Anda di halaman 1dari 11

RELASI AGAMA DAN FILSAFAT

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : filsafat umum

Dosen pengampu : Abdulloh safik, M.Fil.I

Disusun oleh :

Mukhamat Alfi Zaini 1860301223124

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
FAKULTAS USHULUDIN, ADAB, DAN DAKWAH
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
2022

ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt, karena telah memberikan
kelancaran dan kemudahan kepada kami dalam penulisan makalah Relasi Agama dan
Filsafat. Sholawat dan salam semga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.
Sehubungan dengan selesainya penulisan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag. Selaku rektor UIN SAYYID ALI
RAHMATULLOH TULUNGAGUNG yang telah menunjang kelancaran proses
perkuliahan kami.
2. Dr. Akhmad Rizqon Khamami, Lc.,M.A selaku Dekan Fakultas Ushuludin Adab
dan Dakwah yang telah bekerja keras mengurus dan mengatur fasilitas kami.
3. Dr. Hibbi Farihin, M.S.I selaku Kepala Jurusan Ilmu Al-qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah atas curahan waktu serta tenaga dalam
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang ada di Fakultas Ushuludin Adab dan
Dakwah.
4. Bpk. Abdulloh Safik, M.Fil.I selaku pengampu mata kuliah Filsafat Umum yang
telah memberikan pengarahan sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan.
5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan makalah ini.
Dengan penuh harapan semoga jasa kebaikan mereka diterima disisi Allah SWT, dan
tercatat sebagai sebaik-baik amal.
Dalam Penulisan Makalah ini, kami selaku penulis benar-benar menyadari. bahwa
dalam dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam hal tata
bahasa, tanda baca. Oleh sebab itu, Kami memohon kritik dan saran terhadap semua
teman-teman yang membaca makalah ini, terutama kepada Bpk. Abdulloh safik M.fil.I
selaku dosen pengampu mata kuliah filsafat umum. Agar senantiasa membimbing kami,
agar kami mampu menyajikan makalah yang lebih baik dari ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tulungagung, 2 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I.........................................................................................................................................

PENDAHULUAN......................................................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................................

B. Rumusan Makalah.............................................................................................................

C. Tujuan Penulisan................................................................................................................

BAB II........................................................................................................................................

PEMBAHASAN........................................................................................................................

A. Pengertian Agama dan Filsafat.......................................................................................

B. Hubungan Agama dan Filsafat........................................................................................

C. Perbedaan Agama dan Filsafat........................................................................................

BAB III.......................................................................................................................................

PENUTUPAN............................................................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................................................

B. Daftar Pustaka.................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat merupakan suatu cara berfikir yang mempunyai karakteristik tertentu.
Dengan demikian, berfilsafat bukanlah sembarang berfikir karena berfikir filsafat harus
mengacu pada kaidah-kaidah tertentu secara disiplin. Hal ini tidak serta-merta semua
manusia menjadi filsuf sebab berfilsafat memerlukan latihan dan pembiasaan secara
terus-menerus sehingga setiap permasalahan akan mendapatkan kebenaran jawaban
dengan cara yang benar.

Filsafat merupakan induk dari semua ilmu pengetahuan karena pada dasarnya
ketika kita ingin memperoleh ilmu pengetahuan, kita harus berfikir secara detail
mengenai keilmuan yang sedang kita pelajari. Filsafat membantu kita untuk berfikir
secara rasional dalam mempertanggungjawabkan keilmuan kita. Rasional di sini berarti
setiap langkah harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan sanggahan dan harus
dipertahankan secara argumentasi.

Filsafat juga merupakan alat. Sebagai alat, ia tidak hanya berfungsi


mengantarkan kita untuk masuk memahami kehidupan, tetapi juga menemukan kearifan
dibalik kehidupan itu sendiri. Kearifan adalah puncak berfilsafat. Kearifan akan muncul
jika antara aktualitas teori sebagai entitas filsafat dengan realitas perilaku kita berpadu:
membumi dan nyata adanya.

Untuk itu, sudah seyogyanya kita berterima kasih kepada para filusf. Hidup
serasa bermakna berkat amal jariyah mereka berupa alat-alat berfikir, metode, dan
pendekatan yang mereka ciptakan dan temukan sehingga menjadikan kehidupan kita
berkualitas. Tanpa filsafat, jangan harap kita dapat mengetahui dan menjelaskan siapa
kita sebenarnya.

B. Rumusan Makalah
1. Apa Pengertian Agama dan Filsafat ?
2. Bagaimana Hubungan Agama dan Filsafat ?
3. Apa saja perbedaan Agama dan Filsafat ?
C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui pengertian agama dan filsafat.
2. untuk memahami hubungan agama dan filsafat.
3. untuk memahami perbedaan agama dan filsafat.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama dan Filsafat.


Kata “agama” berasal dari bahasa Sansakerta, yaitu “a” yang berarti
tidak dan “gam” yang berarti pergi, tetap di tempat, atau diwariskan dengan cara
turun-temurun dalam kehidupan manusia. Ternyata agama memang mempunyai
sifat seperti itu. Agama, selain bagi orang-orang tertentu, selalu menjadi pola
hidup manusia. Agama itu meneliti hubungan antara manusia dengan “Yang
Kudus” dan hubungan itu direalisasikan dalam ibadat-ibadat.
Kata religi berasal dari bahasa Latin, yaitu rele-gere yang berarti
mengumpulkan atau membaca. Agama memang merupakan kumpulan cara-cara
mengabdi kepada Tuhan dan semua cara itu terkumpul dalam kitab suci yang
harus dibaca. Di sisi lain, kata religi berasal dari bahasa Latin, yaitu relegare
yang diartikan mengikat. Ajaran-ajaran agama memang mempunyai sifat
mengikat (wajib) bagi manusia. Seorang yang beragama tetap terikat dengan
hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh agama.
Sidi Gazalba mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kata relegare
asal kata religi mengandung makna berhati-hati atau waspada. Sikap berhati-hati
ini disebabkan dalam religi terdapat norma-norma dan aturan yang ketat. Dalam
agama, manusia dituntut untuk selalu berhati-hati dalam kehidupan yang
dihadapinya. Sikap beragama merupakan kecenderungan asli rohani manusia

2
yang berhubungan dengan alam semesta, nilai yang meliputi segalanya, makna
yang terakhir hakikat dari semua itu. Religi mencari makna dan nilai yang
berbeda-beda sama sekali dari segala sesuatu yang dikenal.
Oleh karena itu, agama tidak berhubungan dengan yang kudus. “Yang
kudus” itu belum tentu Tuhan atau dewa-dewa. Dengan demikian, ada banyak
sekali kepercayaan yang biasanya disebut religi, padahal sebenarnya belum
pantas disebut religi karena hubungan antara manusia dengan yang kudus itu
belum jelas. Religi-religi yang bersahaja dan Budhisme dalam bentuk awalnya
misalnya menganggap Yang kudus itu bukan Tuhan atau dewa-dewa. Dalam
religi, betapa pun bentuk dan sifatnya selalu ada penghayatan yang berhubungan
dengan Yang Kudus.1
Kata filsafat dalam bahasa Arab falsafah yang dalam bahasa Inggris
philosophy yang berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia
terdiri atas kata philein artinya cinta (love) dan sophia artinya kebijaksanaan
(wisdom), sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of
wisdom) atau bisa juga diterjemahkan sebagai cinta kearifan dalam arti yang
sedalam-dalamnya. Jadi seorang filsuf adalah pencinta atau pencari
kebijaksanaan. Arti kata tersebut belum memperhatikan makna yang sebenarnya
dari kata filsafat, sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan
seorang filsuf untuk memperoleh kearifan atau kebijaksanaan itu.
Arti Filsafat secara terminologi Secara terminologi pengertian filsafat
yang dirangkum dari pendapat beberapa ahli filsafat yaitu filsafat adalah ilmu-
ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam
dengan mempergunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat tidak
mempersoalkan tentang gejala-gejala atau fenomena, tetapi mencari hakikat dari
suatu gejala atau fenomena.2

1
Ansharulloh, pengantar filsafat, (kalimantan selatan: lembaga pemberdayaan kualitas ummat, 2019), h.
76.
2
Muliadi, Filsafat Umum, (Bandung: fakultas ushuludin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020) h. 5

3
B. Hubungan Agama dan Filsafat.
Seseorang tidak harus menjadi seorang filosof yang lebih baik dengan
cara lebih banyak mengetahui fakta-fakta ilmiah. Asas-asas, metode-metode
serta juga pengertian-pengertian umumlah yang harus ia pelajari dari ilmu, jika
ia tertarik kepada filsafat. Demikianlah kata Bertrand Russel, filsafat merupakan
sebuah refleksi (perenungan) yang dibuat dengan cara terus menerus tentang
dunia, manusia dan yang ilahi, termasuk berbagai ilmu yang berbicara mengenai
pokok-pokok ini.
Dia menelusuri perkembangan berbagai macam ilmu sehingga ia mampu
menyusun suatu pandangan dunia yang sistematik. Seorang filosof juga harus
memerhatikan agar semua analisis dan perenungannya sungguh didasari
penemuan-penemuan, sehingga hasil pengetahuan yang didapat tidak
bertentangan satu dengan yang lain. Filsafat harus selalu berdialog dengan ilmu-
ilmu melalui penelitian atas bidang-bidang yang digeluti oleh berbagai macam
ilmu tersebut.
Ada beberapa asumsi berkaitan dengan hubungan filsafat dengan agama
di sini. Asumsi itu didasarkan pada anggapan manusia sebagai makhluk budaya.
Asumsi pertama, sebagai makhluk berbudaya, manusia ternyata mampu
berspekulasi dan berfilsafat. Sikap ini akan menentukan kebudayaan pada
manusia, bahkan menentukan dirinya untuk bersikap sadar dan jujur mengakui
kenyataan Tuhan dan ajaran agama.
Hubungan agama dengan filsafat adalah sebagai berikut:
1.Agama adalah unsur mutlak dan sumber kebudayaan, sedangkan
filsafat adalah salah satu unsur kebudayaan yang dialami dan diciptakan
manusia.
2.Agama adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Benar, sedangkan filsafat
hasil spekulasi (untung-untungan) dari manusia.
3.Agama merupakan sumber-sumber asumsi bagi filsafat dan ilmu/sains,
sedangkan filsafat menguji asumsi-asumsi yang menjadi dasar agama dan ilmu,

4
4.Agama mendahulukan percaya daripada berpikir, sedangkan filsafat
memberikan kepercayaan sepenuhnya pada kekuatan pemikiran (akal/rasio).
5.Agama memercayai adanya kebenaran dan kenyataan dari isi dogma-
dogma (ajaran-ajaran mutlak) agama, sedangkan filsafat tidak mengakui dogma
apapun sebagai kenyataan tentang kebenaran.
Dengan memerhatikan spesifikasi dan sifat-sifat di atas, tampak jelas
bahwa peran agama terhadap filsafat ialah meluruskan filsafat yang spekulatif
kepada kebenaran mutlak yang ada pada agama. Adapun peran filsafat terhadap
agama ialah membela keyakinan manusia terhadap kebenaran mutlak
(dipaksakan) itu dengan memberikan pemikiran yang kritis dan logis sehingga
manusia merasakan puas dan semakin yakin dengan kebenaran yang diberikan
oleh agama.3
C. Perbedaan Agama dan Filsafat.
Filsafat berbeda dengan agama, tetapi juga ada yang menganggap agama
sebagai bagian dari filsafat. Ketika kita mendefinisikan filsafat sebagai kegiatan
yang menggunakan pikiran mendalam, menyeluruh, rasional, dan logis, agama
tampak sebagai suatu pemkiran yang bukan hanya dangkal, melainkan juga
suatu hal yang digunakan tanpa menggunakan pikiran sama sekali.
Dari titik ini agama tampak sebagai hal yang malah menentang filsafat.
Pertentangan ini tampak dalam berbagai ekpresi, yang paling tampak barangkali
adalah pertentangan antara orang yang berpegang teguh pada pikiran spekulatif
serta tidak rasional agama dan para filsuf yang muncul di tengah-tengah
meluasnya pemikiran agama. Kita dapat melihat pertentangan semacam itu pada
era munculnya era pencerahan di Eropa, ketika para agamawan memusuhi para
filsuf dan pemikir modern. Misalnya, Copernicus dengan filsafatnya dan
pandangannya tentang alam semesta, bahwa pusat tata surya adalah matahari.
Pendapat Copernicus ditentang oleh agamawan gereja yang memegang

3
Ansharulloh, pengantar filsafat, (kalimantan selatan: lembaga pemberdayaan kualitas ummat, 2019), h.
10-15

5
pandangan bahwa pusat tata surya adalah bumi. Pertentang ini mengakibatkan
Copernicus dibunuh.
Menurut David Trueblood dalam bukunya phylosophy of religion,
perbedaan agama dan filsafat tidak terletak pada bidang keduannya, tetapi dari
caranya kita menyelidiki bidang itu sendiri. Filsafat berarti berfikir, sedangkan
agama berarti mengabdikan diri. Orang yang belajar filsafat tidak hanya saja
mengetahui soal filsafat, tetapi lebih penting adalah bahwa ia dapat berfikir.
Begitu juga dengan orang yang mempelajari agama, tidak hanya puas dengan
pengetahuan agama, tetapi butuh untuk membiasakan dirinya dengan hidup
secara agama.
Dalam hal ini dapat diketahui, mengenai beberapa perbedaan agama dan
filsafat. Diantaranya;
1. Agama ialah mengabdikan diri, sedangkan Filsafat ialah berfikir.
2. Agama menuntut pengetahuan untuk beribadat yang terumata
merupakan hubungan manusia dengan tuhan, sedangkan filsafat
menuntut pengetahuan untuk memahami.
3. Agama banyak berhubungan dengan hati, sedangkan Filsafat banyak
berhubungan dengan pikiran yang dingin dan tenang.
4. Agama, oleh pemeluk-pemeluknya akan habis dipertahnkan dengan
habis-habisan sebab mereka telah terikat dan mengabdikan diri,
sedangkan ahli filsafat, jika berhadapan dengan penganut aliran atau
paham lain, biasanya bersikap lunak.
5. Agama dapat diumpamakan sebagai air sungai yang terjun dari
bendungan dengan gemuruhnya, sedangkan filsafat diumpamakan
seperti air telaga yang tenang dan jernih dan dapat dilihat dasarnya.4

4
Nurani soyomukti, pengantar filsafat umum (jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2011) h. 136-137

6
BAB III

PENUTUPAN
A. Kesimpulan
1. Agama adalah ajaran yang memberitahu manusia bagaimana hidup dengan
baik dan tentang arti kehidupan. Sementara filsafat adalah cinta akan
kebijaksananan atau perenungan (reflektif) dan sebuah ilmu yang sistematis.
2. Perbedaan antara agama dan filsafat yaitu jika agama berasal dari tuhan yang
kebenarannya bersifat mutlak. Sementara filsafat lahir dari keragu-raguan
mengenai suatu hal, sehingga ia mencoba mencari titik terang dari
pengetahuannya.
3. Agama dan filsafat saling berhubungan. Filsafat merupakan metode berfikir
yang dimanfaatkan oleh manusia. Sehingga manusia, mampu merenungkan
dengan metode filsafat untuk mengetahui kekuasaan tuhan. Adapun tujuan
dari filsafat berkaitan dengan agama. Agama bertujuan untuk menciptakan
ketentraman hati, semnetara filsafat bertujuan dalam hal kebijaksanaan.
Sehingga dalam hal ini, banyka memunculkan filsuf muslim. Karena mereka
mampu memadukan antara agama dan filsafat.
B. Daftar Pustaka
Ansharulloh, pengantar filsafat, (kalimantan selatan: lembaga pemberdayaan
kualitas ummat, 2019)
Nurani soyomukti, pengantar filsafat umum (jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2011)
Muliadi, Filsafat Umum, (Bandung: fakultas ushuludin UIN Sunan Gunung
Djati Bandung, 2020)

Anda mungkin juga menyukai