Panduan Praktis Klinis

SMF : THT-KL
RSUD SINJAI
2012-2014
RHINOSINUSITIS KRONIK
1. Pengertian (Definisi) Radang kronik mukosa cavum nasi dan sinus paranasalis
2. Anamnesis 1. Hidung tersumbat
2. Post Nasal Discharge (sekret di hidung bagian belakang)
3. Penghidu berkurang
4. Rasa nyeri di daerah sinus yang terkena, misalnya
dibawah kelopak mata, di belakang bola mata, pangkal
hidung, atau dahi
3. Pemeriksaan Fisis 1. Mukosa cavum nasi kadang hiperemi
2. Kongesti konka
3. Sekret mukopurulen
4. Pada nasofaring terdapat mukopus (post nasal
discharge)
4. Kriteria Diagnosis 1. Obstruksi nasi
2. Rinore mukopurulen
3. Mukosa cavum nasi hiperemi
4. Kongesti konka
5. Sekret mukopurulen
5. Diagnosis Rhinosinusitis Kronik
6.Diagnosis Banding 1. Rinitis alergi
2. Rinitis vasomotor
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi 1. Anti biotik
2. Dekongestan
3. Analgetik
9. Edukasi Berenang dan menyelam sebaiknya dihindari pada
penderita rhinosinusitis
10. Prognosis Ad vitam : bonam
Ad sanationam : dubia
Ad fungsionam : dubia
11. Tingkat Evidens II
12. Tingkat Rekomendasi A
13. Penelaah Kritis 1. dr. Indo Sakka, Sp.THT-KL, M.kes
2. dr. Nurwahidah, M.Kes
14. Indikator Medis Rhinosinusitis merupakan penyakit yang sangat meluas,
yang mengenai sekitar 13,6 juta penduduk dunia per tahun
15. Kepustakaan 1. Modul Sinusitis Paranasal, Kolegium Ilmu Kesehatan
THT-KL Indonesia, 2008
2. Soepardi EA, Iskandar N. Sinusitis, dalam Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, ed. Ke-4,
FK-UI, Jakarta, 2000. Hal : 121 - 125
 3. Ballenger JJ. Infeksi Sinus Paranasal, dalam Penyakit
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, Jilid 1 ,
Edisi 13, Alih Bahasa/Editor Staf Ahli Bagian THT
FKUI RSCM, Binarupa Aksara, Jakarta., 1994. Hal :
232 -246
4. Dhingra PL. Acute Sinusitis, in Diseases of Ear,
Nose,and Throat, 4th edition, New Delhi India, 2007.
Hal : 181 – 184

……………………, ……………………………………2012

Ketua Komite Medik Ketua SMF…………………………………………

…………………………… …………………………………..

Direktur RSUD………………………..

………………………………………………