Anda di halaman 1dari 16

STUDI KELAYAKAN BISNIS

“ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL”

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


I Gusti Made Suwandana, S.E., M.M.

Disusun Oleh Kelompok 6:

Ni Luh Maha Cantika Putri (2107521303)


Ida Gede Komang Bagus Gahnan P (2107521304)

Kadek Sintya Purnama Dewi (2107521305)

Ni Made Astri Padmayani (2107521306)

Gusti Ayu Sinthia Chandra Dewi (2207524351)

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
karunia dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan Review Mata Kuliah (RMK) dengan
judul “Aspek Ekonomi dan Sosial” dengan baik walaupun masih banyak kekurangan di
dalamnya. Kami jugaberterima kasih kepada Bapak I Gusti Made Suwandana, S.E., M.M.
selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis yang sudah memberikan
kepercayaan dalam menyelesaikanreview mata kuliah ini.

Kami sangat berharap review mata kuliah ini akan bermanfaat untuk menambah
pengetahuan juga wawasan kita. Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam review
matakuliah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran, mengingat tak ada sesuatu yang sempurna tanpa
adanyasaran yang membangun.

Kami mengharapkan review mata kuliah Desain Kelayakan Bisnis ini bisa
bermanfaat dan dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
jika terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Denpasar, 9 April 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1 Analisis Ekonomi dan Analisis Financial .......................................................................... 3
2.2 Pendekatan Yang Dipergunakan Untuk Analisis Ekonomi ............................................ 3
2.3 Manfaat Ekonomi dan Social Proyek ................................................................................ 4
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Menyusun studi kelayakan bisnis, sebagai titik tolak untuk melakukan analisis,
diperlukan informasi lingkungan luar perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh
lingkungan luar tersebut memberikan peluang sekaligus ancaman bagi rencana bisnis,
selain juga mengetahui apa saja yang dapat disumbangkan oleh proyek bisnis bagi
lingkungan luar jika bisnis telah terealisasikan. Berhubungan dengan kemanfaatan dan
biaya terhadap lingkungan luar, kedalam dan keluasan analisis yang akan dilakukan
tergantung pada kriteria – kriteria yang telah ditentukan untuk menilai suatu proyek.

Dan studi kelayakan bisnis biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan
pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba,
yang dimaksudadalah studi yang menitik beratkan pada keuntungan yang ecara ekonomis,
dan orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik beratkan
suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau
keuntungan ekonomis.

Analisis aspek ekonomi suatu proyek bisnis tidak hanya memperhatikan manfaat yang
dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi oleh semua pihak
dalam perekonomian. Aspek-aspek penilaian manfaat bisnis yang direncanakan dapat
ditinjau dari berbagai sisi, seperti: Sisi rencana pembangunan nasional, Sisi distribusi nilai
tambah, Sisi nilai investasi per tenaga kerja, Hambatan di bidang ekonomi, dan Dukungan
pemerintah.

Dalam menjalankan bisnis, perusahaan juga hendaknya memperhatikan keseimbangan


kehidupan sosial karena perusahaan hidup bersama dengan komponen-komponen lain
yang berada dalam tatanan kehidupan yang pluralis dan komplek, sehingga perusahaan
mempunyai tanggung jawab sosial.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah adalah sebagai berikut.
1) Apa yang dimaksud dengan Analisis Ekonomi dan Analisis Financial?
2) Pendekatan apa saja yang dipergunakan untuk Analisis Ekonomi?
3) Apa saja Manfaat Ekonomi dan Social Proyek?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat ditujukan suatu tujuan yaitu sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui Analisis Ekonomi dan Analisis Financial,
2) Untuk mengetahui Pendekatan apa yang dipergunakan untuk Analisis Ekonomi, dan
3) Untuk mengetahui Manfaat Ekonomi dan Social Proyek.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisi Ekonomi dan Analisis Finansial


2.1.1 Pengertian Aspek Ekonomi dan Sosial
Sebelum masuk ke materi mengenai Analisis Ekonomi dan Analisis Finansial, maka harus
diketahui mengenai aspek ekonomi dan sosial terlebih dahulu. Setiap usaha yang dijalankan,
tentunya akan memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif dan negatif ini akan dapat
dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah, ataupun masyarakat
luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi
lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah umumnya.

Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan
peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Adapun bagi pemerintah dampak positif yang
diperoleh adalah dari aspek ekonomi memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Lebih dari itu yang terpenting adalah ada yang
mengelola dan meng atur sumber daya alam yang belum terjamah. Sebaliknya, dampak negatif
pun tidak akan terlepas dari aspek ekonomi, misalnya eksplorasi sumber daya alam yang
berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi masyarakat
sekitarnya.

Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah tersedianya sarana
dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya.
Kemudian bagi pemerintah dampak negatif dari aspek sosial adanya perubahan demografi di
suatu wilayah, perubahan budaya, dan kesehatan masyarakat. Dampak negatif dalam aspek sosial
termasuk terjadinya perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat, dan struktur sosial lainnya.

Jadi, dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah apakah jika usaha atau proyek
dijalankan akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau
sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu dipertimbangkan, karena dampak
yang akan ditimbulkan nantinya sangat luas apabila salah dalam melakukan penilaian.
Diharapkan dari aspek ekonomi dan sosial, yang akan dijalankan akan memberikan dampak yang

3
positif lebih banyak. Artinya dengan berdirinya usaha atau proyek secara ekonomi dan sosial
lebih banyak memberikan manfaat dibandingkan kerugiannya.

2.1.2 Analisis Ekonomi dan Analisis Keuangan

Analisis ekonomi (economic analysis) suatu proyek bisnis tidak hanya memperhatikan
manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, namun juga oleh
semua pihak dalam perekonomian. Sedangkan analisis yang hanya membatasi manfaat dan
pengorbanan dari sudut pandang perusahaan disebut sebagai analisis keuangan atau analisis
finansial (financial analysis).

Dengan demikian hampir dapat dipastikan bahwa analisis kedua aspek tersebut akan
memberikan hasil yang berbeda. Perbedaan akan menjadi makin besar kalau terdapat berbagai
distorsi dalam pembentukan harga. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa suatu proyek bisnis
mungkin saja memberikan manfaat yang lebih besar kepada ekonomi nasional daripada kepada
perusahaan yang menjadi pelaksana proyek bisnis tersebut. Upaya untuk mengidentifikasikan
manfaat dan pengorbanan bukan hanya dari sudut pandang perusahaan, merupakan tujuan
analisis ekonomi suatu proyek bisnis.

Yang terakhir ini sering disebut social cost and benefits analysis (SCBA). Memang dalam
SCBA analisis dilakukan dengan lebih lengkap (misalnya memperhatikan masalah distribusi
pendapatan), tetapi seringkali tidak mudah untuk mengkuantifikasikan manfaat dan pengorbanan
sosial. Karena itulah kita membatasi diri pada analisis ekonomi yang lebih mudah dan obyektif
perhitungannya.

Analisis ekonomi ini penting dilakukan untuk proyek bisnis-proyek bisnis yang berskala
besar, yang seringkali menimbulkan perubahan dalam penambahan supply (penawaran) dan
demand (permintaan) terhadap produk-produk tertentu-, karena akibat yang ditimbulkan pada
ekonomi nasional akan cukup berarti. Dengan demikian kalau kita misalnya akan mendirikan
usaha jasa persewaan komputer untuk melayani para mahasiswa, mungkin sekali kita tidak perlu
berpayah-payah melakukan analisis ekonomi proyek bisnis tersebut. Secara rinci analisis
ekonomi dilakukan dengan alasan karena adanya:
1) Ketidaksempurnaan pasar (termasuk di dalamnya berbagai distorsi yang timbul karena
peraturan pemerintah). Contoh-contoh yang bisa dijumpai adalah adanya pengendalian

4
harga (termasuk pengendalian suku bunga kredit), proteksi, kedudukan monopoli, dan
sebagainya.
2) Adanya pajak dan subsidi. Pajak berarti pendistribusian sebagian kekayaan konsumen
(dalam hal pajak penjualan) atau perusahaan (dalam pajak penghasilan) ke pemerintah.
Adanya pajak penghasilan akan mengurangi profitabilitas proyek bisnis di mata
perusahaan, tetapi meningkatkan kekayaan pemerintah.
3) Berlakunya konsep consumers surplus dan producers surplus. Pada saat terjadi
penambahan supply karena adanya suatu proyek bisnis, maka mungkin sekali terjadi
penurunan harga. Bagi perusahaan yang melaksanakan proyek bisnis tersebut, harga yang
relevan tentu saja adalah harga yang baru (yang lebih rendah dari harga yang lama karena
terjadi penurunan harga). Dari sisi konsumen, sebaliknya, mereka diuntungkan dalam hal
bisa memperoleh barang sama dengan harga yang lebih murah. Bukankah ada manfaat
yang dinikmati oleh konsumen kalau mereka bisa membeli produk dengan harga yang
lebih murah?

Demikian pula kalau terjadi kenaikan demand karena adanya suatu proyek bisnis (misal
demand akan bahan baku meningkat) sehingga terjadi kenaikan harga. Perusahaan sponsor
proyek bisnis tersebut harus membayar harga yang lebih mahal, tetapi bukankah kenaikan harga
tersebut sekarang dinikmati oleh produsen bahan baku tersebut?

Sedangkan analisis biaya dan manfaat sosial (SCBA) melakukan analisis dengan
memperhatikan tambahan faktor-faktor berikut ini.

a) Masalah externalities. Ini menunjukkan suatu "produk" spesifik yang mempunyai


karakteristik sebagai berikut, (i) tidak dengan sengaja diciptakan oleh sponsor proyek
bisnis tersebut (perusahaan), tetapi timbul karena kegiatan ekonomi yang sah, (ii) di luar
kendali mereka yang terkena dampak externality tersebut, entah dampak yang
menguntungkan ataupun merugikan, (iii) externality tidak diperdagangkan.
b) Perhatian akan pendistribusian penghasilan yang lebih merata.
c) Perhatian akan peningkatan savings yang diharapkan akan meningkatkan investasi
d) Pertimbangan akan merit wants. Di mata masyarakat, mungkin suatu proyek bisnis lebih
diperlukan dari proyek bisnis yang lain. Sebagai misal proyek bisnis yang menghasilkan

5
makanan bayi mungkin akan dinilai mempunyai merit yang lebih tinggi (artinya lebih
diinginkan) daripada pabrik yang menghasilkan minuman keras.

2.1.3 Konsep Consumer Surplus dan Producer Surplus


Konsep consumer surplus sangat berhubungan dengan konsep consumer willingness to pay
yang berguna untuk menghitung harga yang relevan pada analisis ekonomi. Penjelasan atas
konsep tersebut terdapat pada gambar grafik di bawah ini.

Pada Gambar 18.1 garis DD' menunjukkan kurva permintaan dan SS' menunjukkan kurva
penawaran. Titik E menunjukkan titik ekuilibrium, OQ menunjukkan kuantitas yang dibeli dan
OP menunjukkan harga per unit yang dibayar oleh konsumen. Kalau kita mengamati kurva
permintaan tersebut, maka kurva tersebut menjelaskan bahwa unit yang pertama bersedia dibayar
oleh konsumen dengan harga per unit sebesar OD. Sedangkan unit terakhir bersedia dibayar oleh
konsumen dengan harga OP. Willingnes to pay dari para konsumen ditunjukkan oleh garis DE.
Dengan demikian keseluruhan kesediaan membayar dari konsumen ditunjukkan dari area ODEQ.
Sedangkan harga yang dibayar oleh para konsumen tersebut hanyalah OPEQ. Selisihnya (yaitu
area PED) disebut sebagai consumer surplus.

Penerapan Consumer Surplus untuk Analisis Ekonomi

Misalkan fungsi permintaan akan suatu produk adalah:

Q = 90 – 3P

Dan fungsi penawaran adalah:


6
Q = -7,5 + 1,875P

Dengan demikian bisa dihitung:

Qequilibrium = 30 unit, dan

Pequilibrium = Rp 20,-

Keadaan di atas dapat digambarkan pada gambar di bawah:

Sekarang misalkan ada suatu proyek bisnis yang akan menambah supply sebesar 10 unit.
Karena penambahan supply ini, maka kurva penawaran akan bergeser ke kanan, sehingga harga
akan turun. Pergeseran kurva penawaran tersebut ditunjukkan dari kurva penawaran yang baru
yaitu DS. Bagaimana persamaan lurva penawaran yang baru tersebut?

Persamaan kurva penawaran yang lama bisa dituliskan menjadi


P = 4 + (16/30) Q
Kurva penawaran yang baru masih mempunyai slope yang sama, yaitu (16/30).
Dengan demikian, persamaan kurva penawaran yang baru bisa dituliskan sebagai
P = a + (16/30) Q
Kita tahu bahwa pada saat Q = 40, P = 20. Dengan demikian,
20 = a + (16/30) 40

7
a = -(4/3)

Dengan demikian, persamaan penawaran yang baru


adalahP = -(4/3) + (16/30) Q

Dengan pergeseran kurva penawaran yang baru tersebut, maka akan terbentuk
harga dankuantitas ekuilibrium yang baru, yaitu
P’equilibrium = Rp 18
Q’equilibrium = 36,15 unit
(Q2)
Ini berarti bahwa dengan adanya proyek bisnis yang akan menambah supply sebesar
10unitakan mengakibatkan sebagian produsen yang lama mengurangi produksinya karena
penurunan harga. Jumlah unit yang dihasilkan dalam perekonomian menjadi 36,15 bukan
sebesar 40. Hargabaru yang terbentuk adalah Rp 18. Bagi produsen baru (yang menjalankan
proyek bisnis tersebut)revenue (manfaat) yang diterimanya adalah,

10 x Rp 18 = Rp 180

Meskipun demikian, dalam perekonomian terdapat satu pihak yang juga diuntungkan
olehadanya proyek bisnis tersebut. Pihak yang diuntungkan adalah konsumen. Para
konsumensekarang dapat membeli produk tersebut dengan harga hanya Rp 18 dan bukan
lagi Rp 20. Nilaiconsumer surplus-nya adalah [(20 - 18) / 2] x 10] = Rp 10. Dengan demikian,
maka manfaat yangditerima oleh perekonomian adalah

Rp 180+ Rp 10 = Rp 190

Contoh tersebut menunjukkan adanya manfaat bagi konsumen membuat manfaat


bagi perekonomian lebih besar dibandingkan dengan manfaat bagi perusahaan.

2.2 Pendekatan Yang Dipergunakan Untuk Analisis Ekonomi


Pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan analisis ekonomi suatu proyek bisnis
pada dasarnya mendasarkan atas pendekatan UNIDO Guide to Practical Project Appraisal.
Metode yang dipergunakan disini memulai analisis dengan melakukan analisis profitabilitas
finansial berdasarkan atas harga pasar dengan kata lain melakukan analisis NPV dari sudut

8
pandang perusahaan. Setelah itu, akan dilakukan penyesuaian untuk meng-estimate manfaat
bersih proyek bisnis sesuai dengan harga ekonomi. Ini dimaksudkan jika harga ekonomi
adalah harga seandainya tidak terdapat distorsi apapun. Penentuan harga ekonomi tersebut
disebut juga sebagaishadow price atau harga bayangan atau opportunity cost. Hal tersebut
perlu dilakukan untuk setiap input dan output proyek bisnis.

Apabila dilakukan analisis dari sisi biaya dan manfaat sosial (SCBA), UNIDO
meneruskan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Melakukan penyesuaian dampak proyek bisnis tersebut terhadap tabungan dan investasi.
2. Melakukan penyesuaian dampak proyek bisnis tersebut pada distribusi pendapatan
(income distribution), dan
3. Melakukan penyesuaian dampak proyek bisnis tersebut sesuai dengan pertimbangan
akanmerit wants.

2.2.1 Harga Bayangan untuk Resources


a) Input dan output yang diperdagangkan (tradable). Suatu produk dikatakan
diperdagangkan apabila memperbolehkannya di pasar dunia. Untuk jenis produk
ini harga internasional (border price) yang dinyatakan dalam satuan moneter
setempat padakurs pasar merupakan harga bayangannya.
b) Input dan output yang tidak diperdagangkan (non-tradable). Suatu produk
dikatakan tidak diperdagangkan apabila, (i) harga impornya (harga CIF) lebih besar
dari biaya produksi domestic, dan (ii) harga ekspornya (harga FOB) kurang dari
biaya produksi domestic. Nilai barang yang tidak diperdagangkan seharusnya
diukur sesuai dengan biaya produksi marginalnya apabila adanya proyek bisnis
yang menimbulkan tambahan produksi atau adanya proyek bisnis yang
mengakibatkan berkurangnya prosuksi perusahaan lain. Untuk output sendiri perlu
memperhatikan consumers willingness to pay.
c) Tenaga kerja. Apabila proyek bisnis mempekerjakan tenaga kerja, maka akan
terdapat tiga kemungkinan. (i) Apabila proyek bisnis menarik karyawan dari sektor
lain, maka harga bayangannya adalah sebanding dengan sektor lain yang bersedia
membayar untuk tenaga kerja tersebut. (ii) Apabila proyek bisnis menciptakan
lapangan pekerjaan, makamungkin sekali harga bayangan tenaga kerja jauh lebih

9
rendah dibandingkan dengan upah yang dibayarkan perusahaan kepada mereka.
(iii) Apabila proyek bisnis
mengimpor tenaga kerja, maka harga bayangannya adalah upah yang mereka
inginkan ditambah dengan premium dalam bentuk devisa yang dikirimkan ke
negara asal mereka(wage remittance).
d) Modal. Terkadang suatu negara mengambil kebijakan untuk membantu
mengembangkan suatu sektor dengan jalan memberikan kredit murah. Bagi
perusahaan yang memperoleh kredit tersebut, cost of debt yang ditanggung tentu
saja sesuai dengan bunga yang dibayar lebih murah dari seharusnya. Meskipun
demikian, dalam perhitungan harga bayangan dari modal tersebut perlu
memperhatikan opportunity costdari modal tersebut. Opportunity cost inilah yang
menjadi perhatian dalam unsur resikoyang merupakan harga bayangan dari modal
tersebut.
e) Valuta asing. Terdapat dua kurs valuta asing, yaitu kurs resmi dan kurs pasar. Di
berbagai negara yang sedang berkembang kurs resmi jauh lebih rendah dari kurs
pasar.Dalam keadaan itu harga bayangan yang relevan untuk valuta asing adalah
kurs pasar.

2.3 Manfaat Analisis Ekonomi dan Social


Pengukuran manfaat lebih sulit dibanding pengukuran biaya ekonomi, karena di
samping manfaat ekonomi yang diterima secara langsung berupa output proyek bisnis yang
dapat diukur dengan satuan moneter, terdapat manfaat sekunder dan manfaat intangiable
yang sulit diukur dengan satuan moneter.

Pengukuran manfaat ekonomi utama (primer) yang berupa output utama dan
penentuan manfaatnya dilakukan dengan penghasilan devisa, maka perlu juga
mendapatkan penyesuaiandengan konsep harga bayangan.

Beberapa manfaat sekunder dari suatu proyek bisnis yang kadang-kadang sulit diukur
dalam satuan moneter adalah:

a. Menaiknya tingkat konsumsi.


b. Membantu proses pemerataan pendapatan.
c. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
10
d. Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya negara).
e. Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan kerja).
f. Manfaat sosial budaya dan lain-lain.

Dari beberapa manfaat tersebut jika misalnya suatu proyek bisnis menekankan pada
efek sosial dan distributif, maka manfaat tersebut hendaknya diusahakan dinyatakan
dalam satuan ukuran yang jelas, terkecuali jika memang proyek bisnis ini menekankan
pada aspek finansial. Ini tidak berarti bahwa dalam analisa ekonomi tidak terdapat
statement (laporan) biaya dan manfaat secara jelas dan dari laporan ini setelah dilakukan
penyesuaian biaya dan manfaat seperti yang dibahas terdahulu diterapkan kriteria
investasi yang lazim berlaku.
Sebagai contoh lain untuk manfaat ekonomi proyek bisnis pengangkutan biasanya adalah:

• Berkurangnya biaya eksploitasi para pemakai proyek bisnis tersebut.


• Mendorong pembangunan.
• Menghemat waktu bagi penumpang dan angkutan barang.
• Bertambahnya kenyamanan dan perasaan menyenangkan.

Dari keseluruhan uraian di atas dapat dilihat bahwa pengukuran manfaat ekonomi
lebih sulit dibanding biaya ekonomi, antara lain disebabkan:

a. Beberapa manfaat kendatipun bersifat langsung (primer) sulit diukur dengan


uang karena biasanya tidak dinyatakan dalam harga pasar, melainkan harga
bayangan.
b. Kebanyakan manfaat memerlukan perkiraan jangka panjang.
c. Banyak manfaat yang bersifat tidak langsung dan dalam perwujudannya
perluproyek bisnis tambahan.
d. Adanya manfaat-manfaat yang dinikmati oleh pihak-pihak yang
berkepentingan secara tidak seimbang, artinya kadang-kadang sulit untuk
tercapainya efek distributif yang seimbang.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak positif yang diberikan dengan adanya
investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah umumnya.
Diharapkan dari aspek ekonomi dan sosial, yang akan dijalankan akan memberikan
dampak yang positif lebihbanyak. Artinya dengan berdirinya usaha atau proyek secara
ekonomi dan sosial lebih banyakmemberikan manfaat dibandingkan kerugiannya.

Dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah apakah jika usaha atau proyek
dijalankan akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak
atau sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu dipertimbangkan,
karena dampak yang akan ditimbulkan nantinya sangat luas apabila salah dalam
melakukan penilaian.Dari kedua aspek ini maka perlu dianalisis melalui analisis ekonomi
dan social cost and benefits analysis (SCBA). Pendekatan yang dipergunakan untuk
melakukan analisis ekonomi suatu proyek bisnis pada dasarnya mendasarkan atas
pendekatan UNIDO Guide to Practical Project Appraisal. Metode yang dipergunakan
disini memulai analisis dengan melakukan analisis profitabilitas finansial berdasarkan
atas harga pasar dengan kata lain melakukan analisis NPV dari sudut pandang perusahaan.
Setelah itu, akan dilakukan penyesuaian untuk meng-estimate manfaat bersih proyek
bisnis sesuai dengan harga ekonomi. Ini dimaksudkan jika harga ekonomi adalah harga
seandainya tidak terdapat distorsi apapun.

Pengukuran manfaat lebih sulit dibanding pengukuran biaya ekonomi, karena di


samping manfaat ekonomi yang diterima secara langsung berupa output proyek bisnis yang
dapat diukurdengan satuan moneter, terdapat manfaat sekunder dan manfaat intangiable
yang sulit diukur dengan satuan moneter. Adapun beberapa manfaat dari aspek ekonomi
dengan adanya suatu rencana usaha ini adalah menaiknya tingkat konsumsi,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi pengangguran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir & Jakfar, 2012, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta: Kencana.


Suad Husnan & Suwarsono M., 2014, Studi Kelayakan Proyek Bisnis, Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.

13

Anda mungkin juga menyukai