BISIKAN GAIB
DALLA FAUSTA
1102019237
PBL-B-11
LO.1 Psikopatologi atau simptomatologi pada gangguan psikotik
Psikopatologi adalah fungsi kepribadian yang abnormal. Psikopatologi
merupakan cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari : Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :
-Gejala2 dalam tingkah laku / pikiran / perasaan dan lain-lain fungsi a. Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau
psikis abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus
(perasaan tak percaya dan kebimbangan)
-Variasi dalam kelainan pola reaksi total dari individu ialah dalam b. Peranan ayah
bentuk gangguan kepribadian
c. Persaingan antara saudara kandung
Halusinasi Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-
faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, d. Inteligensi
yaitu :
e. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
Faktor-faktor somatik (somatogenik)
f. Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu
a. Neroanatomi atau rasa salah.
g. Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang
b. Nerofisiologi tidak menentu.
c. Neurokimia h. Keterampilan, bakat dan kreativitas
d. Tingkat kematangan dan perkembangan organik i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
e. Faktor-faktor pre dan peri - natal j. Tingkat perkembangan emosi
B. Emosi: status perasaan yang kompleks termasuuk
Tanda dan Gejala Gangguan Psikiatri didalamnya faktor psikis, somatis, maupun prilaku
yang berhubungan atau dapat mempengaruhi
suasana hati.
A. Kesadaran : Status kesadaran ( istilah
1. Afek
sensorium kadang-kadang digunakan sebagai
2. Suasana hati ( Mood )
suatu sinonim untuk kesadaran).
3. Emosi lainnya:
1. Gangguan kesadaran 4. Gangguan fisiologis berhubungan dengan
suasana hati ( Mood )
2. Gangguan perhatian
3. Gangguan Sugestibilitas
C. Perilaku Motorik : Aspek psikis yang meliputi dorongan hati,
motivasi, berbagai keinginan, rangsangan, naluri, dan hasrat, yang G. Memori
dinyatakan oleh aktivitas motorik atau perilaku seseorang.
D. Pemikiran: merupakan arus gagasan, lambang / simbol, dan asosiasi Berperan melaui informasi dan data yang tersimpan dalam
bertujuan yang diaktifkan oleh suatu masalah atau tugas yang
menghasilkan kesimpulan berdasarkan kenyataan; ketika suatu peristiwa otak yang selanjtnya akan dimunculkan kembali dalam
logis terjadi, maka secara normal kita akan berpikir; parapraksis bentuk ingatan dalam keadaan sadar. Orientasi adalah
( kehilangan motivasi logika tanpa disadari, disebut juga Freudian Slip)
yang dianggap sebagai bagian dari pemikiran yang normal. Pemikiran kondisi / status normal dalam diri seseorang maupun
abstrak adalah kemampuan untuk menggapai hal-hal yang penting secara
utuh, untuk memisahkannya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, dan
lingkungan sekitar seperti waktu, tempat dan orang.
untuk membedakannya dari pandangan umum.
E. Perkataan / Pembicaraan: Gagasan, pemikiran, dan H. Kecerdasan/Inteligensia:
perasaan yang dinyatakan melalui bahasa; komunikasi yang
menggunakan kata-kata dan bahasa.
Kemampuan untuk memahami, mengingat, mengarahkan,
F. Persepsi: Proses pemindahan rangsangan fisik ke dalam dan mengintegrasikan secara konstruktif pelajaran
informasi psikologis; suatu proses mental dimana rangsangan
sensorik dibawa ke alam sadar. sebelumnya saat berada dalam situasi yang baru.
I. Pengertian yang mendalam:
J. Pertimbangan:
1) Gangguan pikiran, biasanya ditemukan sebagai abnormalitas dalam bahasa, digresi berkelanjutan pada bicara, serta
keterbatasan isi bicara dan ekspresi.
2) Delusi, merupakan keyakinan yang salah berdasarkan pengetahuan yang tidak benar terhadap kenyataan yang tidak sesuai
dengan latar belakang sosial dan kultural pasien.
3) Halusinasi, persepsi sensoris dengan ketiadaan stimulus eksternal. Halusinasi auditorik terutama suara dan sensasi fisik
bizar merupakan halusinasi yang sering ditemukan.
4) Afek abnormal, penurunan intensitas dan variasi emosional sebagai respon yang tidak serasi terhadap komunikasi.
5) Gangguan kepribadian motor, adopsi posisi bizar dalam waktu yang lama, pengulangan, posisi yang tidak berubah, intens
dan aktivitas yang tidak terorganisir atau penurunan pergerakan spontan dengan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar.
1.7 Cara diagnosis dan diagnosis banding
Pedoman Diagnosis (ICD-X/PPDGJ III
a. Pikiran bergema (thought echo), penarikan pikiran atau penyisipan (thought withdrawal atau thought
insertion), dan penyiaran pikiran (thought broadcasting).
b. Waham dikendalikan (delusion of being control), waham dipengaruhi (delusion of being influenced),
atau “passivity”, yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak, atau
pikiran, perbuatan atau perasaan (sensations) khusus; waham persepsi.
c. Halusinasi berupa suara yang berkomentar tentang perilaku pasien atau sekelompok orang yang
sedang mendiskusikan pasien, atau bentuk halusinasi suara lainnya yang datang dari beberapa bagian
tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta sama sekali
mustahil, seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan kemampuan
“manusia super” (tidak sesuai dengan budaya dan sangat tidak mungkin atau tidak masuk akal,
misalnya mampu berkomunikasi dengan makhluk asing yang datang dari planit lain).
e. Halusinasi yang menetap pada berbagai modalitas, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang/melayang maupun yang setengah
Diagnosis banding
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun oleh ide-ide
berlebihan (over valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi
setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus a. Gangguan Kepribadian Skizoid
menerus. b.Penyalahgunaan alkohol dan zat psikoaktif
f. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi)
yang berakibat inkoheren atau pembicaraan tidak relevan atau c. Gangguan Skizoafektif
neologisme. d. Gangguan afektif berat
g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), sikap
tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea, negativism, e. Gangguan Waham
mutisme, dan stupor. f. Gangguan Perkembangan Pervasif
h. Gejala-gejala negatif, seperti sikap masa bodoh (apatis), pembicaraan
yang terhenti, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, g. Gangguan Kepribadian Skizotipal
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut
tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
i. Perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri (self absorbed
attitude) dan penarikan diri secara sosial.
1.8 Tatalaksana
1.Fase Akut 2.Fase Stabilisasi
■ Terapi bertujuan mencegah pasien melukai dirinya atau Tujuan fase : mempertahankan remisi gejala atau
orang lain, mengendalikan perilaku yang merusak, untuk mengontrol, meminimalisasi risiko atau
mengurangi beratnya gejala psikotik dan gejala terkait konsekuensi kekambuhan dan mengoptimalkan
lainnya misalnya agitasi, agresi dan gaduh gelisah.
Langkah Pertama fungsi dan proses kesembuhan (recovery). Setelah
A. Berbicara kepada pasien dan memberinya ketenangan. diperoleh dosis optimal, dosis tersebut
Langkah Kedua dipertahankan selama lebih kurang 8-10 minggu
A. Keputusan untuk memulai pemberian obat. Pengikatan sebelum masuk ke tahap rumatan. Obat
atau isolasi hanya dilakukan bila pasien berbahaya antipsikotika jangka panjang (long acting
terhadap dirinya sendiri dan orang lain serta usaha injectable), setiap 2-4 minggu dapat juga diberikan.
restriksi lainnya tidak berhasil. Pengikatan dilakukan Psikoedukasi
hanya boleh sekitar 2-4 jam dan digunakan untuk memulai Mengajak pasien untuk mengenali gejala-gejala,
pengobatan. Pilihan obat injeksi untuk mendapatkan
awitan kerja yang lebih cepat serta hilangnya gejala
melatih cara mengelola gejala, merawat diri,
dengan segera perlu dipertimbangkan. mengembangkan kepatuhan menjalani pengobatan.
3.Fase Rumatan
Farmakoterapi
Dosis mulai diturunkan secara bertahap sampai
diperoleh dosis minimal yang masih mampu
mencegah kekambuhan. Bila kondisi akut, pertama
kali, terapi diberikan sampai dua tahun, bila sudah
berjalan kronis dengan beberapa kali kekambuhan,
terapi diberikan sampai lima tahun bahkan seumur
hidup.
Psikoedukasi
Modalitas rehabilitasi spesifik, misalnya remediasi
kognitif, pelatihan keterampilan sosial dan terapi
vokasional. Pada fase ini pasien dan keluarga juga
diajarkan mengenali dan mengelola gejala prodromal,
sehingga mereka mampu mencegah kekambuhan
berikutnya.
● Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia
disebut antipsikotik. Antipsikotik bekerja mengontrol ● Newer Atypical Antipsycotic
halusinasi, delusi dan perubahan pola fikir yang terjadi
pada Skizofrenia. Pasien mungkin dapat mencoba Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut
beberapa jenis antipsikotik sebelum mendapatkan obat atipikal karena prinsip kerjanya berbeda, serta sedikit
atau kombinasi obat antipsikotik yang benar-benar cocok menimbulkan efek samping bila dibandingkan
bagi pasien. dengan antipsikotik konvensional. Beberapa contoh
● Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut newer atypical antipsycotic yang tersedia, antara lain
antipsikotik konvensional. Walaupun sangat efektif, :
antipsikotik konvensional sering menimbulkan efek
1. Risperdal (risperidone)
samping yang serius. Contoh obat antipsikotik
konvensional antara lain 2. Seroquel (quetiapine)
1. Haldol (haloperidol) 3. Zyprexa (olanzopine)
2. Mellaril (thioridazine) Para ahli banyak merekomendasikan obat-obat ini
3. Navane (thiothixene) untuk menangani pasien-pasien dengan Skizofrenia
4. Prolixin (fluphenazine)
5. Stelazine ( trifluoperazine)
6. Thorazine ( chlorpromazine)
7. Trilafon (perphenazine)
1.9 Komplikasi
● Jika tidak dilakukan pengobatan yang tepat, emosi, perilaku serta kehidupan sehari-hari pasien bisa sangat
terpengaruh secara negatif. Pasien mungkin menjadi depresi, menyakiti diri sendiri atau bahkan melakukan
upaya bunuh diri.
● Orang dengan skizofrenia memiliki risiko bunuh diri sebesar 5% seumur hidup.
● Faktor lain yang berkontribusi peningkatan kematian termasuk masalah gaya hidup seperti merokok, gizi
buruk, dan kekurangan olahraga, dan mungkin perawatan medis yang lebih buruk dan komplikasi obat-
obatan.
1.10 Pencegahan
Pendekatan yang dilakukan dalam pencegahan skizofrenia dapat bersifat “elektik holistik” yang mencakup tiga pilar yaitu
organobiologis, psikoedukatif, dan sosial budaya, dan dari ketiga pilar tersebut dapat diketahui kepribadian seseorang. Dalam
melengkapi pendekatan holistik tersebut, menambah satu pilar sehingga menjadi empat pilar yaitu organobiologis, psikoedukatif,
social budaya dan psikoreligius. Upaya pencegahan yang dilakukan pada masing-masing pilar dimaksudkan untuk menekan
seminimal mungkin munculnya skizofrenia dan kekambuhannya.
1. Organobiologis
Bila ada silsilah keluarga menderita skizofrenia sebaiknya menikah dengan keluarga yang tidak memiliki silsilah skizofrenia.
Walaupun dalam keluarga tidak ada silsilah menderita skizofrenia sebaiknya tidak menikah dengan yang tidak memiliki silsilah
skizofrenia dan merupakan keluarga jauh. Sebaiknya penderita atau bekas penderita skizofrenia tidak saling menikah.
2. Psikoedukatif
Beberapa sikap yang harus diperhatikan orang tua dalam membina mental-emosional dan mental-intelektual anak yaitu:
Kemampuan untuk percaya pada kebaikan orang lain. Bersikap terbuka. Mampu menerima kata tidak atau kemampuan
pengendalian diri terhadap hal-hal yang mengecewakan.
1.11 Prognosis
● Selama periode 5 sampai 10 tahun setelah rawat inap psikiatri pertama untuk skizofrenia,
hanya sekitar 10-20% pasien yang dapat digambarkan memiliki hasil yang baik.
● Lebih dari 50% pasien dapat digambarkan memiliki hasil yang buruk, dengan rawat inap
berulang kali, eksaserbasi gejala, episode gangguan mood utama, dan upaya bunuh diri.
● Terlepas dari gambaran suram ini, skizofrenia tidak selalu memburuk, dan beberapa faktor
telah dikaitkan dengan prognosis yang baik.
● Tingkat remisi : 10-60%
● Pasien skizofrenia dapat menjalani kehidupan yang agak normal : 20-30%
● Pasien terus mengalami gejala sedang : 20-30%
● Pasien tetap mengalami gangguan yang signifikan sepanjang hidup : 40-60%.
LO.3 Pandangan islam terhadap ibadah mahdhoh
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang dari segi Jenis ibadah yang termasuk mahdhah:
perkataan, perbuatan telah ditentukan oleh Allah SWT 1. Wudhu
kemudian diperintahkan kepada Rasulullah untuk 2. Tayammum
mengerjakannya. Wajib ditirukan oleh umatnya tanpa 3. Mandi hadats
boleh menambah atau memperbaharui sedikitpun. 4. Adzan
5. Iqamat
َيَا َأيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُ ُدوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم َوالَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون