Anda di halaman 1dari 121

TO PREDIKSI UKMPPD CBT

BACTH AGUSTUS
Divisi Soal UKMPPD
UKDI Corner Preparation
OBSETRI GINEKOLOGI
Ny. M usia 30 tahun datang ke poliklinik RS mengeluh nyeri perut dan
keluar darah dari jalan lahir disertai keputihan berbau. Pasien memiliki
riwayat abortus 1 minggu sebelumnya di puskesmas. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, HR 108 x/
menit, RR 20 x/menit, suhu 37.9°C, didapatkan nyeri tekan daerah
suprapubic. Apakah kemungkinan diagnosis pasien ini?
a. Sistitis
b. Salpingitis Inflamasi Riw.persalinan/ABORTUS/kuretase
+

c. Endometritis
8
d. Appendicitis
e. Kista ovarium
-

awsh
->

tepst - -

GAM 2
gg.
- HD
..
Ny. I berusia 33 tahun P3A0 dibawa oleh bidan ke IGD RS dengan
keluhan plasenta belum lahir setelah 45 menit. Pada pemeriksaan
didapatkan keluar darah dari jalan lahir, tidak ditemukan adanya laserasi
di sekitar jalan lahir. Tanda vital TD 110/70 mmHg, HR 93 x/menit, RR 20
x/menit, suhu 36.5°C. Apakah diagnosa yang sesuai dengan kondisi
pasien tersebut?
a. Abruptio plasenta
b. Plasenta akreta
c. Atonia uteri

d. Retensi plasenta
e. Ruptur perineum
-> >30 menit

201 IV
Jawal
->
tepst
placenta (llahir
NB: menit oxitocin col
inj im
is -
Ny. H berusia 30 tahun G3P2A0 usia kehamilan 32 minggu datang
untuk memeriksakan kehamilannya. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 85 x/menit, RR
18 x/menit, suhu 36.5⁰C, ballottement janin sulit teraba, TFU setinggi
!
I
processus xyphoideus, indeks cairan ketuban 29. Apakah diagnosis
yang tepat pada pasien tersebut?
a. Oligohidramnion TFU > UK
8
b. Polihidramnion
c. Anhidramnion ->AFl < 2
d. Ketuban pecah dini
e. Kehamilan normal
Keleinen Cairan Amnion

I
Px:USG (AF1 - Amniotic Fluid Index)
N 5=
-
25

-5 >25

Polihidramnion
oligohibramnion
↓ ↓
agenesis renal atresia
esofagus
↓ ↓
amnioreduks;
amnioinfusion Rujuk
Ny. Y usia 34 tahun G3P2A0 hamil 36 minggu datang ke IGD dengan
keluhan keluar darah kehitaman dari jalan lahir. Keluhan terjadi sejak 3
jam yang lalu setelah jatuh terpeleset di kamar mandi. Pasien merasa
lemah, perutnya terasa keras dan sangat sakit. Pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD 92/61 mmHg, HR 113 x/menit, RR 24 x/menit, suhu
36.5°C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan perut mengeras, DJJ sulit
ditemukan, terdapat darah berwarna hitam keluar dari jalan lahir.
Apakah yang mendasari keluhan pada pasien tersebut?
a. Plasenta previa Solucio placenta
b. Vasa previa
c. Abrupsio plasenta
d. Ketuban pecah dini
e. Partus Prematurius Imminens
Lepas -
/Abruptio

sOb
-

swal
tepat SC
Nn. C berusia 22 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan benjolan
pada vagina. Keluhan disertai keputihan dan nyeri. Pasien juga
mengeluhkan demam sejak kemarin. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 105/80 mmHg, HR 85 x/m, RR 20 x/m, suhu
37.8°C. Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan adanya benjolan pada
labia mayor dengan batas tegas kemerahan dan nyeri tekan. Apakah
diagnosis pada pasien ini?
a. Kista nabothi
*
b. Kista gartner
c. Abses bartolin -
d. Servisitis
e. Karsinoma serviks X
Ihymen/labia mo

(posterior)

bukan
= =infeksi
infeksi

C 0

C
-

-Lunak
->
tepst

AB


kateter wood
target organ
Ny. F usia 37 tahun G1P0A0 hamil 36 ~ minggu datang ke poliklinik untuk
kontrol. Pasien mengeluh pandangan kabur sejak 1 hari terakhir. Riwayat
kejang (-). Dari pemeriksaan TD 145/99 mmHg, HR 82 x/menit, RR 23
x/menit, suhu 37.0°C, TFU 30 cm, DJJ 139 x/menit, presentasi kepala,
belum masuk panggul. Dilakukan pemeriksaan urin, didapatkan hasil protein
+1. Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi sebelum hamil. Apakah kondisi
yang dialami pasien?
a. Hipertensi gestasional dIm kehamilar
b. Hipertensi kronik
Hipertensi
c. Preeklampsia
O
d. Preeklampsia berat
e. Superimposed preeklampsia
hipertensi dalam kehamilan TD>,140/go

Ri(t)/ UK < 20 mgg / mentogener UK > 20 mgg /hilinggene


protenuria (-) protenuria (+) protenuria (-) protenuria (+)

hipertensi kronis superimposed hipertensi preeklampsia

E preeklampsia gestasional

· RPT (+)
mig
Hi.

menetap > 12 mgg postpartum hilang < 12 mgg post partum

Organ target PE ringan PE berat Eklampsia


Pandangankabur

Nyeri kepalahebat TD < 160/100
X HAD TD §
< 160/100
MIKIO Kejang

.

⑥angguanjantung .
(-) target organ (-) target organ
( t 5607 / PT )

Ganggvan hepar

Gangguantrombositct Mt ) PEB -1
Organ target Impending
eklampsia .

eklami
NB:
referensterbar
(th
impending
-
th
anti HT
Emergency on
tikonvulsan
- -
protenuria (+) protenuria (+)
supplemen
"
Legg ↳>

supp
1st metildopa po Antikonvulsan ->
wal

2nd gol ccb po : nifedipine 1st line MgSO4 (+antidotum Calsium glukonase 1 g)00Y.)
intial : 4 gr 40 % + RL bolus iv 15-30 menit
Supp:calcium 1000-1500
my/han
maintenance : 6 gr 40 % + RL drips 6 jam
Anti hipertensi
-syspt: syarat :
uop min 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
mmHg

Go

TDs > 160

TDD I 110 mmHg refleks patella (+)

sebekmnya rvtin minim
rr min 16 x/menit
antihipertensi
Saturasi oksigen baik
2nd line diazepam IV ->

long
bolus Combat

Antihipertensi
1st line nifedipine
2nd line metildopa

Terapi definitif : terminasi kehamilan


-1500
my/hari
PE RINGAN

.
.
↳ . .: suplementasi Ca 1000 mg/hari

komplikasi
Konservatip/elpektatip/C-terminasi
yet *
NB: UK
--
<34 mgg +

Sindoma HELLP
Hemolisis : BAK seperti cola -

Elevated liver enzym : /sgpt/sgot terminasifunda

Low platelet : trombosit < 100


150.000
.
Farmolo dulu
Ronap
Th : rujuk ke rs - sc
Aterm:PROM
Ny. I usia 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu datang ke IGD
dengan keluhan keluar air-air deras yang dirasakan 3 jam yang lalu. Keluhan
e

tidak disertai dengan rasa mulas. Pemeriksaan fisik ditemukan serviks di


anterior pembukaan (-) dan his (-). DJJ 143x/menit dan janin berada dalam
presentasi kepala. Dokter mengambil sampel cairan vagina dan didapatkan
gambaran bentuk pakis pada mikroskopi. Diagnosis yang tepat adalah?
a. Preterm
-- labor
b. Preterm premature rupture of membrane Cairn Ketuban
8
c. Premature rupture of membrane A

d.-Inpartu Tak impartu


e. Korioamnionitis
-- ↓

KPD
->
Ketuban

=
inflomosi (-)

<37mgg
->

I
37mgg
/d P
pimgg+bhan

Taval/taps
debugjam Jane
Ny. L usia 41 tahun P4A0 datang dengan keluhan terasa benjolan di
dalam vagina. Pada pemeriksaan dalam didapatkan adanya herniasi
benjolan pada dindingE
anterior vagina. Apakah faktor risiko pada pasien
yang mendasari keluhan pasien?
a. Kebiasaan merokok
b. Obesitas
c. Riwayat aborsi dx:Sistokel
d. Genetik
e. Multipara
benjolan di liang kemaluan
+
Faktor resiko
T Paritas
Usia TUA t 35

enters
prolapsus &
organ pelvis vesika
->
-

↳ rectur
urinari

Def Kla Dx

Prolaps organ pelvis adalah Terasa ada benjolan di liang kemaluan

turunnya organ pelvis dari lokasi dispareunia, tidak nyaman saat koitus

normalnya Prolaps uteri Sistokel Rektokel Inspekulo : tampak massa dari liang kemaluan “permukaan licin”

penurunan uterus dan penurunan vesica ke penurunan rektum ke Vt

serviks ke lumen vagina lumen vagina lumen vagina

u
massa dari arah massa dari dinding massa dari dinding
f
serviks anterior vagina posterior vagina

Vesna proplasus uteri sistokel rektokel



sulit nohan sulit Lan
man

BAK BAB
prolapsus organ pelvis

stadium prolaps Th
Pelvic Organ Prolapse Quantification (POPQ)
(-) menopause (+) menopause
Stadium I uterus > 1 cm di atas hymen
Stadium II uterus < 1 cm diatas hymen atau < 1 cm di bawah hymen
- -

Stadium III uterus > 1 cm dibawah hymen Grade 1/2 Grade 3/4 Grade 1-4
Stadium IV keluar dari vagina (Procidentia), uterus terlihat
Cincin pesarium Rujuk ke rs : vaginoraphy Rujuk ke rs : histerektomi
Ny. M usia 52 tahun mengeluh keluar benjolan di kemaluan terutama
saat mengejan atau batuk. Pasien diketahui memiliki 7 orang anak,
seluruhnya lahir secara pervaginam dengan berat badan lahir rata-rata
3250 gram. Apakah tatalaksana nonfarmakologis yang tepat untuk
pasien tersebut?
a. Manuver valsava
b. Reposisi uterus
c. Maneuver rubin dx prolaps uteri
:

d. Maneuver Mc roberts
e. Pesarium
Ny. J usia 32 tahun, P3A0 datang ke RS dengan keluhan perdarahan
yang mengalir dari jalan lahir sejak 1 jam lalu. Riwayat melahirkan 1 jam
lalu dibantu dukun dengan perkiraan berat badan bayi 4000 gram. Pasien
memiliki riwayat DM. Pada pemeriksaan kontraksi uterus adekuat,
plasenta lahir lengkap, tampak laserai jalna lahir seluruh musculus
spincter ani externa. Diagnosis yang tepat adalah? 100 %
a. Ruptur perineum derajat 2
b. Ruptur perineum derajat 3a

c. Ruptur perineum derajat 3b
d. Ruptur perineum derajat 3c -interna
e. Ruptur perineum derajat 4
① observasi -

② Jahit
Jahit -

S
Rujuk

Repair
tiba?
-
Ny. V usia 24 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri hebat sejak
3 jam yang lalu. Keluhan nyeri dirasakan pada perut sisi bawah kiri. Keluhan
disertai mual dan muntah. Diketahui riwayat menstruasi pasien siklus 40 hari,
dengan darah yang sedikit dan berlangsung selama 3-4 hari. Nyeri saat
menstruasi disangkal. Pasien memiliki riwayat kista ovarium satu tahun yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 111/76 mmHg, HR 79 x/mnt, RR
25 x/mnt, suhu 37°C, ditemukan massa pada adneksa, unilateral, kenyal, dan
nyeri bila ditekan. Plano test (-). Apakah diagnosis yang paling tepat pada
kasus ini?
a. PID
b. Kista ovarium
c. Kehamilan ektopik
d. Torsio kista ovarium
e. Abses tubo-ovarium
e

I
-

analgetik dolv-awal
cito - tepst
Ny. F usia 28 tahun P2A0 datang ke poliklinik dengan keluhan terdapat
benjolan di jalan lahir sejak 7 hari yang lalu. Pasien merasa tidak
nyaman saat berhubungan seksual. Keluhan nyeri disangkal oleh
pasien. Pemeriksaan tanda vital TD 110/80 mmHg, HR 76 x/menit, RR
20 x/menit, suhu 37.2°C. Pada pemeriksaan inspekulo ditemukan
massa kistik soliter di dinding anterolateral vagina, nyeri tekan (-).
Apakah diagnosis yang sesuai pada pasien tersebut?
a. Kista gartner

JANATOMI
b. Kista bartolini
c. Kista nabothian Sangot Panting
d. Bartolinitis
e. Abses bartolini

Go
L
Kec=posterior vagina
atol.

a
Savingsn(t)
~
Ny. W usia 22 tahun hamil G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu, datang
dengan keluhan keluar darah dan jaringan dari jalan lahir. Pada
pemeriksaan didapatkan OUI tertutup, tidak ada perdarahan aktif, tidak
ada sisa jaringan plasenta, nyeri tekan adneksa (-). Tanda vital dalam
batas normal. Apakah diagnosis yang sesuai?
a. Abortus iminens
b. AbortusX insipien
c. Missed abortion
O
d. Abortus komplit
e. AbortusX inkomplit
abortus

Portio tertutup #IN Portio terbuka =IN

Jaringan Jaringan

(-) (+) (-) (+)

DJJ Abortus komplit Abortus insipiens


-
Abortus inkomplit
-

(+) (-)

Abortus imminens missed abortion

th
Dj5(+)

Imminens : bedrest, (-) berhubungan seks, SF, vit C ·progesteron


Insipiens : < 16 mgg - AVM
> 16 mgg - tunggu ekspulsi spontan + oxitosin

immnensbmg=Yes
Selaiin
Inkomplit : < 16 mgg - perdarahan ringan : forceps
- perdarahan berat : AVM
kelvar semua
> 16 mgg - oxitosin koplit L xibing oxitosin =

Komplit : obs, simptopmatik, SF


Missed : < 16 mgg - AVM
< 16
7 mgg - pematangan servix, oxitosin

tipe lain injeksi


Abortus0
septik : + tanda infeksi (demam > 38, nyeri tekan tfu, leukositosis)

y + fr : manuver (-) steril saat abortus


Smart wa
Th GAM
Gentamisin 2 gr/6 jam + Ampisilin 5 mg/kgbb/24 jam
berat : Metronidazole 500 mg/8 jam IV

Abortus habitualis : abortus yg terjadi 3x berturut


Ny. P usia 26 tahun G1P0A0 dengan usia kehamilan 16 minggu datang
ke IGD karena penurunan kesadaran sejak 1 jam SMRS. Diketahui
pasien sering mual muntah hebat > 5x/hari sejak 1 minggu terakhir.
Dari pemeriksaan didapatkan kesadaran somnolen, TD 90/60 mmHg,

Ye
HR 120 x/menit, RR 25 x/menit, suhu 36.7°C, mata cekung (+/+), BAK
sedikit. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus di atas?
a. Hiperemesis gravidarum derajat 1
b. Hiperemesis gravidarum derajat 2
0
c. Hiperemesis gravidarum derajat 3
d. Emesis gravidarum
e. Syok sepsis
hiperemesis gravidarum vs Emesis
Gravidarum
I

dehidraci
Etio : Peningkatan hormon Bhcg
(H)
( ) dehidrosi
semua trimester
trimester
(t)gg-aktivitas
Egg- altivitas
Dx : NB solch
=
satu cin dehidros:
Mual muntah hebat (+) ↓BB >, 5%

Hamil (+) UK < 16 mgg


gang.aktivitas (+)
Perdarahan (-)
TFU sesuai kehamilan

Kla

Sadar =cm-Apstis Tidak Sadar Somnolen Koma


=

dehidrasi (+/-) dehidrasi ringan- sedang dehidrasi berat


ketonuria (-) ketonuria (+) ketonuria (+)
nafas kussmaul

HG GRADE 1 HG GRADE 2 HG GRADE 3

Th
Resusitasi cairan : IVFD Kristaloid ->
awal

Grade 1 : piridoksin (vit B6) + doksilamin (-) membaik promethazine/dimenhidrinat


Grade 1 : antiemetic PO/IV
Grade 3 : antiemetic IV
SGrE

3 Gr2/3

bumil (diberi
N:

domperidon sebagai
obst muntsh
Ny. M usia 38 tahun P2A0 datang ke poliklinik dengan keluhan
berdarah dan tidak nyaman saat berhubungan seksual. Riwayat
trauma disangkal. Saat dilakukan pemeriksaan inspekulo pada serviks
terdapat darah merah segar, tidak nyeri, ditemukan masa bertangkai
kemerahan, rapuh, dan mudah berdarah. Bagaimanakah talalaksana
yang tepat pada kasus tersebut?
a. Eksisi
b. Ekstirpasi dx Polip servix
=

c. Insisi
d. Histerektomi
e. Electrocauter
post doital bleeding
Ny. A usia 30 tahun, G3P2A0 usia kehamilan 40 minggu datang ke
kamar bersalin pukul 08.00 dengan mules mules sejak 8 jam yg lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, HR
88 x/menit, RR 18 x/menit, suhu 36,5⁰C. Tinggi fundus uteri 34 cm,
kepala 3/5, hodge 3, DJJ 146 x/menit. Pemeriksaan dalam pembukaan
&
5 cm, selaput ketuban intak. Kapan melakukan pemeriksaan dalam
lagi?
a. Pukul 06.00 I
dx:Kala 1 Face aktip
b. Pukul 08.00
c. Pukul 10.00
(dengut

0
d. Pukul 12.00
e. Pukul 13.00 4 jam
2jam

so menit

His

S
Keijam, (+) dengut
--
tiap somenit
TD
Schw
2jam I) denyut - bukan 30 menit-tipp 4 jam
Ny. N usia 25 tahun datang ke puskesmas untuk berkonsultasi tentang
pemberian ASI. Pasien diketahui baru melahirkan 5 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, HR 84
x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,7⁰C. Putting dapat dikeluarkan dengan
mudah dengan tekanan jari pada sekitar areola. Apakah diagnosis paling
tepat pada pasien ini?
a. Retraksi puting grade 1
b. Retraksi puting grade 2
c. Retraksi puting grade 3
d. Retraksi puting grade 4
e. Retraksi puting grade 5
Tx tanik manual -> dibantu
=

squit 5c/1OC

telen
->

areola-larges
bet? dilepos

-
telian areola-langsung
kelwar

Bogle dilepos

-> taken arcols -


I kelvaw
N 4=

%/

or
Tn. K usia 28 tahun datang bersama istrinya dengan keluhan belum
memiliki anak. Sudah menikah selama 3 tahun. Dari anamnesis
didapatkan riwayat berhubungan rutin, haid istri teratur. Hasil
pemeriksaan analisis sperma didapatkan volume 3 cc, warna putih, bau
khas, jumlah sperma 17 juta/cc, motilitas sperma 20%, bentuk sperma

I
2%. Diagnosis yang paling mungkin menyebabkan keluhan pasien
ini adalah?
a. Azoospermia dan astenospermia N > 40%
=

b. Oligospermia dan astenospermia >32%


c. Oligospermia dan teratospermia
d. Azoospermia dan teratospermia

e. Astenospermia dan teratospermia
Normal

20
progresip

kedepan 20

20

-
20

-
/gal modal

↓ angin doang
Rumus modal
I 32 15 20 (H)
+
+
=
An. L usia16 tahun, datang ke Poli kandungan dengan keluhan tidak
pernah menstruasi selama remaja, dari pemeriksaan didapatkan himen
intak dengan membran berwarna kemerahan. Tatalaksana yang tepat
pada kasus di atas?
a. Insisi himen
dx:
b. Himen di oleskan antibiotik Hymen imperforata
c. Pemberian analgetik
d. Pemberian antibiotik
e. Marsupialisasi
Px:USG

Bendungen darch
kelwar
Vagina
* -
hematocol pos
News
*
- hematometr
hemato
Salping
~
-

salping
Tx:insisi himen/
hymenektomi
Ny. T usia 40 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan perdarahan
dari kemaluan sejak 2 hari setelah bersenggama, Pada pemeriksaan
fisik didapatkan konjungtiva anemis, tekanan darah 110/80 mmHg, HR
84 x/menit, RR 18 x/menit, suhu 36,5⁰C. Pemeriksaan ginekologi pada
serviks tampak massa berdungkul, rapuh, dan mudah berdarah.
Pemeriksaan USG uterus dan ovarium tidak terdapat massa. Apakah
penyebab yang tepat pada pasien tersebut?
a. Infeksi HIV
b. Infeksi HPV dx:Susp Ca servix
c. Varicella zooster
d. Chlamydia trachomatis
e. Poxvirus
= dewasa/tva

dewass:sweet 17

kolposkopi

. postcoital bleeding
kanker


papsmear

normal

normal -0 1:4 =

gejalact[
I Prskes

3
=

awal
porsiorpuhly RS. -

⑪ ⑳
posiorpuh(t). ->
tepat
- lokasi
Ny. J usia 39 tahun nulligravida datang ke rumah sakit dengan keluhan rasa tidak
nyaman seperti penuh di perut bagian bawah sejak 1 bulan ini. Pasien
mengeluhkan rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual. Berat badan
dirasakan naik dan perut dirasakan membesar. Menstruasi lama dan banyak,
ganti pembalut 7-8x/hari. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 128/73,
HR 68 x/m, RR 21 x/m, suhu 37.3°C. Pada pemeriksaan ginekologi, didapatkan
adanya tonjolan yang keluar dari cavum uteri ke servix. Dari USG didapatkan
adanya massa pada kavum uteri dengan ukuran 4x3x3 cm dengan tangkai. Hasil
pemeriksaan biopsy dijumpai whorl like pattern. Apakah diagnosis yang mungkin
dari kasus di atas?
a. Kista ovarium
b. Endometritis
c. Polip serviks
d. Karsinoma serviks
e. Mioma geburt
Leiomyoma / / Fibroma uteri

aidlama (+/-7 ( + 1 -) (+ 1 -
)

banyal
a wal -

gold-
tot=kuat
-o
Polip servix
VS Mioma geburt
uters
Hiperproliferasi epitel
# servix Hiperproliferasi miometrium
kelvar
* Massa diservix
bertangkai
Massa
* diuters bertangka:
dari canalis servicalis

Rapwh, post
*
coital bleeding (t) ()rpuh,
*
(-) post coital bleeding
Ny. V usia 34 tahun P2A1 dirujuk dari puskesmas ke RS karena
perdarahan setelah melahirkan 2 jam yang lalu. Bayi lahir spontan dengan
berat badan lahir 2800 gram. Plasenta lahir lengkap. Pada pemeriksaan
fisik tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 110 x/menit, RR 24 x/ menit, suhu
36.4°C. Pada pemeriksaan obstetrik didapatkan darah segar mengalir
dari jalan lahir. Tidak ditemukan robekan perineum. TFU 1 jari di atas
pusat kontraksi lembek. Apakah diagnosis yang paling tepat?
a. Ruptur uteri
b. Atonia uteri
c. Retensio plasenta
d. Kelainan pembekuan darah
e. Inversio uteri
kranial
-dorso
Gawal
utens
se
uterotonin
*** i
cairn

interna -
tepst
Rujuk -
muda
ligasi ukews

:histerektomi
=

I deferitif
Ny. E usia 36 tahun G3P2A0 usia kehamilan 28 minggu datang ke IGD
RS dengan keluhan nyeri perut bagian bawah dan tidak merasakan
gerakan janin sejak 2 hari yang lalu. Tidak ada keluhan keluar air
maupun lendir darah dari jalan lahir. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, HR 90 x/menit, RR
20x/menit, suhu 37.2°C. Pada pemeriksaan leopold didapatkan janin
tunggal, letak kepala, DJJ tidak ditemukan. Apakah dagnosis pasien
tersebut?
anin kecil
a. Intrauterine growth retardation
->
I
b. Intrauterine fetal death &TFU < UK, D55(H)
c. Fetal distress
d. Missed abortio
e. Chorioamnionitis
PSP
Ny. D usia 28 tahun mengeluhkan nyeri perut bawah yang dirasakan
sangat berat. Pasien telat menstruasi sudah 3 bulan dan pernah
menggunakan test pack didapatkan hasil 2 garis. Pemeriksaan fisik
diadapatkan TD 85/59 mmHg, HR 105 x/menit, RR 26 x/menit, suhu
36.6°C, akral dingin. Pada pemeriksaan dalam vagina didapatkan nyeri
goyang portio (+), perdarahan pervaginam (+), serviks tertutup. Apakah
diagnosis yang tepat?
a. Peritonitis difus
b. Salfingitis
c. Kehamilan ektopik terganggu
d. Apendisitis
e. Mioma uteri
anemid(t) -
VS KE -
anemia (-)
syok (-1) syok (-7

hamil dilver carumuten



ampula tubs fallopi

KET ↓

USG ->
KET

-> KE

KE
-
Rujuk
KET
mekotrexat -awal
=

swall Loproskopi-tepst
*

tepat -
KARDIOLOGI
Ny. S usia 61 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan dada terasa
berdebar-debar sejak 3 jam SMRS. Keluhan disertai dengan keringat
dingin dan mual. Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut. Apakah diagnosis kasus tersebut?

QRS Lebar

ireguder
a. Fibrilasi atrium
b. Supraventricular takikardi
c. Ventrikel fibrilasi
d. Atrial flutter
e. Ventrikel takikardi
Takikardi

wher
3 Ik
<3kk

u
-
- n

- -
R R W
l

ste
e I
Atrial
- takikardi -


sawtooth/
gigi gergaji
Terapi takikardi

LISTRIK (TIDAK STABIL) 505 100 J


rendsh - -j
- Kardioversi 50-100 J : Reguler ( SVT, A. Flutter, VT, Sinus takikardi )
-

synchronized [ Einggi
- Kardioversi 120-200J : Ireguler (A. Fibrilasi)

e
unsynchronized - Defibrilasi / DC Shock : Ventrikular Fibrilasi
a

Tentukan Stabil / Tidak Stabil (SAHAM) Bifasik (120-200J) ⑪


- Syok : akral dingin
- => ->

Monofasik (360J) ②
- Angina : nyeri dada
- Hipotensi : TDS < 90 mmhg
-

- Acute lung edema : ronkhi (+)


D
denosin
FARMAKOLOGI (STABIL) -
miodaron
- Mental alteration : penurunan kesadaran
SVT : Vagal manuver pijat Kartic unilater
a

salth satu
-

nwut/up/brit/stroke/
k4:

Adenosin PJK


A. Fibrilasi / A. Flutter : Beta blocker
B-blocker
() stabil

Ventrikular takikardi : Amiodaron


CCB
Digitalis Sutton
Digitalis/digoxin
Tn. G usia 62 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak 1 jam yang lalu. Riwayat penyakit jantung coroner sejak
1 tahun yang lalu tetapi pengobatan tidak terkontrol. Dari pemeriksaan
fisik nadi tidak teraba, RR 28 x/menit, suhu 36.6°C, akral dingin, CRT > 2
detik. Hasil EKG seperti gambar di bawah. Apakah tatalaksana yang
paling tepat?
0
a. Defibrilasi
b. Kardioversi
c. Cardiac thump
d. Resusitasi jantung paru
e. Manuver vasovagal
Torsade pointes / UT polimorpil
Torsade de pointes / VT polimorpik

Gunung a Rumput Stabil:


-> TDP/VT polimorik
MysO" r

() stabil defibrilasi
=

Gunung Kembar ↓ biFasik= 120-2005

monomorfil munopasik=3603
-

->VI

bentul
syok

3
Angina salch satu
--> VF Hipotensi 1
Acute lung edema stabil
Rumput
(-)

Mental alteration
Tn. H berusia 67 tahun dibawa ke IGD oleh anaknya dengan keluhan
sering pingsan sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai badan lemas,
sering pusing, dan keringat dingin. Pada pemeriksaan tanda vital TD
100/75 mmHg, HR 46 x/menit, RR 26 x/menit, suhu 36.6°C. Pada
pemeriksaan EKG ditemukan hasil sebagai berikut. Apakah diagnosis
yang tepat pada pasien di atas?
a. AV block derajat 1
b. AV block derajat 2 mobitz 1
c. AV block derajat 2 mobitz 2
d. AV block derajat 3
Regular
e. Sinus bradikardi
i re
Bradikardi
HR < 60 x/ i

:
AV BLOK GRADE I LDR AV BLOK GRADE II Ghosting AV BLOK GRADE III Putus
- PR interval memanjang - Ada komplek QRS yg hilang - Gel P dan QRS berjalan sendiri-sendiri
- Tidak ada komplek QRS yg hilang * Mobitz I : PR interval makin lama makin panjang
* Mobitz II : PR interval reguler (konstan) Reguler--gr1/gr3
LDR
I
regular gr2 ->

TERAPI
stabil Asimtomatik: Observasi Ghosting
-/stabil
Simtomatik:
tapp ofF(t)

- AV Blok gr I & Mobitz I : Sulfas atropin


① ②
- Mobitz II & AV Blok gr III : Transcutaneus pacemaker ; Sulfas atropin
- Alternatif : Dopamin ① tapp off (-)

Epinefrin / Adrenalin ②

Putus
~Riw. DR sebelumnya
Tn. K usia 39 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada sejak 3
hari SMRS. Pasien juga mengeluh jantung berdebar-debar dan sesak
nafas, terutama jika beraktifitas. Diketahui 1 minggu yang lalu pasien
memiliki riwayat sakit tenggorokan, disusul dengan demam, benjolan
dibawah kulit dan nyeri sendi berpindah-pindah. Pada pemeriksaan
tanda-tanda vital didapatkan TD 130/80 mmHg, HR 87x/m, RR 26x/m,
suhu 37.6°C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan temuan murmur
diastolik pada apeks. Apakah diagnosis kasus di atas?
a. Endokarditis infektif
O
b. Rheumatic heart disease
c. Miokarditis -
infelsi virus/differi kel.artmic jantung (apapun)
+

d. Acute miokard- infark inflamasi (H)


e. Cor pulmonale
P Rematik
-

eny. Jantung
Tomblo ngenes deman
Kriteria
* Jones
-> -

merang:
* Riw. DR

sebelumnyat murmur

As, both
, menari

2
*
mayor

ATAU

I
* + 2 minor
mayor
dommls

↓-
Tn. L usia 56 tahun datang dengan keluhan nyeri dada yang dirasakan
seperti disayat pisau dari dada hingga punggung. Pada pemeriksaan
TD 170/90 mmHg, HR 140 x/menit, RR 25 x/menit, suhu 37.3°C,
tampak denyutan pada epigastrium. Hasil foto thorax tampak pelebaran
aorta. Apakah diagnosis yang sesuai pada pasien di atas?
didada
a. Diseksi aorta nyentersayat/ins
-> Klinis
=

mo
b. Sindrom koroner akut 5
-
D >50

c. Perikarditis Gold:CT scan


d. Endokarditis
e. Hipertensi stage I
atas
Los awak

·9

Joh
Ny. T berusia 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 3
hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri dada seperti ditusuk yang
memberat jika menarik napas atau berbaring. Nyeri dada berkurang jika
pasien membungkuk atau condong ke depan. Pada pemeriksaan fisik
TD 125/72 mmHg, HR 110 x/menit, RR 26 x/menit, suhu 38.4°C, bunyi
S1 dan S2 normal, terdengar friction rub yang continue. Pemeriksaan
lab didapatkan leukositosis. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien
di atas?
a. Sindroma koroner akut
b. Endokarditis infektif
c. Demam rematik
d. Perikarditis akut
e. Miokarditis akut
DD STEMI

=inspirasi
Ny. U usia 62 tahun datang diantar keluarganya ke IGD dengan keluhan
nyeri dada sejak 1 jam yang lalu. Nyeri dada tidak membaik dengan
istirahat. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 8 tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 150/90 mmHg, HR 115 x/menit, RR
22 x/menit, suhu afebris, hasil EKG didapatkan adanya ST elevasi di
lead II, III, aVF. Apakah tatalaksana definitif untuk kondisi pasien
tersebut?
a. PCI dx:STEMI imperior
b. Heparinisasi
c. Trombolitik
d. Oksigenasi
e. Beta blocker
Terapi Acs

AWAL TEPAT

STEMI

ONACOM .ACoNiM -untan Tx:


defenitif * Primary PCI (mekanik) ①
->
= > -

① * Oksigen = > Sp. O2 < 90% NC 2 - 6LPM


-

* Fibrinolisis / streptokinase IV (farmakologi) ②


④ * Nitrat => ISDN 5 mg sublingual (interval 5 menit), max 15 mg, KI
-

(hipotensi, post konsumsi sildenafil) ->


antinger
② *Aspirin => 160 - 300
-
2 mg “dikunyah” (antiplatelet) 2
-> -

4 tab
Txtepat NAP/NSTEMI
① Aspirin
③ *Clopidogrel => 300 - 600 mg “ditelan” (antiplatelet) 4-Stab ->


-

⑤ *Morfin => 2 mg bolus IV dgn Nacl 0,9% (KI : hipotensi) antingeri ->
Clopidogrel

Laws dilakukan
L
NB:
Primary PCI dim gomenit (Addimjul) ATAU

dolam 128 menit (dirjul (



Jklewat waktu

Fibrinolik dulu, balu PCI


Ny. J usia 60 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas yang
muncul sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga sering merasakan dada
berdebar-debar tanpa ada alasan yang jelas. Pasien memiliki riwayat
hipertensi tidak terkontrol sejak 7 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
didapatkan TD 140/80 mmHg, HR 107 x/menit, RR 28 x/menit, suhu
36.9°C, terdapat ronkhi di basal paru, serta ditemukan murmur sistolik di
midclavicularis sinistra SIC V. Apakah kelainan yang mendasari
keluhan pasien tersebut?
a. Aorta regurgitasi
b. Trikuspid stenosis
c. Mitral regurgitasi
d. Pulmonal stenosis
e. Mitral stenosis
Penyakit jantung katub

STENOSIS REGURGITASI / ISUFISIENSI


Ketidakmampuan katub jantung membuka Ketidakmampuan katub jantung menutup
sempurna secara sempurna

mumur p
sttolik
ICS2 kan e

↓ PEMERIKSAAN PENUNJANG
Aorta stenosis Echocardiografi ( USG doppler jantung )
MIS

greik diaEndsters
murmur

A
e SMART WAY
1. Tentukan jembatan ingatan
Mitral Isufisiensi Stenosis Aorta Sistolik - M I S A S (sistolik) sk pre/post +
M
3
murmur

Mitral Stenosis Aorta Isufisiensi Diastolik - M S A I D (diastolik) gunakan MISAS/MSAID Lawan

2. Tentukan lokasi katub yg mengalami murmur


M mitral/tricuspid
=

- Aorta => ICS II parasternal kanan


- Pulmonal => ICS II parasternal kiri
A aorts/pulmonal
:

- Tricuspid => ICS IV parasternal kiri


- Mitral => ICS IV / V midclavicula kiri ( apex )
Bayi E usia 2 bulan dibawa oleh ibunya dengan keluhan sesak napas
dan sering terputus saat menetek. Pasien lahir cukup bulan, normal,
langsung menangis. Dari lahir hingga sekarang, pasien tidak pernah

1
biru. Pada auskultasi ditemukan murmur pansistolik pada SIC III linea
para sternalis sinistra. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus
tersebut?
a. Pulmonary Stenosis
b. Paten duktus arteriosus Asianotik
c. Ventrikel septal defect ~
d. Atrial septal defect
e. Tetralogy of fallot
semud kel.
Santung *perfumbuhan
= () boik
mudah sakit
*

malas makan
*

- > Pak Cik & A Di


O diastol - -j - = --

VANAS
-

->
- =

TOF over
=
aorta/vsD/stenosis pulmonal/muti
Sianotik - bootshape, jongkok -back
->
I shape/gunshoot/S2tunggal keras
TGA:
egg

essemenger -
> asianotik -sianotik
Tn. T usia 57 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas sejako 3
0
-

jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi namun jarang meminum
obat. Tidak ada riwayat merokok. Pada pemeriksaan didapatkan TD 200/120
mmHg, HR 115 x/menit, RR 30 x/menit, suhu afebris, ditemukan ronki di
basal paru (+), edema tungkai (+). Apakah tatalaksana yang tepat pada
pasien di atas?
a. Captopril oral + diuretik
b. Nitrogliserin parenteral + valsartan Gagal
di:
Jantung Akut/
c. Nifedipin oral + diuretik
Edema Par Akut
d. Nifedipin oral + valsartan
e. Nitrogliserin parenteral + diuretik
0 POLMON
/
-
untan
-...

tepot
~
-

3
=

-
hipotensi
KI:

dobutamin
Hipoten-abral hangat
=

si

↳ abral dingin:AR <50:


dopamin
↓ HR NE
< 50:
Itingo
BPJS
Seorang laki-laki datang ke kantor BPJS untuk menanyakan perihal
status kepesertaannya. Pada awalnya pasien adalah peserta BPJS PBI,
namun sudah diterima bekerja di sebuah perusahaan swasta. Apakah
jenis kepesertaan BPJS pasien yang sesuai? ↓
a. PBI Gagi Konstan
b. Bukan pekerja
O
c. Pekerja penerima upah

5%don 45% ggi


Pension
-

d. Pekerja bukan penerima upah ->

e. Mandiri
Penerima
Estiintern (-) bantuan

Elkonston
gaji Konstan PBPU

or
PPU
*
-
(-) UMR

gojiUMR

> -
0:
-

=
->
(-) kerja

/
usaha sendiri

colon mantu idaman


Peserta Asuransi A, berobat ke RS Mutiara dan membayar menggunakan
uang pribadi terlebih dahulu kemudian nanti akan diganti oleh Asuransi A.
Apakah metode pembayaran tersebut?
a. Kapitasi
b. Fee for service
c. Reimbursement
d. INA-CBG
e. Out of pocket
Sistem pembiayaan kesehatan
BPIS non BPIS

/
KAPITASI (Klinik/puskes( INA - CBG FEE FOR SERVICE /out
RS op
REIMBURSEMENT
FKTP ->

pocket
Bentuk sistem pembiayaan perbulan dari Bentuk sistem pembiayaan Bentuk pembayaran mandiri Bentuk pembayaran yang
BPJS kepada fasilitas kesehatan tingkat rumah sakit, dimana total tarif tanpa BPJS / asurani Dumum) biasanya digunakan asuransi swasta
pertama (FKTP) berdasarkan jumlah pelayanan kesehatan
peserta yang terdaftar tanpa

ditetapkan sebelum pelayanan
memperhitungkan jenis dan jumlah kesehatan diberikan
Pasien mendahulukan
pelayanan kesehatan yang diberikan ↓
ICD 10
minte klaim
Puskes 30,000
= Anemia:As:1ojt

e
orang
BPJS 10.000 PPOK AG:5jt
long
= =
=

Kapitasi 30.000
=
x10.000
CKD
At
=

djt
=

=100 Ucok -> PROK +CKD

↓ 55t &jt
+

non Kapitasi=FKTP L
13 It

dilvar Kapitasi Non INA CBG ERS


Biaya
~
dai
yy
sudah
dihituny
A
obist"peny. kronik/
=

Ranap/ambulans/slarning/melahirkan/
·
HD / Kemo/MR1/PEtscan/

vakin/Program wjck balik /ANC/KB PC1


Ny. U G1P0A0, 24 tahun, datang ke IGD RS tipe B dalam keadaan inpartu,
pembukaan 3 cm. Tanpa disertai penyulit dan kondisi gawat darurat.
Pasien merupakan pengguna& BPJS kategori PBI. Tindakan apa yang harus
dilakukan oleh pihak RS? - ikuti sturan BPIS
a. Persalinan normal di RS tersebut
b. Persalinan normal diutamakan di faskes tingkat pertama
c. Pasien dirujuk ke RS tipe C
d. Tidak menerima pasien BPJS
e. Memanipulasi kondisi pasien agar bisa diklaim BPJS
PH
sudah dilakvin
Sepasang suami istri akhirnya pergi kontrol ke dokter kandungan karena
sudah 5 tahun belum memiliki keturunan. Sebelumnya pasangan ini
merasa tidak ada kelainan yang terjadi pada mereka. Tahapan
perubahan perilaku apa yang sesuai dengan kasus di atas?
a. Pre contemplation
b. Contemplation
c. Preparation
8
d. Action
e. Maintenance
sebelum
50:50 Janji palsu/buays -
-
Bertahan
Nist(t)
-> Udah tau kapan
* ·udahbewbah/ Kombuhlogi
Belum niat ~ dah dilakvin
*
Sadar
* (t) Belum dilakvin
*

Belum Sadar Belum Zau


~ ~
kapon
mencarhub/Kovelasi/
~> perbedo an
Seorang dokter ingin meneliti distribusi frekuensi kasus COVID-19
berdasarkan usia. Dokter mengambil 1000 sampel dan kemudian
membuat diagram distribusi frekuensi. Apakah design penelitian
dokter tersebut?
a. Cohort
b. Experimental
c. Systematic review
d. Deskriptif
e. Quasi experimental
Jenis penelitian

Clmencohub/korelasi/perbedsan
-
Deskriptive / kualitatif ->Gamboran/Distribusi Analitik /kuantitatip -- (H) mencarihub/konlosi/
perbedaan

Tujuan: menjelaskan / menggambarkan variabel


(-) ada intervensi yg dilakukan pd sampel
Jenis lain : case report, case study, case series
Observasional - listdoga i Eksperimental -
intervensi

Tujuan: korelasi / hubungan / efek Tujuan: korelasi / hubungan / efek


(-) intervensi terhadap subjek penelitian (+) intervensi terhadap subjek penelitian
Cth: Hub lama menderita DM dgn kejadian gangren Cth: Hub mengkonsumsi ekstrak kulit kerang dgn
diabetikum peningkatan TB pd pasien dwarfisme

yy ditambah/
intervensi = suatu baw
dirbah
langsung och peneliti
Seorang dokter ingin meneliti efek jamu untuk menurunkan hipertensi dan
kolesterol. Dokter ingin melakukan penelitian dan mengikuti kondisi
sampel selama 5 tahun ke depan. Apakah design penelitian yang
dilakukan oleh dokter tersebut?
a. Cohort
b. Case control
13. 23 Wib
c. Cross sectional
d. Meta analysis
e. Systematic review
Observational

Cross sectional / Potong lintang Case control / Kontrol kasus Kohort

↳ mahasis kel-
kasus eqel(+) ~PROI
=

Satriya
Kesayangang wa
- 2

- (control
epek (v)
=

-> PPOK (f) FR - efel


Penelitian bersifat prospektif : Risk => Efek Penelitian bersifat retrospektif : Efek => Risk masalalv Penelitian bersifat prospektif / retrospektif
Variabel diukur di satu waktu (1kali) Keuntungan : nilai referensi jurnal lebih baik dari cross sectional Batas waktu “time limit” -> lama/bulon /tahun
Keuntungan : mudah, murah dan cepat
Kelemahan : penelitian dgn nilai referensi / jurnal terendah
Kekurangan : sering terjadi recall bias :lupa
biaya lebih mahal, ribet, lama I
kur
Keuntungan : nilai referensi terbaik
Kelemahan : biaya sangat mahal / lama
tidak memiliki etika medik
ug
W
zikali/
Follow up loss to follow up / drop out

Hub Ghosting
kok dgn key
"
pertamakali
vcok merokole
Hub merokok dgn PPOK 5th

e Fel
St pertamakali/ rekam medik
sebelummaudhering
->

FR

e Fel
FR

FR etek
dr. L melakukan penelitian terhadap 600 pasien suspek glomerulonefritis
akut post-streptokokus (GNAPS). 200 diantaranya mempunyai hasil Anti-
streptolycin titer O (ASTO) + yang dianggap baku emas. Dengan alat uji
diagnostik baru didapatkan temuan 160 hasil positif pada kelompok
ASTO (+). Sementara pada subjek dengan ASTO (-), alat baru tersebut
memberikan hasil negatif sebesar 360 subjek. Berapa C NPV alat baru
tersebut? -
NPV- (+) (-)
a. 95%
C+ D
b. 90% e (+) 160 40
=360
c. 80% -
x100:1.
- (-) 40 2
360 d
d. 66% =
400
200 400
e. 54% =go
Uji diagnostik alat

Sensitivitas -
skinning Spesifisitas ->
diagnostik
Uji untuk menilai akurasi alat baru dlm menyatakan Uji untuk menilai akurasi alat baru dlm menyatakan
seseorang benar-benar sakit true:Sama seseorang benar-benar sehat
False:beds B False +
A true
=

= +

C:False
Penyskit/ D:twee
-

-> ACA

False/Bohong/ -
DBD

PPV ( positive predictive value ) = A / A + B -> Ai

NPV ( negative predictive value ) = Dlc + -> DiC:Dul

Contoh:
Rapid sifilis akat baru untuk diagnostik sifilis ; total sampel 200
100 (+) rapid sifilis => 10 pasien TPHA (-)
100 (-) rapid sifilis => 95 pasien TPHA (-)
~netrol
dr. M ingin membuat penelitian tentang pengaruh pemberian
glukosamin tablet jangka panjang terhadap kejadian DM tipe II pada
wanita lansia. Pada penelitian tersebut didapatkan Relative Risk
sebesar 1.00. Apa kesimpulan yang tepat?
a. Pemberian glukosamin dan DM tipe II memiliki hubungan sebab
akibat yang lemah
b. Pemberian glukosamin dan DM tipe II memiliki hubungan sebab
akibat yang kuat
c. Pemberian glukosamin merupakan faktor protektif terhadap
kejadian DM tipe II
d. Pemberian glukosamin merupakan faktor pencetus DM tipe II
e. Pemberian glukosamin tidak berpengaruh terhadap kejadian DM tipe
II
RP / RR / OR

Interpretasi :
> 1 : V. Ind beresiko x kali menyebabkan V. Dependent
1,00 / = 1 : No effect Adk add hub/netrol
< 1 : V. Ind melindungi / faktor protektif terhadap V. Dependent

l
dr. S ingin melakukan penelitian terkait tingkat depresi dan kulitas hidup
pada pasien HIV di suatu kecamatan, karena keterbatasan data
mengenai pasien yang menderita HIV maka dokter tersebut melakukan
mengambilan data dengan cara mengunggu pasien di poli VCT masing
masing puskesmas di kecamatan tersebut sampai jumlah data terpenuhi.
Metode pengambilan sampel tersebut adalah?
a. Accidental sampling

sifting
b. Snow ball sampling
c. Saturation sampling
Janis sample now
probability
8
d. Quota sampling
e. Purposif sampling
I -wanita
dimaso-30th dikelver -
Ebersedia
->
gg. jiwa
>--
--

⑧ - ke
don orang orang
-
- -> Kasus
langka/(-)umum
Con the
e n spot

setif/sukaati
bow pertamokal:
~
Pada suatu kota X di Indonesia didapatkan 3 kasus anak-anak < 3
tahun meninggal dunia akibat peradangan liver yang tidak diketahui
sebabnya. Kejadian tersebut termasuk dalam?
a. Epidemi
b. -
Pandemi
-
c. Sporadik
--

0
d. - - terrs
Endemik ado
menews ->
Epernadhilong
e. -
KTB
Epidemiologi

semud

Endemis malaria
=

Sporadis =DBD Outbreak / KLB ->


ditetapkon Pandemi Semua
=

Epidemi
-
negar
Dinkes

Kasus yg terus Kasus jumlahnya naik - Kasus dari (-) ada => ada Penyakit yang Di satu bagian negara /
menerus ada di suatu
Kemation
turun dari tiap periode - Kasus jumlah pasien naik 2x lipat menembus / melewati belum melewati batas
wilayah waktu Shilang timbi peride sebelumnya batas negara negara
- Kasus jumlahnya naik 3 periode
man

L d
waktu bertunt?
I pernat hilang/ (1) pernah capai O
I batas
negara
f) pernah capaiO Salah satu

d
I kota WABAH

KLB
~ +
gg- Fungsi masyarakat
*Ditetapkan Menkes
O ②
Seorang peneliti ingin membandingkan berat badan siswa SMA
berdasarkan lokasi sekolah yaitu C di kota dan -di desa. Berat badan
dikalkulasi dalam C kilogram. Dari hasil penelitian ditemukan p=0,09
yang berarti tidak ada korelasi BB dengan lokasi sekolah. Apakah uji
hipotesis yang digunakan oleh peneliti?
a. Chi square kaNu Hub Lokosi Sekolah dyn BBadan
b. Anova
-
keh
Numerik
2

c. Mc Nemar (-)berpasangan Kategorik Kelompol


=

d. Independent T-test Normal


e. Fisher
Skala ukur

Bagaimana data-data pada sebuah penelitian disajikan

Dikelompokkan
Dikategorikan
=>
-Angi 3 to a

e
Bias (kg(m(cm)
Bisie
~


schwa- Bisaminus Aalbissminus:BB/TB(TD
Homogenitas data luji normalitas

Shapiro - wilk Kolmogorov smirnov

Sampel < 50 Sampel > 50

P > 0,05 = homogen / distribusi normal

NB:I suatu penelitian (canturkan nilainormalitas normal


anggap
=
Analisis bivariat
ANOVA

OLeway=
*

() bepasangan Kaka
Cinta Fish

-Ewoway/Repeated:(t) KaNw main Teka -Teli Willy


berpasangan
d
E normal Bempasangan
Whitney

E
↓ main Teka-Tek:
Friedman
Kategoril Idk
berpasangan
kaNu 2 Nova Kurs

NuNr main P S
Seorang peneliti ingin mencari hubungan antara faktor risiko
menggunakan masker scuba dengan terinfeksi COVID-19. Peneliti sudah
memiliki data sebagai berikut. Berapakah nilai ↳
odd ratio penelitian
tersebut?
1
2 b AxD 250x300
I

a d wx20
B

a. 250x10/20x300
b. 20x300/250x10

c. 250x300/10x20
d. 20x10/250x300
e. 250x20/10x300
Hitung resiko penelitian

- Prevalence Ratio (PR) => Cross sectional


- Odd Ratio (OR) => Case control
- Relative Risk (RR) => Kohort

erck
ABi bagi <D

FR

!
A

Cth :
Hub perilaku LGBT dengan kejadian sifilis
100 org LGBT => 80 (+) sifilis
100 org (-) LGBT => 20 (+) sifilis
Hitung resiko.... +
Seorang kepala Puskesmas ingin menggalakkan program pengelolaan
penyakit kronis dengan mengadakan pemeriksaan rutin kepadatan tulang
pada lansia tiap 6 bulan yang bekerjasama dengan pihak swasta.
Kegiatan ini adalah termasuk pada level pencegahan?
a. Early detection u
I
b. Specific protection skrining
c. Disability limitation
d. Health promotion
e. Rehabilitation
Level pencegahan

Promosi kesehatan

Upaya pencegahan
PRIMER

-
Spesific protection

Upaya pencegahan penyakit


! SEKUNDER

Early diagnosis and prompt treatment

↓ I
Diagnosis awal dan pengobatan tepat
Sa kit, tapi
be !um cacat

Disability limitation


Mencegah kecacatan
TERSIER

-Salt at


da

Rehabilitation

Upaya pengembalian
penyakit yg dilakukan yang dilakukan oleh petugas ↓ ↓
komplikasi/ fungsi tubuh

oleh petugas kesehatan kesehatan sesudah kasus S
krining TB 0 At
=
-slas kaki senormal-normalnya
sebelum kasus penyakit muncul
DM -
medical
checkup DM:insulin
↳ win
funduskopi pemeliharaan
penyakit muncul
↓ HIV:ARU ↓
Semua org beresiko +- Orangeresiko doang Fisioterapi/
kakipalsu/

Penyuluhan, sir bersih, Fogging/kelombul Kursi roda
jamban schat valsin/isoman
Posyandu dengan jumlah kader 6 orang, rutin melakukan kegiatan setiap
bulan. Rata-rata cakupan program utama seperti KIA/KB, Imunisasi, Gizi
sudah lebih dari 50%. Untuk program tambahan juga sudah terlaksana
dengan baik. Dana sehat sudah mencakup 70% KK. Apakah jenis
posyandu tersebut?
a. Pratama
b. Madya
c. Purnama
d. Mandiri ~
e. Mantap
P M P M

Protams JIkader 5 a Frek penimbangs <&x/tahun

Modya Adk
punya program
tambahan

Purnoma
3 IL dand Schat <50%
&
punya program tambalor

Mandiri -
I dana schot, 50 % punya program tambahan
Diketahui jumlah penduduk kota B adalah 100.000, jumlah kasus TB
adalah 140 dengan kasus baru 65 dan kasus lama 75. Berapakah
insidensi kasus TB di kota B tersebut?
a. 65/100.000 ~
b. 75/100.000
c. 140/100.000 :000
Insidersi
=

d. 205/100.000
e. 215/100.000
BARU IN
=

=
terkena
penyakit
LAMA:sebelum.
C

100 populasi
jong roksin-Cresiko
37 org
kena polic
3 insidersi
=
~
Seorang pasien dirujuk oleh Puskesmas ke Rumah Sakit Umum di
kotanya karena komplikasi dari penyakit DM yang dideritanya. RS
tersebut memiliki dokter spesialis penyakit dalam, kandungan dan
kebidanan, bedah umum, dan anak. RS tersebut memiliki pelayanan
radiologi dan laboratorium. Apakah tipe RS yang tepat pada kasus di
atas?
a. RS tipe A
b. RS tipe B Tenaga Medis -
-4 Sp.desar

c. RS tipe C e
d. RS tipe D
e. RS tipe E
I Bed ①
Tipe rumah sakit ↳
-
I
tensga medis

Sp.A, Sp.PD,
Sp.B, Sp.0G

51. Bed

(H)
250
Konsultan
0 200

0 O
H
100
Konsultan
= dua
Dx2 58
Di salah satu wilayah di Majalengka, angka kematian bayi pada tahun
2020 tinggi. Salah satu cara untuk menurunkan AKB adalah dengan
membuat suatu peraturan yang mengikat di daerah. Apa yang harus
dilakukan oleh kepala puskesmas untuk mendukung pembuatan
peraturan tersebut?
a. Pemberdayaan
b. Bina suasana
c. Advokasi
d. Social support
e. Empowerment
0 -
c
Seorang anak usia 10 tahun didiagnosis oleh dokter mengalami
kelainan katup jantung. Dokter lalu merujuk pasien ke dokter jantung
spesialis anak. Apakah jenis rujukan pada kasus tersebut?
a. Kolateral
b. Interval
S
· dokter
c. Cross e

d. Split
e. Horizontal
Sistem rujukan

RUJUKAN INSTANSI RUJUKAN DOKTER


- Horizontal : se tipe (PKM - PKM, RS Tipe B - - Interval : rujukan “batas waktu” => kembalikan
RS Tipe B) 0
- Split : rujuk ke banyak dokter ; dokter utama (-) ikut merawat
tetsp
- Vertikal : beda level (PKM - RS tipe C, RS Tipe Collab/ lain
- Collateral : dokter merujuk ke dokter dan ikut merawat
-

Raber
C - RS Tipe B) -O
Cross : dokter merujuk pasien untuk selamanya

Cross=wjuk ke) dokter


(-ldikembalikan/
Split=wirk kesdokter 3 selemanys/
-Likut merswat
Dalam suatu daerah terdapat 50.000 penduduk, di antaranya laki-laki
dewasa sejumlah 10.000 dan perempuan dewasa sejumlah 20.000.
Ditemukan kasus demam tifoid sebanyak 100 danO
5 orang di antaranya
meninggal akibat demam tifoid. Berapakah angka fatalitas kasus
demam tifoid pada daerah tersebut? ↓
a. 5/100 n
b. 5/50.000 Amoti =- 5

c. 500/50.000 5) sakit 100

d. 100/50.000
e. 50/100
Cause Fatality :
bobmatix 10.
↳ terserang sakit

C

mati
(r)

Anda mungkin juga menyukai