com
LAPORAN TUTORIAL
MODUL INTEGRATIF KLINIS
SKENARIO 6
Disusun oleh:
Kelompok 4
guru:
dr. Dwinanda Junaedy, Sp.OG
Kelompok : 4
Pengawas
Skenario 6
“Seorang laki-laki berusia 56 tahun mengeluhkan gangguan penglihatan pada kedua matanya sejak 2 bulan
yang lalu. Pasien juga mengeluhkan kaki kesemutan.”
LANGKAH 1
KATA KUNCI:
1. Pria 56 tahun
2. Gangguan penglihatan
3. Sejak 2 bulan
4. Kaki kesemutan
PERBEDAAN DIAGNOSA:
1.Diabetes mellitus
2. Diabetes Neuropatik
3. Katarak
4. Glaukoma
5. Retinopati Diabetik
LANGKAH 2
Anamnesa :
A. Riwayat Penyakit Saat Ini (RPS)
Pemeriksaan fisik
Tanda Vital
1) Keadaan Umum : -
2) GCS: - sadar 456
3) televisi:
4) TD: 130/90 mmHg
5) Suhu : 38,5 C (aksila)
6) Denyut nadi : 160x/mnt -
7) RR : 60x/mnt -
8) Antropometri:
TBC: 165
BB: 80
IMT: 29,4
Lingkar Lengan: -
Lingkar perut: 108
9) Inspeksi: -
Kepala hingga ujung kaki: Visus?- , FFA(Foto: Fundus Angiografi)? -
10) Palpasi : kulit teraba kering
11) Perkusi: -
12) Auskultasi: -
Pemeriksaan Penunjang:
1) Tes darah lengkap: -
2) GDA: -
3) PDB: 256
4) GD2PP: 345
5) HbA1c: 10.2
LANGKAH 4
TPL PPL
TPL PPL
• Laki-laki 56 tahun • Penurunan penglihatan
POMR
TPL PPL PENILAIAN PERENCANAAN
P.Mendukung Terapi Pemantauan Pendidikan
• Laki-laki 56 tahun • Menurun Diferensial 1. PelebaranMata • Intravitreal • Kesehatan mata • Lakukan aerobik
lingkaran cahaya
• Sakit kapan 3. Katarak Tomografi Endotel • TD & masing-masing jam
• Sakit saat berjalan sedang berjalan 4. Glaukoma (OKT) Pertumbuhan kolesterol pekan.
• Penglihatan kabur • Rabaan: 5. Penderita diabetes 4. Pemeriksaan Faktor kontrol • Mulai diet,
Retinopati Biomikroskopi (VEGF) • Evaluasi
• Penglihatan Malam <siang Teraba kering
makan yang sehat
5. Pemeriksaan Terapi DM dan seimbang
• Riwayat DM sejak 5 kulit Angiografi • Berkala diet,
tahun yang lalu
• Februari Berpendar &; berdasarkan
• Palpasi: kering kendali dari
• Detak: USG kadar HbA1C
kulit teraba
milikmu
6. Pemeriksaan kondisi.
• TD: 130/90 mmHg 160x/menit • BMI & BMI
PDB, GD2JPP, Kurangi juga
• Suhu : 38,5 C • PDB: 256 Pemantauan
HBA1c asupan
(aksila) • GD2PP: 345 • Gaya hidup
gula, garam,
• Detak : • HbA1c: 10.2 modifikasi
dan gemuk.
160x/menit
• Mengurangi
• RR : 60x/menit berat, untuk
• Antropometri: pemilik
TBC: 165 gendut
BB: 80 kondisi.
IMT: 29,4
Lengan • Memukau
Lingkar:- diabetes
Perut pengobatan
lingkar: secara teratur
108 • Melakukan
• PDB: 256 rutin
• GD2PP: 345 gula darah
• HbA1c: 10.2 pemeriksaan
LANGKAH 6
Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu mengetahui Diagnosis Kasus Diferensial di atas
2. Mahasiswa mampu mengetahui anatomi pankreas, mata dan
sistem saraf tepi
3. Mahasiswa mampu mengetahui fisiologi sekresi dan regulasi insulin
4. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi neuropati/retinopati pada DM
tipe 2
5. Mahasiswa mampu mengetahui epidemiologi mikroangiopati pada DM tipe 2
6. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi DM tipe 2
7. Mahasiswa mampu mengetahui patogenesis mikroangiopati DM tipe 2
8. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang pada retinopati diabetik dan
neuropati diabetik
9. Mahasiswa mampu mengetahui Penatalaksanaan Mikroangiopati pada DM tipe 2
● diabetes tipe 1:Jenis ini merupakan penyakit autoimun, artinya sistem imun tubuh
akan menyerang dirinya sendiri. Pada kondisi ini, tubuh tidak akan memproduksi
insulin sama sekali.
● Diabetes tipe 2:Pada diabetes tipe ini, tubuh tidak menghasilkan cukup insulin
atau sel-sel tubuh penderita diabetes tipe 2 tidak akan merespons insulin secara
normal.
Kadar gula darah yang normal adalah kurang dari 100 mg/dL. Jika gula darah
kadarnya sudah mencapai 100-125 mg/dL berarti memasuki status pradiabetes.
Sedangkan kadar gula darah yang mencapai 126 mg/dL ke atas tergolong
diabetes. Kadar gula darah tinggi dikenal dengan sebutan hiperglikemia.
Pada dasarnya hiperglikemia adalah kondisi ketika kadar gula darah meningkat atau
berlebihan. Sedangkan diabetes merupakan penyakit yang paling banyak dipengaruhi oleh
hiperglikemia.
2) Neuropati Diabetes
Neuropati diabetik adalah kerusakan yang terjadi pada penderita diabetes akibat
tingginya gula darah sehingga melukai saraf di seluruh tubuh. Kondisi ini paling sering
terjadi pada tungkai dan kaki. Selain itu, dampaknya bisa terjadi pada sistem pencernaan,
saluran kemih, serta pembuluh darah dan jantung.
- Jenis Neuropati Diabetik
Ada empat jenis neuropati diabetik berdasarkan lokasinya
saraf yang terkena, yaitu:
Belum diketahui apa penyebab pasti dari neuropati. Namun, gula darah
tinggi yang tidak terkontrol memicu kerusakan saraf dan mengganggu
kemampuannya mengirim sinyal. Gula darah tinggi juga melemahkan dinding
pembuluh darah kecil yang memasok oksigen dan nutrisi ke saraf.
Gejala penyakit tergantung pada jenis yang dialami dan saraf mana
yang terkena. Gejala berkembang secara bertahap dan umumnya tidak
muncul sampai terjadi kerusakan saraf yang signifikan. Berikut gejala
penyakit menurut jenisnya:
▪ Neuropati perifer
● Mati rasa atau berkurangnya kemampuan merasakan sakit atau perubahan suhu.
● Kesemutan atau rasa terbakar.
● Nyeri tajam atau kram.
● Kelemahan otot.
● Sensitivitas ekstrim terhadap sentuhan.
● Masalah kaki yang serius, seperti bisul, infeksi, dan kerusakan pada tulang
dan sendi.
▪ Neuropati otonom
3) Katarak
Katarak adalah penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan keruh. Pada umumnya
katarak berkembang secara perlahan dan awalnya tidak terasa mengganggu. Namun seiring
berjalannya waktu, katarak akan mengganggu penglihatan dan membuat penderita merasa seperti
melihat jendela berkabut, sulit mengemudi, membaca, dan melakukan aktivitas sehari-hari.
- Penyebab Katarak
Penyebab katarak yang paling umum adalah karena proses penuaan atau
trauma yang menyebabkan perubahan pada jaringan mata. Lensa mata sebagian besar
terdiri dari air dan protein. Seiring bertambahnya usia, lensa menjadi lebih tebal dan tidak
fleksibel.
Hal ini menyebabkan penggumpalan protein dan mengurangi cahaya yang masuk ke
retina, lapisan peka cahaya yang terletak di belakang bagian dalam mata. Keadaan ini
akhirnya menyebabkan penglihatan kabur dan tidak tajam. Perubahan lensa dimulai dengan warna kuning
● Penuaan.Penuaan adalah penyebab paling umum dari kekeruhan lensa atau katarak.
● Sejarah trauma.Lensa mata yang mengalami trauma, seperti masuknya
pecahan benda tajam ke dalam mata, terbentur bola, kembang api, dapat
membuat katarak lebih cepat timbul.
● Infeksi selama kehamilan. Jika ibu saat hamil mengalami infeksi, terutama
rubella, bisa menjadi penyebab utama terjadinya katarak kongenital pada anak
yang dilahirkan. Katarak kongenital dapat terjadi pada salah satu atau kedua
mata anak.
● Mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama,seperti obat
kortikosteroid dan amiodarone, dapat memicu katarak.
● Orang dengan penyakit tertentu.Penderita diabetes melitus,
hipertensi, hipokalemia, dan dermatitis atopik, dapat dikaitkan dengan
timbulnya katarak di kemudian hari.
● Merokok dan konsumsi alkohol.
● Paparan sinar matahari yang terlalu lama pada mata.
● Paparan toksin atau toksin.
● Riwayat keluarga katarak.
● Riwayat operasi pada mata.
- Gejala Katarak
4) Glaukoma
Glaukoma adalah penyakit mata yang disebabkan oleh kerusakan saraf mata yang
berhubungan dengan peningkatan tekanan pada mata. Kerusakannya bersifat permanen dan
menyebabkan gangguan penglihatan serta dapat mengakibatkan kebutaan total.
- Penyebab Glaukoma
Penyebab utama kondisi ini adalah peningkatan tekanan pada mata (tekanan
intraokular). Tekanan tersebut bisa meningkat baik akibat produksi cairan mata yang
berlebihan, maupun akibat terhambatnya saluran pembuangan cairan di mata. Tekanan
tersebut dapat merusak serabut saraf retina, yaitu jaringan saraf yang melapisi bagian
belakang mata, dan saraf optik yang menghubungkan mata dengan otak. Hingga saat ini,
belum diketahui secara pasti mengapa produksi cairan mata bisa berlebihan atau
mengapa saluran pembuangan bisa tersumbat.
- Jenis-Jenis Glaukoma
Jenis ini lebih umum terjadi di negara-negara Asia. Dalam hal ini, iris
menonjol ke depan dan mempersempit atau menghalangi sudut drainase yang
dibentuk oleh kornea dan iris. Akibatnya, cairan tidak dapat mengalir dengan baik
melalui mata dan tekanan meningkat.
2. Sudut terbuka
3. Glaukoma sekunder
4. Bawaan
- Gejala Glaukoma
5) Retinopati Diabetik
Retinopati diabetik merupakan kelainan pada mata yang terjadi pada penderita diabetes. Pada
Pertama, retinopati diabetik seringkali hanya menunjukkan gejala ringan atau bahkan tidak
menunjukkan gejala sama sekali. Namun jika tidak diobati, retinopati diabetik dapat menyebabkan
kebutaan.
Agar dapat berfungsi dengan baik, retina memerlukan pasokan darah dari pembuluh
darah di sekitarnya. Pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah secara bertahap sehingga asupan darah ke retina berkurang.
● Penglihatan teduh
• Anatomi Mata
Keterangan (Rohen dan Drecoll, 2011):
- Retina
Retina merupakan lembaran jaringan saraf tipis transparan yang
melapisi permukaan 2/3/4 fajar bagian posterior bola mata. Pada
pemeriksaan fundus atau oftalmoskopi, retina normal akan tampak cerah
dan jingga, karena terdapat latar belakang pigmen melanin dari lapisan
epitel pigmen retina dan koroid. Bagian tengah retina posterior dikenal
sebagai makula lutea yang bertanggung jawab atas penglihatan sentral
(Sitorus, 2017).
Retina terdiri dari 10 lapisan, berikut 10 lapisan retina pada
penampang dari luar ke dalam :
1. Epitel pigmen retina (RPE) dan lamina basal.
2. Segmen dalam (IS) dan segmen luar (OS).
3. Pembatas membran ekstrim (ELM).
4. Lapisan inti luar sel fotoreseptor (ONL).
5. Lapisan pleksiform luar (OPL).
6. Lapisan inti dalam (INL).
7. Lapisan pleksiform dalam (IPL).
8. Lapisan sel ganglion (GCL).
9. Lapisan serat saraf (NFL).
10. Membran membran pembatas internal (FILM).
➢ Proses Glikolisis
Proses glikolisis→ G6F akan diubah menjadi asam piruvat
→ Diubah lagi menghasilkan ATP dan prosesnya terjadi di mitokondria
(ATP dihasilkan oleh ADP. ADP pada proses glikolisis akan menjadi ATP)
selanjutnya Apa pengaruh ATP pada sekresi insulin?
~> Pada membran sel β selain transporter juga terdapat saluran yang disebut
saluran kalium. Saluran kalium ini berada pada posisi terbuka, karena terbuka
sehingga memberikan peluang kalium pada sel β bocor dan keluar. (Mengapa
bocor? Karena konsentrasi kalium lebih tinggi dibandingkan di ekstrasel,
sehingga gradien konsentrasi mendorong kalium (K+) keluar). Faktanya, buka
tutup saluran kalium ini dipengaruhi oleh ADP (menjaga pintu tetap terbuka,
sehingga kalium bocor dan menyebabkan sel β pankreas dalam kondisi
polaritas negatif sekitar -70mV. Namun harus diingat bahwa ADP digunakan
untuk memproduksi ATP, karena glukosa masuk maka terjadilah proses
glikolisis. Karena ADP digunakan sehingga ADP pada saluran K+ berkurang
padahal fungsinya juga untuk menjaga pintu saluran K+ tetap terbuka. Karena
ADP berkurang menyebabkan pintu mulai menutup. sedikit, ditambah dengan
bertambahnya ATP maka ATP ini berikatan dengan pintu saluran K+) dan ATP
(bila ATP berikatan dengan pintu saluran K+ maka yang terjadi adalah pintu
tersebut tertutup. Sehingga semakin banyak ATP yang dihasilkan maka
semakin banyak pula pintu saluran K+ yang tertutup. .Agar tidak terjadi
kebocoran kalium) lalu apa jadinya jika tidak terjadi kebocoran? Maka polaritas
-70 akan berubah → -50mV. Karena terjadi perubahan polaritas maka akan
terbuka saluran yang hanya terbuka ketika polaritas sel mencapai -50mV.
Saluran ini disebut Saluran Kalsium (Ca++). Ketika saluran Ca++ terbuka
memberi kesempatan kalsium ekstraseluler untuk masuk (mengapa masuk?
Karena gradien konsentrasi. Kalsium di ekstraseluler >> intraseluler)
➢ Stimulasi Insulin
~Di sinilah rangsangan insulin akan terjadi. Karena kalsium
yang masuk ini→dia akan merangsang sekresi vesikel insulin.
~Insulin dikeluarkan, Selain insulin juga dikeluarkan yaitu C-
peptida, amiline dan sedikit pro insulin. Nah, itulah efeknya
glukosa. Semakin banyak glukosa yang masuk ke sel b pankreas → semakin banyak
ATP yang dihasilkan → semakin banyak saluran K+ yang tertutup → Semakin
rendah ADP → semakin banyak saluran kalsium yang terbuka → semakin banyak
vesikel insulin yang terstimulasi untuk keluar keluar.
• Regulasi sekresi insulin
Insulin merupakan struktur protein yang mempunyai rantai α dan β.
Mekanisme pengaturan sekresi insulin dapat dilakukan melalui: (1) peningkatan
glukosa yang juga dapat meningkatkan sekresi insulin (2) pengaruh hormonal bila
terjadi peningkatan TSH, Gastrin, CCK, ACTH, sekretin, enterogcalagigon dan
epinefrin menyebabkan penurunan pada sekresi insulin (3) obat golongan sulfonil
urea dapat meningkatkan sekresi insulin dan (4) efek peningkatan ion kalsium juga
dapat meningkatkan sekresi insulin terutama pada otot.
• Pembuluh darah mengalami vasodilatasi atau pelebaran sebagai respons terhadap tekanan darah
tinggi.
• Kadar gula darah yang tinggi juga dapat menyebabkan hilangnya kendali faktor
pertumbuhan seperti faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF).
• Peningkatan VEGF dapat merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru yang tidak
normal (neovaskularisasi).
Formasi Mikroaneurisma:
• Pembuluh darah yang lemah atau rusak dapat membentuk mikroaneurisma, yaitu
kantung kecil berisi darah yang terletak di dekat permukaan retina. Peningkatan
permeabilitas pembuluh darah:
• Kadar gula darah yang tinggi dapat meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
sehingga menyebabkan cairan dan protein bocor ke jaringan sekitarnya.
Pembentukan Pembuluh Darah Baru yang Tidak Normal (Neovaskularisasi):
• Neovaskularisasi abnormal dapat terjadi sebagai respons terhadap kurangnya
suplai darah dan oksigen ke retina.
• Pembuluh darah baru ini cenderung rapuh dan dapat menyebabkan pendarahan di dalam
mata.
Pertumbuhan Jaringan Parut:
• Akibat pendarahan dan pembentukan pembuluh darah baru yang tidak normal,
jaringan parut terbentuk di sekitar retina.
• Jaringan parut ini dapat menyebabkan adhesi retina, yang menyebabkan retinopati
proliferatif.
diabetes mellitus.
● bidang
Jangka panjang
gangguan penglihatan
hiperglikemia dan
seperti bergerak
faktor genetik terbentuk
tirai
dasar RD
etiologi (Elvira,
● menurun
2019)
visus
●
mikroaneurisma
MS
sinyal (Bansalet
Al, 2006).
terkait usia
degenerasi
proses
(Mo'otapu dkk,
2015).
gambar dari
struktur ● menurun
segmen anterior visus
dan papil optik
saraf akibat intraokuli
● TIO tinggi
yang sangat tinggi
tekanan
● murid
(Gumansalangi,
midriasis
1999).
· Perdarahan intraretina
· Eksudat keras
· Manik-manik vena
· Neovaskularisasi
· Perdarahan preretinal
· Cakram neovaskular pada cakram optik (NVD) dan di tempat lain (NVE) 12
Non-farmakologis
Latihan dan stimulasi listrik. Stimulasi listrik telah terbukti efektif
dalam mengurangi rasa sakit. Stimulasi listrik yang dapat digunakan meliputi
stimulasi saraf listrik perkutan dan transkutan serta stimulasi saraf
elektromagnetik termodulasi. Stimulasi listrik perkutan memblok impuls
saraf nosiseptik atau memblok sinyal nyeri, meningkatkan opioid dan
menghasilkan efek antidromik sehingga mengurangi nyeri neuropati
diabetik.
LANGKAH 8
PEMETAAN KONSEP
BIBLIOGRAFI
- Asri Noviansa S., RSUD Soeradji (2020). Informasi &; Kesehatan. penderita diabetes
Retinopati - Komplikasi Diabetes Melitus Menyebabkan Kebutaan
- Akademi Oftalmologi Amerika (2021). Retinopati Diabetik.
- Wilcox G. (2005). Resistensi insulin dan insulin. Clin Biochem Rev.Vo. 26, No.2,
hal 19-39.
- Eksekutif Pelayanan Kesehatan (2020). Kondisi &; Perawatan. penderita diabetes
Retinopati.
- Layanan Kesehatan Nasional Inggris (2021). Kesehatan A sampai Z. Retinopati Diabetik.
- Klinik Mayo (2021). Penyakit dan Kondisi. Retinopati Diabetik.
- Wint, C. Garis Kesehatan (2017). Retinopati Diabetik.
- Berita Medis Hari Ini. Diakses 2023. Diabetes: Gejala, Pengobatan, dan
Diagnosis Dini.
- WebMD. Diakses pada 2023.Pusat Diabetes: Jenis, Penyebab, Gejala, Tes, dan
Perawatan.
- Klinik Mayo. Diakses pada 2023. Diabetes.
- Klinik Cleveland. Diakses pada 2023. Diabetes: Suatu Tinjauan.
- NIDDK. Diakses pada 2023. Tes Diabetes &; Diagnosa.
- Yiwen Li, YL (2023). Penyakit Vaskular Diabetik: mekanisme molekuler
dan strategi terapeutik.
- Fansuri, G. (2019). Asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus tipe II
(DM) di ruang flamboyan RS Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
-
-