TUTOR :
Retnaning Sri, MS, S.Pd. AUD, M.Pd
OLEH
Ambar Sari
NIM: 857850783
Supervisor 1
Amabar Sari
NIM : 857850783
Penulis berharap sepenuhnya, semoga apa yang disajikan dalam laporan ini
dapat diterima oleh tim penilai mata kuliah, yang akhirnya dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan dan memberikan penilaian mata kuliah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penulis
ABSTRAK
1. Motorik Halus
a. Pengertian motorik halus ........................................
b. Fungsi Motorik Halus.............................................
c. Tujuan perkembangan motorik halus ......................
d. Gerakan Motorik Halus Anak Usia TK...................
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Motorik Anak ...............................................
2. Bermain Menganyam .....................................................
a. Pengertian menganyam ..........................................
b. Manfaat Bermain Menganyam ..............................
3. Media .......................................................................
4. Metode Demontrasi ........................................................
5. Pembelajaran .............................................................
a. Pengertian pembelajar ..........................................
b. Kajian Tentang Teori Belajar Anak Usia Dini ........
6. Penilaian.....................................................................
a. Pengertian Penilaian ..............................................
b. Fungsi Penilaian ....................................................
c. Prosedur Evaluasi/Penilaian Pendidikan Anak Usia
Dini ………………………………………………
B. Kerangka Berfikir
1. Siklus I............................................................................
a. Perencanaan..................................................................
b. Pelaksanaan ................................................................
c. Pengamatan .................................................................
d. Refleksi .......................................................................
2. Siklus II ..........................................................................
a. Perencanaan..................................................................
b. Pelaksanaan ...............................................................
c. Pengamatan .................................................................
d. Refleksi .......................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Siklus II)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6 : Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Taman Kanak – kanak ( TK ) merupakan salah satu bentuk
pendidikan anak usia dini yang ditujukan pada anak usia 4 – 6 tahun.
Pendidikan di TK merupakan jembatan antara pendidikan informal dan
nonformal yaitu antara keluarga dan masyarakat.
“ Novan Ardy Wiyani, Konsep Dasar PAUD, (Yogyakarta: Gava
Media, 2016), hlm. 97” Anak usia dini sering disebut dengan anak usia
prasekolah yang hidup pada masa anak-anak awal dan masa peka. Masa ini
merupkan masa yang paling tepat untuk meletakkan dasar pertama dan utama
dalam mengembangkan berbagai potensi anak. Anak usia dini berada pada
tahap ready to use untuk dibentuk oleh orang tua, pendidik PAUD, dan
masyarakatnya. Anak usia dini sudah memiliki kesiapan untuk merespons
berbagai stimulasi edukatif yang diberikan oleh orang tua, pendidik PAUD
dan masyarakat.
Masa usia Taman Kanak – kanak adalah masa, dimana perkembangan
fisik dan kemampuan motoriknya, perkembangan motorik ini erat kaitannya
dengan perkembangan pusat motorik di otak. Oleh sebab itu , banyak ahli
mengatakan bahwa perkembangan kemampuan motorik anak berhubungan
dengan perkembangan kemampuan lainya seperti perkembangan kognitif dan
sosial emosional anak.
Salah satu kemampuan pada anak pada anak TK yang berkembang
pesat adalah kemampuan fisik atau motoriknya. Proses tumbuh kembang
kemampuan motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang
kemampuan gerak anak. Perkembangan motorik adalah perkembangan
mengontrol gerakan – gerakan tubuh melalui kegiatan – kegiatan yang
terkoordinasi antara susunan saraf pusat dan otot ( Endang Poerwanti & Nur
Widodo,2002 :39 ), perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua, yaitu
perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus.
Dalam rangka mengoptimalkan perkembangan anak melalui
pendidikan anak usia dini, kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak
harus disesuaikan dengan karakteristik anak yang mempunyai pengalaman
dan pengetahuan yang berbeda. Menurut Elizabeth B. hurloch perkembangan
anak dapat ditinjau dari aspek atau umur tertentu. Adapun aspek-aspek
perkembangan tersebut adalah perkembangan fisik motoric, social emosional,
moral keagamaan dan kognitif.
Secara langsung dan tidak langsung perkembangan fisik motorik anak
akan memengaruhi konsep diri dan perilaku anak sehari-hari yang kemudian
terus dibawa di masa mendatang. Oleh karena itu, diperlukan perhatian yang
besar terhadap faktor-faktor yang diduga kuat memiliki pengaruh terhadap
perkembangan fisik dan motorik anak..
Menganyam adalah seni merajut yang biasanya menggunakan
bamboo, rotan, maupun aneka daun yang biasa dipipihkan. Pendapat lain
mengenai menganyam adalah serat yang dirangkai sehingga membentuk
benda yang kaku. Bahan untuk menganyam dapat berupa rotan, daun,
kertas, plastik dll. Dalam kegiatan menganyam perlu adanya kreatifitas yang
tinggi karena hasil dari kegiatan menganyam tergantung pada kreatifitas
masing-masing.
Perkembangan motorik halus melalui kegiatan bermain lebih cepat
diserap oleh anak dan hasilnya lebih maksimal. Karena melalui bermain anak
mendapat stimulus yang dapat memungkinkan terjadinya koneksi sel syaraf
(neuron) yang mana bila koneksi tersebut semakin banyak dan komplek
akan menentukan kecerdasan anak.
Permainan menganyam melatih koordinasi antara mata dan tangan
hingga ketrampilan tangannya bisa berkembang secara baik. Anakpun dilatih
cermat dan terampil dalam hal sabar, ulet, dan tekun. Bukan hanya ia duduk
tenang tetapi melalui bermain menganyam anak berkreasi. Pada bermain
menganyam anak juga dilatih pada keselarasan warna kertas yang akan
dianyam hingga mendapat harmoni warna yang bagus.
Dengan Kegiatan Menganyam diharapkan perkembangan motorik
anak khususnya perkembangan motorik halusnya akan meningkat. Dari
pemaparan latar belakang masalah di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
masih terdapat kesulitan pada anak usia 4-6 tahun dalam melakukan kegiatan
menganyam khususnya pada siswa kelompok B di BA. Aisyiyah Watukelir
kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Permasalahan ini dikarenakan metode,
dan media yang digunakan kurang bervariatif, mengakibatkan anak cepat
bosan, maka kami berupaya mengatasi masalah tersebut diatas dengan cara
memberi kegiatan bermain menganyam menggunakan berbagai media dan
dengan metode demonstrasi.
Untuk itu diperlukan adanya tindakan lebih lanjut dalam menangani hal
tersebut. Agar penelitian ini lebih terarah dan mencegah terjadinya perluasan
pembahasan, maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini
dibatasi hal-hal berikut: kemampuan motoric halus anak dan bermain
menganyam. Sehingga peneliti memfokuskan pada kemampuan motorik halus
anak dengan mengambil judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Motorik Halus Dengan bermain Menganyam Dengan Berbagai Media
Dengan Metode Demonstrasi Pada Kelompok B di BA Aisyiyah Watukelir
Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo Semester 1 Tahun Ajaran
2023/2024”.
B. Rumusan Masalah…satu saja.
Berdasarkan masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak dalam menganyam
mrnggunakan berbsgsi media dengan metode demonstrasi di kelompok B BA. Aisyiyah
Watukelir, Weru Sukoharjo, Semester I tahun ajaran 2023/2024?
C. Tujuan Perbaikan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai
a. Dari segi guru : Mengetahui upaya meningkatkan kemampuan
motoric halus anak melalui kegiatan bermain Menganyam.
b. Dari segi siswa : Meningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan
bermain menganyam, melatih jari-jemari anak agar lentur saat sudah mulai
menulis, melatih koordinasi mata dan tangan pada anak kelompok B di BA
Aisyiyah Watukelir Weru Sukoharjo tahun ajaran 2020/2021
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dilakukan karena kegiatan ini memiliki manfaat sebagai berikut :
a. Bagi Anak :
1
pada masa mendatang.
c. Bagi Sekolah
Sekolah dapat memiliki data hasil penelitian yang
selanjutnya dapat dikembangkan untuk penelitian-penelitian sejenis pada
waktu yang akan datang.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Diskripsi Teori
1. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia dini
a. Pengertian Motorik Halus
“Sujiono dkk ( 2007 ), Metode Pengembangan Fisik, …. Hlm. 4.6”
gerakkan motoric halus merupakkan kemampuan yang hanya melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil,seperti
keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan pergelangan tangan yang
tepat.Oleh karena itu gerakkan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga ,tetapi
membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat dan ketelitian.
3
sebagainya. Dalam hal ini, kemandirian menjadi sumber kepuasan anak. Dari
beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motorik halus anak
adalah kemampuan anak dalam mengkoordinasikan gerakan tangan dengan
mata yang melibatkan pengendalian gerak otot-otot kecil (halus).
Elisabeth B. Hurlock (1998 : 39) mengemukakan bahwa
perkembangan motorik anak adalah suatu proses kematangan yang
berhubungan dengan aspek deferensial bentuk atau fungsi termasuk perubahan
sosial emosional. Proses morik adalah gerakan yang langsung melibatkan otot
untuk bergerak dan proses persyaratan yang menjadikan seseorang mampu
mengerakkan anggota tubuhnya ( tangan, kaki dan anggota tubuhnya ). Untuk
mencapai keterampilan motorik halus yang baik maka pendidik harus
memberikan stimulasi kepada anak guna menunjang pencapaian keterampilan
motorik halus yang optimal.
Menurut Sumantri ( 2005 ) bahwa motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot – otot kecil seperti jari jemari
dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata
dengan tangan , keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat
Hal yang sama dikemukan oleh Susanto (2011 :164) berpendapat bahwa
motorik halus adalah gerakan halus yang melibatkan bagian – bagian tertentu
yang dilakukan oleh otot – otot kecil saja, karena tidak memerlukan tenaga
namun memerlukan koordinasi yang cermat.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan motorik halus ,kemampuan yang membutuhkan gerakan
keterampilan otot – otot kecil pada tubuh seperti keterampilan menggunakan
jari jemari tangan, mengerakkan pergelangan tangan agar lentur serta kordinasi
mata tangan yang baik.
4
Selain itu motorik halus berfungsi untuk melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan gerakan tangan, diantaranya melipat,
menggunting, menempel, menumpuk, menulis, menggambar,
menggenggam, dll.
Perkembangan fisik-motorik sangat berperan penting bagi
seorang anak. Selain melatih kelincahan dan kecekatan, juga dapat
memberikan motivasi kepada anak dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Bahkan, bila difungsikan dengan baik perkembangan
motorik ini mampu meningkatkan kecerdasan seorang anak. Untuk itu,
perkembangan ini tidak boleh dikesampingkan.
“
Herdina Indrijati, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan
Anak Usia Dini , (Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 32-33 “ Menurut Hurlock
(1996) perkembangan motorik halus sangat penting dalam perkembangan
individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik
halus yang dipaparkan oleh Hurlock terhadap perkembangan individu
memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Melalui keterampilan motorik halus, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan
memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar, dan menangkap
bola atau memainkan alat-alat mainan.
2) Melalui keterampilan motorik halus, anak dapat beranjak dari kondisi
tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi
yang independen. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat
lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan
menunjang perkembangan rasa percaya diri.
3) Melalui perkembangan motorik halus, anak dapat menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usiakelas-kelas
awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar,
melukis, dan baris-berbaris.
4) Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat
bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak
normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman
sebayanya, bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang fringer
(terpinggirkan).
5
5) Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi
perkembangan self-concept atau kepribadian anak.
6
pergelangan yang tepat. Gerakan ini tidak membutuhkan tenaga yang
banyak namun membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.
“Rita Eka Izzaty, Perilaku Anak Prasekolah, (Jakarta: Gramedia,
2017) , hlm. 76-77 “.Pada usia TK, perkembangan motorik halus anak
semakin meningkat. Koordinasi mata-tangan anak semakin baik, anak
sudah dapat menggunakan kemampuannya untuk melatih diri dengan
bantuan orang dewasa. Anak dapat menyikat gigi, menyisir,
mengancingkan baju, membuka dan memakai sepatu serta makan
menggunakan sendok dan garpu.
Kelenturan tangannya juga semakin baik. Anak dapat
menggunakan tangannya untuk berkreasi. Contohnya: menggunting kertas
dengan hasil guntingan yang lurus, menggambar gambar sederhana dan
mewarnai. Ketika anak dalam sekolahnya mendapat tugas dari pendidik
untuk mewarnai, anak dapat mewarnai dengan baik meskipun belum
begitu rapi dan tepat di dalam garis gambar.
7
prestasi. Kemudian, seseorang mampu melakukan suatu aktivitas
motorik dengan baik, maka kemungkinan besar dia akan termotivasi
untuk menguasai keterampilan motorik yang lebih luas dan lebih tinggi
lagi.
4) Lingkungan yang kondusif
Perkembangan motorik seorang individu kemungkinan besar berjalan
optimal jika lingkungan tempatnya beraktivitas mendukung dan
kondusif. Lingkungan di sini bisa berarti fasilitas, peralatan, sarana,
dan pra sarana. Bisa juga berarti lingkungan tempat beraktivitas dan
juga di sekitar tempat aktivitas yang baik dan kondusif.
5) Aspek psikologi
Hanya seseorang yang kondisi psikologisnya baiklah yang mampu
meraih keterampilan motorik yang baik pula. Meskipun memiliki fisik
yang mendukung, namun jika kondisi psikologis seseorang tidak
mendukung maka sulitlah baginya untuk meraih keterampilan motorik
yang optimal dan memuaskan.
6) Usia
Usia sangat berpengaruh pada aktivitas motorik seseorang. Seorang
bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan tua tentu saja punya karakteristik
keterampilan motorik yang berbeda pula.
7) Jenis kelamin
Laki-laki tentu lebih cepat, terampil dan gesit dari pada perempuan.
Contohnya dalam olahraga sepak bola, volley, tinju, karate, tenis dll.
8) Bakat dan potensi
Seorang anak dapat dengan mudah diarahkan pada suatu keterampilan
apabila anak tersebut memiliki bakat dan potensi dalam hal tersebut.
Meskipun begitu, bakat dan potensi bukan satu-satunya faktor yang
bisa menjamin kesuksesan untuk meraih keterampilan motoriktertentu.
Masih banyak variabel lain yang mempengaruhi keterampilan
motorik, diantaranya harus ada kemauan, keuletan, kedisiplinan, dan
usaha yang kuat untuk meraih keterampilan motorik yang diinginkan.
8
2. Bermain Menganyam
a. Pengertian Menganyam
Kerajinan menganyam merupakan kerajinan tradisional yang masih
ditekuni sampai saat ini disamping banyak kegunaan juga unsur
kemudahannya.Saat ini anyaman banyak mengalami perkembangan mulai dari
bentuk dan motif yang bervariasi sehingga bentuk dan motif tidak kelihatan
monoton. Dengan demikian maka anyaman adalah suatu kegiatan
keterampilan masyarakat dalam perbuatan barang dengan cara dan teknik
susup menyusup, tindih menindih dan saling lipat melipat antara lungsi dan
pakan sehingga saling menguatkan antara satu dan lainnya.Rosna (2009 : 9)
Kamus Bahasa Indonesia (1988) anyaman diartikan sebagai
menganyam , mengatur ( bilah , daun pandan dan sebagainya ) tindih menindih
dan silang menyilang.
Anyaman adalah dibuat dari susunan benang, bilah dan daun pandan
dan sebagainya,dengan tindih menindih , silang menyilang atau dipersilangkan
miring dari kiri ke kanan dan kembali begitu seterusnya sehingga didapat hasil
anyaman ( Rian 2007 :12 ).
Dalam Oho Graha (2000 : 3 ) anyaman adalah suatu cabang kerajinan
yang telah sangat tua usianya ,menganyam merupakan suatu kegiatan menjalin
bahan yang berbentuk pita sehinga satu sama lainnya saling kuat
menguatkannya dan karena tekniknya timbulah motif yang berulang.
Anyaman ialah bukan suatu tenunan tetapi dibuat dari susunan benang yang
dipersilangkan miring dari kiri ke kanan dan kembali. Anyaman diajarkan
dengan tangan atau dikerjakan dengan mesin ( modul 2004 : 15 ).
Dalam menganyam kita menggunakan alat yang terdiri dari lungsi dan
pakan. Lungsi adalah pita atau iratan anyaman yang letaknya tegak lurus
terhadap sipenganyam, sedangkan pakan adalah pita atau iratan yang
disusupkan pada lungsi dan arahnya berawalan atau melintang terhadap
lungsu.
Teknik anyaman terdiri dari 3 macam yaitu :
1) Tenik Tradisional
Teknik ini biasanya sebagai pekerjaan home industri, yaitu dikerjakan oleh
perorangan atau industri rumah tangga. Media bahan untuk anyaman tradisional
diantaranya adalah : bambu, mendong ,janur atau blarak ( daun kelapa ) ,jerami
9
yang telah dipintal ,rumput, plastik , kertas, karet, rotan daun pandan , daun lontar
dan masih banyak lagi.
2) Teknik Semi Modern
Teknik ini banyak jugayang masih dikerjakan perorangan tetapi sudah
menghunakan alat untuk menganyam secara massal. Usaha ini masih
dianggap home industri atau rumah tangga tetapi ada juga yang dapat
dikatakan usaha yang agak besar karena sudah seperti pabrik. Media bahan
untuk teknik anyam semi modern adalah : benang kapas, pintalan jerami ,
pintalan sutera , mendong yag dipilih kwalitasnya.
3) Teknologi Modern untuk teknologi anyam.
Prinsip kerjanya tetap sama dengan teknik tradisional , hanya kalau teknik
modern menggunakan alat modern atau mesin tetapi kalau teknik
tradisonal tidak menggunakan mesin.
b. Manfaat Kegiatan Mengnyam
Manfaat menganyam banyak kegunaannya bagi anak usia dini
selain sebagai unsur pendidikan juga untuk mengembangkan koordinasi mata
dan tangan antara lain :
a) Anak dapat mengenal kerajinan tradisional yang ditekuni oleh
masyarakat indonesia.
b) Melatih motorik halus anak.
c) Melatih sikap emosi anak
d) Dapat terbina ekspresinya yang tumbuh dari pribadinya sendiri bukan
pengaruh orang lain.
e) Dapat mengungkapkan perasaannya yang selama ini masih mengendap.
f) Dapat membangkitkan minat anak.
g) Dapat membant tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya.
h) Dapat bermanfaat bagi perkembangan anak
3. Media
Menurut Gagne ( 1970 ) media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak didik untuk belajar. Sedangkan
media menurut Umar Hamalik, pakar pendidikan indonesia menyatakan media
adalah alat , metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
10
komunikasi dan interes antara guru dan anak didik dalam proses pendidikan dan
pembelajaran disekolah.
Peranan media dalam pembelajaran menurut ( Hamalik 1997, sadirman
2003) yaitu :
a) Memperjelas penyajian pesan dan mengurangi verbalitas
b) Memperdalam pemahaman anak didik terhadap materi pembelajaran
c) Memperagakan pengrtian yang abstrak kepada pengertian yang konkret dan jelas
d) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera manusia.
e) Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan dapat mengatasi sikap pasif
anak didik.
f) Mengatasi sifat unik pada setiap anak didik yang diakibatkan oleh lingkungan
yang berbeda.
g) Media mampu memberikan variasi dalam proses belajar mengajar
h) Memberi kesempatan pada anak didik untuk mereview pelajaran yang diberikan.
i) Memperlancar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan mempermudah tugas
mengajar guru.
Media dalam berkarya seni rupa terdiri dari dua macam yaitu bahan dan alat.
Dan keduanya saling berhubungan satu sama lain untuk proses terjadinya sebuah
karya seni rupa. Apabila tidak ada salah satu diantaranya tidak terjadi proses berkarya.
Bahan yang digunakan akan sangat menentukan untuk kerajinan anyaman
terdiri dari dua macam :
1. Bahan Pokok
Bahan pokok adalah bahan yang mendominasi terwujudnya suatu karya yaitu :
bambu tali ,rotan hinis ,pandan, mendong, blarak, kertas, plastik, karet, kain, daun
pisang.
2. Bahan Pembantu
Bahan pembantu merupakan pelengkap dari proses anyaman yaitu : lem , paku,
pelitur, pewarna.
Alat merupakan benda yang tak kalah pentingnya dalam pembuatan suatu
karya kerajinan menganyam.Contohnya : pisau, gergaji, kuas, penyuak, penggaris,
uncek.
Untuk kegiatan pembelajaran menganyam pada anak usia dini agar lebih
aman dapat menggunakan media bahan daun pisang yang telah disobek kecil – kecil
11
selebar kurang lebih 1 cm, janur yang di irat menjadi kecil – kecil yang lebarnya kira
– kira 1 cm,kardus bekas yang digunting-gunting memanjang yang lebarnya kurang
lebih 1 cm, kertas yang digunting memanjang yang lebarnya kira – kira 1 cm,
lembaran karet yang kemudian dipotong – potong memanjang yang lebarnya kira –
kira 1 cm.
4. Metode Demontrasi
Metode demostrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara
memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang
di ikuti dengan meniru pekerjaan yang di demostrasikan.
Menurut Muhibbin Syah ( 2000 ) metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian aturan dan urutan melakukan
suatu kegiatan , baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran
yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang di sajikan.
Tujuan metode demostrasi adalah peniruan terhadap model yang dapat
dilakukan, sedangkan manfaat metode demostrasi adalah :
a) Perhatian anak dapat lebih dipusatkan
b) Proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri anak.
5. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
“ Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta:
Kencana, 2009), 85 ” Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai
sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau
belajar dengan kehendaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses
pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui
berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar
yang pada prinsipnya menggambarkan aktivitas guru, sedangkan pembelajaran
menggambarkan aktivitas peserta didik..
“ Evelin Siregar & Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2010),14 “ . Pembelajaran harus menghasilkan belajar pada
12
peserta didik dan harus dilakukan suatu perencanaan yang sistematis, sedangkan
mengajar hanya salah satu penerapan strategi pembelajaran diantara strategi-
strategi pembelajaran yang lain dengan tujuan utamanya menyampaikan informasi
kepada peserta didik. Kalau diperhatikan, perbedaan kedua istilah ini bukanlah hal
yang sepele, tetapi telah menggeser paradigma pendidikan, pendidikan yang
semula lebih berorientasi pada “mengajar” (guru yang lebih banyak berperan) telah
berpindah kepada konsep “pembelajaran” (merencanakan kegiatan-kegiatan yang
orientasinya kepada siswa agar terjadi belajar dalam dirinya).
Dalam pembelajaran juga terdapat komponen – komponen pembelajaran
yang saling berhubngan satu sama lainnya. Oleh karena itu perencanaan
pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat penting untuk menunjang
kegiatan belajar secara optimal.
13
Pembelajaran anak usia dini berpusat pada anak. Pendekatan pembelajaran
yang digunakan adalah pendekatan saintifik yang mencakup rangkaian proses
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan. Keseluruhan proses tersebut dilakukan dengan menggunakan
seluruh indera serta berbagai sumber dan media pembelajaran.
“ Evelin Siregar dan Nara Hartini, Teori Belajar dan Pembelajaran, 2014
(Bogor: Gralia Indonesia) hlm. 23 “ Menurut Bruner, yang dikemukakan oleh
Siregar dan Hartini untuk membedakan antara teori belajar dan pembelajaran yaitu
dengan cara melihat posisi teorinya, apakah berada pada tataran teori deskriptif
atau preskriptif. Teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah
deskriptif. Dikatakan preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah
menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan deskriptif karena
tujuan utama teori belajar yaitu menjelaskan proses belajar.
6. Penilaian
1. Pengertian Penilaian ( Evaluasi )
Pengertian Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan pada PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa
penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas:
a) Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
c) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. PP Nomor 32 Tahun 2013
dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan belajar dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan yang
digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran.
14
b. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
c. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
d. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa
3. Prosedur Evaluasi/Penilaian Pendidikan Anak Usia Dini
Penilaian pendidikan anak suai sini dapat dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut ini.
a. Merumuskan Kegiatan
Kegiatan yang akan dilakukan guru harus tergambar pada
program yang dibuatnya. Dalam program kegiatan belajar dalam bentuk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) maupun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) akan tergambar
kemampuan apa yang akan dimiliki anak dari program dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan guru.
Program yang disusun dan apa yang harus dicapai oleh peserta
didik terdapat dalam kompetensi, hasil belajar serta indikator
pembelajaran yang dirumuskan oleh guru. Guru memilih kemampuan
mana yang harus dimiliki anak dari kegiatan yang akan dilakukannya
yang dituangkan dalam bentuk RPP. Dari RPP tersebut dapat ditetapkan
alat penilaian yang akan digunakan setelah proses pembelajaran
berlangsung untuk mengukur kegiatan dan kemampuan yang telah
ditetapkan dalam RPP.
b. Menyiapkan Alat Penilaian
Alat penilaian yang diunakan guru dapat dibuat sendiri atau
menggunakan yang sudah ada yang dibuat oleh orang lain. Pemakaian
alat penilaian disesuaikan dengan indikator hasil belajar yang telah
ditetapkan dalam RPP. Penggunaan alat penilaian pada suatu ketika dapat
juga dimanfaatkan sebagai alat penilaian sekaligus media pembelajaran.
15
B. Kerangka Berfikir
Upaya peningkatan kemampuan fisik motori halus pada anak usia dini sangatlah
penting dilakukan. Dengan kegiatan bermain menganyam diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak usia dini.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis dengan melakukan kegiatan
menganyam anak kelas TK B secara garis masalah dikemukakan oleh peserta didik
adalah masih terdapat kesulitan pada anak dalam melakukan kegiatan menganyam.
Oleh karena itu penulis brusaha mencari solusi dari permasalaan tersebut dengan
melakukan sebuah penelitian tindakan kelas.
Kerangka Alur pikir dalam penelitian Tindakan kelas ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Kemampuan
bermain
menganyam anak Guru menerapkan Perolehan Hasil
masih kurang pembelajaran belum memuaskan.
konvensional
Guru menerapkan
metode demonstrasi Perolehan Hasil
dengan media kardus sudah ada
Guru
bekas dan kertas peningkatan tetapi
menentukan Siklus I karton dengan pola masih harus
tindakan
a-b-a-b ditingkatkan.
perbaikan
Guru menerapkan
metode demonstrasi
dengan media kertas Perolehan Hasil
Siklus II origami dan daun sudah ada
pisang dengan pola peningkatan
a-bb-a-bb signifikan.
Melalui metode
demonstrasi dan
berbagai media dapat
meningkatkan Guru meningkatkan PEROLEHAN
kemampuan Pembelajaran dengn HASILMEMUASKAN
menganyam anak menggunakan 2 Siklus
anak.
16
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di BA Aisyiyah Watukelir Weru Sukoharjo dan guru yang
mengajar beralamat di Sembungan, Rt 02 Rw 03 Karangtengah, Weru,
Sukoharjo.
2. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana perbaikan dilaksanakan dalam 2 siklus setiap siklus terdiri
dari 4 hari yaitu:
Tabel 4. Waktu Pelaksanaan…Tabel 3.1
Siklus Waktu Pelaksanaan
3. Tema
a. Tema Siklus I : Binatang Ciptaan Allah
Sub Tema : Binatang Peliharaan
b. Tema Siklus 2 : Binatang Ciptaan Allah
Sub Tema : Binatang Serangga
4. Kelompok
Yang menjadi subyek penelitian adalah kelompok B BA Aisyiyah Watukelir
yang terdiri dari 15 anak, 4 anak perempuan dan 11 anak laki- laki.
17
Tabel 3.2
18
1. Rencana Pelaksanaan
a. Rencana Tindakan
Pengantar…
Pelaksanaan perbaikan dalam penelitian ini terdiri atas 2 ( dua siklus) yaitu siklus
I dan siklus II. Setiap siklus trdiri atas perencanaan (planning), pelaksanaan (
acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).Setiap siklus terdiri atas
beberapa langkah perbaikan yang disususn secara sistematis untuk memecahkan
masalah.
Siklus I
1) Perencanaan
Sebelum Peneliti melakukan tindakan terlebih dahulu Peneliti terlebih dahulu
meminta ijin kepada Kepala Sekolah dan berkoordinasi dengan para guru di TK
…….kelompok …..untuk mengadakan penelitian tentang kemampuan fisik motorik
halus dalam menganyam dengan berbagai media dengan metode demosntrasi.
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, sehingga seluruh hal yang berkaitan
dengan pembelajaran : menyusun desain pembelajaran, menyusun RPPH, dan
instrument observasi, media dan sumber belajar dirancang sesuai dengan banyak hari
19
pelaksanaan penelitian dalam siklus I dan siklus II untuk mendapatkan hasil berupa
peningkatkan kemampuan motorik halus dalam menganyam secara signifikan.
2) Pelaksanaan
Pengantar…..
Pelaksanaan kegiatan perbaiakn pengembangan dilaksanakan selama ….. hari,
yaitu ………….tanggal ……..yang terangkum dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH)
sebagai berikut :
RKH hari I…tuliskan sesuai tabel RKH
a. Kegiatan Pembukaan
1. Berdo’a sebelum kegiatan
2. Bercakap-cakap tentang kegiatan hari ini
3. Menyanyi lagu
b. Kegiatan Inti Eksplorasi
1. Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang akan digunakan
2. Guru bertanya kepada anak tentang tema hari ini
3. Guru memperlihatkan contoh menganyam dan meminta peserta didik untuk
mengamati pola anyaman tersebut
4. Dengan menganyam tersebut peserta didikmengidentifikasikan unsur-unsur
yang ada pada pola anyaman.
3) Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan oleh peneliti dan supervisor 2 selaku observer untuk
mengevaluasi perkembangan kemampuan motorik halus dalam kegiatan menganyam
dengan metode demostrasi pada saat penelitian berlangsung. Jadi, pada saat peneliti
melaksanakan penelitian, pengamatan juga dilaksanakan. Kegiatan pengamatan
20
penelitian dilakukan secara keseluruhan pada pelaksanaan kegiatan dimulai dari
merumuskan indikator, perbaikan pembelajaran, menentukan kegiatan perbaikan,
skenario perbaikan, kegiatan pengembangan, pengelolaan kegiatan dan hasil pada
peserta didik.
Hal yang harus diamati oleh observer adalah aktivitas siswa yang sedang
berlangsung, mengumpulkan data hasil pengamatan dan mencatat detail kejadian
perbaikan untuk memperoleh data yang akurat yang dapat digunakan untuk perbaikan
di hari maupun siklus berikutnya.
4) Refleksi
Refleksi adalah tahapan untuk berdiskusi tentang kelebihan/kekuatan dan
kekurangan/kelemahan proses pembelajaran yang dilakukan. Dilaksankan setiap hari setelah
kegiatan perbaikan selesai dilakukan. Kelebihan/kekuatan akan dipertahankan untuk dapat
diimplementasikan pada hari maupun siklus berikutnya. Kekurangan/kelemahan dapat
dikoreksi berdasarkan hasil diskusi dengan supervisor 2 untuk dimasukkan ke hari maupun
pelaksanaan siklus berikutnya. Sehingga terjadi perubahan (peningkatan) aspek
perkembangan yang diteliti.
21
Siklus II
1) Perencanaan
Siklus II ini adalah perbaikan dari siklus I yang sudah selesai
dilaksanakan. Proses pelaksanaan sama dengan kegiatan pada siklus
I dengan menyusun rencana kegiatan Siklus II, diantaranya sebagai
berikut :
4) Refleksi
23
5) Kekuatan Dan Kelemahan KBM
a) Kekuatan KBM
(1) Hasil belajar meningkat
(2) Meningkatkan aktivitas belajar anak
(3) Mengembangkan minat anak
(4) Meningkatkan kepercayaan diri anak
(5) Meningkatkan cara berfikir anak
Semua kekuatan akan berpeluang jika guru
mempersiapkan kegiatan pembelajaran secara matang dan
siswa memiliki ketertarikan.
b) Kelemahan KBM
(1) Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam dalam
melakukan persiapan
(2) Pelaksanaan yang efektif lebih sulit
Tujuan Perbaikan
Meningkatkan kemampuan fisik motorik halus dalam menganyam menggunakan berbagai
media dengan metode demonstrasi di BA Aisyiyah Watukelir, Weru Sukoharjo, Semester I, tahun
pembelajaran 2023/2024
Analisis Masalah
Dari tiga masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan diteliti adalah bagaimanan
upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan menganyam dengan
berbagai media dengan metode demontrasi karena kegiatan menganyam melatih koordinasi
antara matadan tangan hingga ketrampilan tangannya bisa berkembang secara baik. Anak
dilatih cermat dan terampil dalam hal sabar, ulet, dan tekun. Bukan hanya ia duduk tenang
tetapi melalui bermain menganyam anak berkreasi. Pada bermain menganyam anak juga
dilatih menggunakan pola anyaman sehingga anak dapat menganyam dengan bervariasi.
Berdasarkan observasi kami khususnya kelompok B Perkembangan motorik halus
anak masih kurang, dibuktikanadanya sebagian besar anak belum bisa, memegang krayon
dengan baik dan benar saat mewarnai, menggunting belum rapi, mencocok juga belum rapi
dan dalam kegiatan menganyam hampir semua bilang tidak bisa, anak minta tolong
dibuatkan,selain itu anak ingin selalu cepat selesai, sehingga ide dan gagasan kreativitas anak
terpendam.
26
2. Siklus II…..ulangi masukkan untuk siklus I sesuaikan dengan
peruntukannya di Siklus II
a. Rencana Kegiatan Inti Setiap Hari
(1) Hari pertama Senin, 13 November 2023
Inti : Menganyam, menulis kata lebah, menarik garis,
menggambar lebah
(2) Hari kedua Selasa, 14 November 2023
Inti : Menganyam, menghitung gambar, membuat kumbang,
melingkari suku kata awal
(3) Hari ketiga Rabu, 15 November 2023
Inti : Menganyam, mengurutkan metamorfosis kupu-kupu,
mengucapkan syair kuu-kupu, melipat kupu-kupu
(4) Hari empat Kamis, 16 November 2023
Inti : Menganyam, Menulis angka 1-10, membuat ulat,
menulis kata ulat bulu
RANCANGAN SATU SIKLUS
Identitas Siklus
Siklus Ke II
Semester I
Tema/Subtema : Binatang Ciptaan Allah/ Binatang Serangga
Kelompok :B
Hari Tanggal : Senin, 13 November 2023 sampai Kamis, 16
November 2023
Tujuan Perbaikan
Identifikasi Masalah
Masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran kelas
27
khususnya dalam kegiatan bermain menganyam antara lain :
(a) Anak merasa bosan dengan kegiatan menganyam
(b) Anak kurang tertantang dengan pola yang diberikan
Analisis Masalah
Pada kegiatan menganyam disiklus satu menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan menganyam pada diri anak, namun
ada beberapa anak yang bosan dengan kegiatan menganyam,
anak kutang tertantang dan tidak memunculkan kreatifitas yang
lebih pada diri anak. Maka dari itu perlu adanya peningkatan
kesulitan dalam menganyam. Diharapkan dengan peningkatan
kesulitan baik media maupun pola anak lebih bisa berkreasi
dan semakin meningkatkan kemampuan motorik halusnya.
Rumusan Masalah …
Rencana Kegiatan Siklus II
(2) Tabel 7. Rencana Kegiatan Siklus II
28
warna, lungsi
5 pakan 4
II Lagu Menganyam Lagu masuk
lingkaran pola a-bb-a- satu tarik-
besar bb dengan tindih dua
media tarik
origami 2
warna, lungsi
5 pakan 5
III Lagu kalau Menganyam Lagu masuk
kau suka pola a-bb-a- satu tarik-
menganyam bb dengan tindih dua
tepuk tangan media daun tarik
pisang, lungsi
6 pakan 5
IV Lagu kalau Menganyam Lagu masuk
kau suka pola a-bb-a- satu tarik-
menganyam bb dengan tindih dua
tepuk tangan media daun tarik
pisang, lungsi
6 pakan 6
b. Penilai…(jika ada)
29
c. Prosedur Kegiatan Pengembangan.
Rencana Kegiatan Harian II, III dan IV dilaksanakan sesuai dengan kegiatan
dan alokasi waktu yang tercantum dalam Rencana Kegiatan …(tabel) diatas
dengan RPP terlampir
1. Perencanaan ( planning)
2. Tindakan (acting)
3. Pengamatan (observing)
4. Refleksi (reflecting)
30
Adapun variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah
Kemampuan Motorik Halus dan obyek dalam penelitian ini adalah
bermain menganyam.
b. Devinisi Operasional
Adapun indikator dan batasan dalam penelitian ini antara lain :
1) Anak mengontrol gerak jari-jari tangan dalam kegiatan menganyam,
memasukkan pakan ke lungsi.
2) Anak mengontrol gerak jari-jari tangan dalam kegiatan menganyam,
mengangkat 1 lungsi.
3) Anak mengontrol gerak jari-jari tangan dalam kegiatan menganyam,
menarik pakan yang sudah dimasukkan.
31
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya atau situasi buatan. Observasi ini di gunakan untuk
mengetahui perkembangan motorik halus peserta didik selama
pengajaran berlangsung. Observasi dapat mengukur atau menilai proses
belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan kelompok
peserta didik dan partisipasi peserta didik dalam metode yang diterapkan.
c) Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari sumber tertulis atau dokumen-dokumen baik
berupa buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian dan sebagainya. Dalam penelitian ini, dokumentasi menjadi hal
penting utuk menunjang dalam mendapatkan informasi tentang data
sejarah berdirinya BA Aisyiyah Watukelir, lokasi, keadaan guru dan
peserta didik serta saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Dokumentasi foto yang digunakan sebagai laporan yang berupa gambar
aktivitas peserta didik selama mengikuti pengajaran.
32
2) Anak dikatakan belum mencapai indicator kemampuan menganyam
bila masih mendapat nilai BB dan Atau MB .
3) Diharapkan jumlah anak yang dapat mencapai indikator kemampuan
menganyam 75%
D. Rencana Refleksi
“Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, ....., hlm. 80” Refleksi dilakukan
untuk melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan selama tindakan. Refleksi
dilakukan peneliti untuk menganalisis data-data yang telah terkumpul. Dengan
melihat hasil dari pengamatan, selanjutnya peneliti mengambil kesimpulan untuk
melakukan tindakan selanjutnya yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Rencana Refleksi dari penelitian ini antara lain :
33
BAB IV
34
b. Pelaksanaan
Skenario Perbaikan
Tujuan perbaikan : Meningkatkan kemampuan motorik halus pada
anak melalui kegiatan menganyam.
Siklus ke 1
Hari/Tanggal : Senin, 6 November 2023
Hal yang diperbaiki /ditingkatkan :
1. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
a. Judul Kegiatan : Menyebutkan macam-macam binatag peliharaan
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat area
kosong untuk membentuk lingkaran
2. Pengorganisasian anak : Posisi anak diatur menjadi bentuk
lingkaran dengan posisi duduk.
c. Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyebutkan contoh macam-macam binatang peliharan
2. Guru bercerita tentang ayam
3. Guru meminta anak menceritakan kembali isi dalam cerita
4. Guru mengajak menyanyikan tepuk ayam
c. Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menyiapkan lungsi dan pakan dari kardus, lungsi terdiri
dari 4 dan pakan 2
2. Guru menjelaskan aturan main
35
3. Guru menjelaskan tentang teknik pola anyaman
4. Guru memberi contoh cara mengerjakannya.
5. Guru mengingatkan anak tentang kesabaran, ketelitian,
kerapian, dan keindahan.
c. Langkah-langkah perbaikan :
2. Perbaikan RKH 2
Skenario Perbaikan
Tujuan perbaikan : Meningkatkan kemampuan motorik halus pada
anak melalui kegiatan menganyam.
Siklus ke I
Hari/Tanggal : Selasa, 7 November 2023
Hal yang diperbaiki /ditingkatkan :
1. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
a. Judul Kegiatan : Menyebutkan tempat hidup binatang peliharaan
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat area
kosong untuk membentuk lingkaran
2. Pengorganisasian anak : Posisi anak diatur menjadi bentuk
lingkaran dengan posisi duduk.
c. Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyebutkan contoh tempat hidup binatang peliharan
36
2. Guru bertanya tentang tempat hidup kucing
3. Guru meminta menirukan gerakan kucing jalan
4. Guru mengajak menyanyikan kucingku telu
2. Kegiatan Pengembangan II (Inti)
a. Judul Kegiatan : Menganyam dengan media kardus dengan pola
a-b-a-b.
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang : anak-anak duduk melingkar
2. Pengorganisasian anak : anak-anak duduk di lantai
c. Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menyiapkan lungsi dan pakan dari kardus, lungsi
terdiri dari 4 dan pakan 3
2. Guru menjelaskan aturan main
3. Guru menjelaskan tentang teknik pola anyaman
4. Guru memberi contoh cara mengerjakannya.
5. Guru mengingatkan anak tentang kesabaran, ketelitian,
kerapian, dan keindahan.
3. Kegiatan Pengembangan III (Penutup)
a. Judul Kegiatan : mengulas kegiatan hari ini.
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat
area kosong untuk membentuk lingkaran.
2. Pengorganisasian anak diatur menjadi bentuk lingkaran.
c. Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyanyikan lagi masuk satu tarik, tindih dua tarik
2. Guru menanyakan kegiatan yang dilakukan hari ini
3. Guru menanyakan perasan hari ini
4. Guru mengajak anak untuk berdo’a dan pulang
3. Perbaikan RKH 3
Skenario Perbaikan
Tujuan perbaikan : Meningkatkan kemampuan motorik halus pada
anak melalui kegiatan menganyam.
37
Siklus ke I
Hari/Tanggal : Rabu, 8 November 2023
Hal yang diperbaiki /ditingkatkan :
1. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
a. Judul Kegiatan : Menyebutkan manfaat binatang peliharaan
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat area
kosong untuk membentuk lingkaran
2. Pengorganisasian anak : Posisi anak diatur menjadi bentuk
lingkaran dengan posisi duduk.
c. Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyebutkan contoh manfaat binatang peliharan
2. Guru bertanya tentang manfaat memelihara sapi
3. Guru meminta menirukan suara sapi
4. Guru mengajak menyanyikan pak tani punya kandang
2. Kegiatan Pengembangan II (Inti)
a. Judul Kegiatan : Menganyam dengan media kertas karton dengan
pola a-b-a-b.
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang : anak-anak duduk melingkar
2. Pengorganisasian anak : anak-anak duduk di lantai
c. Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menyiapkan lungsi dan pakan dari kardus, lungsi terdiri
dari 5 dan pakan 3
2. Guru menjelaskan aturan main
3. Guru menjelaskan tentang teknik pola anyaman
4. Guru memberi contoh cara mengerjakannya.
5. Guru mengingatkan anak tentang kesabaran, ketelitian,
kerapian, dan keindahan.
3. Kegiatan Pengembangan III (Penutup)
a. Judul Kegiatan : mengulas kegiatan hari ini
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat area
kosong untuk membentuk lingkaran.
38
2. Pengorganisasian anak diatur menjadi bentuk lingkaran.
c. Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyanyikan lagi masuk satu tarik, tindih dua tarik
2. Guru menanyakan kegiatan yang dilakukan hari ini
3. Guru menanyakan perasan hari ini
4. Guru mengajak anak untuk berdo’a dan pulang
4. Perbaikan RKH 4
Skenario Perbaikan
Tujuan perbaikan : Meningkatkan kemampuan motorik halus pada
anak melalui kegiatan menganyam.
Siklus ke I
Hari/Tanggal : Kamis, 9 November 2023
Hal yang diperbaiki /ditingkatkan :
1. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
a. Judul Kegiatan : Menyebutkan cara merawat binatang peliharaan
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat area
kosong untuk membentuk lingkaran
2. Pengorganisasian anak : Posisi anak diatur menjadi bentuk
lingkaran dengan posisi duduk.
c. Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyebutkan contoh cara merawat binatang peliharan
2. Guru bertanya tentang cara menyayangi ikan
3. Guru meminta memberikan makan
4. Guru mengajak menyanyikan lagu ikan
2. Kegiatan Pengembangan II (Inti)
a. Judul Kegiatan : Menganyam dengan media kertas karton dengan
pola a-b-a-b.
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang : anak-anak duduk melingkar
2. Pengorganisasian anak : anak-anak duduk di lantai
c. Langkah-langkah perbaikan
39
1. Guru menyiapkan lungsi dan pakan dari kardus, lungsi terdiri
dari 5 dan pakan 4
2. Guru menjelaskan aturan main
3. Guru menjelaskan tentang teknik pola anyaman
4. Guru memberi contoh cara mengerjakannya.
5. Guru mengingatkan anak tentang kesabaran, ketelitian,
kerapian, dan keindahan.
3. Kegiatan Pengembangan III (Penutup)
a. Judul Kegiatan : mengulas kegiatan hari ini.
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat area
kosong untuk membentuk lingkaran.
2. Pengorganisasian anak diatur menjadi bentuk lingkaran.
c. Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyanyikan lagi masuk satu tarik, tindih dua tarik
2. Guru menanyakan kegiatan yang dilakukan hari ini
3. Guru menanyakan perasan hari ini
4. Guru mengajak anak untuk berdo’a dan pulang
c. Pengamatan
d. Refleksi
2. Siklus II
a. Perencanaan
40
RPP menjadi acuan bagi peneliti dalam pelaksanaan penelitian
tindakan kelas. RPP disusun oleh peneliti yang bekerja sama dengan
guru kelas yang memfokuskan pada kemampuan motorik halus anak
melalui kegiatan kolase. Selain bekerjasama dengan guru, peneliti juga
mengkonsultasikan RPP kepada kepala BA
3) Menyiapkan media, alat dan bahan.
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu
menyiapkan media, alat dan bahan berupa lungsi dan pakan. Media pada
siklus II berupa kertas origami dan daun pisang.
4) Menyusun instrumen penelitian dan menyiapkan lembar observasi yang
akan digunakan dalam mengamati kemampuan motorik halus anak
dalam kegiatan menganyam.
5) Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera handphone.
b. Pelaksanaan
Skenario perbaikan siklus II
1. Perbaikan RHH 1
Skenario Perbaikan
Tujuan perbaikan : Meningkatkan kemampuan motorik halus pada
anak melalui kegiatan menganyam.
Siklus ke II
Hari/Tanggal : Senin, 13 November 2023
Hal yang diperbaiki /ditingkatkan :
1. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
a. Judul Kegiatan : Menyebutkan macam-macam binatang
serangga.
b. Pengelolaan kelas :
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat
area kosong untuk membentuk lingkaran
2. Pengorganisasian anak : Posisi anak diatur menjadi bentuk
lingkaran dengan posisi duduk.
c. Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyebutkan macam-macam binatang serangga
41
2. Guru bertanya tentang lebah
3. Guru bercerita tentang lebah
4. Guru memerintahkan anak untuk menceritakan kembali isi
cerita
2. Kegiatan Pengembangan II (Inti)
a. Judul Kegiatan : Menganyam dengan media kertas origami dengan
pola a-bb-a-bb.
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang : anak-anak duduk melingkar
2. Pengorganisasian anak : anak-anak duduk di lantai
c. Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menyiapkan lungsi dan pakan dari kertas origami, lungsi
terdiri dari 5 dan pakan 4
2. Guru menjelaskan aturan main
3. Guru menjelaskan tentang teknik pola anyaman
4. Guru memberi contoh cara mengerjakannya.
5. Guru mengingatkan anak tentang kesabaran, ketelitian,
kerapian, dan keindahan.
3. Kegiatan Pengembangan III (Penutup)
a. Judul Kegiatan : mengulas kegiatan hari ini.
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat area
kosong untuk membentuk lingkaran.
2. Pengorganisasian anak diatur menjadi bentuk lingkaran.
c. Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyanyikan lagi masuk satu tarik, tindih dua tarik
2. Guru menanyakan kegiatan yang dilakukan hari ini
3. Guru menanyakan perasan hari ini
4. Guru mengajak anak untuk berdo’a dan pulang
2. Perbaikan RHK 2
Skenario Perbaikan
42
Tujuan perbaikan : Meningkatkan kemampuan motorik halus pada
anak melalui kegiatan menganyam.
Siklus ke II
Hari/Tanggal : Selasa, 14 November 2023
Hal yang diperbaiki /ditingkatkan :
1. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
a. Judul Kegiatan : Menyebutkan bagian-bagian tubuh binatang
serangga.
b. Pengelolaan kelas :
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat
area kosong untuk membentuk lingkaran
2. Pengorganisasian anak : Posisi anak diatur menjadi bentuk
lingkaran dengan posisi duduk.
c. Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyebutkan bagian-bagian tubuh binatang serangga
2. Guru mengajak anak mengamati bagian tubuh kumbang
3. Guru menjelaskan bagian-bagian tubuh binatang kumbang
4. Guru memerintahkan anak untuk bercerita pengalamnya
melihat kumbang
2. Kegiatan Pengembangan II (Inti)
a. Judul Kegiatan : Menganyam dengan media kertas origami dengan
pola a-bb-a-bb.
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang : anak-anak duduk melingkar
2. Pengorganisasian anak : anak-anak duduk di lantai
c. Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menyiapkan lungsi dan pakan dari kertas origami, lungsi
terdiri dari 5 dan pakan 5
2. Guru menjelaskan aturan main
3. Guru menjelaskan tentang teknik pola anyaman
4. Guru memberi contoh cara mengerjakannya.
5. Guru mengingatkan anak tentang kesabaran, ketelitian,
kerapian, dan keindahan.
3. Kegiatan Pengembangan III (Penutup)
43
a. Judul Kegiatan : mengulas kegiatan hari ini
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat area
kosong untuk membentuk lingkaran.
2. Pengorganisasian anak diatur menjadi bentuk lingkaran.
c. Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyanyikan lagi masuk satu tarik, tindih dua tarik
2. Guru menanyakan kegiatan yang dilakukan hari ini
3. Guru menanyakan perasan hari ini
4. Guru mengajak anak untuk berdo’a dan pulang
3. Perbaikan RKH 3
Skenario Perbaikan
Tujuan perbaikan : Meningkatkan kemampuan motorik halus pada
anak melalui kegiatan menganyam.
Siklus ke II
Hari/Tanggal : Rabu, 15 November 2023
Hal yang diperbaiki /ditingkatkan :
1. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
a. Judul Kegiatan : Menyebutkan makanan binatang serangga.
b. Pengelolaan kelas :
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat
area kosong untuk membentuk lingkaran
2. Pengorganisasian anak : Posisi anak diatur menjadi bentuk
lingkaran dengan posisi duduk.
c. Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyebutkan makanan binatang serangga
2. Guru mengajak anak mengamati kupu-kupu
3. Guru menjelaskan makanan kupu-kupu
4. Guru memerintahkan anak untuk bercerita pengalamnya
melihat kupu-kupu
2. Kegiatan Pengembangan II (Inti)
44
a. Judul Kegiatan : Menganyam dengan media daun pisang dengan
pola a-bb-a-bb.
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang : anak-anak duduk melingkar
2. Pengorganisasian anak : anak-anak duduk di lantai
c. Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menyiapkan lungsi dan pakan dari kertas origami, lungsi
terdiri dari 6 dan pakan 5
2. Guru menjelaskan aturan main
3. Guru menjelaskan tentang teknik pola anyaman
4. Guru memberi contoh cara mengerjakannya.
5. Guru mengingatkan anak tentang kesabaran, ketelitian,
kerapian, dan keindahan.
3. Kegiatan Pengembangan III (Penutup)
a. Judul Kegiatan : mengulas kegiatan hari ini
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat area
kosong untuk membentuk lingkaran.
2. Pengorganisasian anak diatur menjadi bentuk lingkaran.
c. Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyanyikan lagi masuk satu tarik, tindih dua tarik
2. Guru menanyakan kegiatan yang dilakukan hari ini
3. Guru menanyakan perasan hari ini
4. Guru mengajak anak untuk berdo’a dan pulang.
4. Perbaikan RKH 4
Skenario Perbaikan
Tujuan perbaikan : Meningkatkan kemampuan motorik halus pada
anak melalui kegiatan menganyam.
Siklus ke II
Hari/Tanggal : Kamis, 16 November 2023
Hal yang diperbaiki /ditingkatkan :
1. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
45
a. Judul Kegiatan : Menyebutkan tempat hidup binatang
serangga.
b. Pengelolaan kelas :
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat
area kosong untuk membentuk lingkaran
2. Pengorganisasian anak : Posisi anak diatur menjadi bentuk
lingkaran dengan posisi duduk.
c. Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru tempat hiup binatang serangga
2. Guru mengajak anak mengamati ulat bulu
3. Guru menjelaskan tempat hidup ulat bulu
4. Guru memerintahkan anak untuk bercerita pengalamnya
melihat ulat bulu
2. Kegiatan Pengembangan II (Inti)
a. Judul Kegiatan : Menganyam dengan media daun pisang dengan
pola a-bb-a-bb.
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang : anak-anak duduk melingkar
2. Pengorganisasian anak : anak-anak duduk di lantai
c. Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menyiapkan lungsi dan pakan dari kertas origami, lungsi
terdiri dari 6 dan pakan 6
2. Guru menjelaskan aturan main
3. Guru menjelaskan tentang teknik pola anyaman
4. Guru memberi contoh cara mengerjakannya.
5. Guru mengingatkan anak tentang kesabaran, ketelitian,
kerapian, dan keindahan.
3. Kegiatan Pengembangan III (Penutup)
a. Judul Kegiatan : mengulas kegiatan hari ini
b. Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat area
kosong untuk membentuk lingkaran.
2. Pengorganisasian anak diatur menjadi bentuk lingkaran.
c. Langkah-langkah perbaikan :
46
1. Guru menyanyikan lagi masuk satu tarik, tindih dua tarik
2. Guru menanyakan kegiatan yang dilakukan hari ini
3. Guru menanyakan perasan hari ini
4. Guru mengajak anak untuk berdo’a dan pulang.
c. Pengamatan
d. Refleksi
47