UNIVERSITAS BOSOWA
TRAUMA LISTRIK
DISUSUN OLEH :
Andi Ratnasari
45 20 112 020
DOSEN PEMBIMBING :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2022
ii
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 4520112020
Mengetahui,
Pembimbing
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Usia : 21 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : -
ANAMNESIS
Anamnesis Terpimpin :
Dialami sejak 2 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit akibat
tersengat listrik pada saat bekerja di mesjid. Awalnya pasien tanpa
sengaja memegang kabel telanjang, lalu kesetrum dan terjatuh ke lantai.
Terdapat kesan luka bakar pada lengan kanan dan punggung kiri sampai
ke leher. Nyeri (+) jika luka bakar disentuh. Riwayat pingsan (+) <15
menit, riwayat muntah (-), riwayat sesak (-), batuk(-)
1
2
PEMERIKSAAN FISIK
Primary survey
Secondary survey
2
3
Status lokalis
3
4
Genitalia :0%+
Total : 17 %
PEMERIKSAAN PENUNJANG
4
1
RUTIN
Hematokrit : 48,4 %
Leukosit : 43.800/L
Trombosit : 455.000/L
MCV : 91 fl
MCH : 29.8 pg
PT : 11.3 detik
CT : 7’00
BT : 3’00
URINALISIS
Sedimen
Leukosit : 1-2
Eritrosit : 10-11
Silinder :-
Kristal :-
Bakteri :-
pH :5
Protein :-
Glukosa :-
Keton :+
Darah/Hb :+
Bilirubin :-
Urobilinogen : 0,2
Nitrit :-
KIMIA DARAH
Ureum : 32 mg/dL
Na : 133 meq/L
K : 4.11 meq/L
Cl : 107 meq/L
DIAGNOSIS KERJA
TERAPI
Airway : O2 2-4 tpm via Nasal Kanul
2
3
Breathing : spontan
Circulation : IVFD RL 124 tts/menit pada 6 jam pertama.
Dilanjutkan dengan 46 tts/mnt pada 16 jam berikutnya. Pasang
kateter.
Drug : Ceftriaxon 1gr/12 j/IV, Ketorolac 30 mg/8jam/iv,
Ranitidin 50 mg/8 jam/iv, kompres NaCl + Silver Sulphadiazine 10 mg
Cr.
Monitoring resusitasi
Urin (0,5-1 cc/kgBB/jam) = 30-60 cc/ jam.
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Functionam : Dubia
Quo ad Sanactionam : Bonam
3
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Epidemiologi
C. Etiologi
4
5
1. Petir
Petir/lightening, adalah muatan listrik statis dalam awan dengan
voltase sampai 10 mega volt dan kekuatan arus listrik sampai seratus ribu
ampere yang dalam waktu 1/1000-1 detik dilepaskan kebumi. Luka karena
petir biasanya terjadi saat seseorang menjadi bagian atau berada dekat
dengan terjadinya petir, secara umum, biasanya pasien menjdi objek yang
paling tinggi dibandingkan sekitarnya atau berada dekat dengan objek
yang tinggi misalnya pohon. Pada saat petir menyambar, biasanya langit
terlihat bersih. Seseorang yang disambar petir pada tubuhnya terdapat
kelainan yang disebabkan oleh faktor arus listrik, faktor panas dan faktor
pemindahan udara1.
2. Listrik tegangan Tinggi AC
Pada kasus ini tegangan listrik lebih dari 600 volt. Luka listrik
karena tegangan tinggi sering terjadi pada saat terdapat objek yang
bersifat konduktif disentuh yang tersambung dengan sumber listrik
bertegangan tinggi1.
3. Listrik tegangan rendah AC
Tegangan rendah adalah 600 volt atau kurang dari 600 volt. Secara
umum, ada 2 tipe luka listrik tegangan rendah dengan arus bolak-balik
yang memungkinkan : Anak yang menggigit kawat listrik yang bisa
menyebabkan luka berat pada bibir, wajah, dan lidah, kemudian anak-
anak atau orang dewasa yang terjatuh saat menyentuh objek yang dialiri
energi listrik1
4. Arus searah (DC)
Luka listrik karena arus searah biasanya terjadi saat laki-laki usia
muda secara tidak sengaja menyentuh rel kereta dari sebuah kereta listrik
yang sedang berjalan.
5
6
D. Klasifikasi
Luka bakar listrik dapat diklasifikasikan menjadi1:
1. Jenis arus, dapat berupa arus searah (DC) atau arus bolak balik.
Arus searah (DC) adalah arus yang mengalir dalam satu arah saja,
contohya adalah baterai,sel surya, dinamo, dan lain- lain.Arus bolak
balik (AC) adalah arus yang mengalir bolak-balik (siklus) melalui
konduktor.Kontak tegangan tinggi dengan arus searah (DC)
cenderung menyebabkan kejang otot tunggal dan sering melempar
korban dari sumber listrik. 5,6.
2. Lamanya kontak, semakin lama kontak, maka akan semakin besar
arus listrik yang memasuki jaringan tubuh5.
3. Besarnya tegangan (voltase). Tegangan adalah ukuran dari
perbedaan potensial listrik antara dua titik dan ditentukan oleh
sumber listrik. Sengatan listrik diklasifikasikan menjadi tegangan
tinggi (≥ 1000 V) dan tegangan rendah (<1000 V).
4. Besarnya tahanan (resistensi). Menurut hukum Ohm, arus listrik
sebanding dengan sumber tegangan dan berbanding terbalik
dengan resistansi konduktor.
5. Kuat arus (ampere), besarnya kuat arus menentukan berbagai efek
yang terjadi pada tubuh5.
6. Luasnya daerah terkena kontak5.
6
7
F. Patofisiologi
Arus listrik adalah aliran elektron (partikel atom bermuatan negatif)
melalui suatu konduktor. Sebuah benda yang mengumpulkan elektron
menjadi bermuatan negatif, dan ketika elektron mengalir dari benda ini
melalui konduktor, maka tercipta arus listrik, yang diukur dalam ampere
(A). Kekuatan yang menyebabkan elektron dapat mengalir adalah
tegangan, dan diukur dalam volt (V). Apa pun yang menghambat aliran
elektron melalui konduktor menciptakan resistensi, yang diukur dalam
ohm (Ω)1.
Cedera listrik akan terjadi ketika seseorang mengalami kontak
dengan arus yang dihasilkan oleh sumber listrik. Sumber listrik dapat dari
buatan manusia, misalnya saluran listrik dari perusahaan utilitas, atau dari
alam, seperti petir1.
Cedera listrik dapat menyebabkan beberapa mekanisme dalam
tubuh yaitu (1) elektroporasi. Elektroporasi terjadi saat energi listrik
diinduksikan pada sel sehingga meningkatkan permeabilitas membran sel
dan dapat membentuk pori-pori membrane. (2) Hiperkontraksi serabut
otot. Aliran listrik yang terus merangsang voltage-gate channel membrane
sel sehingga terjadi hiperpolarisasi. Selain itu juga terjadi spasme arteri
coroner, efek trombogenik hipotensi, dan efek termal pada miokardium
yang akan berakhir pada kerusakan atau nekrosis otot jantung1.
Elektron akan mengalir secara abnormal melewati tubuh yang
menyebabkan perlukaan ataupun kematian dengan cara depolarisasi otot
dan saraf, menginisiasi aliran listrik abnormal yang dapat menggangu
irama jantung dan otak, atau produksi energi listrik menyebabkan luka
listrik dengan cara pemanasan yang menyebabkan nekrosis dan
membentuk porasi (membentuk lubang di membran sel)1.
Aliran sel yang melewati otak, baik tegangan tinggi atau tegangan
rendah, dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan secara langsung
menyebabkan depolarisasi sel-sel saraf otak. Arus bolak balik dapat
menyebabkan fibrilasi ventrikel jika aliran listrik melewati daerah dada. Hal
7
8
ini dapat terjadi saat aliran listrik mengalir dari tangan ke tangan, tangan
ke kaki, atau dari kepala ke tangan/kaki1,2.
Cedera tegangan tinggi terjadi ketika tegangan 1000 V atau lebih besar.
Ada kerusakan jaringan yang luas dan sering kehilangan anggota tubuh. Biasanya
terdapat sejumlah besar nekrosis jaringan lunak dan tulang. Kerusakan otot
menimbulkan rhabdomyolysis, dan gagal ginjal mungkin terjadi dengan cedera
ini. Pola cedera ini membutuhkan lebih banyak resusitasi agresif dan debridement
dibandingkan luka bakar lainnya. Kontak dengan tegangan lebih besar dari 70.000
V selalu berakibat fatal1.
Gambar 2. Ilustrasi Cedera Listrik Tegangan Tinggi dan Luka Bakar Flash
8
9
G. Gejala Klinik
Gejalanya tergantung kepada interaksi yang rumit dari semua sifat
arus listrik. Suatu kejutan dari sebuah arus listrik bisa mengejutkan
korbannya sehingga dia terjatuh atau menyebabkan terjadinya kontraksi
otot yang kuat. Kedua hal tersebut bisa mengakibatkan dislokasi, patah
tulang dan cedera tumpul. Kesadaran bisa menurun, pernafasan dan
denyut jantung bisa lumpuh. Luka bakar listrik bisa terlihat dengan jelas di
kulit dan bisa meluas ke jaringan yang lebih dalam8.
1. Efek lokal1
a) Luka bakar dan lecet
Terlihat seperti kerutan pada kulit di sekitar tepi luka bakar dengan
area pucat disekitarnya. Tidak ada garis merah di sekitar luka bakar atau
kemerahan pada pangkal titik masuk dan keluar. Tanda karakteristik yang
terlihat disebut Joule burn, juga dikenal sebagai luka bakar / tanda listrik
yang spesifik untuk mendiagnostik luka bakar listrik.
9
10
10
11
11
12
Bola-bola kecil dari logam cair yang berasal dari logam elektroda
kontak, yang disebut current pearl, dapat masuk kedalam jaringan
yang dapat diidentifikasi dengan menggunakan mikroskop elektron.
Panas yang dihasilkan dapat melelehkan kalsium fosfat yang terlihat
pada sinar-X anggota badan sebagai tipikal fokus padat bulat, yang
dikenal sebagai mutiara tulang atau lilin tetesan.
I. Temuan Postmortem
Pada pemeriksaan otopsi, dikarenakan tidak ada penemuan
khusus pada luka listrik, sehingga tidak jarang penyebab kematian tidak
jelas. Pada pemeriksaan luar pemeriksa mencari electric mark. Electric
mark adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat dimana listrik
masuk ke dalam tubuh.
12
13
J. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan secara klinis pada pasien yang datang
dengan presentasi konsisten terkait cedera akibat listrik. Presentasi klinis
ini dapat berupa luka bakar minor hingga henti jantung atau bahkan
kematian. Cedera yang fatal dapat terjadi meskipun tidak ada tanda luka
bakar atau gejala cedera eksternal atau internal lainnya1.
Evaluasi jantung pada pasien dengan cedera akibat listrik dapat berupa10:
13
14
b. Penurunan kesadaran
c. Aritmia
d. Elektrokardiografi abnormal
e. Peningkatan troponin jantung signifikan
4. Lakukan pemeriksaan darah (hitung darah lengkap, elektrolit,
koagulasi, troponin, serum kreatinin kinase) pada pasien dengan
paparan voltase tinggi dan/atau pasien dengan luka bakar berat untuk
menilai komplikasi
5. Uji urin disptik dapat dilakukan untuk mengevaluasi kemunculan
pigmen heme (mioglobinuria) pada pasien dengan cedera voltase
tinggi
6. Pertimbangkan pemeriksaan radiologis untuk menilai trauma terkait
jika pasien terlempar dan untuk menilai cedera neurologis secara
keseluruahan pada sistem saraf pusat
a. Jangan menunda pengobatan untuk melakukan
pemeriksaan radiologis
b. MRI dan CT Scan hanya dilakukan pada pasien dengan
gangguan neurologis tertunda (terjadi seminggu sampai
beberapa bulan setelah mengalami cedera akibat listrik)
7. Lakukan monitoring janin pada seluruh wanita hamil dengan usia
kehamilan ≥ 20 minggu
K. Tatalaksana
14
15
15
16
16
17
17
18
L. Komplikasi
Sengatan arus listrik dapat menyebabkan cedera multisistem.
Sistem tubuh yang paling banyak terena adalah sistem kardiovaskular,
sistem saraf, sistem respirasi, dan sistem integumen. Cedera sistem
kardiovaskular adalah cedera sistem yang berpotensi untuk mengancam
nyawa2.
Komplikasi pada luka bakar dibagi menjadi dua, yaitu komplikasi
pada saat perawatan kritis atau akut dan komplikasi yang berhubungan
dengan eksisi dan grafting. Komplikasi yang dapat terjadi pada masa akut
adalah SIRS, sepsis, dan MODS. Selain itu, komplikasi pada
gastrointestinal juga dapat terjadi, yaitu atrofi mukosa, ulserasi, dam
perdarahan mukosa, motilitas usus menurun dan ileus. Pada ginjal dapat
terjadi akut tubular nekrosis karena perfusi ke renal menurun. Skin graft
loss merupakan komplikasi yang paling sering terjadi, hal ini disebabkan
oleh, infeksi dan robeknya graft. Pada fase lanjut suatu luka bakar, dapat
terjadi jaringan parut pada kulit berupa jaringan parut hipertropik, keloid,
dan kontraktur. Kontraktur kulit dapat mengganggu fungsi dan
menyebabkan kekakuan sendi11.
18
19
O. Aspek Medikolegal
1. Kematian akibat trauma listrik biasanya tidak disengaja. Bunuh diri
jarang terjadi dan pembunuhan bahkan lebih jarang1.
a) Metode umum pembunuhan adalah dengan menjatuhkan
perangkat listrik yang dicolokkan ke dalam ember/bak mandi
sambil individu sedang mandi. Biasanya ada tidak ada sengatan
listrik, dan jika perangkat listrik dihilangkan, penyebab kematian
akan terlewatkan1.
2. Kecelakaan iatrogenik dapat disebabkan oleh kelalaian antara lain :
sengatan listrik selama terapi elektro-konvulsif dalam pengobatan
gangguan mental atau penggunaan instrumen yang tidak tepat di
ruang operasi1.
3. Tidak dapat membedakan antara luka bakar liistrik antemortem dan
postmortem1.
19
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
20
21
DAFTAR PUSTAKA
21
22
22