberapa sikap yang harus diperhatikan orang tua dalam membina mental-emosional dan mental-intelektual anak yaitu:
Kemampuan untuk percaya pada kebaikan orang lain. Bersikap terbuka. Mampu menerima kata tidak atau kemampuan
pengendalian diri terhadap hal-hal yang mengecewakan.
1.11 Prognosis
● Selama periode 5 sampai 10 tahun setelah rawat inap psikiatri pertama untuk skizofrenia,
hanya sekitar 10-20% pasien yang dapat digambarkan memiliki hasil yang baik.
● Lebih dari 50% pasien dapat digambarkan memiliki hasil yang buruk, dengan rawat inap
berulang kali, eksaserbasi gejala, episode gangguan mood utama, dan upaya bunuh diri.
● Terlepas dari gambaran suram ini, skizofrenia tidak selalu memburuk, dan beberapa faktor
telah dikaitkan dengan prognosis yang baik.
● Tingkat remisi : 10-60%
● Pasien skizofrenia dapat menjalani kehidupan yang agak normal : 20-30%
● Pasien terus mengalami gejala sedang : 20-30%
● Pasien tetap mengalami gangguan yang signifikan sepanjang hidup : 40-60%.
LO.3 Pandangan islam terhadap ibadah mahdhoh
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang dari segi Jenis ibadah yang termasuk mahdhah:
perkataan, perbuatan telah ditentukan oleh Allah SWT 1. Wudhu
kemudian diperintahkan kepada Rasulullah untuk 2. Tayammum
mengerjakannya. Wajib ditirukan oleh umatnya tanpa 3. Mandi hadats
boleh menambah atau memperbaharui sedikitpun. 4. Adzan
5. Iqamat

Prinsip Ibadah Mahdoh 6. Shalat


7. Membaca al-Quran
1. Berdasarkan Dalil dan Perintah 8. I’tikaf
2. Tatacara Ibadah Bersumber kepada Nabi 9. Shiyam ( Puasa )
Muhammad SAW 10. Haji
3. Bersifat Suprarasional 11. Umrah
4. Taat 12. Tajhiz al- Janazah
Dasar Tentang Ibadah dalam Islam.

Dalam Al-Qur’an banyak ayat tentang dasar-dasar ibadah


sebagaimana berikut di bawah ini :

َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل ْن‬


ِ ‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُ ُد‬
‫ون‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya


mereka mengabdi kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat : 56)

َ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُ ُدوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم َوالَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬

"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu


dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,"(QS.
Al-Baqarah : 21)

Anda mungkin juga menyukai