Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 (2023.1)

Nama Mahasiswa : Kadek Dwita Indah Prameswari

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 047875427

Tanggal Lahir : 9 Mei 2003

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4116 / Manajemen

Kode/Nama Program Studi : 53 / Ekonomi Pembangunan

Kode/Nama UPBJJ : 77 / Denpasar

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu / 8 Juli 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Kadek Dwita Indah Prameswari


NIM : 047875427
Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4116 / Manajemen
Fakultas : Fakultas Ekonomi
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
UPBJJ-UT : Denpasar

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Denpasar, 8 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

(Kadek Dwita Indah Prameswari)

Nama Mahasiswa
LEMBAR JAWABAN

1.

1. Pada saat ini, perusahaan Q menerapkan pendekatan motivasi yang bersifat


kontrol dan pengawasan terhadap karyawan karena Manajer produksi
menyatakan bahwa operator memberikan hasil yang bagus jika diawasi saat bekerja dan diberi gaji
yang sesuai. Namun, direktur baru yang memiliki pengalaman di perusahaan multinasional
menginginkan perubahan dalam pendekatan motivasi perusahaan.
Pendekatan motivasi yang sebaiknya diubah oleh perusahaan Q adalah dari pendekatan yang
bersifat kontrol dan pengawasan menjadi pendekatan yang memberikan partisipasi kepada karyawan
dalam kemajuan perusahaan. Karena Direktur baru, yang memiliki pengalaman di perusahaan
multinasional, ingin mengubah pendekatan motivasi perusahaan Q. Rekomendasi adalah
menerapkan pendekatan motivasi yang lebih partisipatif, di mana karyawan diberi kesempatan untuk
terlibat dalam kemajuan perusahaan dan memiliki peran aktif dalam pengambilan keputusan.

Ada beberapa alasan mengapa perubahan pendekatan motivasi diperlukan :


 Pemahaman tujuan dan visi perusahaan: Perusahaan Q harus berkomunikasi dengan jelas
tujuan dan visi perusahaan kepada karyawan. Hal ini membantu karyawan memahami arah
yang ingin dicapai oleh perusahaan dan merasa terhubung dengan tujuan tersebut.
 Peningkatan keterlibatan dan loyalitas karyawan: Dengan melibatkan karyawan dalam
kemajuan perusahaan, perusahaan Q dapat menciptakan lingkungan kerja yang membangun
keterlibatan dan loyalitas karyawan. Karyawan yang merasa dihargai, didengarkan, dan
memiliki peran aktif dalam perusahaan cenderung lebih puas dan bertahan lebih lama dalam
organisasi.
 Peningkatan inovasi dan kreativitas: Dengan memberikan partisipasi kepada karyawan,
perusahaan dapat memanfaatkan pengetahuan, ide, dan pengalaman yang dimiliki oleh
seluruh anggota tim. Ini dapat merangsang inovasi, kreativitas, dan pemecahan masalah yang
lebih baik di perusahaan.
 Perubahan tren motivasi karyawan: Tren motivasi karyawan telah berubah dari kontrol
dan pengawasan tradisional menjadi pendekatan yang lebih partisipatif. Karyawan saat ini
cenderung mencari arti dan tujuan dalam pekerjaan mereka, serta ingin merasa terlibat dalam
pengambilan keputusan dan kemajuan perusahaan.
 Peningkatan kinerja dan produktivitas: Dengan memberikan partisipasi kepada karyawan,
perusahaan dapat memotivasi mereka untuk berkinerja tinggi. Ketika
karyawan merasa memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan
perusahaan, mereka cenderung lebih berdedikasi, inovatif, dan produktif.

Dengan mengadopsi pendekatan motivasi yang memberikan partisipasi,


perusahaan Q dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih kolaboratif, di
mana karyawan merasa dihargai, terlibat, dan memiliki rasa memiliki terhadap perusahaan.
Pendekatan ini dapat meningkatkan kinerja, produktivitas, kreativitas, dan loyalitas karyawan dalam
jangka panjang.

2. Dalam pendekatan motivasi PT. Q, terdapat beberapa asumsi yang digunakan yaitu :
 Karyawan membutuhkan pengawasan : Asumsi ini didasarkan pada pengalaman manajer
produksi yang telah bekerja selama 10 tahun di PT. Q. Menurutnya, operator akan
memberikan hasil yang bagus jika diawasi saat bekerja. Hal ini berarti bahwa karyawan
membutuhkan pengawasan atau supervisi untuk memastikan bahwa mereka melakukan
tugas mereka dengan benar dan efisien. Asumsi ini mungkin didasarkan pada kepercayaan
bahwa tanpa pengawasan, karyawan mungkin tidak akan bekerja dengan sebaik-baiknya
atau mungkin melakukan kesalahan yang dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas
mereka.
 Gaji yang sesuai sebagai motivator : Asumsi ini juga berasal dari pendapat manajer
produksi. Menurutnya, memberikan gaji yang sesuai dengan kinerja karyawan akan menjadi
motivator bagi mereka untuk memberikan hasil yang bagus. Asumsi ini mengindikasikan
bahwa PT. Q sebelumnya mengandalkan insentif finansial sebagai faktor utama dalam
memotivasi karyawan. Ini dapat berarti bahwa perusahaan percaya bahwa karyawan akan
lebih termotivasi untuk bekerja dengan baik jika mereka merasa dihargai dan dihormati
melalui kompensasi yang sesuai.
 Karyawan membutuhkan partisipasi dalam kemajuan perusahaan : Asumsi ini
diajukan oleh direktur baru, yang memiliki pengalaman kerja selama 8 tahun di perusahaan
multinasional. Direktur tersebut menyadari bahwa motivasi karyawan tidak hanya
bergantung pada pengawasan dan gaji yang sesuai. Asumsi ini berpendapat bahwa
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam kemajuan perusahaan
dapat menjadi faktor motivasi yang kuat. Dengan mengikutsertakan karyawan dalam
pengambilan keputusan, memberikan ruang untuk ide-ide baru, dan melibatkan mereka
dalam proses perubahan dan pengembangan perusahaan, diharapkan karyawan akan merasa
memiliki tanggung jawab dan komitmen yang lebih besar terhadap kesuksesan perusahaan.
Dengan mempertimbangkan asumsi-asumsi ini, PT. Q memiliki tujuan untuk
melakukan transformasi manajemen dan mengubah persepsi selama ini tentang
motivasi karyawan. Mereka ingin menciptakan lingkungan kerja yang lebih
inklusif, di mana pengawasan tetap penting, namun karyawan juga diberi
kesempatan untuk berpartisipasi dalam kemajuan perusahaan. Dengan demikian,
PT. Q berharap dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan serta
meraih kesuksesan yang lebih besar di industri garmen yang kompetitif.

3. PT. Q menggunakan pendekatan motivasi yang mencakup dua aspek penting: pengawasan dan
partisipasi karyawan dalam kemajuan perusahaan.
Ada beberapa kebijakan motivasi dan pengharapan yang diterapkan oleh PT. Q yaitu :
 Pengawasan yang tepat : PT. Q mengakui bahwa pengawasan merupakan faktor penting
dalam mempengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan. Dalam hal ini, pengawasan yang
dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pekerjaan. Diharapkan bahwa
dengan pengawasan yang tepat, karyawan akan memberikan hasil kerja yang baik. Karyawan
akan merasa terdorong untuk bekerja dengan baik karena mereka menyadari bahwa
pekerjaan mereka diperhatikan dan diawasi.
 Gaji yang sesuai : Manajer produksi mengungkapkan bahwa memberikan gaji yang sesuai
dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan. Oleh karena itu, PT. Q diharapkan
memberikan gaji yang memadai kepada karyawan sebagai pengakuan atas kontribusi dan
hasil kerja mereka. Diharapkan bahwa dengan memberikan gaji yang sesuai, karyawan akan
merasa dihargai dan termotivasi untuk mencapai kinerja yang tinggi.
 Partisipasi dalam kemajuan perusahaan : Direktur baru PT. Q menekankan pentingnya
partisipasi karyawan dalam kemajuan perusahaan. Karyawan diharapkan memiliki peran
aktif dalam memberikan masukan dan ide-ide yang dapat meningkatkan efisiensi, inovasi,
dan kualitas kerja. Diharapkan bahwa dengan memberikan kesempatan kepada karyawan
untuk berpartisipasi, mereka akan merasa memiliki peran yang penting dalam perusahaan dan
akan termotivasi untuk berkinerja tinggi.

Dengan menggabungkan pengawasan yang tepat, pemberian gaji yang sesuai, dan partisipasi
karyawan dalam kemajuan perusahaan, PT. Q berharap dapat menciptakan lingkungan kerja yang
memotivasi dan produktif. Karyawan akan merasa terdorong untuk memberikan hasil yang baik,
merasa dihargai, dan merasa memiliki tanggung jawab dalam mencapai kesuksesan perusahaan.
2.
1. Berdasarkan pengalaman yang disampaikan, jenis kemitraan yang terjadi
antara A dan PT. B adalah kemitraan usaha dengan model integrasi vertikal.
Dalam kemitraan ini, PT. B sebagai perusahaan besar yang bergerak di bidang
industri unggas akan menjadi partner A, peternak bebek UMKM. Model integrasi
vertikal adalah ketika dua perusahaan atau entitas bisnis yang berbeda bergabung
atau menjalin kemitraan untuk memanfaatkan kekuatan dan keahlian masing-masing dalam rantai
nilai yang sama.
Dalam konsep kemitraan ini, peran dan kedudukan masing-masing pihak adalah sebagai berikut :
 PT. B sebagai perusahaan besar yang bergerak di bidang industri unggas, akan berperan
sebagai penggiat atau perintis integrated farming system, yaitu menggabungkan aktivitas
peternakan hulu (pembibitan) dan peternakan hilir (pembesaran) dengan dukungan
pemasaran yang lebih luas. PT. B akan membantu A dalam memperoleh bibit bebek yang
berkualitas, memberikan pedoman teknis dalam usaha peternakan, menyediakan bahan
pakan, dan menangani pemasaran hasil ternak A.
 A sebagai peternak bebek UMKM akan dijadikan sebagai partner peternak oleh PT. B. A
akan melakukan aktivitas pembibitan dan pembesaran bebek sesuai dengan pedoman dan
bantuan teknis dari PT. B serta menggunakan bibit bebek yang dipasok oleh PT. B. Selain
itu, A akan mendapatkan manfaat dari dukungan pemasaran yang lebih luas oleh PT. B agar
bebek produksi A dapat lebih mudah dan lancar terjual di pasaran.
Melalui kemitraan ini, diharapkan A dapat meningkatkan kualitas bebek yang diproduksi,
mendapatkan pembinaan teknis, serta memiliki akses pasar yang lebih baik melalui kerjasama
dengan PT. B. Dengan demikian, kemitraan ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan
stagnasi dan masalah pemasaran yang dihadapi oleh A, serta memberikan kesempatan bagi A untuk
mengembangkan usaha peternakannya.

2. Dalam jenis kemitraan di atas antara A sebagai peternak UMKM dengan PT. B, kewajiban
masing-masing pihak yaitu :
 Kewajiban A sebagai peternak :
 Menyediakan dan melakukan pembibitan karena PT. B mengandalkan pasokan bebek
dari A.
 Melakukan pembesaran bebek sesuai dengan standar yang ditentukan oleh PT. B,
termasuk dalam hal pemeliharaan, pakan, dan kesehatan.
 Mencari pemasaran untuk produk
bebek, tetapi dapat mengkonsultasikan
dengan PT. B dalam hal strategi
pemasaran.
 Menjaga kualitas bebek agar stabil,
termasuk dengan mengikuti arahan,
pengetahuan, dan pembinaan dari PT. B.
 Melakukan laporan keuangan dan operasional secara berkala kepada PT. B.

 Kewajiban PT. B sebagai perusahaan besar :


 Memberikan pembinaan dan pendampingan pada A dalam hal beternak bebek yang lebih
profesional dan efisien.
 Menyediakan bantuan teknis, seperti pelatihan, pengiriman bibit bebek, pengelolaan
pakan, dan tata cara pemeliharaan.
 Menjamin pembelian produk bebek dari A dengan harga yang adil dan wajar, tanpa
memanfaatkan kondisi bebek yang sedang tidak laku di pasaran.
 Memberikan jaminan akses pasar yang lebih luas, termasuk memberikan pengantar atau
koneksi ke konsumen dan pengepul yang terpercaya.
 Berkomitmen untuk mempertahankan kontrak kemitraan dalam jangka waktu yang
disepakati, kecuali ada alasan atau situasi yang di luar kehendak kedua belah pihak.

3. Keuntungan dari peternakan A jika memilih jenis kemitraan dengan PT. B yaitu :
 Pasar yang lebih stabil : Dengan menjadi peternak untuk PT. B, A akan memiliki akses
ke pasar yang lebih stabil dan terjamin. PT. B sebagai perusahaan besar di industri
unggas memiliki jaringan distribusi yang luas dan pelanggan tetap, sehingga dapat
membantu menjaga penjualan bebek A.
 Penjaminan pembelian : Dalam kemitraan ini, PT. B mungkin menjamin pembelian
bebek A dengan jumlah tertentu atau dalam periode waktu yang ditentukan. Hal ini dapat
membantu A dalam mengatasi masalah bebek yang tidak laku di pasaran, karena adanya
jaminan pembelian yang telah disepakati sebelumnya.
 Binaan dan pembinaan : Dalam kerjasama dengan PT. B, A kemungkinan akan
mendapatkan binaan dan pembinaan dari perusahaan tersebut. PT. B sebagai perusahaan
besar mungkin akan memberikan bimbingan dan pengetahuan yang lebih dalam
mengenai manajemen peternakan, teknik pemeliharaan yang baik, dan
strategi pemasaran yang efektif. Hal ini dapat membantu A dalam
meningkatkan kualitas bebek peternakannya dan mengembangkan
usahanya.

Namun, ada juga beberapa risiko yang perlu diperhatikan oleh A dalam
memilih jenis kemitraan ini yaitu :
 Ketergantungan pada PT. B : Dalam kemitraan ini, A akan menjadi peternak untuk PT.
B, yang berarti A akan sangat tergantung pada perusahaan tersebut. Jika PT. B
mengalami masalah keuangan atau perubahan strategi bisnis, hal ini dapat berdampak
negatif pada usaha peternakan A.
 Keterbatasan kontrol : Sebagai peternak untuk PT. B, A mungkin memiliki
keterbatasan dalam mengendalikan beberapa aspek bisnisnya. PT. B akan memiliki
keputusan strategis yang lebih dominan, termasuk harga penjualan, jenis bebek yang
dibesarkan, dan metode pemeliharaan. A harus siap untuk mengikuti kebijakan dan
keputusan yang ditetapkan oleh PT. B.
 Potensi persaingan : Dalam kemitraan ini, A mungkin juga akan menjadi pesaing bagi
peternakan bebek lainnya yang bekerja dengan PT. B. Persaingan dapat meningkat
karena akses yang lebih terbatas ke pasar dan sumber daya yang dibagi dengan
peternakan lainnya yang bekerja sama dengan PT. B.
 Potensi perubahan harga : Meskipun PT. B mungkin menawarkan jaminan pembelian,
tetap ada potensi perubahan harga yang dapat mempengaruhi keuntungan A. Jika harga
yang ditawarkan oleh PT. B rendah atau tidak menguntungkan, A mungkin menghadapi
kesulitan finansial.
Sebelum memutuskan untuk menjalin kemitraan dengan PT. B, A perlu mempertimbangkan baik
keuntungan maupun risiko yang terkait dengan kemitraan ini, serta melakukan analisis bisnis yang
matang untuk menentukan apakah kemitraan tersebut sesuai dengan tujuan dan kebutuhan usahanya.

3.
1. Fungsi manajemen yang rutin dilakukan oleh PT.Z dalam narasi tersebut adalah fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan perbaikan.
 Fungsi perencanaan:
PT.Z rutin melakukan rapat evaluasi akhir tahun untuk mengevaluasi pencapaian
target di tahun tersebut. Selain itu, mereka juga melakukan proyeksi ke
depan untuk merencanakan target-target untuk tahun-tahun berikutnya.
Fungsi perencanaan dalam manajemen merupakan proses menetapkan
tujuan organisasi, merumuskan strategi, serta merencanakan tindakan-
tindakan yang diperlukan guna mencapai tujuan tersebut.
 Fungsi pengorganisasian:
Dalam melakukan evaluasi dan proyeksi target, PT.Z melibatkan
seluruh lingkup organisasi, meliputi bagian penjualan, keuangan, operasional, dan kepuasan
pelanggan. Fungsi pengorganisasian dalam manajemen adalah proses membangun struktur
organisasi yang efektif, mengalokasikan tugas dan tanggung jawab kepada individu-individu
yang kompeten, serta memastikan koordinasi dan kerjasama antar bagian.
 Fungsi pengawasan:
Meskipun terdapat bulan Juni 2021 di mana penjualan tidak tercapai, PT.Z tetap
melakukan pengawasan untuk memastikan target-target tercapai dan melakukan perbaikan
yang diperlukan. Fungsi pengawasan dalam manajemen adalah proses memantau kinerja
organisasi, membandingkan antara pencapaian dengan target yang telah ditetapkan, dan
mengambil tindakan korektif untuk memperbaiki deviasi yang terjadi.
 Fungsi perbaikan:
Dari hasil pengawasan yang dilakukan, PT.Z melakukan perbaikan sehingga target
tahun 2021 dapat tercapai. Fungsi perbaikan dalam manajemen adalah proses memperbaiki
proses, kebijakan, atau sistem yang tidak efektif atau tidak efisien, berdasarkan hasil evaluasi
dan pengawasan. Tujuannya adalah meningkatkan kinerja organisasi serta mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

Dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen secara rutin, PT.Z dapat memastikan agar target-
target yang direncanakan tercapai, menganalisis masalah yang terjadi, serta memperbaiki kinerja
organisasi guna meningkatkan keberhasilan perusahaan di masa mendatang.

2. Berdasarkan informasi yang diberikan, fungsi manajemen yang dilakukan oleh PT.Z pada bulan
Juni 2021 adalah fungsi pengendalian.
Fungsi Pengendalian:
PT.Z melakukan pengawasan pada bulan Juni 2021 setelah tercatat penjualan yang
tidak tercapai. Tujuan dari pengawasan ini adalah memastikan bahwa target yang telah
direncanakan dapat tercapai dan untuk mengevaluasi pencapaian terhadap
target. Dari hasil pengawasan tersebut, PT.Z kemudian melakukan
perbaikan sehingga target 2021 dapat tercapai.
Tipe pengendalian yang dilakukan oleh PT.Z pada bulan Juni 2021
bisa dikategorikan sebagai kontrol preventif. Kontrol preventif adalah
tindakan pengendalian yang dilakukan sebelum terjadinya masalah, dengan
tujuan mencegah adanya ketidaksesuaian antara kenyataan dengan apa yang direncanakan.
Dalam hal ini, PT.Z secara rutin melakukan pengawasan dan melakukan perbaikan sehingga
dapat mencegah terjadinya ketidakseimbangan dalam pencapaian target penjualan.

Selain kontrol preventif, terdapat juga tipe pengendalian lainnya yang bisa dilakukan oleh PT.Z,
antara lain:
 Kontrol kearah: Kontrol ini mengarahkan aktivitas organisasi menuju pencapaian tujuan
dan sasaran yang sudah direncanakan. Melalui pengawasan dan perbaikan, PT.Z memastikan
bahwa organisasi tetap bergerak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan
menyesuaikan jika terjadi deviasi.
 Kontrol umpan balik: Kontrol ini dilakukan setelah terjadinya sebuah kegiatan atau proses
dengan tujuan mendapatkan informasi retroaktif untuk evaluasi dan perbaikan. PT.Z
melakukan evaluasi terhadap pencapaian target dan memperbaiki kekurangan yang terjadi
berdasarkan masukan dan umpan balik dari hasil pengawasan.
 Kontrol operasional: Kontrol operasional fokus pada pengendalian rutin dalam pelaksanaan
operasi sehari-hari dalam organisasi. Dalam kasus PT.Z, kontrol operasional terkait dengan
pengawasan dan perbaikan yang dilakukan pada seluruh lingkup organisasi, mulai dari
penjualan, keuangan, operasional, hingga kepuasan pelanggan.
Dalam mengendalikan kegiatan operasional dan mencapai target, PT.Z dapat menggunakan
kombinasi dari tipe-tipe pengendalian tersebut guna memastikan bahwa organisasi berjalan secara
efektif dan efisien.

3. Variabel yang dianggap kritis/penting dalam hal ini dikenal sebagai Key Performance Indicators
(KPI) atau Indikator Kinerja Utama. KPI merupakan ukuran atau metrik yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi. KPI ini biasanya ditetapkan
berdasarkan faktor-faktor yang penting dan berpengaruh terhadap keberhasilan operasional,
keuangan, pemasaran, dan kepuasan pelanggan.
PT.Z melakukan sistem pengendalian dengan
menggunakan KPI sebagai alat untuk mengukur
dan memantau pencapaian target perusahaan.
Dalam hal ini, perusahaan menggunakan KPI
sebagai indikator untuk mengukur kinerja di
berbagai aspek seperti penjualan, keuangan, operasional, dan kepuasan pelanggan.
KPI ini dipilih berdasarkan penilaian manajer atas variabel-variabel yang dianggap kritis dan
memiliki dampak besar terhadap keberhasilan organisasi.
Dalam sistem pengendalian, PT.Z melakukan langkah-langkah berikut:
 Penetapan KPI : PT.Z melakukan identifikasi dan penetapan KPI yang relevan dan cerdas
untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. KPI ini berkaitan dengan target
keseluruhan perusahaan dan departemen.
 Pengukuran Kinerja : PT.Z mengumpulkan data dan informasi terkait dengan KPI yang
telah ditetapkan. Data ini diukur dan dievaluasi secara berkala untuk mengetahui sejauh
mana pencapaian terhadap target dan apakah ada deviasi yang perlu ditindaklanjuti.
 Analisis dan Evaluasi : PT.Z melakukan analisis terhadap kinerja yang diukur, baik yang
mencapai target maupun yang tidak tercapai. Dilakukan evaluasi untuk menemukan akar
penyebab pencapaian atau ketidaksesuaian dengan target.
 Pengawasan dan Penindakan : PT.Z rutin melakukan pengawasan untuk memastikan target
tercapai dan mengidentifikasi area yang perlu perbaikan. Jika ada deviasi atau
ketidaksesuaian, PT.Z melakukan tindakan perbaikan yang dapat mencakup penyesuaian
rencana, perizinan dana tambahan, perubahan strategi pemasaran, pengembangan produk
baru, atau pelatihan karyawan.
Melalui pengendalian yang sistematis dan penggunaan KPI yang relevan, PT.Z memastikan agar
variabel kritis/penting termonitor dengan baik dan organisasi dapat berjalan lancar menuju
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai