Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PERCOBAAN

JANGKA SORONG

KELOMPOK 2 :
1. Muhammad Ar Razi Cargafa
2. Muhammad Raisyad Haidar Darsono
3. Muhammad Razfa Utama
4. Muhammad Zahir Akif Sholih

SMA TRENSAINS TEBUIRENG


TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengukur merupakan kegiatan membandingkan besaran dengan besaran lain
sebagai acuan. Dalam setiap pengukuran selalu digunakan alat ukur. Alat ukur yang
digunakan sesuai demgan besaran yang akan diukur, misalnya panjang maka alat
ukurnya adalah mistar, meteran, mikrometer sekrup, jangka sorong dan lain lain.
Setiap alat ukur diatas memiliki fungsi utama yang sama yaitu mengukur panjang.
Namun ada keistimewaan tersendiri pada setiap alat alat ukur tersebut baik dari segi
fisik maupun segi kegunaan. Contohnya pada jangka sorong,
Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengetahui panjang, diameter luar, dan diameter dalam sebuah bentuk benda tertentu.
Jangka sorong ditemukan pertama kali oleh seorang ilmuwan matematika asal Prancis
yang juga ahli teknik bernama Pierre Vernier kelahiran 19 Agustus 1584. Ia
mempublikasikan penemuan alat ukur ini pada tahun 1631 yang menjadi alat ukur
panjang yang akurat, yaitu jangka sorong atau dengan nama lain Vernier
calipers. Skala pada alat ukur jangka sorong pun dinamai sesuai dengan nama
penemunya, dengan istilah Vernier.
Jangka sorong memiliki bentuk fisik yang unik. Terdiri dari dua buah rahang
berbentuk seperti gigi runcing dan tiap rahang memiliki skala. Pada satu rahang yang
berada di depan skalanya disebut skala utama sedangkan yang lainnya disebut skala
nonius. Selain itu, fungsi dari jangka sorong tidak hanya untuk mengukur panjang
suatu benda tetapi bisa juga digunakan untuk mengukur kedalaman sebuah benda,
mengukur diameter sebuah benda yang berbentuk lingkaran.
Akan tetapi, jangka sorong relatif lebih efisien apabila membuat sendiri dengan
bahan yang lebih mudah didapatkan dan lebih murah. Bahkan kegunaannya sama
seperti jangka sorong pada umumnya. Jangka sorong dengan buatan sendiri dapat
menghitung dan memberikan hasil yang sama akuratnya dengan jangka sorong yang
dijual di supermarket yang ada di sekitar kita.
Jangka sorong dapat mengukur panjang maupun diameter suatu benda secara
lebih akurat. Karena jangka sorong dapat mengukur benda yang ukuran nya relatif
kecil dan tidak dapat diukur oleh penggaris. Dengan menghitung skala utama
+ (skala nonius x 0,01) cm

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hasil pengukuran menggunakan jangka sorong?
2. Bagaimana perbandingan pengukuran menggunakan jangka sorong asli dengan
jangka sorong yang telah dibuat?
1.3 Tujuan
Guna menghitung suatu benda yang berbentuk lingkaran baik Panjang maupun
diameter dengan ketelitian yang lebih kecil, sehingga mendapatkan hasil yang lebih
akurat,

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Jangka Sorong


Jangka sorong pertama kali ditemukan pada tahun 1631 oleh seorang berkebangsaan
prancis bernama Pierre Vernier. (Physic Level 1 Laboratory, 2). Jangka sorong merupakan
alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0.1
mm atau 0.01 cm. (Agustiana dan Tika, 2013). Jangka sorong memiliki berbagai ukuran
dengan rentang pengukuran dari 100 mm hingga 3000 mm (4 inci sampai 120 inci).
(Flack, 2014:6)
Jangka sorong tidak hanya digunakan untuk mengukur panjang tetapi jangka sorong
juga dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah cincin, diameter bagian dalam
pipa dan juga dapat digunakan untuk mengukur kedalam sebuah benda serta dapat
digunakan untuk mengukur luas benda.
Jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur bagian dalam dan luas suatu
benda terdiri dari bilah utama atau bilah yang dibagi dalam mm dan suatu bilah pembantu
yang dibagi 100. Seratus garis pada bilah pembantu sama dengan 49 milimeter pada bilah
utama sehingga setiap garis =100/49 mm. Bila suatu garis bilah pembantu berimpit
dengan suatu tanda pada skala utama, maka harga ukurnya adalah jumlah skala dihitung
dari angka 0×0.02 mm. (Poerwanto 2012:79)

Jangka sorong dapat dihitung menggunakan rumus s x =∑ √ n ∑ x 2i −¿ ¿ ¿ ¿ sehingga


kita dapat menemukan hasil ketidakpastian dari rata rata data yang telah kita peroleh serta
Dx = 1/2 x 0,01 cm = 0,005 cm untuk menghitung nilai skala terkecil pada jangka
sorong.

2.2 Kertas Karton


karton adalah istilah umum untuk jenis kertas tertentu yang mempunyai
kekakuan relatif tinggi. Sifat kertas yang kaku, mudah dilipat dan mudah dibentuk
tetapi mudah menyerap cairan sehingga hanya cocok untuk wadah pangan kering dan
sedikit berminyak.
Karton pertama kali diproduksi pada tahun 1817 di Inggris. Pada saat itu
Inggris membutuhkan sebuah kemasan pelindung yang tidak terlalu memakan ruang
pada bagasi kapal dan dapat diubah dan dapat di lipat kemudian dirakit untuk
digunakan berulang-ulang sebagai bentuk penghematan pengeluaran jasa pengiriman
akibat adanya perang.
kertas karton biasanya digunakan untuk keperluan kriya tangan (kerajinan
tangan), dan tidak diperkenankan sebagai pelindung bahan-bahan yang mudah rusak.
Namun beberapa kertas karton digunakan untuk melindungi permukaan suatu benda
agar tidak mudah lecet saat pengiriman. Kita bisa menemukan karton ini dengan
beragam warna dengan ukuran standar kertas plano (A0).

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Jangka sorong asli
2. Jangka sorong buatan
3. Rubik
4. Lem stik

3.2 Variabel
Variabel Kontrol: Jangka sorong
Variabel Manipulasi: Buku Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka, Lem stik
Variabel Respon: Hasil pengukuran

3.3 Langkah Percobaan


1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Memastikan Skala Menunjukkan Angka Nol
3. Mengendurkan baut pengunci
4. Meletakkan benda diantara dua rahang
5. Menggeser rahang gerak
6. Mengencangkan baut pengunci
7. Mengulangi pengukuran sebanyak 4 kali
8. Mencatat hasil pengukuran(skala utama, skala nonius)
9. Menghitung hasil ketidakpastian dari data yang sudah diperoleh
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
4.1 Data
Bahan 1: Buku Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka
Jangka Sorong Asli

No Skala Utama Skala Nonius Hasil Pengukuran


1. 2,50 0,010 2,510
2. 2,40 0,030 2,430
3. 2,40 0,000 2,400
4. 2,40 0,050 2,450

Ketidakpastian: 2,4475 ± 0,0465

Jangka Sorong Buatan

No Skala Utama Skala Nonius Hasil Pengukuran


1. 2,40 0,055 2,455
2. 2,40 0,055 2,455
3. 2,40 0,055 2,455
4. 2,40 0,035 2,435

Ketidakpastian 2,450 ±0,10000


Bahan 2: Lem stik
Jangka Sorong Asli

No Skala Utama Skala Nonius Hasil Pengukuran


1. 1,50 0,005 1,505
2. 1,50 0,070 1,570
3. 1,60 0,010 1,610
4. 1,60 0,030 1,630

Ketidakpastian: 1,57875±0,05513

Jangka Sorong Buatan

No Skala Utama Skala Nonius Hasil Pengukuran


1. 1,50 0,055 1,555
2. 1,50 0,015 1,515
3. 1,60 0,030 1,630
4. 1,60 0,040 1,640

Ketidakpastian: 1,584±0,0608

4.2 Analisis
Berdasarkan percobaan yang berjudul “jangka sorong” didapatkan data seperti di atas.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui keakuratan antara jangka sorong asli
dengan jangka sorong buatan. Guna mengukur diameter suatu benda sebanyak 4 kali
pengukuran dan menggunakan hasil rata-rata dari pengukuran tersebut.
Pada pengukuran pertama, yaitu mengukur ketebalan buku menggunakan jangka
sorong asli didapatkan beberapa hasil skala utama dan skala nonius yaitu 2,50 dengan skala
nonius 0,010 , 2,40 dengan skala nonius 0,030 2,40 dengan skala nonius 0,000 serta 2,40
dengan skla nonius 0,050 maka didapatkan ketidakpastian yaitu 2,4475±0,0465.
Pada pengukuran kedua, yaitu dengan bahan yang sama dengan pengukuran pertama
akan tetapi menggunakan jangka sorong buatan sehingga didapatkan beberapa hasil skala
utama dan skala nonius yaitu 2,40 dengan skala nonius 0,055 sebanyak 3 kali serta skala
utama 2,40 dengan skala nonius yaitu 0,035 maka didapatkan ketidakpastian yaitu 2,4500 ±
0,010000.
Pada pengukuran ketiga, yaitu mengukur ketebalan lem stik menggunakan jangka
sorong asli didapatkan beberapa hasil skala utama dan skala nonius yaitu 1,50 dengan skala
nonius 0,005 , 1,50 dengan skala nonius 0,070 1,60 dengan skala nonius 0,010 serta 1,60
dengan skala nonius 0,030 maka didapatkan ketidakpastian yaitu 1,57875±0,05513.
Pada pengukuran keempat, yaitu dengan bahan yang sama dengan pengukuran ketiga
akan tetapi menggunakan jangka sorong buatan sehingga didapatkan beberapa hasil skala
utama dan skala nonius yaitu 1,50 dengan skala nonius 0,055 , 1,50 dengan skala nonius
0,015 1,60 dengan skala nonius 0,030 serta 1,60 dengan skala nonius 0,040 maka didapatkan
ketidakpastian yaitu 1,584±0,0608.
Dari hasil pengukuran diatas,terdapat sedikit perbedaan antara jangka sorong asli
dengan jangka sorong buatan dikarenakan beberapa faktor yang memengaruhi perbedaan hasil
ketidakpastian yaitu jangka sorong buatan tidak memiliki sekrup pengunci sehingga
memengaruhi pengamatan skala utama dan skala nonius serta penyebab perbedaan tersebut
adalah karena ketidaktelitian pengamat Ketika membaca skala utama dan skala nonius.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa ketika kita ingin menghitung
ketebalan suatu benda, maka kita dapat menggunakan jangka sorong dengan mengukur skalau
utama dan skala nonius sehingga didapatkan hasil pengukuran yang nanti akan di gunakan
untuk menhitung ketidakpastian pada suatu benda.
Mengukur ketidakpastian harus dilakukan secara teliti, karena banyak kekeliruan saat
percobaan yaitu bergesernya rahang pengujur saat sedang melakukan pengukuran serta
ketidaktelitian pengamat ketika membaca skala utama dengan skala nonius sehingga
didapatkan hasil yang berbeda antara jangka sorong asli dengan jangka sorong buatan.
Kesabaran juga sangat dibutuhkan saat sedang melakukan percobaan, karena dapat
mengganggu pengamat ketika membaca skala utama dan skala nonius serta menghitung
ketidakpastian suatu hasil pengukuran yang telah diukur.

5.1 Saran
Jangka sorong buatan akan lebih baik apabila terdapat sekrup pengunci sehingga
rahang tidak akan bergeser ketika sedang mengukur skala utama dan skala nonius serta
ketelitian pengamat yang dibutuhkan ketika sedang melakukan.
Ketika sedang membuat jangka sorong, pengamat harus membuat kesesuaian antara
skala utama dengan skala nonius, Sehingga lebih akurat ketika pengamat mengukur suatu
benda yang akan diamati. Serta lebih memudahkan pengamat ketika membaca skala utama
dengan skala nonius
DAFTAR PUSTAKA

https://etheses.uinsgd.ac.id/23085/1/HANDOUT%20PAU-min.pdf

https://www.coursehero.com/file/p1gdrh3n/Sejarah-dan-Pengertian-Jangka-Sorong-Jangka-
sorong-pertama-kali-ditemukan-pada/

https://gramedia.com/literasi/alat-ukur-jangka-sorong/

Anda mungkin juga menyukai